You are on page 1of 6

[TRANSKRIP QATHRUN NADA ]

ِ
ُ ‫ّالْ َكل َمةُّقَ ْو ٌل‬:ّّ١ ‫الدّرس‬
ّ‫ّم ْف َرٌد‬
ّ )32ّ–3١ّ:ّ‫(الصّفحة‬
ّ
Pelajaran ke-1 : Kata adalah qaul mufrad
Halaman : 31-32

ّ ُّ‫صا ِريّ َرِِحَّه‬


ُ‫للا‬ َ ‫للاّبْ ِّنّ ِه‬
ِّ ‫ش‬
َ ْ‫امّاألَن‬ ِّ ّ‫فّابْ ُّنّ َع ْب ِّد‬ ِّ ّ‫قَالَّّال َْع اَّل َم ّةُ أَبُوّ ُُمَ امدّّ َع ْب ُّد‬
ُّ ‫للاّابْ ِّنّيُ ْو ُس‬
Al 'Allamah Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf bin Abdullah bin
Hisyam Al Anshari telah rahimahullah berkata:
ِ
ُ ‫صّ ّال َكل َمةُّقَ ْو ٌل‬
ّ ّ‫ّم ْف َرٌد‬
Matan :

Kata (ُّ‫ )ال َكلِ َمة‬adalah “qaul mufrad”

، ِ‫الُ َم ِل الْ ُم ِفْي َدة‬


ْ ‫شّ ـ تُطْلَ ُق الْ َكلِ َمةُ ِِف اللُّغَ ِة َعلَى‬
Syarah :

Kata (ُ‫ )ال َكلِ َمة‬itu bisa diartikan kepada “jumlah mufidah”(a) (kalimat-kalimat
yang sempurna).
[pent : (a)pada naskah lain «‫»علَى اْلُ ْملَة اْمل ِفْي َدة‬
َ artinya “kalimat yang sempurna”
ُ
. Kalau di sini « ‫]» َعلَى اْلُ َم ِل الْ ُم ِفْي َد ِة‬

[۱۰۰ ‫]املؤمنون‬ ﴾‫ ﴿ َك اَّل إِنـ َاها َكلِ َمةٌ ُه َو قَائِلُ َها‬: ‫ّ َك َق ْولِِه تَـ َع َاَل‬
Seperti firman Allah Ta’ala :

[۱۰۰ ‫]املؤمنون‬ ﴾‫﴿ َك اَّل إِنـ َاها َكلِ َمةٌ ُه َو قَائِلُ َها‬
Artinya “Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah kalimat-kalimat yang
diucapkannya saja” (Q.S. Al-Mu’minun : 100)

ِ ِ ‫ب ارِجعو ِن لَعلِي أَعمل‬


ِ ِِ
[۱۰۰ ‫ و‬99 ‫]املؤمنون من‬ ﴾‫ت‬ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ‫ ﴿ َر‬: ‫إِ َش َارةٌ إِ ََل قَـ ْوله‬
ُ ‫صاِلًا فْي َما تـََرْك‬
Sebagai isyarat kepada :
﴾‫ت‬ ِ ِ ‫ب ارِجعو ِن لَعلِي أَعمل‬
ِ
[۱۰۰ ‫ و‬99 ‫]املؤمنون من‬ ُ ‫صاِلًا فْي َما تَـَرْك‬
َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ ‫﴿ َر‬

Ustadz Abu Ahmad Al MutarjimPage 1


﴾‫ص َدى‬ ُ ‫﴿ َّش ْر‬
َ ‫حّّقَ طْ ِرّالّنا َد‬
ّ‫ىّوّبَ ُلّال ا‬

Artinya : “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),. agar aku berbuat amal
yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan” (QS. Al-Mu’minun : 99-100).
ِ ‫ »ر‬satu kalimat huruf nida yang
[pent : Jadi ini lebih dari satu kalimat «‫ب‬ َ
dihapus dan munada; «‫ » ْارِجعُ ْو ِن‬satu kalimat yang terdiri dari fi’il ‘amr, fa’il
berupa dhammir wawu dan maf’ul bih dhamir mufrad mutakallim; « ‫لَ َعلِي أ َْع َم ُل‬
‫ت‬ ِ ِ »
ُ ‫صاِلًا فْي َما تَـَرْك‬
َ satu kalimat sempurna. Jadi ada tiga kalimat di sini,
makanya disebutkan «ِ‫ »الُ َم ِل امل ِفْي َدة‬beberapa kalimat sempurna (a) ]
ُ
__________________
[pent : (a)
Tidak harus beberapa kalimat, satu kalimat juga bisa, satu atau dua atau
lebih]

.‫ص ِط ََّل ِح َعلَى ال َق ْوِل امل ْفَرِد‬


ْ ‫َوِِف ِاِل‬
ُ
Dan di dalam istilah (maksudnya istilah nahwu) Al-kalimah adalah al-qaul
al-mufrad.

ُ ‫ اللا ْف‬: ‫َوالْ ُمَر ُاد ِِبل َق ْوِل‬


ُّ ‫ظ الد‬
‫ َوفَـَر ٍس‬، ‫ َك ـ ـ ـ َـر ُج ٍل‬: ‫اال َعلَى َم ْع ًًن‬
Dan yang dimaksud denga al-qaul (‫)ال َق ْول‬: Adalah Lafazh(a) yang

ُ ‫ َر‬dan ‫فَـر ٍس‬


menunjukkan pada satu makna(b): seperti ‫ج ٍل‬
َ
__________________
ِ ) dan isyarat (‫ )اإلشارة‬tidak termasuk lafazh (yang ada suaranya)
[pent : (a) Tulisan (‫الكتَابَة‬
(b)Kalau tidak ada artinya juga tidak termasuk al qaul, seperti syin (‫ )ش‬atau jim (‫)ج‬, itu

tidak ada artinya].

ُ َ ْ‫ أَ ْم َل‬، ‫ َكـ ـ ـ ـ َـزيْ ٍد‬: ‫ َس َواءً َد ال َعلَى َم ْع ًًن‬: ‫ف‬ ِ ‫اِلرو‬ ِ ‫ت الْ ُم ْشتَ ِمل َعلَى بَـ ْع‬ ‫َوالْ ُمَر ُاد ِِبللا ْف ِظ ال ا‬
)a( ‫ا‬
‫يدل‬ ْ ُُْ ‫ض‬ ُ ُ ‫ص ْو‬
‫ش‬ ِ ٌ ‫َّي أَ ان ُك ال قَـ ْوٍل لَْف‬ ٍ ‫َكـ ـ ـ َـدي ٍز ـ ـ م ْقلُو‬
ُ ‫ظ َوَِل يَـْنـ َعك‬ َ ‫ب َزيْد ـ ـ َوقَ ْد تَـبَـ ا‬َ ْ َ ْ
Yang dimaksud dengan lafazh itu adalah suara(b) yang mengandung
sebagian huruf (huruf hijaiyah)(c), sama saja suara itu menunjukkan
kepada makna seperti : Zaid (‫() َزيْد‬d), atau tidak bermakna seperti Daiz
(‫() َديْز‬e) - Daiz (‫)ديْز‬
َ itu dari kata Zaid (‫ ) َزيْد‬yang dibalik- Dan jelaslah bahwa
qaul itu lafazh dan tidak sebaliknya(f).

Ustadz Abu Ahmad Al Mutarjim Page 2


﴾‫ص َدى‬ ُ ‫﴿ َّش ْر‬
َ ‫حّّقَ طْ ِرّالّنا َد‬
ّ‫ىّوّبَ ُلّال ا‬

__________________
[pent :
‫ جمزوم على السكون املقدرة‬: ‫ يَ ُد ال‬: ‫[ َلْ يَ ُد ال‬Lafadz ‫ مقلوب‬boleh marfu' sebagai khobar dari mubtada'
(a)

yang dihapus taqdirnya : ‫هو مقلوب زيد‬. Bisa juga manshub sebagai maf'ul bih taqdirnya :
‫أعين مقلوب زيد‬, atau sebagai hal.]
(b)
Kalau bukan suara, tidak termasuk al qaul
(c)
Kalau bukan huruf hijaiyah (bahasa arab), tidak termasuk lafazh.
(d)
Yaitu orang yang namanya Zaid
(e)
Lafazh ini tidak ada artinya. Jadi lafazh itu umum, mempunyai arti ataupun tidak
mempunyai arti, yang penting dia harus mengandung huruf hijaiyyah.
(f)Qaul itu lebih khusus dari pada lafazh karena Qaul harus mempunyai makna

sedangkan lafadz tidak harus.

ِ ِ ِ ِ
،‫ي‬ ُ ‫ الازا‬: ‫َجَزاءُهُ ـ ـ َوه َي‬ ْ ‫(زيْد) ؛ فَِإن أ‬ َ ‫ك ََْن ُو‬ َ ‫ َو َذل‬، ُ‫ َما َِل يَ ُد ُّل ُج ْزُؤهُ َعلَى ُج ْزء َم ْعنَاه‬: ‫َوالْ ُمَر ُاد ِِبمل ْفَراد‬
‫ك (غُ ََّل ُم َزيْ ٍد) فَإِ ان ُك ًَّل‬ ِ‫ف قَـول‬ِ ‫ ِِب ََّل‬، ‫ والُ ادا ُل ـ إِ َذا أُفْ ِردت َِل تَ ُد ُّل علَى َشي ٍء ِِماا ي ُد ُّل هو علَي ِه‬، ‫والياء‬
َ ْ ْ َ َُ َ ْ َ َْ َ ََُ
‫ َِل ُم ْفَرًدا‬، ‫ َوَزيْ ٍد ـ ـ َد ُّال َعلَى ُج ْزِء َم ْعنَاهُ ؛ فَـ َه َذا يُ َس امى ُمَراكبًا‬، ‫ الغُ ََّل ُم‬: ‫ِم ْن ُج ْزءَ ِيه ـ ـ َو ُُهَا‬
Yang dimaksud dengan mufrad(a) adalah : Setiap yang sebagiannya tidak
menunjukkan sebagian maknanya. Contohnya Zaid (‫) َزيْد‬, karena bagian-
bagiannya yaitu zay (‫)الازي‬, ya’ (ُ‫ )اليَاء‬dan dal (‫اال‬
ُ ‫ )الد‬apabila dipisah-pisahkan
tidak menunjukkan kepada sesuatu yang ditunjukkan oleh Zaid(b) tadi.
Beda kalau ucapanmu «‫َزيْ ٍد‬ ‫»غُ ََّل ُم‬ )budaknya Zaid((c), karena masing-
masing dari dua bagiannya tadi yaitu ‫ الغُ ََّل ُم‬dan ‫ َزيْد‬menunjukkan sebagian
‫() ُمرا‬e) bukan
dari maknanya(d) . Kalau seperti ini dinamakan murakkab (‫كب‬
َ
mufrad (‫) ُم ْفرد‬.
َ
_________________
[pent :
(a)Bukan mufrad temannya mutsanna dan jama’

(b)Zaid, menunjukkan orang yang bernama Zaid, kalau Zay saja atau ya’ saja atau dal

saja itu tidak ada hubungannya kepada orang yang bernama Zaid. Ini namanya
mufrad.
(c) atau bisa diartikan “anaknya Zaid” di sini ada dua kata (tidak mufrad)

(d) ‫( الغَّلم‬budak) ada hubungannya dengan ‫( زيد‬Zaid). Kalu disambung (‫غ ََلم زَ يْز‬
ُ َُ َْ ُ ُ ) ada
tambahan arti kepemilikan menjadi “budaknya/anaknya Zaid”].
(e) Karena sebagiannya itu menunjukkan makna sebagian susunannya tadi.

Ustadz Abu Ahmad Al Mutarjim Page 3


﴾‫ص َدى‬ ُ ‫﴿ َّش ْر‬
َ ‫حّّقَ طْ ِرّالّنا َد‬
ّ‫ىّوّبَ ُلّال ا‬

‫ظ ُو ِض َع لِ َم ْع ًًن ُم ْفَرٍد‬
ٌ ‫ الْ َكلِ َمةُ لَْف‬: ‫ َك َما ا ْشتَـَر َط َم ْن قَ َال‬، ‫ض َع‬
ْ ‫ت ِِف الْ َكلِ َم ِة الْ َو‬ ِ
َ ‫فَِإ ْن قُـ ْل‬
َ ْ‫ فَل َم َِل ا ْشتَـَرط‬: ‫ت‬
‫؟‬
Seandainya engkau bertanya: Mengapa tidak engkau syaratkan pada
definisi al-kalimah tadi “al wadh’a (‫ض َع‬
ْ ‫()الو‬a) sebagaimana yang disyaratkan َ
oleh mereka yang memberi definisi : Kalimah adalah lafazh yang
diucapkan dengan sengaja(b) yang mengandung makna mufrad ?
________________
[pent :
(a)
seperti di al Ajurumiyah «‫ض ِع‬ْ ‫فيد ِِب َلو‬
ُ ‫ب امل‬‫ظ املراك‬
ُ ‫َّلم هو اللف‬ ْ ‫ ِِب َلو‬di sini
ُ ‫ »ال َك‬ada tambahan ‫ض ِع‬
ُ ُ َ
penulis tidak menuliskan ‫ض َع‬
ْ ‫الو‬
َ
(b)
Maksud al wadh'u di sini adalah mempunyai makna, lawannya muhmal, yang tidak
memilih makna atau arti.]

ِ ُ ‫ واللا ْف‬،‫ظ ِجْنسا لِل َكلِم ِة‬ ‫ك ْ ِِ ا‬ ِ


ُ ‫ظ يَـْنـ َقس ُم إِ ََل َم ْو‬
‫ َوُم ْه َم ٍل؛‬، ‫ض ْوٍع‬ َ َ ً َ ‫ألخذه ُم الل ْف‬ َ ‫اج ْوا إِ ََل َذل‬ ُ َ‫احت‬ْ ‫ إِاَّنَا‬: ‫ت‬ ُ ‫قُـ ْل‬
ٌّ ‫ت ال َق ْوَل ِجْن ًسا لِْل َكلِ َم ِة ـ ـ َوُه َو َخ ـ ـ‬
‫ـاص‬ ْ ‫اج ْوا إِ ََل ِاِل ْحِ َِتا ِز َع ِن الْ ُم ْه َم ِل بِ ِذ ْك ِر الْ َو‬
ُ ‫ َولَ اما أَ َخ ْذ‬، ‫ض ِع‬ ُ َ‫احت‬ْ َ‫ف‬
ِ ِ
‫ض ِع‬ َ ‫ك َع ِن ا ْشتَـَراط‬
ْ ‫الو‬ َ ‫ض ْوِع ـ ـ أَغنَ ِاِن ذَل‬ ُ ‫ِِبلْ َم ْو‬
Aku katakan: Mereka (yang memberikan definisi dengan syarat (‫ض َع‬
ْ ‫)الو‬ َ
membutuhkan hal tersebut hanyalah karena mereka menjadikan lafazh itu
sebagai satu jenis dari kata(a) sedangkan lafazh itu ada yang maudhu’ (yang
diucapkan dengan sengaja) dan muhmal (diucapkan dengan tidak
sengaja). Maka mereka membutuhkan ihtiraz (penjagaan) dari muhmal
(sesuatu yang tidak ada artinya) dengan menyebutkan al- wadh’i. Dan
ketika aku menjadikan al-qaul itu sebagai jenis dari al- kalimah dan al-qaul
ini khusus untuk yang disengaja atau yang mempunyai arti, maka
cukuplah hal tersebut bagiku dari mensyaratkan al wadh’u (b)
_____________________________

[pent :
(a) salah satu jenis dari kata itu adalah lafazh. Sedangkan di sini oleh penulis al-lafzhu

dijadikan sebagian dari al-qaul bukan dijadikan sebagian dari al-kalimah. Sedangkan
al-qaul itu khusus sesuatu yang mempunyai makna.
(b)Al-qaul itu sudah pasti yang al-wadh’i , sehingga penulis tidak perlu mensyaratkan

bil wadh’i]

Ustadz Abu Ahmad Al Mutarjim Page 4


﴾‫ص َدى‬ ُ ‫﴿ َّش ْر‬
َ ‫حّّقَ طْ ِرّالّنا َد‬
ّ‫ىّوّبَ ُلّال ا‬

‫ت َع ِن اللا ْف ِظ إِ ََل الْ َق ْوِل ؟‬ ِ


َ ‫فَِإ ْن قُـ ْل‬
َ ْ‫ فَل َم َع َدل‬: ‫ت‬
Apabila engkau bertanya : Mengapa engkau berpaling dari “al lafazh”
kepada “al-qaul” (tidak memakai definisi dengan “lafazh” tetapi
menggunakan “al-qaul”) ?
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ظ ِجْن‬ ‫قُـ ْل ُ ِ ا‬
ٌ ْ‫س قَ ِري‬
‫ب؛‬ ٌ ‫ َوالْ َق ْو ُل جْن‬،‫ َك َما ذَ َك ْرََن‬،‫س بَعْي ٌد؛ ِلنْطَّلقه َعلَى الْ ُم ْه َم ِل َوالْ ُم ْستَـ ْع َم ِل‬ٌ َ ‫ ألَ ان الل ْف‬: ‫ت‬
‫ب ِعْن َد أ َْه ِل الناظَ ِر‬ ِ ِ ْ ‫اس الْبعِي َدةِ ِِف‬ ُ ‫استِ ْع َم‬ ِ ِ ِ‫ِِلخت‬
ٌ ‫اِلُ ُد ْود َمعْي‬ ْ َ ِ َ‫ال ْاألَ ْجن‬ ْ ‫ َو‬،‫صاصه ِِبلْ ُم ْستَـ ْع َم ِل‬
َ ْ
Aku katakan : Karena “lafazh” itu jenis yang jauh; karena “lafazh” itu bisa
memunculkan/mencakup kepada yang muhmal (yang tidak mempunyai
arti) dan musta’mal (yang mempunyai arti) sebagaimana yang sudah kita
sebutkan. Sedangkan al-qaul lebih dekat (jenis yang dekat) karena al-qaul
khusus untuk sesuatu yang mempunyai arti. Sedangkan penggunaan
jenis yang jauh dalam hal al-hudud (definisi) itu sesuatu yang tercela
menurut para ahli nadzhar (peneliti/ahlul kalam)(a).
____________________________

[Pent :
(a)Ahli Manthiq itu sering mendefinisikan sesuatu secara rumit, terlalu detail. Suatu

definisi itu bisa diperdebatkan oleh ahlul kalam atau orang-orang yang belajar mantiq
itu terlalu mendebatkan definisi atas sesuatu yang intinya sama, hanya saja dicari
mana yang definisinya lebih singkat dan mencakup. Sehingga kalau ada definisi yang
paling singkat dan paling mencakup dan paling jelas, itu yang dipilih oleh para ahli
kalam. Al qaulul mufrad ini yang paling ringkas ketimbang yang tadi (‫ظ ُو ِض َع لِ َم ْع ًًن‬
ٌ ‫)لَ ْف‬
walaupun makna dan tujuannya sama. Ini hanya beda dalam penggunaan kata dan
boleh saja menggunakan yang panjang tadi, tapi yang lebih ringkas lebih baik, ini
merupakan ijtihad dari penulis].

Ustadz Abu Ahmad Al Mutarjim Page 5


﴾‫ص َدى‬ ُ ‫﴿ َّش ْر‬
َ ‫حّّقَ طْ ِرّالّنا َد‬
ّ‫ىّوّبَ ُلّال ا‬

Ustadz Abu Ahmad Al Mutarjim Page 6

You might also like