You are on page 1of 24

Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ...

| 870

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DOKTER DALAM PEMBUKAAN REKAM


MEDIK PASIEN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED
IMMUNODEFICIENCY SYNDROME
1
Oleh: Siti Handayani

ABSTRACT
This research aims to 1) to describe, identify and analyze the authority of
physicians in the patient's medical record opening of HIV/AIDS, and 2) to analyze and
solve the problem of legal protection for doctors in the open medical record on HIV/AIDS
patients.
This research use approach to legislation. Data research results obtained from the
interview with the Director of the PROVINCIAL HOSPITAL Majenang, HIV/AIDS
Counselors and doctors responsible poly HIV/AIDS HOSPITALS Majenang. Data
research results are analyzed using deductive methods.
Based on the results of research and discussion as follows: first, the authority of
the doctor in the patient's medical record opens HIV/AIDS organized in Permenkes RI
number 269/MENKES/PER/III/2008 and 36 year 2012 number of Secret Medicine that is
only for the interests of the patient's health, meet the demand for law enforcement
apparatus in order on the order of a Court of law enforcement that must be requested in
writing to the Chairman of the House means health services. Request or consent of the
patients themselves, request the institution/institutions on the basis of the provisions of
the legislation as well as for the purposes of research, education and medical audit all not
mentioning the identity of the patient, as well as a condition threaten the safety of others
individually and in society. The individual in question is potentially the most transmission
of HIV/AIDS that is wife or husband HIV/AIDS sufferers. Second, the legal protection in
the open medical record on HIV/AIDS patients are given by the Government in the
prevention aims to prevent the occurrence of the dispute, which directs the action being
taken by the existence of a variety of conditions regulated in the law practice of medicine,
health and the regulation of the Minister of health. Protection legal protection in
repressive if violation occurs already in the practice of medical service aimed at handling
a particular dispute which are also regulated in the PENAL CODE and regulations
peundang-invitation to assure doctors and patients get the rights and obligations in
accordance with the provisions of the applicable legislation. Keywords: legal protection,
HIV/AIDS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mendeskripsikan, mengidentifikasi dan


menganalisis kewenangan dokter dalam membuka rekam medik pasien HIV/AIDS, dan 2)
untuk menganalisis dan memecahkan masalah perlindungan hukum bagi dokter dalam
membuka rekam medis pada pasien HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan. Data hasil
penelitian diperoleh dari wawancara dengan Direktur RSUD Majenang, Konselor
HIV/AIDS dan dokter penanggungjawab poli HIV/AIDS RSUD Majenang. Data hasil
penelitian dianalisis menggunakan metode deduktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut: Pertama,
kewenangan dokter dalam membuka rekam medik pasien HIV/AIDS diatur dalam
Permenkes RI nomer 269/MENKES/PER/III/2008 dan nomer 36 tahun 2012 tentang
Rahasia Kedokteran yaitu hanya untuk kepentingan kesehatan pasien, memenuhi
permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum atas perintah

1
Dokter Rumah Sakit Kabupaten Cilacap
871 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

pengadilan yang harus dimintakan secara tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan
kesehatan. Permintaan dan atau persetujuan pasien sendiri, permintaan
institusi/lembaga berdasarkan ketentuan perundang-undangan serta untuk kepentingan
penelitian, pendidikan dan audit medis sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien,
serta suatu kondisi yang mengancam keselamatan orang lain secara individu maupun
masyarakat. Individu yang dimaksud adalah orang yang paling berpotensi tertularnya
HIV/AIDS yaitu istri atau suami penderita HIV/AIDS. Kedua, perlindungan hukum dalam
membuka rekam medis pada pasien HIV/AIDS diberikan oleh pemerintah secara
preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, yang mengarahkan tindakan
yang bersikap kehati-hatian dengan adanya berbagai ketentuan yang diatur dalam
undang-undang praktik kedokteran, kesehatan dan peraturan menteri kesehatan.
Perlindungan perlindungan hukum secara represif jika sudah terjadi pelanggaran dalam
praktek pelayanan kedokteran yang bertujuan untuk penanganan suatu sengketa tertentu
yang juga diatur dalam KUHP dan peraturan peundang-undangan untuk menjamin dokter
dan pasien mendapatkan hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kata Kunci : Perlindungan hukum, HIV/AIDS

berusaha menjadi pendidik dan


A. Pendahuluan
pengabdi masyarakat yang
Upaya untuk mencegah
sebenar-benarnya”.
adanya kasus baru HIV/AIDs
Membuka rahasia pasien
diantaranya adalah dengan
HIV/AIDS berarti melanggar
melakukan seks yang aman.
sumpah jabatan dan wajib simpan
Dokter dalam praktik di lapangan
rahasia kedokteran. Sebagaimana
dapat terkendala dengan adanya
diketahui, kewajiban utama dari
ketentuan yang diatur dalam
profesional masyarakat ilmu
perundang-undangan yang
kesehatan maupun tenaga
berlaku tentang kewajiban
kesehatan adalah melindungi hak-
menjaga kerahasiaan pasien yang
hak pasien dengan menjaga
diantaranya adalah menjaga
kerahasiaan rekam medis pasien
kerahasiaan isi rekam medik
HIV/AIDS. Kaidah turunan moral
pasien.
bagi tenaga kesehatan adalah
Pada Pasal 8 Kode Etik
privacy (berarti menghormati hak
Kedokteran menyebutkan: “Dalam
privacy pasien), convidentiality
melakukan pekerjaannya seorang
(berarti kewajiban menyimpan
dokter harus memperhatikan
informasi kesehatan sebagai
kepentingan masyarakat dan
rahasia), fidelity (berarti kesetiaan)
memperhatikan semua aspek
dan veracity (berarti menjunjung
pelayanan kesehatan yang 2
tinggi kebenaran dan kejujuran).
menyeluruh (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif), baik fisik
2
Samsi Jacobalis, 2005, Pengantar
maupun psiko-sosial, serta
Tentang Perkembangan Ilmu
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 872

Membuka rahasia pasien


(2) Pencegahan
HIV/AIDS dapat pula
sebagaimana dimaksud
mengakibatkan dampak negatif
pada ayat (1) meliputi
bagi pasien, seperti mendapat
upaya :
stigma dari lingkungan sosial
a. pencegahan
sebagai sosok yang amoral,
penularan HIV
mengalami pengucilan atau isolasi
melalui hubungan
sosial, menghilangkan
seksual;
kesempatan pasien tersebut untuk
mencari nafkah dan kehidupan b. pencegahan

yang berarti bertentangan dengan penularan HIV

hak asasinya sebagai manusia. melalui hubungan

Namun jika dokter tetap menjaga non seksual; dan


rahasia pasien HIV/AIDS berarti c. pencegahan
mengorbankan kesehatan orang penularan HIV dari
lain yang juga merupakan hak ibu ke anaknya;
3
asasi setiap orang. Ketentuan
Terkait dengan HIV/AIDS,
yang diatur dalam Pasal 12
prinsip yang dianut secara
Peraturan Menteri Kesehatan
universal pada saat ini dan
Republik Indonesia Nomor 21
diadopsi oleh Pemerintah
Tahun 2013 Tentang
Indonesia bahwa pemeriksaan
Penanggulangan HIV dan AIDS,
HIV/AIDS pada setiap orang
menyebutkan:
dengan azas sukarela dan rahasia
(1) Pencegahan penularan (Keputusan Menteri Koordinator

HIV dapat dicapai Bidang Kesejahtaraan Rakyat No.


9//KEP/Menko/Kesra/VI/1994
secara efektif dengan
tentang Strategi Nasional
cara menerapkan pola
Penanggulangan HIV/AIDS di
hidup aman dan tidak
Indonesia), artinya tidak dapat
berisiko. diwajibkan karena bertentangan
dengan HAM sehingga perlu ada
informed consent terlebih dahulu
Kedokteran, Etika Medis, dan Bioetika,
baik pemeriksaannya maupun
CV Sagung Seto bekerjasama dengan
Universitas Tarumanegara, Jakarta. membuka untuk diberitahukan
3 4
M. Taufik. 2011. “Perspektif Yuridis kepada orang lain. Sejalan
Tanggung Jawab Dokter Terhadap
Rahasia Medis Pasien HIV/AIDS (Studi
di Rumah Sakit Umum Daerah
4
Banyumas)” Jurnal Dinamika Hukum Margarita M. Maramis, 2007, Konseling
Vol. 11 No. 3 September 2011. dan Tes Sukarela Untuk Penderita HIV
873 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

dengan itu, menurut Instruksi sesuai sumpah jabatan dan kode


Menteri Kesehatan No. etik, namun di sisi lain harus
72/MenKes/Inst/1988 tentang menjaga serta melindungi hak
Kewajiban Melaporkan Penderita orang lain untuk hidup sehat.
Dengan Gejala AIDS, tindakan Menurut Satijipto Raharjo,
yang diambil petugas kesehatan perlindungan hukum adalah
dan sarana pelayanan kesehatan memberikan pengayoman
pada saat ditemuinya seseorang terhadap hak asasi manusia
dengan gejala AIDS hanyalah (HAM) yang dirugikan oleh orang
pelaporan kepada Dirjen P2MPLP lain dan perlindungan itu diberikan
(Pemberantasan Penyakit Menular kepada masyarakat agar dapat
dan Penyehatan Lingkungan menikmati semua hak-hak yang
6
Pemukiman) saja, dengan diberikan oleh hukum. Menurut
memperhatikan kerahasiaan Philipus M. Hadjon bahwa
pribadi pasien, sementara perlindungan hukum bagi rakyat
lingkungan tidak diberitahu kalau sebagai tindakan pemerintah yang
ada pasien penderita HIV/AIDS bersifat preventif, dan represif.
dengan alasan HAM. Perlindungan hukum preventif
Dokter juga berkewajiban bertujuan untuk mencegah
untuk menjaga dan melindungi hak terjadinya sengketa, yang
orang lain untuk hidup sehat, mengarahkan tindakan yeng
setidaknya orang-orang yang bersikap kehati-hatian, sedangkan
terdekat dengan pasien. Oleh perlindungan represif bertujuan
karenanya, dilema untuk tetap untuk penanganan suatu sengketa
7
menyimpan rahasia kedokteran tertentu.
pasien HIV/AIDS adalah hal yang Terkait dengan hal tersebut,
sangat sulit bagi dokter. Meskipun maka pembukaan rekam medik
secara fisik dokter tidak mendapat oleh dokter pada pasien HIV/AIDS
tekanan, namun secara psikis harus mendapatkan perlindungan
dokter akan terbebani sepanjang hukum, karena dapat dijadikan
5
hidupnya. Kondisi demikian upaya penting dalam
menempatkan dokter dalam penanggulangan HIV/AIDS,
conflict of interest, yaitu di satu sisi
harus menjaga rahasia pasien 6
Satijipto Raharjo, 2000. Ilmu Hukum.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm.
53
7
& AIDS, dalam Nasronudin & Margarita Maria Alfons, 2010. Implementasi
M. Maramis (editor), Konseling, Perlindungan Indikasi Geografis atas
Dukungan, Perawatan & Pengobatan Produk-Produk Masyarakat Lokal
ODHA, Airlangga University Press, dalam Prespektif Hak Kekayaan
Surabaya. Intelektual. Malang: Universitas
5
M. Taufik. 2011. Loc. Cit Brawijaya. hlm. 18
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 874

terutama terkait dengan penularan penelitian ini berupa hasil


HIV/AIDS di keluarga maupun di wawancara dengan nara sumber
masyarakat. yang meliputi Direktur RSUD
Penelitian ini bertujuan Majenang, Konselor HIV/AIDS dan
untuk mendeskripsikan, dokter penanggungjawab poli
mengidentifikasi dan menganalisis HIV/AIDS RSUD Majenang. Data
kewenangan dokter dalam sekunder adalah data yang
membuka rekam medik pasien biasanya telah tersusun dalam
10
HIV/AIDS dan untuk menganalisis bentuk dokumen-dokumen. Data
dan memecahkan masalah sekunder dalam penelitian ini
perlindungan hukum bagi dokter meliputi:
dalam membuka rekam medis a. Bahan Hukum Primer : Yaitu
pada pasien HIV/AIDS. berupa ketentuan perundang
undangan, terdiri dari:
B. METODE PENELITIAN 1) UUD 1945 Dan semua
Penelitian ini merupakan Konstitusi yang pernah
penelitian perundang-undangan. berlaku di Indonesia
Penelitian ini lebih bersifat 2) Undang-undang Nomor
deskriptif normatif, yaitu penelitian 29 Tahun 2004 tentang
yang bertujuan untuk Praktik Kedokteran
menggambarkan norma-norma 3) Undang-undang Nomor
tertulis yang dibuat dan 36 Tahun 2009 tentang
diundangkan oleh pejabat yang Kesehatan
berwenang dan memandang 4) Peraturan Menteri
hukum sebagai suatu sistem Kesehatan Republik
normatif yang mandiri, bersifat Indonesia Nomor 21
tertutup dan terlepas dari Tahun 2013 Tentang
8
kehidupan masyarakat nyata. Penanggulangan HIV
Penelitian dilaksanakan di dan AIDS
Program Pascasarjana ilmu 5) Permenkes No. 269
Hukum Universitas Jenderal Tahun 2008 tentang
Soedirman dan RSUD Majenang. Rekam Medik
Jenis data yang digunakan yaitu 6) Kode Etik Kedokteran
data primer dan data sekunder. Indonesia
Data primer adalah data yang 7) Permenkes No. 36
langsung diperoleh dari sumber Tahun 2012 tentang
9
pertamanya. Data primer Rahasia Kedokteran

8
Ibid: hlm. 137-139.
9
Sumadi Suryabrata. 1992. Metode 84.
10
Penelitian. Rajawali Press. Jakarta. hlm. Ibid. h. 85.
875 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

11
b. Bahan Hukum Sekunder, publik. Wewenang pemerintah
yaitu terdiri dari bahan yang dalam negara hukum berasal dari
memberikan penjelasan peraturan perundang-undangan
mengenai bahan hukum yang berlaku, artinya sumber
primer, seperti buku-buku, wewenang bagi pemerintah adalah
tesis, surat kabar, artikel peraturan perundang-undangan.
internet, hasil-hasil Ridwan HR mengutip pendapat H.D.
penelitian, pendapat para Van Wijk/Willem Konijnenbelt,
ahli atau sarjana hukum menjelaskan secara teoritis
serta hasil yang dapat kewenangan yang bersumber dari
mendukung pemecahan peraturan perundang-undangan
masalah yang diteliti dalam dapat diperoleh melalui tiga cara,
Attributie: toekenning van
12
penelitian ini. yaitu:
Pengumpulan data primer een bestuursbevoegheid door een
menggunakan wawancara secara wetgver aan een bestuurusorgaan
lisan dan tertulis menggunakan (atribusi adalah pemberian
pedoman wawancara yang kewenangan pemerintahan oleh
dilakukan terhadap Direktur RSUD pembuat undang-undang kepada
Majenang, Konselor HIV/AIDS dan organ pemerintahan); Delegatie:
dokter penanggungjawab poli overdracht vaan een behogheid van
HIV/AIDS RSUD Majenang. Data het een bestuursorgaan aan een
yang telah terkumpul, selanjutnya ander (delegasi adalah pelimpahan
dianalisa dengan menggunakan wewenang pemerintahan dari satu
metode deduktif. organ pemerintahan kepada organ
pemerintahan lainnya); dan
C. HASIL PENELITIAN DAN Mandaat: een bestuursorgaan laat
PEMBAHASAN zijn bevogheid namens hem
1. Kewenangan Dokter Dalam uitoefenen door een ander (mandat
Membuka Rekam Medik terjadi ketika organ pemerintahan
Pasien HIV/AIDS. mengijinkan kewenangannya
Wewenang adalah dijalankan oleh organ lain atas
pengertian yang berasal dari hukum namanya).
organisasi pemerintahan, yaitu Kewenangan yang dimiliki
dapat dijelaskan sebagai dokter dalam penyelenggaraan
keseluruhan aturan-aturan yang praktik kedokteran harus
berkenaan dengan perolehan dan dilaksanakan dengan penuh
penggunaan wewenang-wewenang tanggungjawab yang dilakukan
pemerintahan oleh subyek hukum
11
publik di dalam hubungan hukum Ridwan, HR, 2002, Hukum Administrasi
Negara, UII Press, Yogyakarta, hlm. 65.
12
Ibid, hlm 75.
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 876

sesuai dengan norma-norma hukum memerlukan pendidikan khusus.


yang berlaku. Tanggung jawab Tidak semua jenis pekerjaan dapat
hukum adalah suatu keseharusan disebut profesi karena suatu profesi
15
bagi seseorang untuk melaksanakan memiliki ciri spesifik yaitu: ada
apa yang telah diwajibkan bidang ilmu tertentu yang jelas dan
kepadanya. S.J. Fochema Andrea tegas yang dipelajari, misalnya
menggunakan istilah profesi kedokteran yang
verantwoordelijk yang berarti melaksanakan ilmu kedokteran, ada
tanggung jawab dengan batasan sejarahnya dan dapat diketahui
sebagai berikut : aansprakelijk, pendahulunya, adanya suatu ikatan
verplicht tot het afleggen van profesi yang bersifat independen
verantwoording entot het dragen van dan berhak mengatur anggotanya,
event, toerekenbare schade dan bersifat melayani dengan
(desgevorderrd), ini rechte of in mementingkan yang dilayani
bestuursverband (tanggung jawab (altruism) yang diatur dalam kode
adalah kewajiban untuk memikul etik.
pertanggungjawaban dan hingga Dokter adalah orang yang
memikul kerugian (bila dituntut atau menjalankan praktik-praktik
jika dituntut) baik dalam kaitan pengobatan yang memegang
dengan hukum maupun dalam wewenang menurut peraturan-
13 16
administrasi). peraturan yang berlaku. Tindakan
Profesi kedokteran adalah atau perbuatan dokter sebagai
suatu pekerjaan kedokteran yang subjek hukum dalam pergaulan
dilaksanakan berdasarkan suatu masyarakat, dapat dibedakan antara
keilmuan, kompetensi yang tindakannya sehari-hari yang tidak
diperoleh melalui pendidikan yang berkaitan dengan profesi dan
berjenjang, dan kode etik yang tindakan yang berkaitan dengan
bersifat melayani masyarakat. pelaksanaan profesi. Begitu pula
Profesi adalah bidang pekerjaan tanggung jawab hukum seorang
yang dilandasi pendidikan keahlian dokter, dan dapat pula merupakan
(keterampilan, kejuruan, dan tanggungjawab hukum yang
14
sebagainya) tertentu. Menurut berkaitan dengan pelaksanaan
17
Daldiyono, profesi adalah suatu profesinya.
bidang atau jenis pekerjaan yang Perkembangan yang begitu

13 15
Az.Nasution. 2011. Hukum Daldiyono, 2007, Pasien Pintar dan
Perlindungan Konsumen Suatu Dokter Bijak, Jakarta: Buana Ilmu
Pengantar. Jakarta: Diadit Media. hlm. Popular, hlm 175.
16
48-49 Christine S.T. Kansil, 1991, Pengantar
14
Christine S.T. Kansil, 1997, Pokok- Hukum Kesehatan Indonesia, Jakarta:
Pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta: Rineka Cipta, hlm 2.
17
Pradnya Paramita, hlm 3. Ibid. hlm 2-3
877 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

pesat di bidang biologi dan ilmu yang terkecil risikonya bagi pasien.
kedokteran seiring dengan Justice adalah suatu prinsip dimana
permasalahan di bidang kesehatan seorang dokter memperlakukan
yang makin kompleks yang sama rata dan adil untuk
menuntut sejumlah etika dalam kebahagiaan dan kenyamanan
penyelenggaraan kedokteran. Etika pasien. Autonomy adalah prinsip
kedokteran berbicara tentang bidang bahwa seorang dokter menghormati
medis dan profesi kedokteran, martabat manusia. Setiap individu
terutama hubungan dokter dengan harus diperlakukan sebagai manusia
pasien, keluarga, masyarakat, dan yang mempunyai hak menentukan
teman sejawat. Oleh karena itu, nasib diri sendiri. Dalam hal ini
sejak tiga dekade terakhir ini telah pasien diberi hak untuk berfikir
dikembangkan bioetika atau yang secara logis dan membuat
disebut juga dengan etika biomedis keputusan sendiri. Autonomy
Prinsip-prinsip dasar etika bermaksud menghendaki,
adalah suatu aksioma yang menyetujui, membenarkan,
mempermudah penalaran etik. membela, dan membiarkan pasien
Konsil Kedokteran Indonesia demi dirinya sendiri.
mengadopsi prinsip etika kedokteran Pasien adalah orang sakit
barat menetapkan praktik yang membutuhkan bantuan dokter
kedokteran Indonesia mengacu untuk menyembuhkan penyakit yang
pada 4 kaidah dasar moral yang dideritanya, pasien dapat diartikan
disebut kaidah dasar etika juga adalah orang sakit yang awam
beneficence,
18
kedokteran, yaitu mengenai penyakitnya. Menurut
Nonmalficence, Justice, Autonomy. Pasal 1 ayat (10) UU Praktik
Beneficence yaitu prinsip bahwa Kedokteran, pasien adalah setiap
seorang dokter berbuat baik, orang yang melakukan konsultasi
menghormati martabat manusia. masalah kesehatannya untuk
Dalam prinsip ini dikatakan bahwa memperoleh pelayanan kesehatan
perlunya perlakuan yang terbaik yang diperlukan baik secara
bagi pasien. Beneficence membawa langsung maupun tidak langsung
arti menyediakan kemudahan dan kepada dokter atau dokter gigi.
kesenangan kepada pasien Rekam medis merupakan
mengambil langkah positif untuk salah satu bukti tertulis tentang
memaksimalisasi akibat baik dari proses pelayanan yang diberikan
pada hal yang buruk. Nonmalficence oleh dokter dan dokter gigi. Setiap
adalah suatu prinsip dimana kegiatan pelayanan medis harus
seorang dokter tidak melakukan
18
perbuatan yang memperburuk Willa Candrawila. 2004, Hukum
Kedokteran Mandar Maju: Bandung,
pasien dan memilih pengobatan hlm.20
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 878

mempunyai rekam medis yang pasien tersebut untuk mencari


lengkap dan akurat untuk setiap nafkah dan kehidupan yang berarti
pasien dan setiap dokter dan dokter bertentangan dengan hak asasinya
gigi wajib mengisi rekam medis sebagai manusia. Namun jika dokter
dengan benar, lengkap dan tepat tetap menjaga rahasia pasien
waktu. Tujuan rekam medis adalah HIV/AIDS berarti mengorbankan
untuk menunjang tercapainya tertib kesehatan orang lain yang juga
21
administrasi dalam rangka upaya merupakan hak asasi setiap orang.
peningkatan pelayanan kesehatan. Menjaga kerahasiaan rekam
Rekam medis berisi data-data medik pasien, khususnya pasien
19
administrasi pasien. HIV/AIDS menjadi tanggungjawab
Membuka rahasia pasien dokter yang harus dilakukan tanpa
HIV/AIDS berarti melanggar sumpah mengurangi upaya yang dilakukan
jabatan dan wajib simpan rahasia dokter dalam memberikan
kedokteran. Sebagaimana diketahui, pelayanan kedokteran yang terbaik
kewajiban utama dari profesional bagi pasien dan juga masyarakat.
masyarakat ilmu kesehatan maupun Tanggung jawab hukum dokter
tenaga kesehatan adalah melindungi adalah suatu keterikatan dokter
hak-hak pasien dengan menjaga terhadap ketentuan-ketentuan
kerahasiaan rekam medis pasien hukum dalam menjalankan
HIV/AIDS. Kaidah turunan moral profesinya. Tanggung jawab
bagi tenaga kesehatan adalah seorang dokter dalam bidang hukum
privacy (berarti menghormati hak terbagi 3 (tiga) bagian, yaitu
privacy pasien), convidentiality tanggung jawab hukum dokter
(berarti kewajiban menyimpan dalam bidang hukum perdata,
informasi kesehatan sebagai tanggung jawab pidana dan
rahasia), fidelity (berarti kesetiaan) tanggung jawab hukum
dan veracity (berarti menjunjung
22
administrasi. Prinsip dasar
20
tinggi kebenaran dan kejujuran). pertanggungjawaban atas kesalahan
Membuka rahasia pasien mengandung arti bahwa seseorang
HIV/AIDS dapat pula mengakibatkan harus bertanggungjawab karena ia
dampak negatif bagi pasien, seperti telah bersalah karena melakukan
mendapat stigma dari lingkungan sesuatu yang telah merugikan orang
sosial sebagai sosok yang amoral, lain. Sebaliknya dengan prinsip
mengalami pengucilan atau isolasi tanggungjawab resiko adalah
sosial, menghilangkan kesempatan
21
M. Taufik. 2011. Loc. Cit.
19 22
Nusye K.I Jayanti, 2009.Penyelesaian Ninik Maryati, 1998, Malpraktik
Hukum Dalam Malperaktek Kedokteran, Kedokteran dari Segi Hukum Pidana
Yogyakarta, Pustaka Yustisia, hlm. 85 dan Perdata,. Jakarta, Bina Aksara,
20
Samsi Jacobalis, Loc. Cit. hlm. 5.
879 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

sebagai dasar pertanggungjawaban, akan mendapatkan konseling


maka pasien penggugat tidak tentang pengetahuan HIV; Penderita
diwajibkan lagi membuktikan HIV akan mendapatkan obat dan
kesalahan dokter tergugat sebab cara pemakaiannya serta mendapat
menurut prinsip ini dasar pengawasan dalam minum obat
pertanggungjawaban bukan lagi HIV; Penderita HIV dimotivasi agar
kesalahan melainkan dokter tidak menularkan kepada orang
tergugat lansung bertanggungjawab lain; Penderita HIV akan
23
sebagai resiko profesinya. mendapatkan edukasi tentang
Pasien HIV/AIDS pada bagaimana cara penularan HIV dan
prinsipnya sama dengan pasien lain Long live HIV; Di RSUD Majenang
yang menderita penyakit dan mempunyai standar skrining HIV,
membutuhkan pertolongan medis bahwa setiap dilakukan operasi
dari tenaga kesehatan. Namun sifat harus dilakukan cek HIV; Pasien HIV
penyakit HIV/AID yang menular dan dikumpulkan dalam suatu komunitas
berisiko besar terhadap kematian bertujuan mempererat hubungan
dan penyebabnya diantaranya antar sesama pasien HIV yang akan
terkait dengan perilaku seksual memperkuat psikologis sesama
sehingga dalam penderita HIV.
penanggulangannya mendapatkan Tenaga kesehatan yang bisa
perhatian yang khusus. menjadi konselor HIV adalah semua
Penanggulangan HIV/AIDS tenaga kesehatan. Untuk saat ini
melibatkan berbagai tenaga yang tersedia di rumah sakit adalah
kesehatan yang ada diantaranya dokter dan perawat. Tidak ada
bertindak sebagai konselor. persyaratan khusus untuk menjadi
Pelayanan kesehatan pasien konselor. Untuk menjadi konselor
24
HIV meliputi: Skrining, dalam hal harus mengikuti pelatihan konseling
ini konselor akan melakukan HIV yang diadakan dinas kesehatan
penyuluhan terhadap masyarakat provinsi. Setelah mengikuti
dan tempat yang dicurigai HIV; konseling maka petugas kesehatan
Pasien penderita TB dianjurkan akan mendapat sertifikat pelatihan
untuk periksa HIV; Pasien yang ada konselor HIV. Konselor HIV
di bangsal yang dicurigai HIV akan merupakan tim yang ada diinstasnsi
dilakukan pemeriksaan HIV atas baik puskesmas atau rumah sakit.
advis dokter bangsal; Penderita HIV Konselor bertanggung jawab atas
rahasia semua pasien HIV. Konselor
23 hanya akan membuka rahasia
Triwulan Tutik, T. 2010. Perlindungan
Hukum Bagi Pasien Jakarta,..Prestasi pasien HIV apabila persetujuan
Pustaka. hlm.49 pasien dengan menggunakan
24
Informasi dari Dokter Penanggung
Jawab Poli HIV informed consent. Konselor HIV
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 880

27
tidak boleh membocorkan rahasia menyebutkan identas pasien HIV.
Rekam Medik pasien HIV baik Tim konselor yang
kepada istri atau suami, keluarga bertanggung jawab tentang data
dekat maupun masyarakat yang lain rahasia rekam medik HIV terdiri dari
.Konselor HIV tidak akan membuka dokter, perawat, penanggung jawab
rahasia rekam medik pasien HIV poli HIV, dokter yang mengobati
walaupun atas permintaan pasien di RSUD Majenang.
25
masyarakat. Seluruhnya wajib merahasiakan
Kerahasiaan data Rekam data rekam medik pasien HIV.
Medik HIV dijaga oleh konselor dan Apabila pada pasien rawat inap
dokter penanggung jawab HIV yang yang terdapat pasien HIV maka
ada di bagian rekam medik. Apabila penyampaian informasi tersebut
penderita HIV mau membuka dilakukan oleh konselor dengan cara
rahasia tentang penyakit HIV ada 2 hati hati dan tertutup. Dengan
26
cara: disampaikan oleh penderita dilakukan konseling oleh konselor
HIV sendiri, disampaikan oleh apabila pasien membolehkan data
konselor atas seijin pasien HIV. tersebut diketahui orang lain.
Apabila penderita keberatan untuk Prosedur standart operasional
dengan inform concent.
28
dibuka data rekam mediknya maka Yang
konselor HIV tidak boleh membuka berhak diberikan data rekam medik
29
rekam medik pasien HIV tersebut, pasien HIV adalah: Pasien, orang
kecuali untuk kepentingan lain/keluarga atas seijin pasien
pengadilan atau untuk keilmuan, dengan tanda tangan pada informed
tetapi tidak menyebutkan identitas concent, untuk kepentingan
HIV. keilmuan tanpa menyebutkan
Data pasien HIV diketahui identitas pasien, untuk kepentingan
oleh konselor penanggung jawab pengadilan.
poli HIV, serta penanggung jawab Standar operasional
rekam medik HIV. Direktur Rumah pelayanan HIV di RSUD Majenang
Sakit, kabid dan kasi pelayanan di yaitu pasien yang datang ke poli HIV
rumah sakit tidak mengetahui rekam akan dilakukan anamnesa terhadap
medik pasien HIV, konselor hanya pasien tersebut akan dilakukan
melaporkan penderita HIV kepada konseling selanjutnya konselor akan
Kepala Bidang Pelayanan, menulis pada rekam medis. Lalu
melaporkan kepada Dinas petugas akan membuat rekapan
Kesehatan Kabupaten Cilacap perbulanan Rekam medik HIV.
tentang jumlah HIV tanpa
27
Informasi dari Dokter Penanggung
Jawab Poli HIV.
25 28
Informasi dari Konselor HIV AIDS. Ibid.
26 29
Ibid. Ibid.
881 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

Kemudian petugas cara online di untuk dilakukannnya tes HIV tidak


sistim informasi HIV. Standar lupa dengan penyampaian tersebut
operasional prosedur pada pasien diperlukan informed concent.
yang akan melakukan operasi akan Petugas rekam medik pasien HIV
30
dilakukan tes HIV pada bangsal RSUD Majenang berbeda dengan
Pasien yang dicurigai HIV di petugas rekam medik pasien umum.
RSUD Majenang, dokter pemeriksa Petugas rekam medik merupakan
akan melaporkan kepada konselor, bagian dari tim konselor HIV.
selanjutnya konselor akan Petugas rekam medik HIV akan
mendatangi pasien tersebut dan merekap pasien HIV tiap bulan
mengedukasi untuk dilakukan tes kemudian akan melaporkan
HIV. Setelah dilakukan tes maka penderita HIV secara online pada
konselor akan menyampaikan hasil sistim informasi HIV. Tim konselor
tes HIV, dengan cara hati-hati dan termasuk petugas rekam medik
tertutup, untuk menjaga kerahasiaan setiap 3 bulan sekali akan mengikuti
pasien HIV. Setelah itu konselor monitoring dan evaluasi TB HIV
juga akan memberikan edukasi yang dilakukan oleh Dinas
secara rinci tentang HIV, cara Kesehatan Kabupaten Cilacap
penularan, cara minum obat, maupun Dinas Kesehatan Propinsi.
konselor juga akan memberikan Sampai saat ini belum ada rekam
edukasi ke pasien, konselor medik yang dibuka kerahasiaannya
menawarkan kepada pasien perihal untuk kepentingan keilmuan. Data
apakah hasil tes tersebut pasien HIV akan dilaporkan secara
disampaikan ke orang terdekatnya. online sesuai dengan prosedur yang
Standar operasional dengan pasien ada. Data rekam medik pasien HIV
penderita TB diberikan edukasi hanya di laporkan kepada kepala
untuk dilakukannnya tes HIV tidak bidang pelayanan tanpa
lupa dengan penyampaian tersebut menyebutkan identitas pasien, yang
diperlukan informed concent. dilaporkan hanya jumlah penderita
31
Rekam medik pada pasien HIV tiap 3 bulan.
HIV akan dijaga kerahasiaannya Pembukaan rahasia
oleh petugas kesehatan. kedokteran dalam Permenkes RI
Kerahasiaan rekam medik HIV No. 269/MENKES/PER/III/2008 BAB
dipastikan akan terjaga IV pada Pasal 10 ayat (2) dijelaskan
kerahasiaannya. Standar bahwa informasi tentang identitas,
operasional dengan pasien diagnosa, riwayat penyakit, riwayat
penderita TB diberikan edukasi pemeriksaan, dan riwayat
pengobatan dapat dibuka dalam hal:

30
Informasi dari Direktur RSUD
31
Majenang. Ibid
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 882

untuk kepentingan kesehatan ada peraturan yang mengatur


pasien, Memenuhi permintaan rahasia kedokteran yaitu Peraturan
aparatur penegak hukum dalam Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun
rangka penegakan hukum atas 2012 tentang Rahasia Kedokteran.
perintah pengadilan, permintaan dan Rahasia kedokteran menurut
atau persetujuan pasien sendiri, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
permintaan institusi/lembaga 36 Tahun 2012 tentang Rahasia
berdasarkan ketentuan perundang- Kedokteran mencakup tentang
undangan, dan untuk kepentingan identitas pasien, kesehatan pasien
penelitian, pendidikan dan audit meliputi hasil anamnesis,
medis sepanjang tidak menyebutkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
identitas pasien. Selanjutnya pada penunjang, penegakan diagnosis,
ayat (3) Permenkes nomer 269 pengobatan dan/atau tindakan
tahun 2008 disebutkan bahwa kedokteran; dan hal lain yang
permintaan rekam medis untuk berkenaan dengan pasien. Selain
tujuan sebagaimana dimaksud pada dokter, rumah sakit juga memiliki
ayat (2) harus dilakukan secara kewajiban untuk menjaga rahasia
tertulis kepada pimpinan sarana kedokteran. Setiap rumah sakit
pelayanan kesehatan. harus menyimpan rahasia
Semua informasi pasien kedokteran.
apapun penyakitnya, yang Kewajiban menyimpan
berdasarkan undang-undang tidak rahasia kedokteran diatur dalam
boleh diberikan pada pihak yang Pasal 4 Peraturan Menteri
tidak berkepentingan. Rahasia Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012
kedokteran merupakan data dan tentang Rahasia Kedokteran,
informasi tentang kesehatan sebagai berikut: Semua pihak yang
seseorang yang diperoleh tenaga terlibat dalam pelayanan kedokteran
kesehatan pada waktu menjalankan dan atau menggunakan data dan
pekerjaan atau profesinya. Sesuai informasi tentang pasien wajib
kode etik kedokteran, setiap dokter menyimpan rahasia kedokteran;
wajib merahasiakan segala sesuatu Pihak sebagaimana dimaksud pada
yang diketahui tentang seorang ayat (1) meliputi: dokter dan dokter
penderita, bahkan juga setelah gigi serta tenaga kesehatan lain
penderita itu meninggal dunia. Pasal yang memiliki akses terhadap data
48 ayat (1) UU Nomor 29 Tahun dan inormasi kesehatan pasien,
2004 tentang Praktik Kedokteran pimpinan fasilitas pelayanan
menyatakan setiap dokter atau kesehatan, tenaga yang berkaitan
dokter gigi dalam melaksanakan dengan pembiayaan pelayanan
praktik kedokteran wajib menyimpan kesehatan, tenaga lainnya yang
rahasia kedokteran. Saat ini telah memiliki akses terhadap data dan
883 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

informasi kesehatan pasien di pengobatan, penyembuhan


fasilitas pelayanan kesehatan, dan perawatan pasien dan
badan hukum/korporasi dan atau Keperluan administrasi, pembayaran
fasilitas pelayanan kesehatan, asuransi atau jaminan pembiayaan
mahasiswa/siswa yang bertugas kesehatan; Pembukaan rahasia
dalam pemeriksaan, pengobatan, kedokteran sebagaimana dimaksud
perawatan dan atau manajemenin pada ayat (1) huruf a dilakukan
informasi di fasilitas pelayanan dengan persetujuan dari pasien;
kesehatan; Kewajiban menyimpan Pembukaan rahasia kedokteran
rahasia kedokteran berlaku sebagaimana dimaksud pada ayat
selamanya walaupun pasien telah (1) huruf b dilakukan dengan
meninggal dunia. persetujuan dari pasien baik secara
Peraturan Menteri Kesehatan tertulis maupun sistem informasi
Nomor 36 Tahun 2012 tentang elektronik; Persetujuan dari pasien
Rahasia Kedokteran juga mengatur sebagaimana dimaksu& pada ayat
tentang pembukaan rekam medik (3) dinyatakan telah diberikan pada
yang tercantum dalam Pasal 5 saat pendaftaran pasien di fasilitas
sebagai berikut: Rahasia kedokteran pelayanan kesehatan; Dalam hal
dapat dibuka hanya untuk pasien tidak cakap untuk
kepentingan kesehatan pasien, memberikan persetujuan
memenuhi permintaan aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat
penegak hukum dalam rangka (2), persetujuan dapat diberikan oleh
penegakan hukum, permintaan keluarga terdekat atau
pasien sendiri atau berdasarkan pengampunya.
ketentuan peraturan perundang- Pengaturan pembukaan
undangan; Pembukaan rahasia rekam medik terkait dengan
kedokteran sebagaimana dimaksud permintaan aparatur penegak
pada ayat (1) dilakukan terbatas hukum untuk kepentingan
sesuai kebutuhan. pengadilan diatur dalam Pasal 7
Selanjutnya pada Pasal 6 Permenkes nomer 36 tahun 2012
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor sebagai berikut: Pembukaan rahasia
36 Tahun 2012 tentang Rahasia kedokteran untuk memenuhi
Kedokteran memberikan penjelasan permintaan aparatur penegak
lebih lanjut ketentuan yang diatur hukum dalam rangka penegakan
dalam Pasal 5 sebagai berikut: hukum sebagaimana dimaksud
Pembukaan rahasia kedokteran dalam Pasal 5 dapat dilakukan pada
untuk kepentingan kesehatan pasien proses penyelidikan, penyidikan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal penuntutan dan sidang pengadilan;
5 meliputi: Kepentingan Pembukaan rahasia kedokteran
pemeliharaan kesehatan, sebagaimana dimaksud pada ayat
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 884

(1) dapat melalui pemberian data peraturan perundang-undangan


dan informasi berupa visum et sebagaimana dimaksud dalam Pasal
repertum, keterangan ahli, 5 dilakukan tanpa persetujuan
keterangan saksi dan atau ringkasan pasien dalam rangka kepentingan
medis; Permohonan untuk penegakan etika atau disiplin serta
pembukaan rahasia kedokteran kepentingan umum; Pembukaan
sebagaimana dimaksud pada ayat rahasia kedokteran dalam rangka
(1) harus dilakukan secara tertulis kepentingan penegakan etik atau
dari pihak yang berwenang; Dalam disiplin sebagaimana dimaksud
hal pembukaan rahasia kedokteran pada ayat (1) diberikan atas
dilakukan atas dasar perintah permintaan tertulis dari Majelis
pengadilan atau dalam sidang Kehormatan Etik Profesi atau
pengadilan maka rekam medis Majelis Kehormatan Disiplin
seluruhnya dapat diberikan. Kedokteran Indonesia; Pembukaan
Pengaturan pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka
rekam medik atas permintaan kepentingan umum sebagaimana
pasien sendiri diatur dalam Pasal 8 dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor tanpa membuka identitas pasien;
36 Tahun 2012 tentang Rahasia Kepentingan umum sebagaimana
Kedokteran sebagai berikut: dimaksud pada ayat (1) meliputi:
Pembukaan rahasia kedokteran atas audit medis, ancaman Kejadian Luar
dasar permintaan pasien sendiri Biasa/wabah penyakit menular,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal penelitian kesehatan untuk
5 dapat dilakukan dengan kepentingan negara, pendidikan
pemberian data dan informasi atau penggunaan informasi yang
kepada pasien baik secara lisan akan berguna di masa yang akan
maupun tertulis; Keluarga terdekat datang, dan ancaman keselamatan
pasien dapat memperoleh data dan orang lain secara individual atau
informasi kesehatan pasien kecuali masyarakat.
dinyatakan sebaliknya oleh pasien; Audit medis sebagaimana
Pernyataan pasien sebagaimana diatur dalam Permenkes
dimaksud pada ayat (2) diberikan No.755/menkes/PER/IV/2011
pada waktu penerimaan pasien. tentang Penyelenggaraan Komite
Pengaturan pembukaan Medik Rumah Sakit yaitu upaya
rekam medik berdasarkan ketentuan evaluasi secara profesional terhadap
peraturan perundang-undangan mutu pelayanan medis yang
diatur dalam Pasal 9 Permenkes diberikan kepada pasien dengan
nomer 36 tahun 2012 sebagai menggunakan rekam medisnya
berikut: Pembukaan rahasia yang dilaksanakan oleh profesi
kedokteran berdasarkan ketentuan medis. Tujuan audit medis terkait
885 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

dengan upaya peningkatan mutu di bidang kesehatan Penyelenggara


dan standarisasi, adalah tercapainya peneliti dan pengembangan
pelayanan prima di rumah sakit. kesehatan adalah setiap peneliti,
Pelaksanaan audit medis lembaga atau badan hukum baik
dilaksanakan sebagai implementasi milik Negara maupun swasta, yang
fungsi manajemen klinis dalam menyelenggarakan penelitian dan
rangka penerapan tata kelola klinis pengembangan kesehatan. Peneliti
yang baik di rumah sakit. adalah setiap orang yang bertugas
Wabah Penyakit Menular melakukan penelitian dan
adalah kejadian berjangkitnya suatu pengembangan kesehatan.
penyakit menular dalam masyarakat Penerapan hasil penelitian dan
yang jumlah penderitanya meningkat pengembangan kesehatan adalah
secara nyata melebihi daripada setiap kegiatan untuk memanfaatkan
keadaan yang lazim pada waktu dan atau menggunakan hasil penelitian
daerah tertentu serta dapat dan pengembangan kesehatan bagi
menimbulkan malapetaka. Kejadian kepentingan praktis.
Luar Biasa adalah timbulnya atau Kerahasiaan pembukaan
meningkatnya kejadian rekam medik pasien HIV/AIDS tentu
kesakitan/kematian yang bermakna saja harus dikaitkan dengan upaya
secara epidemiologis pada suatu penanggulangan HIV/AIDS sehingga
daerah dalam kurun waktu tertentu, dapat mencegah rantai penularan
dan merupakan keadaan yang dapat HIV/AIDS. Penularan HIV/AIDS
menjurus pada terjadinya wabah. dalam rumah tangga dari istri ke
Pasal 1 Peraturan suami atau suami ke istri harus
Pemerintah Republik Indonesia mendapatkan perhatian yang lebih
Nomor 39 Tahun 1995 Tentang karena dapat berdampak pada anak
Penelitian Dan Pengembangan yang dilahirkan. Oleh karena itu,
Kesehatan menegaskan bahwa sudah sewajarnyalah jika suami
penelitian dan pengembangan terkena HIV/AIDS, maka istri perlu
kesehatan adalah kegiatan ilmiah diberitahu sehingga dapat tetap
yang dilakukan menurut metode menjalankan kehidupan rumah
yang sistematik untuk menemukan tangga dengan tetap menjaga risiko
informasi ilmiah dan/atau teknologi terjadinya penularan HIV/AID dalam
yang baru, membuktikan kebenaran keluarga. Perlindungan dokter
atau ketidakbenaran hipotesis dalam konteks pembukaan rekam
sehingga dapat dirumuskan teori medik di rumah tangga yaitu pada
atau suatu proses gejala alam istri atau suami ini merujuk pada
dan/atau sosial di bidang kesehatan, ketentuan Pasal 9 Peraturan Menteri
dan dilanjutkan dengan menguji Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012
penerapannya untuk tujuan praktis tentang Rahasia Kedokteran ayat (4)
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 886

huruf e yaitu ancaman keselamatan menginformasikan melalui media


orang lain secara individual atau massa. Hal ini diatur dalam Pasal 13
masyarakat. Permenkes nomer 36 tahun 2012
Pembukaan rekam medik sebagai berikut: Pasien atau
oleh penanggung jawab pelayanan keluarga terdekat pasien yang telah
pasien diatur dalam Pasal 10 meninggal dunia yang menuntut
Permenkes nomer 36 tahun 2012 tenaga kesehatan dan/atau ;asilitas
sebagai berikut: pembukaan atau pelayanan kesehatan serta
pengungkaan rahasia kedokteran menginformasikannya melalui media
dilakukan oleh penanggung jawab massa diangga, telah melepaskan
pelayanan pasien; Dalam hal pasien hak rahasia kedokterannya kepada
ditangani/dirawat oleh tim maka umum; Penginformasian melalui
ketua tim yang berwenang media massa sebagaimana
membuka rahasia kedokteran; dimaksud pada ayat (1) memberikan
Dalam hal ketua tim sebagaimana kewenangan kepada tenaga
dimaksud pada ayat (2) berhalangan kesehatan dan/atau fasillitas
maka pembukaan rahasia pelayanan kesehatan untuk
kedokteran dapat dilakukan oleh membuka atau mengungkan rahasia
salah satu anggota tim yang kedokteran yang bersangkutan
ditunjuk; dan Dalam hal penanggung sebagai hak jawab.
jawab pelayanan pasien tidak ada Dalam hal pihak pasien
maka pimpinan fasilitas pelayanan menggugat tenaga kesehatan
kesehatan dapat membuka rahasia dan/atau fasilitas pelayanan
kedokteran. kesehatan maka tenaga kesehatan
Penanggung jawab dan/atau fasilitas pelayanan
pelayanan pasien atau pimpinan
kesehatan yang digugat berhak
fasilitas pelayanan kesehatan
membuka rahasia kedokteran dalam
dapat menolak membuka rahasia
rangka pembelaannya di dalam
kedokteran apabila permintaan
sidang pengadilan (Pasal 14
tersebut bertentangan dengan
Permenkes nomer 36 tahun 2012).
ketentuan peraturan perundang-
undangan. Pembukaan rahasia Ketentuan yang mengatur

kedokteran harus didasarkan pada kerahasiaan rekam medik pasien


data dan informasi yang benar tidak dibedakan berdasarkan jenis
dan dapat dipertanggung jawabkan penyakit pasien.
(Pasal 11 dan 12). 2. Perlindungan Hukum Dokter
Rekam medik sudah tidak Dalam Membuka Rekam Medis
menjadi kerahasian kedokteran jika Pada Pasien HIV/AIDS
pasien melakukan tuntutan terhadap Menurut Pasal 1 Anggaran
tenaga kesehatan dan telah
887 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

Dasar Perhimpunan Hukum diperoleh dari Kolegium selain ijazah


Kesehatan Indonesia (Perhuki), dokter yang telah dimilikinya,
hukum kesehatan adalah semua keharusan memperoleh Surat Tanda
ketentuan hukum yang berhubungan Registrasi dari Konsil Kedokteran
langsung dengan Indonesia dan kemudian
pemeliharaan/pelayanan kesehatan memperoleh Surat ijin Praktik dari
dan penerapannya serta hak dan Dinas Kesehatan Kota atau
kewajiban baik dari perorangan dan Kabupaten. Dokter tersebut juga
segenap lapisan masyarakat harus telah mengucapkan sumpah
sebagai penerima layanan dokter, sehat fisik dan mental serta
kesehatan maupun dalam segala menyatakan akan mematuhi dan
aspek organisasi, sarana, pedoman- melaksanakan ketentuan etika
33
pedoman medis profesi. Peraturan dan
nasional/internasional, hukum perundangan yang berkaitan dengan
dibidang kesehatan, jurisprudensi hukum kesehatan, antara lain:
serta ilmu pengetahuan bidang KUHPerdata dan KUHPidana;
32
kedokteran/kesehatan. Undang-Undang No. 29 tahun 2004
Undang-Undang No 29 Tentang Praktik Kedokteran;
Tahun 2004 tentang Praktik Undang-Undang No. 36 tahun 2009
Kedokteran diundangkan untuk Tentang Kesehatan; Undang-
mengatur praktik kedokteran. Undang Nomor 44 Tahun 2009
Peraturan ini bertujuan agar dapat Tentang Rumah Sakit; Peraturan
memberikan perlindungan kepada Pemerintah No, 10 tahun 1966
pasien, mempertahankan dan Tentang Wajib Simpan Rahasia
meningkatkan mutu pelayanan Kedokteran; Peraturan Menteri
medis dan memberikan kepastian Kesehatan No.
hukum kepada masyarakat, dokter 512/Menkes/Per/IV/2007 Tentang
dan dokter gigi.1 Pada bagian awal, Izin Praktek dan Pelaksanaan
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Praktek Kedokteran; Peraturan
mengatur tentang persyaratan Menteri Kesehatan
dokter untuk dapat berpraktik No.290/Menkes/Per/III/2008
kedokteran, yang dimulai dengan Tentang Persetujuan Tindakan
keharusan memiliki sertifikat Kedokteran; Peraturan Menteri
kompetensi kedokteran yang

33
Budi Sampurna, Praktik Kedokteran Yang
32
Hendrik, 2012. Etika dan Hukum Baik Mencegah Malpraktik Kedokteran,
Kesehatan, Jakarta : Penerbit Buku Majalah Farmacia, Edisi: Maret 2006,
Kedokteran, hlm. 24-25. hlm. 74
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 888

Kesehatan 2013 Tentang Penanggulangan HIV


No.749a/Menkes/Per/XII/1989 dan AIDS.
Tentang Rekam Medik/Medikal Keterikatan dokter terhadap
Record; Keputusan Konsil ketentuan-ketentuan hukum dalam
Kedokteran Indonesia No. menjalankan profesinya merupakan
17/KKI/Kep/VIII/2006 Tentang tanggungjawab yang harus dipenuhi
34
Penegakan Disiplin Profesi dokter, yaitu: Bidang administrasi,
yang mana hal ini terdapat dalam
Kedokteran; Peraturan Konsil
Pasal 29, Pasal 30 dan Pasal 36
Kedokteran Indonesia No.15/
dan Pasal 37 Undang-undang
KKI/Per/VIII/ 2006 Tentang
Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Organisai dan Tata organisasi dan
Praktik Kedokteran; Bidang pidana,
Tata Kerja Majelis Kehormatan
dimana perumusan pasal-pasal
Disiplin Kedoteran Indonesia di mengenai tanggungjawab praktik
Tingkat Provinsi; Peraturan Konsil kedokteran tercantum dalam Pasal
Kedokteran Indonesia No. 75 sampai dengan Pasal 80,
16/KKI/Per/VIII/2006 Tentang Tata Undang-undang. Nomor 29 Tahun
Cara Penanganan Kasus Dugaan 2004 tentang Praktik Kedokteran;
Pelanggaran Disiplin Dokter dan Bidang perdata, dalam hukum
Dokter Gigi Oleh Majelis perdata, pertanggungjawaban dapat
Kehormatan Disiplin Kedokteran diklasifikasikan menjadi

Indonesia Di Tingkat Provinsi; pertanggungjawaban karena


perbuatan melanggar hukum sesuai
Peraturan Konsil Kedokteran
dalam ketentuan Pasal 1365 KUH
Indonesia No. 42/ KKI/Per/XII/2007
Perdata dan pertanggungjawaban
Tentang Tata Cara Registrasi Ulang,
karena wanprestasi sesuai Pasal
Registrasi Sementara dan Registrasi 35
1243 KUH Perdata.
Bersyarat Dokter dan Dokter Gigi;
Sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Kesehatan dalam Pasal 44 ayat (3) UU No 29
Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2004 Tentang Praktik
Tahun 2008 tentang Rekam Medik; Kedokteran, pemerintah melalui
Peraturan Menteri Kesehatan Menteri Kesehatan menerbitkan
Republik Indonesia Nomor 1438 Peraturan Menteri Kesehatan No
Tahun 2010 Tentang Standar 1438 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Kedokteran; Peraturan Pelayanan Kedokteran. Dalam
Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun peraturan ini dijelaskan bahwa

2012 tentang Rahasia Kedokteran; standar pelayanan kedokteran terdiri

Peraturan Menteri Kesehatan


34
Nusye Jayanti, 2009, Op. Cit, hlm. 24
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
35
Triwulan Tutik, Op. Cit., hlm..49-50
889 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

dari dua ketentuan: pedoman pelayanan penanggulangan HIV


nasional pelayanan kedokteran dan secara komperenhensif baik itu
standar prosedur operasional. promotif, preventif, kuratif, dan
Keduanya adalah pedoman bagi rehabilitatif. Selain itu tugas tenaga
dokter dan tenaga medis untuk kesehatan dalam kode etiknya tidak
menjalankan tindakan boleh membuka rahasia pasien.
medis. Standar pelayanan Walaupun pasien tersebut
kedokteran sebagai pedoman yang meninggal, hal ini sampai
36
harus diikuti oleh dokter dalam ditiadakannya penderita HIV baru.
menyelenggarakan praktik Adanya ketentuan yang
kedokteran. Pedoman nasional diatur dalam Permenkes RI No.
pelayanan kedokteran merupakan 269/MENKES/PER/III/2008 BAB IV
standar pelayanan kedokteran yang pada Pasal 10 ayat (2) dan Pasal 4
bersifat nasional yang dibuat oleh sampai dengan Pasal 14 Peraturan
organisasi profesi dan disahkan oleh Menteri Kesehatan Nomor 36 Tahun
menteri. Standar prosedur 2012 tentang Rahasia Kedokteran
operasional merupakan suatu menjadi rambu-rambu yang jelas
perangkat instruksi/langkah-langkah bagi dokter dalam membuka rekam
yang dibakukan untuk medik, khususnya rekam medik
menyelesaikan proses kerja rutin pasien HIV/AIDS. Selama alasan
tertentu, atau langkah yang benar atau pertimbangan yang dilakukan
dan terbaik berdasarkan konsensus oleh dokter dalam membuka rekam
bersama dalam melaksanakan medik sesuai dengan ketentuan
berbagai kegiatan dan fungsi yang diatur dalam peraturan
pelayanan dapat bekerja dengan perundang-undangan tersebut,
aman. maka dokter akan terlindungi seara
Menurut konselor dan hukum terhadap tindakannya dalam
penanggung jawab poli HIV membuka rekam medik pasien
merupakan dilema atas Permenkes HIV/AIDS.
nomer 269 tahun 2008 tersebut Norma hukum yang
karena tidak boleh dibuka rekam tercantum dalam Undang-Undang
medik tanpa seijin pasien. Hal ini Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
bisa menjadi penyebab terjadinya Praktek Kedokteran merupakan
peningkatan penderita HIV norma hukum administrasi. Namun
khususnya di Kabupaten Cilacap, dalam undang-undang ini juga
akibat tidak dapat dipantaunya tercantum ketentuan pidana di
aktivitas seksual dengan penderita dalam Pasal 75 sampai dengan 80.
HIV. Pada permenkes
penanggulangan HIV tenaga 36
Informasi dari Dokter Penanggung
kesehatan wajib memberikan Jawab Poli HIV.
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 890

Pencantuman sanksi pidana dalam mencegah atau menekan sekecil


undang-undang tidak lepas dan mungkin adanya kesalahan atau
fungsi hukum pidana secara umum ketidaksengajaan yang membuat
yaitu ultimum remedium, merupakan terjadinya pelanggaran (malpraktik)
salah satu asas yang terdapat di ataupun pelanggaran disiplin.
dalam hukum pidana Indonesia yang Dokter akan terlindungi
mengatakan bahwa hukum pidana secara hukum dalam membuka
hendaklah dijadikan upaya terakhir rekam medik pasien HIV/AIDS jika
dalam hal penegakan hukum. Hal ini pembukaan rekam medik tersebut
memiliki makna apabila suatu dilakukan sesuai dengan
perkara dapat diselesaikan melalui kewenangan yang diatur dalam
jalur lain (perdata dan hukum Pasal 9 Peraturan Menteri
administrasi) hendaklah jalur Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012
tersebut dilalui terlebih dahulu. tentang Rahasia Kedokteran
Pencantuman sanksi pidana dalam sebagai berikut: Pembukaan rahasia
undang-undang praktek kedokteran, kedokteran berdasarkan ketentuan
pada pelanggaran norma hukum peraturan perundang-undangan
administrasi tertentu berarti pembuat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
undang-undang menilai sanksi 5 dilakukan tanpa persetujuan
administrasi saja tidak cukup, pasien dalam rangka kepentingan
sehingga diperlukan sanksi pidana. penegakan etika atau disiplin serta
Sejalan dengan Pasal 1 ayat kepentingan umum; Pembukaan
(3) Undang-undang Dasar Negara rahasia kedokteran dalam rangka
Republik Indonesia Tahun 1945 kepentingan penegakan etik atau
yang secara tegas menyatakan disiplin sebagaimana dimaksud
bahwa Negara Indonesia adalah pada ayat (1) diberikan atas
Negara Hukum. Dengan demikian permintaan tertulis dari Majelis
pembangunan nasional dibidang Kehormatan Etik Profesi atau
hukum ditujukan agar masyarakat Majelis Kehormatan Disiplin
memperoleh kepastian, ketertiban Kedokteran Indonesia; Pembukaan
dan perlindungan hukum yang rahasia kedokteran dalam rangka
berintikan kebenaran dan keadilan kepentingan umum sebagaimana
serta memberikan rasa aman dan dimaksud pada ayat (1) dilakukan
tentram. Perlindungan hukum dokter tanpa membuka identitas pasien;
dalam pembukaan rekam medik Kepentingan umum sebagaimana
diantaranya agat secara fisik dan dimaksud pada ayat (1) meliputi:
psikis para dokter dilindungi dalam audit medis, ancaman Kejadian Luar
menjalankan tugas dan fungsinya Biasa/wabah penyakit menular,
sehingga dapat menjalankan penelitian kesehatan untuk
fungsinya secara optimal dan akan kepentingan negara, pendidikan
891 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

atau penggunaan informasi yang penelitian, pendidikan dan audit


akan berguna di masa yang akan medis sepanjang tidak
datang, dan ancaman keselamatan menyebutkan identitas pasien,
orang lain secara individual atau serta suatu kondisi yang
masyarakat. mengancam keselamatan orang
Ketentuan yang diatur dalam lain secara individu maupun
Pasal 9 Peraturan Menteri masyarakat. Individu yang
Kesehatan Nomor 36 Tahun 2012 dimaksud adalah orang yang paling
tentang Rahasia Kedokteran berpotensi tertularnya HIV/AIDS
memberikan perlindungan hukum yaitu istri atau suami penderita
bagi dokter dalam membuka rekam HIV/AIDS.
medik pasien HIV/AIDS. Pembukaan Perlindungan hukum dalam
rekam medik pasien HIV/AIDS oleh membuka rekam medis pada
dokter selama memenuhi kriteria pasien HIV/AIDS diberikan oleh
yang diatur dalam peraturan pemerintah secara preventif
tersebut maka dokter akan bertujuan untuk mencegah
terlindungi secara hukum. terjadinya sengketa, yang
mengarahkan tindakan yang
bersikap kehati-hatian dengan
D. SIMPULAN DAN SARAN
adanya berbagai ketentuan yang
Simpulan
diatur dalam undang-undang
Kewenangan dokter dalam
praktik kedokteran, kesehatan dan
membuka rekam medik pasien
peraturan menteri kesehatan.
HIV/AIDS diatur dalam Permenkes
Perlindungan perlindungan hukum
RI nomer
secara represif jika sudah terjadi
269/MENKES/PER/III/2008 dan
pelanggaran dalam praktek
nomer 36 tahun 2012 tentang
pelayanan kedokteran yang
Rahasia Kedokteran yaitu hanya
bertujuan untuk penanganan suatu
untuk untuk kepentingan kesehatan
sengketa tertentu yang juga diatur
pasien, memenuhi permintaan
dalam KUHP dan peraturan
aparatur penegak hukum dalam
peundang-undangan untuk
rangka penegakan hukum atas
menjamin dokter dan pasien
perintah pengadilan yang harus
mendapatkan hak dan
dimintakan secara tertulis kepada
kewajibannya sesuai dengan
pimpinan sarana pelayanan
ketentuan peraturan perundang-
kesehatan, permintaan dan atau
undangan yang berlaku.
persetujuan pasien sendiri,
permintaan institusi/lembaga
Saran
berdasarkan ketentuan perundang-
1. Pasien HIV/AIDS perlu diberikan
undangan serta untuk kepentingan
pemahaman tentang HIV/AIDS
Perlindungan Hukum Terhadap Dokter ... | 892

secara komprehensif dan Ery Rustiyanto, 2009, Etika Profesi


Perekam Medik & Informasi
terbuka termasuk risiko
Kesehatan, Yogyakarta: Graha
penularan HIV/AIDS, dikandung Ilmu
Hermien Hardiati Koeswadji, 1998,
maksud dapat meningkatkan
Hukum Kedokteran. Studi
psikologis penderita HIV/AIDS tentang Hubungan Hukum dalam
Mana Dokter sebagai Salah Satu
sehingga dapat hidup membaur
Pihak, Jakarta, Aditya Bakti
dengan masyarakat tanpa H.J.J. Leenen dan P.A.F. Lamintang.
1991. Pelayanan Kesehatan dan
merasa terkucilkan serta
Hukum. Bandung : Binacipta
menurunkan angka penularan I.S. Susanto. 2003. Pembinaan
Lembaga dan Pranata Hukum.
HIV/AIDS.
Purwokerto : Program
2. Data rekam medik penderita Pascasarjana Magister Ilmu
Hukum.
HIV/AIDS diperbolehkan dibuka
Margarita M. Maramis, 2007, Konseling
untuk orang yang berpotensi dan Tes Sukarela Untuk
Penderita HIV & AIDS, dalam
tinggi tertular HIV/AIDS yaitu
Nasronudin & Margarita M.
suami dari istri penderita Maramis (editor), Konseling,
Dukungan, Perawatan &
HIV/AIDS atau istri dari suami
Pengobatan ODHA, Airlangga
penderita HIV/AIDS. Hal ini University Press, Surabaya.
Maria Alfons, 2010. Implementasi
untuk mengurangi penyebaran
Perlindungan Indikasi Geografis
HIV/AIDS atas Produk-Produk Masyarakat
Lokal dalam Prespektif Hak
Kekayaan Intelektual. Malang:
Universitas Brawijaya
DAFTAR PUSTAKA
M. Taufik. 2011. “Perspektif Yuridis
Tanggung Jawab Dokter
Terhadap Rahasia Medik Pasien
Admosudirjo, Prajudi. 1994 Hukum
HIV/AIDS (Studi di Rumah Sakit
Administrasi Negara Jakarta:
Umum Daerah Banyumas)”
Ghalia Indonesia
Jurnal Dinamika Hukum Vol. 11
Az.Nasution. 2011. Hukum Perlindungan
No. 3 September 2011
Konsumen Suatu Pengantar.
Muhari Agus Santoso. 2002.
Jakarta: Diadit Media
Paradigma Baru Hukum
Bhekti Suryani, 2013.Panduan Yuridis
Pidana, Averroes Press,
Penyelenggaraan Praktik
Pustaka Pelajar Malang
Kedokteran, Jakarta, Dunia
Munir Fuadi, 2003. Aliran Hukum Kritis,
Cerdas
Paradigma Ketidakberdayaan
Christine S.T. Kansil, 1991, Pengantar
Hukum, Bandung. Citra Aditya
Hukum Kesehatan Indonesia,
Bakti
Jakarta: Rineka Cipta
N.H.T Siahaan, 2009, Hukum
-------, 1997, Pokok-Pokok Etika Profesi
Lingkungan, Jakarta: Pancuran
Hukum, Jakarta: Pradnya
Alam
Paramita
Ninik Maryati, 1998, Malpraktik
Daldiyono, 2007, Pasien Pintar dan
Kedokteran dari Segi Hukum
Dokter Bijak, Jakarta: Buana Ilmu
Pidana dan Perdata,. Jakarta,
Popular
Bina Aksara
Danny Wiradharma, 2001, Etika Profesi
Nusye K.I Jayanti, 2009.Penyelesaian
Medik, Jakarta, Universitas
Hukum Dalam Malperaktek
Trisakti
893 | J u r n a l
Idea Hukum
Vol. 4 No.1Maret 2018
Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas
Jenderal Soedirman

Kedokteran, Yogyakarta, Pustaka


Yustisia
Philipus M. Hadjon dkk, 1988, Hukum
Administrasi Indonesia, Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta
---------------. 1993. Pengantar Hukum
Perizinan. Surabaya: Yuridika
Ridwan, HR, 2002, Hukum Administrasi
Negara, UII Press, Yogyakarta
Rismalinda, 2011, Etika Profesi dan
Hukum Kesehatan, Jakarta.
Trans Info Media
Samsi Jacobalis, 2005, Pengantar
Tentang Perkembangan Ilmu
Kedokteran, Etika Medik, dan
Bioetika, CV Sagung Seto
bekerjasama dengan Universitas
Tarumanegara, Jakarta.
Satjipto Rahardjo. 2000. Ilmu Hukum.
Bandung: Citra Aditya Bakti
Soehino, 1985, Ilmu Negara,
Yogyakarta. Liberty
Soenarko, 1998, Public Policy
Pengertian Pokok untuk
Memahami dan Analisa
Kebijakan Pemerintah. Papyrus,
Surabaya
Sutrisno, 1989. Pertanggungjawaban
dokter dalam hukum Perdata,
Varia Peradilan, IKAHI
Triwulan Tutik, T. 2010. Perlindungan
Hukum Bagi Pasien
Jakarta,..Prestasi Pustaka
Kode Etik Kedokteran Indonesia

You might also like