You are on page 1of 6

Literature Review : Potensi Beras Merah Sebagai Terapi Pada Penyakit

Diabetes Melitus Tipe 2

Author(s):

Nisa Ardana1, Mayang Pranita2, Indira Meutia Mahrani3, Sudana


Fatahillah Pasaribu4

Corresponding author: *(Nisa Ardana)


Corresponding Email:*nisardanaa@gmail.com

About the Author

1. 1st Author* : (Nisa Ardana)


Affiliation* : (Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Mailing address* : (Jl. Lukah Komplek Astra Blok V No 86 A Kecamatan Medan Amplas, Medan –
Indonesia 20229)
Email of author* : (nisardanaa@gmail.com)
Phone number* : 0895360190054

2. 2nd Author* : (Mayang Pranita)


Affiliation* : (Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Mailing address* : (Jl. Penampungan 1 GgBuntu No 63D Kecamatan Medan Helvetia, Medan–
Indonesia 20114)
Email of author* : (mayangpranita05@gmail.com)
Phone number* : 083165297096

3. 3rd Author* : (Indira Meutia Mahrani)


Affiliation* : (Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
Mailing address* : (Jl. Sidmulyo Gg Tahu Lk XXIV No 60, Kecamatan Medan Deli, Medan–
Indonesia 20241)
Email of author* : (indirameutia2@gmail.com)
Phone number* : 0895338552948

4. 4th Author* : (Sudana Fatahillah Pasaribu)


Affiliation* : (Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan
Helvetia, Medan, Indonesia)
Mailing address* : (Jl. Kapten Sumarsono No. 107, Kp. Lalang, Kec. Medan Helvetia, Kabupaten
Deli Serdang, Sumatera Utara, Medan)
Email of author* : (sudanafatahillah@gmail.com)
Phone of number* : 082276302084
ABSTRACT

Elevated blood glucose levels are a hallmark of diabetes mellitus (DM), a chronic metabolic disease caused by the
body's inability to make or use insulin. It is also characterized by changes in protein, lipid, and carbohydrate
metabolism that interfere with insulin action. The purpose of this study was to evaluate the potential of brown rice to
cure type 2 diabetes. This study used a literature review with a literature review using inclusion criteria after
conducting a national literature search using the Google Scholar and Semantic Scholar databases. The literature
review findings reveal two publications deemed relevant. According to research findings, brown rice can help people
with diabetes mellitus control their blood sugar levels.

Keywords: brown rice, diabetes mellitus, blood sugar.

ABSTRAK

Peningkatan kadar glukosa darah merupakan ciri khas penyakit diabetes melitus (DM). DM merupakan penyakit
metabolik kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mensekresi atau menggunakan insulin. Hal ini
juga ditandai dengan perubahan metabolisme protein, lipid, dan karbohidrat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui potensi beras merah sebagai terapi diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka
dengan literatur review dengan menggunakan kriteria inklusi setelah melakukan pencarian literatur nasional
menggunakan database Google Scholar dan Semantic Scholar. Temuan tinjauan literatur ditemukan dua artikel yang
dianggap relevan. Kesimpulan kajian ini, beras merah memiliki potensi digunakan untuk terapi pada penyakit diabetes
melitus karena dapat mengontrol kadar glukosa darah.

Kata kunci : beras merah, diabetes melitus, glukosa darah.

PENDAHULUAN

Penyakit yang dikenal sebagai diabetes melitus (DM), yang didefinisikan oleh peningkatan kadar
glukosa darah, terjadi ketika tubuh tidak dapat membuat atau memanfaatkan hormon insulin, yang
mengatur glukosa darah. Penurunan produksi insulin atau resistensi insulin, yang mengakibatkan
kadar glukosa darah tinggi, atau glukosa seperti yang lebih sering dikenal, adalah penyebab utama
DM (Daeli, 2018a; Daeli, 2018b).
Menurut data terbaru dari International Federation Diabetes (IDF) tahun 2017, terhitung sejumlah
10,3 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes melitus. Indonesia termasuk negara dengan
prevalensi diabetes tertinggi keenam dengan kasus DM sejumlah 10,3 juta (IDF, 2017). Hasil
Riskesdas tahun 2018 melaporkan prevalensi penderita DM terjadi peningkatan menjadi 8,5% dari
6,9% pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013; Riskesdas, 2018).
Kadar glukosa darah dengan penyakit diabetes melitus sangat berhubungan, sehingga penting
untuk memantau kadar glukosa darah agar terhindar dari DM. Pembatasan diet memainkan peran
penting dalam manajemen DM dengan harapan agar dapat mengontrol kadar glukosa darah
terkendali (Syahid, 2021). Konsumsi makanan yang berlebihan akan berpengaruh terhadap
peningkatkan kadar glukosa darah . Pada penyakit DM akan terjadi kerusakan sel pankreas
sehingga mempengaruhi produksi insulin, kerusakan tersebut disebabkan karena adanya
peningkatan kadar glukosa darah dan radikal bebas. Beberapa jenis radikal bebas yang
mempengaruhi penurunan fungsi pankreas dalam memproduksi insulin seperti supraoksida,
hidrogen peroksida, dan oksida nitrat. Oleh sebab itu, antioksidan diperlukan dalam situasi ini
untuk menurunkan jumlah radikal bebas pada penderita diabetes melitus (Mardiana, 2020).
Beras merah merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki potensi untuk digunakan sebagai
terapi diabetes melitus karena sifat antioksidan (Ardiansyah, 2021).
Beras merah memiliki kandungan mineral, serat, lipid, protein, dan karbohidrat. Selain itu, beras
merah juga memiliki fitokimia flavonoid yang memiliki sifat antidiabetes dan antioksidan dengan
mengurangi glukosa darah, meningkatkan produksi insulin dan mengurangi resistensi insulin
(Firdausya, 2020).
Antioksidan adalah gizi berbeda yang harus diperhitungkan. Flavonoid dan antosianin adalah dua
bahan kimia bioaktif antioksidan yang terdapat dalam beras dengan warna. Fitokimia tersebut
memiliki sifat antidiabetes melalui proses penetralan dan penangkapan radikal bebas atau
menghambat peristiwa oksidasi (Pasaribu, 2021a; Pasaribu, 2021b).
Kebutuhan asupan serat dan kabrohidrat yang sesuai dengan kebutuhan sangat penting
diperhatikan pada penderita DM dalam mengontrol kadar glukosa darah. Beras merah selain
memiliki sifat antioksidan, juga memiliki kandungan serat cukup tinggi (Firdausya, 2020). Serat
memiliki sifat antidiabetes melalui jalur penyerapan glukosa yaitu dengan memperlambat
pengosongan lambung, difusi glukosa, menghambat aktivitas enzim amilase, dan meningkatkan
viskositas di dalam usus (Daeli, 2018b).
Beras merah memiliki kandungan zat gizi yang baik dan berpotensi digunakan untuk penyakit
DM.
Berdasarkan kajian latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian literature review ini yang
bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis potensi beras merah sebagai terapi pada penyakit
diabetes melitus.
METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian berbentuk literature review dengan metode naratif yang
mengkaji dan menganalisis hasil penelitian yang berhubungan dengan potensi beras merah
terhadap diabetes melitus. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara melakukan
pencarian jurnal menggunakan database Google Scholar dan Semantic Scholar. Pada tahap awal
dilakukan pencarian jurnal diantara tahun 2017-2022. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian
artikel yaitu “beras merah”, “diabetes melitus” dan “glukosa darah”. Kriteria inklusi adalah Full
text tersedia, hasil penelitian pemberian beras merah pada kasus diabetes melitus, dan metode
penelitian kuasi eksperimen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelusuran dari beberapa database, di temukan 2 artikel yang relavan untuk dijadikan
pengkajian. Ringkasan artikel relevan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Ringkasan Artikel Beras Merah Sebagai Terapi Penyakit Diabetes Melitus

Judul Penelitian Rancangan Penelitian Hasil


Pemberian beras merah Metode: Kuasi eksperimen Dalam penelitian ini beras merah sangat efektif
(oriza nivara) dan beras Perlakuan: 1 minggu bagi para penderita DM. Proses berubahnya
hitam (oriza sativa l. Indica) Lama perlakuan: 1 minggu glukosa darah dengan beras merah disebabkan serat
terhadap perubahan kadar Sampel: penderita DM tinggi yang terkandung di beras merah. Serat yang
glukosa pada penderita Jumlah sampel: 66 Penderita ada pada beras merah mampu meningkatkan
diabetes melitus (Ardiansyah viskositaslumen di usus yang akhirnya menurunkan
and Nawawi 2021) penyerapan karbohidrat dan respon insulin.

Efektifitas pemberian diet Metode: Kuasi eksperimen Beras merah efektif dalam menurunkan kadar
beras merah dalam Perlakuan: 1 minggu glukosa penderita DM. Penelitian ini membuktukan
menurunkan kadar glukosa Lama perlakuan:1 minggu bahwa beras merah memiliki manfaat dalam
darah pada penderita Sampel: Pasien DM menurunkan kadar glukosa penyakit DM.
diabetes melitus di Jumlah sampel: 16 pasien
puskesmas pademawu
pamekasan (Kuszairi 2017)

Beras merah merupakan salah satu sumber karbohidrat yang direkomendasikan dikonsumi oleh
penderita DM, karena memiliki sejumlah keunggulan zat gizi yaitu karbohidrat 45-50 gram; lemak
1,6-2 gram; protein 5 gram; dan serat 3-3,5 gram (Mardiana, 2020). Saat dicerna beras merah
memiliki lebih banyak nilai gizinya dibandingkan dengan beras putih dan tidak meningkatkan
kadar glukosa darah. Selain itu, beras merah juga memiliki kandungan antosianin, hal ini dapat
dilihat karena adanya warna merah alami beras merah (Daeli, 2018b).
Serat beras merah juga berperan dalam menghambat divestasi glukosa kedalam darah, sehingga
mengonsumsi beras merah mengurangi resiko memengaruhi glukosa darah pada tubuh (Listiyani,
2021). Karena kandungan seratnya yang tinggi sebesar 3-3,5 gram, beras merah dapat mengangkut
sisa bahan makanan melalui proses pencernaan, meningkatkan rasa kenyang, menurunkan
kolesterol, dan mencegah terjadinya diabetes (Kuszairi, 2017).
Berikut ini kandungan dan manfaat beras merah:
a) Rendah karbohidrat
Beras merah memiliki kandungan karbohidrat 45-50 gram lebih tinggi dibandingkan dengan beras
putih 28 gram (Mardiana, 2020).
b) Kaya protein
Beras merah memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada beras putih. Beras merah memiliki
kandungan protein 5 gram dan beras putih 2,7 gram (Mardiana, 2020).
c) Mengandung asam lemak esensial
Sangat disarankan untuk memberi makan beras merah untuk bayi baru lahir dan anak-anak di atas
usia enam bulan karena lemak yang diperlukan di dalamnya sangat membantu untuk
perkembangan otak dan dapat membantu dalam menurunkan kolesterol (Sumartini, 2018)
d)Kaya serat
Beras merah memiliki kandungan serat lebih tinggi daripada (3-3,5 gram) kandungan serat beras
putih (0,4 gram) dan dapat menurunkan kolesterol (Hestiana, 2017).
e) Tinggi vitamin B1 (tiamin)
Kandungan vitamin B1 pada beras putih lebih rendah (0 µg) dibandingkan dengan beras merah
(0,12 mg: 0,31 mg). Tiamin merupakan salah satu vitamin yang memiliki manfaat dalam sejumlah
proses metabolisme energi (Petersmann, 2018).
f) Selenium
Beras merah memiliki kadar selenium (39 mg/100 g) lebih tinggi dibandingkan dengan beras putih
(14,0 µg). Selenium adalah komponen penting dari enzim glutathione peroksidase. Enzim
glutathione peroksidase yang merupakan antioksidan enzimatik mampu mendetoksifikasikan DM
dengan mereduksi serta mencegah pembetukan glukosa darah (Listiyani, 2021).
Konsumsi beras merah membantu mengurangi kadar glukosa darah karena memiliki kandungan
serat yang tinggi. Serat dapat menebalkan lumen usus, menurunkan efisiensi penyerapan glukosa
dan menghasilkan respon insulin. Selain itu, serat beras merah memiliki sifat antidiabetes dalam
sistem penceranaan dengan menghambat penyerapan glukosa dan serat dapat membantu
mengurangi puncak serum untuk mencegah peningkatan kadar glukosa darah (Kuszairi, 2017).
Karbohidrat kompleks dalam beras merah diproses secara bertahap oleh tubuh, mencegah lonjakan
kadar glukosa darah secara tiba-tiba. Selain itu, beras merah mengandung mineral dan, antosianin,
yang berfungsi sebagai antioksidan dan digunakan untuk terapi diabetes melitus (Daeli and Candra
2018).
Antosianin adalah jenis flavonoid yang memiliki sifat antioksidan yang bermanfaat untuk
kesehatan tubuh. Kandungan antosianin pada beras merah yaitu antara 0,33-1,39 mg. Menurut
penelitian antosianin berfungsisebagai antidiabetes, anti hipoglikemik, anti kanker, dan anti
hipertensi (Priska, 2018). Sejalan dengan hasil penelitian Kuszairi (2017) melaporkan beras merah
memiliki sifat antidiabetes karena dapat menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes
melitus.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka ditemukan 2 artikel yang relevan. Beras merah memiliki
potensi digunakan untuk terapi pada penyakit diabtes melitus dikarenakan jumlah kandungan zat
gizi bersifat antidiabetes yang tinggi pada beras merah seperti serat, flavonoid, selenium, vitamin
B1 dan antosianin. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk pengembangan produk berbahan dasar
beras merah terhadap penyakit diabetes melitus.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Laode, and Nawawi. 2021. “Pemberian Nasi Beras Merah (Oriza Nivara) Dan Nasi Beras
Hitam (Oriza Sativa L.Indica) Terhadap Perubahan Kadar Glukosa Pada Penderita Diabetes
Mellitus.” Jurnal Keperawatan Silampari 4(2):607–17.

Daeli, Ebigail, Martha Ardiaria, and Aryu Candra. 2018a. “JNH(Journal of Nutrition and Health) Vol.6
No.2 2018.” 6(2):42–56.

Daeli, Ebigail, Martha Ardiaria, and Aryu Candra. 2018b. “Pengaruh Pemberian Nasi Beras Merah
(Oryza Nivara) Dan Nasi Beras Hitam (Oryza Sativa L.Indica) Terhadap Perubahan Kadar Gula
Darah Dan Trigliserida Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Diabetes Melitus Tipe 2.” Journal of
Nutrition and Health 06(02):42–56.

Firdausya, Hanum, Riezki Amalia. 2020. “ Aktivitas dan Efektivitas Antidiabetes Pada Beberapa
Tanaman Herbal. Farmaka 18(1):162-170.

Hestiana, Dita Wahyu. 2017. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Dalam
Pengelolaan Diet Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Kota Malang.” Jurnal of
Health Education 2(2):138–45.

IDF. 2017. IDF Atlas Eighth edition 2017. Retrieved from


http://www.diabatesatlas.org/resources/2017-atlas.html

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes
Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Kemenkes
Republik Indonesia.
Kuszairi. 2017. “Efektifitas Pemberian Diet Beras Merah Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Mellitus Di Puskesmas Pademawu Pamekasan.” Journal Of Islamic Medicine
1(2):97–107.

Mardiana, Tati, Ega Maulana Ditama, and Tuslaela Tuslaela. 2020. “An Expert System for Detection
of Diabetes Mellitus With Forward Chaining Method.” Jurnal Riset Informatika 2(2):69–76. doi:
10.34288/jri.v2i2.121.

Melania Priska, Natalia Peni, Ludovicus Carvallo and Yulius Dala. 2018. “Review: Antosianin dan
Pemanfaatannya”. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry). 6 (2).

Pasaribu, Sudana, Fatahillah, Budiyanti Wiboworini, and Lilik Retna Kartikasari. 2021a. “Analisis
Antosianin dan Flavonoid Ekstrak Kecambah Beras Hitam.” Jurnal Dunia Gizi 4(1):8-14.

Pasaribu, Sudana, Fatahillah, Budiyanti Wiboworini, and Lilik Retna Kartikasari. 2021b. “Effect of
Germinated Black Rice Krisna Extract on Fasting Blood Glucose and Body Weight in Diabetes
Mellitus Rats.” International Journal of Nutrition Sciences 6(4):194-200.

Petersmann, Astrid, Matthias Nauck, Dirk Müller-Wieland, Wolfgang Kerner, Ulrich A. Müller,
Rüdiger Landgraf, Guido Freckmann, and Lutz Heinemann. 2018. “Definition, Classification and
Diagnostics of Diabetes Mellitus.” Journal of Laboratory Medicine 42(3):73–79. doi:
10.1515/labmed-2018-0016.

Setyawati, Tri. 2020. “Peningkatan HDL Plasma Pada Diabetes Melitus Tipe 2 Melalui Sinbio
Eubacterium Rectale dan Pati Gembili (Dioscorea Esculenta).” Jurnal Ilmiah Kedokteran 1(3):23-
24.

Sumartini, Sumartini. 2018. “KAJIAN PENINGKATAN KUALITAS BERAS MERAH ( Oryza


Nivara) INSTAN DENGAN CARA FISIK.” Pasundan Food Technology Journal 5(1):84. doi:
10.23969/pftj.v5i1.842.

Syahid, Zaenab M. 2021. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Pengobatan Diabetes
Mellitus.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 10(1):147–55. doi: 10.35816/jiskh.v10i1.546.

Tri Listiyani. 2021. Efektivitas Beras Merah Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2. P2 Bahasa Unisa.

You might also like