You are on page 1of 20

AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018.

Hlm 1-20

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam


dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)

Ahmad Mukhlishin1 , Teguh Arifin2, Muhammad Dimyati3


Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung
E-mail : 1 ahmadlisin1988@gmail.com, 2 aansuhendri76@gmail.com, 3dimyatim68@gmail.com

Abstract
Waqf is a legal act of waqif to separate and / or surrender some of his property to be used
forever or for a certain period in accordance with his interests for the purposes of worship and / or
general welfare according to the Shari'ah. Problems that occur in wakaf property such as that
happened in Karang Anyar village, Jati Agung subdistrict, South Lampung regency, there was the
event of re-taking of waqf by wakif which initially waqf for boarding school was taken back by
wakif for back end to be market. From the background of the above problems can be formulated,
the formulation of the problem are: How the law of re-taking of wakaf property by wakif in Karang
Anyar Village, Jati Agung District of South Lampung Regency in Perspective of Islamic Law and
Law No. 41 of 2004 ?. This research includes field research and quantitative descriptive nature.
The results of this study indicate that the law of re-taking of waqf by wakif in Karang Anyar village,
Jati Agung sub-district, South Lampung regency, in Islamic law perspective, it is clear that the
retrieval of waqf by wakif is permissible, because the Imams of the Madhab believe that the
ownership of wakaf property is not on wakif even wakif have no right over the waqf. While in Law
no. 41 Year 2004 About Wakaf explained that wakaf property should not be taken back by wakif,
but in the case of Taking Back Wakaf Treasures By Wakif In Karang Anyar Village Jati Agung
Subdistrict South Lampung Regency wakaf treasures have not been registered to the Official Pledge
Deed Achievers (PPAIW) then the law still belongs to the person whose name is written in the land
letter.
Keywords: Wakaf Treasures, Islamic Law, Law no. 41 of 2004

Abstrak
Wakaf adalah perbuatan hukum waqif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.
Permasalahan yang terjadi pada harta wakaf seperti yang terjadi di Desa Karang Anyar Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan, disana tejadi peristiwa pengambilan kembali harta wakaf
oleh wakif yang pada awalnya wakaf untuk pondok pesantren diambil kembali oleh wakif untuk di
wakafkan kembali untuk dijadikan pasar. Dari latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan,
rumusan masalah yaitu:Bagaimana hukum pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif di Desa
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dalam Perspektif Hukum Islam
dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004 ? Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field
research) dan bersifat deskriptif kuantitatif, Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa hukum
pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif didesa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
Kabupaten Lampung Selatan dalam Perspektif Hukum Islam sudah jelaslah bahwa pengambilan
kembali harta wakaf oleh wakif tidak diperbolehkan, karena para Imam Madzhab berpendapat
kepemilikan harta wakaf bukan pada wakif bahkan wakif sudah tidak mempunyai hak atas wakaf
itu. Sedangkan dalam UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dijelaskan bahwa harta wakaf tidak
boleh diambil kembali oleh wakif, namun dalam kasus Pengambilan Kembali Harta Wakaf Oleh
Wakif Di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan harta wakaf

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 1
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

belum di daftarkan ke Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW), maka secara hukum tanah
tersebut masih milik orang yang namanya tertulis di dalam surat tanah tersebut.
Kata Kunci : Harta Wakaf, Hukum Islam, UU No. 41 Tahun 2004

PENDAHULUAN Dasar hukum lainnya adalah hadis


Wakaf adalah perbuatan hukum Nabi SAW. Yang berbunyi sebagai berikut :
seorang atau sekelompok orang atau badan
hukum yang memisahkan sebagian dari benda ََ‫علَيَهََوَسَلَمَقال‬ َ ََ‫عَنََاَبَيَهَرَيَرَةَاَنََرَسَولَصَلَىَللا‬
miliknya dan melembagakannya untuk َ‫عمَلَه‬
َ ََ‫عنَه‬
َ ََ‫إَذَاَمَاتََالَنَسَانََاَنَقَطَع‬
selama-lamanya guna kepentingan ibadah
ََ‫َأَوَعَلَمََيَنَفَع‬،َ‫إَّلََمَنََثَلَثَةََإَّلََمَنََصَدََقَةََجَارَيَة‬
atau kepentingan umum lainnya sesuai
dengan ajaran Islam. Dalam undang – undang )‫(روهَابوَداود‬.َ‫اَوَوَلَدََصَالَحََيَدَعَوَلَه‬،َ‫بَه‬
No 41 Tahun 2004 tentang wakaf, Artinya: “Jika anak cucu Adam
mendefinisikan bahwa wakaf adalah meninggal dunia maka amalnya putus
perbuatan hukum wâqif untuk memisahkan kecuali tiga perkar: sedekah jariah,
dan/atau menyerahkan sebagian harta benda ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau yang mendoakan orang tuanya”. (HR.
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan Abu Daud dari Abi Hurairah)3
kepentingannya guna keperluan ibadah ََ‫عنَهَمَاَأَنََعَمَرََبَنََالَخَطَاَب‬ َ ََ‫عَنََاَبَنََعَمَرََرَضَيََللا‬
dan/atau kesejahteraan umum menurut ََ‫علَيَه‬
َ ََ‫أَصَاَبََأَرَضَاَبَخَيَبَرََفَأَتَيَالنبيََصَلَىَللا‬
syariah.1
Dalam al-Qur’an telah dijelaskan : ََ‫وَسَلَمََيَسَتَأََمَرَهََفَيَهَاَفَقَالََيَاَرَسَوّلَهللَإَنَيَأَصَبَت‬
َ‫أَرَضَاَبَخَيَبَرََلَمََأَصَبََمَاَّلََقَطََأَنَفَسََعَنَدَيَمَنَهََفَمَا‬
         َ‫تَاَمَرََبَهََقَاَلََإَنََشَأَتََحَبَسَتََأَصَلَهَاَوَتَصَدََقَتََبَهَا‬
ََ‫قَاَلََفَتَصَدَقََبَهَاَعَمَرََأَنَهََّلََيَبَاَعََوَّلََيَوَهَبََوَّل‬
)٩٢:‫ ( العمران‬      
َ‫يَوَرَثََوَتَصَدََقََبَهَاَفَيَالَفَقَرَاءََوََفَيَالَقَرََبيَوَفَي‬
ََ‫الرََقَابََوَفَيَسَبَيَلََللاَوَابَنََالسَبَيَلََوَالضَيَفََّل‬
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak ََ‫علَىَمَنََوَلَيَهَاَأَنََيَأََكَلََمَنَهَاَبَاَلَمَعَرَوَف‬
َ ََ‫جَنَاح‬
sampai kepada kebajikan (yang
)‫َ(رواهَابنَماجه‬.َ‫وَيَطَعَمََغَيَرََمَتَمَوَل‬
sempurna), sebelum kamu menafkahkan
Artinya: Ibn ‘Umar r.a. berkata:
sehahagian harta yang kamu cintai. dan
’Umar mendapatkan sebidang tanah
apa saja yang kamu nafkahkan Maka
di Khaibar, ia mendatangi Rasul untuk
Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.
minta pertimbangan beliau. ‘Umar
(QS. Al-‘Imran: 92). 2
berkata: Ya Rasulullah saya
Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk
mendapatkan sebidang tanah di
melakukan infak secara umum terhadap
Khaibar yang aku tidak memiliki
sebagian dari apa yang dimiliki seseorang,
tanah sebaik itu. Rasulullah saw
dan termasuk ke dalam pengertian umum
bersabda: Jika engkau mau, engkau
infak itu adalah wakaf.
dapat mempertahankan tanahnya dan
menyedekahkan hasilnya. Ibn ‘Umar
menyatakan bahwa ‘Umar
menyedekahkannya (mewakafkannya),
1
Miftahul Huda, Mengalirkan Manfaat Wakaf Potret tanahnya tidak dijual, tidak
Perkembangan Hukum Wakaf dan Tata Kelola Wakaf diwariskan, dan tidak dihibahkan.
di Indonesia, Bekasi: Gramata Publishing, 2015,
Hasil dari tanah itu disedekahkan
Undang-Undang no 41 tahun 2004 tentang wakaf pasal
1
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 3
Abi Daud, Sunan Abi Daud Jilid II, (Beirut: Darul
Bandung: Diponegoro, 2005 Fikr, 1994), h. 8

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
2 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

untuk orang fakir, kerabat ‘Umar, a. Hak atas tanah sesuai dengan
budak, di jalan Allah, dan Ibn Sabil, ketentuan peraturan perundang-
serta untuk kamu. Orang yang undangan yang berlaku baik yang
mengelola tanah itu tidak berdosa sudah maupun yang belum
(bokeh) memanfaatkan hasilnya terdaftar;
sekedar untuk dimakan dan b. Bangunan atau bagian bangunan
memberikan makan teman-teman, yang berdiri di atas tanah
bukan untuk mengumpilkan harta sebagaimana dimaksud pada huruf
(memperkaya diri). (HR. Ibnu Majah) a;
4
c. Tanaman dan benda lain yang
Hadis tersebut menjelaskan harta berkaitan dengan tanah;
wakaf tidak boleh dijual, diwariskan, dan d. Hak milik atas satuan rumah susun
dihibahkan. Berarti harta wakaf tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
merupakan milik perorangan yang bisa perundang-undangan yang berlaku;
dipindah kepemilikannya, tetapi sudah e. Benda tidak bergerak lain sesuai
merupakan milik masyarakat (umum). Tidak dengan ketentuan syariah dan
ada kewenangan pengelola untuk melakukan peraturan perundang-undangan
pemindahan kepemilikan, karena penerima yang berlaku.
wakaf hanya sebagai pengelola, bukan (3) Benda bergerak sebagaimana
pemilik salah satu syarat barang yang dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah
diperjualbelikan, diwariskan atau dihibahkan harta benda yang tidak bisa habis
adalah milik sendiri. Dalam arti harta wakaf karena dikonsumsi, meliputi:
tersebut tidak dapat dialihkan kepemilikannya a. uang;
oleh pengelola. b. logam mulia;
Pada tanggal 27 Oktober 2004, c. surat berharga;
pemerintah telah mengeluarkan sebuah d. kendaraan;
peraturan baru yaitu Undang-undang No. 41 e. hak atas kekayaan intelektual;
tahun 2004 tentang Wakaf. Undang-undang f. hak sewa; dan
ini merupakan Undang-undang pertama yang g. benda bergerak lain sesuai dengan
mengatur wakaf. Salah satu perbedaan ketentuan syariah dan peraturan
undang-undang No. 41 tahun 2004 dengan perundang-undangan yang
peraturan perundangan-undangan sebelumnya berlaku.5
adalah ruang lingkup substansi yang Dengan adanya Undang-undang No.
diaturnya. Undang-undang ini mengatur 41 tahun 2004 tentang Wakaf, tentunya
wakaf dalam lingkup yang lebih luas, tidak berbeda dari peraturan perundangan-
terbatas hanya pada wakaf tanah milik. Akan undanganan wakaf yang ada sebelumnya.
tetapi menjangkau pula pada wakaf Hak Atas Ruang lingkup wakaf selama ini hanya
Kekayaan Intelaktual seperti yang tertuang terbatas hanya pada wakaf tanah milik yang
dalam Pasal 16 Undang-undang No. 41 tahun merupakan benda material tidak bergerak.
2004 tentang Wakaf yang berbunyi: Akan tetapi dengan adanya Undang-undang
(1) Harta benda wakaf terdiri dari: ini membagai benda wakaf menjangkau
a. benda tidak bergerak; dan terhadap benda tidak bergerak dan benda
b. benda bergerak. bergerak.
(2) Benda tidak bergerak sebagaimana Wakaf sebagai salah satu lembaga
dimaksud pada ayat (1) huruf a yang berasal dari hukum Islam telah lama
meliputi: dikenal dan hidup dalam masyarakat
4
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Jilid II, (Beirut: Darul
5
Fikr, tt), h. 801 Miftahul Huda, Op. Cit , pasal 16

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 3
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

Indonesia. Namun, praktik dan masyarakat Indonesia dan di anggap sebagai


pengembangan wakaf yang selama ini suatu lembaga hukum yang timbul dari
berjalan di masyarakat masih bersifat sangat hukum adat kebiasaan dalam pergaulam hidup
konvensional yang pada umumnya hanya mereka. Bahkan dengan diterimanya lembaga
ditujukan untuk mendukung sarana dan wakaf ini dalam hukum adat merupakan suatu
prasarana ibadah ritual semata, seperti hal yang wajar oleh karena mayoritas
pembangunan tempat ibadah dan pengelolaan penduduk Indonesia beragama Islam.
pesantren serta tempat pendidikan formal, Seiring berkembangnya lembaga
dalam agama Islam Allah memerintahkan pada wakaf Indonesia semakin banyak pula para
manusia, agar memberi nafkah kepada yang dermawan yang mau mewakafkan hartanya
butuh, bukan karena Allah tidak mampu baik untuk pembangunan tempat ibadah
memberi secara langsung, tetapi perintah ini seperti masjid dan mushola serta pondok
adalah untuk kepentingan dan kemaslahatan si pesantren, pemakaman umum, pasar, dan lain
pemberi.6 sebagainya. Namun tidak sedikit pula ada
Kompleksitas permasalahan yang yang bermasalah dengan harta yang telah
selalu berkembang seiring dengan diwakafkan.
berkembangnya zaman membuat agama Islam Permasalahan yang terjadi pada harta
meliputi akidah sebagai dasar kepercayaan, wakaf seperti yang terjadi di Desa Karang
akhlak mulia sebagai sarana untuk Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten
berkomunikasi dengan sesama manusia yang Lampung Selatan, disana tejadi peristiwa
menentukan baik buruknya perilaku dan pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif
ibadah ritual sebagai sarana komunikasi yang pada awalnya wakaf untuk pondok
transendensial kepada Allah SWT7, harus pesantren diambil kembali oleh wakif untuk
menampakkan sifat elastisitas dan di wakafkan kembali untuk dijadikan pasar.
fleksibilitasnya guna memberikan yang Dari latar belakang diatas maka
terbaik serta dapat memberikan kemaslahatan penulis mengambil penelitian yang berjudul
bagi umat manusia. Dalam menjawab “Pengambilan Harta Wakaf Perspektif
permasalahan yang timbul dalam era modern Hukum Islam Dan Undang-Undang No 41
ini, peranan hukum Islam telah nampak Tahun 2004 (Tentang Wakaf Study Kasus Di
dengan adanya perluasan yurisdiksi obyek Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab.
wakaf. Lam-Sel Tahun 2016)”
Pada hakikatnya lembaga wakaf Dari latar belakang masalah diatas
adalah berasal dari hukum Islam, tetapi pada dapat dirumuskan, rumusan masalah yaitu:
kenyataannya seakan-akan sudah merupakan Bagaimana hukum pengambilan kembali
kesepakatan di kalangan ahli hukum kita harta wakaf oleh wakif ditinjau dari Hukum
untuk memandang masalah wakaf ini sebagai Islam dan UU No.41 Tahun 2004 (studi kasus
masalah dalam hukum adat di Indonesia. Hal di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
ini dikarenakan sudah meresapnya Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016).
penerimaan lembaga wakaf ini di dalam
METODE PENELITIAN
6
Ahmad Mukhlisin dan Nur Hamidah, “Pemanfaatan a. Jenis dan Sifat Penelitian
Harta Wakaf Di Luar Ikrar Wakaf Perspektif Hukum Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Islam Dan Uu No. 41 Tahun 2004 (Analisis lapangan (field research), disini peneliti
Pemanfaatan Harta Wakaf di Desa Taman Fajar harus terjun ke lapangan, terlibat dengan
Kecamatan Purbolinggo Lampung Tengah),”
Mahkamah: Jurnal Kajian Hukum Islam 2, no. 2
masyarakat setempat. Terlibat dengan
(2017): 220. partisipan atau masyarakat turut serta
7
Aprezo Pardodi Maba, “Bimbingan Dan Konseling merasakan apa yang mereka rasakan dan
Islam Solusi Menjaga Dan Meningkatkan Kesehatan juga sekaligus mendapatkan gambaran yang
Mental” 3, no. 2 (2017): 10.

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
4 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

lebih komprehensif tentang situasi setempat. b. Sumber data


Peneliti menemui beberapa warga desa Sumber data dalam penelitian ini adalah
karang anyar yang berkaitan dengan :
permasalahan wakaf yang sedang diteliti. a) Data Primer
Setelah data diperoleh, maka Data primer adalah sumber data
keseluruhan data tersebut dianalisa dengan yang langsung memberikan data kepada
analisa deskriptif kuantitatif, Penelitian pengumpul data9. Untuk sumber data
deskriptif adalah penelitian yang primer pada penelitian ini yaitu,
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
kondisi atau hal lain-lain yang sudah dan buku Fiqih Wakaf, yang merupakan
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam sumber yang secara langsung
bentuk laporan penelitian, deskriptif dalam membahas tentang Pengambilan Harta
penelitian menunjukan tingkat Wakaf Oleh Wakif Perspektif Hukum
eksplanasiyaitu menanyakan tentang Islam dan Undang-Undang Nomor 41
variable mandiri(tidak dihubungkan dan Tahun 2004 Tentang Wakaf.
dibandingkan)” 8. b) Data sekunder
Sedangkan penelitian ini bersifat Sumber data sekunder dalam
kualitatif dikarenakan permasalahan yang penelitian ini adalah data yang
diteliti oleh penulis bersifat kompleks diperoleh dari Al-Qur’an dan hadist,
karena melibatkan banyak pihak yang peraturan perundang-undangan, buku
berkaitan, penelitian yang digunakan dalam fiqh serta buku-buku bacaan yang dapat
menyusun skripsi ini adalah study lapangan dijadikan sumber yang relevan dengan
atau penelitian lapangan, yaitu penelitian penulisan skripsi ini, atau dengan kata
yang dilakukan dengan cara wawancara dan lain data sekunder adalah informasi
menelaah buku-buku yang berkenaan yang telah dikumpulkan pihak lain, jadi
dengan Pengambilan Harta Wakaf yang peneliti bertindak sebagai pemakai data.
terjadi di Desa Karang Anyar Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan c. Metode Pengumpulan Data
Tahun 2016. Dalam penelitaian yang bersifat
Dengan demikian maka penulis kuantitatif, dimana pengumpulan datanya
mendeskripsikan atau menguraikan data- melalui penelitian lapangan. “Dalam
data yang berkaitan dengan Pengambilan penelitian kuantitatif, yang menjadi
Kembali Harta Wakaf Oleh Wakif instrumen atau alat penelitian adalah
Perspektif Hukum Islam dan Undang- peneliti itu sendiri.berfungsi menetapkan
Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang fokus penelitian, memilih informan sebagai
Wakaf, kemudian penulis menganalisanya sumber data, analisa data, menafsirkan data
guna untuk mendapatkan suatu pandangan dan membuat kesimpulan atas
atau kesimpulan berupa kata –kata yang temuanya”10. Pengumpulan data dilakukan
relevan pada saat ini. pada natural setting (kondisi alamiah),
sumber data primer dan teknik
pengumpulan data lebih banyak pada
observasi berperan serta (participican
observation), wawancara mendalam
(indept interview) dan dokumentasi.”

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
8
Sugiyono, statistika untuk Penelitian, , Bandung: dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011, Cet. Ke-12, h. 225
10
Alfabeta, 2010, Cet. Ke-16, h. 84. Ibid, h. 222

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 5
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

Mencermati uraian di ataş, maka harta wakaf, tujuan pengambilan


metode pengumpulan yang dipilih oleh kembali harta Wakaf, lokasi tanah
penulis dalam penelitian adalah metode wakaf yang diambil kembali wakif.
observasi dan wawancara mendalam.
1) Metode Wawancara (interview) d. Metode Pengolahan Data
Jenis wawancara yang digunakan Untuk mengolah data yang
oleh penulis adalah wawancara diperoleh dari penelitian yang dilakukan,
mendalam, yaitu "wawancara yang langkah-langkah sebagai berikut:
dilakukan secara informal. Dalam 1) Pemeriksaan data (editing), yaitu
konteks wawancara mendalam mengoreksi apakah data yang terkumpul
"Hubungan pewawancara dengan yang sudah cukup lengkap, sudah benar, dan
diwawancarai adalah dalam suasana sudah sesuai atau relevan dengan
wajar, sedangkan pertanyaan dan masalah.
bandingannya berjalan seperti 2) Penandaan data (coding), yaitu
pembicara biasa dalam kehidupan memberikan catatan atau tanda yang
seharai-hari. menyatakan jenis sumber data
Wawancara dengan Sumanto (buku/literature perundang-undangan
selaku nadhir dan juga Kepala Desa atau dokumen) atau urutan masalah.
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung 3) Rekonstruksi data (reconstructing),
Kabupaten Lampung Selatan bahwa yaitu menyusun ulang data secara
pengambilan kembali tanah itu sudah teratur, berurutan, logis, sehingga
disetujui oleh masyarakat desa karang mudah dipahami dan di interprestasikan.
anyar dan diperuntukan sebagai 4) Sistematisasi data (systematizing), yaitu
bagunan pasar desa. menempatkan data menurut kerangka
Penentuan responden sebagai sistematika bahasa berdasarkan urutan
sumber data yang diwawancarai, masalah.
menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu: “teknik pengambilan e. Tehnik Analisa Data
sumber data dengan pertimbangan Selanjutnya analisis dalam
tertentu. Pertimbangan tertentu ini penelitian merupakan bagian dalam proses
misalnya orang tersebut dianggap paling penelitian yang sangat penting, karena
tahu tentang apa yang kita harapkan, dengan analisis inilah data yang akan
atau mungkin di sebagai penguasa.” nampak manfaatnya terutama dalam
Metode Wawancara penulis memecahkan masalah penelitian dan
gunakan untuk mewawancarai sumber mencapai tujuan akhir penelitian.
primer dalam penelitian ini, tokoh Pada dasarnya anilisis adalah
agama di Desa Karang Anyar kegiatan untuk memanfaatkan data
Kecamatan Jati Agung, Kabupaten sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran
Lampung Selatan, wakif dan nadhir. atau ketidak benaran dari suatu hipotesa.
Data yang telah terkumpul kemudian
2) Dokumentasi secara sistematis sesuai dengan sasaran
Dalam penelitian ini dokumentasi permasalahan, sekaligus dianalisa secara
digunakan untuk membantu mencari deskriptif kuntitatif yaitu “suatu prosedur
data tentang Study Kasus Pengambilan penelitian yang menghasilkan data
Harta Wakaf oleh Wakif di Desa deskriptif berupa kata-kata, tulisan atau
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung lisan dari orang-orang yang berperilaku
Kabupaten Lampung Selatan, yang yang dapat dimengerti.11
berupa tata cara pengambilan kembali
11
Lexy L. Moelong, Op. Cit., h. 3

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
6 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

Analisis deskriptif kuantitatif ini KERANGKA TEORI


dipergunakan dengan cara menguraikan 1. Pengertian Wakaf
dan merinci kalimat-kalimat yang ada Kata “wakaf” dalam bahasa Indonesia
sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berasal dari kata Arab “ ‫" وقف‬, yang berarti
jawaban dari permasalahan yang ada menahan atau menghentikan. Kata lain yang
dengan menggunakan pendekatan berfikir sering digunakan sinonim wakaf adalah
induktif deduktif. “‫ ”حبس‬yang menurut epistimologi adalah juga
Bentuk analisis ini dilakukan bermakna menahan.13 Secara terminologi
dengan penjelasan-penjelasan, bukan yaitu menahan suatu barang dan memberikan
berupa bentuk angka-angka statistik atau manfaatnya.14
bentuk angka lainnya. Metode yang Menurut istilah, didefinisikan dengan
digunakan dalam menganalisa data ini beragam sesuai dengan perbedaan mazhab
menggunakan metode deduktif, yaitu: yang dianut. Ketika mendefinisikan wakaf,
“Suatu penelitian di mana orang berangkat para ulama merujuk kepada imam mazhab,
dari pengetahuan yang sifatnya umum, dan seperti Abu Hanifah, Maliki, Syafi’i dan
bertitik tolak dari pengetahuan yang umum imam lainnya.
itu kita hendak menilai suatu kejadian yang Menurut Abu Hanifah, wakaf adalah
khusus”.12 menahan suatu benda yang menurut hukum,
Kaitan dengan penelitian ini, adalah tetap milik wâqif dalam rangka
metode dedukdif ini digunakan pada saat mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.
penulis mengumpulkan data-data Menurut mazhab Maliki berpendapat bahwa
perpustakaan secara umum, dari berbagai wakaf itu tidak melepaskan harta yang
buku-buku fiqih, hadist dan sebagainya, diwakafkan dari kepemilikan wâqif, namun
tentang suatu konsep, teori ataupun wakaf tersebut mencegah wâqif melakukan
pendapat tentang tinjauan hukum waris tindakan yang dapat melepaskan
Islam pada pelaksanaan tasaluh dalam kepemilikannya atas harta tersebut kepada
pembagian harta warisan kemudian yang lain dan wâqif berkewajiban
diambil kesimpulan secara khusus sampai menyedekahkan manfaatnya serta tidak boleh
pada suatu titik temu kebenaran atau menarik kembali wakafnya.15
kepastian. Mazhab Syafi’i dan Ahmad bin
Dalam menganalisis data, penulis Hambal berpendapat bahwa wakaf adalah
menggunakan Metode Deduktif yaitu: melepaskan harta yang diwakafkan dari
berangkat dari pengetahuan umum dan pemilik wakaf, setelah sempurna prosedur
bertitik tolak pada pengetahuan umum itu, perwakafan. Wâqif tidak boleh melakukan
kita hendak menilai suatu kejadian yang apa saja terhadap harta yang diwakafkan,
khusus. Terutama penulis menguraikan seperti: perlakuan pemilik dengan cara
teori dari fiqih wakaf melalui Hukum pemilikannya kepada yang lain, baik dengan
wakaf. Kemudian penulis tukaran atau tidak.
menspesifikasikan lagi kedalam fiqih Definisi lain yang lebih sederhana
wakaf terkait dengan hukum pengambilan diberikan oleh Kompilasi Hukum Islam
kembali harta wakaf oleh dalam perspektif (KHI), wakaf adalah perbutan hukum seorang
hukum Islam dan Undang-Undang, dari
13
situlah kemudian penulis menyimpulkan. Suhrawardi K. Lubis, Wakaf dan Pemberdayaan
Umat, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, h. 4
14
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Usmani, Panduan
Wakaf Hibah dan Wasiat Menurut al-Qur’an dan as-
Sunah,, Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i Cet. 1,
2008, h. 6
12 15
Sutrisno Hadi, Metologi Research, Andi, Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas
Yogyakarta, 2004, h. 41 Islam, Fiqih Wakaf, h. 2.

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 7
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

atau sekelompok orang atau badan hukum yang diwakafkan tersebut bisa dipandang sah
yang memisahkan sebagian dari benda apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
miliknya dan melembagakannya untuk berikut:
selama-lamanya guna kepentingan ibadah a. Benda harus memiliki nilai guna. Wakaf
atau kepentingan umum lainnya sesuai adalah mengambil manfaat benda yang
dengan ajaran Islam.16 Dalam pasal 1 ayat 1 diwakafkan serta mengharap pahala
Undang – undang No 41 Tahun 2004 tentang atau keridhaan Allah Swt atas perbuatan
Wakaf, Menyebutkan bahwa wakaf adalah tersebut. Tidak sah mewakafkan benda
perbuatan hukum waqif untuk memisahkan yang tidak boleh diambil manfaatnya,
dan/atau menyerahkan sebagian harta benda seperti benda memabukkan dan benda-
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau benda haram lainnya.
untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan b. Benda yang diwakafkan benar-benar
kepentingannya guna keperluan ibadah telah menjadi milik sempurna (al- milk
dan/atau kesejahteraan umum menurut at-tamm) orang yang mewakafkan
syari’ah.17 ketika terjadi akad wakaf. Oleh
Substansi yang terkandung dalam karenanya, jika seseorang mewakafkan
ajaran wakaf adalah adanya semangat benda yang bukan atau belum menjadi
penegakan keadilan sosial melalui miliknya, walaupun nantinya akan
pendermaan harta untuk kepentingan umum. menjadi miliknya, maka hukumnya
Walaupun wakaf sebatas amal kebajikan yang tidak sah, seperti mewakafkan benda
bersifat anjuran, tetapi daya dorong untuk atau sejumlah uang yang masih belum
menciptakan pemerataan kesejahteraan sangat diundi dalam arisan, mewakafkan tanah
tinggi. Prinsip dasar wakaf yang bertujuan yang masih dalam sengketa atau
menciptakan keadilan sosial merupakan jaminan jual beli.
implementasi dari sistem ekonomi yang c. Benda yang diwakafkan harus diketahui
mendorong dan mengakui hak milik individu ketika terjadi akad wakaf. Penentuan
dan masyarakatsecara seimbang. 18 benda tersebut bisa ditetapkan dengan
Asas kemanfaatan suatu benda jumlahnya atau menyebutkan dengan
menjadi landasan yang paling relevan dengan nisbahnya terhadap benda. Wakaf yang
keberadaan benda itu sendiri. Lebih-lebih tidak menyebutkan secara jelas terhadap
ibadah wakaf oleh para ulama dikategorikan harta yang akan diwakafkan, maka tidak
sebagai amal ibadah sadaqah jâriyah yang sah hukumnya seperti mewakafkan
memiliki pahala yang terus mengalir sebagian tanah.
walaupun yang melakukan telah meninggal d. Benda tetap atau benda bergerak yang
dunia. Dalam pandangan yang paling dibenarkan untuk diwakafkan.19
sederhanapun, bahwa kontinyuitas pahala Jadi wakaf adalah ibadah sunah yang
yang dimaksud karena terkait dengan aspek dilakukan oleh wakif yang bertujuan untuk
kemanfaatan yang diambil secara penegakan keadilan sosial melalui
berkesinambungan oleh pihak kebajikan pendermaan harta untuk kepentingan umum
(masyarakat).
Sebagai obyek wakaf, harta benda 2. Dasar Hukum Wakaf
Para ahli hukum Islam menyebutkan
dasar hukum wakaf yang meliputi ayat al-
16
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, (Jakarta: Qur’an, hadis, ijmak, dan juga ijtihad para
Akademika Pressindo, 2007) pasal 215 ayat (1). ahli hukum Islam Al-Quran sebagai sumber
17
Undang – undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,
pasal 1 ayat (1). hukum yang pertama memberi petunjuk
18
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas
Islam, Paradigma Baru Wakaf di
19
Indonesia, (Jakarta: Departemen Agama, 2006), h. 90. Ibid., h. 40-42.

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
8 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

secara umum tentang amalan wakaf, sebab d. Ikrar wakaf;


amalan wakaf termasuk salah satu yang e. Peruntukan harta benda wakaf;
digolongkan dalam perbuatan baik, f. Jangka waktu wakaf.22
sebagaimana firman Allah :
Dari tiap-tiap unsur rukun wakaf
tersebut harus dipenuhi syarat sebagai berikut:
        
a) Syarat-syarat orang yang mewakafkan
(Waqif)
       Wâqif adalah orang, atau badan
hukum yang mewakafkan benda miliknya.
)٩٢:‫( العمران‬ harus mempunyai kecakapan melakukan
tabarru’ yaitu melepaskan hak milik tanpa
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai imbangan materiil. Artinya mereka telah
kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum dewasa (baligh), berakal sehat, tidak
kamu menafkahkan sehahagian harta yang dibawah pengampuan, tidak karena
kamu cintai. dan apa saja yang kamu terpaksa berbuat dan pemilik benda yang
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah diwakafkan. Sedangkan organisasi dan
mengetahuinya”. (QS. Al-‘Imran: 92)20 badan hukum diwakili oleh pengurusnya
Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk yang sah menurut hukum dan memenuhi
melakukan infak secara umum terhadap ketentuan organisasi atau badan hukum
sebagian dari apa yang dimiliki seseorang, untuk mewakafkan harta benda miliknya
dan termasuk ke dalam pengertian umum sesuai dengan ketentuan anggaran
infak itu adalah wakaf. dasarnya.23
3. Rukun Dan Syarat Wakaf
Dalam perspektif fiqh Islam, untuk b) Syarat-syarat harta yang diwakafkan
adanya wakaf harus di penuhi rukun atau (Mauquf bih )
unsur dari wakaf tersebut, yaitu: Sebagai obyek wakaf, mauqûf bih
a. Adanya orang yang berwakaf (sebagai merupakan hal yang sangat penting untuk
subjek wakaf) (wakif); perwakafan. Namun, harta yang
b. Adanya benda yang diwakafkan diwakafkan tersebut bisa dipandang sah
(sebagai objek wakaf); apabila memenuhi syarat-syarat,
c. Adanya penerima wakaf (sebagai subjek sebagaimana golongan hanafiyah membagi
wakaf) (nadzir); dalam beberapa syarat sebagai berikut:
d. Adanya ‘aqad atau lafaz pernyataan 1) Harta yang diwakafkan itu mesti
penyerahan wakaf dari tangan wakif benda tetap.
kepada orang atau tempat berwakaf 2) Harta yang diwakafkan sedang dalam
(simauquf alaihi).21 pemilikan wakif ketika ia
Dalam pasal 6 Undang-undang Nomor mewakafkanya.
41 tahun 2004 tentang wakaf, selain unsur 3) Harta yang diwakafkan sudah
rukun tersebut, dimasukan juga sebagai rukun dipisahkan dan tidak bercampur baur
wakaf sebagai berikut: dengan tanah lainya24.
a. Wakif;
b. Nazhir;
c. Harta benda wakaf; 22
Undang – undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf,
pasal 6.
23
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta:
20
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Akademika Pressindo, 2007, pasal 215 dan 217.
Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2008) 24
Siah Khosi’ah Wakaf dan Hibah Perspektif Ulama
21
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di Indonesia, Fiqh dan Perkembanganya di Indonesia, Bandung:
(Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 59 Pustaka Setia, h. 36

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 9
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

Sedangkan golongan syafi’iyah dan diinginkan sedangkan qabul adalah


hanabilah mensyaratkan bahwa harta yang pernyataan pihak kedua untuk
akan diwakafkan jelas adanya (kongkrit) menerimanya”.26
dan tidak berada dalam jaminan uutang. Syarat akad yaitu perikata ijab
Tidak sah wakaf hanya manfaat saja bukan (pernyataan pihak pertama) dan qobul
bendanya. Tidak sah wakaf benda yang (pernyataan pihak kedua untuk
bermanfaat untuk anjing, babi, binatang menerimanya) dengan cara yang
buas, burung peliharaan. Tidak sah yang dibenarkan syara’ yang merupakan adanya
pemanfaatanya tidak berlaku lama, dan akibat-akibat hukum pada obyeknya.
wakaf benda yang dapat dipindahkan25. e) Syarat-syarat pengelola Wakaf (Nazdir)
Syarat-syarat yang di jelaskan oleh Pada dasarnya, siapa saja dapat
imam mazhab berbeda satu sama lain menjadi nazdir asalkan ia tidak terhalang
hanya ada yang membolehkan barang tidak melakukan perbuatan hukum. Akan tetapi,
bergerak dan ada yang berbendapat tidak karena tugas nazdir menyangkut harta
membolehkanya. benda yang manfaatnya harus disampaikan
c) Syarat-syarat tujuan/ penerima wakaf pada pihak yang berhak menerimanya,
(Mauquf ‘alaih) jabatan nazdir harus diberikan kepada
Mauquf ‘alaih tidak boleh orang yang mampu menjalankan tugas itu.
bertentangan dengan nilai-nilai ibadah, hal Para imam mazhab sepakat bahwa
ini sesuai dengan sifat amalan wakaf pentingnya nazdir memenuhi syarat adil
sebagai salah satu bagian dari ibadah. dan mampu. Menurut jumhur ulama,
Selain itu, mauqûf ‘alaîh harus jelas maksud“adil” adalah mengerjakan yang
apakah untuk kepentingan umum seperti diperintah dan menjauhi yang dilarang
untuk mendirikan masjid atau untuk menurut syari’at Islam. Sedangkan
kepentingan sosial seperti pembangunan menurut kata“mampu” berarti kekuatan
sosial atau bahkan untuk kepentingan dan kemampuan seseorang
keluarga sendiri. Apabila ditujukan kepada mentasharrufkan apa yang dijaga (dikelola)
kelompok orang tertentu, harus disebutkan nya. Dalam hal kemampuan ini dituntut
nama atau sifat mauquf ‘alaih secara jelas sifat taklif, yakni dewasa dan berakal.27
agar harta benda wakaf segera dapat Nazdir wakaf adalah orang, organisasi
diterima setelah diikrarkan. Demikian juga atau badan hukum yang memegang amanat
diperlukan terhadap organisasi atau badan untuk memelihara dan mengurus harta
hukum yang menerima harta benda wakaf. wakaf sebaik-baiknya sesuai dengan wujud
d) Syarat-syarat akad wakaf (Sighat) dan tujuannya. nazdîr itu adalah
Salah satu pembahasan yang sangat perorangan, ada beberapa syarat yang
luas dalam buku-buku fiqih adalah tentang harus dipenuhi, yaitu : warga negara
sighat. Sebelum menjelaskan syarat- Indonesia, beragama Islam, dewasa,
syaratnya perlu dijelaskan dulu pengertian amanah, mampu secara jasmaniah dan
akad (sighat). rohaniah.
Ahmad Azhar Basyir mengatakan :
“Akad adalah suatu perikatan antara
ijab dan qabul dengan cara yang
dibenarkan syara’, yang merupakan
adanya akibat-akibat hukum pada
obyeknya. Ijab adalah pernyataan pihak
pertama mengenai isi perikatan yang
26
Ahmad Azhar Basyir,Op.Cit, h. 65
27
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen Bimas
25
Ibid, h. 37 Islam, Paradigma Baru, h. 51.

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
10 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

4. Wakaf dalam Undang-undang No. 41 Kompilasi Hukum Islam (KHI) dianggap


Tahun 2004 Tentang Wakaf belum memadai dan masih menjadi
a) Pengertian Wakaf dalam Undang- persoalan yang belum terselesaikan dengan
undang No. 41 Tahun 2004 baik, sehingga kemauan kuat dari umat
Dalam pasal 1 ayat 1 Undang – Islam untuk memaksimalkan peran
undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, kelembagaan dalam bidang perwakafan
Menyebutkan bahwa wakaf adalah masih mengalami kendala-kendala formil.
perbuatan hukum waqif untuk memisahkan Pada tanggal 27 Oktober 2004, pemerintah
dan/atau menyerahkan sebagian harta mengeluarkan peraturan baru tentang
benda miliknya untuk dimanfaatkan wakaf yaitu Undang-undang No. 41 Tahun
selamanya atau untuk jangka waktu 2004 tentang wakaf. Dengan berlakunya
tertentu sesuai dengan kepentingannya undang-undang ini, semua peraturan
guna keperluan ibadah dan/atau mengenai perwakafan masih berlaku
kesejahteraan umum menurut syari’ah.28 sepanjang tidak bertentangan dengan
Hukum tidak mengatur kepentingan dan/atau belum diganti dengan peraturan
manusia sebagai perorangan yang berdiri yang baru berdasarkan undang-undang
sendiri, terlepas dari manusia yang lain ini.29
akan tetapi hukum mengatur kepentingan Undang-undang wakaf ini
manusia sebagai warga masyarakat. Jadi merupakan penyempurnaan dari beberapa
manusia dalam hubungannnya dengan peraturan perundangan wakaf yang sudah
manusia lain, yang sama-sama terikat ada dengan menambah hal-hal baru
dalam ikatan kemasyarakatan. Dengan sebagai upaya pemberdayaan wakaf secara
demikian hak apapun yang diakui oleh produktif dan profesional. Dalam undang-
hukum, dan diberikan kepada perseorangan undang ini, pentingnya pendaftaran benda-
atau suatu persekutuan atau kesatuan itu benda wakaf oleh Pejabat Pembuat Akta
saja, akan tetapi pemberian hak kepadanya Ikrar Wakaf (PPAIW) kepada instansi
itu diberikan dan diakui oleh hukum, oleh yang berwenang paling lambat 7 (tujuh)
karena dengan diberikannya hak tersebut hari kerja sejak akta ikrar wakaf
kepada perseorangan, persekutuan atau ditandatangani. 30Sedangkan hal baru yang
kesatuan hukum itu, kepentingan seluruh juga terdapat dalam undang-undang ini dan
masyarakat akan terpenuhi. tidak terdapat dalam peraturan sebelumnya
adalah menyangkut dibentuknya badan
b) Pengaturan Wakaf dalam Undang- baru yaitu Badan Wakaf Indonesia (BWI).
undang No. 41 Tahun 2004 BWI adalah lembaga independen yang
Peraturan perundang-undangan dibentuk oleh pemerintah untuk
yang selama ini mengatur masalah memajukan dan mengembangkan
perwakafan masih tersebar dalam berbagai perwakafan nasional.
peraturan perundang-undangan antara lain: Dilihat dari tugas dan wewenang
Undang-undang No.5 tahun 1960 tentang BWI dalam Undang-undang ini nampak
Undang-undang Pokok Agraria, PP No.28 bahwa BWI selain mempunyai
tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah tanggungjawab untuk mengembangkan
Milik, Peraturan Menteri Agama RI No.1
Tahun 1978 Tentang Pelaksanaan PP
29
No.28 Tahun 1977, Peraturan Dirjen Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik
Bimas Islam depag RI No. Kep/D/75/1978 Perwakafan, (Yogyakarta: Nuansa Aksara, 2006.) h.
52.
dan Inpres RI No. 1 Tahun 1991 Tentang 30
Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju
Era Wakaf Produktif, Sebuah UpayaProgresif Untuk
28
Undang – undang No 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, Kesejahteraan Umat, cet. ke-3 (Jakarta: Mitra Abadi
pasal 1 ayat (1). Press, 2006), h. 93.

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 11
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

perwakafan di Indonesia, juga mempunyai 5. Deskripsi Wilayah Penelitian


tugas untuk membina para nazdir. Adapun a. Profil Desa Karang Anyar Kecamatan
pengawasan terhadap perwakafan pada Jati Agung Kabupaten Lampung
umumnya dan nazdir dilakukan oleh Selatan
pemerintah dibantu badan wakaf atau Deşa Karang Anyar merupakan salah
lembaga wakaf dari negara yang satu dari 28 deşa di wilayah Kecamatan Jati
bersangkutan. Di Indonesia misalnya, Agung, yang merupakan kota Kecamatan.
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Deşa Karang Anyar mempunyai luas wilayah
tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang- seluas 2.047.69 hektar.
undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Deşa Karang Anyar mempunyai iklim
Pasal 56 ayat (1) disebutkan bahwa kemarau dan penghujan. Hal ini mempunya
pengawasan terhadap perwakafan pengaruh langsung terhadap pola tanam yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, ada di Deşa Karang Anyar Kecamatan Jati
baik aktif maupun pasif. (2) Pengawasan Agung Lampung Selatan.
aktif dilakukan dengan melakukan Secara geografis, Desa Karang Anyar
pemeriksaan langsung terhadap nazdir atas terdiri dari daratan rendah dengan batas-batas
pengelolaan wakaf, sekurang-kurangnya wilayah sebagai berikut:
sekali dalam setahun. (3) Pengawasan pasif 1) Sebelah Utara berbatasan denga Desa
dilakukan dengan melakukan pengamatan Rejomulyo
atas berbagai laporan yang disampaikan 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan
nazdir berkaitan dengan pengelolaan Desa Karang Sari
wakaf; (4) Dalam melaksanakan 3) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
pengawasan sebagaimana dimaksud pada Marga Kaya
ayat (1) pemerintah dan masyarakat dapat 4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
meminta bantuan jasa akuntan public Tanjung Laut
independen.31
Dengan ketentuan di atas b. Visi, Misi, dan Strategi Pembangunan
diharapkan harta wakaf bisa terlindungi 1) Misi
dan pengembangannya tetap terjaga Desa Karang Anyar memiliki visi
sehingga dapat berfungsi sesuai dengan “mengentaskan kemiskinan dan
kehendak wakif. meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa
Dalam menjalankan tugasnya, Karang Anyar”
biaya operasional BWI dibantu oleh 2) Misi
pemerintah. Pada akhir masa tugas BWI Misi yang ingin diwujudkan oleh
membuat laporan pertanggung jawaban segenap aparat dan penduduk Desa Karang
yang diaudit oleh lembaga audit Anyar adalah sebagai berikut:
independen. Dengan dibentuknya BWI, a) Meningkatkan pendapatan dan
tugas- tugas yang berkaitan dengan wakaf kesejahteraan masyarakat melalui
yang selama ini diampu oleh Kantor peningkatan produksi pertanian.
Urusan Agama (KUA) menjadi b) Mendorong kemandirian dalam
kewenangan BWI. berwira usaha
c) Meningkatkan sumberdaya manusia,
di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
d) Meningkatkan etos kerja
e) Meningkatkan kondisi kamtibmas
31
Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 Tentang
Pelaksanaan Undang-undang No. 41Tahun 2004
Tentang Wakaf. Pasal 56, ayat (1)

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
12 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

- Pengusaha 46orang
3) Strategi Pembangunan sedang 2564orang
Dalam rangka mewujudkan visi - Industri Kecil 51orang
dan misi di atas, maka startegi - Buruh Pabrik 26orang
pembangunan yang diterapkan oleh aparat - Buruh 17orang
Desa Karang Anyar adalah sebagai berikut: Bangunan
a) Menetapkan Karang Anyar sebagai - Pegawai
sentra pengembangan hortikultura. Negri Sipil
Fokus pengembangan hortikultura - TNI
yaitu pada komoditi-komoditi - Pensiunan
sayuran yang memiliki keunggulan PNS atau TNI
komparatif dan diandalkan untuk Sumber: Profil Desa Karang Anyar
dapat bersaing dengan daerah lainnya 2016
untuk dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat. c. Keadaan Penduduk Desa Karang
b) Menyusun langkah-langkah Anyar
operasional pembangunan kecamatan Desa Karang Anyar merupakan Desa
1) Orientasi pengembangan yang penduduknya terdiri dari beragama
diarahkan pada peningkatan etnis, mulai dari etnis Jawa, Lampung, dan
ekonomi masyarakat Sunda, dengan jumlah penduduk sebanyak
2) Peningkatan kualitas SDM 17.602 Jiwa, yang tersebar di 17 duşun
melalui pendidikan dengan perincian sebagai berikut:
3) Peningkatan peran masyarakat
melalui pemberdayaan Tabel 2.
masyarakat Keadaan Penduduk Desa Banding
4) Meningkatkan kualitas hidup Berdasarkan Dusun
masyarakat melalui peduli No Dusun Jumlah Penduduk
kesehatan 1 Duşun IA 322 Jiwa
c) Menetapkan prioritas pengembangan 2 Duşun IB 313 Jiwa
Desa Karang Anyar. 3 Duşun IIA 563 Jiwa
4 Duşun IIB 511 Jiwa
Tabel 1 5 Duşun IIIA 287 Jiwa
Profil Umum Desa Karang Anyar Kecamatan 6 Duşun IIIB 290 Jiwa
Jati Agung 7 Duşun IIIC 297 Jiwa
Kabupaten Lampung Selatan 8 Dusun IV A 346 Jiwa
Nama Desa Karang Anyar 9 Dusun Tega 490Jiwa
Kecamatan Jati Agung Lega
Kabupaten Lampung 10 Dusun Karang 296 Jiwa
Selatan Turi
Propinsi Lampung 11 Dusun 186 Jiwa
Luas Wilayah 2.047.69 ha Palputih I
Mata Pencaharian 12 Dusun 291 Jiwa
- Petani Palputih II
Petani Pemilik 271orang 13 Dusun Karang 265 Jiwa
Lahan 327orang Mas
Petani 217orang 14 Dusun 346 Jiwa
Penggarap 47 orang Permata Asri
Buruh Tani 125orang

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 13
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

15 Dusun Karang 417 Jiwa Tabel 3.


Indah Keadaan Penduduk Desa Karang Anyar
16 Dusun 439 Jiwa Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Priangan No Tingkat Jumlah
17 Dusun Karang 317 Jiwa Pendidikan
Tani 1 Belum 5211
Total 17.602 SD/Tidak
Sumber: Profil Desa Karang Anyar 2016 2 SD 567
3 SMP 5101
4 SMA 2252
5 Tingkat 350
Akademis
6 Tingkat 223
Perguruan
Tinggi
7 Buta Huruf 97
Sumber: Profil Desa Karang Anyar 2016

Gambar 1
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Karang Anyar

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
14 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

PEMBAHASAN membutuhkan relokasi dan pelebaran ,


Kronologi Pengambilan Kembali Harta sedangkan tanah yang digunakan untuk
Wakaf Oleh Wakif di Desa Karang Anyar pasar saat ini merupakan tanah pribadi
Kecamatan Jati Agung Kabupaten yang dimiliki oleh lima orang dari alasan
Lampung Selatan itu pasar tidak akan pernah mendapatkan
Pengambilan kembali harta wakaf bantuan apapun dari pemerintah.
oleh wakif yang terjadi di desa karang anyar Hasil wawancara dengan Bapak
kabupaten lampung selatan merupakan Sumanto selaku Kepala Desa Karang Anyar
kejadian yang didasari oleh berbagai macam bahwa Pemerintah tidak bisa memberi
persoalan antara lain : bantuan apabila tanah pasar bukan milik
a. Tanah wakaf sembilan tahun tidak Negara / pemerintah, sedangkan saat ini tanah
dipergunakan / dibangun yang digunakan untuk pasar adalah tanah
Perjalanan pengelolaan tanah wakaf milik pribadi, dari alasan tersebut pasar tidak
yang diminta oleh Bapak Abdul Azis bisa mendapat bantuan namun pasar
kepada Bapak H M Triono yang dalam membutuhkan penambahan lokasi pasar bisa
perencanaanya akan dibangun yayasan lebih besar dan lebih optimal dalam
berupa pendidikan Pondok Pesantren32 operasionalnya, dan agar pemerintah desa
yang tejadi adalah semangat di awal saja, mendapat hasil dari kegiatan pasar.
dikarenakan setelah pemberian tanah
wakaf, pembangunan yayasan dimulai Analisis Pelaksanaan Pengambilan
dengan membangun pondasi sampai waktu Kembali Harta Wakaf Oleh Wakif di Desa
Sembilan tahun pembangunan hanya Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
sampai disitu saja. Kabupaten Lampung Selatan
b. Nadhir mendapatkan tanah wakaf Pelaksanaan pengambilan kembali
didaerah lain harta wakaf oleh wakif yang terjadi di Desa
Seiring berjalanya waktu pengelolaan Karang Anyar berdasarkan alasan bahwa
tanah Wakaf di Desa Karang Anyar tanah tidak dikelola dengan baik dan karena
Kecamatan Jati Agung Kabupaten pemerintah desa membutuhkan tanah untuk
Lampung Selatan. Jangka waktu tiga tahun dijadikan sebagai pasar desa.
Nadhir pindah ke Desa Maga Kaya karena Pemaparan tentang pelaksanaan
mendapat tanah wakaf untuk pembangunan pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif
yayasan yang lokasinya dianggap lebih yang terjadi di Desa Karang Anyar didasarkan
strategis untuk pembangunan yayasan33. pada hasil wawancara dengan tokoh
c. Pemerintah desa membutuhkan lokasi masyarakat, tokoh agama, dan wakif serta
/ tanah untuk pembangunan pasar nadhir sebagai berikut:
Dari alasan yang disebutkan dalam a. Praktik pengambilan kembali harta
dua poin diatas maka pemerintah desa wakaf oleh wakif yang terjadi di
meminta tanah / lokasi tersebut kepada Desa Karang Anyar Kecamatan Jati
Bapak H. M Triono selaku wakif untuk Agung Kabupaten Lampung Selatan
dijadikan pasar desa, karena pasar yang Menurut Sumanto sebagai nadhir
ada di desa karang anyar sudah sekaligus kepala desa, pemerintah desa
meminta tanah kepada Triono untuk
32
Wawancara dengan Bapak Sumanto, Kepala Desa dijadikan sebagai pasar34 yaitu meminta
Karang Anyar pada tangal 21 Februari 2017 tanah wakaf yang tidak di kelola oleh
33
Sambutan Bapak Abdul Azis pada acara nadhir yang dalam rencana awal akan
Musyawarah Desa pada hari Senin, tanggal 19 Oktober
2015 selaku Nadhir dan juga selaku Pimpinan
34
Yayasan Darul Ulum, menyampaikan bahwa yayasan Wawancara dengan Sumanto, nadhir sekaligus
darul ulum pindah ke Desa Marga Kaya karena kepala desa di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati
mendapat tanah hibah pada tahun 2008 Agung, tanggal 20 februari 2017

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 15
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

dibangun yayasan yang berbentuk memang tidak sama, karena dipengaruhi


pendidikan pondok pesantren. kebutuhan desa dan tidak dikelolanya
Lebih lanjut Sumanto menjelaskan tanah wakaf dengan maksimal.37
tanah yang diminta oleh pemerintah desa b. Tujuan Pengambilan Kembali Harta
adalah lokasi yang strategis dalam Wakaf oleh Wakif di Desa Karang
pembangunan pasar yang baru, pasar yang Anyar Kecamatan Jati Agung
benar-benar milik desa karang anyar, pasar Kabupaten Lampung Selatan
yang akan merupakan inkam desa yang Wakaf adalah sebuah amalan agama
bisa membantu dalam kegiatan desa dalam islam yang sangat dianjurkan dalam
hal pembiayaan karena pasar saat ini bukan pelaksananya dan mendapatkan pahala
milik pemerintah desa atau bukan milik yang besar bahkan pahala yang selalu
desa melainkan milik pribadi.35 mengalir apabila harta wakaf itu masih
Berdasarkan hasil wawancara di atas, digunakan.
diketahui bahwa pengambilan kembali Menurut Triono tokoh masyarakat
harta wakaf yang telah diberikan oleh dan juga sebagai wakif yang memberikan
wakif berdasarkan permintaan pemerintah tanah bahwa akan lebih bermanfaat apabila
desa, yang didasari bahwa tanah tersebut tanah itu digunakan.38 Berdasarkan surat
tidak dikelola dengan baik dan bahkan musyawarah desa yang dilaksanakan pada
sudah ditinggalkan oleh nadhir karena tanggal 26 januari 2014 di Balai Desa
sudah mendapat tanah wakaf yang lain. Karang Anyar, Kec. Jati Agung Kab.
Berbeda dengan penjelasan dari Lampung Selatan yang dihadiri oleh
responden di atas, menurut Aef Saifudin Kepala Desa, Aparatur Desa, Tokoh
ta’mir Masjid Agung Nurul Hikmah Desa Masyarakat, Tokoh Pemuda dan Karang
Karang Anyar bahwa sangat Taruna, menghasilkan kesepakatan-
menyayangkan pengambilan kembali harta kesepakatan sebagai berikut:
wakaf oleh wakif, menurut Aef dalam tata 1) Pembangunan desa karang anyar
cara pelaksanaan dan pengelolaan tanah sebaiknya di tempat yang strategis
wakaf serahkanlah kepada nadhir, apabila dan jauh dari jalan raya agar tidak
wakaf tersebut ingin dialih fungsikan maka mengganggu kenyamanan berlalu
bisa dengan pengalihan harta wakaf bukan lintas.
dengan cara mengambil kembali.36 2) Dipasang instalasi listik di lapangan,
Menurut Ma`ruf, praktik karena lapangan setiap tahun selalu
pengambilan kembali harta wakaf oleh digunakan sebagai tempat sholat idul
wakif yang terjadi di Desa Karang Anyar fiti dan kegiatan desa lainya.
Kecamatan Jati Agung lebih dilihat sebagai 3) Lapangan desa karang anyar supaya
simbol etika dan tata krama dalam dibangun lebih baik lagi, agar lebih
masyarakat, ketika pengambilan kembali bermanfaat bagi masyarakat desa
dan juga pengalihan harta wakaf. Namun karang anyar.39
demikian menurut Aef, cara pandang Lebih lanjut musyawarah yang
masyarakat terhadap pengambilan kembali dilaksanakan menghasilkan kesepakatan-
harta wakaf oleh wakif yang terjadi di kesepakatan tentang pembangunan pasar
Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
37
Wawancara dengan Aef Saifudin, Tokoh Agama di
Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Tanggal
35
Wawancara dengan Sumanto, nadhir sekaligus 21 Februari 2017
38
kepala desa di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Wawancara dengan Triono, Tokoh Masyarakat
Agung, tanggal 20 februari 2017 sekaligus Wakif di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati
36
Wawancara dengan Aef Saifudin, Tokoh Agama di Agung, tanggal 15 Februari 2017
39
Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung, Tanggal Hasil musyaarah desa tantang pasar tanggal 26
21 Februari 2017 januari 2014

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
16 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

diatas, maka dibuatlah musyawarah yang Mencermati hasil wawancara dan hasil
kedua yang bertempat di Balai Desa musyawarah Desa di atas, dapat dikemukakan
Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. bahwa tujuan pelaksanaan pengambila
Lampung Selatan, yang dihadiri oleh kembali harta wakaf di Desa Karang Anyar
perwakilan Kec. Jati Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung
Foerkopimcam Jati Agung, Kepala Desa, Selatan adalah untuk membangun dan
Aparatur Desa, Ketua BPD, Ketua RT, menjadikan desa yang lebih baik, dengan cara
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh membangun pasar desa dan menggeser
Pemuda, dan Warga Desa Karang Anyar lapangan agar lebih baik lagi.
serta Perwakilan Disperindag Kab. Setelah data tentang study kasus
Lampuang Selatan, Dinas PU, sKontraktor pengambilan kembali harta wakaf oleh wakif
Pembangunan Pasar. Yang menghasilkan di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung
kesepakatan-kesepakatan sebagai berikut: Kabupaten Lampung Selatan diperoleh dari
1) Menyetujui dan menyepakati hasil wawancara, pada bagian ini dilakukan
pembangunan pasar Desa Karang analisis berdasarkan pandangan hukum Islam
Anyar yang dibangun ditanah dan Undang-Undang No. 41 Tahun 2004
lapangan. Tentang Wakaf.
2) Menyetujui dan menyepakati tentang c. Pengambilan Kembali Harta Wakaf
tentang penggeseran lokasi lapangan Dilihat dari Hukum Islam
ketempat yang baru. Harta benda wakaf yang telah
3) Kepala Dusun bertanggung jawab diberikan tidak bisa diambil kembali,
penuh atas persetujuan pembangunan Miftahul Huda menjelaskan dalam bukunya
pasar dan penggeseran lapangan mengalirkan manfaat wakaf bahwa Iman
kepada kepada masyarakat diwilayah Nawawi yang bermadzhab syafi’I
dusun masing-masing. mendefinisikan wakaf sebagai:
4) Menyetujui dan menyepakati tentang “Penahanan harta yang bisa
penyelesaian pengurusan terkait dimanfaatkan dengan tetap menjaga
Hibah tanah antara Bpk. Ust. Abdul keutuhan barangnya, terlepas dari camping
Azis (selaku ketua yayasan ……) tangan wakif atau lainya, dan hasilnya
dengan pemerintah Desa Karaang disalurkan untuk kebaikan semata-mata dan
Anyar untuk menjadi lapangan yang untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada
baru. allah.”41 Definisi ini mempertegas
5) Apabila selama pelaksanaan terlepasnya harta dari kepemilikan wakif,
pembanguna pasar dan penggeseran terlepas dari campur tangan wakif atau
lapangan ada sekelompok atau lainya dan hasilnya disalurkan untuk
oknum warga desa karang anyar kebaikan semata-mata untuk mendekatkan
berupaya menghambat dan diri kepada Allah SWT.42
mengganggu pelaksanaan Tidak diragukan sedikit pun bahwa,
pembanguna tersebut, maka akan sebelum sesuatu yang di wakafkan, ia adalah
dianggap provokator dan akan kami milik orang yang mewakafkan. Sebab wakaf
lapokan kepada pihak yang berwajib tidak bisa dipandang sah kecuali terhadap
sesuai dengan proses hukum yang barang yang dimiliki. Imam Maliki
berlaku.40 berpendapat bahwa, esensi atas kepemilikan
barang tersebut tetap beada di pemiliknya

41
Miftahul Huda, Mengalirkan Manfaat Wakaf Potret
40
Hasil musyawarah di Balai Desa Karang Anyar Kec. Perkembangan Hukum Wakaf dan Tata Kelola Wakaf
Jati Agung Kab. Lampung Selatan tanggal 08 Oktober di Indonesia, Bekasi: Gramata Publishing, 2015, h. 71
42
2015 Ibid

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 17
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

semula, tapi sekarang dia tidak f. Jangka Waktu Wakaf.46


diperbolehkan menggunakanya lagi.43 Dalam pasal 17
Menurut Imam Hanafi dan Syafi’i barang (1) Ikrar wakaf dilaksanakan oleh
yang sudah diwakafkan itu sudah tidak ada Wakif kepada Nadhir dihadapan
pemiliknya lagi. Sedangkan Imam Hambali PPAIW dengan disaksikan oleh 2
mengatakan: Barang tersebut berpindah (dua) orang saksi
ketangan pihak yang diwakafi.44 (2) Ikrar Wakaf sebagai mana
Mengacu kepada pengertian di atas, dimaksud pada ayat (1) dinyatakan
sudah jelaslah bahwa pengambilan kembali secara lisan dan/atau tulisan serta
harta wakaf oleh wakif tidak diperbolehkan, dituangkan dalam akta ikrar wakaf
karena para imam madzhab berpendapat oleh PPAIW.47
kepemilikan harta wakaf bukan pada wakif Dalam pasal 21
bahkan wakif sudah tidak mempunyai hak (1) Ikrar wakaf dituangkan dalam akta
atas wakaf itu. ikar wakaf.
d. Pengambilan Kembali Harta Wakaf (2) Akta ikrar wakaf sebagaimana
dilihat dari Undang-Undang No. 41 dimaksud pada ayat (1) paling
Tahun 2004 Tentang Wakaf sedikit memuat:
Berdasarkan hasil wawancara a. Nama dan identitas Wakif;
dengan beberapa sumber sebelumnya, b. Nama dan identitas Nadhir;
diketahui bahwa tanah wakaf yang berada di c. Data dan keteragan harta benda
Desa Karang Anyar adalah tanah wakaf Wakaf;
yang pengelolanya tidak maksimal karena d. Peruntukan Harta Benda Wakaf;
dalam perjalanan Sembilan tahun tanah e. Jangka Waktu Wakaf.48
wakaf diberikan, belum ada pemecahan Dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah
surat tanah atau pembuatan akta ikrar wakaf, No. 28 Tahun1997 Tentang Tata Cara
surat tanah masih utuh atas nama wakif, Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan
belum ada pemecahan. Tanah Milik, pelaksanaan ikrar wakaf,
Untuk mendapatkn kekuatan hukum demikian pula pembuatan akta ikrar wakaf
atas tanah yang diwakafkan, maka harus diangggap sah, jik dihadiri dan disaksikan
dibuatkan ikrar wakaf dengan suatu akta oleh sekurang-kurangnya 2 orang saksi,
oleh Kepala KUA sebagai Pejabat Pembuat yang disertai dengn surat-surat bukti
Akta Ikrar Wakaf.45 Dalam Undang-Undang pemilikan tanah, surat keterangan
No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf kepaladesa, suratketerangan pendaftaran
disebutkan: tanah.
Wakaf dilaksanakan dengan memenuhi Dalam semua Undang- Undang dan
unsur wakaf sebgai berikut: Peraturan Pemerintah Tentang Wakaf dan
a. Wakif; Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah
b. Nadhir; mensyaratkan adanya ikrar wakaf, karena
c. Harta Benda Wakaf; sangat pentingnya akta tesebut sebagai tanda
d. Ikrar Wakaf; bukti bahwa sudah di sahkan oleh Negara.
e. Peruntukan Harta Benda Wakaf; Semua nara sumber yang
diwawancarai mengatakan bahwa wakaf
memang sudah dilaksanakan, namun
43
pengurusan surat Akta Ikrar Wakaf tidak
Muhammad Jawad Mughniyah,, Fiqih Lima
Madzhab,diterjemahkan dari al-fiqh al-madzahib al-
46
khomsah, Jakarta: lentera, 2006, h. 638 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf,
44
Ibid, h 638 Pasal 6
45 47
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Ibid, pasal 17
48
Pendaftaranya,Jakarta, Sinar Grafika, Cet-ke 6, h.107 Ibid, pasal 21

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
18 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

pernah diurus dan dibuat sehingga surat maka dalam kekuatan hukum tanah tersebut
tanah masih milik dan atas nama Wakif, masih di akui dan milik orang yang
sehingga akibat hukum yang terjadi adalah mempunyai nama di sertifikat tanah, dan
tanah tersebut masih milik wakif atau masih secara hukum belum sah sebagai tanah wakaf.
milik orang yang mempuyai nama dalam
surat tanah itu. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan analisa di atas, dapat Abdul Ghafur Anshori, Hukum dan Praktik
dikemukakan bahwa pengambilan kembali Perwakafan, Yogyakarta: Nuansa
harta wakaf oleh wakif dalam dalam Aksara 2006.
perspektif islam tidak diperbolehkan secara Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam,
mutlak, karena harta wakaf itu sudak bukan Jakarta: Akademika Pressindo, 2007.
menjadi hak wakif. Abi Daud, Sunan Abi Daud Jilid II, Beirut:
Analisis selanjutnya adalah Darul Fikr, 1994.
berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun Abi Ishak Ibrahim Ibn Ali Ibn Yusuf Al-
2004 Tentang Wakaf dijelaskan bahwa harta Syirozi, Al-Muhadzab, Beirut: Darul
wakaf tidak boleh diambil kembali oleh Fikr, 1993.
wakif, namun dalam kasus Pengambilan Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar,
Kembali Harta Wakaf Oleh Wakif Di Desa Menuju Era Wakaf Produktif,
Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Sebuah UpayaProgresif Untuk
Kabupaten Lampung Selatan harta wakaf Kesejahteraan Umat, Cet. ke-3
belum di daftarkan ke Pejabat Pembuat Akta Jakarta: Mitra Abadi Press, 2006.
Ikrar Wakaf (PPAIW), maka secara hukum Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan
tanah tersebut masih milik orang yang Pendaftarannya, Jakarta: Sinar
namanya tertulis di dalam surat tanah Grafika, 2014.
tersebut. Agus Pamungkas, Amandemen Undang-
Undang Dasar 1945, yogyakarta:
PENUTUP buku pintar, 2011.
Berdasarkan data yang terkumpul Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Ed. 1, Cet.
dalam analisis data, maka dapat disimpulkan Ke-3 Jakarta: Rajawali Pers, 2003.
hasil penelitian sebagai berikut: Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan
Pengambilan Kembali Harta Wakaf Terjemahannya, Bandung:
oleh Wakif di Desa Karang Anyar Kecamatan Diponegoro, 2008.
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Departemen Pendidikaan Nasional, Kamus
Tahun 2016 dalam Perspektif Islam tidak Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
diperbolehkan, karena para imam madzhab Gramedia Pustaka Utama, 2007.
berpendapat bahwa kepemilikan harta wakaf Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen
bukan pada wakif lagi, bahkan wakif sudah Bimas Islam, Fiqih Wakaf, Jakarta
tidak mempunyai hak atas tanah wakaf itu Deprtemen Agama, 2006.
baik tanah wakaf sudah dibuatkan Akta Ikrar Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah Jilid II,
Wakaf maupun belum. Beirut: Darul Fikr, 1993.
Pengambilan Kembali Harta Wakaf Imam Taqiyuddin Abubakar bin Muhammad
oleh Wakif di Desa Karang Anyar Kecamatan Al Husaini, Kifayatul Ahyar Fii Halli
Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Ghayatil Ikhtisar, alih bahasa:
Tahun 2016 dalam Undang-Undang No. 41 Syarifuddin Anwar, Kifatul Ahyar,
Tahun 2004 Tentang Wakaf, bahwa Surabaya: CV Bina Imam, 2007.
berdasarkan wawancara dan pengamatan yang Maba, Aprezo Pardodi. “Bimbingan Dan
dilakukan pada surat tanah, serta pihak Konseling Islam Solusi Menjaga Dan
Nadhir belum membuat akta ikrar wakaf,

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
(Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016) 19
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 1, Juni 2018. Hlm 1-20

Meningkatkan Kesehatan Mental” 3, Sarip Sukandi HDHT, Konsep Wakaf,


No. 2 (2017): 10. http://saripedia.wordpress.com/tag/ ,
Miftahul Huda, Mengalirkan Manfaat Wakaf diakses 15 Februari 2013
Potret Perkembangan Hukum dan Sayyid Sabiq, Fikih Sunah,Bandung: PT
Tata Kelola Wakaf di Indonesia, Alma’arif, 1987.
Bekasi: Gramata Publishing, 2015. Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Usmani,
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At- Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat
Tuwaijiri, Ensiklopedi Islam Al- Menurut al-Qur’an dan as-Sunah,,
Kamil, Jakarta: Darus Sunnah Press, Cet. 1, Jakarta: Pustaka Imam Asy-
2010. Syafi’i, 2008.
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif
Mazhab diterjemahkan dari kitab al- Kualitatif dan R&D, Cet. Ke-12,
fiqh ‘ala al-madzahibal-khamsah, Alfabeta, Bandung, 2011.
Jakarta: penerbit lentera, 2006. Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian,
Mukhlisin, Ahmad, dan Nur Hamidah. Bandung: Alfabeta, 2010.
“Pemanfaatan Harta Wakaf Di Luar Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,
Ikrar Wakaf Perspektif Hukum Islam Jakarta, Bina Aksara, 1989.
Dan Uu No. 41 Tahun 2004 (Analisis Suhrawardi K. Lubis, Wakaf dan
Pemanfaatan Harta Wakaf di Desa Pemberdayaan Umat, Jakarta: Sinar
Taman Fajar Kecamatan Purbolinggo Grafika, 2010.
Lampung Tengah).” Mahkamah: Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach Jilid, I,
Jurnal Kajian Hukum Islam 2, no. 2 Yogyakarta, 1985.
(2017) Undang-undang No. 41 Tahun 2004 Tentang
Mundzir Qahar, Manajemen Wakaf Produktif, Wakaf.
alih bahasa H. Muhyiddin Mas Rida, Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa
Jakarta: KHALIFA, 2005. adillatuhu, alih bahasa Abdul Hayyie
Mundzir Qahaf, Al-Waqf al-Islami: al-Kattani, dkk, Jakarta: Gema
Tathawwaruhu, Idaaratuhu wa Insani, 2011.
Tanmiyyatuhu, alih Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum,
bahasa:Muhyiddin Mas Rida, Jakarta : Sinar Grafika, 2010.
Manajemen Wakaf Produktif ,
Jakarta: Khalifah, 2005.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang No. 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah.
Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan Di
Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,
2009.
Siah Khosi’ah Wakaf dan Hibah Perspektif
Ulama Fiqh dan Perkembanganya di
Indonesia, Bandung: Pustaka Setia,
2006.

Pengambilan Harta Wakaf Perspektif Hukum Islam dan Undang-Undang No 41 Tahun 2004
20 (Studi Kasus di Desa Karang Anyar Kec. Jati Agung Kab. Lam-Sel Tahun 2016)

You might also like