Professional Documents
Culture Documents
1 - 8
DOI: http://dx.doi.org/10.14203/widyariset.3.1.2017.1-8 77
Widyariset | Vol. 3 No. 1 (2017) Hlm. 1 - 8
2
Irawan Sukma, dkk. | Pengaruh Resistansi Induktor...
Kaewgun, and Deepankaew 2013). Bentuk keselamatan dan fungsi utama dari
dari gelombang monophasic dapat dilihat peralatan monitor elektrokardiograf.
pada Gambar 2. Rangkaian sistem uji didasarkan pada
rangkaian yang ada pada IEC 60601-2-27,
klausul 201.8.5.5.2, dengan mode energy
reduction tanpa menggunakan bahan uji
atau elektrokardiograf, seperti dapat dilihat
pada Gambar 4 (Standard 2011b). Tahap
selanjutnya akan dilakukan pengukuran
energi defibrilasi tanpa terhubung dengan
elektrokardiograf (E2) pada titik 100 Ω.
Berdasarkan rangkaian pada Gambar
4, sumber pada rangkaian defibrilator
Gambar 2. Bentuk gelombang defibrilator adalah tegangan tinggi 5 kV direct cur-
monophasic rent (d.c). Sebuah resistor variabel (RV)
Sumber (Irwin and Nelms 2011) berfungsi sebagai pengatur arus yang me-
Pada laboratorium pengujian alat mengaruhi lama waktu charge kapasitor.
kesehatan di Pusat Penelitian Sistem Mutu Setelah arus melalui switch A, arus akan
dan Teknologi Pengujian - Lembaga Ilmu menuju induktor 25 mH dengan resistansi
Pengetahuan Indonesia (P2SMTP-LIPI) induktor d.c ≤ 10 Ω dan kapasitor 32 µF.
telah dibuat sistem uji yang menyerupai Saat proses discharge akan dilakukan
prinsip kerja defibrilator monophasic, pengukuran pada titik 100 Ω dengan meng-
yaitu sistem uji ketahanan elektro gunakan alat pengukur tegangan. Tegangan
kardiograf seperti dapat dilihat pada yang dihasilkan setelah discharge sebagian
Gambar 3. akan menuju ground dan sebagian lagi
akan menuju equipment under test (EUT)
,dalam hal ini elektrokardiograf.
3
Widyariset | Vol. 3 No. 1 (2017) Hlm. 1 - 8
Dari hasil analisis pada penelitian tersebut kapasitor saat proses charge (ES). Hasil pe-
terdapat dua penyebab utama rendahnya E2 nelitian pengaruh pemilihan RL ini diharap-
yang dihasilkan di titik 100 Ω , yaitu: kan dapat digunakan dalam pengembangan
1. Sistem uji hanya dapat melakukan sistem uji ketahanan elektrokardiograf
proses charging dengan tegangan terhadap efek defibrilasi selanjutnya.
maksimum 1,88 kV. Penyebab
dari tegangan maksimum hanya
METODE
1,88 kV pada saat proses charge di
sebabkan oleh kesalahan pembuatan Simulasi Rangkaian
PCB dalam hal creepage and clearence Pembuatan rangkaian simulasi dilakukan
distance (Ardiatna, Hidayat, Siddiq, dengan software Multisim. Rangkaian sim-
and Hidayat, Asep 2015) sehingga me- ulasi sistem uji ketahanan elektrokardiograf
mengaruhi nilai energi yang tersimpan didasarkan pada standar IEC 60601-2-27
pada kapasitor saat proses charge dan klausul 201.8.5.5.2, tanpa menggunakan
energi defibrilasi saat proses discharge elektrokardiograf (EUT) seperti tampak
2. Induktor yang digunakan mempunyai pada Gambar 5.
nilai induktansi 25 mH dan resistansi
induktor (RL) ±72 Ω, sedangkan pada
Gambar 1, berdasarkan standar IEC
60601-2-27 disyaratkan nilai resistansi
induktor harus 1 – 10 Ω.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini
akan dilakukan perubahan nilai resistansi
induktor (RL) dari rentang 1 – 10 Ω dengan
menggunakan Multisim. Alasan penggu-
naan Multisim sebagai software simulasi
adalah memudahkan dalam observasi dari
rangkaian sebelum melakukan proses pem-
buatan sebenarnya, memudahkan penggu-
naan komponen yang ideal untuk desain
isolasi dan rangkaian yang punya batasan Gambar 5. Rangkaian simulasi sistem uji ketahanan
tertentu, serta pengukuran yang sulit elektrokardiograf
dilakukan dalam rangkaian sesungguhnya Relay dihubungkan ke posisi A ketika
dikarenakan rangkaian dapat mengalami proses charge capasitor 32 µF. Ketika
kerusakan atau terpengaruh oleh gangguan kapasitor telah terisi penuh, relay di-
elektrik (Lopez Baez. David 2011). hubungkan lagi ke posisi B untuk proses
RL yang semakin kecil dari rentang discharge kapasitor. Proses discharge pada
1 – 10 Ω diharapkan dapat memperbaiki rangkaian inilah yang menghasilkan E2.
hasil tegangan yang terukur pada titik 100 Pada rangkaian, komponen current
Ω. Tegangan yang terukur akan dijadikan limiting resistor (Rv), yang digunakan
parameter perhitungan energi kapasitor adalah 1 kΩ dengan alasan agar kapasitor
saat discharge sehingga diharapkan nilai E2 32 µF dapat terisi penuh dengan cepat.
dapat meningkat juga, yang akhirnya akan Pada rangkaian antara kapasitor 32 µF dan
didapatkan rasio terbaik perbandingan E2 induktor 25 mH ditambahkan resistor yang
dengan hasil energi yang tersimpan pada diasumsikan sebagai resistansi induktor
4
Irawan Sukma, dkk. | Pengaruh Resistansi Induktor...
(RL). Nilai resistansi induktor (RL) akan Dari rangkaian simulasi dan standar
diubah sesuai dengan jangkauan yang IEC60601-2-27, didapatkan nilai tegangan
disyaratkan pada standar IEC 60601-2-27, maksimum saat kapasitor charge adalah 5
yaitu 1-10 Ω. Setelah itu dilakukan pen- kV dan nilai dari kapasitor adalah 32 µF.
catatan perubahan tegangan yang terukur Maka berdasarkan Persamaan 2, didapat-
pada resistor 100 Ω saat interval waktu (∆t) kan energi yang tersimpan pada kapasitor
0,02 ms sampai dengan waktu 8 ms yang (Es) adalah 400 joule.
ditampilkan oleh oscilloscope.
Perhitungan Energi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan energi E2 pada titik 100Ω Hasil Simulasi Tegangan
dilakukan setelah mendapatkan nilai tegan-
gan dengan interval waktu (∆t) tiap 0,2 ms, Tegangan yang terukur setiap jangkauan RL
sehingga energi defibrilasi (E2) dengan dapat dilihat dioscilloscope multisim. Hasil
interval waktu (∆t) tiap 0,2 ms dapat di- pengukuran tegangan di osciloscope dapat
hitung dengan menggunakan Persamaan 1 dilihat pada Gambar 6. Berdasarkan Gam-
(Manual 2015): bar tersebut, tegangan yang dihasilkan saat
menggunakan RL sebesar 72 Ω memiliki
nilai yang paling rendah bila dibandingkan
dengan tegangan yang dihasilkan saat
menggunakan RL yang lain. Hal ini dikare-
dimana:
nakan pada saat menggunakan RL 72 Ω,
E : energi (joule) tegangan puncak (vp) mencapai nilai 2,696
∆t : interval waktu yang diingink volt pada waktu 0,0536 ms. Nilai tegangan
an (second) paling baik terjadi ketika menggunakan RL
t : lama waktu saat pengam sebesar 1 Ω karena dihasilkan tegangan
bilan data (second) puncak sebesar 4,247 volt pada waktu
v (k∆t) : tegangan saat interval
2 0,069 ms. Hasil dari pengukuran tegangan
waktu (volt) juga dipengaruhi oleh arus yang mengalir
pada rangkaian. Ketika RL meningkat,
R : resistansi (Ω)
maka arus akan berkurang dan tegangan
yang terukur juga akan ikut berkurang.
Perhitungan energi yang tersimpan Sesuai dengan hukum Ohm yang dapat
pada kapasitor (Es) saat proses charge dilihat pada Persamaan 3 (Irwin and Nelms
dapat diketahui dengan menggunakan 2011):
Persaman 2 (Irwin and Nelms 2011):
dimana: dimana:
ES : Energi tersimpan pada kapasitor v(t) : Tegangan (volt)
(joule) R : Resistansi(Ω)
v(t) : Tegangan (volt) I(t) : Arus (ampere)
C : Kapasitansi (Farad)
5
Widyariset | Vol. 3 No. 1 (2017) Hlm. 1 - 8
Gambar 6. Grafik hasil waktu terhadap tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian simulasi
pada kondisi 1 – 10 Ω dan 72 Ω
6
Irawan Sukma, dkk. | Pengaruh Resistansi Induktor...
Gambar 7. Grafik hasil waktu terhadap E2 yang dihasilkan pada kondisi 1 – 10 Ω dan 72 Ω
Tabel 2. Rasio total energi defibrilasi (E2) terhadap energi (Es) pada kondisi 1 – 10 Ω dan 72 Ω
7
Widyariset | Vol. 3 No. 1 (2017) Hlm. 1 - 8