You are on page 1of 11

JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan)

https://journals2.ums.ac.id/index.php/jptp

PENINGKATAN HASIL DAN KEGIATAN BELAJAR SISWA


MELALUI MIX MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN
NUMBERED HEADS TOGETHER

Nurul Widayati *1, Tri Nur Wahyudi2


1SMK Negeri 3 Sukoharjo, Sukoharjo
2Program Studi Akuntansi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta
nurulwidayati1809@gmail.com (Corresponding author)

Article Info ABSTRACT

Article history: The purpose of this Class Action Research is to increase learning
activities and learning outcomes of student adjustment journal X
Received: 2 May 2022 AKL B SMKN 3 Sukoharjo Semester 2 of The 2019/2020 Study Year.
Revised: 25 June 2022 The method used is class action research with 2 cycles. The subject
of his research was the application of a combination of the Problem
Published: 25 July 2022 Based Learning (PBL) model with Number Head Together (NHT).
The research object of students of class X AKL B amounted to 36
people. The study used quantitative data in the form of values,
Keywords: interviews, and field records. Data collection techniques by means
of documentation, tests, and observations. The result of this class
Learning Activities, Learning action research is an increase in activity and student learning
Outcomes, Problem Based outcomes compiling an adjustment journal in students of class X
Learning, Numbered Heads AKL B SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester 2 of The Year of Study
Together. 2019/2020 judging by the increasing percentage of learning
outcomes from cycle I by 63.89% to 86.11% in cycle II. The increase
in student learning activity increased from 13.35% in cycle I to
17.69% in cycle II. The conclusion of this research is the application
of a combination of the PBL learning model with NHT can increase
learning activities and learning outcomes of the journal of
adjustment of students of class X AKL B SMK Negeri 3 Sukoharjo
Semester 2 of The 2019/2020 School Year.
©2022 Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENDAHULUAN
Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai dengan
Permendikbud No. 34 Tahun 2018 dijabarkan dalam standar kompetensi lulusan
bahwa untuk mewujudkan tujuan Pendidikan kejuruan diperlukan 5 profil lulusan
SMK yang salah satunya adalah lulusan memiliki kemampuan produktif sesuai
dengan bidang keahliannya baik untuk bekerja atau berwirausaha. Adapun profil
lulusan SMK yang diharapkan sesuai pada Permendikbud No 34 Tahun 2018
tersebut dapat dilihat salah satunya dari hasil belajar/ learning outcomes siswa
selama mengikuti pembelajaran di kelas.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2016), hasil belajar merupakan suatu interaksi
tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar dapat dilihat dari terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut menjadi tolak ukur
sesorang dengan terjadinya peningkatan dan pengembangan dalam diri seseorang
menjadi lebih baik daripada sebelumnya dari hal-hal yang tidak tahu menjadi tahu
(Hamalik, 2007:30). Lulusan kompetensi akuntansi dan keuangan lembaga harus

9 | Peningkatan Hasil Dan Kegiatan Belajar Siswa Melalui Mix Model.... Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

memiliki 14 kompetensi yang salah satunya adalah akuntansi dasar yang


didalamnya ada beberapa materi yang benar-benar harus dikuasai siswa yaitu
jurnal penyesuaian pada KD. 3.10. Menganalisis transaksi jurnal penyesuaian dan
4.10. membuat jurnal penyesuaian merupakan kompetensi yang paling sulit
berdasarkan pengalaman peneliti yang sudah mengajar 10 tahun. Menurut
Horngren, Harison & Bamber (2009) bahwa ayat jurnal penyesuaian memperbarui
akun-akun aktiva dan kewajiban. Penyesuaian juga diperlukan agar dapat
mengukur dengan benar penghasilan dalam satu periode. Hasil belajar siswa kelas
X AKL B SMKN 3 Sukoharjo Semester 2 Tahun 2019/2020, masih relatif rendah,
dibuktikan dengan hasil tes beberapa materi mata pelajaran akuntansi dasar,
ditemukan materi jurnal penyesuaian baru 50% siswa yang mencapai nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan (75).
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam
proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Lebih lanjut lagi Piaget
menerangkan bahwa jika seorang anak berpikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak
itu tidak berfikir (Sardiman, 2011:100). Menurut Rotte (2010) ada beberapa
indikator aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran antara lain :(1) antusiasme,
(2) interaksi siswa dengan guru, (3) interaksi siswa dengan siswa lain, (4) kerja
sama kelompok, (5) aktivitas siswa dalam diskusi kelompok, (6) aktivitas siswa
dalam melaksanakan pembelajaran dan (7) keterampilan siswa menggunakan alat
peraga. Berdasarkan jurnal kegiatan guru, kondisi awal di kelas X Akuntansi B saat
proses pembelajaran interaksi antara siswa dan guru saat kurang maksimal,
pemberian informasi, guru masih mendominasi dalam pembelajaran di kelas, siswa
belum terbiasa mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya. Rendahnya
aktifvitas belajar didukung dengan adanya data pra penelitian dengan perolehan
skor rata-rata sebesar 11,7.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayah, Sudiyanto dan Muhtar (2019)
memperoleh hasil bahwa penerapan model Problem Based Learning berbantuan
media mind mapping dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada
pembelajaran dengan hasil 79,31. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harum dan
Puspasari (2021) dengan hasil bahwa model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat
saling berdiskusi dengan kelompoknya sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
komunikatif, dapat melatih rasa tanggungjawab siswa terhadap tugas yang
diberikan guru serta dapat melatih keberanian siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya baik kelompok maupun di depan kelas.
Berdasarkan kedua hasil penelitian di atas maka peneliti berupaya untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran adalah dengan melakukan inovasi
model pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, dengan mengkombinasikan
model pembelajaran Problem Based Learning dengan Numbered Head Together.
Penerapan kombinasi model ini diharapkan lebih optimal, sedangkan sintak
kombinasi model pembelajarannya sebagai berikut:

Tabel 1. Sintak Problem Based Learning dengan Numbered Head Together

10 | Nurul Widayati dan Tri Nur Wahyudi Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

No Fase Pembelajaran Keterangan


Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada
1 Problem Based Learning
para sisa.
Mengorganisasikan siswa untuk meneliti dengan
pembagian siswa ke dalam beberapa kelompok secara
Problem-Based Learning
2 heterogen, setiap siswa dalam tiap kelompok terdiri
Numbered Heads Together
dari 5 sampai dengan 8 dengan memberikan
penomoran (numbering).
Membantu investigasi mandiri dan kelompok dengan
mendiskusi kelompok untuk memecahkan masalah Problem Based Learning
3
dan memastikan setiap anggota kelompok dapat Numbered Heads Together
mengerjakannya (heads together).
Mempresentasikan dan mengembangkan hasil karya
dengan memanggil salah satu nomor siswa dan nomor Numbered Heads Together
4
yang dipanggil tersebut mempresentasikan hasil kerja Problem Based Learning
sama mereka dalam memecahkan masalah.
Pemberian jawaban (answering) pertanyaan dan
tanggapan dari kelompok lain, lalu guru menunjuk Numbered Heads Together
5
nomor siswa dalam kelompok presentasi untuk
menanggapi.
Mengevaluasi dan menganalisis proses mengatasi
6 Problem Based Learning
masalah proses pemecahan masalah.

Dari latar belakang masalah dan kajian pustaka diatas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar jurnal penyesuaian
dan hasil belajarnya melalui penerapan kombinasi model PBL dengan NHT pada
peserta didik kelas X AKL B SMK Negeri 3 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran
2019/2020.

METODE
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini
dilakukan di SMK Negeri 3 Sukoharjo kelas X AKL B Semester 2 Tahun Pelajaran
2019/2020 sejumlah 36 siswa, yang dimulai dari bulan Desember 2019 sampai
dengan bulan Oktober 2020. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif berupa
hasil belajar siswa kelas X AKL B SMK Negeri 3 Sukoharjo yang diambil dengan
pemberian tes pada setiap akhir siklus kemudian akan dibandingkan dengan data
awal yang diperoleh dari ujian tengah semester, dan data kualitatif didapat dari hasil
wawancara dan catatan lapangan saat berlangsungnya proses pembelajaran. Data
kualitatif ini memberikan deskripsi hasil akhir yang terjadi di setiap akhir siklus
penelitian dari penerapan metode pembelajaran. Adapun sumber data berasal dari
peristiwa merupakan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran akuntansi di kelas X AKL B SMK Negeri 3 Sukoharjo, informan yaitu teman
sejawat, siswa, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Dokumentasi. 2) Tes,
bentuk tes berupa pilihan ganda dan tes uraian yang dilakukan pada akhir siklus.
Susunan soal tes menggunakan pedoman dari taksonomi bloom, yaitu dengan enam
tingkatan ranah kognitif yang harus diperhatikan. Tingkatan ranah kognitif C1-C4
dikembangkan sendiri oleh peneliti yang digunakan dalam instrumen tes peserta
didik. 3) Observasi. Validitas data merupakan hasil penelitian yang didasari dengan

11 | Media Strip Story Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar.... Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

kemantapan tafsiran makna dan simpulan (Sutopo, 2006: 92). Validitas instrument
soal tes dan RPP dilakukan oleh teman sejawat dengan menggunakan lembar
validitas instrumen berupa tes dan RPP.
Teknis analisis data penelitian ini menggunakan Teknik analisis deskriptif
kuantitatif dengan persentase. Data yang diperoleh dan dianalisis pada penelitian
ini adalah data kuantitatif dari hasil lembar observasi, aktivitas belajar dan hasil
belajar dari nilai yang diperoleh siswa mengerjakan tes akhir pada setiap siklus.
Teknik analisis persentase aktivitas belajar dengan rumus: % skor aktivitas belajar
= (skor total yang diperoleh / skor maksimal) x 100%. Adapun indikator aktivitas
belajar siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Aktivitas Belajar Siswa


No Indikator Keterangan
1 Antusiasme Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental dan
emosional dalam aktivitas di setiap proses pembelajaran
2 Interaksi siswa dengan guru Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
3 Interaksi siswa dengan Adanya interaksi siswa satu dengan siswa lain baik dalam
siswa lain diskusi kelompok maupun diskusi kelas
4 Aktivitas siswa dalam Siswa terlibat dalam diskusi dengan memberikan pendapat
diskusi kelompok atau menanggapi pendapata teman lain
5 Keterampilan siswa Siswa menggunakan kalkulator, laptop, lcd
menggunakan alat peraga

Dari hasil pengisian instrumen diatas diperoleh skor aktivitas kemudian dimasukkan ke
dalam tabel kategori kualifikasi hasil skor aktivitas sebagai berikut:

Tabel 3. Kualifikasi Hasil Skor Aktivitas Belajar


Persentase skor Kategori
85, 01 % - 100,00% Sangat Tinggi
70,01% - 85,00% Tinggi
50,01% - 70,00% Sedang
01,00% - 50,00% Rendah
(Akbar, 2013)

Indikator kinerja penelitian ialah indikator ketercapaian hasil belajar peserta


didik dapat berbentuk persentase. Kualitas pembelajaran diperoleh dari segi proses
dan dari segi hasil. Berhasil dan berkualitasnya dalam segi proses pembelajaran
dapat dilihat jika keseluruhan atau minimal sebesar 75% peserta didik ikut serta
aktif baik secara social, fisik, dan mental dalam pembelajaran (Mulyasa, 2013).
Adapun indikator ketercapaian penelitian ini adalah diperoleh dari hasil tes yang
dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Dihitung dari jumlah peserta didik yang
mendapat nilai lebih dari 75 sebesar 75% dan jumlah aktivitas belajar siswa dengan
kategori baik.
Prosedur penelitian Tindakan kelas di setiap siklus sampai tercapainya
indikator adalah sebagai berikut:
Pada siklus I terdiri dari tiga tahap, yaitu: Tahap Perencanaan, dilakukan untuk
menyiapkan penggunaan model PBL dengan NHT selama proses pembelajaran
dengan membuat perangkat pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti yang

12 | Nurul Widayati dan Tri Nur Wahyudi Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

disesuaikan dengan materi akuntansi dasar yang akan diajarkan yaitu Konsep dan
Penyusunan Jurnal Penyesuaian, menyusun materi, menyusun instrumen penelitian
serta penyusunan soal tes.
Tahap Pelaksanaan Tindakan, pada tahap pelaksanaan merupakan penerapan
dari isi perencanaan yang telah ditetapkan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan
2 pertemuan. Berikut tahapan pelaksanaan tindakan melalui kombinasi model
Problem Based Learning (PBL) dan Numbered Head Together (NHT):
Pertemuan Pertama, 1). Kegiatan Pembuka: guru menyampaikan salam
pembuka dan doa oleh peneliti sebelum pembelajaran dimulai, mempersiapkan
kondisi psikis dan fisik peserta didik dalam proses pembelajaran dengan baik
sehingga suasana kondusif akan tercipta di dalam kelas dengan memeriksa kerapian
kelas, kebersihan, dan. kehadiran peserta didik, melakukan apersepsi dengan
pemberian pertanyaan yang ada kaitannya dengan materi sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari yaitu konsep dan penyusunan
jurnal penyesuaian. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai selama proses pembelajaran. 2). Kegiatan inti meliputi: a)
Mengamati: guru menyajikan materi mengenai Konsep dan Penyusunan Jurnal
Penyesuaian, menyajikan informasi mengenai media dan model pembelajaran yang
akan digunakan pada kegiatan belajar mengajar. b) Menanya: guru memberikan
kelonggaran waktu kepada peserta didik untuk mendiskusikan materi yang telah
disajikan, memberikan kelonggaran waktu kepada peserta didik untuk bertanya
apabila ada materi yang belum dipahami. c) Mengumpulkan Informasi: Peserta
didik diinstruksikan untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang,
memberikan soal dan tugas memecahkan masalah berupa jobsheet dan mengatur
posisi duduk peserta didik dalam setiap kelompoknya. siswa mendiskusikan dan
menyelesaikan soal yang telah diberikan. d) Mengasosiasi: peneliti mengarahkan
dan memantau jalannya diskusi untuk bekerja sama dalam penyelesaian soal yang
telah diberikan. Pemanggilan salah satu nomor yang dipasang di kepala peserta
didik, nomor tersedia 1-4/1-6 tergantung dari jumlah anggota setiap kelompok
guna presentasi hasil kerja sama kelompok dalam pemecahan masalah, peneliti dan
setiap anggota kelompok membahas dan mengoreksi jawaban dari soal yang telah
diselesaikan mengenai materi Konsep dan Penyusunan Jurnal Penyesuaian. e)
Mengkomunikasikan Siswa diberi kesempatan oleh guru untuk bertanya kembali
mengenai materi yang telah dipelajari. 3). Kegiatan Penutup: Siswa dan peneliti
merefleksi kegiatan pembelajaran, memberikan informasi mengenai agenda
pertemuan selanjutnya yaitu tes kognitif terkait materi yang sudah dipelajari,
Peneliti menutup pembelajaran dan mengucap salam.
Pertemuan Kedua, 1). Kegiatan Pendahuluan: menyampaikan salam pembuka
dan doa oleh guru sebelum pembelajaran dimulai, mempersiapkan kondisi psikis
dan fisik peserta didik dalam proses pembelajaran dengan baik sehingga suasana
kondusif akan tercipta di dalam kelas dengan memeriksa kerapian kelas,
kebersihan, dan kehadiran peserta didik. Apersepsi dilakukan oleh peneliti dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan tes terkait materi
yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama. 2). Kegiatan Inti: guru
menginstruksikan kepada peserta didik untuk mengikuti tes, menutup semua bahan
ajar, dan mengatur posisi duduk tes. Siswa mendapatkan lembar soal dan lembar
jawab, Soal evaluasi dikerjakan oleh peserta didik secara mandiri terkait dengan

13 | Media Strip Story Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar.... Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

materi Konsep dan Penyusunan Jurnal Penyesuaian. 3). Kegiatan Penutup: guru
membahas secara singkat mengenai soal tes yang telah dikerjakan, Pembelajaran
diakhiri dengan salam.
Tahap Observasi dan Interpretasi, selama proses pembelajaran berlangsung
dengan diterapkannya kombinasi model model PBL dengan NHT peneliti
melakukan pengamatan dan mencatat hal-hal yang terjadi. Kegiatan observasi ini
juga dilaksanakan untuk mendokumentasikan proses tindakan. Pada tahap ini
peneliti diharapkan adanya perbaikan kekurangan yang terjadi pada siklus I
sehingga akan terjadi peningkatan pada hasil belajar kognitif peserta didik.
Tahap Refleksi, Pada tahap ini peneliti dapat menganalisis dan mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan. Peneliti merefleksi mengenai kegiatan belajar
mengajar yang menerapkan kombinasi model PBL dengan NHT, sehingga dapat
diketahui peningkatan hasil belajar peserta didik dan diharapkan telah sesuai
dengan indikator yang hendak dicapai.
Pada Siklus II, pelaksanaan yang dilakukan hampir sama dengan siklus I.
Perbedaan yang terjadi adalah adanya perbaikan yang telah dievaluasi saat
melaksanakan refleksi pada siklus I yang diterapkan pada siklus II. Apabila dengan
adanya pelaksanaan pada kedua siklus masih dirasa perlu perbaikan, maka akan
dilaksanakan siklus III seterusnya sampai indikator ketercapaian terpenuhi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peningkatan Aktivitas Belajar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kombinasi model
antara model Problem Based Learning (PBL) dengan Numbered Head Together
(NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam menyusun jurnal
penyesuaian. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perhitungan pada lembar
observasi, data yang diperoleh dari lembar observasi dihitung persentase per
indikator aktivitas belajar dan dihitung skor rata-rata aktivitas belajar yang dapat
tercapai. Perolehan skor rata-rata pada pra penelitian dan tiap siklus dapat dilihat
pada table sebagai berikut:
Tabel 4. Skor Rata-Rata Aktivitas Belajar
No Keterangan Skor Kategori
1 Pra Penelitian 11,70 % Rendah
2 Siklus I 13,35 % Sedang
3 Siklus II 17,69 % Baik

Hasil yang diperoleh pada tiap siklus dibandingkan untuk melihat persentase
peningkatan aktivitas belajar. Berdasarkan tabel 4 di atas dapat ditunjukkan secara
lebih rinci sebagai berikut:

Tabel 5. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa


Indikator Siklus I Siklus II Peningkatan
Antusiasme 80,45 % 85,24 % 4, 79 %
Interaksi siswa dengan guru 50,25 % 76,09 % 25, 84 %
Interaksi siswa dengan siswa lain 50,67 % 74,00 % 23, 33 %
Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok 52,35 % 77,17 % 24, 82 %
Keterampilan siswa menggunakan alat peraga 75,45 % 85,12 % 9, 67 %
Rata-rata 61, 83 % 79,52 % 17, 69 %

14 | Nurul Widayati dan Tri Nur Wahyudi Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa indikator keberhasilan penelitian telah


tercapai pada siklus II. Aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar
17,69%. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator interaksi siswa dengan guru
yaitu sebesar 25,84% dan hal ini terjadi karena siswa merasa lebih berani untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan dari peneliti. Indikator Interaksi siswa dengan
guru meningkat sebesar 35,84% dipengaruhi oleh model PBL yang memberi
rangsangan siswa untuk bertanya kepada guru masalah yang dihadapi. Indikator
interaksi siswa dalam diskusi kelompok menjadi meningkat karena menerapkan
model Numbered Head Together menuntut siswa saling memberi dan menerima
pendapat teman satu kelompok karena secara langsung ditujunjuk untuk
memberikan pendapat sesuai dengan nomornya. Model NHT dalam
pembelajarannya dilakukan berpasang-pasang atau berkelompok dengan setiap
anggota kelompoknya memiliki tanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing,
sehingga siswa satu dengan yang lainnya tidak adanya kerenggangan dan dengan di
antara yang lainnya dapat saling membantu. Model ini melibatkan setiap keaktifan
siswa untuk mengikuti aktivitas pembelajaran, yang tentunya dapat menghasilkan
perubahan kondisi siswa jadi berani menyatakan pendapatnya, siswa belajar
bekerja sama dan berdiskusi dengan anggota kelompoknya, serta membuat siswa
lebih fokus terhadap pembelajaran (Zuhdi, 2010: 65). Peningkatan ketrampilan
menggunakan alat peraga dipengaruhi dengan penggunaan model PBL yaitu guru
memberikan suatu masalah yang berkaitan dengan menghitung transaksi keuangan
memerlukan alat bantu kalkulator dan komputer. Peningkatan terendah terjadi
pada indikator antusiasme yaitu sebesar 4,79%. Hal ini dikarenakan siswa masih
masih kurang percaya diri dan masih malu-malu untuk mengungkapkan
pendapatnya.
Pembelajaran berbasis masalah yakni jenis model yang mengarahkan siswa
pada permasalahan (problem) yang perlu dipecahkan melalui pertanyaan sehingga
siswa terpancing untuk berpikir (Eviani, dkk, 2014:4). PBL bersifat pembelajaran
berkemajuan aktif serta terpusat pada permasalahan yang tidak terstruktur,
biasanya dianggap sebagai titik awal maupun dasar pada proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang dapat membuat siswa untuk menghasilkan pengetahuan
baru dalam pemecahan masalah, serta dapat juga meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, berdiskusi memecahkan masalah (problem) bersama, bekerja
kelompok, dan percaya diri berkembang secara positif (Setyorini, Sukiswo, dan
Subali, 2011)
Sejalan dengan hasil penelitian yang lakukan Istiningrum (2012)
menyimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dapat meningkatkan aktivitas belajar akuntansi dalam
kompetensi keahlian Akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK YPKK 2 Sleman sebesar
24,60 %. Kombinasi model PBL dan NHT merupakan model pembelajaran yang
sama-sama berlandaskan konstruktivisme karena dalam mencari informasi peserta
didik harus aktif dan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dalam
memecahkan berbagai permasalahan. Proses terkonstruknya pengetahuan di dalam
pembelajaran, menuntut keaktifan dan kreativitas peserta didik yang dapat
diperoleh melalui interaksi sosial dengan cara diskusi kelompok memecahkan
problem yang dihadapi (Kusumaningtyas, dkk, 2013). Proses pembelajaran yang
dilakukan dengan kombinasi model PBL dengan NHT yaitu dengan langkah diskusi

15 | Media Strip Story Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar.... Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

kelompok dan pemecahan masalah pada setiap siklus yang direncanakan sesuai RPP
dilakukan dengan sangat baik sehingga terciptanya suasana kondusif. peneliti telah
membimbing secara merata kepada tiap kelompok, menanyakan kesulitan yang
dihadapi tiap kelompok, dan membimbing peserta didik saat presentasi serta
peneliti telah memberikan dorongan kepada peserta didik agar aktif dalam
kelompok.

Peningkatan Hasil Belajar


Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II dengan
diterapkannya kombinasi model PBL dengan NHT terlihat dari perbandingan hasil
tindakan dapat meningkatkan hasil siswa kelas X Akuntansi B kompetensi
Menyusun Jurnal Penyesuaian. Data perbandingan hasil belajar peserta didik pada
siklus I dan siklus II yang disajikan melalui tabel 6, sebagai berikut:

Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Siswa di Setiap Siklus


Pra Tindakan Siklus I Siklus II
KKM Keterangan
Angka % Angka % Angka %
Tuntas 18 50% 23 63,89% 31 86,11%
75
Tidak tuntas 18 50% 13 36,11% 5 13,89%
Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%
Indikator
75% 75% 75%
Keberhasilan
Ketercapaian Belum Belum Tercapai
Peningkatan 13,89% 22,22%

Hasil perbandingan pada tindakan penelitian pada setiap siklus yang terlihat
pada tabel 6 memperlihatkan hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan data yang
telah didapatkan, sebelum diterapkan kombinasi model PBL dengan NHT
menunjukkan bahwa mencapai nilai ketuntasan hanya 50% atau 18 dari 36 peserta
didik. Terdapat peningkatan hasil belajar di siklus I menjadi 63,89% atau 23 peserta
didik yang telah mencapai nilai ketuntasan atau meningkat sebesar 13,89% dari
tahap Pra Tindakan. Pada siklus II terjadinya peningkatan hasil belajar yang
signifikan, besarnya persentase nilai yang tuntas sebesar 86,11% atau sebanyak 31
dari 36 peserta didik yang telah mencapai nilai ketuntasan, jika dibandingkan
dengan siklus I atau meningkat sebesar 22,22%.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti diketahui bahwa hasil belajar
siswa pra tindakan menunjukkan capaian yang masih relatif rendah. Hal tersebut
mungkin terjadi dikarenakan model pembelajaran di kelas X Akuntansi B SMK
Negeri 3 Sukoharjo dirasa masih kurang cocok. Adanya permasalahan ini, kemudian
mencari solusi dan diperlukan suatu perbaikan. Perbaikan dilakukan dengan
menerapkan model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik. Salah satu model pembelajaran yang relevan dengan karakteristik peserta
didik adalah kombinasi model pembelajaran PBL dengan NHT.
Setelah dilakukan penerapan kombinasi model PBL dengan NHT pada siklus I
hasil belajar ranah kognitif peserta didik mengalami adanya peningkatan. Hal
tersebut menunjukkan bahwa metode yang mendorong peserta didik untuk
menganalisis suatu situasi atau keadaan tertentu, serta mampu mengevaluasi
tentang suatu permasalahan dengan berdiskusi bekerja sama kelompok dapat

16 | Nurul Widayati dan Tri Nur Wahyudi Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

meningkatkan pemahaman peserta didik sehingga meningkatkan hasil belajar


peserta didik. Hal tersebut sejalan yang dikemukakan oleh Sagala (2013: 62) bahwa
hasil belajar kognitif ialah hasil dari suatu interaksi tindak belajar yang diperoleh
dari proses pembelajaran. Namun hasil yang diperoleh dari siklus I tersebut belum
mencapai indikator kinerja penelitian yang sudah ditentukan. Tingkat ketuntasan
hasil belajar pada tahap ini yang di peroleh peserta didik kelas X Akuntansi B adalah
63,89%. Sebanyak 23 dari 36 peserta didik memperoleh nilai ketuntasan,
sedangkan indikator kinerja yang ditetapkan sebesar 75%. Dapat dikatakan
berhasil apabila terjadi ketercapaian hasil belajar peserta didik dilihat dari kualitas
pembelajaran yang diperoleh dari segi hasil dan proses. Berhasil dan berkualitasnya
segi proses pembelajaran dapat dilihat jika keseluruhan atau paling tidak 75%
peserta didik ikut serta aktif baik secara mental, fisik, maupun sosial dalam
pembelajaran (Mulyasa, 2013). Oleh karena itu perlu adanya perbaikan untuk siklus
II yang didasari pada refleksi di siklus I yaitu pembagian kelompok diskusi
dilakukan secara heterogen agar merata, pemberian apresiasi berupa nilai
tambahan terhadap peserta didik yang aktif serta melakukan strategi pembelajaran
yang berbeda dengan peneliti ikut serta dalam kegiatan diskusi peserta didik
sehingga peserta didik lebih fokus dengan materi yang diberikan.
Menurut Slameto (2010) hasil belajar merupakan proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Tujuan Pendidikan yang telah ditentukan dari proses pembelajaran sebagai ukuran
keberhasilannya adalah dengan merefleksi hasil yang menunjukkan sejauh mana
murid, guru, proses pembelajaran telah tercapai. (Kpolovie, Joe & Okoto, 2014).
Penyelesaian proses pembelajaran yang melalui pembelajaran siswa dapat
mengetahui, mengerti, dan dapat menerapkan apa yang dipelajari merupakan hasil
belajar. (O’Farrell & Lahiff, 2014).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufiendah (2021) menyatakan
bahwa hasil belajar peserta didik Kelas XII Akuntansi SMKN 4 Jakarta Tahun
pembelajaran 2020/2021 pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan mengalami
peningkatan setelah menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Kombinasi model PBL dan NHT merupakan model pembelajaran yang sama-
sama berlandaskan konstruktivisme karena dalam mencari informasi peserta didik
harus aktif dan dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dalam memecahkan
berbagai permasalahan. Proses terkonstruknya pengetahuan di dalam
pembelajaran, menuntut keaktifan dan kreativitas peserta didik yang dapat
diperoleh melalui interaksi social dengan cara diskusi kelompok memecahkan
problem yang dihadapi (Kusumaningtyas, dkk, 2013). Selain itu, melalui penerapan
kombinasi model PBL dengan NHT peserta didik diajarkan untuk menjalin interaksi
hubungan antarpribadi dengan latar belakang dan pengetahuan yang berbeda di
dalam kelompok belajar, sehingga peserta didik menemukan cara baru untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman mereka sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar kognitif peserta didik (Siew et al., 2017; La Misu, 2014; Solikhina, Sarib,
& Dewi, 2021; serta Davidson dan Mayor, 2014).

17 | Media Strip Story Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar.... Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:
Penerapan kombinasi model PBL dengan NHT di kelas X Akuntansi B SMK
Negeri 3 Sukoharjo Semester 2 Tahun Ajaran 2019/2020 dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Peningkatan hasil belajar menyusun jurnal penyesuaian dapat dilihat
dari tes evaluasi, pada setiap siklus rata-rata persentase pemahaman konsep
peserta didik meningkat dari siklus I sebesar 63,89% dalam kategori cukup ke siklus
II sebesar 86,11% dalam kategori baik, sehingga peningkatan pemahaman konsep
dan penyusunan jurnal penyesuaian di siklus II telah memperoleh ketuntasan
kriteria keberhasilan yaitu sebesar 75% atau nilai di atas KKM yaitu nilai ≥75.
Persentase tersebut menunjukkan hasil belajar peserta didik telah mencapai batas
kriteria ketuntasan minimal (KKM) serta telah mencapai indikator ketercapaian
penelitian.
Penerapan kombinasi model PBL dengan NHT di kelas X Akuntansi B SMK
Negeri 3 Sukoharjo Semester 2 Tahun Ajaran 2019/2020 dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat dari persentase
rata-rata dari indikator-indikator aktivitas belajar yaitu sebesar 17,69% yang
sebelumnya hanya 13,35% pada siklus I. Kombinasi model pembelajaran PBL
dengan NHT dapat meningkatkan antusiasme siswa, interaksi siswa dengan guru,
interaksi siswa dengan siswa lain, kerja sama kelompok, aktivitas siswa dalam
diskusi kelompok, dan keterampilan siswa menggunakan alat peraga.

SARAN
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka saran yang
dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Model-model pembelajaran yang inovatif dan kreatif hendaknya Guru
menguasai sehingga dapat menentukan model pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dalam proses pembelajaran
2. Dalam kegiatan pembelajaran akuntansi hendaknya Guru menerapkan
kombinasi model PBL dengan NHT sebagai alternatif.
3. Agar tercipta suasana belajar yang lebih kondusif dan interaktif Siswa
diharapkan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan
penerapan kombinasi model pembelajaran PBL dengan NHT.
4. Untuk penelitian tindakan selanjutnya dapat meneliti dengan model yang sama
tetapi pada kelas dan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakya
Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arnyana, I. B. P. (2006). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif pada
pelajaran biologi terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa SMA. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3(6), 496-515.
Bloom, Benjamin S., etc. (1956). Taxonomy of Educational Objectives: The
Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York:
Longmans, Green and Co.

18 | Nurul Widayati dan Tri Nur Wahyudi Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19
JPTP (Jurnal Penelitian Tindakan Pendidikan), 1(1), 9-19, Juli 2022

Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.


Diperoleh dari www.wawasan-edukasi.web.id/2017/06/pengertian-dan-definisi-
hasil-belajar.html.
Eviani, Utami, S. & Sabri, T. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Kemampuan Literasi Sains IPA Kelas V SD. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran, 3(7), 1-13 .
Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Harum, I.W. & Puspasari, D. (2021). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran
Numbered Head Together pada Mata Pelajaran Otomayisasi Tata Kelola
Kepegawaian di SMKN 1 Lamongan. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 5(1), 522-
532.
Hidayah, I. N., Sudiyanto, & Muhtar. (2019). Penerapan Model Problem Basaed
Learning Berbantuan Mind Mipping untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Akuntansi. Tata Arta: Jurnal Pendidikan
Akuntansi, 5(3), 12-22.
Kagan. (2000). Cooperative Learning Structure. Numbered Heads Together.
Diperoleh dari http://Alt.Red/clnerwork/numbered.html.
Kpolovic, P. J., Joc, A. L., & Okoto, T. (2014). Academic Achievement Prediction: Role
Of Interest in Learning and Attitude Toward School. International Journal of
Humanities Social Sciences and Education, 1(11), 73-100.
Kusumaningtias, A., Zubaidah, S., & Indriwati, S. E. (2013). Pengaruh Problem Based
Learning Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan
Metakognitif, Berpikir Kritis, Dan Kognitif Biologi. Jurnal Penelitian
Kependidikan, 23(1), 33-47.
Mulyasa, E. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
O’Farrell, C., & Lahiff, A. 2014. Writing Learning Outcomes: A Guide for Academics.
Dublin: Trinity College Dublin.
Rahmah, N. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Rangkuti, A. N. (2014). Konstruktivisme dan Pembelajaran Matematika. Jurnal Darul
Ilmi, 2(2), 61-76.
Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
Setyorini, U., Sukiswo, S. E., & Subali, B. (2011). Penerapan Model Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1), 52-56.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Solikhina, F., Sarib, W., I., & Dewi, K. (2021). The Application of Numbered Heads
Together (NHT) in Online Learning. IJCER. doi: 10.20885/ijcer.vol5.iss2.art6
Suprantiknya, A. (2012). Penilaian Hasil Belajar dengan Teknik Notes. Yogyakarta:
Universitas Sanata Darma.
Susanto, A (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT.
Kharisma Putra Utama
Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Wawasan Edukasi. (2017). Pengertian dan Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli.
Zuhdi, A. (2010). Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher.

19 | Media Strip Story Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar.... Vol. 1 (1) Juli 2022: 9-19

You might also like