You are on page 1of 4

RENUNGAN IBADAH RUMAH TANGGA 24082022

KELUARAN 2:11-22
TEMA: WAKTU TUHAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER KRISTEN

(NIV)
Ex. 2:11 One day, after Moses had grown up, he went out to where his own people were and watched them at their
hard labour. He saw an Egyptian beating a Hebrew, one of his own people.
Ex. 2:12 Glancing this way and that and seeing no-one, he killed the Egyptian and hid him in the sand.
Ex. 2:13 The next day he went out and saw two Hebrews fighting. He asked the one in the wrong, “Why are you
hitting your fellow Hebrew?”
Ex. 2:14 The man said, “Who made you ruler and judge over us? Are you thinking of killing me as you killed the
Egyptian?” Then Moses was afraid and thought, “What I did must have become known.”
Ex. 2:15 When Pharaoh heard of this, he tried to kill Moses, but Moses fled from Pharaoh and went to live in
Midian, where he sat down by a well.
Ex. 2:16 Now a priest of Midian had seven daughters, and they came to draw water and fill the troughs to water their
father’s flock.
Ex. 2:17 Some shepherds came along and drove them away, but Moses got up and came to their rescue and watered
their flock.
Ex. 2:18 When the girls returned to Reuel their father, he asked them, “Why have you returned so early today?”
Ex. 2:19 They answered, “An Egyptian rescued us from the shepherds. He even drew water for us and watered the
flock.”
Ex. 2:20 “And where is he?” he asked his daughters. “Why did you leave him? Invite him to have something to eat.”
Ex. 2:21 Moses agreed to stay with the man, who gave his daughter Zipporah to Moses in marriage.
Ex. 2:22 Zipporah gave birth to a son, and Moses named him Gershom, saying, “I have become an alien in a foreign
land.”

PENDAHULUAN
Sebagian orang berpikir bahwa mereka dapat menolong Tuhan dalam melaksanakan dan
menggenapi rencana-Nya. Mereka berpikir bahwa mereka telah punya cukup pengetahuan,
keahlian, modal yang besar, dan segala sumber daya yang berpotensi besar menjadikan mereka
berhasil. Namun betulkah itu semua cukup bagi mereka untuk bisa melaksanakan dan
menggenapkan rencana Tuhan di dalam hidup mereka? Dari pengalaman Musa yang baru saja
tadi kit abaca, setidaknya ada tiga buah pelajaran yang bisa kita petik.

EKSPOSISI

1. Jangan bertindak mendahului waktu Tuhan.


(ayat 11-12) Musa memiliki keterbebanan terhadap saudara-saudara sebangsanya. Kemungkinan
memang ia telah mengetahui dari inang pengasuhnya, yang tak lain ibu kandungnya sendiri
bahwa ia adalah seorang Ibrani dan bukan orang Mesir dan ia bukanlah anak kandung dari Purti
Firaun. Selama menjadi seorang pangeran Musa telah belajar banyak hal yang berkaitan dengan
hikmat dan pengetahuan orang-orang Mesir. Keterbebanannya ketika melihat saudara
sebangsanya dipukul oleh orang Mesir pada waktu itu tidak bisa dibendungnya lagi sehingga
membuat dia membunuh orang Mesir tersebut. Ia menolong saudara sebangsanya yang dihajar
oleh orang Mesir tersebut dan berharap ia bisa mendapatkan simpati dari mereka. Mungkin dia
berpikir bahwa waktunya untuk menolong saudara sebangsanya telah tiba. Mungkin ia
merasa bahwa ia sudah punya segala pengetahuan yang diperlukan untuk memimpin orang
Israel. Mungkin yang ada dibenaknya adalah melakukan pemberontakan sehingga orang-orang
Israel bisa merdeka dari penindasan Firaun dan bisa merebut kekuasaan dari tangan Firaun.
Akibat dari ketidaksabarannya membuat ia harus melarikan diri dari Mesir dan menjadi
pengembara di tanah Midian.

(ayat 13-15) ketika keesokkan harinya lagi ia keluar dan kemungkinan tidak memakai atribut ke
pangeranan, justru ia mendapati sesama saudara sebangsanya yang sedang berkelahi. Ini
membuat dia merasa heran sehingga ia menanyakan kepada mereka mengapa mereka saling
memukul satu sama lain. Jawaban yang diterimanya sungguh tidak diduga oleh Musa. Ia
berharap mereka bisa menerima dia sebagai seorang penengah yang telah menolong mereka satu
hari sebelumnya, tetapi yang di dapatkannya adalah justru penolakan. Penolakan ini disertai
dengan sebuah pernyataan yang dapat membongkar apa yang telah dilakukan Musa pada seorang
Mesir yang menjadi mandor kerja rodi bagi orang Ibrani. Tentu saja hal ini membuat Musa
menjadi takut. Apalagi yang dia bunuh adalah seorang warga negara Mesir asli yang sedang
menjalankan tugas yang dibebankan oleh Firaun kepadanya sebagai seorang mandor kerja paksa,
sedangkan status orang Ibrani, kaumnya yang ia bela hanyalah sebagai budak bagi orang Mesir.
Kemungkinan juga Firaun telah mengetahui identitas Musa yang sesungguhnya sehingga ia
berikhtiar untuk membunuh Musa. Pada akhirnya Musa melarikan diri ke tanah Midian.

Dimasa lalu juga terdapat kejadian dari para leluhurnya yang mencoba bertindak “mendahului
Tuhan” untuk memenuhi Janji Tuhan di dalam hidup mereka. Orang-orang yang mencoba
bertindak “mendahului” waktu Tuhan itu antara lain: yang pertama Abraham dan Sara yang
mencoba memenuhi Janji Tuhan pada mereka lewat perkawinan Abraham dan Hagar yang
menghasilkan Ismael yang pada akhirnya membuahkan masalah bagi kehidupan Abraham dan
bahkan masalah yang ditimbulkan akibat keputusan yang dibuat oleh Abraham dan Sara tersebut
masih terjadi sampai saat ini. Yang kedua adalah saat Ribka mencoba memenuhi nubuat Tuhan
mengenai “anak yang sulung akan menjadi hamba bagi anak yang bungsu” dengan
menggunakan penipuan terhadap Isak suaminya agar Yakub memperoleh berkat kesulungan dari
Isak menggantikan Esau kakaknya. Hasil dari perbuatan ini adalah hubungan antara Yakub dan
Esau menjadi renggang dan rusak.

Apapun pergumulan yang kita hadapi, kita harus belajar bersabar menanti waktu Tuhan. Waktu
yang Tuhan pilih dan tentukan untuk menjawab pergumulan kita adalah yang terbaik. Sebelum
kita menerima apa yang kita minta dari pada Nya, Tuhan akan mempersiapkan kita untuk
menerima apa yang telah Dia persiapkan untuk kita. Waktu Tuhan bagi kita tidak pernah
terlambat ataupun terburu-buru. Tuhan tahu kapan saat yang tepat untuk menjawab semua
pergumulan kita.

2. Tuhan mempersiapkan kita bagi tujuan Nya yang terbaik bagi kita.
(ayat 16) Rehuel, seorang imam di tanah Midian, memiliki tujuh anak perempuan yang bekerja
membantunya menggembalakan kambing-domba miliknya. Status Rehuel sebagai seorang imam
adalah karena ia merupakan salah seorang keturunan Abraham yang berasal dari Istrinya yang
lain, yaitu Ketura (Kejadian 25:1-2). Jadi ada kemungkinan bahwa Rehuel juga mewarisi iman
yang sama dari Abraham. Pastinya Rehuel tahu dan menyadari bahwa ada Tuhan yang hidup
yang menciptakan alam semesta. Rehuel mengetahui keberadaan Allah karena kemungkinan ia
menerima wahyu umum Allah, yang disingkapkan melalui alam semesta, namun Rehuel tidak
jatuh ke dalam penyembahan berhala (atau menyembah benda-benda ciptaan seperti Matahari,
Bulan, Bintang, Gunung-gunung, pohon-pohon, batu-batu dan lain sebagainya.). Nama lainnya
adalah Yitro (Lihat Pasal 3:1). Kemungkinan Nama Yitro berasal dari bahasa Ibrani
sedangkan Rehuel berasal dari bahasa Aram (atau mungkin sebaliknya)
(ayat 17-22) Di dalam pelariannya ini, Allah menggunakan kesempatan ini untuk membentuk
iman dan karakter dari Musa. Musa nantinya juga ikut menggembalakan kambing-domba milik
Rehuel. Sebuah pengalaman yang nantinya akan sangat membantu Musa ketika ia menuntun
keluar bangsa Israel dari tanah Mesir dan mengembara di padang gurun dan belantara selama 40
tahun. Melalui proses pembentukkan karakter ini, musa belajar menjadi lebih sabar terhadap
kawanan gembalaannya, menjadi lebih rendah hati dan juga bergantung dan taat pada Kehendak
Allah. Melalui pengalamannya menggembalakan Kambing-domba mertuanya ini musa belajar
dan memperoleh pengetahuan tentang bagaimana ia dan kawanan gembalaannya bisa bertahan
hidup, baik dalam mencari padang rumput untuk makan bagi kawanan gembalaannya, mencari
tempat-tempat perteduhan dipadang gurun, juga mencari sumber air untuk diminum oleh dirinya
dan juga kawanan gembalaannya. Musa akhirnya memperoleh pengetahuan dan pengalaman
bagaimana cara bertahan hidup dan menjalani kehidupan di padang gurun dan belantara.
Mungkin hal mengenai bagaimana hidup di padang gurun telah dia pelajari teori-teorinya saja
sewaktu masih menjadi seorang pangeran Mesir. Sekarang dia berkesempatan untuk
mempraktekkan dan merasakan sendiri pengalaman hidup dipadang gurun dan belantara.

Mungkin saat ini kita merasa bahwa di dalam menghadapi pergumulan yang sedang kita jalani,
kenyataan yang kita hadapi tidak seperti apa yang telah kita gumulkan di dalam doa kepada
Tuhan. pergumulan terasa semakin berat dan kompleks. Kita seperti menghadapi jalan buntu
ataupun jalan yang terlalu berkelok-kelok. Kita seakan-seakan berjalan melewati suatu
terowongan gelap yang tiada akhirnya. Namun percayalah, saat itu ada suatu hal baik yang
sedang Tuhan bentuk di dalam hidup kita. Tuhan sedang memberikan kepada kita pengetahuan
dan keahlian yang bisa dipelajari agar kita nantinya bisa menggunakannya secara efektif bagi
kebaikan kita dan kemuliaan Nama Tuhan. Ketika jalan hidup yang kita tempuh terasa berat
atau aneh (tidak seperti yang kita harapkan atau bayangkan), saat itu Tuhan ingin
membentuk kita, baik karakter maupun pengetahuan dan keahlian lainnya yang nantinya
akan berguna bagi hidup kita. Jadi, teruslah bersabar di dalam menjalani proses pembentukan
karakter yang sedang Tuhan kerjakan di dalam hidup kita. Tuhan lebih mementingkan
pembentukkan karakter kita dari pada segala pencapaian yang kita ingin raih. Karakter-
karakter seperti penuh kasih, lemah lembut, panjang sabar, berintegritas, tekun dan
bertanggung jawab adalah merupakan hal yang Tuhan inginkan kita miliki.

3. Tuhan selalu mendampingi kita disetiap proses kehidupan yang kita Jalani.
(ayat 17-22) Di dalam proses pembentukkan karakternya oleh Allah, Allah tidak membiarkan
Musa sendiri. Allah memberikan seorang mentor, yakni Rehuel sendiri, yang menjadi guru bagi
Musa. Dari Rehuel, Musa belajar mengenal siapa Allah secara lebih mendalam. Rehuel bisa
menjadi guru bagi Musa karena Rehuel merupakan seorang Imam. Ia adalah salah satu keturunan
Abraham dari Ketura, istri yang dinikahinya setelah kematian Sara. Jadi Rehuel kemungkinan
juga mewarisi Iman yang sama dari Abraham. Ia mengenal keberadaan Allah dari orang tua-
orang tuanya yang terdahulu. Ia pun kemungkinan mengenal Allah melalui wahyu umum yang
Allah berikan kepada manusia: melalui alam ciptaan Tuhan. Rehuel pun kemungkinan tidak
jatuh ke dalam penyembahan berhala.
Selain itu Allah juga memberikan seorang pendamping bagi Musa yang menjadi seorang
penolong yang sepadan baginya, yaitu Zipora. Di dalam menjalani proses pembentukkan
karakter sebagai seorang calon pemimpin umat Allah, keberadaan Zipora disampingnya menjadi
sangat vital bagi Musa. Ia membantu Musa dalam menggembalakan kambing domba milik
mereka, dan dengan membagi pengalamannya dengan Musa di dalam menggembalakan kambing
domba tersebut, membuat Musa semakin memperoleh pengetahuan dan keahlian dalam
memimpin orang-orang yang dipimpinnya di padang gurun. Kehadiran Zipora juga tentunya
berperan di dalam membentuk karakter kerendahan hati, kelemah-lembutan, penuh kasih di
dalam diri Musa. Allah juga memberikan seorang anak laki-laki yang juga menjadi sumber
penghiburan bagi Musa yaitu Gersom.

Allah selalu bersama kita disetiap proses kehidupan kita. Allah memberikan penolong bagi kita
di dalam menjalani proses kehidupan yang Ia ijinkan untuk kita lewati. Sesungguhnya setiap
anggota keluarga merupakan penolong bagi satu sama lainnya. Di dalam keluarga proses
pembentukan karakter serupa Kristus bisa terjadi secara efektif. Keluarga adalah tempat utama
dimana karakter-karakter serupa Kristus dibentuk. Biarlah di dalam keluarga, dibiasakan bagi
setiap anggota-anggotanya untuk belajar mencintai Firman Tuhan. Keluarga yang setia
mempelajari dan menghidupi kebenaran Firman Tuhan pasti akan memancarkan kemuliaan bagi
Tuhan. Keluarga yang demikian akan menjadi saluran berkat bagi sesama tetangga dan
lingkungannya. Di dalam keluarga semua anggotanya belajar untuk saling tolong-menolong di
dalam menjalankan perannya masing-masing.

Tujuan Tuhan menyelamatkan kita adalah supaya kita bisa memenuhi tujuan yang telah Dia
tetapkan bagi kita. Dia ingin agar melalui kita, berita baik tentang keselamatan yang kita peroleh
melalui iman kepada Kristus Yesus yang telah menderita, mati dan bangkit bagi kita, disebarkan
ke banyak orang. Pemberitaan ini akan menjadi efektif apa bila kita sebagai pemberita kabar baik
tersebut telah memiliki karakter yang semakin menyerupai Kristus. Mari memberi diri untuk
dibentuk agar kita memiliki karakter yang semakin menyerupai Kristus.

AMIN

You might also like