You are on page 1of 6

PENGARUH LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL

PADA PEREMPUAN LANJUT USIA DENGAN GANGGUAN


INKONTINENSIA URIN

Marti Rustanti, Saifudin Zuhri, Nur Basuki


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Abstract: Urinary Incontinence, Elderly, Pelvic Floor Muscle Exercises. The


increasing elderly population in Indonesia has the potential to further increase the
burden of the people, especially when the present elderly have a high level of
dependency. Elderly at risk of having high dependency because the function of
their physic and mental were already decrease. On the health aspect also
potentially arise various health problems include incontinence urine. Urinary
incontinence conditions will result in severe depression and decreased their
quality of life. This study aimed to determine the effect or benefit of pelvic floor
muscle training for elderly women with urinary incontinence disorders. This
study is a quasi-experimental design with one group pretest and posttest with
control. The study compared treatment groups that were given pelvic floor
muscle exercises for three months and control group that were not given pelvic
floor muscle exercises. The instrument used in this study is the International
Consultation on Incontinence Questionnaire (ICIQ-short form), which will be
filled by the two groups with guided officers before and after three months of
training. Wilcoxon test showed there is a difference before and after treatment in
the treatment group with p = 0.00. Furthermore the Mann Whitney test showed
also difference between treatment groups with the control group with p = 0.00. In
the treatment group increased the ability of the pelvic floor muscles so that the
ability to control urinary incontinence to be better, whereas the control group did
not obtain it. Pelvic floor muscle exercises can improve the ability of the pelvic
floor muscles to control urinary incontinence.

Keywords: Urinary Incontinence, Elderly, Pelvic Floor Muscle Exercises

Abstrak: Inkontinensia Urin, Lansia, Latihan Otot Dasar Panggul. Semakin


meningkatnya populasi lanjut usia di Indonesia berpotensi semakin menambah
beban masyarakat, apalagi bila lanjut usia yang ada tidak mandiri atau
mempunyai tingkat ketergantungan tinggi. Lanjut usia beresiko mempunyai
ketergantungan tinggi karena secara fisik maupun mental sudah mengalami
penurunan fungsi. Pada aspek kesehatan juga berpotensi timbul berbagai masalah
kesehatan diantaranya adalah Inkontinensia urin. Kondisi Inkontinensia urin yang
berat akan mengakibatkan depresi dan penurunan kualitas hidup dari lanjut usia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau manfaat latihan otot
dasar panggul pada perempuan lanjut usia dengan gangguan inkontinensia urin.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain One group
pretest and posttest with control. Penelitian ini membandingkan kelompok
perlakuan yang diberikan latihan otot dasar panggul selama tiga bulan dengan
kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

111
112 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82- 196

International Consultation on Incontinence Questionaire (ICIQ-short form) yang


akan diisi oleh subyek penelitian kedua kelompok dengan dipandu petugas
sebelum dan setelah tiga bulan latihan. Uji Wilcoxon menunjukkan ada
perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok perlakuan dengan
p=0,00. Uji Mann Whitney menunjukkan ada perbedaan antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol dengan p = 0,00. Pada kelompok perlakuan
kemampuan otot dasar panggul meningkat sehingga kemampuan dalam
mengontrol inkontinensia urin menjadi lebih baik, sedangkan pada kelompok
kontrol tidak didapatkan hal tersebut. Latihan otot dasar panggul dapat
meningkatkan kemampuan otot dasar panggul dalam mengontrol inkontinensia
urin.

Kata Kunci: Inkontinensia Urin, Lansia, Latihan Otot Dasar Panggul

PENDAHULUAN Dampak yang ditimbulkan antara lain


Lanjut usia di Indonesia dari lanjut usia menjadi kurang percaya
tahun ketahun semakin meningkat diri, kemudian menutup diri yang akan
jumlahnya seiring dengan peningkatan semakin merasa kesepian di hari
kesejahteraan masyarakat Indonesia. tuanya. Dampak lain yang ditimbulkan
Besarnya populasi lanjut usia sedikit oleh inkontinensia urin ini adalah
banyak akan mempengaruhi beban resiko terjadinya infeksi saluran
masyarakat secara umum. Apabila kencing dan dermatitis.
populasi lanjut usia terus meningkat Berbagai upaya telah dilakukan
akan semakin menambah beban manusia untuk mengurangi dampak
masyarakat. Hal ini disebabkan karena dari inkontinensia urin ini seperti
lanjut usia pada umumnya sudah tidak memberikan pengobatan kepada lanjut
produktif, mulai terserang beberapa usia untuk memperbaiki kemampuan
penyakit degeneratif sehingga akan mengontrol kencingnya. Selain itu
mempengaruhi kemandirian lanjut usia anjuran untuk latihan otot dasar
tersebut. Salah satu masalah yang panggul untuk mengatasi kejadian
dapat meningkatkan beban dan inkontinensia urin telah membuktikan
menurunkan kemandirian lanjut usia dalam penelitiannya bahwa latihan
adalah inkontinensia urin. otot-otot dasar panggul yang dilakukan
Inkontinensia urin ini adalah suatu secara teratur dan terkontrol dapat
keadaan dimana lanjut usia karena menurunkan angka kejadian
perubahan fisiologis akan mengalami inkontinensia urin. Dengan latihan
penurunan kemampuan menahan otot-otot dasar panggul akan
kencingnya. Seiring dengan mengurangi pembiayaan dan akan
bertambahnya usia, kemampuan meningkatkan kualitas hidup dari
menahan kencing ini semakin lanjut usia tersebut.
menurun, sehingga lanjut usia
berpotensi untuk mengalami kencing METODE PENELITIAN
tidak terasa atau “mengompol”. Penelitian ini merupakan
Kencing yang tidak terasa ini akan penelitian eksperimen dengan
sangat mempengaruhi baik secara menggunakan desain one group pre
fisik maupun psikologis lanjut usia. test and post test with control dengan
Marti Rustanti, Pengaruh Latihan Otot Dasar Panggul 113

tujuan untuk mengetahui manfaat awal. Analisis hasil pengukuran


latihan otot dasar panggul dalam menggunakan Wilcoxon test dan Mann
memperbaiki gangguan inkontinensia Whitney test dengan menggunakan
urin pada perempuan lanjut usia. bantuan software SPSS 15.
Penelitian ini terdiri dari satu
kelompok perlakuan dan satu HASIL PENELITIAN
kelompok kontrol. Kelompok Subjek penelitian adalah
perlakuan diberi perlakuan berupa kelompok lansia yang tergabung
latihan otot dasar panggul setiap hari dalam Posyandu Lansia di wilayah
selama 3 bulan (12 minggu) yang Desa Tohudan, Kecamatan Colomadu,
setiap minggunya dilakukan secara Kabupaten Karanganyar. Seluruh
bersama-sama dibawah monitor subyek berjumlah 51 orang. 27 orang
seorang fisioterapis masuk dalam kelompok perlakuan dan
Kriteria inklusi yang ditetapkan 24 sisanya sebagai kelompok kontrol.
dalam penelitian ini adalah, Karakteristik Subyek berdasarkan usia
perempuan lanjut usia, berusia dan tipe inkontinensia tersaji dalam
minimal 55 tahun, dengan gejala Tabel 1.
inkontinensia tipe stres atau tipe Tabel 1
urgensi atau tipe campuran, bersedia Karakteristik Subyek penelitian
menjadi subyek dalam penelitian ini. Karakteristik Perlakuan Kontrol
Kriteria untuk mengeluarkan subyek
yang telah terjaring sebagai subyek Usia (th)
Maksimum 82 91
penelitian adalah, menderita penyakit Minimum 55 56
jantung, ketidak mandirian beraktivitas Mean 65,93 70,46
fungsional, mengalami demensia. Standar Dev 7,00 11.59
Kriteria untuk menghentikan subyek Tipe Inkontinensia
sebagai peserta penelitian adalah, Stres 11 12
apabila tidak mengikuti latihan 5 kali (40,7%) (50%)
Urgensi 9 (33.3%) 8
berturut-turut, saat pengukuran akhir (33,3%)
tidak hadir Campuran 7 (25.9%) 4
Alat ukur yang digunakan (16,7%)
dalam penelitian ini adalah Subyek penelitian sebelum dan
Internarnational Consultation on sesudah diberikan perlakuan, baik
Incontinence Questionaire (ICIQ-short kelompok perlakuan maupun
form) merupakan alat ukur berupa kelompok kontrol diukur kemampuan
kuesioner untuk mengevaluasi otot dasar panggulnya dengan
kemampuan otot dasar panggul dalam menggunakan ICIQ-short form.
menahan kencing atau mengontrol Hasil pengukuran tersebut
inkontinensia urin. Hasil pengukuran tersaji pada tabel.2 berikut ini.
dengan kuesioner ini hasilnya minimal Tabel 2
0 dan maksimal 21. Kemampuan otot Keadaan awal dan akhir Subyek
dasar panggul semakin baik apabila penelitian
hasil penilaian semakin kecil atau 0. ICIQ- Pre Test Post Test
Analisis deskriptif untuk data short
umur dan tipe inkontinensia urin yang form
Perlaku Kontr Perlaku Kontr
diambil sebelum dilakukan intervensi an ol an ol
114 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82- 196

Maksim 11 14 5 14 dengan hasil pengukuran akhir


um kelompok kontrol, Uji ini
Minimu 4 4 0 4
menggunakan uji Mann Whitney dan
m
Mean 5,96 6,33 1,52 7,08 didapatkan hasil p = 0,00 (p<0,05).
Standar 2,46 3,08 2,03 3,12 Hal ini menunjukkan bahwa ada
Dev perbedaan antara kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol, seperti yang
Dari tabel.2 menunjukkan bahwa tersaji pada tabel 4.5 berikut,
terjadi perubahan rerata pada Tabel 5
kelompok perlakuan maupun Uji beda hasil pengukuran akhir
kelompok kontrol. Pada kelompok antara kelompok perlakuan dan
perlakuan perubahan menurun kontrol
sifatnya, sedangkan pada kelompok Variabel Pengukuran Selisih p
kontrol sifatnya meningkat. Post Test Post Test Rerata
Perlakuan Kontrol
Uji beda sebelum dan sesudah
perlakuan pada kelompok perlakuan ICIQ-short 1,52 7,08 5,56 0,00
dengan menggunakan uji Wilcoxon form
didapatkan hasil p = 0,00 (p < 0,05)
Hal ini menunjukkan bahwa ada PEMBAHASAN
perbedaan antara sebelum dan sesudah Dari deskripsi subyek
perlakuan secara bermakna, seperti penelitian menunjukkan bahwa angka
terlihat pada tabel 3. kejadian inkontinensia urin semakin
Tabel 3 bertambah seiring dengan
Uji beda sebelum dan sesudah bertambahnya usia terbukti pada
perlakuan pada kelompok subyek penelitian ini, usia 50 tahunan
perlakuan berjumlah 11 orang (21,57%), usia 60
Variabel Pengukuran Selisih
tahunanp berjumlah 18 orang
Pre Test Post Test Rerata
(35,29%)dan usia 70 tahunan
ICIQ-short form 5,96 1,52 berjumlah
- 4,44 0,00 14 orang (27,45%), usia 80
tahunan berjumlah 5 orang (9,80%)
Uji beda hasil pengukuran awal dan usia 90 tahunan berjumlah 3 orang
dan akhir pada kelompok kontrol (0,58%) dari seluruh subyek yang
dengan menggunakan uji Wilcoxon di berjumlah 51 orang.
dapatan hasil p = 0,00 (p<0,05). Hal Tipe inkontinensia urin pada
ini menunjukkan adanya perbedaan subyek penelitian ini paling banyak
antara hasil ukur awal dan akhir, tipe stres sejumlah 23 orang (45,10%)
seperti terlihat pada tabel 4. diikuti dengan tipe urgensi sejumlah
Tabel 4 17 orang (33,33%) dan tipe campuran
Uji beda hasil pengukuran awal dan 11 orang (21,57%). Tipe inkontinensia
akhir pada kelompok kontrol yang paling umum dijumpai pada
Variabel Pengukuran lanjut pusia adalah tipe stres (3), sesuai
Selisih
Pre Test Post Test Reratadengan subyek penelitian ini.
Pada kelompok perlakuan
ICIQ-short form 6,33 7,08 + 0,75 0,00
setelah diberikan latihan otot dasar
panggul selama 12 minggu didapatkan
Uji beda antara hasil
perubahan rerata nilai ICIQ-short form
pengukuran akhir kelompok perlakuan
Marti Rustanti, Pengaruh Latihan Otot Dasar Panggul 115

dari 5,96 menurun menjadi 1,52. Hasil penelitian ini juga sejalan
Selain itu berdasarkan analisis statistik dengan penelitian (4) dimana intensitas
dengan uji beda menggunakan uji latihan yang semakin tinggi semakin
Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,00. mampu meningkatkan kontrol
Hal ini menunjukkan bahwa ada inkontinensia urin. Penelitian
pengaruh latihan otot dasar panggul membandingkan latihan otot dasar
dalam meningkatkan kemampuan otot panggul 1 minggu sekali dengan
dasar yang berpengaruh pada latihan otot dasar pangggul seminggu
peningkatan kontrol inkontinensia 4 kali selama 6 bulan membuktikan
urin. bahwa latihan otot dasar panggul
Pada kelompok kontrol, yang dengan intensitas lebih tinggi dapat
tidak diberikan perlakuan latihan otot meningkatkan kontrol inkontinensia
dasar panggul juga mengalami urin lebih baik dibandingkan intensitas
perubahan rerata nilai ICIQ-short form rendah. Penelitian ini memberikan
dari nilai 6,33 meningkat menjadi latihan otot dasar panggul setiap hari
7,08. Secara statistik perubahan ini dengan supervisi satu minggu sekali
cukup bermakna yang ditunjukkan selama 12 minggu.
oleh nilai p = 0,00. Perbedaan hasil uji Penelitian membandingkan 4
beda hasil pengukuran awal dan akhir kelompok perlakuan yang diberikan
dengan uji Wilcoxon antara kelompok latihan otot dasar panggul, rangsang
perlakuan dengan kelompok kontrol listrik, vaginal cones dan tanpa terapi
adalah, pada kelompok perlakuan untuk mengetahui mana yang paling
terjadi penurunan nilai rerata ICIQ- efektif dalam mengontrol
short form, sedangkan pada kelompok inkontinensia tipe stres. Hasil
kontrol justru terjadi peningkatan nilai penelitian ini menyatakan bahwa
rerata ICIQ-short form. latihan otot dasar panggul lebih efektif
Setelah dilakukan analisis dibandingkan dengan rangsang listrik,
antara hasil pengukuran akhir antara vaginal cones maupun tanpa terapi.
kelompok perlakuan dan kelompok Hasil penelitian ini juga
kontrol didapatkan hasil adanya dikuatkan oleh yang membandingkan
perbedaan antara kelompok perlakuan kekuatan otot dasar panggul pada
dengan kelompok kontrol yang secara wanita dengan inkontinensia urin tipe
statistik bermakna yang ditunjukkan stres dan inkontinensia tipe urgensi.
nilai p = 0,00. Hasil ini menunjukkan Gameiro menyimpulkan bahwa
bahwa ada pengaruh latihan otot dasar penurunan otot dasar panggul
panggul dalam meningkatkan mempunyai hubungan secara
kemampuan otot dasar panggul yang bermakna dengan peningkatan
selanjutnya akan meningkatkan inkontinensia urin. Perempuan dengan
kemampuan mengontrol kencing atau otot-otot daerah perineum yang lemah
menurunkan gangguan inkontinensia tidak mampu mengkontraksikan otot
urin. Hasil penelitian ini sejalan dasar panggulnya secara efektif untuk
dengan penelitian dimana latihan otot menginhibisi kontraksi otot-otot
dasar panggul dapat meningkatkan detrusor sehingga kontrol terhadap
kemampuan otot dasar panggul keluarnya urin menjadi menurun.
sehingga frekuensi berkemih menurun. Latihan otot dasar panggul dengan
intensitas tinggi dan dilakukan secara
116 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 4, No 2,November 2015, hlm 82- 196

teratur akan meningkatkan


kemampuan otot dasar panggul untuk DAFTAR RUJUKAN
menahan kontraksi otot detrusor yang Santacreu,M., Fernandez, R.,
timbul saat vesika urinaria telah Ballesteros; Evaluation of
penuh, sehingga urin tidak keluar Behavioral Treatment for
tanpa disadari. Kemampuan otot dasar Female Urinary Incontinence,
panggul yang tinggi akan mampu Clinical Intervention in Aging
mengontrol inkontinensia urin. 2011;6 133-139.
Rett, M.T.et al ;Managementof Stress
KESIMPULAN DAN SARAN Urinary Incontinence with
Dari hasil analisis dan Surface Electromyography-
pembahasan dapat disimpulkan bahwa Asissted biofeedback in Woman
latihan otot dasar panggul dapat of reproductive Age, PhysTher
meningkatkan kemampuan otot dasar 2007;87 136-142.
panggul yang ditunjukkan oleh Guccione,AA.,(2000); Geriatric
penurunan hasil ukur ICIQ-short form Physical Therapy: Second
sebelum perlakuan 5,96 dan setelah edition, Mosby,Philadelphia, p
perlakuan menurun menjadi 1,52 340-349.
dengan selisih penurunan sebesar 4.44. Borelo-Franco, DF.,Downey,PA.,
Hal ini berdampak pada peningkatan Zyczynski,HM., Rause, CR.;
kemampuan mengontrol inkontinensia Continence and Quality-of Life
urin pada lanjut usia perempuan. Saran Outcomes 6 Months Following
yang diberikan kepada peneliti an Intensive Pelvic-Floor Muscle
selanjutnya adalah, (1) Agar Exercise Program for Female
melengkapi alat ukur yang lebih Stress Urinary Incontinence: A
obyektif seperti biofeedback sehingga Randomized Trial Comparing
hasil ukurnya semakin valid, (2) Low-and High-Frequency
Menghilangkan kendala budaya seperti Maintenance Exercise.PHYS
sifat tertutup pada subyek lanjut usia THER. 2008;88:1545-1553.
mengingat informasi yang digali Bo K., Talseth T., Holme I.; Single
mungkin dianggap sebagai sesuatu Blind Randdomised Controlled
yang tabu untuk diketahui orang lain. Trial of Pelvic Floor Exercises,
Saran yang diberikan kepada Electrical Stimulation, vaginal
Posyandu Lansia antara lain, (1) Cones and no Treatment in
Latihan otot dasar panggul dapat management of genuine Stress
dijadikan program latihan rutin bagi incontinence in WomenBMJ
Posyandu Lansia seperti program 1999:318(7182):487-93
latihan yang lain seperti senam lansia, Gameiro,MO., Moreira, EC., Ferrari,
senam osteoporosis dan lain lain,(2) RS., Kawano, PR., Padovani,
Tetap melakukan latihan secara CR., Amaro, JL. ; A
mandiri secara rutin dan teratur supaya Comparative analysis of Pelvic
dapat mencegah inkontinensia urin. floor Muscle strength in women
Bagi perempuan di bawah 55 tahun with Stress and Urge urinary
dapat mulai melakukan latihan ini incontinenceIBJU vol 38(5);661-
untuk menurunkan risiko inkontinensia 666 September-Oktober 2012.
urin.

You might also like