You are on page 1of 8

Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)

ISSN 2623-1573 (Print)


PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP
PENURUNAN SKALA NYERI DISMENORE PADA
REMAJA PUTRI DI DESA PULAU JAMBU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK

Helena Fira1, Apriza2, Nila Kusumawati3


Prodi S1 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
helenafira40@gmail.com1, suksespenting@gmail.com2

ABSTRACT
Pain during menstruation or dysmenorrhea is often complained by teenage girls who have entered
puberty as an uncomfortable sensation such as pain in the abdomen, cramps and pain in the waist
that can interfere with daily activities. One of the non-pharmacological treatments for dysmenorrhea
is progressive muscle relaxation techniques, which are very suitable for reducing dysmenorrhea pain.
This study was to determine the effect of progressive muscle relaxation techniques on the scale of
menstrual pain (dysmenorrhea) in young women in Pulau Jambu village, the working area of the
Kuok Community Health Center in 2020. This type of research uses a quasi-experimental method with
a non-equivalent pretest-posttest plan. The sampling technique used purposive sampling with a
sample size of 30 people. The data collection tool used was an observation sheet using the Numeric
Rating Scale (NRS) pain scale. Data processing used univariate and bivariate analysis with the
Wilcoxon Signed Rank Test with the SPSS 17 program. This study shows that progressive muscle
relaxation techniques have an influence on the scale of dysmenorrhea in young women in Pulau
Jambu village, the working area of the Kuok Health Center in 2020 with a p value of 0.000. (<0.05).
It is concluded that progressive muscle relaxation can reduce dysmenorrhea in young women in
Pulau Jambu village, the working area of the Kuok Community Health Center in 2020, it is hoped that
women and girls can apply progressive muscle relaxation techniques to reduce dysmenorrhea.

Kata Kunci : Dysmenorrhea, Progressive Muscle Relaxation

ABSTRAK
Nyeri pada saat menstruasi atau dismenore sering dikeluhkan oleh remaja putri yang sudah memasuki
masa pubertas sebagai sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri dibagian abdomen, kram dan nyeri
pada pinggang yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu penanganan dismenore secara
non farmakologi adalah dengan teknik relaksasi otot progresif, tindakan ini sangat cocok untuk
mengurangi nyeri dismenore. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi otot progresif
terhadap skala nyeri menstruasi (dismenore) pada remaja putri di desa Pulau Jambu wilayah kerja
puskesmas Kuok tahun 2020. Jenis penelitian ini menggunakan metode quasi exsperimen dengan
rencangan non-equivalent pretest-posttest. Teknik penambilan sampel menggunakan purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah
lembaran observasi dengan menggunakan skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Pengolahan data
menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan program
SPSS 17. Penelitian ini menunjukkan teknik relaksasi otot progresif memiliki pengaruh terhadap skala
dismenore pada remaja putri di desa Pulau Jambu wilayah kerja puskesmas Kuok tahun 2020 dengan
nilai p value 0,000 (< 0,05). Disimpulkan bahwa relaksasi otot progresif dapat menurunkan dismenore
pada remaja putri di desa Pulau Jambu wilayah kerja puskesmas Kuok tahun 2020 diharapkan
perempuan dan remaja putri dapat mengaplikasikan teknik relaksasi otot progresif untuk mengurangi
dismenore.

Kata Kunci : Dismenore, Relaksasi Otot Progresif

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 400


Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

PENDAHULUAN dan 67% wanita yang berusia 24 tahun (


Utari, 2015). Data dari Riset Kesehatan
Masa remaja merupakan salah satu Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, angka
periode dari perkembangan manusia. kejadian dismenore 64,25% dari total
Masa ini merupakan masa perubahan wanita subur dan 78,6% merupakan
atau masa peralihan dari masa kanak- kelompok remaja.
kanak ke masa dewasa. World Health Di Indonesia kejadian dismenore
Organization (WHO) menetapkan 10-20 tercatat 64,25% yang terdiri dari 54,89%
tahun sebagai batas usia remaja mengalami dismenore primer sedangkan
(Kumalasari & Andhyantoro, 2012). Secara 9,36% mengalami dismenore sekunder
teori remaja akan mengalami suatu masa (Wilis, 2013). Angka kejadian dismenore di
yang dinamakan dengan masa pubertas. Provinsi Riau yang pernah diteliti oleh
Masa pubertas adalah masa ketika seorang Putri (2012) pada remaja putri (rentang usia
anak mengalami perubahan fisik, psikis, 15-16 tahun) di Kecamatan Bangko
dan pematangan fungsi seksual. Salah satu Kabupaten Rokan Hilir didapatkan
ciri masa pubertas pada laki-laki ditandai prevalensi dismenore sebesar 95,7%.
dengan terjadinya mimpi basah sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Apriyanti,
pada wanita adalah ditandai dengan dkk (2018) di Kabupaten Kampar
terjadinya menstruasi (Fitriani dkk, 2017). didapatkan kejadian dismenore sebanyak
Menstruasi merupakan perdarahan 97,5% dari tiga SMA Negeri dengan
periodik pada uterus yang dimulai jumlah siswa terbanyak di Kabupaten
sekitar 14 hari setelah ovulasi dengan Kampar.
lama rata-rata lima hari atau 3-6 hari Dismenore tentu saja memiliki dampak
yang terjadi pada tiap bulannya negatif bagi perempuan seperti pada remaja
(Indriyani, 2013). Menstruasi datang putri. Saguni (2013) mengatakan dismenore
setiap bulan pada usia reproduksi. Pada berdampak pada menurunnya konsentrasi
saat menstruasi hampir semua wanita belajar, dan bahkan tidak dapat hadir ke
mengalami ketidaknyamanan fisik seperti sekolah karena nyeri yang dirasakan.
rasa tidak enak pada perut bagian Apabila setiap kali menstruasi selalu
bawah. Ketidaknyamanan fisik saat merasakan dismenore berat sehingga tidak
menstruasi juga disebut dengan dismenore dapat beraktifitas, disertai rasa pusing,
(Sukarni & Wahyu, 2013). Dismenore mual, muntah bahkan sampai pingsan,
adalah keadaan nyeri di bagian abdomen, maka hal ini harus diwaspadai karena bisa
kram dan sakit pada bagian pinggang yang jadi merupakan tanda adanya suatu
dapat menggangu aktifitas sehari-hari. gangguan pada sistem reproduksi seperti
Penyebab dismenore bermacam-macam endometriosis atau terdapat fibroid
yaitu karena suatu proses penyakit (myoma) pada rahim (Sallika, 2010).
seperti endometriosis, tumor jinak di
rahim, kista ovarium, penyempitan Penanganan dismenore dapat
pembuluh darah, stres yang berlebihan, dilakukan secara farmakologis maupun non
dan kondisi tubuh yang menurun farmakologis. Pengobatan secara
(Nurhalimah 2015). World Health farmakologis yang berlebihan dapat
Organization (WHO) pada tahun 2013, membuat seseorang menjadi
menjelaskan kejadian dismenore sebesar ketergantungan. Penanganan dismenore
1.769.425 jiwa 90% wanita yang secara farmakologis sering kali kurang
mengalami dismenore dengan 10-15% diminati oleh remaja. Sebaliknya,
mengalami dismenore berat. Dari Swedia penanganan secara non farmakologis sering
melaporkan nyeri dismenore pada 90% diminati karena caranya yang mudah dan
wanita yang berusia kurang dari 19 tahun tidak memerlukan banyak alat dalam

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 401


Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)
mempraktekkannya. Beberapa contoh Berdasarkan data di atas desa Pulau
terapi non farmakologis adalah kompres Jambu merupakan jumlah dismenore
hangat, pijat, yoga, hipnoterapi dan teknik tertinggi yaitu sebanyak (26,7%)
relaksasi otot progresif. Dari beberapa dibandingkan dari tiga desa lainnya.
alternatif penanganan secara non Observasi yang dilakukan pada tanggal 28-
farmakologis tersebut, salah satu 30 April 2020 dengan penyebaran
penanganan yang paling praktis dilakukan kuesioner ke 10 remaja putri di desa Pulau
adalah teknik relaksasi otot progresif, Jambu didapatkan data sebesar 20%
karena tidak memerlukan alat dan dapat mengalami dismenore ringan, 40%
dilakukan di segala kondisi (Yani 2018). dismenore sedang dan 20% dismenore
Teknik relaksasi otot progresif berat.
merupakan salah satu alternatif dalam Berdasarkan uraian diatas dan masih
menurunkan nyeri yang dilakukan dengan terbatasnya penelitian tentang pengaruh
merilekskan ketegangan otot. Teknik teknik relaksasi otot progresif terhadap
relaksasi otot progresif adalah teknik penurunan skala dismenore yang dilakukan
relaksasi yang menggabungkan latihan di Kabupaten Kampar, oleh karena itu
nafas dalam dan serangkaian seri kontraksi penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui
dan relaksasi otot (Angraini 2015). Teknik pengaruh relaksasi otot progresif terhadap
relaksasi otot progresif telah diteliti penurunan skala dismenore di Desa Pulau
manfaatnya melalui penelitian yang Jambu wilayah kerja puskesmas Kuok
dilakukan oleh Dewi, dkk (2018) dengan tahun 2020.
judul pengaruh relaksasi otot progresif
tehadap penurunan nyeri punggung ibu METODE
hamil trimester III di Kota Tasik Malaya.
Hasil uji statistik didapatkan nilai p-value
sebesar 0,000 karena p-value < dari α 0,05 Desain penelitian ini menggunakan
maka Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh metode quasi exsperimen dengan
relaksasi otot progresif terhadap penurunan rancangan non-equivalent pretest-posttest,
skala nyeri punggung pada ibu hamil jenis terapi yang diberikan adalah relaksasi
trimester III. otot progresif yaitu teknik relaksasi yang
menggabungkan nafas dalam dan
Berdasarkan data dari Dinas serangkaian kontraksi dan relaksasi otot
Kependudukan dan Pencatatan Sipil progresif dilakukan ketika responden
Kabupaten Kampar pada tahun 2019, mengalami dismenore pada hari pertama
Kecamatan Kuok merupakan salah satu menstruasi dilakukan tiga kali sebanyak 11
kecamatan dengan jumlah remaja putri gerakan selama 15 menit, sebelum
terbanyak. Tiga desa dengan jumlah remaja melakukan penelitian peneliti telah bimbing
putri terbanyak di Kecamatan Kuok adalah oleh ketua program studi S1 Keperawatan
desa Kuok yaitu sekitar 535 remaja putri, Universitas Pahlawan untuk memvalidasi
desa Pulau Jambu sebanyak 285 remaja gerakan relaksasi otot progresif yang akan
putri, dan desa Empat Balai sekitar 269 di berikan kepada responden dan sudah
remaja putri. Dari data puskesmas dan mendapatkan izin kelayakan untuk
pustu tahun 2019 sampai April 2020 di melakukan penelitian. penelitian ini
desa Kuok data dismenore didapatkan dilakukan di desa Pulau Jambu Wilayah
dengan jumlah 95 remaja putri (17,7%), Kerja Puskesmas Kuok, dilakukan pada 18
desa Pulau Jambu sebanyak 69 remaja putri Juni – 30 Juni 2020.
(26,7%), sedangkan di desa Empat Balai
sebanyak 55 remaja putri (20,4%) yang Populasi penelitian ini adalah
mengmengalami dismenore. keseluruhan remaja putri di Desa Pulau
Jambu wilayah kerja puskesmas Kuok yang
mengalami dismenore sebanyak 69 remaja
PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 402
Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)
putri. Sampel penelitian ini adalah sebagian skala nyeri sebelum diberikan
remaja putri yang mengalami dismenore di teknikrelaksasi orot progresif.
desa Pulau Jambu wilayah kerja puskesmas Tabel 1 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri
Kuok sebanyak 30 orang yang telah Menstruasi (Dismenore) Sebelum
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemberian Teknik Relaksasi Otot
Teknik pengambilan sampel dalam Progresif Pada Remaja Putri Di Desa
penelitian ini menggunakan purposive Pulau Jambu Wilayah Kerja
sampling. Variabel independen penelitian Puskesmas Kuok Tahun 2020.
ini adalah relaksasi otot progresif Sebelum Terapi
sedangkan variabel dependent yaitu skala Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase
nyeri Dismenore. Nyeri Sedang 30 100%
Total 30 100%
Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar observasi sesuai Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
dengan Standar Operasional Prosedur bahwa tingkat nyeri dismenore sebelum
(SOP) skala nyeri numerik yang diberikan diberkan terapi teknik relaksasi otot
pada masing-masing responden. Alat ini progresif menunjukkan 30 orang responden
terdiri dari deretan angka 0-10. Data di mengalami nyeri sedang (100%).
analisis menggunakan Wilcoxon signed
rank test. Analisa Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk
HASIL melihat perbandingan penurunan skala
Analisa Univariat nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi
Analisa Univariat dilakukan untuk teknik relaksasi otot progresif.
melihat distribusi karakteristik respondent,

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Menstruasi (Dismenore) Sebelum Dan Sesudah
Pemberian Teknik Relaksasi Otot Profresif Pada Remaja Putri Di Desa Pulau
Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2020.
Sebelum Terapi Sesudah Terapi
Tingkat Nyeri Frekuensi Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase
Sedang 30 Tidak Nyeri 5 16,7%
Nyeri Ringan 24 80%
Tetap Sedang 1 3,3%
Total 30 Total 30 100%

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa relaksasi otot progresif menunjukkan nyeri
tingkat nyeri dismenore sebelum diberikan sedang menjadi tidak nyeri 5 orang
terapi menunjukkan 30 orang mengalami (16,7%), nyeri sedang menjadi nyeri ringan
nyeri sedang (100%). Sedangkan tingkat 24 orang (80%), nyeri sedang tetap menjadi
nyeri sesudah diberikan terapi teknik nyeri sedang 1 orang (3,3%).

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 403


Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Penurunan Skala Nyeri Menstruasi (Dismenore)
Sebelum Dan Sesudah Pemberian Teknik Relaksasi Otot Progresif Pada Remaja
Putri Di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Tahun 2020.
Variabel Mean Median SD Min-Max
Tingkat nyeri
Sebelum terapi
teknik relaksasi
otot progresif 4,83 5 0,834 4-6
Sesudah terapi
teknik relaksasi
otot progresif 1,10 1 0,803 0-2
nyeri 5 orang (16,7%), nyeri sedang
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa menjadi nyeri ringan 24 orang (80%). Hal
rata-rata skala nyeri yang dialami ini sesuai dengan teori Wahyuni dan
responden sebelum diberikan intervensi Rahma (2010) yang menjelaskan bahwa
teknik relaksasi otot progresif yaitu 4,83, teknik relaksasi otot progresif merupakan
SD 0,834 dengan tingkat kesalahan 95% cara yang dapat digunakan untuk
(0,05). Setelah diberikan intervensi teknik meringankan dismenore melalui
relaksasi otot progresif rata-rata skala nyeri vasodilatasi pembuluh darah, dan
yang dialami responden yaitu 1,10, SD peningkatan sekresi hormon endorfin yang
0,803 dengan tingkat kesalahan 95% (0,05). berfungsi memblok reseptor nyeri di otak
Tabel 4 Analisa Pengaruh Teknik Relaksasi sehingga nyeri dapat berkurang bahkan
Otot Progresif Terhadap Penurunan nyeri yang dirasapun hilang.
Skala Nyeri Menstruasi (Dismenore) Berdasarkan hasil penelitian
Pada Remaja Putri Di Desa Pulau
yang dilakukan, diketahui juga bahwa ada
Jambu Wilayah Kerja Puskesmas
Kuok Tahun 2020.
sebanyak 1 orang (3,3%) setelah diberikan
relaksasi otot progresif tidak mengalami
Variabel Z-Test P Value penurunan atau skala dismenore. Menurut
Skala nyeri sesudah
diberikan intervensi -4.845 0,000
asumsi peneliti hal ini disebabkan karena
kurangnya konsentrasi responden dalam
melakukan relaksasi otot progresif sehingga
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
prosedur dan langkah-langkah relaksasi
bahwa p value dari hasil uji statistik non-
otot progresif tidak diikuti dengan baik dan
parametric dengan menggunakan Wilcoxon
benar, hal ini sangat berpengaruh terhadap
Signed Ranks Test adalah 0,000 (< 0,05).
penurunan skala dismenore. Sesuai dengan
Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol
teori Setyoadi & Kushariyadi (2011) yang
ditolak dan hipotesis alternatif diterima.
mengatakan bahwa teknik relaksasi otot
Hal ini berarti terdapat pengaruh teknik
progresif hanya memusatkan perhatian
relaksasi otot progresif terhadap skala nyeri
pada suatu aktivitas otot saja yang tidak
menstruasi (dismenore) pada remaja putri
memerlukan imajinasi atau sugesti.
di Desa Pulau Jambu Wilayah Kerja
Puskesmas Kuok Tahun 2020. Hasil penelitian ini mengindikasikan
bahwa teknik relaksasi otot progresif
bekerja optimal terhadap skala nyeri karena
PEMBAHASAN efek dari teknik relaksasi otot progresif
membuat responden menjadi rileks dan
Hasil penelitian setelah dilakukan menurunkan ketegangan otot sehingga
teknik relaksasi otot progresif terhadap 30 dapat menurunkan skala nyeri. Ini sesuai
responden menunjukkan bahwa yang dengan teori yang dikemukakan oleh
mengalami nyeri sedang menjadi tidak Herodes (Anggraini, 2015) bahwa tujuan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 404


Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)
teknik relaksasi otot progresif adalah relaksasi otot progresif yang mengalami
mengidentifikasi otot yang tegang nyeri sedang menjadi nyeri ringan 24
kemudian menurunkan ketegangan dengan orang, nyeri sedang tetap menjadi nyeri
melakukan teknik relaksasi untuk sedang satu orang, dan nyeri sedang
mendapatkan perasaan rileks sehingga menjadi tidak nyeri lima orang. Rata-rata
dapat menurukan skala nyeri. penurunan skala dismenore setelah
Berdasarkan hasil observasi dan diberikan teknik relaksasi otot progresif
wawancara selama tiga kali perlakuan adalah 3,73. Dan ada pengaruh teknik
pemberian terapi teknik relaksasi otot relaksasi otot progresif terhadap skala nyeri
progresif, keseluruhan responden menstruasi (dismenore) pada remaja putri
mengatakan rileks dan nyaman setelah di desa Pulau Jambu wilayah kerja
diberikan teknik relasasi otot progresif puskesmas Kuok tahun 2020.
tersebut dan responden mengatakan nyeri
yang dialami berkurang.
UCAPAN TERIMAKASIH
Sesuai dengan teori Potter & Perry
dalam buku fundamental keperawatan Kami ucapkan terimakasih kepada
menjelaskan bahwa relaksasi merupakan seluruh pihak di desa pulau jambu wilayah
pendekatan perilaku kognitif yang paling kerja puskesmas kuok, responden
luas digunakan untuk manajemen nyeri. penelitian yang telah mengijinkan penulis
Teknik relaksasi otot progresif menjadikan untuk melakukan pengambilan data
individu lebih terkontrol dari ketika terjadi penelitian ini.
rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan
emosi terhadap nyeri. Teknik relaksasi DAFTAR PUSTAKA
tersebut merupakan upaya pencegahan
untuk membantu tubuh segar dan
bergenerasi kembali (Yani 2018). Anggraini, S. (2015). Efektifitas Terapi
Aroma Levander Terhadap
Berdasarkan teori dan hasil penelitian Penurunan Skala Nyeri Dismenore
diatas, peneliti berpendapat bahwa ada Pada Remaja Putri di SMA 1
pengaruh teknik relaksasi otot progresif Kabun. Universitas Pahlawan
terhadap skala nyeri menstrusi (dismenore) Tuanku Tambusai
pada remaja putri di desa Pulau Jambu
wilayah kerja puskesmas Kuok tahun 2020 Apriyanti F, dkk. (2018). Hubungan Status
dibuktikan dengan uji statistik non- Gizi Dan Usia Menarche Dengan
parametric yaitu uji Wilcoxon Signed Kejadian Dismenore Pada Remaja
Ranks Test menunjukkan nilai p value Putri di SMA N 1 Bangkinang kota
0,000 ( < 0,05). tahun 2018. diperoleh dari
http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.p
hp/Jumkep/article/download/274/18
KESIMPULAN 2 diakses tanggal 1 April 2020
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari Dewi, dkk. (2018). Pengaruh Relaksasi
penelitian mengenai pengaruh relaksasi otot Otot Progresif Terhadap Penurunan
progresif terhadap penurunan nyeri Nyeri Punggung Bagian Bawah Ibu
dismenore pada remaja putri di Desa Pulau Hamil Trimester III Di Puskesmas
Jambu Wilayah Kerja Puskesmas Kuok Cirebon. diperoleh dari
tahun 2020 Maka dapat disimpulkan bahwa https://www.nwliti.com/id/publicati
Sebelum diberikan teknik relaksasi otot ons/267044/pengaruh-relaksa si-
progresif skala dismenore menunjukkan 30 otot-progresif-terhadap-penurunan-
orang responden mengalami nyeri sedang. nyeri-punggung-bagian-bawah
Kemudian Sesudah diberikan teknik diakses tanggal 13 Maret 2020

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 405


Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)
Fitriani, Achmad. (2017). Efektifitas Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
Relaksasi Otot Progresif Terhadap Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Penurunan Intensitas Nyeri Rineka Cipta
Gastritis Pada Lansia Di Nurdin M, dkk. (2014). Ukuran Sampel
Borromeus. diperoleh dari Dan Distribusi Sampling Dari
http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.p Beberapa Variabel Random
hp/medika diakses tanggal 9 Maret Kontiniu. Diperoleh Dari
2020 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jb
Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian mstr/article/download/4461/4534
Keperawatan Dan Teknik Analisis Nurhalimah. (2015). Perbedaan Efektifitas
Data. Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan
Indriyani. (2013). Kebiasaan Makan Yang Kompres Hangat Dismenore Pada
Berhubungan Dengan Kesehatan Remaja Putri di SMA N 1
Reproduksi Remaja Putri Di Kab Bangkinag. Diakses tanggal 10
upaten Bogor. Jurnal Gizi Dan maret 2020
Pangan Volume 4 Nomor 3, 132- O’ donohue, W dan Jane E. (2012).
139 Cognitive behavior therapy core
Istiqomah. (2018). Pengaruh terapi guided principles for practice. New Jersey:
imagery terhadap intensitas nyeri Jhon Wiley & Sons
pada pasien post operasi sectio Pramardika DD, dan Fitriana. (2019).
cesarea di RSIA Norfa Husada Panduan Penananan Dismenore.
Bangkinang. Universitas Pahlawan Yogyakarta : EGC
Tuanku Tambusai
Putri, MS. (2012). Prevalensi Dan
Jacques, E. (2019). Skala Nyeri Manajemen Dismenore Pada
Comperative Pain Scale, Remaja Putri Di Kecamatan
https://www.verywellhealt.com/pain Bangko Bagansiapiapi Kabupaten
-scales-assessment-tools-4020329. Rokan Hilir. diperoleh dari
diperoleh tanggal 9 Agustus 2020. http://www.pustaka.htp.ac.id
Jakarta : Selemba Medika diakses tanggal 29 April 2020
Kumalasari I, dan Andhyantoro. (2014). Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Jakarta : Badan Penelitan Dan
Selemba Medika Pengembangan Kesehatan
Kusmiran, E. (2012). Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Reproduksi Remaja Dan Wanita. Saguni, Madianung A, dsn Masi G. (2013).
Jakarta Selatan: Salemba Medika Hubungan dismenore dengan
Mubarak, WH, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu aktivitas belajar remaja putri di
Keperawatan Dasar. Jakarta : SMA Kristen I tomohon. Ejournal
Selemba Medika keperawatan (e-Kp) ; Vol 1.No 1
Muttaqin,A. (2011). Asuhan Keperawatan Setyoadi & Kushariyadi. (2011). Terapi
Klien Dengan Gangguan Sistem Modalitas Keperawatan Pada Klien
Persarafan. Jakarta : Selemba Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba
Medika Medika
Narusalam. (2013). Metodologi Penelitian Silalahi, AB. (2016). Hubungan Status Gizi
Ilmu Keperawatan. Jakarta : Dengan Dismenore Pada Remaja
Selemba Medika Putri. diperoleh dari
https://jom.unri.ac.id/index.php/
JOMPSIK/acticle/download/18685/

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 406


Volume 5, Nomor 1, April 2021 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)
18059 diakses tanggal 20 April Wulandari. (2017). Efektifitas Distraksi
2020 Terhadap Penurunan Skala Nyeri
Sinaga, Ernawati, dkk. (2017). Manajemen Dismenore Pada Remaja Putri.
Kesehatan Menstruasi. Jakarta : Diperoleh dari
Universitas nasional, IWWASH, http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.p
Global one hp/medika diakses tanggal 9 Maret
2020
Smeltzer and Bare. (2013). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Vol.1. Yani, F. (2018). Pengaruh Pemberian
Jakarta : EGC Teknik Relaksasi Otot Progresif
Pada Nyeri Pasien Dengan
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Gastritis Di Kota Padang.
Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Diperoleh Dari
Bandung : Alfabeta http://repo.stikesperintis.ac.id/80/1/
Sukarni dan Wahyu. (2013). Buku Ajar 33%20FITRI%20YANI.pdf
Keperawatan Maternitas. Yani, Fitri. (2015). Pengaruh Teknik
Yogyakarta : Nuha Medika Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Supardi. (2013). Aplikasi Statistika Dalam Penurunan Nyeri haid pada remaja
Penelitian Konsep Statistika Yang putri di pondok pesantren Batang
Lebih Konprehensif. Jakarta : Kabung kota Padang tahun 2018.
Change Publication Diperoleh dari
WHO. Growth Reference years. WHO http://jurnal.stikeswhs.ac.id/index.p
(2013). Available at: hp/medika diakses tanggal 9 Maret
http://www.who.int/grouthhref/bmif 2020.
a_girls_z_5_19_labels.pdf. diakses
tanggal 29 April 2020

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 407

You might also like