Professional Documents
Culture Documents
Hlm 1-20
Abstract
Waqf is a legal act of waqif to separate and / or surrender some of his property to be used
forever or for a certain period in accordance with his interests for the purposes of worship and / or
general welfare according to the Shari'ah. Problems that occur in wakaf property such as that
happened in Karang Anyar village, Jati Agung subdistrict, South Lampung regency, there was the
event of re-taking of waqf by wakif which initially waqf for boarding school was taken back by
wakif for back end to be market. From the background of the above problems can be formulated,
the formulation of the problem are: How the law of re-taking of wakaf property by wakif in Karang
Anyar Village, Jati Agung District of South Lampung Regency in Perspective of Islamic Law and
Law No. 41 of 2004 ?. This research includes field research and quantitative descriptive nature.
The results of this study indicate that the law of re-taking of waqf by wakif in Karang Anyar village,
Jati Agung sub-district, South Lampung regency, in Islamic law perspective, it is clear that the
retrieval of waqf by wakif is permissible, because the Imams of the Madhab believe that the
ownership of wakaf property is not on wakif even wakif have no right over the waqf. While in Law
no. 41 Year 2004 About Wakaf explained that wakaf property should not be taken back by wakif,
but in the case of Taking Back Wakaf Treasures By Wakif In Karang Anyar Village Jati Agung
Subdistrict South Lampung Regency wakaf treasures have not been registered to the Official Pledge
Deed Achievers (PPAIW) then the law still belongs to the person whose name is written in the land
letter.
Keywords: Wakaf Treasures, Islamic Law, Law no. 41 of 2004
Abstrak
Wakaf adalah perbuatan hukum waqif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.
Permasalahan yang terjadi pada harta wakaf seperti yang terjadi di Desa Karang Anyar Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan, disana tejadi peristiwa pengambilan kembali harta wakaf
oleh wakif yang pada awalnya wakaf untuk pondok pesantren diambil kembali oleh wakif untuk di
wakafkan kembali untuk dijadikan pasar. Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan,
rumusan masalah yaitu:Bagaimana hukum pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif di Desa
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dalam Perspektif Hukum Islam
dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004 ? Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field
research) dan bersifat deskriptif kuantitatif, Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa hukum
pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif didesa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
Kabupaten Lampung Selatan dalam Perspektif Hukum Islam sudah jelaslah bahwa pengambilan
kembali harta wakaf oleh wakif tidak diperbolehkan, karena para Imam Madzhab berpendapat
kepemilikan harta wakaf bukan pada wakif bahkan wakif sudah tidak mempunyai hak atas wakaf
itu. Sedangkan dalam UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dijelaskan bahwa harta wakaf tidak
boleh diambil kembali oleh wakif, namun dalam kasus Pengambilan Kembali Harta Wakaf Oleh
Wakif Di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan harta wakaf
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 1
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
belum di daftarkan ke Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), maka secara hukum tanah
tersebut masih milik orang yang namanya tertulis di dalam surat tanah tersebut.
Kata Kunci : Harta Wakaf, Hukum Islam, UU No. 41 Tahun 2004
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
2 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
untuk orang fakir, kerabat ‘Umar, a. Hak atas tanah sesuai dengan
budak, di jalan Allah, dan Ibn Sabil, ketentuan peraturan perundang-
serta untuk kamu. Orang yang undangan yang berlaku baik yang
mengelola tanah itu tidak berdosa sudah maupun yang belum
(bokeh) memanfaatkan hasilnya terdaftar;
sekedar untuk dimakan dan b. Bangunan atau bagian bangunan
memberikan makan teman-teman, yang berdiri di atas tanah
bukan untuk mengumpilkan harta sebagaimana dimaksud pada huruf
(memperkaya diri). (HR. Ibnu Majah) a;
4
c. Tanaman dan benda lain yang
Hadis tersebut menjelaskan harta berkaitan dengan tanah;
wakaf tidak boleh dijual, diwariskan, dan d. Hak milik atas satuan rumah susun
dihibahkan. Berarti harta wakaf tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
merupakan milik perorangan yang bisa perundang-undangan yang berlaku;
dipindah kepemilikannya, tetapi sudah e. Benda tidak bergerak lain sesuai
merupakan milik masyarakat (umum). Tidak dengan ketentuan syariah dan
ada kewenangan pengelola untuk melakukan peraturan perundang-undangan
pemindahan kepemilikan, karena penerima yang berlaku.
wakaf hanya sebagai pengelola, bukan (3) Benda bergerak sebagaimana
pemilik salah satu syarat barang yang dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
diperjualbelikan, diwariskan atau dihibahkan harta benda yang tidak bisa habis
adalah milik sendiri. Dalam arti harta wakaf karena dikonsumsi, meliputi:
tersebut tidak dapat dialihkan kepemilikannya a. uang;
oleh pengelola. b. logam mulia;
Pada tanggal 27 Oktober 2004, c. surat berharga;
pemerintah telah mengeluarkan sebuah d. kendaraan;
peraturan baru yaitu Undang-undang No. 41 e. hak atas kekayaan intelektual;
tahun 2004 tentang Wakaf. Undang-undang f. hak sewa; dan
ini merupakan Undang-undang pertama yang g. benda bergerak lain sesuai dengan
mengatur wakaf. Salah satu perbedaan ketentuan syariah dan peraturan
undang-undang No. 41 tahun 2004 dengan perundang-undangan yang
peraturan perundangan-undangan sebelumnya berlaku.5
adalah ruang lingkup substansi yang Dengan adanya Undang-undang No.
diaturnya. Undang-undang ini mengatur 41 tahun 2004 tentang Wakaf, tentunya
wakaf dalam lingkup yang lebih luas, tidak berbeda dari peraturan perundangan-
terbatas hanya pada wakaf tanah milik. Akan undanganan wakaf yang ada sebelumnya.
tetapi menjangkau pula pada wakaf Hak Atas Ruang lingkup wakaf selama ini hanya
Kekayaan Intelaktual seperti yang tertuang terbatas hanya pada wakaf tanah milik yang
dalam Pasal 16 Undang-undang No. 41 tahun merupakan benda material tidak bergerak.
2004 tentang Wakaf yang berbunyi: Akan tetapi dengan adanya Undang-undang
(1) Harta benda wakaf terdiri dari: ini membagai benda wakaf menjangkau
a. benda tidak bergerak; dan terhadap benda tidak bergerak dan benda
b. benda bergerak. bergerak.
(2) Benda tidak bergerak sebagaimana Wakaf sebagai salah satu lembaga
dimaksud pada ayat (1) huruf a yang berasal dari hukum Islam telah lama
meliputi: dikenal dan hidup dalam masyarakat
4
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Jilid II, (Beirut: Darul
5
Fikr, tt), h. 801 Miftahul Huda, Op. Cit , pasal 16
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 3
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
4 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
8
Sugiyono, statistika untuk Penelitian, , Bandung: dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, Cet. Ke-12, h. 225
10
Alfabeta, 2010, Cet. Ke-16, h. 84. Ibid, h. 222
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 5
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
6 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 7
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
atau sekelompok orang atau badan hukum yang diwakafkan tersebut bisa dipandang sah
yang memisahkan sebagian dari benda apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
miliknya dan melembagakannya untuk berikut:
selama-lamanya guna kepentingan ibadah a. Benda harus memiliki nilai guna. Wakaf
atau kepentingan umum lainnya sesuai adalah mengambil manfaat benda yang
dengan ajaran Islam.16 Dalam pasal 1 ayat 1 diwakafkan serta mengharap pahala
Undang – undang No 41 Tahun 2004 tentang atau keridhaan Allah Swt atas perbuatan
Wakaf, Menyebutkan bahwa wakaf adalah tersebut. Tidak sah mewakafkan benda
perbuatan hukum waqif untuk memisahkan yang tidak boleh diambil manfaatnya,
dan/atau menyerahkan sebagian harta benda seperti benda memabukkan dan benda-
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau benda haram lainnya.
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan b. Benda yang diwakafkan benar-benar
kepentingannya guna keperluan ibadah telah menjadi milik sempurna (al- milk
dan/atau kesejahteraan umum menurut at-tamm) orang yang mewakafkan
syari’ah.17 ketika terjadi akad wakaf. Oleh
Substansi yang terkandung dalam karenanya, jika seseorang mewakafkan
ajaran wakaf adalah adanya semangat benda yang bukan atau belum menjadi
penegakan keadilan sosial melalui miliknya, walaupun nantinya akan
pendermaan harta untuk kepentingan umum. menjadi miliknya, maka hukumnya
Walaupun wakaf sebatas amal kebajikan yang tidak sah, seperti mewakafkan benda
bersifat anjuran, tetapi daya dorong untuk atau sejumlah uang yang masih belum
menciptakan pemerataan kesejahteraan sangat diundi dalam arisan, mewakafkan tanah
tinggi. Prinsip dasar wakaf yang bertujuan yang masih dalam sengketa atau
menciptakan keadilan sosial merupakan jaminan jual beli.
implementasi dari sistem ekonomi yang c. Benda yang diwakafkan harus diketahui
mendorong dan mengakui hak milik individu ketika terjadi akad wakaf. Penentuan
dan masyarakatsecara seimbang. 18 benda tersebut bisa ditetapkan dengan
Asas kemanfaatan suatu benda jumlahnya atau menyebutkan dengan
menjadi landasan yang paling relevan dengan nisbahnya terhadap benda. Wakaf yang
keberadaan benda itu sendiri. Lebih-lebih tidak menyebutkan secara jelas terhadap
ibadah wakaf oleh para ulama dikategorikan harta yang akan diwakafkan, maka tidak
sebagai amal ibadah sadaqah jâriyah yang sah hukumnya seperti mewakafkan
memiliki pahala yang terus mengalir sebagian tanah.
walaupun yang melakukan telah meninggal d. Benda tetap atau benda bergerak yang
dunia. Dalam pandangan yang paling dibenarkan untuk diwakafkan.19
sederhanapun, bahwa kontinyuitas pahala Jadi wakaf adalah ibadah sunah yang
yang dimaksud karena terkait dengan aspek dilakukan oleh wakif yang bertujuan untuk
kemanfaatan yang diambil secara penegakan keadilan sosial melalui
berkesinambungan oleh pihak kebajikan pendermaan harta untuk kepentingan umum
(masyarakat).
Sebagai obyek wakaf, harta benda 2. Dasar Hukum Wakaf
Para ahli hukum Islam menyebutkan
dasar hukum wakaf yang meliputi ayat al-
16
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Qur’an, hadis, ijmak, dan juga ijtihad para
Akademika Pressindo, 2007) pasal 215 ayat (1). ahli hukum Islam Al-Quran sebagai sumber
17
Undang – undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,
pasal 1 ayat (1). hukum yang pertama memberi petunjuk
18
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas
Islam, Paradigma Baru Wakaf di
19
Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama, 2006), h. 90. Ibid., h. 40-42.
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
8 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 9
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
10 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 11
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
12 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
- Pengusaha 46orang
3) Strategi Pembangunan sedang 2564orang
Dalam rangka mewujudkan visi - Industri Kecil 51orang
dan misi di atas, maka startegi - Buruh Pabrik 26orang
pembangunan yang diterapkan oleh aparat - Buruh 17orang
Desa Karang Anyar adalah sebagai berikut: Bangunan
a) Menetapkan Karang Anyar sebagai - Pegawai
sentra pengembangan hortikultura. Negri Sipil
Fokus pengembangan hortikultura - TNI
yaitu pada komoditi-komoditi - Pensiunan
sayuran yang memiliki keunggulan PNS atau TNI
komparatif dan diandalkan untuk Sumber: Profil Desa Karang Anyar
dapat bersaing dengan daerah lainnya 2016
untuk dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat. c. Keadaan Penduduk Desa Karang
b) Menyusun langkah-langkah Anyar
operasional pembangunan kecamatan Desa Karang Anyar merupakan Desa
1) Orientasi pengembangan yang penduduknya terdiri dari beragama
diarahkan pada peningkatan etnis, mulai dari etnis Jawa, Lampung, dan
ekonomi masyarakat Sunda, dengan jumlah penduduk sebanyak
2) Peningkatan kualitas SDM 17.602 Jiwa, yang tersebar di 17 duşun
melalui pendidikan dengan perincian sebagai berikut:
3) Peningkatan peran masyarakat
melalui pemberdayaan Tabel 2.
masyarakat Keadaan Penduduk Desa Banding
4) Meningkatkan kualitas hidup Berdasarkan Dusun
masyarakat melalui peduli No Dusun Jumlah Penduduk
kesehatan 1 Duşun IA 322 Jiwa
c) Menetapkan prioritas pengembangan 2 Duşun IB 313 Jiwa
Desa Karang Anyar. 3 Duşun IIA 563 Jiwa
4 Duşun IIB 511 Jiwa
Tabel 1 5 Duşun IIIA 287 Jiwa
Profil Umum Desa Karang Anyar Kecamatan 6 Duşun IIIB 290 Jiwa
Jati Agung 7 Duşun IIIC 297 Jiwa
Kabupaten Lampung Selatan 8 Dusun IV A 346 Jiwa
Nama Desa Karang Anyar 9 Dusun Tega 490Jiwa
Kecamatan Jati Agung Lega
Kabupaten Lampung 10 Dusun Karang 296 Jiwa
Selatan Turi
Propinsi Lampung 11 Dusun 186 Jiwa
Luas Wilayah 2.047.69 ha Palputih I
Mata Pencaharian 12 Dusun 291 Jiwa
- Petani Palputih II
Petani Pemilik 271orang 13 Dusun Karang 265 Jiwa
Lahan 327orang Mas
Petani 217orang 14 Dusun 346 Jiwa
Penggarap 47 orang Permata Asri
Buruh Tani 125orang
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 13
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Gambar 1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Karang Anyar
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
14 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 15
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
16 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
diatas, maka dibuatlah musyawarah yang Mencermati hasil wawancara dan hasil
kedua yang bertempat di Balai Desa musyawarah Desa di atas, dapat dikemukakan
Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. bahwa tujuan pelaksanaan pengambila
Lampung Selatan, yang dihadiri oleh kembali harta wakaf di Desa Karang Anyar
perwakilan Kec. Jati Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung
Foerkopimcam Jati Agung, Kepala Desa, Selatan adalah untuk membangun dan
Aparatur Desa, Ketua BPD, Ketua RT, menjadikan desa yang lebih baik, dengan cara
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh membangun pasar desa dan menggeser
Pemuda, dan Warga Desa Karang Anyar lapangan agar lebih baik lagi.
serta Perwakilan Disperindag Kab. Setelah data tentang study kasus
Lampuang Selatan, Dinas PU, sKontraktor pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif
Pembangunan Pasar. Yang menghasilkan di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut: Kabupaten Lampung Selatan diperoleh dari
1) Menyetujui dan menyepakati hasil wawancara, pada bagian ini dilakukan
pembangunan pasar Desa Karang analisis berdasarkan pandangan hukum Islam
Anyar yang dibangun ditanah dan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004
lapangan. Tentang Wakaf.
2) Menyetujui dan menyepakati tentang c. Pengambilan Kembali Harta Wakaf
tentang penggeseran lokasi lapangan Dilihat dari Hukum Islam
ketempat yang baru. Harta benda wakaf yang telah
3) Kepala Dusun bertanggung jawab diberikan tidak bisa diambil kembali,
penuh atas persetujuan pembangunan Miftahul Huda menjelaskan dalam bukunya
pasar dan penggeseran lapangan mengalirkan manfaat wakaf bahwa Iman
kepada kepada masyarakat diwilayah Nawawi yang bermadzhab syafi’I
dusun masing-masing. mendefinisikan wakaf sebagai:
4) Menyetujui dan menyepakati tentang “Penahanan harta yang bisa
penyelesaian pengurusan terkait dimanfaatkan dengan tetap menjaga
Hibah tanah antara Bpk. Ust. Abdul keutuhan barangnya, terlepas dari camping
Azis (selaku ketua yayasan ……) tangan wakif atau lainya, dan hasilnya
dengan pemerintah Desa Karaang disalurkan untuk kebaikan semata-mata dan
Anyar untuk menjadi lapangan yang untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada
baru. allah.”41 Definisi ini mempertegas
5) Apabila selama pelaksanaan terlepasnya harta dari kepemilikan wakif,
pembanguna pasar dan penggeseran terlepas dari campur tangan wakif atau
lapangan ada sekelompok atau lainya dan hasilnya disalurkan untuk
oknum warga desa karang anyar kebaikan semata-mata untuk mendekatkan
berupaya menghambat dan diri kepada Allah SWT.42
mengganggu pelaksanaan Tidak diragukan sedikit pun bahwa,
pembanguna tersebut, maka akan sebelum sesuatu yang di wakafkan, ia adalah
dianggap provokator dan akan kami milik orang yang mewakafkan. Sebab wakaf
lapokan kepada pihak yang berwajib tidak bisa dipandang sah kecuali terhadap
sesuai dengan proses hukum yang barang yang dimiliki. Imam Maliki
berlaku.40 berpendapat bahwa, esensi atas kepemilikan
barang tersebut tetap beada di pemiliknya
41
Miftahul Huda, Mengalirkan Manfaat Wakaf Potret
40
Hasil musyawarah di Balai Desa Karang Anyar Kec. Perkembangan Hukum Wakaf dan Tata Kelola Wakaf
Jati Agung Kab. Lampung Selatan tanggal 08 Oktober di Indonesia, Bekasi: Gramata Publishing, 2015, h. 71
42
2015 Ibid
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 17
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
18 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
pernah diurus dan dibuat sehingga surat maka dalam kekuatan hukum tanah tersebut
tanah masih milik dan atas nama Wakif, masih di akui dan milik orang yang
sehingga akibat hukum yang terjadi adalah mempunyai nama di sertifikat tanah, dan
tanah tersebut masih milik wakif atau masih secara hukum belum sah sebagai tanah wakaf.
milik orang yang mempuyai nama dalam
surat tanah itu. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisa di atas, dapat Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik
dikemukakan bahwa pengambilan kembali Perwakafan, Yogyakarta: Nuansa
harta wakaf oleh wakif dalam dalam Aksara 2006.
perspektif islam tidak diperbolehkan secara Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam,
mutlak, karena harta wakaf itu sudak bukan Jakarta: Akademika Pressindo, 2007.
menjadi hak wakif. Abi Daud, Sunan Abi Daud Jilid II, Beirut:
Analisis selanjutnya adalah Darul Fikr, 1994.
berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun Abi Ishak Ibrahim Ibn Ali Ibn Yusuf Al-
2004 Tentang Wakaf dijelaskan bahwa harta Syirozi, Al-Muhadzab, Beirut: Darul
wakaf tidak boleh diambil kembali oleh Fikr, 1993.
wakif, namun dalam kasus Pengambilan Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar,
Kembali Harta Wakaf Oleh Wakif Di Desa Menuju Era Wakaf Produktif,
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Sebuah UpayaProgresif Untuk
Kabupaten Lampung Selatan harta wakaf Kesejahteraan Umat, Cet. ke-3
belum di daftarkan ke Pejabat Pembuat Akta Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006.
Ikrar Wakaf (PPAIW), maka secara hukum Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan
tanah tersebut masih milik orang yang Pendaftarannya, Jakarta: Sinar
namanya tertulis di dalam surat tanah Grafika, 2014.
tersebut. Agus Pamungkas, Amandemen Undang-
Undang Dasar 1945, yogyakarta:
PENUTUP buku pintar, 2011.
Berdasarkan data yang terkumpul Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Ed. 1, Cet.
dalam analisis data, maka dapat disimpulkan Ke-3 Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
hasil penelitian sebagai berikut: Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan
Pengambilan Kembali Harta Wakaf Terjemahannya, Bandung:
oleh Wakif di Desa Karang Anyar Kecamatan Diponegoro, 2008.
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Departemen Pendidikaan Nasional, Kamus
Tahun 2016 dalam Perspektif Islam tidak Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
diperbolehkan, karena para imam madzhab Gramedia Pustaka Utama, 2007.
berpendapat bahwa kepemilikan harta wakaf Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen
bukan pada wakif lagi, bahkan wakif sudah Bimas Islam, Fiqih Wakaf, Jakarta
tidak mempunyai hak atas tanah wakaf itu Deprtemen Agama, 2006.
baik tanah wakaf sudah dibuatkan Akta Ikrar Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Jilid II,
Wakaf maupun belum. Beirut: Darul Fikr, 1993.
Pengambilan Kembali Harta Wakaf Imam Taqiyuddin Abubakar bin Muhammad
oleh Wakif di Desa Karang Anyar Kecamatan Al Husaini, Kifayatul Ahyar Fii Halli
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Ghayatil Ikhtisar, alih bahasa:
Tahun 2016 dalam Undang-Undang No. 41 Syarifuddin Anwar, Kifatul Ahyar,
Tahun 2004 Tentang Wakaf, bahwa Surabaya: CV Bina Imam, 2007.
berdasarkan wawancara dan pengamatan yang Maba, Aprezo Pardodi. “Bimbingan Dan
dilakukan pada surat tanah, serta pihak Konseling Islam Solusi Menjaga Dan
Nadhir belum membuat akta ikrar wakaf,
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 19
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20
Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
20 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)