Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Incontinence urine is health problems quite often be found in people aged advanced, especially of
women. Incontinence of urine is elimination of urine from the bladder an uncontrolled or occurring
outside desire. Gymnastic kegel is gymnastics to strengthen pelvic muscles or calisthenics which
aims to strengthen muscle basic pelvic muscles pubococcygeal especially of a muscle, So that it
can strengthen muscles of the urinary tract.Exercise or gymnastic kegel has long been used to treat
( Nygaard, 2010). Research is aimed to know the influence of exercise kegel against incontinence
of urine in elderly inhabitant of UPTD Kesejahteraan Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere.
By using the method quasi experiment with a design research non-randomized one-group pretest
posttest design. The withdrawal of samples conducted in purposive for the elderly experiencing of
sampling the whole incontinence of urine in UPTD Kesejahteraan Lanjut Usia Padu Wau Waipare
Maumere.The results of research showing absence of difference between frekwensi meaningfui
micturition before exercise kegel with frekwensi micturition after exercise kegel with p value =
0,001 (p value & it; 0.05 ) with having value as z -3,742. Based on these results can be concluded
that the exercise kegel to a decrease in frekwensi micturition on elderly.
Keywords: Kegel Exercise, Urine Incontinence, Elderly.
8
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374
9
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374
f % f %
10
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374
Table 3 di atas menunjukan bahwa sebelum latihan kegel frekwensi berkemih pada lansia
perempuan yang ≤ 5 kali sehari sejumlah 25 orang (62,5%), setelah dilakukan latihan kegel lansia
yang frekwensi berkemihnya ≤ 5 kali sehari meningkat menjadi 38 orang (95 %).
Hasil penelitian menunjukan frekwensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan
berkemih lansia sebelum dilakukan latihan gejala inkontinensia urin post intervensi
kegel terdapat 32,5 % yang mengalami latihan kegel. Hal ini sesuai dengan konsep
inkontinensia urin sedang dengan frekwensi latihan kegel dan pendapat seorang dokter
berkemih 6 – 10 kali sehari, serta terdapat kandungan bernama Kegel pada tahun 1940,
5 % lansia yang mengalami inkontinentia bahwa latihan kegel sangat bermanfaat untuk
urine berat dengan frekwensi berkemih lebih menguatkan otot rangka pada dasar
dari 10 kali sehari. Hal ini dapat dihubungkan panggul, sehingga memperkuat fungsi
dengan mayoritas usia lansia yang menjadi sfingter eksternal pada kandung kemih
responden adalah dalam rentang usia 70-75 (Septiastri & Siregar, 2012). Latihan otot
tahun (52,5%) sehingga masih dapat dasar panggul ini awalnya diperkenalkan
mengontrol kognitifnya dalam hal berkemih. oleh Kegel untuk pasien pasca melahirkan.
Selain itu juga menurut Hidayat (2007) Latihan ini terus dikembangkan dan
inkontinensia dapat terjadi dengan derajat dapat dilakukan pada lansia yang mengalami
ringan berupa keluarnya urin hanya beberapa masalah inkotinensia stress yaitu pengeluaran
tetes sampai dengan keadaan berat dan sangat urine tidak terkontrol akibat bersin, batuk,
mengganggu penderita. Inkontinensia urin tertawa atau melakukan latihan jasmani dan
dapat mengenai perempuan pada semua usia inkontinensia urgensi dimana terjadi
dengan derajat dan perjalanan yang gangguan kontrol pengeluaran urin,
bervariasi. Inkontinensia urin dapat dengan dilakukan latihan Kegel bisa
memberikan dampak serius pada kesehatan memperbaiki fungsi otot dasar panggul yaitu
fisik, psikologi, dan sosial pasien, serta rangkaian otot dari tulang panggul sampai
dapat berdampak buruk bagi keluarga dan tulang ekor. Latihan kegel merupakan latihan
karier pasien. Hasil analisa data diperoleh dalam bentuk seri untuk membangun kembali
bahwa klasifikasi gejala inkontinensia urin kekuatan otot dasar panggul, bantuan yang
post intervensi latihan kegel diperoleh bahwa signifikan dari rasa sakit vestibulitis vulva,
klasifikasi inkontinensia urin ringan (95 %), dan, dalam banyak kasus, memungkinkan
dengan frekwensi berkemih kurang dari atau pasien untuk terlibat dalam aktivitas
sama dengan 5 kali sehari. Persentase ini seksual yang normal (Widiastuti, 2011).
11
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374
Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test berkemih pada lansia di UPTD Kesejahteraan
diperoleh nilai z -3,742 dan p-value = 0,000 Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere
(p<0,05) yang berarti ada pengaruh latihan
kegel terhadap penurunan frekwensi KESIMPULAN
berkemih pada lansia di UPTD Kesejahteraan Latihan kegel yang dilakukan secara rutin
Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere. dan teratur oleh para lansia memberikan
Hasil ini didukung oleh pendapat Pujiastuti manfaat
(2003) yang menjelaskan bahwa Kegel yang yang sangat besar bagi kekuatan otot
exercise adalah latihan kontraksi otot dasar panggul lansia sehingga para lansia dapat
panggul secara aktif yang untuk mengontrol keinginan berkemih, latihan
meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. kegel yang dilaksanakan secara rutin dan
Sedangkan menurut Nursalam (2007), latihan teratur menyebabkan penurunan frekwensi
kegel merupakan aktivitas fisik yang tersusun berkemih (inkontinensia urine). Hal ini
dalam suatu program yang dilakukan secara menunjukan bahwa ada pengaruh latihan
berulang-ulang guna meningkatkan kegel terhadap penurunan frekwensi
kebugaran tubuh. Latihan kegel sangat berkemih pada lansia di UPTD Kesejahteraan
bermanfaat untuk menguatkan otot rangka Lanjut Usia Padu Wau Waipare Maumere,
pada dasar panggul, sehingga memperkuat oleh karena itu sebaiknya latihan kegel
fungsi sfingter eksternal pada kandung dilakukan secara rutin dengan disertai senam
kemih. Latihan otot dasar panggul ini lansia lainnya yang disenangi oleh lansia.
diperkenalkan oleh Kegel untuk pasca Keberhasilan atau kesuksesan kegiatan
melahirkan. Latihan ini terus dikembangkan dipengaruhi oleh penerimaan lansia dan
dan dilakukan pada lansia yang mengalami keterlibatan staf dalam mengingatkan para
masalah inkotinensia stress dan inkontinensia lansia untuk tetap melaksakanan latihan
urgensi. Latihan Kegel bisa memperbaiki kegel.
fungsi otot panggul, memberikan bantuan DAFTAR PUSTAKA
yang signifikan dari rasa sakit vestibulitis
vulva, dan, dalam banyak kasus, Agus Riyanto,(2010), Aplikasi Metodologi
memungkinkan pasien untuk terlibat dalam Penelitian, Nuha Medika, Yogyakata.
aktivitas seksual yang normal (Widiastuti, Arita Murwani (2008) Asuhan keperawatan
2011). Penelitian ini memperoleh hasil nilai p keluarga, Mitra cendikia, Jogjakarta.
= 0,001 (p<0,05), maka disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang sigifikan antara pre Azis Alimul Hidayat,(2009),Metode
dan post intervensi latihan kegel. Hasil Penelitian Keperawatan dan teknis analisa
analisa data dengan menggunakan Wilcoxon data, Salemba medika, Jakarta.
Signed Rank Test (pre-post dalam Kushariyadi (2011) Asuhan keperawatan
kelompok), pada hasil pengukuran gejala pada klien lanjut usia, salemba medika,
inkontinensia urin pre test memiliki nilai rata- Jakarta.
rata sebesar 2,58, sedangkan hasil
Notoatmodjo, S. (1993) Metodelogi Riset
pengukuran gejala inkontinentia urine post
Keperawatan, CV. Sagung Seto, Jakarta.
test diperoleh nilai rata-rata
2,92, nilai z sebesar -3,742 (base on negatif Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan
rank), yang berarti ada pengaruh latihan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
kegel terhadap penurunan frekwensi Salemba medika,Jakarta.
12
Volume V. No.1 Juni 2018 Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat
ISSN 2460 - 9374
13