Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Non-timber forest products (NTFPs) have recently had a more excellent economic value than timber forest products. Besides,
NTFPs are very diverse. Candlenut (Aleurites moluccana) is one of the NTFP commodities with sufficient economic value to
increase income for the communities around the forest. This study aims to determine the utilization and contribution of candlenut
businesses to farmers' farm income in Kahu Village, Bontocani District, Bone Regency. The collecting data was done through field
observation and interview of 30 respondents. Primary data consists of respondent's identity, condition of candlenut farming, plants
other than candlenut, utilization of candlenut, selling price of candlenut, income other than candlenut, and costs incurred (including
labor costs and equipment prices) during candlenut management. The results show that the utilization of hazelnut in Kahu Village
included candlenut as a spice material and hazelnut as a fuel. As for contributions provided by the candlenut business (Aleurites
moluccana) to farmers' farm income in Kahu Village is 46% or Rp.216,333,749 per year.
menunjang pendapatan masyarakat, seperti halnya di peluang untuk dijadikan sebagai responden. Data primer
Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone. Pada wilayah ini, terdiri atas identitas responden, kondisi usahatani kemiri,
kemiri merupakan komoditi dengan nilai produksi terbesar tanaman selain kemiri, pemanfaatan tanaman kemiri,
yakni 1.722.000 kg/tahun (BPS, 2018). Kegiatan usahatani harga penjualan kemiri, pendapatan selain kemiri, serta
kemiri tersebar hampir di seluruh kelurahan atau desa biaya-biaya yang dikeluarkan (meliputi upah pekerja dan
yang ada di Kecamatan Bontocani. Salah satunya adalah harga alat) selama pengelolaan kemiri. Data yang
Kelurahan Kahu. Kelurahan Kahu memiliki luas hutan dikumpulkan untuk menghitung pendapatan yakni data
sebesar 845,56 hektar (KLHK, 2019). Salah satu hasil selama setahun (2019)
hutan bukan kayu yang diusahakan adalah kemiri. Selain
kemiri, terdapat beberapa tanaman lain yang dijadikan
usahatani oleh masyarakat Kahu. Tanaman tersebut
antara lain cengkeh, coklat (kakao), kopi, dan padi. Selain
itu, untuk menambah pendapatan ekonominya,
masyarakat juga memiliki pekerjaan selain petani, seperti
PNS dan wirausaha. Namun demikian, data dan informasi
yang terkait dengan kemiri terutama kontribusi
pendapatan terhadap pendapatan total usaha tani di
wilayah tersebut belum banyak terungkap. Beranjak dari
situ, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai seberapa besar pendapatan yang diterima dari
hasil penjualan kemiri serta menghitung kontribusi
pendapatan usaha kemiri terhadap pendapatan total Gambar 1 Peta Administrasi Kelurahan Kahu
usahatani petani di wilayah penelitian. Data tersebut
diharapkan dapat menjadi ladang informasi untuk Data sekunder diperoleh melalui penelusuran
pengembangan usaha kemiri petani Kahu. Dalam pustaka dari berbagai hasil penelitian, literasi buku, data-
penelitian ini diharapkan pula akan memperoleh hasil data dan temuan dari instansi terkait, termasuk kondisi
mengenai kontribusi kemiri terhadap pendapatan petani. umum wilayah Kelurahan Kahu serta informasi lainnya
Hal tersebut kemudian melatar belakangi penelitian yang yang terkait dengan penelitian ini.
berjudul “Pemanfaatan dan Kontribusi Kemiri terhadap
Pendapatan Petani di Kelurahan Kahu, Kecamatan Analisis Data
Bontocani, Kabupaten Bone”.
1. Biaya Total
B. METODE Semua pengeluaran yang dapat dinilai dengan uang
selama kegiatan pengelolaan kemiri. Biaya tersebut
Lokasi Penelitian meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap selama
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bontocani, pengelolaan kemiri. Rumus yang digunakan sebagai
Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone. Kelurahan Kahu berikut (Yusdi et al., 2019) :
merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, dengan total luas TC=FC+VC (1)
wilayah 34,26 km2 (BPS, 2018). Kelurahan Kahu terdiri
atas empat Lingkungan, yaitu Lingkungan Tanjung, Di mana, TC adalah Total Cost/biaya total (Rp/tahun); TFC
Lingkungan Kahu, Lingkungan Maroanging dan adalah Total Fixed Cost/biaya tetap (Rp/tahun); dan TVC
Lingkungan Ulubila. Peta administrasi Kelurahan Kahu adalah Total Variabel Cost/biaya variable (Rp/tahun).
disajikan pada Gambar 1. Keadaan topografi secara
2. Penerimaan
umum berbukit dengan ketinggian 250-1105 mdpl
(Bakosurtanal, 1999). Kelurahan Kahu memiliki topografi Semua hasil yang dapat dinilai dengan uang yang
yang cukup berbukit. Tanaman kemiri mampu tumbuh diperoleh dari usaha tersebut. Rumus yang digunakan
pada berbagai topografi, termasuk topografi berbukit adalah sebagai berikut (Yusdi et al., 2019) :
seperti di wilayah penelitian ini.
TR=Q×P (2)
Metode Pengumpulan Data
Di mana, TR adalah Total Revenue/total penerimaan
Data primer diperoleh dari observasi lapangan dan
(Rp/tahun); Q adalah Total Produksi (kg/tahun); P adalah
wawancara. Wawancara dilakukan kepada petani kemiri
Harga Jual Produk (Rp).
sebanyak 30 responden. Penentuan responden dilakukan
secara random sampling dimana seluruh populasi memiliki
39 m dengan diameter batang mencapai 110 cm. Alat yang digunakan oleh petani kemiri di Kelurahan
Tanaman ini pernah ditanam sebagai tanaman reboisasi Kahu masih tradisional. Masyarakat setempat
(Krisnawati et al., 2011). Di Kelurahan Kahu, waktu panen menyebutnya “padeppa”. Satu padeppa dijual dengan
kemiri biasanya terjadi pada bulan September sampai harga Rp3.000. Satu alat ini biasanya hanya mampu
dengan bulan Desember. Masa panen kemiri tersebut memecahkan 16 kg buah kemiri. Setelahnya, alat tersebut
hanya terjadi dalam satu kali periode pemungutan dalam akan rusak. Hal tersebut yang menjadi salah satu keluhan
setahun. Walaupun hanya terjadi sekali periode panen dari petani agar kiranya pemerintah dapat memberikan
dalam setahun selama 4 bulan, proses pemungutan kemiri bantuan berupa mesin pemecah kemiri. Kemiri-kemiri
berlangsung secara bertahap yang dimulai dari bulan yang sudah dipecah kemudian siap untuk dijual. Kemiri
September. Pemanenan kemiri juga masih menggunakan tersebut dikumpulkan di pengumpul, kemudian dipasarkan
cara manual. Buah kemiri jatuh dengan cara alami ke ke berbagai wilayah setempat. Satu kilo kemiri di jual
tanah, kemudian di pungut oleh para petani. Setelah itu, dengan harga Rp30.000.
kemiri dijemur sampai kering, sehingga mudah dalam
proses pemecahannya.
Tabel 1 Luas kebun kemiri (hektar), umur pohon kemiri (tahun), total produksi kemiri (kg), penerimaan dan pendapatan usaha kemiri
Responden Luas Kebun Total Harga Jual Total Total Biaya Pendapatan
Umur Pohon
Kemiri Produksi Produk Penerimaan (rupiah/ (rupiah/
Kemiri (tahun)
(hektar) (kg/tahun) (rupiah) (rupiah/tahun) tahun) tahun)
1 1 20 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
2 1 30 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
3 3 20 600 30.000 18.000.000 112.500 17.887.500
4 0,25 20 50 30.000 1.500.000 9.375 1.490.625
5 0,25 50 50 30.000 1.500.000 759.375 740.625
6 0,75 50 50 30.000 1.500.000 759.375 740.625
7 3 30 600 30.000 18.000.000 112.500 17.887.500
8 0,5 15 30 30.000 900.000 5.625 894.375
9 5 50 1.000 30.000 30.000.000 3.187.500 26.812.500
10 1 26 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
11 1 50 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
12 1 30 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
13 1,5 30 300 30.000 9.000.000 56.250 8.943.750
14 1 40 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
15 1 17 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
16 2 50 400 30.000 12.000.000 75.000 11.925.000
17 1 15 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
18 1 10 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
19 1,5 10 300 30.000 9.000.000 56.250 8.943.750
20 2 55 500 30.000 15.000.000 93.750 14.906.250
21 0,25 35 50 30.000 1.500.000 9.375 1.490.625
22 1 10 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
23 0,75 7 32 30.000 960.000 6.000 954.000
24 0,125 20 25 30.000 750.000 379.688 370.312
25 2 30 400 30.000 12.000.000 75.000 11.925.000
26 1 50 100 30.000 3.000.000 18.750 2.981.250
27 2,5 20 500 30.000 15.000.000 93.750 14.906.250
28 0,25 20 33 30.000 990.000 6.188 983.812
29 1 25 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
30 1 20 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
Total - - 7.420 30.000 222.600.000 6.266.251 216.333.749
Rata-rata 1,3 28,5 245 - - - -
Tabel 2. Biaya produksi kemiri responden dengan beragam manfaat pula. Nandini (2018)
menjelaskan bahwa, tanaman kemiri merupakan jenis
Biaya Tidak tanaman yang hampir semua bagiannya dapat
Biaya Tetap Total Biaya
Responden Tetap dimanfaatkan yakni mulai dari daun, buah, kulit, kayu,
(rupiah) (rupiah)
(rupiah) akar, getah, dan bunga. Hasil pengelolaan dari bagian-
1 37.500 - 37.500
bagian tersebut dapat dijadikan sebagai obat-obatan
2 37.500 - 37.500 tradisional, penerangan, bahan bangunan, bahan
3 112.500 - 112.500 pewarna, bahan makanan, bahkan dekorasi.
4 9.375 - 9.375
5 9.375 750.000 759.375 4. Produksi Kemiri
6 9.375 750.000 759.375 Produksi kemiri yang dimaksud dalam penelitian ini
7 112.500 - 112.500 yaitu jumlah kemiri hasil panen yang dinyatakan dalam
satuan kilogram (kg). Berdasarkan data yang diperoleh,
8 5.625 - 5.625
total produksi kemiri responden di Kelurahan Kahu dalam
9 187.500 3.000.000 3.187.500 setahun mencapai 7.420 kg, dengan rata-rata produksi
10 37.500 - 37.500 sebesar 247 kg/tahun. Tabel 1 menunjukkan produksi
11 37.500 - 37.500 kemiri terendah yaitu 25 kg, dan produksi tertinggi yaitu
12 37.500 - 37.500 1.000 kg.
13 56.250 - 56.250
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa
petani yang memiliki luas lahan kemiri yang sama, namun
14 37.500 - 37.500 memiliki jumlah produksi yang berbeda, atau memiliki
15 37.500 - 37.500 lahan yang lebih luas, namun produksinya lebih kecil atau
16 75.000 - 75.000 sama dengan lahan yang lebih sempit. Hal tersebut bisa
17 37.500 - 37.500 terjadi karena terdapat perbedaan umur pohon kemiri,
18 37.500 - 37.500 yang mana semakin tinggi umur pohon kemiri maka
semakin banyak produksi buahnya. Direktorat Jenderal
19 56.250 - 56.250
Perkebunan Departemen Pertanian (2006) menjelaskan
20 93.750 - 93.750 bahwa, jumlah panen tergantung umur tanaman. Pohon
21 9.375 - 9.375 kemiri yang subur, panen pertamanya mampu mencapai
22 37.500 - 37.500 10 kg, kemudian pada usia 6 tahun mampu mencapai 25
23 6.000 - 6.000 kg, dan pada usia 11-20 tahun produksinya akan stabil
yakni sekitar 35-50 kg/tahun. Pada Kelurahan Kahu,
24 4.688 375.000 379.688
produksi kemiri (kg) dapat dikelaskan menjadi 3 kategori,
25 75.000 - 75.000 yakni produksi rendah (<100 kg), sedang (100-500 kg),
26 18.750 - 18.750 dan tinggi (>500 kg). Tabel 1 menunjukkan bahwa
27 93.750 - 93.750 responden terbanyak berada pada kelas produksi sedang
28 6.188 - 6.188 (100-500 kg), dan hanya terdapat 3 orang (10%)
29 37.500 - 37.500
responden yang berada pada kelas produksi tinggi.
30 37.500 - 37.500 Pendapatan Usaha Kemiri
Total 1.391.251 4.875.000 6.266.251
1. Total Biaya Produksi Kemiri
Di Kelurahan Kahu, masyarakat menjadikan komoditi Total biaya produksi kemiri merupakan jumlah biaya
kemiri sebagai sumber mata pencaharian utama. Namun, yang dikeluarkan untuk mengolah kemiri dari kemiri bulat
pemanfaatan kemiri di wilayah ini dapat dikatakan belum menjadi kemiri kupas. Biaya tersebut terdiri atas biaya
optimal. Masyarakat sejauh ini hanya memanfaatkan buah tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
kemiri sebagai bahan rempah-rempah, dan kulit kemiri Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi harga alat (terpal
sebagai bahan bakar. Hal ini sejalan dengan apa yang dan baskom) yang digunakan dalam pengolahan kemiri
dikemukakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (2006) sedangkan biaya variabel dalam penelitian ini meliputi
bahwa buah kemiri banyak dimanfaatkan sebagai bumbu upah pekerja. Berdasarkan hasil wawancara, upah yang
masak. Hasil olahan kemiri juga dapat menjadi minyak, diberikan kepada pekerja di Kelurahan Kahu berupa hasil
yang mana memiliki kualitas serta nilai ekonomi yang panen kemiri dalam satuan kilogram (kg). Dari satuan
cukup tinggi. Belum ada inovasi terkait pengelolaan hasil kilogram (kg) kemudian di konversi ke dalam satuan harga
kemiri, mengingat keterbatasan alat, informasi serta ilmu (rupiah). Sebagian besar petani tidak menggunakan
pengetahuan yang terkait. Padahal jika dikelola lebih tenaga kerja selama pengelolaan kemiri. Adapun yang
lanjut, hasil dari kemiri dapat menjadi beragam produk menggunakan tenaga kerja adalah mereka yang memiliki
pekerjaan sampingan sebagai petani, dan mereka yang pembayaran upah pekerja bagi yang menggunakan
memiliki lahan kemiri yang luasnya di atas rata-rata. Biaya- tenaga kerja. Biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada
biaya yang dikeluarkan selama produksi kemiri responden Tabel 3.
dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui Tabel 3. Biaya produksi usaha cengkeh
bahwa biaya tetap yang dikeluarkan adalah
Rp1.391.251/tahun, sedangkan biaya tidak tetapnya Biaya
Biaya Tetap Biaya Total
adalah Rp.4.875.000/tahun, sehingga total biaya yang Responden Variabel
(rupiah/tahun) (rupiah/tahun)
(rupiah/tahun)
dikeluarkan selama produksi kemiri adalah
1 835.000 300.000 1.135.000
Rp.6.226.251/tahun.
4 580.000 - 580.000
2. Penerimaan dan Pendapatan Usaha Kemiri 7 900.000 450.000 1.350.000
Penerimaan usaha kemiri diperoleh dari total 9 580.000 150.000 730.000
produksi (kg) kemiri dalam setahun, dikalikan dengan 14 580.000 150.000 730.000
harga jual kemiri (rupiah/kg). Total penerimaan usaha 17 580.000 150.000 730.000
kemiri dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data yang 20 580.000 300.000 880.000
diperoleh, dapat diketahui bahwa total produksi kemiri 21 580.000 - 580.000
dalam setahun mencapai 7.420 kg, dengan penerimaan
Rp.222.600.000,-. Berdasarkan data yang diperoleh, 22 580.000 - 580.000
dapat diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh dari 24 325.000 150.000 475.000
hasil usaha kemiri dalam setahun mencapai 27 835.000 300.000 1.135.000
Rp.216.333.749,-. Total 6.955.000 1.950.000 8.905.000
Harga Jual
Responden Total Produksi Total Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Produk
(kg/tahun) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun)
(rupiah/kg)
1 207 65.000 13.455.000 1.135.000 12.320.000
4 46 65.000 2.990.000 580.000 2.410.000
7 507 65.000 32.955.000 1.350.000 31.605.000
9 50 65.000 3.250.000 730.000 2.520.000
14 99 65.000 6.435.000 730.000 5.705.000
17 50 65.000 3.250.000 730.000 2.520.000
20 100 65.000 6.500.000 880.000 5.620.000
21 50 65.000 3.250.000 580.000 2.670.000
22 193 65.000 12.545.000 580.000 11.965.000
24 46 65.000 2.990.000 475.000 2.515.000
27 100 65.000 6.500.000 1.135.000 5.365.000
Total 1.448 65.000 94.120.000 8.905.000 85.215.000
Responden Total Produksi Harga Jual Produk Total Penerimaan Total Biaya Pendapatan
(kg/tahun) (rupiah/kg) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun)
1 866 7.500 6.495.000 811.875 5.683.125
3 3.000 7.500 22.500.000 5.062.500 17.437.500
4 500 7.500 3.750.000 468.750 3.281.250
5 540 7.500 4.050.000 506.250 3.543.750
7 1.600 7.500 12.000.000 2.700.000 9.300.000
9 953 7.500 7.147.500 893.438 6.254.062
12 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
13 846 7.500 6.345.000 793.125 5.551.875
14 1.200 7.500 9.000.000 1.125.000 7.875.000
15 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
18 4.600 7.500 34.500.000 7.762.500 26.737.500
20 240 7.500 1.800.000 225.000 1.575.000
21 300 7.500 2.250.000 281.250 1.968.750
22 866 7.500 6.495.000 811.875 5.683.125
23 1.200 7.500 9.000.000 1.125.000 7.875.000
24 1.200 7.500 9.000.000 2.025.000 6.975.000
25 3.000 7.500 22.500.000 5.062.500 17.437.500
29 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
30 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
Total 26.911 7.500 201.832.500 35.279.063 166.553.437
Penerimaan dan Pendapatan Usaha Padi optimal. Masyarakat sejauh ini hanya memanfaatkan buah
kemiri sebagai bahan rempah-rempah, dan kulit kemiri
Penerimaan usaha padi diperoleh dari total produksi
sebagai bahan. Kontribusi yang diberikan oleh usaha
padi (kg/tahun) dikalikan dengan harga jual padi
kemiri (Aleurites moluccana) terhadap pendapatan usaha
(rupiah/kg). Total penerimaan usaha padi dapat dilihat
tani di Kelurahan Kahu adalah 46% atau sebesar
pada Tabel 6. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
Rp216.333.749 per tahun.
diketahui bahwa total produksi padi dalam setahun
mencapai 26.911 kg, dengan penerimaan Rp201.832.500.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
DAFTAR PUSTAKA
pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha padi dalam Albers, H.J dan E.J.Z. Robinson. (2011). A Review of the Spatial
setahun mencapai Rp166.553.437. Economics of Non-timber Forest Product Extraction:
Implication for Policy. Ecological Economics, 92: 87-95
Kontribusi Usaha Kemiri terhadap Total Pendapatan Anwar, M.A dan G.S. Noor. (2014). Potensi, Sifat dan Manfaat Kayu
Petani Kemiri Pengganti Kayu Hutan Alam di Kalimantan Selatan.
Banjarbaru: Balitbang Provinsi Kalimantan Selatan
Kontribusi kemiri dalam penelitian ini merupakan
pendapatan usaha kemiri responden yang dinyatakan BPS. (2018). Kecamatan Bontocani Dalam Angka 2018. Bone
dalam bentuk persen (%) selama satu tahun. Selain dari Cici, S. Umar, H. Pribadi. (2018). Analisis Pendapatan Petani
usaha kemiri, responden memperoleh pendapatan dari Agroforestri Kemiri dan Kakao di Desa Sigimpu Kecamatan
usaha non kemiri. Pendapatan usaha non kemiri pada Palolo Kabupaten Sigi. Palu: Jurnal Warta Rimba, 6 (1) : 16-24
penelitian ini merupakan pendapatan hasil usaha cengkeh Chukwuone, N.A dan C.A. Okeke. 2012. Can Non Wood Forest
dan padi. Total pendapatan usahatani responden disajikan Products be Used in Promoting Household Food Security?:
dalam Tabel 9. Evidence From Savanah and Rain Forest Region of Southern
Nigeria. Forest Policy and Economics, 25: 1-9
Tabel 9 Kontribusi pendapatan usaha kemiri terhadap Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. (2006)
pendapatan non kemiri Pedoman Budidaya Kemiri (Aleurites moluccana Willd).
Jakarta
Jumlah Pendapatan Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan, Kementrian Lingkungan Hidup
Sumber Kontribusi dan Kehutanan. (2019). Data Penutupan Lahan Tahun 2018.
(rupiah/semua
Pendapatan (%) Bogor
petani/tahun)
Pendapatan 216.333.749 46 Haris, S.W, Ridwan, Makkarennu. (2020). Analisis Pendapatan Usaha
Usaha Kemiri Gula Aren di Desa Gantarang Kabupaten Sinjai Sulawesi
Pendapatan 251.768.437 54 Selatan. Perennial, 16(1): 18-25
Usaha Non Kemiri Jannah, M. (2019). Potensi dan Bentuk Pemanfaatan Tanaman Bambu
Pendapatan Total 468.102.186 100 Pada Lahan Masyarakat di Desa Kading Kecamatan Tanete
Usahatani Riaja Kabupaten Barru. Makassar: Universitas Hasanuddin
Makassar
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa Krisnawati, H., M. Kallio., M, Kanninem. (2011). Aleurites moluccana
pendapatan usaha kemiri lebih rendah dari pendapatan (L.) Wild.: Ekologi, Silvikultur dan Produkstivitas. CIFOR,
usaha non kemiri responden. Pendapatan usaha kemiri Bogor, Indonesia.
dalam setahun mencapai Rp216.333.749,- atau sebesar Makkarennu, A.S. Mahbub, Ridwan. (2020) An Integrated of Business
46% sedangkan pendapatan usaha non kemiri dalam Model Canvas on Prioritizing Strategy: Case Study of Small
setahun mencapai Rp251.768.437,-. atau sebesar 54%. Scale Nontimber Forest Product (NTFP) Enterprises in
Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi usaha kemiri Indonesia. Small-scale Forestry, 19(4): 1-14.
sebagai salah satu produk HHBK, cukup signifikan dalam Masruroh, A. (2015). Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap
usaha peningkatan pendapatan masyarakat di Kelurahan Pendapatan Rumah Tangga di Desa Salamrejo Kecamatan
Selopang Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Yogyakarta:
Kahu. Sisi lain, dampak sosial dari usaha ini adalah Universitas Negeri Yogyakarta
pelibatan tenaga kerja dalam mengolah kemiri bulat
menjadi kemiri kupas. Peran pemerintah dan stakeholders Nandini, R. (2018). Analisis Keuntungan Usahatani Agrogorestri Kemiri,
Coklat, Kopi dan Pisang di Hutan Kemasyarakatan Sesaot,
terkait sangat diperlukan dalam upaya untuk Lombok Barat. Jurnal Faloak 2(1): 1-12
mengembangkan usaha kemiri ini misalnya dengan
peningkatan kapasitas petani baik diversifikasi produk Nono, Diba, F., Fahrizal. (2017). Pemanfaatan Hasil Hutan bukan Kayu
oleh Masyarakat di Desa Labian Ira’ang dan desa Datah Diaan
maupun penyediaan peralatan yang dibutuhkan. di Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan dan lestari, Vol. 5(1):
76-87
D. KESIMPULAN Pohan, R.M, A. Purwoko, T. Martia. (2013). Kontribusi Hasil Hutan
Bukan Kayu dari Hutan Produksi Terbatas bagi Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Kahu menjadikan komoditi Rumah Tangga Masyarakat (Contribution of Non Timber
kemiri sebagai sumber mata pencaharian utama. Namun, Forest Products from Limited Production Forest for Household
pemanfaatan kemiri di wilayah ini dapat dikatakan belum Income). Medan: Universitas Sumatera Utara
Pranowo, D., M. Herman., Syafaruddin. (2015). Potensi Wahyudi. (2017). Non-Timber Forest Product (NTFP) Commodities
Pengembangan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Harvested and Marketed by Local People at the Local Markets
Airy Shaw) di Lahan Terdegradasi. Perspektif, Vo. 14 (2): 87- in Manokwari-West Papua. Indonesian Journal of Forestry
101. Research 4(1): 27-35
Reshad, M., Mohammed, M., Mohammed, A., Beyene, A. (2017). Yusdi, M., Yusriadi, A.E. Sriwahyuningsih. (2019). Analisis Pendapatan
Socio-Economis Importance of Non-Timber Forest Products Usahatani Antara Petani yang Menggunakan Benih Padi
and Its Implication on Natural Forest Conservation: The Case Berlabel dan Benih Padi Non Berlabel di Desa Leppangang
of Jello-Muktar Forest, Southeastern Ethiopia. Journal of Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Pare-pare:
Economics and Sustainable Development, Vol. 8(17): 45-52 Jurnal Ecosystem, 19 (1) : 61-67