Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Sebagai Pemenuhan Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2018
ABSTRACT
By
Teguh Imana Nugraha
Oleh
Teguh Imana Nugraha
b. Kebersihan Kuku
Kuku mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting
dalam kehidupan seseorang. Kuku yang kotor akan menjadi sarang
kuman penyakit dan selanjutnya bisa ditularkan ke bagian-bagian tubuh
yang lain. Oleh karena itu, kuku perlu dijaga dan dipelihara
kebersihannya.54
Ciri-ciri kuku yang baik yaitu kuku tumbuh dengan rapi, kuat,
bersih, dan halus. Jadi, sebaiknya kuku perlu dipotong, dirawat, dan
tidak membiarkannya tumbuh terlalu panjang,. Pada anak-anak, kuku
harus bersih dan senantiasa di gunting. Seorang ibu sebaiknya tidak
Jajan sembarangan
Penyakit kecacingan
Keterangan
= Variabel diteliti
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Sanitasi Lingkungan
- Lingkungan Rumah
BAB 4
METODE PENELITIAN
2. Personal Hygiene
a. Kebiasaan Mencuci Tangan
a) Definisi : Kebiasaan sehari-hari dari siswa untuk
membersihkan tangan sebelum makan, setelah
buang air besar dan setelah bermain di tanah.
Dinilai dengan 3 pertanyaan, setiap pertanyaan
dengan jawaban benar diberikan nilai 1 dan
jawaban salah diberikan nilai 0.
Persiapan Penelitian
Kriteria Kriteria
Inklusi Eksklusi
Jumlah
Sampel
Pemeriksaan Sediaan
secara Mikroskopik
Analisis Data
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Jenis Kelamin
39.3 %
60.7 %
80.3 %
Ya 54 88.5
Tidak 7 11.5
2. Apakah setelah bermain dengan tanah adik mencuci
tangan ?
Ya 52 85.2
Tidak 9 14.8
3. Dengan apa adik mencuci tangan setelah BAB ?
31.1 %
68.9 %
Ya 39 63.9
Tidak 22 36.1
3. Apakah kuku anak panjang ? (observasi)
Tidak 40 65.6
Ya 21 34.4
Jarang Sering
16.4 %
83.6 %
Ya 37 60.7
Tidak 24 39.3
2. Apakah setiap keluar rumah/bermain adik memakai alas
kaki (sandal,sepatu) ?
Ya 53 86.9
Tidak 8 13.1
3. Apakah adik memakai alas kaki bila hendak BAB ?
Ya 40 65.6
Tidak 21 34.4
Negatif Positif
4,9 %
95,1 %
Pada tabel 5.6 diperoleh distribusi infeksi STH berdasarkan jenis cacing
yaitu sebanyak 3 orang (5.3%) positif terinfeksi A.lumbricoides, sebanyak 1 orang
(1.5%) positif terinfeksi T.trichiura, dan tidak ada yang terinfeksi cacing tambang
(0%). Dari total 3 orang responden yang terinfeksi STH, terdapat 1 orang
responden yang terinfeksi oleh A.lumbricoides dan T.trichiura sekaligus.
6.1 Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada Anak Usia Sekolah di
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang
Penelitian ini dilakukan pada 61 orang responden anak usia sekolah yang
terdiri dari 20 orang siswa TK Siaga dan 41 orang siswa SDN 48 Ganting kelas I.
Pemeriksaan sampel dilakukan di laboratorium parasitologi Fakultas Kedokteran
Unand dan didapatkan sebanyak 3 orang responden (4.9%) positif terinfeksi STH
dengan rincian ditemukannya telur cacing Ascaris lumbricoides (cacing gelang)
sebanyak 3 orang (4.9%), telur Trichuris trichiura (cacing cambuk) sebanyak 1
orang (1.6%) dan tidak ditemukan telur cacing tambang. Dari total 3 orang yang
terinfeksi STH, terdapat 1 orang yang terinfeksi oleh A.lumbricoides dan
T.trichiura sekaligus. Kejadian infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) yang
rendah ini dikarenakan pemerintah Kota Padang telah melakukan pemberian obat
filariasis massal pada bulan Oktober 2017 lalu, sehingga STH yang diperiksa juga
ikut mati disebabkan oleh efek obat tersebut.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah (2017) pada
siswa sekolah dasar di SD Barengan Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali,
Provinsi Jawa Tengah menunjukkan angka positif yang tinggi terinfeksi
kecacingan yaitu sebesar 40,21%.74 Pada tahun yang sama, Lestari mendapatkan
angka positif infeksi kecacingan yang lebih tinggi yaitu sebesar 57.5% pada siswa
SDN IV Cikiwul dan MIN Bantar Gebang Kota Bekasi.75 Angka persentase
infeksi kecacingan yang rendah ditemukan dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Derek, dkk (2017) di SD Negeri 58 Manado yaitu sebesar 9.8% dan
penelitian oleh Susilawati pada tahun yang sama di Kelurahan Baktate Kecamatan
Kupang Barat yaitu sebesar 12%.76,77
Angka nasional infeksi kecacingan di Indonesia adalah sebesar 28.12%. 78
Perbedaan angka infeksi kecacingan pada masing-masing hasil penelitian ini
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan setelah dilakukan serangkaian analisis
dan pembahasan, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Prevalensi infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada anak usia
sekolah di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang adalah 4.9 persen.
2. Sebagian besar sanitasi lingkungan di Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang sudah baik, tetapi masih ditemukan beberapa rumah dengan
sumber air bersih yang berasal dari sumur gali, tidak memiliki tempat
sampah di dalam rumah, dan terdapat satu rumah yang tidak memiliki
jamban dan SPAL.
3. Sebagian besar personal hygiene anak usia sekolah di Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang sudah baik, tetapi masih ditemukan beberapa anak
dengan kebiasaan mencuci tangan yang buruk dan sepertiga anak memiliki
kuku yang panjang dan kotor.
4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara sanitasi lingkungan dengan
infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada anak usia sekolah di
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene (kebiasaan
mencuci tangan, kebersihan kuku, dan penggunaan alas kaki) dengan
infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) pada anak usia sekolah di
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang.
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat perlu meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan yang
lebih baik, berupa sumber air bersih, penyediaan tempat sampah didalam