You are on page 1of 6

Volume V. No.

1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat


ISSN 2460 - 9374

PENGARUH LATIHAN SENAM KEGEL


TERHADAP FREKUENSI BERKEMIH PADA LANSIA
DI UPTD KESEJAHTERAAN LANJUT USIA PADU WAU WAIPARE MAUMERE
Yosefina Dhale Pora1, Maria Lambertina Barek Aran1, Diana Maya Sari Sonang3
1,2
Dosen Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan UNIPA
3
Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan UNIPA
email: yevinpora84@gmail.com

Abstrak
Incontinence urine is health problems quite often be found in people aged advanced, especially of
women. Incontinence of urine is elimination of urine from the bladder an uncontrolled or occurring
outside desire. Gymnastic kegel is gymnastics to strengthen pelvic muscles or calisthenics which
aims to strengthen muscle basic pelvic muscles pubococcygeal especially of a muscle, So that it
can strengthen muscles of the urinary tract.Exercise or gymnastic kegel has long been used to treat
( Nygaard, 2010). Research is aimed to know the influence of exercise kegel against incontinence
of urine in elderly inhabitant of UPTD Kesejahteraan Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere.
By using the method quasi experiment with a design research non-randomized one-group pretest
posttest design. The withdrawal of samples conducted in purposive for the elderly experiencing of
sampling the whole incontinence of urine in UPTD Kesejahteraan Lanjut Usia Padu Wau Waipare
Maumere.The results of research showing absence of difference between frekwensi meaningfui
micturition before exercise kegel with frekwensi micturition after exercise kegel with p value =
0,001 (p value & it; 0.05 ) with having value as z -3,742. Based on these results can be concluded
that the exercise kegel to a decrease in frekwensi micturition on elderly.
Keywords: Kegel Exercise, Urine Incontinence, Elderly.

8
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

PENDAHULUAN dan juga karena ketidaktahuan mengenai


Proses menua (aging proses) biasanya akan masalah inkontinensia urine dan menganggap
ditandai dengan adanya perubahan fisik– bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu
biologis, mental ataupun psikososial. yang wajar terjadi pada orang usia lanjut serta
Perubahan fisik diantaranya adalah tidak perlu diobati (Sudoyono dkk., 2006).
penurunan sel, penurunan sistem Inkontinensia urine merupakan eliminasi
persyarafan, sistem pendengaran, sistem urine dari kandung kemih yang tidak
penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem terkendali atau terjadi diluar keinginan. Lebih
pengaturan temperature tubuh, sistem dari10 juta penduduk dewasa di Amerika
respirasi, sistem endokrin, sistem kulit, Serikat menderita inkontinensia urine
sistem perkemihan, sistem musculokeletal. (AHCPR, 1992). Keadaan ini mengenai
Perubahan – perubahan mental pada lansia individu dengan segala usia meskipun paling
yaitu terjadi perubahan kepribadian, memori sering dijumpai pada lansia. Dilaporkan
dan perubahan intelegensi (Nugroho, 2008). bahwa Lebih dari separuh penghuni panti
Perubahan yang terjadi pada sistem lansia menderita inkontinensia urine
perkemihan yaitu penurunan tonus otot (Brunner & Suddarth, 2002). Latihan untuk
vagina dan otot pintu saluran kemih (uretra) memperkuat otot panggul (sering disebut
yang disebabkan oleh penurunan hormon latihan senam kegel) telah lama
esterogen, sehingga menyebabkan terjadinya digunakan untuk mengobati / menurunkan
inkontinensia urine, otot–otot menjadi inkontinensia urin (Nygaard, 2010). Latihan
lemah,kapasitasnya menurun sampai otot panggul (senam kegel) diikutsertakan
200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK dalam intervensi primer dalam menangani
meningkat. Perubahan letak uterus akan inkontinensia urine (Potter&Perry, 2006).
menarik otot–otot vagina dan bahkan Senam kegel adalah senam untuk
kandung kemih dan Rektum seiring dengan menguatkan otot panggul atau senam
proses penurunan ini,masalah tekanan yang bertujuan untuk memperkuat otot–otot
dan perkemihan (inkontinensia Atau retensi) dasar panggul terutama otot puboccygeal
akibat pergeseran kandung kemih. Fungsi sehingga seorang wanita dapat memperkuat
sfingter yang terganggu menyebabkan otot–otot saluran kemih. Senam kegel juga
kandung kemih bocor bila batuk atau bersin, dapat menyembuhkan ketidak-mampuan
bisa juga disebabkan oleh kelainan menahan kencing (inkontinensia urine)
di sekeliling daerah saluran kencing, fungsi (Widianti & Proverawati, 2010). Senam
otak besar yang terganggu dan kegel berguna untuk mengencangkan dan
mengakibatkan kontraksi kandung kemih, memulihkan otot di daerah alat genital dan
terjadi hambatan pengeluaran urine anus (Cendika & Indarwati, 2010). Tujuan
dengan pelebaran kandung kemih, urine dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
banyak dalam kandung kemih sampai pengaruh latihan kegel terhadap
kapasitas berlebihan (Brunner & Suddarth, inkontinensia Urine pada lansia perempuan
2002). Inkontinensi urine merupakan penghuni UPTD Kesejahteraan Lanjut Usia
masalah kesehatan yang cukup sering Padu Wau Waipare Maumere. Hasil
dijumpai pada orang berusia lanjut, penelitian diharapkan dapat memberikan
khususnya perempuan. Inkontinensia urine kontribusi baik bagi para lansia yang tinggal
sering kali tidak dilaporkan oleh pasien atau di panti sosial secara langsung maupun bagi
keluarganya, antara lain karena menganggap institusi pelayanan kesehatan dan institusi
bahwa masalah tersebut merupakan masalah pendidikan serta bagi perkembangan ilmu
yang memalukan atau tabu untuk diceritakan keperawatan dalam memberikan asuhan

9
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

keperawatan inkontinensia urine. No Karakteristik f %


responden
1. Umur
METODE 60 – 65 Tahun 12 30%
Desain yang digunakan adalah “quasi 70- 75 tahun 21 52,5%
experiment” dengan menggunakan >75 Tahun 7 17,5%
pendekatan non-randomized one group 2. Lama Tinggal di panti
pretest posttest design. Penarikan sampel 1 - 5 tahun 24 60%
6 – 10 tahun 12 30%
dilakukan secara purposive sampling yaitu
>10 tahun 4 10%
yang memenuhi kriteria inklusi adalah semua 3. Status Perkawinan
lansia perempuan yang mengalami Kawin 8 20%
inkontinensia urine di UPTD Kesejahteraan Janda/cerai mati 28 70%
Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere. Tidak Kawin 4 10%
Pengumpulan data menggunakan instrumen Sumber data primer, November 2017
observasi dengan melakukan observasi Dari table 1 di atas diketahui mayoritas lansia
aktif menanyakan langsung kepada lansia perempuan sebagai responden penelitian ini
perempuan keadaan kencing setiap hari. adalah yang berusia antara 70-75 tahun
Analisis data menggunakan statistic non sebanyak 21 orang (52,5%), lama tinggal di
parametris dengan uji Wilcoxon Signed panti 6-10 tahun sebanyak 12 orang (30%)
Rank Test. Untuk melihat adanya pengaruh dan status perkawinan adalah janda/cerai
latihan kegel terhadap inkontinensia Urine, mati sebanyak 28 orang (70%).
peneliti menggunakan taraf signifikansi (α =
0,05). Pelaksanaan Latihan Kegel Pada Lansia.
Tabel 2. Observasi Pelaksanaan Latihan
HASIL DAN PEMBAHASAN Kegel pada Lansia perempuan di UPTD
Karakteristik Responden Kesejahteraan Lanjut Usia Padu Wau
Waipare Maumere.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 40
No Karakteristik f %
orang, berikut akan diuraikan tentang responden
karakteristik umum responden yang meliputi Pelaksanaan Latihan Kegel
umur, lama tinggal di panti, dan status 1. Baik 36 90%
perkawinan. 2. Cukup 3 7,5%
3. Kurang 1 2,5%
Jumlah 40 100
Sumber data primer, November 2017

Dari table.2 di atas diketahui mayoritas


Tabel 1. Karakteristik responden penelitian responden lansia perempuan melakukan
(Lansia Perempuan) di UPTD Kesejahteraan latihan kegel dengan baik adalah sebanyak 36
Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere orang (90%).

Frekwensi Berkemih Sebelum dan Sesudah Dilakukan Latihan Kegel.


Tabel 3. Observasi Frekwensi Berkemih Sebelum dan Sesudah Dilakukan Latihan kegel pada
Lansia perempuan di UPTD Kesejahteraan Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere
No Frekuensi Berkemih Sebelum latihan kegel Sesudah Latihan Kegel

f % f %

10
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

1. ≤ 5 Kali sehari 25 62,5 38 95


2. 6 – 10 Kali sehari 13 32,5 1 2,5
3. >10 kali sehari 2 5 1 2,5
Jumlah 40 100 40 100
Sumber data primer, November 2017

Table 3 di atas menunjukan bahwa sebelum latihan kegel frekwensi berkemih pada lansia
perempuan yang ≤ 5 kali sehari sejumlah 25 orang (62,5%), setelah dilakukan latihan kegel lansia
yang frekwensi berkemihnya ≤ 5 kali sehari meningkat menjadi 38 orang (95 %).
Hasil penelitian menunjukan frekwensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan
berkemih lansia sebelum dilakukan latihan gejala inkontinensia urin post intervensi
kegel terdapat 32,5 % yang mengalami latihan kegel. Hal ini sesuai dengan konsep
inkontinensia urin sedang dengan frekwensi latihan kegel dan pendapat seorang dokter
berkemih 6 – 10 kali sehari, serta terdapat kandungan bernama Kegel pada tahun 1940,
5 % lansia yang mengalami inkontinentia bahwa latihan kegel sangat bermanfaat untuk
urine berat dengan frekwensi berkemih lebih menguatkan otot rangka pada dasar
dari 10 kali sehari. Hal ini dapat dihubungkan panggul, sehingga memperkuat fungsi
dengan mayoritas usia lansia yang menjadi sfingter eksternal pada kandung kemih
responden adalah dalam rentang usia 70-75 (Septiastri & Siregar, 2012). Latihan otot
tahun (52,5%) sehingga masih dapat dasar panggul ini awalnya diperkenalkan
mengontrol kognitifnya dalam hal berkemih. oleh Kegel untuk pasien pasca melahirkan.
Selain itu juga menurut Hidayat (2007) Latihan ini terus dikembangkan dan
inkontinensia dapat terjadi dengan derajat dapat dilakukan pada lansia yang mengalami
ringan berupa keluarnya urin hanya beberapa masalah inkotinensia stress yaitu pengeluaran
tetes sampai dengan keadaan berat dan sangat urine tidak terkontrol akibat bersin, batuk,
mengganggu penderita. Inkontinensia urin tertawa atau melakukan latihan jasmani dan
dapat mengenai perempuan pada semua usia inkontinensia urgensi dimana terjadi
dengan derajat dan perjalanan yang gangguan kontrol pengeluaran urin,
bervariasi. Inkontinensia urin dapat dengan dilakukan latihan Kegel bisa
memberikan dampak serius pada kesehatan memperbaiki fungsi otot dasar panggul yaitu
fisik, psikologi, dan sosial pasien, serta rangkaian otot dari tulang panggul sampai
dapat berdampak buruk bagi keluarga dan tulang ekor. Latihan kegel merupakan latihan
karier pasien. Hasil analisa data diperoleh dalam bentuk seri untuk membangun kembali
bahwa klasifikasi gejala inkontinensia urin kekuatan otot dasar panggul, bantuan yang
post intervensi latihan kegel diperoleh bahwa signifikan dari rasa sakit vestibulitis vulva,
klasifikasi inkontinensia urin ringan (95 %), dan, dalam banyak kasus, memungkinkan
dengan frekwensi berkemih kurang dari atau pasien untuk terlibat dalam aktivitas
sama dengan 5 kali sehari. Persentase ini seksual yang normal (Widiastuti, 2011).

Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Inkontinensia Urine Pada Lansia.


Tabel 4. Hasil Uji Statistik Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Inkontinensia Urine Menggunakan
Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan α = 0,05.
No Variable yang diuji Mean Standar Deviasi P value Z

1. Frekwensi Berkemih Sebelum Latihan Kegel 2,58 0,594 0,001 -3,742

11
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

2. Frekwensi Berkemih Setelah Latihan Kegel 2,92 0,350


Sumber data primer, November 2017

Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test berkemih pada lansia di UPTD Kesejahteraan
diperoleh nilai z -3,742 dan p-value = 0,000 Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere
(p<0,05) yang berarti ada pengaruh latihan
kegel terhadap penurunan frekwensi KESIMPULAN
berkemih pada lansia di UPTD Kesejahteraan Latihan kegel yang dilakukan secara rutin
Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere. dan teratur oleh para lansia memberikan
Hasil ini didukung oleh pendapat Pujiastuti manfaat
(2003) yang menjelaskan bahwa Kegel yang yang sangat besar bagi kekuatan otot
exercise adalah latihan kontraksi otot dasar panggul lansia sehingga para lansia dapat
panggul secara aktif yang untuk mengontrol keinginan berkemih, latihan
meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. kegel yang dilaksanakan secara rutin dan
Sedangkan menurut Nursalam (2007), latihan teratur menyebabkan penurunan frekwensi
kegel merupakan aktivitas fisik yang tersusun berkemih (inkontinensia urine). Hal ini
dalam suatu program yang dilakukan secara menunjukan bahwa ada pengaruh latihan
berulang-ulang guna meningkatkan kegel terhadap penurunan frekwensi
kebugaran tubuh. Latihan kegel sangat berkemih pada lansia di UPTD Kesejahteraan
bermanfaat untuk menguatkan otot rangka Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere,
pada dasar panggul, sehingga memperkuat oleh karena itu sebaiknya latihan kegel
fungsi sfingter eksternal pada kandung dilakukan secara rutin dengan disertai senam
kemih. Latihan otot dasar panggul ini lansia lainnya yang disenangi oleh lansia.
diperkenalkan oleh Kegel untuk pasca Keberhasilan atau kesuksesan kegiatan
melahirkan. Latihan ini terus dikembangkan dipengaruhi oleh penerimaan lansia dan
dan dilakukan pada lansia yang mengalami keterlibatan staf dalam mengingatkan para
masalah inkotinensia stress dan inkontinensia lansia untuk tetap melaksakanan latihan
urgensi. Latihan Kegel bisa memperbaiki kegel.
fungsi otot panggul, memberikan bantuan DAFTAR PUSTAKA
yang signifikan dari rasa sakit vestibulitis
vulva, dan, dalam banyak kasus, Agus Riyanto,(2010), Aplikasi Metodologi
memungkinkan pasien untuk terlibat dalam Penelitian, Nuha Medika, Yogyakata.
aktivitas seksual yang normal (Widiastuti, Arita Murwani (2008) Asuhan keperawatan
2011). Penelitian ini memperoleh hasil nilai p keluarga, Mitra cendikia, Jogjakarta.
= 0,001 (p<0,05), maka disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang sigifikan antara pre Azis Alimul Hidayat,(2009),Metode
dan post intervensi latihan kegel. Hasil Penelitian Keperawatan dan teknis analisa
analisa data dengan menggunakan Wilcoxon data, Salemba medika, Jakarta.
Signed Rank Test (pre-post dalam Kushariyadi (2011) Asuhan keperawatan
kelompok), pada hasil pengukuran gejala pada klien lanjut usia, salemba medika,
inkontinensia urin pre test memiliki nilai rata- Jakarta.
rata sebesar 2,58, sedangkan hasil
Notoatmodjo, S. (1993) Metodelogi Riset
pengukuran gejala inkontinentia urine post
Keperawatan, CV. Sagung Seto, Jakarta.
test diperoleh nilai rata-rata
2,92, nilai z sebesar -3,742 (base on negatif Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan
rank), yang berarti ada pengaruh latihan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
kegel terhadap penurunan frekwensi Salemba medika,Jakarta.

12
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374

Nursalam (2007). Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Pudjiastuti (2003). Fisioterapi pada Lansia.
Jakarta: EGC.
Purwanto H. (1994), Komunikasi untuk
Perawat, EGC, Jakarta. Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Depkes RI
(1981) Tehnis Perawatan Dasar Depkes
RI, Jakarta.
Septiastri & Siregar (2012). Latihan Kegel
Dengan Penurunan Gejala Inkontinensia Urin
Pada Lansia. Jurnal Keperawatan. Maret
2012.
Sutrisno Hadi, Prof, Dr MA. (1984) Statistik,
Fakultas Psikologis Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Sopiyudin Dahlan, (2011),Statistik untuk
kedokteran dan kesehatan, Salemba
Medika,Jakarta.
Wahyudi nugroho, (2008) Gerontik dan
geriatric,EGC,Jakarta.
Widyaningsih (2009).Pengaruh latihan Kegel
Terhadap Frekuensi lnkontinensia Urine
Pada Lansia di Panti Wreda Pucang
Gading Semarang. Diakses pada tanggal 12
September 2017 dari
http://repository.unimus.ac.id/2009/pengarh
latihan kegel terhadap frekuensi
inkontinensia urin pada lansia.

13

You might also like