Professional Documents
Culture Documents
Percobaan 2.2a
R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ
C1 220 nF
C2 470 nF
Percobaan 2
Percobaan 2.1a
R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ
C1 220 Nf
C2 470 nF
𝝉 = R1C1
= 2,2 KΩ × 220nF
=484µs
𝝉 =R2C2
= 4,7 KΩ × 470 nF
= 2209ms
𝝉 = R1C1
= 2,2 KΩ × 220nF
=484µs
Percobaan 2.3a Percobaan 2.3b
R1 2,2 KΩ R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ R2 4,7 KΩ
C1 100nF C1 470 nF
C2 470nF C2 470 nF
𝝉 = R1C1
𝝉 = R1C1 = 2,2 KΩ × 470nF
= 2,2 KΩ × 100nF =103,4µs
=220µs
𝝉 =R2C2
𝝉 =R2C2 = 4,7 KΩ × 470 nF
= 4,7 KΩ × 470 nF = 2209ms
= 2209ms
Percobaan 2.4a
R1 2,2 KΩ
R2 4,7 KΩ
C1 220 nF
C2 100 nF
𝝉 = R1C1
= 2,2 KΩ × 220nF
=484 µs
𝝉 =R2C2
= 4,7 KΩ × 100 nF
= 47 ms
a. Mengubah Nilai dari C1
Pada percobaan ke dua dengan mengbah nilai dari waktu
konstan bergantung pada nilai R dan C. Hal ini dapat dibuktikan
dari percobaan ini bahwa perubahan nilai kapasitor terbukti
tergaantung pada waktu konstannya. Nilai suatu kapasitor yang
besar akan Hal ini dibuktikan dari gambar gelombang yang
landai dari hasil gambar osiloskop yang kami dapat. Hasil yang
kami dapat ini juga seperti yang dialami oleh percobaan kami
yangsebelumnya dengan menggunakan resistor. Pada
percobaan pertama nilai tegangan akhir yang kami dapat antara
C1 dan C2 sama. Namun pada saat nilai resistor yang diubah-
ubah tidak mengalami perubahan niali pada tegangan akhir.
Tetapi, pada saat nilai kapasitor yang diubah-ubah kami
mendapatkan nilai tegangan akhir yang ikut mengalami
perubahan. Menurut prediksi kami, hal ini terjadi karena
disebabkan oleh kapasitor yang merupakan komponen yang
memiliki kemampuan untuk menyimpan energi atau energi sisa
dan mengalirkannya pada kondisi tertentu.
Percobaan 2.4b
b. Mengubah Nilai C2
Pada percobaan ini bentuk gambar gelombangnya hampir
R1 2,2 KΩ sama hanya ada perbedaan pada nilai tegangan akhirnya..
Untuk C2 yang lebih besar nilai kapasitornya, teganganakhir
R2 4,7 KΩ yang tercapai menjadi lebih kecil. Hal ini terjadi karena
C1 220 nF disebabkan adanya kondisi dimana C2 menerima tegangn dari
C1 dimana karena kapasitansi C2 yang lebih besar menuntut C1
C2 100 nF untuk melepaskan semua tegangan atau energi. Sehingga niali
tegangn pada C1 semakin mengecil.
𝝉 = R1C1 Percobaan 3
= 2,2 KΩ × 220nF
=484µs Percobaan 3.1a
𝝉 =R2C2 V= 2 volt
= 4,7 KΩ × 100 nF
= 47ms
Analisis percobaan 2:
Percobaan 3.1b
Gambar 0.2 div/dt pada CH 1
V = 4 volt
Analisis Percobaan 4:
Pada percobaan ini, bahwa besar nilai R dan C merupakan
pengaru dari gejala transien bik pada kondisi over dumped,
underdumped, maupun critically daumped.
IV. KESIMPULAN
Pada praktikum ini kami menyimpulkan bahwa gejala transien
merupakan peningkatan atau penurunan nilai tegangan atau
arus pada jarak waktu tertentu. Sehingga samapi keadaaan
steady state. hanya terjadi pada rangkaian yang menyimpan
atau mengandung komponen energi. Dimana semakin kecil
nilai dari kapasitor dan resitor , nilai respon dari rangkaian
tersebut juga semakin kecil demikian sebaliknya. Sehingga
konstanta waktu pada rangkaia tersebut nilainya juga semakin
kecil. Pada percobaan tersebut, juga kami mendapatkan hasil
kesimpulan bahwa setiap rangkaian yang memilki komponen
penyimpanan energi maka terdapat juga respon yang terdiri dari
respon lengkap, respon natural dan respon paksa. Respon
Analisis pada percobaan 3: lengkap adalah penjumlahan dari respon natural dan respon
paksa. Respon natural adalah keadaan dimana suatu rangkaian
Pada percobaan ketiga kami melakukan penghlangan pada saat keadaan bebas tidak terdapat sumber tegangan.
resistor pada rangakain tersebut. Sehingga dengan tidak adanya Respon paksa adalah respon yang terjadi ketika suatu rangkiaan
resistor pada rangakain tersebut menyebabkan rangakain tidak mencapai keadaan steady state. Selain tu, suatu pola gejala
memiliki komponen yang dapat menghabiskan energi. gejala transien pada suatu komponen nilainya akan dipengaruhi
Sehingga energi yang ada pada rangkain tersebut tersimpan dari besarnya komponen. Pada praktikum ini, rangkaian yang
didalam Kapasitor. Dan apda saat kapasiotr terisi penuh pada kami teliti merupakan rangkain orde 2 dimana terjadi epristiwa
saat menjalankan rangkaian tersebut kapasitor akan melepaskan osilasi yang teredam. Rangkaian tersebut adalah rangkaian R-
energi yang ada didalamnya dan kemudian diserap oleh L-C.
induktor. Dan ketika induktor mencapai nilai yang maksimum.
Induktor akan berperan sebaliknya sperti peran kapasitor yang
eberperan untuk mengisi penuh nilai pada induktor. Sehingga
energi yang terdapat pada rangakian tersebut berputar-
putarantara induktor dan kapasitor.
V. REFERENSI