You are on page 1of 9

Perennial, 2021 Tersedia Online:

Vol. 17 No. 1: 26-34 http://dx.doi.org/10.24259/perennial.v17i1.13087


ISSN: 1412-7784 e-ISSN: 2685-6859

PEMANFAATAN DAN KONTRIBUSI KEMIRI (ALEURITES MOLUCCANA) SEBAGAI


KOMODITI HHBK TERHADAP PENDAPATAN PETANI
DI KECAMATAN BONTOCANI KABUPATEN BONE, SULAWESI SELATAN
The Utilization and Contribution of Candlenut (Aleurites Moluccana) as a NTFPs commodity Toward Farmers 'Income
in Bontocani District, Bone Regency, South Sulawesi

Baharuddin1, Makkarennu2, Mughni Rahmi1


1Laboratorium Pemanfaatan dan Pengelolaan Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin
2Laboratorium Kebijakan dan Kewirausahaan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin,
Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, 90245

corresponding author: nmakkarennu@gmail.com

ABSTRACT

Non-timber forest products (NTFPs) have recently had a more excellent economic value than timber forest products. Besides,
NTFPs are very diverse. Candlenut (Aleurites moluccana) is one of the NTFP commodities with sufficient economic value to
increase income for the communities around the forest. This study aims to determine the utilization and contribution of candlenut
businesses to farmers' farm income in Kahu Village, Bontocani District, Bone Regency. The collecting data was done through field
observation and interview of 30 respondents. Primary data consists of respondent's identity, condition of candlenut farming, plants
other than candlenut, utilization of candlenut, selling price of candlenut, income other than candlenut, and costs incurred (including
labor costs and equipment prices) during candlenut management. The results show that the utilization of hazelnut in Kahu Village
included candlenut as a spice material and hazelnut as a fuel. As for contributions provided by the candlenut business (Aleurites
moluccana) to farmers' farm income in Kahu Village is 46% or Rp.216,333,749 per year.

Key words: candlenut; contribution; income; NTFPs; utilization

A. PENDAHULUAN Tanaman kemiri (Aleurites moluccana) merupakan


salah satu komoditas HHBK yang banyak dimanfaatkan
Hasil hutan bukan kayu (HHBK) dewasa ini dapat oleh masyarakat yang berada di sekitar hutan oleh karena
memiliki nilai ekonomi yang lebih besar dari hasil hutan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kemiri memiliki
kayu, mengingat komoditas dari HHBK sangat beragam. berbagai macam cara untuk dimanfaatkan seperti
Menurut Pohan et al. (2013), selain memiliki nilai ekonomi pemanfaatannya yang bisa langsung dipasarkan dan
yang jauh lebih besar dari kayu, pemungutan HHBK tidak dapat pula diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan,
menyebabkan kerusakan hutan, sehingga tidak akan seperti minyak kemiri. Tanaman ini tidak hanya
mengakibatkan hilangnya fungsi-fungsi dan nilai jasa dari menghasilkan minyak kemiri saja. Hampir semua bagian
hutan. Kontribusi HHBK terhadap kehidupan masyarakat dari tanaman kemiri dapat dimanfaatkan yakni mulai dari
hutan selain sangat berarti secara ekonomi juga lebih akar, batang, daun dan biji. Bagian-bagian tanaman kemiri
merata dibandingkan dengan kayu dari segi distribusi dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan, bahan
pendapatan, karena yang dapat mengelola kayu hanya penyedap makanan/bumbu dapur, bahkan dapat dijadikan
masyarakat tertentu saja. Komoditas HHBK merupakan sebagai bahan kecantikan (Makkarennu et al., 2020) yang
sumberdaya mata pencaharian dan berperan penting bagi mana produk-produk tersebut tentunya banyak dibutuhkan
keberlangsungan hidup masyarakat sekitar hutan oleh masyarakat dan industri. Anwar dan Noor (2014)
(Wahyudi, 2017; Nono et al., 2017). Pemanfaatan HHBK menyebutkan bahwa kemiri tergolong dalam tumbuhan
menjadi salah satu aspek penting selain sebagai sumber fast growing sehingga tidak membutuhkan waktu yang
pendapatan (Reshad et al., 2017) juga berkontribusi pada lama untuk dipanen dan tidak begitu banyak menuntut
tingkat dan pola degradasi hutan (Albers dan Robinson, persyaratan tempat tumbuh.
2011), berperan dalam kepastian keamanan pangan Di Sulawesi Selatan, kemiri juga sudah banyak
(Chukwuone dan Okeke, 2012) serta sosial budaya (Haris dimanfaatkan dan diusahakan oleh masyarakat sekitar
et al., 2020). hutan. Komoditi ini merupakan produk andalan yang dapat

Diterima: 4 Maret 2021; Disetujui: 29 Mei 2021


Pemanfaatan Dan Kontribusi Kemiri (Aleurites … 27

menunjang pendapatan masyarakat, seperti halnya di peluang untuk dijadikan sebagai responden. Data primer
Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone. Pada wilayah ini, terdiri atas identitas responden, kondisi usahatani kemiri,
kemiri merupakan komoditi dengan nilai produksi terbesar tanaman selain kemiri, pemanfaatan tanaman kemiri,
yakni 1.722.000 kg/tahun (BPS, 2018). Kegiatan usahatani harga penjualan kemiri, pendapatan selain kemiri, serta
kemiri tersebar hampir di seluruh kelurahan atau desa biaya-biaya yang dikeluarkan (meliputi upah pekerja dan
yang ada di Kecamatan Bontocani. Salah satunya adalah harga alat) selama pengelolaan kemiri. Data yang
Kelurahan Kahu. Kelurahan Kahu memiliki luas hutan dikumpulkan untuk menghitung pendapatan yakni data
sebesar 845,56 hektar (KLHK, 2019). Salah satu hasil selama setahun (2019)
hutan bukan kayu yang diusahakan adalah kemiri. Selain
kemiri, terdapat beberapa tanaman lain yang dijadikan
usahatani oleh masyarakat Kahu. Tanaman tersebut
antara lain cengkeh, coklat (kakao), kopi, dan padi. Selain
itu, untuk menambah pendapatan ekonominya,
masyarakat juga memiliki pekerjaan selain petani, seperti
PNS dan wirausaha. Namun demikian, data dan informasi
yang terkait dengan kemiri terutama kontribusi
pendapatan terhadap pendapatan total usaha tani di
wilayah tersebut belum banyak terungkap. Beranjak dari
situ, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai seberapa besar pendapatan yang diterima dari
hasil penjualan kemiri serta menghitung kontribusi
pendapatan usaha kemiri terhadap pendapatan total Gambar 1 Peta Administrasi Kelurahan Kahu
usahatani petani di wilayah penelitian. Data tersebut
diharapkan dapat menjadi ladang informasi untuk Data sekunder diperoleh melalui penelusuran
pengembangan usaha kemiri petani Kahu. Dalam pustaka dari berbagai hasil penelitian, literasi buku, data-
penelitian ini diharapkan pula akan memperoleh hasil data dan temuan dari instansi terkait, termasuk kondisi
mengenai kontribusi kemiri terhadap pendapatan petani. umum wilayah Kelurahan Kahu serta informasi lainnya
Hal tersebut kemudian melatar belakangi penelitian yang yang terkait dengan penelitian ini.
berjudul “Pemanfaatan dan Kontribusi Kemiri terhadap
Pendapatan Petani di Kelurahan Kahu, Kecamatan Analisis Data
Bontocani, Kabupaten Bone”.
1. Biaya Total
B. METODE Semua pengeluaran yang dapat dinilai dengan uang
selama kegiatan pengelolaan kemiri. Biaya tersebut
Lokasi Penelitian meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap selama
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Bontocani, pengelolaan kemiri. Rumus yang digunakan sebagai
Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone. Kelurahan Kahu berikut (Yusdi et al., 2019) :
merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, dengan total luas TC=FC+VC (1)
wilayah 34,26 km2 (BPS, 2018). Kelurahan Kahu terdiri
atas empat Lingkungan, yaitu Lingkungan Tanjung, Di mana, TC adalah Total Cost/biaya total (Rp/tahun); TFC
Lingkungan Kahu, Lingkungan Maroanging dan adalah Total Fixed Cost/biaya tetap (Rp/tahun); dan TVC
Lingkungan Ulubila. Peta administrasi Kelurahan Kahu adalah Total Variabel Cost/biaya variable (Rp/tahun).
disajikan pada Gambar 1. Keadaan topografi secara
2. Penerimaan
umum berbukit dengan ketinggian 250-1105 mdpl
(Bakosurtanal, 1999). Kelurahan Kahu memiliki topografi Semua hasil yang dapat dinilai dengan uang yang
yang cukup berbukit. Tanaman kemiri mampu tumbuh diperoleh dari usaha tersebut. Rumus yang digunakan
pada berbagai topografi, termasuk topografi berbukit adalah sebagai berikut (Yusdi et al., 2019) :
seperti di wilayah penelitian ini.
TR=Q×P (2)
Metode Pengumpulan Data
Di mana, TR adalah Total Revenue/total penerimaan
Data primer diperoleh dari observasi lapangan dan
(Rp/tahun); Q adalah Total Produksi (kg/tahun); P adalah
wawancara. Wawancara dilakukan kepada petani kemiri
Harga Jual Produk (Rp).
sebanyak 30 responden. Penentuan responden dilakukan
secara random sampling dimana seluruh populasi memiliki

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


28 Baharuddin, Makkarennu, Mughni Rahmi

3. Pendapatan Responden mengatakan bahwa hal tersebut juga


tergantung pada perawatan pohon kemiri, yakni
Analisis pendapatan dilakukan dengan melihat
pemangkasan cabang-cabang pohon yang sudah tua atau
pendapatan petani dari usaha yang diterapkan. Rumus
rusak, sehingga dapat menumbuhkan tunas-tunas cabang
yang digunakan adalah sebagai berikut (Yusdi et al.,
baru agar dapat mengoptimalkan produktivitas kemiri. Hal
2019):
ini sejalan dengan pendapat Krisnawati et al. (2011)
π=TR-TC (3) bahwa salah satu salah satu tujuan pemangkasan adalah
mempercepat proses pembungaan dan pembuahan.
Di mana, 𝝅 adalah Pendapatan (Rp/tahun); TR adalah
2. Usahatani
Total Revenue/total penerimaan (Rp/tahun); dan TC
adalah Total Cost/total biaya (Rp/tahun). Masyarakat di Kelurahan Kahu sebagian besar
merupakan petani. Berdasarkan observasi lapangan dan
4. Kontribusi wawancara dengan responden, biasanya dalam satu
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kontribusi lahan terdapat tanaman selain kemiri yakni coklat. Coklat
usahatani kemiri terhadap pendapatan petani dalam biasanya di tanam di sela-sela antara kemiri satu dan
usaha tani yang dilakukan dalam satuan persen. kemiri yang lain dengan jumlah yang sangat terbatas..
Pendekatan ini tidak memperhitungkan pendapatan lain Terdapat 30% responden yang memiliki lahan dengan
diluar usaha tani seperti PNS dan pedagang. Kontribusi tanaman kemiri saja, selebihnya 70% responden tidak
merupakan sumbangan dari suatu hal terhadap suatu hal hanya bertani kemiri tetapi juga memiliki memiliki tanaman
yang lain. Rumus yang digunakan untuk adalah sebagai lain baik dalam satu lahan yang sama maupun pada lahan
berikut (Masruroh, 2015): yang berbeda, Presentase jenis usahatani responden
dapat dilihat pada Gambar 2.
Pendapatan Usahatani Kemiri
Kontribusi= Pendapatan Total Petani
×100% (4)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Usahatani dan Pemanfaatan

1. Luas Lahan dan Umur Pohon Kemiri


Masyarakat di Kelurahan Kahu biasanya menanam
lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan, contohnya
kemiri dan coklat. Sebagian besar responden memiliki
lahan seluas 1-3 hektar. Luas lahan akan mempengaruhi
Gambar 2 Jenis Usahatani Responden
sedikit banyaknya hasil produksi. Semakin luas lahan,
maka akan semakin banyak hasil produksi. Namun
demikian, berdasarkan wawancara dengan responden Berdasarkan hasil wawancara dengan responden,
menyatakan bahwa hal tersebut tidak selamanya terdapat beberapa alasan mengapa responden memilih
demikian, karena tidak tiap pohon kemiri dapat untuk bertani kemiri. Alasan tersebut antara lain: tanaman
menghasilkan jumlah kemiri yang banyak. Dengan kemiri cocok dengan keadaan iklim dan topografi di
demikian, walaupun memiliki lahan yang luas, tingkat Kelurahan Kahu, harga kemiri stabil, adapun jika terdapat
produksi kemiri bergantung pada produktivitas per pohon. perubahan maka harganya tidak terlalu jauh, hasil panen
Umur pohon kemiri responden yang berada pada kemiri dapat bertahan lama, bahkan sampai hitungan
Kelurahan Kahu bervariasi mulai dari umur 7 sampai tahun, kemiri mudah tumbuh dan pemeliharaannya tidak
dengan umur 50 tahun dengan umur rata-rata 28.5 tahun sulit, tidak membutuhkan pupuk khusus untuk
(Tabel 1). Pada umumnya, kemiri sudah mampu pertumbuhannya, tidak mudah terserang hama dalam
memproduksi buah pada umur 4 tahun, bahkan sudah ada pemeliharaan serta pengelolaannya, kemiri tidak
yang berbunga pada umur 3 tahun (Pranowo et al., 2015). membutuhkan modal yang besar, selain memiliki lahan.
Hal ini menunjukkan bahwa pohon-pohon kemiri yang ada Selain itu, komoditi ini merupakan tanaman turun-temurun
pada Kelurahan Kahu sudah mampu berproduksi. Umur yang sudah digeluti masyarakat di Kelurahan Kahu.
produksi juga sedikit banyaknya mempengaruhi jumlah
produksi kemiri. Namun, tidak menutup kemungkinan 3. Pemanfaatan Kemiri
apabila terdapat pohon kemiri yang memiliki umur sama, Kemiri merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu.
tapi mempunyai jumlah produksi yang berbeda. Kemiri jenis Aleurites moluccana mampu mencapai tinggi

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


Pemanfaatan Dan Kontribusi Kemiri (Aleurites … 29

39 m dengan diameter batang mencapai 110 cm. Alat yang digunakan oleh petani kemiri di Kelurahan
Tanaman ini pernah ditanam sebagai tanaman reboisasi Kahu masih tradisional. Masyarakat setempat
(Krisnawati et al., 2011). Di Kelurahan Kahu, waktu panen menyebutnya “padeppa”. Satu padeppa dijual dengan
kemiri biasanya terjadi pada bulan September sampai harga Rp3.000. Satu alat ini biasanya hanya mampu
dengan bulan Desember. Masa panen kemiri tersebut memecahkan 16 kg buah kemiri. Setelahnya, alat tersebut
hanya terjadi dalam satu kali periode pemungutan dalam akan rusak. Hal tersebut yang menjadi salah satu keluhan
setahun. Walaupun hanya terjadi sekali periode panen dari petani agar kiranya pemerintah dapat memberikan
dalam setahun selama 4 bulan, proses pemungutan kemiri bantuan berupa mesin pemecah kemiri. Kemiri-kemiri
berlangsung secara bertahap yang dimulai dari bulan yang sudah dipecah kemudian siap untuk dijual. Kemiri
September. Pemanenan kemiri juga masih menggunakan tersebut dikumpulkan di pengumpul, kemudian dipasarkan
cara manual. Buah kemiri jatuh dengan cara alami ke ke berbagai wilayah setempat. Satu kilo kemiri di jual
tanah, kemudian di pungut oleh para petani. Setelah itu, dengan harga Rp30.000.
kemiri dijemur sampai kering, sehingga mudah dalam
proses pemecahannya.

Tabel 1 Luas kebun kemiri (hektar), umur pohon kemiri (tahun), total produksi kemiri (kg), penerimaan dan pendapatan usaha kemiri

Responden Luas Kebun Total Harga Jual Total Total Biaya Pendapatan
Umur Pohon
Kemiri Produksi Produk Penerimaan (rupiah/ (rupiah/
Kemiri (tahun)
(hektar) (kg/tahun) (rupiah) (rupiah/tahun) tahun) tahun)
1 1 20 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
2 1 30 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
3 3 20 600 30.000 18.000.000 112.500 17.887.500
4 0,25 20 50 30.000 1.500.000 9.375 1.490.625
5 0,25 50 50 30.000 1.500.000 759.375 740.625
6 0,75 50 50 30.000 1.500.000 759.375 740.625
7 3 30 600 30.000 18.000.000 112.500 17.887.500
8 0,5 15 30 30.000 900.000 5.625 894.375
9 5 50 1.000 30.000 30.000.000 3.187.500 26.812.500
10 1 26 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
11 1 50 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
12 1 30 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
13 1,5 30 300 30.000 9.000.000 56.250 8.943.750
14 1 40 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
15 1 17 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
16 2 50 400 30.000 12.000.000 75.000 11.925.000
17 1 15 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
18 1 10 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
19 1,5 10 300 30.000 9.000.000 56.250 8.943.750
20 2 55 500 30.000 15.000.000 93.750 14.906.250
21 0,25 35 50 30.000 1.500.000 9.375 1.490.625
22 1 10 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
23 0,75 7 32 30.000 960.000 6.000 954.000
24 0,125 20 25 30.000 750.000 379.688 370.312
25 2 30 400 30.000 12.000.000 75.000 11.925.000
26 1 50 100 30.000 3.000.000 18.750 2.981.250
27 2,5 20 500 30.000 15.000.000 93.750 14.906.250
28 0,25 20 33 30.000 990.000 6.188 983.812
29 1 25 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
30 1 20 200 30.000 6.000.000 37.500 5.962.500
Total - - 7.420 30.000 222.600.000 6.266.251 216.333.749
Rata-rata 1,3 28,5 245 - - - -

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


30 Baharuddin, Makkarennu, Mughni Rahmi

Tabel 2. Biaya produksi kemiri responden dengan beragam manfaat pula. Nandini (2018)
menjelaskan bahwa, tanaman kemiri merupakan jenis
Biaya Tidak tanaman yang hampir semua bagiannya dapat
Biaya Tetap Total Biaya
Responden Tetap dimanfaatkan yakni mulai dari daun, buah, kulit, kayu,
(rupiah) (rupiah)
(rupiah) akar, getah, dan bunga. Hasil pengelolaan dari bagian-
1 37.500 - 37.500
bagian tersebut dapat dijadikan sebagai obat-obatan
2 37.500 - 37.500 tradisional, penerangan, bahan bangunan, bahan
3 112.500 - 112.500 pewarna, bahan makanan, bahkan dekorasi.
4 9.375 - 9.375
5 9.375 750.000 759.375 4. Produksi Kemiri
6 9.375 750.000 759.375 Produksi kemiri yang dimaksud dalam penelitian ini
7 112.500 - 112.500 yaitu jumlah kemiri hasil panen yang dinyatakan dalam
satuan kilogram (kg). Berdasarkan data yang diperoleh,
8 5.625 - 5.625
total produksi kemiri responden di Kelurahan Kahu dalam
9 187.500 3.000.000 3.187.500 setahun mencapai 7.420 kg, dengan rata-rata produksi
10 37.500 - 37.500 sebesar 247 kg/tahun. Tabel 1 menunjukkan produksi
11 37.500 - 37.500 kemiri terendah yaitu 25 kg, dan produksi tertinggi yaitu
12 37.500 - 37.500 1.000 kg.
13 56.250 - 56.250
Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa
petani yang memiliki luas lahan kemiri yang sama, namun
14 37.500 - 37.500 memiliki jumlah produksi yang berbeda, atau memiliki
15 37.500 - 37.500 lahan yang lebih luas, namun produksinya lebih kecil atau
16 75.000 - 75.000 sama dengan lahan yang lebih sempit. Hal tersebut bisa
17 37.500 - 37.500 terjadi karena terdapat perbedaan umur pohon kemiri,
18 37.500 - 37.500 yang mana semakin tinggi umur pohon kemiri maka
semakin banyak produksi buahnya. Direktorat Jenderal
19 56.250 - 56.250
Perkebunan Departemen Pertanian (2006) menjelaskan
20 93.750 - 93.750 bahwa, jumlah panen tergantung umur tanaman. Pohon
21 9.375 - 9.375 kemiri yang subur, panen pertamanya mampu mencapai
22 37.500 - 37.500 10 kg, kemudian pada usia 6 tahun mampu mencapai 25
23 6.000 - 6.000 kg, dan pada usia 11-20 tahun produksinya akan stabil
yakni sekitar 35-50 kg/tahun. Pada Kelurahan Kahu,
24 4.688 375.000 379.688
produksi kemiri (kg) dapat dikelaskan menjadi 3 kategori,
25 75.000 - 75.000 yakni produksi rendah (<100 kg), sedang (100-500 kg),
26 18.750 - 18.750 dan tinggi (>500 kg). Tabel 1 menunjukkan bahwa
27 93.750 - 93.750 responden terbanyak berada pada kelas produksi sedang
28 6.188 - 6.188 (100-500 kg), dan hanya terdapat 3 orang (10%)
29 37.500 - 37.500
responden yang berada pada kelas produksi tinggi.
30 37.500 - 37.500 Pendapatan Usaha Kemiri
Total 1.391.251 4.875.000 6.266.251
1. Total Biaya Produksi Kemiri
Di Kelurahan Kahu, masyarakat menjadikan komoditi Total biaya produksi kemiri merupakan jumlah biaya
kemiri sebagai sumber mata pencaharian utama. Namun, yang dikeluarkan untuk mengolah kemiri dari kemiri bulat
pemanfaatan kemiri di wilayah ini dapat dikatakan belum menjadi kemiri kupas. Biaya tersebut terdiri atas biaya
optimal. Masyarakat sejauh ini hanya memanfaatkan buah tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
kemiri sebagai bahan rempah-rempah, dan kulit kemiri Biaya tetap dalam penelitian ini meliputi harga alat (terpal
sebagai bahan bakar. Hal ini sejalan dengan apa yang dan baskom) yang digunakan dalam pengolahan kemiri
dikemukakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (2006) sedangkan biaya variabel dalam penelitian ini meliputi
bahwa buah kemiri banyak dimanfaatkan sebagai bumbu upah pekerja. Berdasarkan hasil wawancara, upah yang
masak. Hasil olahan kemiri juga dapat menjadi minyak, diberikan kepada pekerja di Kelurahan Kahu berupa hasil
yang mana memiliki kualitas serta nilai ekonomi yang panen kemiri dalam satuan kilogram (kg). Dari satuan
cukup tinggi. Belum ada inovasi terkait pengelolaan hasil kilogram (kg) kemudian di konversi ke dalam satuan harga
kemiri, mengingat keterbatasan alat, informasi serta ilmu (rupiah). Sebagian besar petani tidak menggunakan
pengetahuan yang terkait. Padahal jika dikelola lebih tenaga kerja selama pengelolaan kemiri. Adapun yang
lanjut, hasil dari kemiri dapat menjadi beragam produk menggunakan tenaga kerja adalah mereka yang memiliki

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


Pemanfaatan Dan Kontribusi Kemiri (Aleurites … 31

pekerjaan sampingan sebagai petani, dan mereka yang pembayaran upah pekerja bagi yang menggunakan
memiliki lahan kemiri yang luasnya di atas rata-rata. Biaya- tenaga kerja. Biaya-biaya tersebut dapat dilihat pada
biaya yang dikeluarkan selama produksi kemiri responden Tabel 3.
dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui Tabel 3. Biaya produksi usaha cengkeh
bahwa biaya tetap yang dikeluarkan adalah
Rp1.391.251/tahun, sedangkan biaya tidak tetapnya Biaya
Biaya Tetap Biaya Total
adalah Rp.4.875.000/tahun, sehingga total biaya yang Responden Variabel
(rupiah/tahun) (rupiah/tahun)
(rupiah/tahun)
dikeluarkan selama produksi kemiri adalah
1 835.000 300.000 1.135.000
Rp.6.226.251/tahun.
4 580.000 - 580.000
2. Penerimaan dan Pendapatan Usaha Kemiri 7 900.000 450.000 1.350.000
Penerimaan usaha kemiri diperoleh dari total 9 580.000 150.000 730.000
produksi (kg) kemiri dalam setahun, dikalikan dengan 14 580.000 150.000 730.000
harga jual kemiri (rupiah/kg). Total penerimaan usaha 17 580.000 150.000 730.000
kemiri dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan data yang 20 580.000 300.000 880.000
diperoleh, dapat diketahui bahwa total produksi kemiri 21 580.000 - 580.000
dalam setahun mencapai 7.420 kg, dengan penerimaan
Rp.222.600.000,-. Berdasarkan data yang diperoleh, 22 580.000 - 580.000
dapat diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh dari 24 325.000 150.000 475.000
hasil usaha kemiri dalam setahun mencapai 27 835.000 300.000 1.135.000
Rp.216.333.749,-. Total 6.955.000 1.950.000 8.905.000

Pendapatan Usahatani Lain


Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui
1. Cengkeh bahwa biaya tetap yang dikeluarkan adalah
Rp.6.955.000/tahun, sedangkan biaya tidak tetapnya
Komoditi lainnya yang diusahakan oleh responden adalah Rp.1.950.000/tahun, sehingga total biaya yang
adalah cengkeh. Responden yang menjadikan cengkeh dikeluarkan selama produksi cengkeh adalah Rp.
sebagai sumber pendapatan lainnya adalah sebanyak 11 8.905.000/tahun.
orang.
Penerimaan dan Pendapatan Usaha Cengkeh
Total Biaya Produksi Cengkeh
Penerimaan usaha cengkeh diperoleh dari total
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan produksi cengkeh (kg/tahun) dikalikan dengan harga jual
cengkeh meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya cengkeh (rupiah/kg). Total penerimaan usaha cengkeh
tetap terkait dengan pembelian alat yakni terpal, ember, dapat dilihat pada Tabel 4.
tali, sedangkan biaya tidak tetap yang dikeluarkan adalah

Tabel 4 Penerimaan usaha cengkeh

Harga Jual
Responden Total Produksi Total Penerimaan Total Biaya Pendapatan
Produk
(kg/tahun) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun)
(rupiah/kg)
1 207 65.000 13.455.000 1.135.000 12.320.000
4 46 65.000 2.990.000 580.000 2.410.000
7 507 65.000 32.955.000 1.350.000 31.605.000
9 50 65.000 3.250.000 730.000 2.520.000
14 99 65.000 6.435.000 730.000 5.705.000
17 50 65.000 3.250.000 730.000 2.520.000
20 100 65.000 6.500.000 880.000 5.620.000
21 50 65.000 3.250.000 580.000 2.670.000
22 193 65.000 12.545.000 580.000 11.965.000
24 46 65.000 2.990.000 475.000 2.515.000
27 100 65.000 6.500.000 1.135.000 5.365.000
Total 1.448 65.000 94.120.000 8.905.000 85.215.000

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


32 Baharuddin, Makkarennu, Mughni Rahmi

Tabel 5 Biaya total usaha padi


Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui
Biaya Biaya bahwa total produksi cengkeh dalam setahun mencapai
Biaya Total
Responden Tetap Variabel 1.448 kg, dengan penerimaan Rp.94.120.000
(rupiah/tahun)
(rupiah) (rupiah) Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
1 811.875 - 811.875
pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha cengkeh
3 2.812.500 2.250.000 5.062.500 dalam setahun mencapai Rp. 85.215.000.
4 468.750 - 468.750
5 506.250 - 506.250 2. Padi
7 1.500.000 1.200.000 2.700.000 Selain kemiri dan cengkeh, padi merupakan salah
9 893.438 - 893.438 satu usahatani bagi masyarakat Kelurahan Kahu.
12 1.406.250 - 1.406.250 Responden yang menjadikan padi sebagai sumber
pendapatan lainnya adalah sebanyak 19 orang.
13 793.125 - 793.125
14 1.125.000 - 1.125.000 Total Biaya Produksi Padi
15 1.406.250 - 1.406.250
Biaya-biaya yang dikeluarkan selama pengelolaan
18 4.312.500 3.450.000 7.762.500 padi hingga menjadi beras yang kemudian dipasarkan
20 225.000 - 225.000 meliputi biaya sewa alat penggiling padi, serta upah
21 281.250 - 281.250 pekerja bagi yang menggunakan tenaga kerja.
22 811.875 - 811.875 Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui
23 1.125.000 - 1.125.000 bahwa biaya tetap yang dikeluarkan adalah
Rp25.229.063/tahun, sedangkan biaya tidak tetapnya
24 1.125.000 900.000 2.025.000
adalah Rp10.050.000/tahun, sehingga total biaya yang
25 2.812.500 2.250.000 5.062.500 dikeluarkan selama produksi padi adalah
29 1.406.250 - 1.406.250 Rp35.279.063/tahun
30 1.406.250 - 1.406.250
Total 25.229.063 10.050.000 35.279.063

Tabel 6 Penerimaan usaha padi

Responden Total Produksi Harga Jual Produk Total Penerimaan Total Biaya Pendapatan
(kg/tahun) (rupiah/kg) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun) (rupiah/tahun)
1 866 7.500 6.495.000 811.875 5.683.125
3 3.000 7.500 22.500.000 5.062.500 17.437.500
4 500 7.500 3.750.000 468.750 3.281.250
5 540 7.500 4.050.000 506.250 3.543.750
7 1.600 7.500 12.000.000 2.700.000 9.300.000
9 953 7.500 7.147.500 893.438 6.254.062
12 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
13 846 7.500 6.345.000 793.125 5.551.875
14 1.200 7.500 9.000.000 1.125.000 7.875.000
15 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
18 4.600 7.500 34.500.000 7.762.500 26.737.500
20 240 7.500 1.800.000 225.000 1.575.000
21 300 7.500 2.250.000 281.250 1.968.750
22 866 7.500 6.495.000 811.875 5.683.125
23 1.200 7.500 9.000.000 1.125.000 7.875.000
24 1.200 7.500 9.000.000 2.025.000 6.975.000
25 3.000 7.500 22.500.000 5.062.500 17.437.500
29 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
30 1.500 7.500 11.250.000 1.406.250 9.843.750
Total 26.911 7.500 201.832.500 35.279.063 166.553.437

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


Pemanfaatan Dan Kontribusi Kemiri (Aleurites … 33

Penerimaan dan Pendapatan Usaha Padi optimal. Masyarakat sejauh ini hanya memanfaatkan buah
kemiri sebagai bahan rempah-rempah, dan kulit kemiri
Penerimaan usaha padi diperoleh dari total produksi
sebagai bahan. Kontribusi yang diberikan oleh usaha
padi (kg/tahun) dikalikan dengan harga jual padi
kemiri (Aleurites moluccana) terhadap pendapatan usaha
(rupiah/kg). Total penerimaan usaha padi dapat dilihat
tani di Kelurahan Kahu adalah 46% atau sebesar
pada Tabel 6. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat
Rp216.333.749 per tahun.
diketahui bahwa total produksi padi dalam setahun
mencapai 26.911 kg, dengan penerimaan Rp201.832.500.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa
DAFTAR PUSTAKA
pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha padi dalam Albers, H.J dan E.J.Z. Robinson. (2011). A Review of the Spatial
setahun mencapai Rp166.553.437. Economics of Non-timber Forest Product Extraction:
Implication for Policy. Ecological Economics, 92: 87-95
Kontribusi Usaha Kemiri terhadap Total Pendapatan Anwar, M.A dan G.S. Noor. (2014). Potensi, Sifat dan Manfaat Kayu
Petani Kemiri Pengganti Kayu Hutan Alam di Kalimantan Selatan.
Banjarbaru: Balitbang Provinsi Kalimantan Selatan
Kontribusi kemiri dalam penelitian ini merupakan
pendapatan usaha kemiri responden yang dinyatakan BPS. (2018). Kecamatan Bontocani Dalam Angka 2018. Bone
dalam bentuk persen (%) selama satu tahun. Selain dari Cici, S. Umar, H. Pribadi. (2018). Analisis Pendapatan Petani
usaha kemiri, responden memperoleh pendapatan dari Agroforestri Kemiri dan Kakao di Desa Sigimpu Kecamatan
usaha non kemiri. Pendapatan usaha non kemiri pada Palolo Kabupaten Sigi. Palu: Jurnal Warta Rimba, 6 (1) : 16-24
penelitian ini merupakan pendapatan hasil usaha cengkeh Chukwuone, N.A dan C.A. Okeke. 2012. Can Non Wood Forest
dan padi. Total pendapatan usahatani responden disajikan Products be Used in Promoting Household Food Security?:
dalam Tabel 9. Evidence From Savanah and Rain Forest Region of Southern
Nigeria. Forest Policy and Economics, 25: 1-9
Tabel 9 Kontribusi pendapatan usaha kemiri terhadap Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian. (2006)
pendapatan non kemiri Pedoman Budidaya Kemiri (Aleurites moluccana Willd).
Jakarta
Jumlah Pendapatan Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan, Kementrian Lingkungan Hidup
Sumber Kontribusi dan Kehutanan. (2019). Data Penutupan Lahan Tahun 2018.
(rupiah/semua
Pendapatan (%) Bogor
petani/tahun)
Pendapatan 216.333.749 46 Haris, S.W, Ridwan, Makkarennu. (2020). Analisis Pendapatan Usaha
Usaha Kemiri Gula Aren di Desa Gantarang Kabupaten Sinjai Sulawesi
Pendapatan 251.768.437 54 Selatan. Perennial, 16(1): 18-25
Usaha Non Kemiri Jannah, M. (2019). Potensi dan Bentuk Pemanfaatan Tanaman Bambu
Pendapatan Total 468.102.186 100 Pada Lahan Masyarakat di Desa Kading Kecamatan Tanete
Usahatani Riaja Kabupaten Barru. Makassar: Universitas Hasanuddin
Makassar
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa Krisnawati, H., M. Kallio., M, Kanninem. (2011). Aleurites moluccana
pendapatan usaha kemiri lebih rendah dari pendapatan (L.) Wild.: Ekologi, Silvikultur dan Produkstivitas. CIFOR,
usaha non kemiri responden. Pendapatan usaha kemiri Bogor, Indonesia.
dalam setahun mencapai Rp216.333.749,- atau sebesar Makkarennu, A.S. Mahbub, Ridwan. (2020) An Integrated of Business
46% sedangkan pendapatan usaha non kemiri dalam Model Canvas on Prioritizing Strategy: Case Study of Small
setahun mencapai Rp251.768.437,-. atau sebesar 54%. Scale Nontimber Forest Product (NTFP) Enterprises in
Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi usaha kemiri Indonesia. Small-scale Forestry, 19(4): 1-14.
sebagai salah satu produk HHBK, cukup signifikan dalam Masruroh, A. (2015). Kontribusi Usaha Tani Tembakau Terhadap
usaha peningkatan pendapatan masyarakat di Kelurahan Pendapatan Rumah Tangga di Desa Salamrejo Kecamatan
Selopang Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Yogyakarta:
Kahu. Sisi lain, dampak sosial dari usaha ini adalah Universitas Negeri Yogyakarta
pelibatan tenaga kerja dalam mengolah kemiri bulat
menjadi kemiri kupas. Peran pemerintah dan stakeholders Nandini, R. (2018). Analisis Keuntungan Usahatani Agrogorestri Kemiri,
Coklat, Kopi dan Pisang di Hutan Kemasyarakatan Sesaot,
terkait sangat diperlukan dalam upaya untuk Lombok Barat. Jurnal Faloak 2(1): 1-12
mengembangkan usaha kemiri ini misalnya dengan
peningkatan kapasitas petani baik diversifikasi produk Nono, Diba, F., Fahrizal. (2017). Pemanfaatan Hasil Hutan bukan Kayu
oleh Masyarakat di Desa Labian Ira’ang dan desa Datah Diaan
maupun penyediaan peralatan yang dibutuhkan. di Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Hutan dan lestari, Vol. 5(1):
76-87
D. KESIMPULAN Pohan, R.M, A. Purwoko, T. Martia. (2013). Kontribusi Hasil Hutan
Bukan Kayu dari Hutan Produksi Terbatas bagi Pendapatan
Masyarakat Kelurahan Kahu menjadikan komoditi Rumah Tangga Masyarakat (Contribution of Non Timber
kemiri sebagai sumber mata pencaharian utama. Namun, Forest Products from Limited Production Forest for Household
pemanfaatan kemiri di wilayah ini dapat dikatakan belum Income). Medan: Universitas Sumatera Utara

Perennial, 17(1): 26-34, 2021


34 Baharuddin, Makkarennu, Mughni Rahmi

Pranowo, D., M. Herman., Syafaruddin. (2015). Potensi Wahyudi. (2017). Non-Timber Forest Product (NTFP) Commodities
Pengembangan Kemiri Sunan (Reutealis trisperma (Blanco) Harvested and Marketed by Local People at the Local Markets
Airy Shaw) di Lahan Terdegradasi. Perspektif, Vo. 14 (2): 87- in Manokwari-West Papua. Indonesian Journal of Forestry
101. Research 4(1): 27-35
Reshad, M., Mohammed, M., Mohammed, A., Beyene, A. (2017). Yusdi, M., Yusriadi, A.E. Sriwahyuningsih. (2019). Analisis Pendapatan
Socio-Economis Importance of Non-Timber Forest Products Usahatani Antara Petani yang Menggunakan Benih Padi
and Its Implication on Natural Forest Conservation: The Case Berlabel dan Benih Padi Non Berlabel di Desa Leppangang
of Jello-Muktar Forest, Southeastern Ethiopia. Journal of Kecamatan Patampanua Kabupaten Pinrang. Pare-pare:
Economics and Sustainable Development, Vol. 8(17): 45-52 Jurnal Ecosystem, 19 (1) : 61-67

Perennial, 17(1): 26-34, 2021

You might also like