You are on page 1of 10

TUGAS

KEPERAWATAN GERONTIK

OLEH:

AGNESIA MONICA BUDIHARTO YUSUP (17061093)

KELAS A/ SEMESTER VI

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO

2020
ANALISA PICOT
No Judul Penelitian Population Intervention Comparison Outcome Time

1 Pengaruh senam Sampel 16 pasien Intervensi Penelitian Terjadi penurunan 3


lansia terhadap yang mengalami pemberian quasi skala insomnia minggu
penurunan skala insomnia, 9 senam bugar experimental, yang signifikan
insomnia pada responden lansia lansia dengan dengan yaitu sebanyak 11
lansia di panti pria dan 7 tujuan yang rancangan responden tidak
Werdha Dewanata responden lansia berfokus untuk pretest- lagi mengalami
Cilacap (The wanita menurunkan posttest insomnia, 3
Soedirman Journal skala insomnia. without responden dengan
of Nursing, 2010) Senam control insomnia ringan
dilakukan 3 group. dan 2 responden
kali/minggu dengan insomnia
sedang.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN SKALA INSOMNIA PADA


LANSIA DI PANTI WREDHA DEWANATA CILACAP

Taat Sumedi1, Wahyudi2, Ani Kuswati3


1, 2, 3 Prodi keperawatan, Poltekkes Depkes Purwokerto

ABSTRACT
Insomnia is one of sleep disturbance that is usually happened to elderly. Insomnia
relates closely with sleep quality decreasing so that it makes sleep does not have quality.
Physical exercise is authentically repair sleep quality of elderly. One of physical exercise kind
that can be done by elderly is elderly fit gymnastics.
The objective of this research was to know the influence of elderly fit gymnastics
towards insomnia scale decreasing at Dewanata Elderly Orphanage of Cilacap. Quasi
experiment of research sort with pretest-posttest without control group approach. The
population of this research was all elderly clients at Dewanata Elderly Orphanage of Cilacap
with number of 90 peoples. The technique of taking sample in this research used total
sampling. The number of sample in this research was 16 respondents. Insomnia scale
measuring used Pittsburg Insomnia Rating Scale. Data analysis used frequency distribution
and paired t-test.
The number of respondents were mostly at the age of 60 to 74 years old (elderly) were
13 respondents (81,25%). Most of them were male with number of 9 respondents (56,25%).
The result of statistic experiment was got p value = 0,000 less than α = 0,05. There was
significant difference in a statistic manner between before and after doing gymnastics. So that,
there was influence of elderly fit gymnastics towards insomnia scale decreasing at Dewanata
Elderly Orphanage of Cilacap.

Keywords : Elderly fit gymnastics, Elderly , Insomnia

PENDAHULUAN
Setiap orang memiliki kebutuhan Pada lansia, kualitas tidur pada
hidup. Orang lanjut usia juga memiliki malam hari mengalami penurunan menjadi
kebutuhan hidup yang sama agar dapat sekitar 70-80% sedikit efektif dari usia
hidup sejahtera. Kebutuhan yang terbesar dewasa. Hal ini juga didukung oleh
bagi lansia adalah tingkatkan kesehatan. pendapat Nugroho (1999) yang
Salah satu aspek utama dari peningkatan mengatakan bahwa pada kelompok usia
kesehatan untuk lansia adalah 70 tahun dijumpai 22% kasus mengeluh
pemeliharaan tidur untuk memastikan mengenai masalah tidur dan 30% dari
pemulihan fungsi tubuh sampai tingkat kelompok tersebut banyak yang terbangun
fungsional yang optimal dan untuk di malam hari. National Institute of Health
memastikan keterjagaan disiang hari guna (1990) menyatakan bahwa gangguan tidur
menyelesaikan tugas-tugas dan menikmati menyerang 50% orang yang berusia 65
kualitas hidup yang tinggi. (Stenley and tahun atau lebih yang tinggal di rumah dan
Beare, 2007) 66% orang yang tinggal di fasilitas

13
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

perawatan jangka panjang. Hal tersebut Olah raga terbukti memperbaiki


diperkuat oleh Frost (2001) yang kualitas tidur pada lanjut usia. Dengan
menyatakan bahwa prevalensi gangguan berolah raga, diharapkan dapat tidur lebih
tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar cepat, lebih jarang terbangun dan tidur
67%. lebih dalam. Salah satu jenis olahraga
Luce dan Segal (1970) yang bisa dilakukan pada lansia yaitu
mengungkapkan bahwa faktor usia senam bugar lansia. Aktivitas olahraga ini
merupakan faktor yang terpenting yang akan membantu tubuh tetap bugar dan
berpengaruh terhadap kualitas tidur. segar karena melatih tulang tetap kuat,
Efisiensi tidur (jumlah waktu tidur mendorong jantung bekerja optimal, dan
berbanding dengan waktu berbaring di membantu menghilangkan radikal bebas
tempat tidur) semakin berkurang. yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam
Sementara kebutuhan tidur pun semakin bugar lansia disamping memiliki dampak
menurun, karena dorongan homeostatik positif terhadap peningkatan fungsi organ
untuk tidur pun berkurang. Perubahan- tubuh juga berpengaruh dalam
perubahan ini berbarengan dengan meningkatkan imunitas dalam tubuh
perubahan fisik lain (Stiabudhi, 2008). manusia setelah latihan teratur (Depkes,
Insomnia merupakan salah satu 1995).
gangguan utama dalam memulai dan Hasil survai yang dilakukan di
mempertahankan tidur di kalangan lansia. Panti wredha Dewanata Cilacap pada
Insomnia didefinisikan sebagai suatu bulan juni 2009 diperoleh data jumlah
keluhan tentang kurangnya kualitas tidur lansia sebanyak 90 orang. 20 orang
yang disebabkan oleh satu dari sulit diantaranya menglami insomnia. Hal ini
memasuki tidur, sering terbangun malam menunjukan bahwa 22,2% lansia di Panti
kemudian kesulitan untuk kembali tidur, Wredha Dewanata Cilacap mengalami
bangun terlalu pagi, dan tidur yang tidak insomnia. Semua lansia di Panti Wredha
nyenyak (Joewana, 2005). Dewanata Cilacap telah rutin melakukan
Insomnia sedikit banyak memberi senam bugar lansia setiap semingu sekali
dampak pada kualitas tidur, sehingga tidak terkecuali bagi lansia yang merasa
menyebabkan tidur tidak berkualitas. kesehatannya menurun sehingga tidak
Akibat yang dapat dirasakan adalah mampu senam. Sejauh ini di Panti Wredha
menurunya kualitas hidup, produktivitas Dawanata Cilacap belum ada penanganan
dan keselamatan serta dapat secara khusus untuk mengatasi insomnia
mempengaruhi kualitas kerja (Amirta, dan pengukuran skala insomnia sendiri
2009). Kurang tidur, dapat pula belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian
mengakibatkan masalah dalam keluarga ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
dan perkawinan, karena kurang tidur dapat senam bugar lansia terhadap penurunan
membuat orang cepat marah dan lebih skala insomnia di Panti Wredha Dewanata
sulit dalam bergaul. Bila tidur kurang lelap, Cilacap
maka tubuh akan merasa letih, lemah, dan
lesu pada saat bangun (Lacks & Morin, METODE PENELITIAN
1992). Penelitian ini merupakan penelitian
quasi eksperimental. Dengan rancangan

14
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

pretest-posttest without control group. Instrumen yang digunakan pada


Pada penelitian ini dilakukan eksperimen penelitian ini adalah dengan menggunakan
berupa pemberian perlakuan senam bugar skala penilaian insomnia pittsburgh yang
lansia untuk menurunkan skala insomnia. terdiri dari 65 butur pertanyaan yang diberi
Penelitian dilakukan di Panti Wredha skor 0 sampai 3. Analisa data yang
Dewanata Cilacap, mulai tanggal 6 juli dilakukan adalah analisis univariat dan
sampai dengan tanggal 27 juli 2009. analisis bivariat. Analisis univariat
Populasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik
adalah lansia yang tinggal di Panti Wredha responden tentang umur, dan jenis
Dewanata Cilacap yang berjumlah 90 kelamin. Analisa bivariat yang dilakukan
orang. Teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan yang ingin
dilakukan dengan total sampling yaitu dicapai dalam penelitian ini yaitu
suatu teknik penetapan sampel bila semua menganalisis pengaruh senam bugar
anggota populasi digunakan sebagai lansia terhadap penurunan skala insomnia.
sampel. Sampel pada penelitian ini adalah Data yang diperoleh dianalisis dengan uji
semua lansia yang mengalami insomnia pair “t” test (pre-post).
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
yang berjumlah 16 orang

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Karakteristik Responden yang berpengaruh terhadap kualitas
Berdasarkan hasil penelitian tidur, efisiensi tidur (jumlah waktu tidur
menunjukan bahwa sebagian besar berbanding dengan waktu berbaring di
responden yang berumur 60 sampai tempat tidur) semakin berkurang.
74 tahun (elderly) yaitu sebesar 13 Setiabudhi (1988) juga mengatakan
responden (81,25 %) sedangkan proses patologis pada lansia
responden yang berumur 75 sampai merupakan salah satu faktor penyebab
90 tahun (old) didapatkan sebesar 3 dari perubahan pola tidur. Hal ini
responden (18,75%). Hasil penelitian didukung juga oleh pendapat Marcell
membuktikan bahwa responden yang at all (2004) bahwa pola tidur bangun
mengalami insomnia lebih banyak berubah sepanjang kehidupan
pada kategori elderly dibandingkan seseorang sesuai dengan
old. bertambahnya usia. Demikian juga
Derajat insomnia responden sekresi hormon melatonin pada lanjut
yang umurnya 75-90 (old) berada usia berkurang, hormon ini memainkan
dalam kategori derajat insomnia berat peran yang sangat penting dalam
dan sedang. Hal tersebut sesuai memperbaiki tidur, mengatur jam
dengan pernyataan Luce dan Segal biologis tubuh, serta menghilangkan
(1970) yang mengatakan bahwa pengaruh dari perbedaan jam tidur.
keluhan terhadap gangguan tidur akan Dengan berkurangnya sekresi
meningkat seiring dengan melatonin inilah yang menyebabkan
bertambahnya usia karena faktor usia berkurangnya jam tidur pada lanjut
merupakan faktor yang terpenting usia, sehingga terjadilah insomnia.

15
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar yang mudah


bahwa sebagian besar responden terbangun di malam hari adalah
berjenis kelamin laki-laki yaitu responden laki-laki.
berjumlah 9 responden (56,25%) Hal ini sesuai dengan
sedangkan responden perempuan pernyataan Marcell at al (2004) yang
berjumlah 7 responden (43,75%). Dari menyatakan bahwa pola tidur bangun
9 responden laki-laki didapatkan 4 berubah sepanjang kehidupan
responden (44,5%) dengan derajat seseorang sesuai bertambahnya usia,
insomnia sedang dan 5 responden gelombang otak juga berubah sesuai
(55,5%) dengan derajat insomnia dengan pertambahan usia. Pada usia
ringan. Sedangkan dari 7 responden lanjut tidur NREM stadium 1 dan 2
perempuan didapatkan 3 responden cenderung meningkat, aktivitas
(43%) dengan derajat insomnia ringan, gelombang alfa menurun, sementara
2 responden (28,5%) dengan derajat pada stadium 3 dan 4 aktivitas
insomnia sedang dan 2 responden gelombang delta menurun atau hilang
(28,5%) dengan derajat insomnia sehinga kondisi terjaga yang timbul
berat. akan meningkat. Orang tua lebih
Berdasarkan hasil penelitian mudah terjaga oleh stimulsi internal
insomnia yang diderita berhubungan dan eksternal dan lebih menyolok
erat dengan stress yang dialami dan pada pria dibandingkan wanita.
ketidakmampuan mengendalikan Sebagian dari responden dari
emosi. Menurut Bustaman (1988) hasil penelitian mengatakan sering
menyimpulkan bahwa lama tidur yang bangun terlalu dini sekitar jam 4.
dibutuhkan meningkat dalam kondisi- Menurut Setiabudhi (2008) bahwa
kondisi seperti perubahan pekerjaan, kelompok usia lanjut lebih banyak
peningkatan aktivitas mental, depresi mengeluh terbangun lebih awal.
atau perasaan kesal, serta periode Diperjelas oleh Joewana (1988) bahwa
yang penuh stress. Sebaliknya pertambahan umur berkaitan dengan
kebutuhan tidur dirasakan mengurang kecenderungan untuk tidur lebih awal
jumlahnya pada keadaan bebas rasa dan bangun lebih awal.
cemas dan khawatir (misalnya pada
psikoterapi yang berhasil). B. Derajat Insomnia Responden
Dari hasil penelitian Derajat insomnia responden
responden juga mengatakan, bahwa setelah diberi perlakuan adalah
mereka sering terbangun dimalam hari sebesar 11 responden (68,75%) tidak
yang berkisar antara 3-5 kali dalam ada insomnia, 3 responden (18,75%)
satu malam, dan sulit untuk tidur dengan derajat insomnia ringan dan 2
kembali, meskipun bisa tidur kembali responden (12,5%) dengan derajat
harus nunggu sampai beberapa menit insomnia sedang. Hal tersebut
atau jam, kondisi ini terulang beberapa menunjukan bahwa ada penurunan
kali dalam satu malam. Responden derajat insomnia responden yaitu dari
juga mengatakan mudah terbangun insomnia sedang sebelum diberi
karena suara, dan cuaca yang dingin. perlakuan senam sebesar 5

16
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

responden menurun setelah diberi jenis olahraga yang lain seperti


perlakuan senam menjadi 2 berjalan kaki dapat pula menurunkan
responden, sedangkan 2 responden skala insomnia.
yang mengalami insomnia berat Menurut Daniel M. Landers
menurun menjadi insomnia sedang (1993), profesor ilmu kesehatan fisik
serta 11 responden lain sudah tidak dan olah raga dari Univeritas Arizona.
mengalami gangguan insomnia. Penelitian baru-baru ini membuktikan
Penurunan derajat insomnia ini bahwa dengan hanya berolahraga
dikarenakan karena adanya efek dari ringan seperti berjalan kaki saja dapat
perlakuan senam yang bisa membantu tubuh mencegah
memberikan perasaan rileks dan penurunan daya kerja otak pada
kenyamanan saat tidur sehingga wanita lanjut usia. Semakin lama dan
kualitas tidur meningkat, hal ini sesuai seringnya kegiatan berjalan kaki ini
dengan pernyataan responden yang dilakukan maka ketajaman pikiran
menyatakan bahwa mereka merasa juga akan semakin membaik.
lebih tenang pikiranya sehingga tidak Kegiatannya tidak perlu terlalu tinggi
mengalami stress. Menurut Daniel M. intensitasnya, cukup dengan
Landers, profesor ilmu kesehatan fisik berkeliling saja, yang penting daya
dan olah raga dari Univeritas Arizona pacu jantung dapat meningkat.
mengatakan bahwa cukup dengan Landers (1993) juga menyebutkan
menggerakkan tubuh selama 10 Cukup dengan menggerakkan tubuh
menit setiap hari kesehatan mental selama 10 menit setiap hari
akan meningkat cepat. Selain itu daya kesehatan mental akan meningkat
pikir akan bertambah jernih dan yang cepat. Selain itu daya pikir akan
menggembirakan dapat mengurangi bertambah jernih dan yang
ketegangan alias stress serta menggembirakan dapat mengurangi
membuat perasaan menjadi riang ketegangan alias stress serta
selalu membuat perasaan menjadi riang
Adapun 3 responden lainya selalu.
mengalami angka penurunan derajat
insomnia yang bagus dari insomnia C. Pengaruh Senam Bugar Lansia
sedang hingga responden tidak Terhadap Penurunan Skala
mengalami gangguan insomnia. Hal ini Insomnia Di Panti Wredha
dikarenakan responden tersebut lebih Dewanata Cilacap
rutin melaksanakan olah raga setip Hasil penelitian menunjukan
hari dari yang dijadwalkan yaitu jalan bahwa nilai rata-rata skala insomnia
kaki mengelilingi panti. Responden sebelum diberi perlakuan senam
mengatakan pikiran jauh lebih tenang sebesar 100,81 dan setelah diberi
sehingga tidak mengalami kegelisahan perlakuan senam terjadi penurunan
atau stress. Dapat disimpulkan bahwa skala insomnia dengan nilai rata-rata
tidak hanya olahraga senam bugar menjadi 42,63 dengan nilai confidence
lansia yang berpengaruh terhadap Interval 43.01 untuk lower dan 73.37
penurunan skala insomnia akan tetapi untuk upper. Nilai signifikasi (p) value

17
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

dari hasil uji statistik yaitu 0.00 lebih seringkali menyebabkan semakin
kecil dari nilai alpha dengan t hitung tidak bisa tidur.
8.1705 lebih kecil dari t table dengan Berdasarkan hasil penelitian
demikian hipotesis diterima. Sehingga responden juga mengatakan setelah
dapat disimpulkan bahwa ada mengikuti pelaksanaan senam bugar
pengaruh yang bermakna senam lansia secara teratur seminggu tiga
bugar lansia terhadap penurunan kali, pikiran lebih tenang tidak ada
skala insomnia di Panti Wredha gelisah ataupun stres, lebih mudah
Dewanata Cilacap. dalam berkonsentrasi serta merasa
Gangguan insomnia terjadi gembira. Penelitian tersebut sesuai
karena adanya ketegangan otot, dengan temuan bukti dari Daniel M.
ketika seorang mengalami stres maka Landers (1993), profesor ilmu
beberapa otot akan mengalami kesehatan fisik dan olah raga dari
ketegangan. Aktifnya saraf simpatis Univeritas Arizona, cukup dengan
tersebut membuat orang tidak dapat menggerakkan tubuh selama 10
santai atau relaks sehingga tidak menit setiap hari kesehatan mental
dapat memunculkan rasa kantuk. akan meningkat cepat.
Dengan mengikuti kegiatan senam Selain itu daya pikir akan
yang teratur seminggu 3 kali , bertambah jernih dan yang
responden merasa tidurnya menjadi menggembirakan dapat mengurangi
lebih nyenyak dari biasanya dan ketegangan alias stres serta membuat
mudah dalam mengawali tidur. perasaan menjadi riang selalu.
Kemudahan dalam mengawali tidur ini Olahraga juga dapat meningkatkan
berdampak pada lama tidur, dengan kekuatan otak , hal ini dikarenakan
tidur lebih awal dari biasanya dan tubuh memompa lebih banyak darah
masa memasuki tidur yang lebih sehingga kadar oksigen dalam
pendek secara langsung akan peredaran darah juga meningkat yang
memperlama jam tidur responden. ujungnya mempercepat pemasukkan
Lama tidur memang bukan darah ke otak. Para ahli sepakat
suatu ukuran standar apakah kalau otak cukup mendapat asupan
seseorang harus tidur 8 jam atau darah maka reaksi fisik dan mental
tidak, namun bagi penderita insomnia seseorang akan meningkat.
peningkatan lama tidur cukup berarti. Hal ini diperkuat oleh William
Responden merasa dengan P. Morgan (1998), kepala
bertambahnya jam tidur paling tidak laboratorium psikologi Universitas
dapat mengatasi permasalahan yang Wisconsin di Madison. Olahraga
selama ini dialami. Demikian pula dapat menurunkan stress alasannya
dengan mudahnya tidur dan adalah katika jantung bekerja pada
berkurangnya lama memasuki tidur saat berolah raga, maka secara
dapat mengurangi stres tentang otomatis konsentrasi pikiran tidak
ketidakbisaan mengawali tidur, karena akan terfokus pada urusan pekerjaan
stres tidak bisa tidur menjadi lagi. Selain dapat mengalihkan
ketegangan tersendiri bagi yang pikiran, olahraga yang rutin juga

18
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

dapat meningkatkan ketahanan meningkatkan hormon penumbuh


kardiovaskular, sehingga nantinya rasa bahagia dalam otak , seperti
dapat bersikap tidak terlalu berlebihan adrenalin, serotonin, dopamin dan
dalam menyikapi suatu masalah. endorphin, yang merupakan
Olah raga terbukti manjur dalam pembunuh nomor satu penyakit hati.

SIMPULAN DAN SARAN insomnia ringan sudah tidak mengalami


Lansia yang mengalami insomnia gangguan insomnia lagi. Tiga responden
sebagian besar berada pada kelompok mengalami angka penurunan derajat
umur 60-74 tahun (elderly) sebanyak 13 insomnia yang bagus dari derajat insomnia
responden (81,25%). Berjenis kelamin sedang hingga responden tidak mengalami
paling banyak yaitu laki-laki sebanyak 9 gangguan insomnia, hal ini dikarenakan
responden (56,25%). Derajat insomnia responden lebih rutin melaksanakan
responden sebelum diberi perlakuan olahraga setiap hari dari yang dijadwalkan
senam yaitu 9 responen (56,25%) dengan yaitu jalan kaki mengelilingi panti. Ada
derajat insomnia ringan, 5 responden pengaruh yang bermakna senam bugar
(31,25%) dengan derajat insomnia sedang, lansia terhadap penurunan skala insomnia
sedangkan 2 responden (12,5%) lainya di Panti Wredha Dewanata Cilacap dengan
berada pada darajat insomnia berat. p value : 0.0001.
Derajat insomnia responden sesudah Senam bugar lansia di Panti
diberi perlakuan senam yaitu 11 responen Wredha Dewanata Cilacap yang telah rutin
(68,75%) tidak mengalami gangguan dilakukan perlu dipertahankan dan
insomnia, 3 responden (18,75%) dengan ditingkatkan frekuensinya sesuai dengan
derajat insomnia ringan, sedangkan 2 batasan olahraga secara teratur menurut
responden (12,5%) berada pada darajat dokter olahraga KONI yaitu 3 sampai 5
insomnia sedang. T erjadi penurunan kali dalam seminggu. Penelitian ini dapat
derajat insomnia setelah diberi perlakuan dikembangkan lebih lanjut dengan
senam pada 5 responden dengan derajat menambah jumlah sampel serta
insomnia sedang menurun menjadi 3 menambah kelompok control terhadap
responden, 2 responden yang mengalami variabel bebas sehingga hubungan sebab
derajat insomnia berat menurun menjadi akibat yang ditemukan tidak menimbulkan
derajat insomnia sedang. Sedangkan 9 penafsiran yang berbeda.
responden lainya yang mengalami derajat

DAFTAR PUSTAKA
Amir, N., 2007, Gangguan tidur pada Bustaman, K. T., 1988, Arti tidur dalam
lansia, Cermin Dunia kehidupan sehari-hari, Psikiater
Kedokteran No. 157, FKUI : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa,
Jakarta Fakultas Kedokteran
Amirta. Y .,2009, Tidur bermutu rahasia Universitas Indonesia : Jakarta
hidup berkualitas. Keluarga Depkes, 1995, Senam lansia. Available
Dokter : Purwokerto Utara From URL :
http://dinzone.blogspot.com/20

19
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 5, No.1, Maret 2010

09/02/senam-lansia.html Psychology Laboratory


[Diakses Pada T anggal 10 April University of Wisconsion :
2009] Medison
Frost, R., 2001, Sleep disorder introductory http://alioebaid.multiply.com/jou
textbook of psychiatry (3rd ed), rnal/item/6 [Diakses Pada
Am Psychiatric Publ. Inc, Tanggal 25 Mei 2009]
Washington DC : London National Institute of Health, 1990, The
Joewana, S., 2005, Psikopatologi treatment of sleep disorders of
insomnia, Cermin Dunia older adults, Consensus
Kedokteran No. 53, Majalah Development Conference :
Dunia Kedokteran, PT . Washington DC, March pp. 26-
Temprint : Jakarta 28
Lacks, P ., Morin. C., 1992, Recent Nugroho. W, 1999, Manfaat olahraga bagi
advances in the assessment lanjut usia, Available From URL
and treatment of insomnia, http://tutorialkuliah.blogspot.co
Journal of Consulting and m/2009/05/tentang-senam-
Clinical Psychology Vol 60. lansia.html [Diakses Pada
No.4, 586-594 Tanggal 10 April 2009]
Luce, SS., Segal, J., 1970, Insomnia (the Setiabudhi, T., 2008. Gangguan tidur pada
guide for troubled sleeper), usia lanjut, Cermin Dunia
Longman London Kedokteran No. 53, Majalah
Landers, D., Petruzzello & Salazar, W., Dunia Kedokteran, PT Temprint
1993, Exercuse and anxiety : Jakarta
reduction : Examination of Stenley, M and Beare, PG., 2007, Buku
temperature as an explanation ajar keperawatn gerontik.. Edisi
effective change, Journal of 2, EGC : Jakarta
Exercise and Sport University of Pittsburgh School of
Psiychology. Medicine, Department of
Marcel, A at all., 2004, Gangguan tidur Psychiatry, 2001, Pittsburgh
pada usia lanjut, Available Insomnia Rating Scale
From URL Walsleben, Joyce., Ph.D, Sulit tidur saat
http://www.perdossi.or.id menopause,
[Diakses Pada T anggal 10 April http://www.depkes.go.id/index.p
2009] hp?option=articles&task=viewar
Morgan, W.P , Ed.D, 1998,The department ticle&artid=280&Itemid=3
of exercise sport and healt [Diakses Pada T anggal 29 Juli
studies, Propesor Department 2009]
of Kinesiology Director, Sport

20

You might also like