Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Village forests are state forests that are managed by the village and used for the welfare of the
village and are not encumbered with permits or rights. Village forest operations are carried out
by the Village Forest Management Board (LPHD) which is formed and structured under the
leadership of the village. This study aims to find out the village forest management on the
economic improvement of the community carried out by the LPHD and analyze the economic
situation of the community before and after the establishment of the Village Forest Management
Rights (HPHD). The research was conducted in Bentang Pesisir Padang Tikar, Batu Ampar
District, Kubu Raya Regency. Sampling of respondents using the Probability Sampling method
uses the Slovin formula to determine the number of respondents. The data analysis used was
income analysis, to determine village forest management based on linkert scale. The role of
LPHD in village forest management is at a moderate level of 4 (Village) and good 6 (Village)
with an average in the good category (3.66). Based on the results of the analysis of 70 respondents
where previously residents in Bentang Pesisir Padang Tikar had an income of Rp
2,524,800,000/year and after the establishment of HPHD community income was
Rp.2.923,200,000/year with an average income. each respondent before HPHD amounting to Rp.
36,205 .704/year and after HPHD increased by Rp.41.760,000/year.Based on the data, of course
in the economic aspect, the impact resulting from village forest management has not changed
significantly.
Keyword : Economic Situation, Management, Village Forest
Abstrak
Hutan Desa adalah hutan negara yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
desa serta belum dibebani izin atau hak. Oprasional hutan desa dilakukan Lembaga Pengelolaan
Hutan Desa (LPHD) yang dibentuk dan secara struktural berada dibawah pimpinan desa. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui pengelolaan hutan desa terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat yang dilakukan oleh LPHD serta menganalisis kondisi ekonomi masyarakat sebelum
dan setelah ditetapkannya Hak Pengelolaan Hutan Desa (HPHD). Penelitian dilaksanakan di
Bentang Pesisir Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya. Pengambilan
sampel responden menggunakan metode Probability Sampling dengan menggunakan rumus
Slovin untuk menentukan jumlah responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis
pendapatan, untuk mengetahui pengelolaan hutan desa dengan berdasarkan skala linkert. Peran
LPHD dalam pengelolaan hutan desa berada pada tingkatan cukup 4 (Desa) dan baik 6 (Desa)
dengan rata-rata dalam kategori baik (3,66). Berdasarkan hasil analisis dari 70 responden
dimana sebelumnya masyarakat di Bentang Pesisir Padang Tikar memiliki pendapatan
Rp.2.524.800.000/tahun dan setelah ditetapkannya HPHD pendapatan masyarakat sebesar
Rp.2.923.200.000/tahun dengan rata-rata pendapatan per responden sebelum HPHD sebesar
Rp.36.205.704/tahun dan setelah HPHD mengalami peningkatan sebesar Rp.41.760.000/Tahun.
640
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
Berdasarkan data tersebut tentunya dalam aspek ekonomi, dampak yang dihasilkan dari
pengelolaan hutan desa tidak memiliki perubahan yang cukup signifikan.
Kata kunci : Hutan Desa, Kondisi Ekonomi, Pengelolaan
641
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
642
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
643
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
644
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
Tabel 3. Pengelolaan Hutan Desa di Bentang Pesisir Padang Tikar (Village Forest
Management in Bentang Pesisir Padang Tikar)
Variabel
Tingkat Monitoring Pengelolaan
Nama Desa Responden Akses Pemanfaatan
Partisipasi dan Hutan
Hutan Hutan
Masyarakat Evaluasi
Batu Ampar 7 3,92 (B) 3,32 (C) 2,71 (C) 3,54 (C) 3,37 (C)
Teluk Nibung 6 4,66 (SB) 3,16 (C) 2,79 (C) 3,22 (C) 3,45 (C)
Nipah Panjang 6 4,75 (SB) 3,33 (C) 2,77 (C) 3,5 (C) 3,58 (B)
Medan Mas 5 5 (SB) 3,65 (B) 3,22 (C) 4,03 (B) 3,97 (B)
Padang Tikar 1 8 4,18 (B) 3,46 (C) 3,4 (C) 4,18 (B) 3,80 (B)
Tasik Malaya 9 4,83 (SB) 3,66 (B) 3,19 (C) 3,9 (B) 3,89 (B)
Sungai Besar 6 5 (SB) 3,54 (C) 2,87 (C) 3,63 (B) 3,76 (B)
Sungai Jawi 9 4,6 (SB) 2,97 (C) 2,7 (C) 2,96 (C) 3,30 (C)
Ambarawa 6 4,83 (SB) 4,08 (B) 3,07 (C) 3,97 (B) 3,98 (B)
Tanjung Harapan 8 4,75 (SB) 3,62 (B) 2,86 (C) 2,95 (C) 3,54 (C)
Total 70 46,52 34,79 29,58 35,88 36,69
Rata-rata 4,652 (SB) 3,479 (C) 2,958 (C) 3,588 (B) 3,66 (B)
Sumber : Hasil analisis data, 2021
645
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
hutan desa dengan azas lestari yang melakukan rapat koordinasi, dan tidak
berbasis pada pemberdayaan masyarakat. pernah terjadi konfik di dalam pengelolaan
Partisipasi mencakup keikutsertaan seluruh hutan desa. Artinya masyarakat sering
masyarakat dalam pengelolaan hutan desa melakukan rapat koordinasi tentang
dalam merencanakan kegiatan di hutan pengelolaan hutan desa. Kegiatan
desa. Partisipasi di Bentang Pesisir Padang koordinasi tentang pengelolaan hutan desa
Tikar meliputi tingkat keaktifan dalam meliputi sosialisasi peraturan dalam
pengelolaan hutan desa, tingkat pengelolaan hutan desa, melakukan
keikutsertaan masyarakat, melakukan evaluasi dampak sosial, ekonomi, budaya
sosialisai tentang pengelolaan hutan desa, dan melakukan monitoring dan evaluasi
penandaan batas areal kerja hutan desa, hutan desa di lapangan sering dilakukan
restorasi dan rehabilitasi kawasan hutan, oleh masyarakat.
perlindungan areal kerja hutan desa, dan Pengelolaan Hutan
pembuatan sarana prasarana pengelolaan Berdasarkan hasil analisis pada Tabel
hutan desa.Menurut analisis data pada 3, peran LPHD dalam pengelolaan hutan
Tabel 3 dilihat bahwa dari 10 desa yang desa di 10 desa berada pada tingkat yang
mengelola hutan desa tingkat partisipasi cukup 4 (desa) dan baik 6 (desa).
berada pada kategori cukup, dengan rata- Pengelolaan Hutan Desa di BPPT rata-rata
rata skala skor 2,93 (cukup). Hal ini berada pada tingkatan yang baik (3,66), hal
membuktikan bahwa sebagaian besar ini tentunya Lembaga Pengelolaan Hutan
masyarakat cukup terlibat dalam Desa (LPHD) yang memiliki pengaruh
pelaksanaan pengelolaan hutan desa. penting dalam 4 aspek variabel pengelolaan
Monitoring dan Evaluasi hutan yang dapat mempengaruhi
Monitoring dan evaluasi merupakan kesuksesan dalam pengelolaan hutan desa.
kegiatan penting untuk mengukur kinerja Dalam aspek berkelanjutan, kondisi
pelaksanaan suatu program untuk pengelolaan hutan yang masih dikatakan
mengawasi kegiatan yang sudah cukup optimal menjadi tantangan sekaligus
direncanakan apakah sudah tepat dalam ancaman serius dalam pengelolaan 10 izin
perencanaanya dan juga menilai apakah hutan desa. Masih ada faktor-faktor yang
pengelolaan hutan desa sudah berjalan mempengaruhi kinerja LPHD dalam
sesuai dengan yang direncanakan (Abdian, pengelolaan hutan desa seperti aspek
2015). Monitoring dan evaluasi tentang partisipasi LPHD dan masyarakat yang
hutan desa sebagian besar masyarakat desa dikatakan cukup antara baik dan buruk.
melakukan rapat koordinasi terkait tentang Tanjung (2017), mengatakan partisipasi
pengelolaan hutan desa. Berdasarkan atau keterlibatan masyarakat dalam
analisis data pada Tabel 3 bahwa 5 (Desa) pemanfaatan sumberdaya hutan dan ikut
berada pada tingkatan cukup dan 5 (Desa) serta dalam pengamanan dan
berada pada tingkatan baik. Masyarakat di perlindungannya untuk mewujudkan
Bentang Pesisir Padang Tikar rata-rata kelestarian hutan dan kesejahteraan
dalam kategori baik (3,58) dalam masyarakat yaitu Esensi dari program
646
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
647
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
648
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
649
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
650
JURNAL HUTAN LESTARI (2021)
Vol. 9 (4): 640 – 651
651