Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Limbah batik mengandung logam berbahaya diantaranya adalah Cr, Cu, Zn, dan Mn. Limbah
batik yang dihasilkan dari industri tekstil umumnya merupakan senyawa anorganik non-
biodegradable, yang dapat menyebabkan pencemaran terutama lingkungan perairan. Logam
yang masuk dalam bentuk ion akan diikat oleh protein darah (Metalotionin), disebut ikatan
M+Mt. Ikatan tersebut bersifat stabil dan tidak mudah lepas, sehingga memicu pembentukan
radikal bebas. Radikal bebas akan menimbulkan reaksi peroksidasi lipid yang dapat merusak
hati, sehingga terjadi peningkatan kadar enzim SGPT yang merupakan parameter gangguan pada
fungsi hati. Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dianggap sebagai bioindikator untuk studi
toksikologi perairan dan monitoring lingkungan, mudah beradaptasi di segala kondisi
lingkungan, dan memiliki nilai komersial yang tinggi. Penelitian ini dilakukan secara
eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan konsentrasi limbah
batik Naftol 17% v/v, 34% v/v, 51% v/v, dan kontrol yang dipaparkan selama 48 jam.
Analisis data menggunakan uji Anova dengan taraf kepercayaaan 95% dan dilanjutkan dengan
uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efek subletal limbah batik terhadap
aktivitas enzim SGPT pada serum ikan Nila (O. niloticus) nilainya berbanding lurus. Hasil
perhitungan rerata aktivitas enzim SGPT selama 48 jam pada perlakuan kontrol 6,17±0,98 U/L,
konsentrasi 17% v/v yaitu 11,67±1,51 U/L, konsentrasi 34% v/v yaitu 17,67±1,51 U/L, dan
konsentrasi 51% v/v yaitu 121.83±1,9 U/L. Analisis Anova (α=0,05) didapatkan nilai F hitung
(199,552) > F tabel (4,30). Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa perlakuan limbah batik dengan
konsentrasi 51% v/v selama 48 jam, paling berdampak terhadap penurunan fungsi enzim SGPT.
Kata Kunci : Enzim SGPT; Ikan Nila; Limbah Batik; Subletal.
23
Efek Subletal Limbah Batik terhadap Aktivitas Enzim Serum Glutamat; Umi Hani’ah, Hernayanti, Sorta Basar Ida S
menghasilkan limbah cair yang dihasilkan paling (Environmental Protection Agency) sebagai hewan
banyak dari proses pewarnaan batik yang uji. Hal tersebut dikarenakan ikan nila memenuhi
mengandung logam berat seperti Cr, Zn, dan Cu penyebarannya cukup luas, banyak dibudidayakan,
(Ayu, 2014). mempunyai kemampuan yang peka dalam
Paparan limbah batik dapat menurunkan enzim- mentoleransi lingkungan dan mudah dipelihara pada
enzim fungsional diantaranya yaitu, SGOT (Serum skala laboratorium (Radiopoetra, 1996). Sehingga
Glutamat Oxaloasetat Transaminase) dan SGPT perlu digali lebih lanjut tentang pengaruh efek
(Serum Glutamat Pyruvat Transaminase) (Giannini subletal dari konsentrasi limbah batik yang berbeda
et al., 2005). Enzim SGPT merupakan enzim yang terhadap aktivitas enzim SGPT serum ikan Nila (O.
banyak ditemukan pada sel hati, ditemukan dalam niloticus). Dengan demikian penelitian ini
jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal, serta otot diharapkan memberikan informasi tentang deteksi
rangka (Kee, 2007). Enzim SGOT berada paling dini pencemaran lingkungan akibat limbah batik dan
banyak pada sel parenkim hati, sel darah, sel jantung, bahaya bahan tersebut biota perairan.
dan sel otot. Kerusakan sel hati akan menyebabkan
meningkatnya kadar enzim fungsional di dalam MATERI DAN METODE
serum darah, dengan mekanisme melepaskan enzim
Penelitian dilaksanakan pada bulan April
dari sel hati menuju sirkulasi darah. Meningkatnya
sampai Juni 2019 di Stasiun Percobaan Program
kadar enzim SGPT umumnya disebabkan oleh sel-sel
Studi D3 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan,
hati yang mengandung enzim transaminase
Laboratorium Ekotoksikologi, dan Laboratorium
mengalami nekrosis (Sadikin, 2002).
Fisiologi Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas
Masuknya bahan pencemar berupa kandungan
Jenderal Soedirman, Purwokerto. Bahan yang
logam berat industri batik yang berasal dari zat warna
digunakan pada penelitian, yaitu ikan Nila (O.
batik sangat merugikan bagi lingkungan, terutama
niloticus) yang diambil dari Balai Benih Ikan Jalan
bagi biota perairan (Boyd, 1990). Logam berat
Raya Baturaden Dusun II Pandak Banyumas,
berbahaya bagi lingkungan karena bersifat persisten,
sebanyak 96 ekor dengan rerata panjang tubuh 13,5 ±
bioakumulatif, toksik, dan sulit terurai di dalam
0,75 cm dan rata-rata berat tubuh 47,26 ± 10,34 g,
lingkungan (Huheey et al., 1993). Proses pewarnaan
pakan ikan dengan kadar protein 33%, reagen SGPT,
kain batik dengan pewarna sintetis akan
limbah batik yang diambil dari Jalan Pesarean
menghasilkan sisa limbah Naftol yang tidak larut
Kebutuh Sokaraja Banyumas dengan konsentrasi
dalam air (Laksono, 2012). Pencemaran limbah batik
limbah batik yang digunakan untuk uji subletal (17%
Naftol yang menggandung ion Zn akan masuk ke
v/v, 34% v/v, 51% v/v, dan kontrol), air tanah,
dalam tubuh ikan melalui insang. Kandungan ion Zn
Kalium permanganat (PK), akuades, pH universal,
yang terakumulasi di dalam jaringan mampu
dan tissue. Alat yang digunakan meliputi ember
menurunkan proses fisiologis atau metabolisme sel
diameter 46,5 cm dengan tinggi 23 cm, aerator,
(Palar, 2008).
selang/fuso, batu aerasi, jala saring, spektrofotometer
Keberadaan ion Zn dalam jaringan dapat
UV-VIS, kuvet, spuit injeksi ukuran 1 mL,
memicu pembentukan radikal bebas dengan
sentrifugator, gelas ukur 500 mL, timbangan analitik,
melepaskan O2- dan OH-, yang mampu memicu
tabung eppendrof, mikropipet dan tip, vortex, gelas
kerusakan pada enzim SGPT (Tyastuti et al., 2016).
ukur 10 mL, erlenmeyer, tabung reaksi, milimeter
Radikal bebas akan menimbulkan reaksi peroksidasi
block, dan vacutainer EDTA 3 mL.
lipid yang dapat merusak sel atau jaringna hati,
Metode penelitian yang digunakan adalah
sehingga terjadi peningkatan kadar enzim SGPT
metode eksperimental dengan Rancangan Acak
(Kasmiyati & Sucahyo, 2014). Peroksidasi lipid
Lengkap (RAL). ). Nilai LC50 96 jam limbah batik
paling banyak ditemukan di membran sel terutama
terhadap ikan Nila (O. niloticus) yaitu sebesar
dalam bentuk asam lemak tak jenuh (Powers &
67,61% v/v (Lumban & Ridwan, 2016), sehingga
Jackson, 2008). Radikal bebas mengikat asam lemak
konsentrasi limbah batik yang digunakan untuk uji
tak jenuh di membran yang dapat menyebabkan
subletal yaitu 17% v/v, 34% v/v, 51% v/v, dan
peroksidasi lipid, penurunan fluiditas, dan penurunan
kontrol, setiap konsentrasinya terdiri dari 4 ekor ikan
aktivitas enzim. Sehingga memicu kerusakan protein
dan masing-masing konsentrasinya 6 ulangan
darah (Metalotionin) yang akhirnya menyebabkan
sehingga terdapat 24 unit percobaan.
inaktivasi sel dan kematian sel (Ayyanna et al.,
Variabel yang diamati terdiri dari variabel
2018).
bebas, variabel terikat. Variabel bebas pada
Toksisitas subletal merupakan suatu
penelitian adalah konsentrasi limbah batik dan waktu
rangsangan dibawah kadar yang langsung
pemaparan. Variabel terikat pada penelitian adalah
mematikan, tetapi sudah ada respon fisiologis
aktivitas enzim SGPT. Parameter yang diukur adalah
(Hodgson, 2004). Efek subletal pada serum ikan Nila
aktivitas enzim Serum Glutamat Pyruvat Transamina
dapat terlihat dari peningkatan aktivitas enzim SGPT,
pada serum darah ikan Nila menggunakan metode
yang merupakan enzim pertanda kerusakan hati. Ikan
kinetik enzimatik sesuai.
Nila (O. niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air
tawar yang direkomendasikan oleh EPA
24
BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed
Volume 2, Nomor 1 (2020): 23 - 28
25
Efek Subletal Limbah Batik terhadap Aktivitas Enzim Serum Glutamat; Umi Hani’ah, Hernayanti, Sorta Basar Ida S
200 121,83±19
Konsentrasi Enzim
150
SGPT(U/L)
100
6.17±0,98 11,67±1,51 17,67±1,51
50
0
Kontrol 17 % v/v 34 % v/v 51 % v/v
Konsentrasi Limbah Batik Naftol
Gambar 1. Rerata Uji Subletal Limbah Batik 48 Jam terhadap Aktivitas Enzim SGPT
Berdasarkan uji subletal 48 jam pada Gambar aerator. Menurut Martini (2001), ikan Nila (O.
1. menunjukkan bahwa rerata konsentrasi enzim niloticus) yang terkena racun atau bahan pencemar
SGPT pada perlakuan kontrol, 17% v/v, dan 34% v/v dapat diketahui dari gerakannya yang hiperaktif,
terjadi peningkatan aktivitas enzim secara berkala, menggelepar, mengalami kelumpuhan dan kemudian
namun pada perlakuan 51% v/v konsentrasi enzim mati. Secara klinis hewan yang terpapar racun atau
SGPT meningkat tajam dibandingkan dengan ketiga bahan pencemar memperlihatkan gejala stress
perlakuan sebelumnya. Menurut Sadikin (2002), apabila dibandingkan dengan perlakuan kontrol,
lonjakan enzim SGPT yang sangat drastis dari ditandai dengan menurunnya nafsu makan,
konsentrasi 34% v/v ke konsentrasi 51% v/v terjadi gerakannya kurang stabil, dan cenderung berada di
karena konsentrasi yang digunakan diatas nilai LC50 dasar permukaan bak penampung.
(dapat mematikan 50% dari organisme hidup). Ikan Nila (O. niloticus) yang terpapar bahan
Peningkatan konsentrasi enzim SGPT pada ikan Nila pencemar pada konsentrasi letal dapat berdampak
(O. niloticus) terjadi akibat pelepasan enzim kematian, sedangkan dalam konsentrasi subletal akan
intraseluler ke ekstraseluler ketika terjadi kerusakan menyerap bahan aktif tersebut melalui permukaan
sel atau jaringan. Kenaikan konsentrasi enzim SGPT tubuh, membran insang, dan difusi (Taufik & Setiadi,
dalam serum dapat disebabkan oleh sel-sel yang 2012). Widayati et al. (2011), ikan Nila (O. niloticus)
mengandung enzim transaminase mengalami dapat menunjukkan reaksi terhadap perubahan fisik
nekrosis, sehingga enzim tersebut masuk ke dalam air maupun terhadap adanya senyawa pencemar yang
peredaran darah yang mengakibatkan terjadinya terlarut dalam batas konsentrasi tertentu. Reaksi yang
peningkatan kadar ALT. Menurut Speicher et al. dimaksud antara lain adanya perubahan aktivitas
(2008), peningkatan aktivitas enzim SGPT lebih pernapasan, aktivitas dan gerakan renang, warna
tinggi dibandingkan aktivitas enzim SGOT pada tubuh ikan dan sebagainya. Menurut Shahzad et al.
kerusakan akut, hal ini disebabkan enzim SGPT (2018), logam Zn memiliki potensi untuk
merupakan enzim yang hanya terdapat pada sel hati, menginduksi perubahan histopatologis pada organ
sebaliknya enzim SGOT terdapat pada sel parenkim organisme akuatik. Logam Zn dalam jumlah yang
hati, sel darah, sel jantung, dan sel otot. tinggi akan terakumulasi pada jaringan dan terjadi
Rentang konsentrasi enzim SGPT pada perubahan biokimia pada ikan Nila (O. niloticus).
perlakuan kontrol 5 U/L-7 U/L. Konsentrasi normal Berdasarkan analisis Anova dengan tingkat
enzim SGPT pada ikan Nila (O. niloticus) adalah signifikan α=0,05 konsentrasi enzim SGPT antar
5,60±2,07 U/L. Sehingga konsentrasi pada perlakuan perlakuan yang dipapar limbah batik Naftol selama
kontrol relatif normal, sedangkan pada perlakuan 48 jam berbeda nyata (Fhitung (199,552) > Ftabel (4,30).
konsentrasi limbah batik 17% v/v; 34% v/v dan 51% Hasil uji Duncan didapatkan bahwa perlakuan limbah
v/v konsentrasi enzim SGPT melebihi ambang batas batik dengan konsentrasi 51% v/v selama 48 jam
normal selama pemaparan 48 jam. paling berdampak terhadap penurunan fungsi
Berdasarkan pengamatan 48 jam secara aktivitas enzim SGPT, sedangkan konsentrasi limbah
mofologi terhadap ikan Nila (O. niloticus) terjadi batik 17% v/v, 34% v/v, dan kontrol efeknya relatif
perubahan morfologi setelah dipaparkan limbah sama atau belum terlihat efek subletalnya karena
batik. Sebelum dipaparkan limbah batik ikan Nila konsentrasinya dibawah nilai LC50.
berenang aktif, bukaan mulut dan operculumnya Faktor-faktor lain yang menyebabkan kematian
masih normal. Setelah dipaparkan limbah batik ikan ikan Nila (Oreochromis niloicus) diantaranya adalah
Nila bergerak tidak beraturan cenderung bergerak ke salinitas yang tinggi, pH yang terlalu tinggi atau basa,
atas dan ke bawah, membuka dan menutupnya cahaya matahari, pemeliharaan ikan, faktor biotik,
operculum semakin cepat, ikan juga mengalami dan juga pengambilan darah setiap harinya dari
kehilangan keseimbangan yang ditandai dengan jantung ikan. Selain hal terebut kurangnya aerasi
tubuhnya miring dan gerakan renangnya tidak yang dihasilkan dari aerator yang dikarenakan
menentu, sering terjadi ikan melompat keluar dari terbatasnya oksigen terlarut (DO) dalam air limbah.
bak percobaan, ikan bergerak lambat dan mendekati Kekurangan oksigen terlarut (DO) dalam air dapat
26
BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed
Volume 2, Nomor 1 (2020): 23 - 28
mengganggu pertumbuhan dan aktivitas gerak pada khususnya ikan. Sementara itu, pH yang terlalu tinggi
ikan, disamping itu oksigen diperlukan untuk akan menyebabkan keseimbangan antara amonium
mempercepat penguraian kotoran ikan, dengan (NH4) dan amonia (NH3) dalam air akan terganggu
jumlah aerasi yang kurang maka penguraian terhadap dan bersifat toksik bagi organisme akuatik. Apabila
kotoran ikan menjadi lambat dan akhirnya akan pH tinggi maka kandungan oksigen terlarut (DO)
mengendap sehingga membentuk amonia (NH3) akan bertambah akibatnya konsumsi oksigen menaik
yaitu racun bagi ikan itu sendiri (Asfari’ah dkk., dan nafsu makan akan berkurang. Sedangkan, pada
2015). pH rendah kandungan oksigen akan berkurang
Logam berat seperti Zn pada limbah batik akibatnya konsumsi oksigen menurun dan nafsu
masuk pada ikan melalui insang, permukaan tubuh, makan akan bertambah (Sary, 2006).
mekanisme osmoregulasi, dan penyerapan melalui
pakan. Limbah batik dalam konsentrasi tinggi dapat SIMPULAN
menyebabkan meningkatnya frekuensi pernapasan
ikan dan oksigen terlarut (DO) meningkat (Mustofa, Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
2010). Limbah batik Naftol yang mengandung logam dapat disimpukan bahwa Efek subletal limbah batik
Zn akan masuk dalam bentuk ion dan diikat oleh Naftol dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh
protein darah Metalotionin, sehingga terjadi ikatan terhadap peningkatan aktivitas enzim SGPT pada
Zn+Mt. Ikatan tersebut bersifat stabil dan tidak serum ikan Nila (O. niloticus). Konsentrasi limbah
mudah lepas, sehingga memicu pembentukan radikal batik 51% v/v paling berpengaruh terhadap
bebas. Radikal bebas akan menimbulkan reaksi peningkatan aktivitas enzim SGPT pada serum ikan
peroksidasi lipid yang dapat merusak hati, sehingga Nila (O. niloticus).
terjadi peningkatan aktivitas enzim SGPT yang
merupakan parameter gangguan pada fungsi hati. DAFTAR REFERENSI
Metalotionin dan aktivitas enzim SGPT dalam darah
Andriani, R., & Hartini. 2017. Toksisitas Limbah
ikan yang terpapar Zn sejalan dengan akumulasi Zn
Cair Industri Batik Terhadap
(Ma’rifah et al., 2019).
Morfologi Sisik Ikan Nila Gift (Oreochomis
Hasil pengukuran faktor lingkungan khususnya
niloticus). Jurnal Sains Health, 1(2), pp. 32-
pH pada air tanah dan limbah batik Naftol di Stasiun
40.
Percobaan Program Studi D3 Pengelolaan
Sumberdaya Perikanan Fakultas Biologi didapatkan Asfari’ah, N., Alno, M., & Ridwanto, W. 2015. Uji
hasil sebagai berikut (Tabel 1). Toksisitas Sublethal dengan Menggunakan
Piretroid Sintetik 0,10 ppm Terhadap Benih
Tabel 1. Faktor Lingkungan (pH) pada Air Tanah dan Ikan Mas (Cyprinus carpio). Ekotoksikologi
Limbah Batik Naftol Perairan, 1 (1), pp. 1-17.
Ayu, M. 2014. Pengaruh Cekaman Kromium pada
No Parameter pH Limbah Cair Batik terhadap
1 Air Tanah 7 Pertumbuhan Eichorniacrassipes dan
2 Limbah Uji Subletal 8 Salvinia molesta. Jurnal Lentera Bio, 3(1) ,
pp. 67-69.
Berdasarkan Tabel 1 pH air tanah yang Ayyanna, C., Banu, D.T., Hussain, G.R., Rani, D.S.,
digunakan sebagai aklimasi ikan Nila (O. niloticus) Mohan, G.M., Khatoon, B.S., & Reddy, B.S.
adalah 7. Menurut Kordi (2009), nilai pH air yang 2018. Evaluation of the Hepatoprotective
cocok digunakan (aklimasi ataupun pemeliharaan) and Antioxidant Activity of Ethanolic
ikan Nila adalah 6-8,5. Limbah batik yang Extract of Nerium indicum Mill. Leaves
mengandung Naftol pada uji subletal adalah 8 Against Carbon Tetracloride-Induced
(bersifat basa). Menurut Hernayanti & Hepatotoxicy in Albino Rats. International
Proklamasiningsih (2004), nilai pH limbah batik Journal of Research in Pharmaceutical
yang masih ditoleransi adalah 6-9. Menurut Sciences, 9(4), pp. 1088-1095.
Sulaeman et al. (1996), limbah batik naftol bersifat
alkalis atau basa (pH > 7). Boyd. 1990. Water Quality in Fish Ponds for
Keadaan pH yang dapat mengganggu Aquaculture. Alabama: Auburn Universty of
kehidupan ikan adalah pH yang terlalu rendah (sangat Alabama.
asam) atau pH terlalu tinggi (sangat basa). Setiap Daelami, D.A.S. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Air
jenis ikan akan memperlihatkan respon yang berbeda Tawar. Jakarta: Penebar Swadaya.
terhadap perubahan pH dan dampak yang Deisy. 2010. Uji Toksisitas Oli Bekas Terhadap
ditimbulkannya pun berbeda (Daelami, 2001). Tanaman Kacang Hijau. Skripsi.
Keadaan pH yang sangat rendah akan menyebabkan Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
mobilitas berbagai senyawa logam berat yang Biologi Universitas Ahmad Dahlan.
bersifat toksik semakin tinggi, yang dapat
EPA (Environmental Protection Agency). 1998.
mengancam kelangsungan hidup organisme akuatik
Condition of the Mid-Atlantic Estuaries.
27
Efek Subletal Limbah Batik terhadap Aktivitas Enzim Serum Glutamat; Umi Hani’ah, Hernayanti, Sorta Basar Ida S
Washington, DC, USA: Office of Research Powers, S.K., & Jackson, M.J. 2008. Exercise-
and Development. Induced Oxidative Stress: Cellular
Giannini, E. G., Testa, R., & Savarino, V. 2005. Liver Mechanisms and Impact on Muscle Force
Enzyme Alteration: A Guide for Clinicians. Production. Physicol Rev, 88, pp. 76-83.
CMAJ, 172(3), pp. 367-379. Radiopoetra. 1996. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air
Hernayanti., & Proklamasiningsih, E. 2004. Tawar. Jakarta: Proyek Buku Terpadu.
Fitoremediasi Limbah Cair Batik Sacher. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Menggunakan Kayu Apu (Pistia Stratiotes Laboratorium. Jakarta: EGC.
L.) Sebagai Upaya Untuk Memperbaiki Sadikin, M. 2002. Biokimia. Jakarta : Widia Medika.
Kualitas Air. Jurnal Pembangunan
Sardini, S. 2007. Penentuan Aktivitas Enzim GOT
Pedesaan, 4(3), pp. 1-8.
dan GPT dalam Serum dengan Metode
Hodgson, E. 2004. A Textbook of Modern ReaksiKinetik Enzimatik Sesuai IFCC
Toxicology, 3rd Edition. New Jersey: John (International Federation Of
Wiley & Sons, Inc. Clinical Chemistry and Laboratory
Huheey, J.E., Keiter, E.A., & Keiter, R.L. 1993. Medicine). Prosiding Pertemuan dan
Inorganic Chemistry: Principles of Structure Presentasi Ilmiah Fungsional
and Reactivity. Fourth Eddition. New York Pengembangan Teknologi Nuklir I, pp. 91-
(US): Harper CollinsPublisher. 106.
Husni, H., & Esmiralda, M.T. 2012. Uji Toksisitas Sary. 2006. Manajemen Kualitas Air. Cianjur:
Akut Limbah Cair Industri Tahu terhadap Politeknik Vedca.
Ikan Mas (Cyprinus carpio Lin). Jurnal Ilmu Shahzad, K., Khan, N.M., Jabeen, F., Kosour, N.,
Lingkungan, 1(1), pp. 1-13. Shakoor, A., Sohail, M., & Ahmad, N. 2018.
Kasmiyati, S., & Sucahyo. 2014. Deteksi Cekaman Toxicity of Zinc Oxide Nanoparticles in
Oksidatif Akibat Toksisitas Krom pada Tilapia (Oreochromis niloticus): Tissue
Sonchus oleraceus L. Melalui Penentuan accmulation, Oxidative Stress,
Spesies Oksigen Reaktif Secara Histopathology, and Genotoxicity. Springer,
Spektrofotometri dan Histokimia. AGRIC, 1(2), pp. 1-31.
26(1), pp. 85-98. Speicher, M.D., Carl, E., & Jack, W.S. 2008.
Kee, J.F. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif.
dan Diagnostik Edisi 6. Jakarta: EGC. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Kordi, K. 2009. Budidaya Perairan. Bandung: PT Sulaeman., Lestari, K., & Sutadi., 1996. Pengolahan
Citra Aditya Bakti. Limbah Cair Batik Proses Pencelupan
Laksono, S. 2012. Pengolahan Biologis Limbah Naphtol untuk Memperkecil Kadar
Batik dengan Media Biofilter. Jakarta: UI Pencemar. DKB, 1(15), pp. 46-51.
Press. Suprihatin, H. 2014. Kandungan Organik Limbah
Lumban, T.F.D., & Ridwan, A. 2016. Uji Toksisitas Cair Industri Batik Jetis Sidoarjo dan
Limbah Batik Terhadap Ikan Nila Alternatif Pengolahannya. Jurnal ARB, 1(2),
(Oreochromis niloticus). Journal IPB, pp. 130-138.
21(2), pp. 1-5. Taufik, I., & Setiadi, E. 2012. Toksisitas Serta
Ma’rifah, F., Saputri, R.M., Soegianto, A., Irwan, B., Potensi Bioakumulasi dan Bioeliminasi
& Putranto, T.W.C. 2019. The Change of Insektisida Endosulfan pada Ikan Mas
Metallothionein and Oxidative Response in (Cyprinus carpio). Jurnal Riset Akuakultur,
Gills of the Oreochromis niloticus. Animals, 7(1), pp. 131-143.
9(6), pp. 353-360. Tyastuti, E.M., Parama, O.A., & Sunarto. 2016.
Martini, K.S., 2001. Pengaruh Parameter BOD, Ekogenotoksisitas Limbah Cair Batik dan
COD, pH, Fenol, dan Coli pada Air Sungai Efek Antimutagenik Lemna Minor Terhadap
terhadap Kualitas Air Sumur Disekitar Eritrosit Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Aliran Sungai Premulung Kota Surakarta. Bioeksperimen, 2(2), pp. 119-129.
Skripsi. Surakarta : Program Pascasarjana Widayati, D.E., Aunurohim., & Abdulgani, N. 2011.
Universitas Sebelas Maret. Studi Hispatologi Insang Ikan Mujair
Mustofa. 2010. Kerusakan Jaringan Ikan Nila Akibat (Oreochromis mossambicus) pada
Kromium. Skripsi. Semarang: Program Studi Konsentrasi Subletal Air Lumpur Sidoarjo.
Manajemen Sumberdaya Perairan Jurusan Jurnal Ikhtiologi Indonesia, 18(2), pp. 71-
Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu 81.
Kelautan Universitas Diponegoro.
Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam
Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
28