Professional Documents
Culture Documents
7 (1) : 61 – 68
Abstract
The use of plants as cosmetic ingredients has been utilized by the Dayak Kanayatn Tribe Society in Sebatih
Village of Sengah Temila Sub-district of Landak Regency. The purpose of this study was to investigate species
of plants, parts of plant, locations of plant, and value of informant agreement ratio of society understanding on
the use of plants for natural cosmetic. This study was conducted for three months, from May to July 2017 in
Sebatih Village of Sengah Temila Sub-district of Landak Regency. To determine the sample of study,
purposive sampling was applied and semi-structured interview was employed to collect the data. Quantitative
analysis of this study was operated by calculating frequency of citation, ratio of informant agreement,
percentage of plants of plant, and the percentage of plant habitats. The findings indicate that Dayak Kanayatn
Tribe Society in Sebatih Village utilize 16 plant species that embrace in 14 plant families for natural cosmetic.
The utilization of plants for natural cosmetic is divided into 5 categories, particularly 2 plant species of
bodycure, 7 plant species for facial, 1 plant species of healthy nails, 3 plant species for mounth clean and 5
plant species for hair treatments. Leaf is the main part of plants that is mainly used for cosmetic or
approximately 43.75%. The highest value of citation frequency value in this study 100%, specifically areca
nut (Areca catechu), henna (Impatiens balsamina), guava (Psidium guajava) and coconut (Cocos nucifera).
Society’s level of understanding on the utilization plant for cosmetic, specifically for healthy nails achieve the
highest value on informant agreement ratio (RKI), namely 1 and the lowest value of informant agreement rasio
(RKI) is 0.96.
Keywords : Dayak Kanayatn Tribe, Qualitative Analysis, Cosmetic Ingredient, Sebatih Village.
61
Protobiont (2018) Vol. 7 (1) : 61 – 68
62
Protobiont (2018) Vol. 7 (1) : 61 – 68
Tabel 1. Jenis, Famili, Frekuensi Sitasi, Kategori Pemanfaatan & Metode Preparasi Tumbuhan Sebagai Bahan
Kosmetik oleh Suku Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak.
Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan daun, batang, bunga dan buah. Daun merupakan
kosmetik organ yang paling banyak dimanfaatkan sebagai
bahan kosmetik yaitu sebesar 43,75%, sedangkan
Bagian tumbuhan sebagai bahan kosmetik yang organ yang paling sedikit dimanfaatkan yaitu bunga
dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Dayak sebesar 12,5% ( Gambar 2).
Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila adalah
65
Protobiont (2018) Vol. 7 (1) : 61 – 68
Kategori
Gambar 2. Persentase bagian Tumbuhan No Pemanfaatan Nt Nur RKI
1 Perawatan tubuh 2 28 0.96
Tempat diperolehnya tumbuhan yang digunakan 2 Perawatan wajah 7 403 0,98
sebagai bahan kosmetik 3. Perawatan kuku 1 70 1
4 Perawatan mulut 3 157 0,98
Tumbuhan sebagai bahan kosmetik diambil dari 5 Perawatan rambut 5 258 0,98
beberapa tempat yaitu di daerahpemukiman Keterangan : Nur = Jumlah laporan penggunaan tumbuhan
berpotensi bahan kosmetik dalam
penduduk yang berupa perkarangan (68,75%), kategori pemanfaatan tertentu oleh
hutan (18,75%), tepijalan (6,25%) dan sawah seluruh informan.
(6,25%) (Gambar 3) Nt = Jumlah spesies dalam satu jenis kategori
kosmetik.
80
68,75
Persentase (%)
70 Pembahasan
60 Tumbuhan yang berpotensi sebagai bahan kosmetik
50 yang dimanfaatkan oleh Suku Dayak Kanayatn
40 Kecamatan Sengah Temila sebanyak 16 spesies
30 yang termasuk dalam 14 famili (Tabel 1). Hasil
20 18,75
6,25 6,25 penelitian ini menemukan spesies yang lebih
10
0
banyak dibandingkan dengan hasil penelitian
Hutan Sawah Perkarangan Tepi jalan Anisfiani et al., (2014) menemukan 9 spesies
tumbuhan dari 7 famili yang digunakan oleh
Tempat tumbuhan ditemukan
masyarakat Using di Kabupaten Bayuwangi.
Keanekaragaman famili dari jenis tumbuhan
Gambar 3. Persentase tempat tumbuhan bahan kosmetik berpotensi sebagai bahan kosmetik di Kecamatan
Sengah Temila Kabupaten Landak menggambarkan
Tumbuhan yang diperoleh dari pekarangan tingginya keberagaman jenis tumbuhan yang
diantaranya pacar kuku (Impatiens balsamina), dijadikan bahan kosmetik oleh masyarakat
kelapa (Cocos nucifera), pinang (Areca catechu), Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak.
pisang (Musa paradisiaca), lingkodok (Melastoma Tumbuhan berpotensi sebagai bahan kosmetik juga
malabathricum), sirih (Piper betle), jambu tokal ditemukan didaerah lain seperti penelitian Wahyu
(Psidium guajava), lidah buaya (Aloe vera). (2015), menemukan 17 spesies tumbuhan dari 17
Tumbuhan yang ditemukan disawah antara lain padi famili di Kecamatan Sungai Pinyuh Kabupaten
(Oryza sativa). Tumbuhan yang diperoleh dari Mempawah.
hutan antara lain bingir (Ploiarium alternifolium),
longke (Goniothalamus cardiopetalus), Nilai frekuensi sitasi tertinggi dimiliki oleh
mansauangan (Goniothalamus wynaadensis) dan tumbuhan pacar kuku (Impatiens balsamina)
paku mamuraja (Blechnum orientale). sebesar 100% (Tabel 1). Jenis tumbuhan tersebut
merupakan bahan kosmetik Suku Dayak Kanayatn
Rasio Kesepakatan Informan (RKI) yang digunakan sehari-hari. Masyarakat
menggunakan tumbuhan ini sebagai pewarna kuku,
Nilai RKI yang diperoleh dalam penelitian ini karena menurut mereka warna yang dihasilkan dari
berkisar diantara 0,96 – 1. Kategori pemanfaatan tumbuhan tersebut tidak mudah pudar. Warna yang
tumbuhan sebagai bahan kosmetik untuk pewarna dihasilkan oleh tumbuhan I. balsamina yaitu orange
kuku memiliki nilai RKI tertinggi yaitu 1 dan kemerah merahan. Tingginya nilai frekuensi pada
kategori pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan tumbuhan ini karena tumbuhan tersebut mudah
66
Protobiont (2018) Vol. 7 (1) : 61 – 68
didapatkan dan familiar dimasyarakat serta cara dengan 4 cara yaitu direbus, diremas, diparut,
pengolahannya pun tidak sulit. ditumbuk dan dicampur dengan bahan yang lain
(Tabel 1). Menurut Sari et al., (2015) metode
Nilai frekuensi sitasi terendah dimiliki oleh jenis pengolahan seperti direbus dipercaya akan
tumbuhan kayu hujan panas (Goniothalamus mengeluarkan senyawa kimia atau zat organik dari
wynaadensis) yang biasa masyarakat Dayak tumbuhan tersebut. Alasan masyarakat tersebut
Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu agar nilai
sebutan mansauangan yaitu sebesar 15,71% (Tabel khasiat dari tumbuhan dapat lebih dimanfaatkan.
1). Berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat, secara umum mereka lebih mengetahui Tumbuhan sebagai bahan kosmetik di Kecamatan
pemanfaatan tumbuhan G. wynaadensis sebagai Sengah Temila yang paling banyak dimanfaatkan
bahan bangunan dibandingkan untuk kosmetik. Ciri adalah bagian daun yaitu sebanyak 7 jenis
khas bunga G. wynaadensis menghasilkan bunga tumbuhan yaitu paria (Momordica charantia), lidah
yang harum sehingga masyarakat buaya (Aloe vera), bingir (Ploiarium alternifolium),
memanfaatkannya sebagai pewangi tubuh atau pacar kuku (I. balsamina), lalang (Imperata
parfum. cylindrical), lingkodok (Melastoma
malabathricum), jambu biji (Psidium guajava) dan
Daun paria (Momordica charantia) atau pare sirih (Piper betle) atau 43,75% (Gambar 2).
merupakan perawatan pada bagian kepala yang Masyarakat berpendapat bahwa daun memiliki
bertujuan untuk menghilangkan ketombe (Tabel 1). banyak khasiat sebagai bahan kosmetik. Selain itu,
Cara pengolahannya yaitu daunnya diremas bagian daun juga lebih mudah saat diracik atau
kemudian diusapkan dibagian kepala dan diramu sebagai bahan kosmetik.
didiamkan selama ± 3 menit lalu dibilas dengan air
bersih. Menurut Subahar (2004), daun pare Masyarakat Suku Dayak di Kecamatan Sengah
mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, Temila memanfaatkan tumbuhan yang sebagai
saponin, flavonoid, steroid/triterpenoid, asam bahan kosmetik yang tumbuh diberbagai macam
fenolat, alkaloid, dan karotenoid. Sedangkan buah tempat yaitu perkarangan, tepi jalan, sawah dan
pare mengandung saponin, flavonoid, hutan. Habitat yang paling banyak ditemukan
steroid/triterpenoid, karbohidrat, momordisin, tumbuhan berpotensi bahan kosmetik adalah
alkaloid, vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan perkarangan yaitu 68,75% (Gambar 3). Hal ini
karantin. Daun pare mengandung vitamin A yang menunjukkan bahwa banyaknya tumbuhan yang
dapat menjaga kekebalan tubuh, pertumbuhan dan telah dibudidayakan oleh masyarakat.Contoh
perkembangan dan sangat baik untuk menjaga tumbuhan P. betle dan B. orientale banyak ditemui
kesehatan kulit dan buah pare mengandung keratin diperkarangan. Menurut Gayatri et al., (2015),
yang merupakan materi dasar penyusun lapisan menyatakan bahwa tumbuhan B. orientale masih
kulit manusia, sehingga daun pare dapat dapat tumbuh ditempat yang tanahnya kurang
menghilangkan ketombe pada kulit kepala. suburkarena tumbuhan ini memiliki daya adaptasi
yang cukup tinggi, sehingga tidak sulit untuk
Paku mamuraja (Blechnum orientale) merupakan menemukan tumbuhan B. orientale. Berdasarkan
jenis tumbuhan yang digunakan untuk hasil wawancara, tumbuhan P. betle sengaja
menghilangkan bekas jerawat. Cara pemakaian ditanam di perkarangan untuk kebutuhan sehari-
yaitu bagian pucuk B. orientale yang muda hari.
ditumbuk hingga halus, kemudian dioleskan
dibagian muka, lalu tunggu selama ± 10 menit Masyarakat Suku Dayak Kanayatn Kecamatan
setelah itu dibilas dengan air bersih. Berdasarkan Sengah Temila jarang menggunakan tumbuhan
hasil wawancara, masyarakat percaya bahwa lendir sebagai bahan kosmetik yang berasal dari sawah
yang terdapat pada tumbuhan B. orientale dapat dan tepi jalan (Gambar 3). Hal ini dapat dilihat dari
menghilangkan bekas jerawat diwajah. sedikitnya tumbuhan yang digunakan sebagai bahan
kosmetik berasal dari sawah dan tepi jalan.
Metode preparasi secara umum yang digunakan Tumbuhan yang digunakan berasal dari sawah yaitu
oleh Suku Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah O. sativa dan yang berasal dari tepi jalan yaitu I.
Temila Kabupaten Landak adalah preparasi dengan cylindrical. Berdasarkan hasil wawancara,
pengolahan terlebih dahulu. Metode preparasi tumbuhan I. cylindrical sekarang jarang digunakan
dengan pengolahan terlebih dahulu dilakukan sebagai bahan kosmetik alami. Hal ini karena
67
Protobiont (2018) Vol. 7 (1) : 61 – 68
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai Badan Pusat Statistik, 2015, Landak Dalam Angka,BPS
penggunaan tumbuhan I. cylindrical sebagai Kabupaten Landak
pembersih gigi. Corner FRS, EJH & Watanabe DS, K, 16, Ilustrated
Guide to Tropical Plants, Hirokawa Plublising
Beberapa jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai Company Inc., Tokyo
bahan kosmetik dimanfaatkan dalam kategori yang Gozzaneo, LRS, Lucena, RFP, Albuquerque, UP, 2005,
berbeda oleh masyarakat Suku Dayak Kanayatn Knowledge and Use of Medicinal Plants By
Kecamatan Sengah Temila. Kategori pemanfaatan Local Specialist in a Region of Atlantic Forest
tumbuhan sebagai bahan kosmetik yang dilakukan in the State of Pernambuco (Northeastern
oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Kecamatan Brazil), Journal of Ethnobiology &
Sengah Temila antara lain, perawatan tubuh, Ethnomedicine Vol. 1, no. 9, hal.130-140.
perawatan wajah, perawatan kuku, perawatan mulut Gayatri, Kriswiyanti, Edan Wahyuni, IGAS, 2015, Jenis-
dan perawatan rambut. Kategori pemanfaatan jenisTumbuhan Yang Digunakan Sebagai
sebagai perawatan kuku mendapatkan nilai RKI Bahan Perawatan Kecantikan Di Puri Damai
tertinggi yaitu 1 (Tabel 2). Desa Singakerta Kecamatan Ubud Kabupaten
Gianyar, Jurnal Simbiosis, Vol. 3, no.1, hal 281-
Tumbuhan yang temasuk kedalam kategori 290
pemanfaatan sebagai perawatan kuku hanya 1 jenis Hayati, 2014, Etnobotani Di Desa Beringin &
tumbuhan yaitu I. balsamina. Masyarakat Suku Implementasinya Dalam Pembuatan Film
Dayak Kanayatndi Kecamatan Sengah Temila Dokumenter Manfaat Keanekaragaman Hayati,
melakukan perawatan kuku hanya menggunakan Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
satu tumbuhan yaitu I. balsamina. Tumbuhan Pmipa, Skripsi, Fakultas Keguruan & Ilmu
sebagai bahan kosmetik untuk perawatan tubuh Pendidikan, Universitas Tanjungpura,
mendapatkan nilai RKI terendah yaitu 0,96%. Pontianak
Rendahnya nilai RKI untuk perawatan tubuh Sari, A, Linda, R, Lovadi, I, 2015, Pemanfaatan
dikarenakan bagian tumbuhan yang digunakan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Dayak
sebagai kosmetik jarang ditemukan dan hanya Jangkang Tanjung Di Desa Ribau Kecamatan
ditemukan pada waktu tertentu saja yaitu tumbuhan Kapuas Kabupaten Sanggau, Jurnal Protobiont
G. cardiopetalus yang bagian digunakan sebagai Vol.4, no. 2, hal 1-8
kosmetik untuk pewangi tubuh yaitu pada bagian Steenis,V, Hoed, Bloembergen & Eyma, 2005, Flora,
bunga. Hal inilah yang membuat masyarakat di PT, Pradnya Paramita, Jakarta
Kecamatan Sengah Temila jarang menggunakan Tongco, Ma, DC, 2007, Purposive Sampling as a Tool
tumbuhan G. cardiopetalus sebagai kosmetik. for Informant Selection, Journal Ethnobotany
Research & Application Vol. 5, hal. 147-158,
DAFTAR PUSTAKA <http://www.etnobotanyjournal.org/vol5/i1547
-3465-05-147.pdf >
Almeida, CF, Amorim, ELC, Albuquerque, UP, Maia,
MBS, 2006, Medicinal Plant Populary Used in Subahar, T, 2004, Khasiat & Manfaat Pare, si Pahit
The Xingo Region-A Semi Arid- Location in Pembasmi Penyakit, Jakarta, Agromedia
Northeastern Brazil Journal of Ethnobiology Pustaka, pp : 4-16, 45-46.
and Ethnomedicine, Vol. 2, no.15, hal. 127-142 Wahyu, 2015, Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Bahan
Anisfiani, Winda, Aisyah, IN, Hariani, SA, 2014, Kosmetik Oleh Suku Melayu Di Kecamatan
Etnobotani Bahan Kosmetik oleh Masyarakat Sungai Pinyuh Kabupaten Mempawah, Jurusan
Using di Kabupaten Banyuwangi Sebagai Biologi, Skripsi, Fakultas Matematika & Ilmu
Bahan Ajar Populer, Jurnal Pancaran, Vol. 3, Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura,
no. 3, hal. 53-62. Pontianak
68