You are on page 1of 17

PENGARUH EARNING PER SHARE, VOLUME PERDAGANGAN

SAHAM DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Survey Pada Perusahaan LQ 45 Periode 2015 – 2016)

INFLUENCES OF EARNING PER SHARE, STOCK TRADING VOLUME AND


RETURN ON ASSTES TO FIRM VALUE

(Survey on Firm Listed in LQ 45 Periodes 2015 – 2016)

Ghufron Afandi

Program Studi Magister Managemen, Program Pasca Sarjana


Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Indonesia
Email: g.afandi21@gmail.com
ABSTRAK

Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai pasar dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimal apabila harga saham perusahaan
meningkat. Nilai perusahaan juga dapat menunjukkan nilai assets yang dimiliki
perusahaan seperti surat-surat berharga. Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh
earning per share, volume perdagangan saham dan return on assets terhadap nilai
perusahaan. Adapun perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang secara
konsisten terdaftar di Index LQ 45 periode 2015 – 2016 sebanyak 40 perusahaan. Metode
analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan metode purposive sampling atau judgmental. Hasil penelitian
menunjukkan secara simultan EPS, volume perdagangan saham dan ROA berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. EPS dan volume perdagangan saham secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilaiperusahaan. Sedangan ROA secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: EPS, Volume Perdagangan Saham, ROA, Nilai Perusahaan.

ABSTRACT

Firm value is defined as market value because market value can provide maximum
shareholder prosperity if the companies stock price increases. The value of the company
can also show the value of the asstes owned by the company such as securities. The study
aims to examine the effect of earning per share, stock trading volume and return on asset
to firm value. The companies that were sampled were companies that were consistently
list on the LQ 45 Index for the 2015 – 2016 period as many 40 companies. The analytical
methode used is multiple linier regression. The sampling technique was carried out by
purposive sampling or judgmental method. The result show simultaneously EPS, stock
trading volume and ROA have a significant effect on firm value. EPS and stock trading
volume partially have no significant effect on firm value. While ROA is partially
significant for the firm value.

Key word: EPS, Stock Trading Volume, ROA, Firm Value.


1. PENDAHULUAN
Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk
mendapatkan keuntungan atau capital gain atau dividen. Dalam hal ini pemegang
saham berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah besar atau minimal
sama setiap tahun. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik
perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang
saham yang tinggi juga. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya.
Nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang
ditandai dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi (Fama, 1978). Nilai
saham yang tinggi menggambarkan nilai perusahaan yang tinggi. Hal ini dapat
dijelaskan secara sederhana sebagai berikut: nilai perusahaan (value) adalah
hutang (debt) ditambah modal sendiri (equity). Naiknya modal sendiri akan
meningkatkan harga per lembar saham perusahaan.
Terjadinya pembentukan harga saham tentunya tidak lepas dari volume
perdagangan saham yang terjadi di bursa. Volume perdagangan menggambarkan
banyaknya jumlah penawaran saham dan permintaan saham di pasar. Volume
perdagangan merupakan hal yang penting bagi investor karena menggambarkan
tingkat likuiditas saham (Wiyani dan Wijayanto; 2005). Semakin besar volume
transaksi maka semakin cepat dan semakin mudah sebuah saham diperjualbelikan.
Sehingga transformasi saham menjadi kas semakin cepat pula. Trasformasi inilah
esensi dari likuiditas saham.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menulis judul
“Pengaruh Earning Per Share, Volume Perdagangan Saham dan Return On Assets
terhadap Nilai Perusahaan”. Survey dilakukan terhadap perusahaan yang terdaftar
pada Index LQ 45 pada periode 2015 – 2016.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Earning Per
Share, Volume Perdagangan Saham dan Return On Assets terhadap nilai
perusahaan. Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
yang sama di masa mendatang.
2. KAJIAN PUSTAKA
Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu dari rasio nilai pasar yaitu
rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu
memberi pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kondisi
penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang.
Earning Per Share (EPS) biasa digunakan dalam prospektus, bahan penyajian
dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang merupakan laba bersih
dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-
rata tertimbang dari saham biasa yang beredar akan menghasilkan laba per lembar
saham. Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon
pemegang saham sangat tertari akan Earning Per Share (EPS),karena hal ini
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa
(Lukman Samsudin; 2009). Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang
besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu
perusahaan.
Earning Per Share (EPS) atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk
pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap
lembar saham yang dimiliki (Fahmi; 2015). Earning Per Share (EPS) adalah rasio
yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor
atau pemegang saham per embar sahamnya (Darmadji dan Fakhruddin; 2006).
Menurut Fahmi (2015:138) perhitungan Earning Per Share (EPS) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih Setelah Pajak
EPS =
Jumlah Saham Beredar

Volume perdagangan saham diartikan sebagai jumlah lembar saham yang


diperdagangkan pada hari tertentu (Hanafi dan Abdul; 2000). Perdagangan suatu
saham yang aktif yaitu dengan volume perdagangan yang besar, menunjukkan
bahwa saham tersebut digemari para investor yang berarti saham tersebut cepat
diperdagangkan.
Volume perdagangan (Vt) sebagai lembar saham yang diperdagangkan pada
hari t. Volume perdagangkan merupakan saham merupakan salah satu indikator
yang digunakan dalam analisis teknikal pada penilaian harga saham dan suatu
instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
informasi melalui parameter pergerakan aktivitas voloume perdagangan saham di
pasar.
Dihubungkan dengan volume, suatu laporan diumumkan memiliki kandungan
informasi yang apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih
besar. Data mengenai volume ini penting untuk diamati karaena apabila
dibandingkan dengan total lembar saham beredar dapat menunjukkan likuid
tidaknya saham-saham diperjual belikan di lantai bursa.
Semakin meningkat volume penawaran dan permintaan suatu saham, semakin
besar pengaruhnya terhadap fluktuasi harga saham di bursa. Dan semakin
meningkatnya volume perdagangan saham menunjukkan semakin diminatinya
saham tersebut oleh masyarakat sehingga akan membawa pengaruh terhadap
naiknya harga atau return saham.
Meurut Jogiyanto (2008), volume perdagangan saham dapat dinyatakan
dalam rumus sebagai berikut:

Jumlah saham i waktu t yang diperdagangkan


TVAi. t =
Jumlah saham i waktu t yang beredar

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam


analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada masa lampau
untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Aset yang dimaksud
adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri maupun
dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aset perusahaan yang
digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan.
Return On Assets (ROA) adalah bentuk dari rasio profitabilitas yang dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva dan digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan (Munawir;2007).
Rasio profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas. Disamping
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat
efektivitas manajemen dalam menjalankan opersional perusahaan. Pengukuran
rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan antara berbagai
komponen yang ada dalam laporan laba rugi dan/atau neraca (Herry.2015:192).
Return On Assets (ROA) merupakan hasil pengembalian aset dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih
terhadap total aset (Herry,2015:193). Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil
pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Return On Assets (ROA) dalam
penelitian ini adalah mengukur perbandingan antara laba bersih setelah dikurangi
beban bunga dan pajak (Earning After Taxes / EAT) yang dihasilkan dari kegiatan
pokok perusahaan dengan total aktiva (assets) yang dimiliki perusahaan untuk
melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dinyatakan dalam
persentase.
Menurut Herry (2015:193), perhitungan Return On Assets (ROA) dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Laba Berih
ROA =
Total Asset.
Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimal apabila harga
saham perusahaan meningkat. Berbagai kebijakan yang diambil oleh manajemen
dalam upaya untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik dan pemegang saham yang tercermin pada haarga saham.
(Bringham & Houston, 2006).
Pada saat ini terdapat berbagai macam indikator ekonomi yang digunakan
untuk mengukur kinerja dalam bisnis. Penggunaan indikator sebagai alat ukur dari
suatu variabel sangat diperlukan, hal ini terkait dengan memberikan sarana
kemudahan dalam memahami maknanya. Tidak mudah memang untuk
menentukan suatu indikator sebagai pengukur variabel, karena indikator tersebut
harus mampu merepresentasikan variabel yang akan diukur secara tepat, sehingga
secara ilmiah bisa diterima dan dipertanggungjawabkan kebenarannya sebagai
indikator yang tepat untuk mengukur variabel.
Indikator yang digunakan sebagai pengukur variabel harus diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui ketepatannya. Tobin’s q sebagai salah satu indikator
pengukur variabel kinerja perusahaan dari perspektif investasi telah diuji di
berbagai situasi manajemen puncak (Wolfe, and Sauaia, 2003) dan Tobin’s q telah
dibandingkan dengan Altman Z-score sebagai indikator lain yang layak untuk
dijadikan sebagai indikator pengukur ekonomi perusahaan. Tobin’s q juga
digunakan oleh Klapper dan Love (2002) yang menemukan adanya hubungan
positif antara corporate governance dengan kinerja perusahaan. Penelitian ini
menggunakan data dari laporan Credit Lyonnals Securities Asia (CLSA) yang
berupa pemeringkatan penerapan corporate governance untuk 495 perusahaan di
25 negara, dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan
Tobins’Q sebagai ukuran penilaian pasar dan Return On Assets (ROA) sebagai
ukuran kinerja operasional perusahaan.
Menurut Weston dan Copelend (2010), Tobin’s Q dihitung dengan
membandingkan rasio nilai saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas
perusahaan dengan rumus sebagai berikut:
(MVE) + D
Q=
(BVE) + D
Dimana:
Q = Nilai Perusahaan
MVE = Nilai Pasar Ekuitas
BVE = Nilai Buku dari Total Ekuitas
D = Nilai Buku dari Total Hutang

MVE diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan pada akhir tahun
(closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun. BVE
diperoleh dari selisih total asset perusahaan dengan total kewajibannya.
Diagram untuk model pengaruh earning per share, volume perdagangan dan
return on asset terhadap nilai perusahaan dapat dilihat pada paradigma sebagai
berikut:

Earning Per Share (EPS)

Volume Perdagangan Saham Nilai Perusahaan

Return On Asset (ROA)

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mencoba mengambil


hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh earning per share (EPS), volume perdagangan saham dan
return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan secara simutan pada
perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 periode 2015 – 2016;
2. Terdapat pengaruh earning per share (EPS) secara parsial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 periode 2015
– 2016;
3. Terdapat pengaruh volume perdagangan saham secara parsial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 periode 2015
– 2016;
4. Terdapat pengaruh return on asset (ROA) secara parsial terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam index LQ 45 periode 2015
– 2016;
3. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Peneliti bermaksud untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel
independen yakni Earning Per Share (EPS), Volume Perdagangan Saham dan
Return On Assets (ROA), terhadap variabel dependen yakni nilai perusahaan
menurut Tobin’s Q. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masuk ke dalam Index LQ 45 periode 2015 -
2016.
Menurut sumber dan waktu pengumpulannya, jenis data dalam penelitian ini
akan menggunakan pooled data yang merupakan kombinasi antara data time
series dan cross section. Data panel adalah bentuk khusus dari pooled data
(Sujarweni, 2015: 36).
Sampel penelitian ini dipilih berdasarkan purposive sampling atau
judgmental, peneliti memberikan pertimbangan melalui beberapa kriteria sebagai
prasyarat analisis pada penelitian ini. Adapun sampel dalam penelitian ini 40
perusahaan yang secara konsisten masuk ke dalam index LQ 45 pada periode
2015 – 2016.
Untuk mengetahui apakah earning per share, volume perdagangan saham dan
return on asset mempengaruhi nilai perusahaan dilakukan dengan teknik analisi
regresi linier berganda. Alat analisis data yang digunakan adalah E Views. E
Views (Econometric Views) adalah sebuah program komputer berbasis Windows
yang digunakan untuk menganalisis sebuah data dengan analisa statistika.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Untuk memilih model yang paling tepat terdapat beberapa pengujian yang
dapat dilakukan, antara lain Uji Chow dan Uji Hausman. Adapun hasil pengujian
untuk uji Chow dan uji Hausman adalah sebagai berikut:
Tabel Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section and period fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 56.601990 (39,111) 0.0000


Cross-section Chi-square 477.144329 39 0.0000
Period F 27.368109 (3,111) 0.0000
Period Chi-square 86.930963 3 0.0000
Cross-Section/Period F 61.765179 (42,111) 0.0000
Cross-Section/Period Chi-square 501.360318 42 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: NP
Method: Panel Least Squares
Date: 05/20/18 Time: 19:45
Sample: 2001 2004
Periods included: 4
Cross-sections included: 40
Total panel (unbalanced) observations: 157
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.889197 0.115151 7.722017 0.0000


EPS -0.163368 0.032886 -4.967639 0.0000
VPS -0.184087 0.018634 -9.878921 0.0000
ROA 0.499491 0.091368 5.466831 0.0000

Effects Specification

Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.504289 Mean dependent var 0.319647


Adjusted R-squared 0.484460 S.D. dependent var 0.311354
S.E. of regression 0.223556 Akaike info criterion -0.114750
Sum squared resid 7.496576 Schwarz criterion 0.021515
Log likelihood 16.00791 Hannan-Quinn criter. -0.059408
F-statistic 25.43257 Durbin-Watson stat 0.355180
Prob(F-statistic) 0.000000

Period fixed effects test equation:


Dependent Variable: NP
Method: Panel Least Squares
Date: 05/20/18 Time: 19:45
Sample: 2001 2004
Periods included: 4
Cross-sections included: 40
Total panel (unbalanced) observations: 157
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.159370 0.176953 0.900639 0.3697


EPS 0.019214 0.006275 3.062009 0.0027
VPS 0.018743 0.051249 0.365713 0.7153
ROA 0.099743 0.059888 1.665489 0.0986

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.958713 Mean dependent var 0.319647


Adjusted R-squared 0.943501 S.D. dependent var 0.311354
S.E. of regression 0.074007 Akaike info criterion -2.141587
Sum squared resid 0.624384 Schwarz criterion -1.304526
Log likelihood 211.1146 Hannan-Quinn criter. -1.801627
F-statistic 63.02690 Durbin-Watson stat 1.985165
Prob(F-statistic) 0.000000
Cross-section and period fixed effects test equation:
Dependent Variable: NP
Method: Panel Least Squares
Date: 05/20/18 Time: 19:45
Sample: 2001 2004
Periods included: 4
Cross-sections included: 40
Total panel (unbalanced) observations: 157
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.444329 0.227765 1.950824 0.0529


EPS -0.119383 0.036334 -3.285726 0.0013
VPS -0.059106 0.040722 -1.451442 0.1487
ROA 0.472648 0.076276 6.196585 0.0000

R-squared 0.421617 Mean dependent var 0.319647


Adjusted R-squared 0.410276 S.D. dependent var 0.311354
S.E. of regression 0.239100 Akaike info criterion 0.001275
Sum squared resid 8.746803 Schwarz criterion 0.079141
Log likelihood 3.899914 Hannan-Quinn criter. 0.032899
F-statistic 37.17689 Durbin-Watson stat 0.660782
Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan uji Chow, diperoleh Prob.F=0.000. Nilai tersebut lebih kecil dari
α=0.05, sehingga diputuskan untuk menolak Ho. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa model FE lebih tepat digunakan daripada model Common
Effect.
Tabel Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 34.664649 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

EPS 0.019214 -0.030945 0.000671 0.0528


VPS 0.018743 0.015243 0.000018 0.4082
ROA 0.099743 0.165090 0.000365 0.0006
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: NP
Method: Panel Least Squares
Date: 05/20/18 Time: 19:47
Sample: 2001 2004
Periods included: 4
Cross-sections included: 40
Total panel (unbalanced) observations: 157

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.159370 0.119656 1.331905 0.1855


EPS 0.019214 0.045994 0.417763 0.6769
VPS 0.018743 0.017840 1.050578 0.2957
ROA 0.099743 0.039351 2.534681 0.0126

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.958713 Mean dependent var 0.319647


Adjusted R-squared 0.943501 S.D. dependent var 0.311354
S.E. of regression 0.074007 Akaike info criterion -2.141587
Sum squared resid 0.624384 Schwarz criterion -1.304526
Log likelihood 211.1146 Hannan-Quinn criter. -1.801627
F-statistic 63.02690 Durbin-Watson stat 1.985165
Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan uji Hausman diperoleh probabilitas F=0.000. Nilai tersebut lebih


kecil dari α=0.05, sehingga diputuskan untuk menolak Ho. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa model Fixed Effect lebih tepat digunakan daripada model
Random Effect.
Tabel Uji Normalitas

20
Series: Standardized Residuals
Sample 2001 2004
16 Observations 157

Mean -4.69e-18
12 Median 0.005226
Maximum 0.168514
Minimum -0.122418
8 Std. Dev. 0.047966
Skewness -0.025152
Kurtosis 3.836505
4
Jarque-Bera 4.594025
Probability 0.100559
0
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Berdasarkan uji normalitas sebagaimana terlihat dalam tabel di atas
menunjukkan data terdistribusi normal. Berdasarkan data tersebut nilai
probabilitas adalah sebesar 0,10 atau lebih dari 0,05.
Tabel Uji Multikolonieritas

EPS VPS ROA

EPS 1.000000 -0.603799 0.329810


VPS -0.603799 1.000000 -0.386500
ROA 0.329810 -0.386500 1.000000

Berdasarkan tabel 3 di atas hasil perhitungan menunjukkan nilai korelasi


antar prediktor tidak ada yang melebihi 0,9, hal ini berarti tidak terdapat
multikoloniearitas sehingga dapat disimpulkan model regresi penelitian ini layak
digunakan.
Tabel Uji Heterokodestisitas

Dependent Variable: RESABS


Method: Panel Least Squares
Date: 05/20/18 Time: 19:54
Sample: 2001 2004
Periods included: 4
Cross-sections included: 40
Total panel (unbalanced) observations: 157
White period standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.071944 0.075198 0.956725 0.3408


EPS -0.021457 0.016341 -1.313063 0.1919
VPS 0.003221 0.018085 0.178128 0.8589
ROA 0.001582 0.012419 0.127344 0.8989

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.437042 Mean dependent var 0.036768


Adjusted R-squared 0.208815 S.D. dependent var 0.030662
S.E. of regression 0.027273 Akaike info criterion -4.126568
Sum squared resid 0.082564 Schwarz criterion -3.231107
Log likelihood 369.9356 Hannan-Quinn criter. -3.762890
F-statistic 1.914947 Durbin-Watson stat 2.855283
Prob(F-statistic) 0.003185
Dari hasil perhitungan diatas dilihat dari hasil probabilitas lebih dari 0.05 tiap
variabel atau dapat dikatakan bahwa model ini terbebas dari heteroskedastisitas.

Tabel Uji Autokorelasi

DL DU Durbin Watson

1.7035 1.7798 2.201949

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson adalah
sebesar 2.201949, kemudian batas bawah (DL) sebesar 1.70035 dan batas atas
(DU) sebesar 1.7798. Jika dilihat dari pengambilan keputusan termasuk dl < d <
(4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa 1.7035 < 2.201949 < (4 – 1.7798) tidak
dapat menolak Ho yang menyatakan tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
Hal ini berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi antar variabel independen,
sehingga model regresi layak digunakan.
Berdasarkan uji spesifikasi model yang telah dilakukan, model yang
sebaiknya digunakan adalah model Fixed Effect. Kemudian model Fixed Effect
telah lolos dari uji asumsi klasik, sehingga hasil estimasi konsisten dan tidak bias.
Hasil estimasi model regresi data panel sebagai berikut:

Dependent Variable: NP
Method: Panel Least Squares
Date: 05/20/18 Time: 19:42
Sample: 2015 2016
Periods included: 4
Cross-sections included: 40
Total panel (unbalanced) observations: 157
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.158967 0.051406 3.092383 0.0025


EPS 0.008906 0.012807 0.695339 0.4883
VPS 0.034232 0.018010 1.900704 0.0599
ROA 0.063477 0.021153 3.000837 0.0033

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


Period fixed (dummy variables)

R-squared 0.976267 Mean dependent var 0.319647


Adjusted R-squared 0.966646 S.D. dependent var 0.311354
S.E. of regression 0.056863 Akaike info criterion -2.657071
Sum squared resid 0.358908 Schwarz criterion -1.761610
Log likelihood 254.5801 Hannan-Quinn criter. -2.293393
F-statistic 101.4682 Durbin-Watson stat 2.201949
Prob(F-statistic) 0.000000

Dari perhitungan Eviews diperoleh nilai F Statistik sebesar 101,4682 dan


signifikansi sebesar 0,0000. Terlihat bahwa nilai signifikansi tersebut lebih kecil
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share (EPS), volume
perdagangan saham dan return on assets (ROA) secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan tabel uji parsial didapatkan hasil estimasi variabel earning per
share (EPS) dengan nilai koefisien sebesar 0,0089 nilai t = 0,6953 dan
probabilitas sebesar 0,4883. Nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikasi
yang diharapkan (0,4883>0,05) menunjukkan bahwa variabel earning per share
(EPS) berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,0089 menunjukkan bahwa earning per share (EPS)
berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Berdasarkan tabel uji parsial didapatkan hasil estimasi variabel volume
perdagangan saham dengan nilai koefisien sebesar 0,3423 nilai t = 1,9007 dan
probabilitas sebesar 0,059. Nilai signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi
yang diharapkan (0,059>0,05) menunjukkan bahwa variabel volume perdagangan
saham berpengaruh secara tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai
koefisien regresi sebesar 0,03423 menunjukkan bahwa volume perdagangan
saham berpengaruh secara tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Berdasarkan tabel uji parsial didapatkan hasil estimasi variabel return on
assets (ROA) dengan nilai koefisien sebesar 0,0634 nilai t = 3,0008 dan
probabilitas sebesar 0,0003. Nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat signifikansi
yang diharapkan (0,0003<0,05) menunjukkan bahwa variabel return on assets
(ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilai koefisien
regresi sebesar 0,0643 menunjukkan bahwa return on assets (ROA) tidak
berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.
Hasil uji adjusted R² pada penelitian ini diperoleh nilai sebesar 0,9666. Hal
ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan dipengaruhi earning per share, volume
perdagangan saham dan return on assets sebesar 96,66% sedangkan sisanya yaitu
sebesar 3,34% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan seperti yang telah dijelaskan di
atas, maka simpulan dari penelitian ini adalah:
1. Hasil pengujian secara simultan atau Uji F menunjukkan bahwa earning per
share, volume perdagangan saham dan return on assets berpengaruh secara
simultan terhadap nilai perushaan. Berdasarkan hasil analisis di atas diketahui
bahwa signifikansi F hitung sebesa 0,0000 lebih kecil dibandingkan dengan
tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05 yang berarti earning per
share, volume perdagangan saham dan return on assets berpengaruh secara
simultan terhadap nilai perushaan. Hasil uni koefisien determinasi juga
menunjukkan bahwa analisis regresi mengasilkan Adjusted R² sebesar
0,1291. Hal ini berarti bahwa nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh earning
per share, volume perdagangan saham dan return on assets sebesar 12,91%.
2. Earning per sahare berpengaruh secara tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan;
3. Volume Perdagangan Saham berpengaruh secara tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan;
4. Return On Assets berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan keterbatasan penelitian ini, maka saran untuk penelitian –


penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah rentang waktu yang
digunakan misalnya 4 – 5 tahun;
2. Menambah variabel independen. Masih banyak sekali variabel independen
lainnya yang bisa digunakan dalam penelitian sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

Afzal, dan Rohmah 2012. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan


dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Universitas Diponegoro.

Ang, Robert 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Jakarta

Brigham, Eugene F. dan Joel F Houston. ―Dasar-dasar Manajemen Keuangan‖,


Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Cambell,J.A., and W.Baranek, (1955). “Stock Price Behaviour on Ex-Dividend


Dates” Journal of Finance 10, 425-429.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhrudin. 2006. “Pasar Modal di Indonesia:


Pendekatan Tanya Jawab”. Jakarta: Salemba Empat.
Fama, E.F. 1978. The Effect Of A Firm’s Investment And Financing Decision On
The Welfare Of Its Security Holders. American Economic Review 68.

Fahmi, Irfan. “Analisis Laporan Keuangan”. Cetakan Kelima Alfabeta Bandung


2015

Fakhruddin dan Sopian Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi
di Pasar Modal. Buku satu. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”, Cetakan


ke IV. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006

Hadiato, Bram dan Rony Setiawan, 2007. “Pengaruh Volume Perdagangan, EPS
dan PER Terhadap Harga Saham Sektor Pertambangan Pada Periode
2000 – 2005 di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Manajemen Volume 7

Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”, UPP AMP
YPKN, Yogyakarta, 1996.

Hanafi, M. Mamduh. “Manajemen Keuangan”, PT.BPFE, Yogyakarta, 2004.

Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, BPFE,


Yogyakarta, 2008.

Hasnawati, Sri. ―Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan di


Bursa Efek Jakarta‖, JAAI, Volume 9 No. 2, Desember: 117-126,
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, 2005.

Hery. “Analisis Kinerja Manajemen” Grasindo, 2015

Husnan, Suad.”Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analsisi Sekuritas”. Edisi


Kelima UPP STIM YKPN 2005

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.”Metode Penelitian Bisnis: untuk


Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002.

Jones, Charles dan Vollrath Dietrich. “Introduction to Economic Growth (Third


Edition)”, 2013

Jusuf, Haryono (2006). “Dasar-Dasar Akuntansi”, Edisi Kedua. Yogyakarta:


Liberty.

Kasmir (2012). “Analisis Laporan Keuangan”, Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kusumawardani, Angrawit. “Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR,
ROA pada Harga Saham dan Dampaknya terhadap Kinerja
Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009”,
Universitas Gunadarma, 2010.

Linawati dan Sansaloni B. (2004). Pergeseran Beta Saham Di Sekitar


Pengumuman Laba. Jurnal dan Prosiding SNA – Simposium Nasional
Akuntansi.

Mahadwartha, Putu Anom. (2001). Pengaruh Return, Volume Transaksi,


danvRisiko Unik Saham terhadap Beta Perusahaan pada Industri
Rokok, Jurnal Riset Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi. Vol 1. No. 2.

Martono dan D. Agus Harjito. “Manajemen Keuangan”, Ekonisia, Yogyakarta,


2005.

Munawir (2007). “Analisis Laporan Keuangan (Edisi Keempat)”, Yogyakarta,


Liberty.

Muslikh. (2001). “Studi Analisis Pengaruh Dividen Dan Leverage Terhadap


Harga Saham di Bursa Efek Jakarta” Tesis JKP Yasri.

Sartono, Agus (2010). “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. Edisi


Keempat Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sriwidharmanely, 2006, Kinerja Keuangan, Kinerja Saham, dan Stock Splits “


Suatu Pendekatan Matched Paired “, Jurnal ASET Vol.8, No.1 Hal, 25-
44, STIE Widya Manggala, Semarang.

Sudiyatno, Bambang dan Elen Puspitasari. “Tobin’s Q dan Altman Z-Score


sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan”. Kajian Akuntansi.
2010.

Sujarweni, V.Wiratna. 2015. Metode Penelitian Bisnis dan Ekonomi. PT. Pustaka
Baru, Yogyakarta

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,


Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai
Perusahan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, No. 1.

Sunariah.(2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi ke Empat, UPP


AMP YPKN, Yogyakarta.
Surianti dan Nur indriantoro, (1999). “Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Return
Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Vol 1 No 1.
Sutrisno, Wang. (2000). Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan
Aplikasi,Yogyakarta: Ekonisia

Syamsudin, Lukman (2009). “Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru


Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tandelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE,


Yogyakarta, 2002.

Vinola, Herawaty. “Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating


Variabel dari Pengaruh Earnings Management terhadap Nilai
Perusahaan”, Simposium Nasional Akuntansi XI 23-24 Juli, 2008.

Weston, Fred, J dan Thomas, E Copeland (2010), Manajemen Keuangan Jilid 2.


Jakarta: Binarupa Aksara Publisher.

Wild, John J., K.R. Subramanyam dan Robert F. Helsey (2005), Analisis Laporan
Keuangan Edisi Ke-8. Buku 1.. Jakarta: Salemba Empat.

www.idx.co.id

You might also like