You are on page 1of 10

ANALISA KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN BARANG DENGAN

METODE SERVQUAL DI PT SICEPAT EKSPRES CAMPAKA PURWAKARTA


Oleh :
Kharisma Ika Pratiwi
Program Studi Manajemen Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta
Email : kharismaika5805@gmail.com
Imas Widowati, S.T., M.M
Program Studi Manajemen Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta
Email : info@STT-Wastukancana.ac.id

Abstract
Advances in technology have led to increased competition in the business world, one of which is the
logistics business. Goods delivery service companies are companies that have experienced an
increase in users during the Covid-19 pandemic. This competition makes companies continue to
improve the quality of their services. PT SiCepat Ekspres is a freight forwarding and logistics
company that serves delivery in the form of packages, documents, and others. PT SiCepat Ekspress
is one of the companies that dominates the market share in freight forwarding services, so PT
SiCepat Ekspress should pay attention to the quality of its services. The purpose of this study is to
analyze consumer expectations and perceptions of services viewed from five dimensions (Tangible,
Reliability, Responsiveness, assurance, empathy) at PT Sicepat Ekspres Campaka Purwakarta. The
analysis technique used is descriptive quantitative. The results showed that the biggest gap was the
responsiveness dimension (-1.128), the smallest value was physical evidence (Tangible) (-0.464).
This shows that the average respondent feels a higher level of inequality in the responsiveness
dimension.

Keywords: Service quality, Expectations, Perceptions, Servqual Method.

PENDAHULUAN Berdasarkan wawancara dengan


Sejak pandemi covid-19 pada Maret 2020 Customer Service SiCepat Campaka tgl 03
lalu, logistik menjadi salah satu industri Mei 2022 Menjelaskan bahwa hasil dari
esensial yang diperbolehkan tetap beroperasi. review konsumen terhadap kualitas pelayanan
Apalagi logistik menjadi tulang punggung pada PT SiCepat Ekspres Campaka, masih
kebutuhan masyarakat pada masa pandemi. terdapat pelayanan yang tidak memuaskan
Perusahaan jasa pengiriman pun semakin dan kecewa. Kekecewaan terhadap SiCepat
marak dengan pilihan layanan yang kian Ekspres Campaka bermacam-macam
beragam. Maraknya investasi di sektor diantaranya keterlambatan estimasi
logistik diharapkan bisa membuat industri pengiriman barang, paket kiriman yang tidak
jasa pengiriman ini kian kompetitif sehingga dapat di tracking, terjadi kerusakan pada
menimbulkan persaingan sehat dan paket yang dikirim dan hilangnya paket
masyarakat bisa punya lebih banyak pilihan kiriman barang serta pegawai yang dianggap
layanan. kurang ramah dalam melayani konsumen. Hal
ini membuat SiCepat Ekspres Campaka
PT SiCepat Ekspres merupakan Purwakarta terus berupaya untuk
perusahaan jasa pengiriman barang dan meningkatkan kualitas pelayanannya untuk
logistik yang melayani pengiriman dalam meningkatkan kepuasan dan kepercayaan
bentuk paket, dokumen, dll. PT SiCepat pelanggan.
Ekspres adalah sebuah perusahaan yang
bergerak pada bidang jasa berfokus pada Oleh karena sangat pentingnya kepuasan
pelayanan jasa pengiriman barang yang konsumen bagi perusahaan jasa, maka
mencakup seluruh wilayah Indonesia dan diharapkan perusahaan bisa mendorong
berekspansi ke benua Asia dan juga Australia. motivasi yang kreatif untuk menciptakan
berbagai inovasi-inovasi yang dapat
memenuhi keinginan konsumen. Peningkatan 3. Kualitas Pelayanan
kualitas jasa hanya akan berarti bila dirasakan Definisi kualitas seperti terdapat pada
baik oleh konsumen. Oleh karena itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berdasarkan uraian latar belakang masalah dimaknai sebagai tingkah baik buruknya
maka peneliti tertarik untuk melakukan sesuatu. Maka untuk mengetahui sesuatu
penelitian yang berjudul “Analisa Kualitas setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-
Pelayanan Jasa Pengiriman Barang Dengan beda dalam mengartikannya. Kualitas
Metode Servqual Di Pt Sicepat Ekspres memiliki arti yang berbeda-beda tergantung
Campaka Purwakarta”. Hasil Penelitian ini penempatan kosakata yang digunakan atau
diharapkan dapat memberikan manfaat tergantung istilah apa yang digunakan.
terhadap referensi mahasiswa dengan Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap
penelitian sejenis juga diharapkan untuk sebagai ukuran relative suatu produk atau
meningkatkan kualitas pelayanan jasa jasa yang terdiri atas kualitas desain dan
terutama dalam bidang pengiriman. kualitas kesesuaian.
KAJIAN PUSTAKA DAN
4. Harapan dan Persepsi
PEGEMBANGAN HIPOTESIS
Averill dan teman-temannya dalam
1. Jasa Lopez (2009) mendeskripsikan harapan
Kotler (2012) mendefinisikan jasa sebagai emosi yang diarahkan oleh kognisi
sebagai setiap tindakan atau kegiataan yang dan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
dapat ditawarkan oleh salah satu pihak Menurut Schiffman dan Kanuk (2007),
kepada pihak lain pada dasarnya tidak persepsi adalah suatu proses dimana
berwujud dan tidak menghasilkan seseorang memilih, mengatur, dan
kepemilikan sesuatu. Menurut Kotler, jasa menginterprestasikan rangsangan yang
memiliki 4 ciri utama yang sangat diterima menjadi suatu gambaran dunianya
mempengaruhi rancangan program yang penuh arti dan saling berkait.
pemasaran, yaitu :
1) Tidak Berwujud (Intangibility) 5. Kualitas Layanan
Jasa mempunyai sifat tak berwujud, Sehingga definisi kualitas pelayanan
karena tidak bisa di lihat, dirasakan, diraba, dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan
didengar atau dicium sebelum ada transaksi kebutuhan dan keinginan konsumen. Kualitas
pembelian. pelayanan (service quality) dapat diketahui
2) Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability) dengan cara atau perolehan dengan
Jasa-jasa umumnya diproduksi secara pelayanan yang sesungguhnya mereka
khusus dan dikonsumsi pada waktu yang harapkan. Jika jasa yang diterima atau
bersamaan. dirasakan sesuai dengan yang diharapkan,
3) Beraneka Ragam (Variability) maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik
Jasa itu sangat beraneka ragam, karena dan memuaskan. Sebaliknya jika jasa yang
tergantung kepada yang menyediakannya diterima lebih rendah dari pada yang
dan kapan serta dimana disediakan. diharapkan, maka kualitas pelayanan
4) Tidak Tahan Lama (Perishability) dipersepsikan buruk/tidak sesuai dengan
Jasa-jasa tidak dapat disimpan. Keadaan harapan konsumen.
tidak tahan dari jasa-jasa bukanlah masalah Dalam model Servqual terdapat lima
jika permintaannya stabil kesenjangan (gap) yang dapat diukur
meliputi:
2. Pemasaran Jasa 1) Kesenjangan antara harapan pelanggan
Menurut Kotler (2005), Jasa adalah dan persepsi manajemen (knowledge
setiap tindakan atau kinerja yang dapat gap).
ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, 2) Kesenjangan antara persepsi manajemen
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak terhadap harapan konsumen dan
mengakibatkan kepemilikan sesuatu. spesifikasi kualitas jasa (standards gap).
Produksinya mungkin saja terkait atau 3) Kesenjangan antara spesifikasi kualitas
mungkin juga tidak terkait dengan produk jasa dan penyampaian jasa (delivery
fisik. gap).
4) Kesenjangan antara penyampaian jasa pengiriman paket pada PT SiCepat Ekspres
dan komunikasi eksternal Campaka Purwakarta kurang lebih 100 orang
(communication gap). responden.
5) Kesenjangan antara jasa yang 4) Sumber Data
dipersepsikan dan jasa yang diharapkan Data primer dalam penelitian ini
(service gap). diperoleh dengan cara metode – metode
kuesioner. Sedangkan data sekunder berasal
METODE PENELITIAN dari data-data yang didapatkan dari hasil
Melakukan pengamatan langsung pada penelitian sebelumnya, jurnal, dan referensi-
objek yang akan di teliti untuk memperoleh referensi lainnya yang dapat digunakan untuk
data primer di lapangan. Teknik pengumpulan menggali teori-teori guna mendukung
data yang dilakukan yaitu wawancara, dan pemecahan masalah.
dokumentasi. Selanjutnya melakukan kajian
data sekunder yaitu dari jurnal ilmiah yang 5) Penyusunan dan Penyebaran Kuisioner
bersumber dari berbagai jurnal baik jurnal Peneliti menyebarkan kuisioner pada
nasional maupun internasional, buku, maupun sampel pelanggan pada SiCepat Ekspres
literasi dari internet. Model Servqual Campaka. Responden diarahkan untuk
didasarkan pada asumsi bahwa konsumen menjawab semua pertanyaan dengan baik.
membandingkan kinerja jasa pada atribut- Setelah itu peneliti mengumpulkan kuisioner
atribut relevan dengan standar ideal yang telah diisi oleh responden dan
(sempurna) untuk masing-masing atribut jasa. memberikan penilaian atas jawaban
Metode Servqual merupakan metode yang responden.
cukup populer dan hingga kini banyak 6) Teknik Pengumpulan Data
dijadikan acuan dalam riset pemasaran. Kuisioner merupakan teknik
Penelitian ini akan mengukur Bagaimana pengumpulan data yang efisien bila peneliti
Kualitas pelayanan yang dirasakan oleh tahu dengan pasti variabel yang akan diukur
konsumen berdasarkan persepsi dan harapan dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
dalam jasa pengiriman barang PT SiCepat responden menggunakan skala likert.
Ekspres Campaka dan bagaimana upaya yang 7) Teknik Analisis Data
perlu dilakukan oleh PT SiCepat Campaka Pada penelitian ini untuk mengukur
untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. validitas digunakan korelasi bivariate antara
Terdapat beberapa tahap dalam pengumpulan masing – masing skor indicator dengan total
dan pengolahan data : skor kontruk. Penulis menggunakan program
1) Menentukan Metoda Penelitian SPSS v 2.1 untuk uji validitas.
Pendekatan penelitian ini menggunakan Pada penelitian kali ini untuk
metode penelitian kuantitatif. Penelitian mengukur realibilitas penulis
kuantitatif adalah penelitian empiris yang menggunakan metode Alpha
datanya berbentuk angka- angka. (Cronbach’s) pada program SPSS.
2) Penentuan Variabel dan Indikator Untuk melakukan Pengujian dalam
Penentuan variabel dan indikator metode servqual dilakukan langkah-
dilakukan sebelum pembuatan kuesioner, langkah berikut:
guna untuk mengetahui faktor-faktor mana a. Mencari nilai persepsi atau kinerja dari
saja yang harus diteliti.
setiap variabel (X1) dan skor nilai
3) Menentukan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu harapan atau kepentingan dari setiap
Pelanggan PT SiCepat Ekspres Campaka variabel (Y1)
Purwakarta. Teknik pengambilan sampel b. Menjumlahkan nilai harapan (Y) dan
dalam penelitian ini menggunakan sampel persepsi (X) dari tiap variabel seluruh
non peluang (nonprobability sampling) responden, kemudian dihitung rata-
artinya setiap anggota populasi tidak ratanya (X) dan (Y)
memiliki kesempatan atau peluang yang c. Menghitung GAP atau kesenjangan
sama sebagai sampel. Sampel dalam dari nilai rata-rata presepsi dengan nilai
penelitian ini adalah konsumen yang rata-rata harapan.
berkunjung dan melakukan transaksi
d. Untuk menganalisis kualitas akan jasa Pelajar/Mahasiswa, 65 responden bekerja
pelayanan yang telah diberikan, maka sebagai Pegawai/Karyawan, sebanyak 15
digunakan rumus Besterfield (1994). responden bekerja sebagai wiraswasta dan
sebanyak 4 responden bekerja lainnya diluar
HASIL DAN PEMBAHASAN kwtiga kelompok sebelumnya.
Tabel 1.4 Data Responden Berdasarkan
Populasi dalam penelitian ini adalah
Pengguna SiCepat
konsumen yang berkunjung dan melakukan
transaksi pengiriman paket pada PT SiCepat
Ekspress Campaka Purwakarta.
Sampel dalam penelitian ini adalah
pelanggan yang melakukan transaksi
pengiriman di PT SiCepat Ekspress Campaka
Purwakarta. Jumlah sample yang digunakan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
adalah 100 orang responden. bahwa terdapat 2 kelompok dalam
karakteristik Penggunaan SiCepat Exspress.
Tabel 1.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Sebanyak 12 responden menggunakan
Kelamin ekspedisi SiCepat Exspress sebanyak 2-5 kali
dan sebanyak 88 responden menggunakan
ekspedisi SiCepat Exspress lebih dari 5 kali.

UJI VALIDITAS
Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
sig. 0,05) maka instrumen atau item-item
bahwa sebanyak 52% atau sebanyak 52
pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap
responden berusia 20-30 tahun dan sebanyak
skor total (dinyatakan valid).
8% atau sebanyak 8 responden berjenis
Keterangan:
kelamin laki-laki. Dan sebanyak 48% atau 48
Dapat dikatakan valid jika nilai rhitung >
responden berjenis kelamin perempuan.
dari nilai rtabel
Df = (N-2)
Tabel 1.2 Data Responden Berdasarkan Umur
N = 100
Df = 98
rtabel = 0.1966

Tabel 1.5 Hasil Uji Validitas

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat


bahwa terdapat 4 kelompok dalam
karakteristik umur. Sebanyak 11 responden
berumur kurang dari 20 tahun, 71 responden
berusia 20-30 Tahun, sebanyak 14 responden
31-40 Tahun, dan sebanyak 4 responden
berusia 41-50 Tahun.

Tabel 1.3 Data Responden Berdasarkan


Pekerjaan

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat


bahwa terdapat 4 kelompok dalam
karakteristik Pekerjaan. Sebanyak 16
responden bekerja sebagai
nilai Reliabel sempurna. Sehingga kuesioner
ini dikatakan konsisten atau reliable.

TINJAUAN UJI KONTINUM VARIABEL


PERSEPSI (RESPON KONSUMEN)
Semua variabel diukur oleh instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner yang
memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala
likert. Untuk menganalisis setiap pernyataan
atau indikator, hitung frekuensi jawaban
setiap kategori dan jumlahkan. Setelah setiap
indikator mempunyai jumlah, selanjutnya
peneliti membuat garis kontinum. Berikut
adalah langkah-langkahnya :
1) Tinjauan Uji Kontinum Variabel
Tangible

Tabel 1.7 Tanggapan Responden Mengenai


Variabel Tangible

Sumber : Olah data SPSS, 2022

Dari tabel uji validitas diatas dapat dilihat


bahwa semua instrumen memiliki nilai
rhitung yang lebih besar dari rtabel maka
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kusioner
dapat dikataan instrumen yang digunakan
Penelitian, 2022
valid atau dapat digunakan lebih lanjut dalam
penelitian.
Berdasarkan penelitian yang telah diolah,
maka jumlah skor tersebut dimasukkan ke
UJI REABILITAS
dalam garis kontinum, yang pengukurannya
Rentang Nilai Alpha Cronbach's:
ditentukan dengan cara :
a. alpha < 0.50 reliabilitas rendah
1. Nilai indeks maksimum = 5 x 5 x 100 =
b. 0.50 < alpha < 0.70 reliabilitas moderat
2.500
c. alpha > 0.70 maka reliabilitas mencukupi
2. Nilai indeks minimum = 1 x 5 x 100 = 500
d. alpha > 0.80 maka reliabilitas kuat
3. Jarak interval = (nilai maksimum – nilai
e. alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna
minimum) : 5
Semakin kecil nilai alpha menunjukkan
= (2.500 – 500 ) : 5
semakin banyak item yang tidak reliabel.
= 400
Standar yang digunakan adalah alpha > 0.70
Keterangan mengenai batas garis
(sufficient reliability).
kontinum dapat kita lihat seperti dibawah
ini :
Tabel 1.6 Hasil Uji Reabilitas
1. 500 – 900 = Sangat Tidak Puas
2. 900 – 1.300 = Tidak Puas
3. 1.300 – 1.700 = Cukup Puas
4. 1.700 - 2.100 = Puas
Sumber : Olah data SPSS, 2022 5. 2.100 – 2.500 = Sangat Puas

Tabel reliability statistics menunjukkan


hasil analisis dari uji reliabilitas dengan
Cronbach's Alpha = 0,944 dan 0,982 dari 25 Gambar 1.1 Garis kontinum variabel
item variabel. Nilai reliabilitas tersebut adalah Tangible
Berdasarkan gambar 1.1 dapat dilihat Tabel 4.9 Tanggapan responden indikator
bahwa garis kontinum berada pada kolom variabel Responssive
baik dengan skor total variabel Tangible
2026, yang berarti tanggapan responden
mengenai variabel Tangible dinyatakan puas.

UJI KONTINUM VARIABEL


REABILITY
Berdasarkan penelitian yang telah diolah,
Tabel 1.8 Tanggapan responden mengenai
maka jumlah skor tersebut dimasukkan ke
indikator variabel Reability
dalam garis kontinum, yang pengukurannya
ditentukan dengan cara :
1. Nilai indeks maksimum = 5 x 5 x 100 =
2.500
2. Nilai indeks minimum = 1 x 5 x 100 = 500
3. Jarak interval = (nilai maksimum – nilai
minimum) : 5
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kusioner = (2500 - 500) : 5
Penelitian, 2022 = 400
Keterangan mengenai batas garis
Berdasarkan penelitian yang telah diolah, kontinum dapat kita lihat seperti dibawah ini :
maka jumlah skor tersebut dimasukkan ke 1. 500 – 900 = Sangat Tidak Puas
dalam garis kontinum, yang pengukurannya 2. 900 – 1.300 = Tidak Puas
ditentukan dengan cara : 3. 1.300 – 1.700 = Cukup Puas
1. Nilai indeks maksimum = 5 x 5 x 100 = 4. 1.700 – 2.100 = Puas
2.500 5. 2.100 – 2.500 = Sangat Puas
2. Nilai indeks minimum = 1 x 5 x 100 = 500
3. Jarak interval = (nilai maksimum – nilai
minimum) : 5
= (2.500 – 500 ) : 5
= 400
Keterangan mengenai batas garis Gambar 1.3 Garis kontinum variabel
kontinum dapat kita lihat seperti dibawah ini : Responssive
1. 500 – 900 = Sangat Tidak Puas
2. 900 – 1.300 = Tidak Puas Berdasarkan gambar 1.3 dapat dilihat
3. 1.300 – 1.700 = Cukup Puas bahwa garis kontinum berada pada kolom
4. 1.700 - 2.100 = Puas baik dengan skor total variabel Responssive
5. 2.100 – 2.500 = Sangat Puas 1701, yang berarti tanggapan responden
mengenai variabel Responssive dinyatakan
Puas.

TINJAUAN UJI KONTINUM VARIABEL


ASSURANCE
Gambar 2.2 Garis kontinum variabel
Reability
Tabel 1.10 Tanggapan responden indikator
variabel Assurance
Berdasarkan gambar 1.2 dapat dilihat
bahwa garis kontinum berada pada kolom
baik dengan skor total variabel Reability
1826, yang berarti tanggapan responden
mengenai variabel Reability dinyatakan Puas.

TINJAUAN UJI KONTINUM


RESPONSSIVE Berdasarkan penelitian yang telah diolah,
maka jumlah skor tersebut dimasukkan ke
dalam garis kontinum, yang pengukurannya Keterangan mengenai batas garis
ditentukan dengan cara : kontinum dapat kita lihat seperti dibawah ini :
1. Nilai indeks maksimum = 5 x 5 x 100 = 1. 500 – 900= Sangat Tidak Puas
2.500 2. 900 – 1.300 = Tidak Puas
2. Nilai indeks minimum = 1 x 5 x 100 = 500 3. 1.300 – 1.700 = Cukup Puas
3. Jarak interval = (nilai maksimum – nilai 4. 1.700 - 2.100 = Puas
minimum) : 5 5. 2.100 – 2.500 = Sangat Puas
= (2500– 50 ) : 5
= 400
Keterangan mengenai batas garis
kontinum dapat kita lihat seperti dibawah ini :
1. 500 – 900= Sangat Tidak Puas Gambar 4.5 Garis kontinum variabel Empaty
2. 900 – 1.300 = Tidak Puas
3. 1.300 – 1.700 = Cukup Puas Berdasarkan gambar 1.5 dapat dilihat
4. 1.700 - 2.100 = Puas bahwa garis kontinum berada pada kolom
5. 2.100 – 2.500 = Sangat Puas baik dengan skor total variabel Empaty 1740,
yang berarti tanggapan responden mengenai
variabel Empaty dinyatakan Puas.

UJI PENGUKURAN KUALITAS


Gambar 1.4 Garis kontinum variabel
Assurance Untuk menentukan Pengukuran kualitas
pelayanan, dapat digunakan perhitungan
Berdasarkan gambar 1.4 dapat dilihat manual sebagai berikut;
bahwa garis kontinum berada pada kolom a. Persepsi
baik dengan skor total variabel Assurance Tangibel = 405,2/100
1730, yang berarti tanggapan responden = 4,052
mengenai variabel Assurance dinyatakan Reability = 362,6/100
= 3,626
Puas.
Responsiveness = 338,2/100
= 3,38
TINJAUAN UJI KONTINUM VARIABEL Assurance = 342 / 100
EMPATY = 3,42
Emphaty = 345,6 / 100
Tabel 1.11 Tanggapan responden indikator = 3,456
variabel Empaty
b. Harapan
Tangibel = 456,1/100
= 4,561
Reability = 448,4/100
= 4,484
Responsiveness = 451/100
Berdasarkan penelitian yang telah diolah, = 4,51
maka jumlah skor tersebut dimasukkan ke Assurance = 445,6/ 100
dalam garis kontinum, yang pengukurannya = 4,456
ditentukan dengan cara : Emphaty = 433,8 / 100
1. Nilai indeks maksimum = 5 x 5 x 100 = = 4,338
2.500
2. Nilai indeks minimum = 1 x 5 x 100 = 500 c. GAP (Kesenjangan)
3. Jarak interval = (nilai maksimum – nilai Tangibel = 4,052 - 4,561
minimum) : 5 = - 0,464
= (2500– 50 ) : 5 Reability = 3,626 - 4,484
= 400 = - 0,858
Responsiveness = 3,382 - 4,51
= -1, 128 dimensi daya tanggap (responsiveness) (-
Assurance = 3,42 - 4,456 1,128), nilai gap/kesenjangan terkecil adalah
= -1, 036 dimensi bukti fisik (Tangibel) (-0,464). Hal
Emphaty = 3,456 - 4,338 ini menunjukkan bahwa rata-rata responden
= -0, 932 merasakan tingkat kesenjangan yang lebih
tinggi pada dimensi daya tanggap
d. Kualitas Layanan (responsiveness) dibandingkan dengan
Tangibel = 4,052 / 4,561 dimensi-dimensi lainnya. Urutan nilai
= 0,897254 gap/kesenjangan yang memiliki nilai
Reability = 3,626 / 4,484 gap/kesenjangan terbesar hingga terkecil
= 0,808653 adalah dimensi dimensi daya tanggap
Responsiveness = 3,382 / 4,51 (responsiveness) (-1,128), dimensi jaminan
= 0,749889 (Asurance) (-1,036), dimensi empathy (-9,32),
Assurance = 3,42 / 4,456 dimensi kehandalan (reability) (-0,858) dan
= 0,767504 dimensi bukti fisik (tangible) (-0,464).
Emphaty = 3,456 / 4,338
= 0,787603 KESIMPULAN
Hasil penelitian yang sudah dipaparkan
Tabel 1.12 Persepsi, Harapan dan GAP sebelumnya menunjukkan bahwa nilai
masing-masing Atribut gap/kesenjangan terbesar adalah dimensi daya
tanggap (responsiveness) (-1,128), nilai
gap/kesenjangan terkecil adalah dimensi bukti
fisik (Tangibel) (-0,464). Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata responden
merasakan tingkat kesenjangan yang lebih
tinggi pada dimensi daya tanggap
(responsiveness) dibandingkan dengan
Hasil penelitian yang dipaparkan dimensi-dimensi lainnya. Urutan nilai
pada tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai gap/kesenjangan yang memiliki nilai
harapan terbesar adalah pada dimensi bukti gap/kesenjangan terbesar hingga terkecil
fisik (tangibel) (4,516), nilai harapan terkecil adalah dimensi dimensi daya tanggap
adalah pada dimensi emphaty (4,388). Hal ini (responsiveness) (-1,128), dimensi jaminan
menunjukkan bahwa rata-rata responden lebih (Asurance) (-1,036), dimensi empathy (-9,32),
menaruh kepentingan/harapan pada dimensi dimensi kehandalan (reability) (-0,858) dan
bukti fisik (tangibel) dibandingkan dengan dimensi bukti fisik (tangible) (-0,464).
dimensi-dimensi yang lain. Hal ini juga Kualitas merupakan perbandingan antara
menunjukkan bahwa bukti fisik dalam dunia nilai kepentingan/harapan dan
pengiriman baramg lebih diprioritaskan oleh kepuasan/Persepsi. Dari Hasil Penelitian
pihak ekspedisi Sicepat. ditunjukkan bahwa kualitas masing – masing
Pada nilai kepuasan/persepsi, dimensi dimensi hampir berimbang. Walaupun nilai
terbesar juga ada pada dimensi bukti fisik kualitas (Q) semua dimensi masih dibawah 1,
(tangibel) (4,052), dan nilai namun kualitas pelayanan untuk Ekspedisi
kepuasan/persepsi terkecil adalah pada SiCepat Ekspres Campaka Purwakarta dalam
dimensi daya tanggap (responsiveness) hal ini dikatakan cukup baik. Hanya saja
(3,382). Ini menunjukkan bahwa rata-rata memang perlu dilakukan usaha – usaha
responden menilai kepuasan/persepsi pada peningkatan yang lebih terarah dari pihak
dimensi tangibel lebih memuaskan dibanding SiCepat Ekspres Campaka Purwakarta agar
dimensi-dimensi lainnya. Pihak Ekspedisi kualitas pelayanan semakin baik.
Sicepat Express lebih memperhatikan atribut Adapun upaya – upaya yang perlu
bukti fisik dalam memuaskan customer dan ditingkatkan oleh PT SiCepat Ekspres
pihak-pihak yang saling bekerja ssama. Campaka Purwakarta untuk meningkatkan
Hasil penelitian yang dipaparkan kualitas pelayanannya :
pada tabel sebelumnya memperlihatkan 1. Tangible (Bukti Fisik)
bahwa nilai gap/kesenjangan terbesar adalah
a. Memperbaiki peralatan dan perlengkapan dapat mempertimbangkan usulan penelitian
yang digunakan untuk mendukung pelayanan. yang telah dibuat.
b. Menjaga lingkungan kantor agar tetap
bersih dan rapi sehingga konsumen lebih REFERENSI
merasa nyaman. Adam, M. (2015). Manajemen Pemasaran
Jasa. Bandung: Alfabeta.
2. Reability (Kehandalan) Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian
a. Karyawan harus lebih siap dalam Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
memberikan pelayanan secara maksimal Cipta.
kepada pelanggan, seperti dalam menangani Astuti, D., & Salisah, F. (2016).
keluhan pelanggan. pelayananAnalisis Kualitas Layanan E-
b. Memperbaiki sistem pengiriman paket agar Commerce Terhadap Kepuasan Pelanggan
paket pengiriman yang dilakukan selalu cepat Menggunakan Metode E-Servqual, Studi
dan tepat waktu. Kasus Lejel Home Shopping Pekanbaru.
Jurnal Ilmiah Rekayasa dan Manajemen
3. Responsiveness ( Tanggungjawab) Sistem Informasi UIN Suska Riau.
a. Karyawan harus lebih siap dan bersedia Eldon, M. (2016). Analisis Kualitas
dalam membantu menyelesaikan kesulitan Pelayanan Transportasi Bus Sekolah Dinas
konsumen. Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
b. Karyawan harus lebih baik dalam Kabupaten Tulungagung . Jurnal Manajemen
memberikan solusi atas permasalahan dan Akuntansi Universitas Tulungangung.
konsumen. Fandi, T., & Diana, A. (1996). Total
Quality Management. Yogyakarta: Andi
4. Assurance (Jaminan) Offse.
a. Karyawan harus lebih baik dalam Fatihudin, D., & Firmansyah, A. (2019).
melayani, memberikan informasi, dan Pemasaran Jasa (Strategi, Mengukur
membuat konsumen merasa aman dan Kepuasan, dan Loyalitas Pelanggan).
percaya terhadap barang yang dikirim. Deepublish: Sleman.
b. Karyawan harus memperluas Gasver, V. (1997). Manajemen Kualitas
pengetahuannya sehingga jika ada complain dalam Industri Jasa. Jakarta: Gramedia
dari konsumen akan lebih mudah untuk Pustaka Utama.
ditanggapi. Hasby, N. (2019). Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan Jasa Pengiriman Terhadap
5. Emphaty (empati) Kepuasan Konsumen JNE Express Agen
a. Karyawan diharuskan untuk selalu Pangkalan Mansyur. Repository UIN
memperhatikan dan mengutamakan Sumatera Utara.
kepentingan konsumen. Irawan, H. (2002). 10 Prinsip Kepuasan
b. Karyawan harus membuat komunikasi Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media
yang bagus sehingga dapat merespon dengan Komputindo.
baik apa yang menjadi keluhan konsumen. KataData. (2020, Oktober 20). Databoks.
Retrieved April 9, 2022, from Survei
SARAN
MarkPlus: Frekuensi Penggunaan Jasa Kurir
Pihak Manajemen PT SiCepat Ekspres
Meningkat saat Pandemi:
Campaka Purwakarta sebaiknya melakukan
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/20
peningkatan kualitas pelayanannya seperti
20/10/22/survei-markplus-frekuensi-
melakukan training kepada karyawan yang
penggunaan-jasa-kurir-meningkat-saat-
bertujuan untuk meningkatkan performa
pandemi
karyawan, melakukan sosialiasi SOP secara
Kotler, K. d. (2012). Manajemen
berkala, dan juga melakukan training evaluasi
Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
yang bertujuan untuk perbaikan dan
Kotler, P. (1987). Manajemen Pemasaran.
mengetahui sejauh mana implementasi SOP
Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga.
karyawan di lapangan. Dan Pihak Manjamen
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran
SiCepat Campaka Purwakarta diharapkan
Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT Indeks Gramedia.
Kotler, P. (2009). Prinsip-prinsip Zakiyah. (2017). Analisis Kualitas
Pemasaran Edisi Keduabelas. Jakarta: Pelayanan dan Pengaruhnya Terhadap
Prenhallinda. Kepuasan Konsumen PT. POS Indonesia
Kotler, P., & Amstrong, G. (2008). Kantor Cabang Malang. Etheses UIN Malang.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Keller. (2010). Manajemen DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
1. Kharisma Ika Pratiwi
Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen
Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Program Studi Manajemen Industri, Sekolah
Panjaitan, J. E., & Yulianti, A. L. (2016). Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta
The Influence of Service Quality on 2. Imas Widowati, S.T., M.M
Customer Satisfaction at JNE Branch in
Bandung. Journal of the Development Program Studi Manajemen Industri, Sekolah
Research of Management, 11. Tinggi Teknologi Wastukancana Purwakarta
Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., &
Berry, L. L. (1985). A Conceptual Model of
Service Quality and Its Implications for
Future Research. Journal of Marketing.
Pratama, K. A. (2018). Analisa Kepuasan
Pelanggan Dengan Metode Service Quality
Pada PT. OSG Indonesia. Mercubuana
University Insititutional Repository.
Purnama, & Syahbani, N. (2006).
Manajemen Kualitas Perspektif Global.
Yogyakarta: Ekonisia.
Ramadhan, U. S. (2020). Analisis Tingkat
Kualitas Pelayanan Dengan Metode ServQual
– Importance Performance Analysis (Studi
Kasus Nasabah Pt Bni Syariah cabang
Karawang). Institutional Repository UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Solon, J. A. (2019). Analisis Kepuasan
Pelanggan Terhadap Pelayanan JNE Dengan
Menggunakan Metode SERVQUAL.
Institutional Repository Bakrie.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suryani, H. (2015). . Metode Riset
Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi
Islam. Jakarta: Kencana.
Tjiptono, F. (2007). Manajemen Jasa.
Yogyakarta: Andy Offset.
Tjiptono, F., & Chandra, G. (2005).
Service, Citra wisata dan Satisfaction.
Jakarta: Andi.
Tjiptono, F., & Chandra, G. (2011).
Manajaemen dan Strategi Merek. Yogyakart:
Andi.
Wijaya, I., & Nurcaya, I. (2017).
Kepuasan Pelanggan Memediasi Kualitas
Produk dan Kewajaran Harga Terhadap
Loyalitas Merek McDonalds di Kota
Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, 6.

You might also like