You are on page 1of 10

Percobaan IV

Laporan Gejala Transien


Estika Vriscilla Ginting (14s16046)
Tanggal Percobaan : 24/11/2017
[Els 2102] [Rangkaian Elektrik]
[Laboratorium Dasar Teknik Elektro] – Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

perubahan, transien, transisi),tegangan bebas pada nialia


Abstrak— In the practicum we performed under the title of the teganagn tegangan transient dalam rangkaian tersebut.
practicum on the 4 modules is "Transient Symptoms" .The
occurrence of transient symptoms because these symptoms arise II. LANDASAN TEORETIS
because of the energy received or released the circuit, so that the
circuit can not change instantly. In this experiment will be 2.1. Gejala Transien
observed a wave to see the symptoms that arise in the experiment
such as transient symptoms. In observing transient symptoms in Gejala transien atau gejala peralihan merupakan perubahan
the waves, the practicum can recognize that there is a natural nilai tegangan atau arus maupun keduanya baik sesaat maupun
response, a complete response and a forced response on a sequence dalam jangka waktu tertentu (dalam orde mikro detik) dari
that will be created to produce waves according to the procedure. kondisi tunaknya (steady state). Penyebabnya adalah dapat dari
a series of RCs that are closely aimed also to identify the effect of
lingkungan atau faktor eksternal seperti petir, dan dapat juga
source stress having a power storage component affected by a
transient voltage, and to find out the time constant in the RC akibat perlakuan terhadap sistem itu sendiri atau faktor internal
circuit of the circuit timing response, transient wave seperti pensaklaran.
underdamped, critically damped, and overdamped. So that the Gejala transien terjadi pada rangkaian-rangkaian yang
schematic circuit in the procedure we do can be computed mengandung komponen atau elemen yang mampu menyimpan
transient wave graphs in some conditions. in this lab also use dc energi seperti induktor dan/atau kapasitor. Gejala ini timbul
power supply, oscilloscope, signal generator, transient kit, karena energi yang diterima atau dilepaskan oleh komponen
multimeter, and other cable to help finish our lab. tersebut tidak dapat berubah seketika (arus pada induktor dan
tegangan pada kapasitor).
Keywords: Transient Symptoms, Power Storage, Charts,
Component Value.
2.2. Respon Paksa, Respon Natural, Respon Paksa

I. PENDAHULUAN  Respons Paksa (Forced Response)


Arus atau tegangan yang terbentuk karena adanya
Pada praktikum mengenai “Gejala Transien” kami melakukan energi yang masuk atau keluar dari sumber tegangan
percobaan dengan cara mengamati suatu rangkaian dengan atau sumber arus rangkaian.
tujuan untuk mengetahui gejala-gejala yang terjadi pada  Respons Natural (Natural Response)
rangkaian tersebut seperti pada percobaan yang kami lakukan Arus atau tegangan yang terbentuk karena adanya
adalah untuk meneliti gejala transien yang terjadi pada suatu energi yang masuk atau keluar dari komponen
rangkaian. Dimana gejala transien terjadi pada rangkaian yang penyimpan energi kapasitif atau komponen
memiliki komponen-komponen penyimpanan energi seperti penyimpan energi kapasitif atau induktif pada
kapasitor dan induktor. Sehingga dengan dapat memahami rangkaian.
gejala transien dengan baik, kami dapat menjalankan praktikum  Respons Lengkap (Complete Response)
kami dengna lebih mudah. Dimana tujuan dari percobaan yang Merupakan Gabungan dari respon alami dan paksa.
kami lakukan, kami dapat dengan mudah mengenali adanya
respon natural ,respon paksa dan respon lengkap dari suatu 2.3. Kapasitor
rangkaian yang mengandung komponen penyimpanan tenaga.
Kami dapat dengan mudah memahami dan menghitung Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu
konstanata waktu ragakain RC dari respon waktu rangkaian kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulomb
yang kami teliti. Selain itu, melalui percobaan yang kami pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018
lauakn kami dapat memahami pengaruh pengaruh yang terjadi elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa
pada rangkaia RC seperti pengaruh tegangan (peralihan, sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika
dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron juga masih dalam pengembangan untuk mendapatkan
sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : kapasitansi yang besar namun kecil dan ringan, misalnya
untuk aplikasi mobil elektrik dan telepon selular.
Q = C x V. . . . . . . . . . . . . . .(1.1)
Dimana : 2.4. Induktor
Q = muatan elektron dalam C (coulombs)
C = nilai kapasitansi dalam F (farad) Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen
V = besar tegangan dalam V (volt) elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat
Fungsi penggunaan kapasitor dalam suatu rangkaian : menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
rangkaian yang lain (pada PS). menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,
2. Sebagai filter dalam rangkaian PS dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah
3. Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan
antenna. membantu membuat medan magnet yang kuat didalam
4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu neon kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor
5. Menghilangkan bouncing (loncatan api) bila dipasang adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan
pada saklar. dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah
6. Sebagai penyimpan arus sementara. dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus
bolak-balik.
Kapasitor terdiri dari beberapa tipe, tergantung dari bahan Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa
dielektriknya. Untuk lebih sederhana dapat dibagi menjadi 3 resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya.
bagian, yaitu kapasitor electrostatic, electrolytic dan Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari
electrochemical. induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan
beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat
a). Kapasitor Electrostatic menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain
memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti
Kapasitor electrostatic adalah kelompok kapasitor yang magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek
dibuat dengan bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami
Keramik dan mika adalah bahan yang popular serta murah nonlinearitas karena penjenuhan.
untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya kecil. Induktor sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses
Tersedia dari besaran pF sampai beberapa µF, yang biasanya sinyal. Induktor berpasangan dengan kondensator dan
untuk aplikasi rngkaian yang berkenan dengan frekuensi tinggi. komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan induktor
bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya
b). Kapasitor Electrolytic untuk menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor
kecil yang terpasang pada kabel untuk mencegah interferensi
Kelompok kapasitor electrolytic terdiri dari kapasitor- frekuensi radio untuk dprd melalui kabel. Kombinasi induktor-
kapasitor yang bahan dielektriknya adalah lapisan metal- kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan
oksida. Umumnya kapasitor yang termasuk kelompok ini penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara
adalah kapasitor polar dengan tanda (+) dan (-) di badannya. magnetik membentuk transformator.
Mengapa kapasitor ini dapat memiliki polaritas, adalah karena Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa
proses pembuatannya menggunakan elektrolisa sehingga pencatu daya moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu
terbentuk kutub positif anoda dan kutub negatif katoda. Lapisan tertentu, dan dikuras pada sisa siklus. Perbandingan transfer
oksidasi ini terbentuk melalui proses elektrolisa, seperti pada energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL
proses penyepuhan emas. ini digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga
tegangan dengan akurat. Induktor juga digunakan dalam sistem
Dengan demikian berturut-turut plat metal (anoda), lapisan- transmisi listrik, yang digunakan untuk menghilangkan paku-
metal-oksida dan electrolyte (katoda) membentuk kapasitor. paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi arus
Dalam hal ini lapisan-metal-oksida sebagai dielektrik. Dari pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor
rumus diketahui besar kapasitansi berbanding terbalik dengan sering disebut dengan reaktor. Induktor yang memiliki
tebal dielektrik. Lapisan metal-oksida ini sangat tipis, sehingga induktansi sangat tinggi dapat disimulasikan dengan
dengan demikian dapat dibuat kapasitor yang kapasitansinya menggunakan girator.
cukup besar. Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian adalah
untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya
c.) Kapasitor Electrochemical pada rangkaian DC salah satunya adalah untuk menghasilkan
tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi beban arus. Pada
Satu jenis kapasitor lain adalah kapasitor electrochemical. aplikasi rangkaian AC, salah satu gunanya adalah bisa untuk
Termasuk kapasitor jenis ini adalah battery dan accu. Pada meredam perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan
kenyataannya battery dan accu adalah kapasitor yang sangat lebih banyak lagi fungsi dari induktor yang bisa diaplikasikan
baik, karena memiliki kapasitansi yang besar dan arus bocor pada rangkaian filter, tuner dan sebagainya.
(leakage current) yang sangat kecil. Tipe kapasitor jenis ini
Berdasarkan jenis-jenis lilitannya, maka induktor dapat
dibedakan kedalam dua bagian yaitu :

a) Lilitan ferit sarang madu

Lilitan sarang madu dililit dengan cara bersilangan untuk


mengurangi efek kapasitansi terdistribusi. Ini sering digunakan
pada rangkaian tala pada penerima radio dalam jangkah
gelombang menengah dan gelombang panjang. Karena
konstruksinya, induktansi tinggi dapat dicapai dengan bentuk
yang kecil.

b) Lilitan inti toroid

sebuah lilitan sederhana yang dililit dengan bentuk silinder


menciptakan medan magnet eksternal dengan kutub utara-
selatan. Sebuah lilitan toroid dapat dibuat dari lilitan silinder
dengan menghubungkannya menjadi berbentuk donat, sehingga
menyatukan kutub utara dan selatan. Pada lilitan toroid, medan
magnet ditahan pada lilitan. Ini menyebabkan lebih sedikit
radiasi magnetik dari lilitan, dan kekebalan dari medan magnet Channel Channel
eksternal. 1 2
Vmax 9,6 V 272mV
III. HASIL DAN ANALISIS
Vt 9,15 V 264mV
Percobaan 1
T 10s 10s
Pada percobaan ini, kami menggunakan kapasitor pada saat
rangkaian kapasitor dalam keadaan kosong. Pada percobaan ini Vpp 20 V 5,35mV
kami melakukan pengukuran tegangan AC yang dihubungkan
pada jala jala kemudian dihubungkan pada power supply Dari data diatas kita melakukan perhitungan untuk
dengan tegangan pada power supply sebesar 5V. Dimana nilai mendapatkan nilai tau nya. Pada percobaan pertama ini terdapat
komponen RC pada percobaan 1 : sebuah rangkaian pada kit. Dimana rangkaian ini
mentranferkan tegangan dari sumber tersebut kepada sebuah
Komponen Nilai kapasitor. Kedua kapasitor pada rangkaian tersebut akan disi
sumber tegangan berdasarkan selang waktu tertentu secara
R1 2,2 KΩ bergantian seperti rangkaian kapasitor yang pertama diisi penuh
setelah itu isi dari kapasitor yang pertama diisi ke kapasitor
R2 4,7 KΩ yang kedua sampai kapasitor tersebut terisi penuh berdasarkan
C1 220nF selang waktu tertentu. Selanjutnya kedua kapasitor tersebut
dikosongkan lagi. Sehingga selang waktu pertama pada
C2 470nF kapasitor yang terisi penuh kemudian sebagian tegangan dari
kapasitor pertama akan di pindahkan sebagian ke kapasitor
Analisis percobaan 1: kedua sampai terisi penuh dari niali tegangan kapasitor yang
Pada percobaan 1 kami mendapatkan data pertama.
penggambaran osiloskop dan output pada osiloskop yaitu:
𝝉 =R2C2
= 4,7 KΩ × 470 nF
= 2209ms

Percobaan 2.2a

R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ
C1 220 nF
C2 470 nF
Percobaan 2

Percobaan 2.1a

R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ
C1 220 Nf
C2 470 nF

𝝉 = R1C1
= 2,2 KΩ × 220nF
=484µs

𝝉 =R2C2
= 4,7 KΩ × 470 nF
= 2209ms

𝝉 = R1C1
= 2,2 KΩ × 220nF
=484µs
Percobaan 2.3a Percobaan 2.3b

R1 2,2 KΩ R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ R2 4,7 KΩ
C1 100nF C1 470 nF
C2 470nF C2 470 nF

𝝉 = R1C1
𝝉 = R1C1 = 2,2 KΩ × 470nF
= 2,2 KΩ × 100nF =103,4µs
=220µs
𝝉 =R2C2
𝝉 =R2C2 = 4,7 KΩ × 470 nF
= 4,7 KΩ × 470 nF = 2209ms
= 2209ms

Percobaan 2.4a

R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ
C1 220 nF
C2 100 nF

𝝉 = R1C1
= 2,2 KΩ × 220nF
=484 µs

𝝉 =R2C2
= 4,7 KΩ × 100 nF
= 47 ms
a. Mengubah Nilai dari C1
Pada percobaan ke dua dengan mengbah nilai dari waktu
konstan bergantung pada nilai R dan C. Hal ini dapat dibuktikan
dari percobaan ini bahwa perubahan nilai kapasitor terbukti
tergaantung pada waktu konstannya. Nilai suatu kapasitor yang
besar akan Hal ini dibuktikan dari gambar gelombang yang
landai dari hasil gambar osiloskop yang kami dapat. Hasil yang
kami dapat ini juga seperti yang dialami oleh percobaan kami
yangsebelumnya dengan menggunakan resistor. Pada
percobaan pertama nilai tegangan akhir yang kami dapat antara
C1 dan C2 sama. Namun pada saat nilai resistor yang diubah-
ubah tidak mengalami perubahan niali pada tegangan akhir.
Tetapi, pada saat nilai kapasitor yang diubah-ubah kami
mendapatkan nilai tegangan akhir yang ikut mengalami
perubahan. Menurut prediksi kami, hal ini terjadi karena
disebabkan oleh kapasitor yang merupakan komponen yang
memiliki kemampuan untuk menyimpan energi atau energi sisa
dan mengalirkannya pada kondisi tertentu.
Percobaan 2.4b
b. Mengubah Nilai C2
Pada percobaan ini bentuk gambar gelombangnya hampir
R1 2,2 KΩ sama hanya ada perbedaan pada nilai tegangan akhirnya..
Untuk C2 yang lebih besar nilai kapasitornya, teganganakhir
R2 4,7 KΩ yang tercapai menjadi lebih kecil. Hal ini terjadi karena
C1 220 nF disebabkan adanya kondisi dimana C2 menerima tegangn dari
C1 dimana karena kapasitansi C2 yang lebih besar menuntut C1
C2 100 nF untuk melepaskan semua tegangan atau energi. Sehingga niali
tegangn pada C1 semakin mengecil.

𝝉 = R1C1 Percobaan 3
= 2,2 KΩ × 220nF
=484µs Percobaan 3.1a

𝝉 =R2C2 V= 2 volt
= 4,7 KΩ × 100 nF
= 47ms

Analisis percobaan 2:

Pada percobaan yang kedua, dilihat dari hasil data dan


gambar dari osiloskop yang kami dapat, dari bentuk gelombang
yang lebih curam menujukkan resistor yang lebih kecil.
Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa semakin besar nilai
suatu resistor maka nilai time constant yang dihasilkan juga
semakin besar. Dari bentuk gelombang yang lebih curam
menjelaskan tentang perubahan tegangan terhadap waktu ynag
lebih singkat.
Percobaan 4

Percobaan 3.1b
Gambar 0.2 div/dt pada CH 1
V = 4 volt

Gambar 0.2 div/dt pada CH 2

Analisis Percobaan 4:
Pada percobaan ini, bahwa besar nilai R dan C merupakan
pengaru dari gejala transien bik pada kondisi over dumped,
underdumped, maupun critically daumped.

IV. KESIMPULAN
Pada praktikum ini kami menyimpulkan bahwa gejala transien
merupakan peningkatan atau penurunan nilai tegangan atau
arus pada jarak waktu tertentu. Sehingga samapi keadaaan
steady state. hanya terjadi pada rangkaian yang menyimpan
atau mengandung komponen energi. Dimana semakin kecil
nilai dari kapasitor dan resitor , nilai respon dari rangkaian
tersebut juga semakin kecil demikian sebaliknya. Sehingga
konstanta waktu pada rangkaia tersebut nilainya juga semakin
kecil. Pada percobaan tersebut, juga kami mendapatkan hasil
kesimpulan bahwa setiap rangkaian yang memilki komponen
penyimpanan energi maka terdapat juga respon yang terdiri dari
respon lengkap, respon natural dan respon paksa. Respon
Analisis pada percobaan 3: lengkap adalah penjumlahan dari respon natural dan respon
paksa. Respon natural adalah keadaan dimana suatu rangkaian
Pada percobaan ketiga kami melakukan penghlangan pada saat keadaan bebas tidak terdapat sumber tegangan.
resistor pada rangakain tersebut. Sehingga dengan tidak adanya Respon paksa adalah respon yang terjadi ketika suatu rangkiaan
resistor pada rangakain tersebut menyebabkan rangakain tidak mencapai keadaan steady state. Selain tu, suatu pola gejala
memiliki komponen yang dapat menghabiskan energi. gejala transien pada suatu komponen nilainya akan dipengaruhi
Sehingga energi yang ada pada rangkain tersebut tersimpan dari besarnya komponen. Pada praktikum ini, rangkaian yang
didalam Kapasitor. Dan apda saat kapasiotr terisi penuh pada kami teliti merupakan rangkain orde 2 dimana terjadi epristiwa
saat menjalankan rangkaian tersebut kapasitor akan melepaskan osilasi yang teredam. Rangkaian tersebut adalah rangkaian R-
energi yang ada didalamnya dan kemudian diserap oleh L-C.
induktor. Dan ketika induktor mencapai nilai yang maksimum.
Induktor akan berperan sebaliknya sperti peran kapasitor yang
eberperan untuk mengisi penuh nilai pada induktor. Sehingga
energi yang terdapat pada rangakian tersebut berputar-
putarantara induktor dan kapasitor.
V. REFERENSI

[1] Alexander, Charles K., AND Sadiku,


Matthew N.O. Fundamentals of Electric
Circuit. New York: The McGraw Hill
Comapanies, 2007.
[2] Mervin Hutabarat, dkk, Petunjuk Praktikum
Rangkaian Elektrik, 3741, Laboratorium
Dasar Teknik Elektro STE1 ITB,2009.
[3] Tim Penyusun Praktikum Sistem
Digital,Buku Petunjuk Praktikum EL-2195
Sistem Digital. Laboratorium Dasar Sekolah
Teknik Elektrodan Infrormatika, Bandung,
2009.
Lampiran

You might also like