You are on page 1of 7

Protobiont (2015) Vol.

4 (3) : 74-80

Pemanfaatan Tumbuhan Sebagai Penyedap Rasa Alami Pada


Masyarakat Suku Dayak Jangkang Tanjung Dan Melayu Di
Kabupaten Sanggau
Neni Juita1, Irwan Lovadi1, Riza Linda1
1
Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak
Email korespondensi: nenijuita85@gmail.com

Abstract
This research aimed to find out the types of plants, parts of plant organs, and processing methods used for
making natural flavor. The research was carried out on the Jangkang Tanjung Dayak community in Ribau
Village and the Malay community in Sungai Kosak Village, Sanggau Regency. The method used in this
research was interviews with the respondents being determined through snowball sampling. Quantitative
analysis was also performed by calculating the frequency of citation, percentage of habitat, and parts of
the plants used as natural flavor by the communities of the two villages. The research found 7 species of
plants used as natural flavor by the Jangkang Tanjung Dayak community in Ribau Village and 9 species
of plants by the Malay community of in Sungai Kosak Village. The leaves were the mots commonly used
parts of the two villages with a percentage of 100%. The habitat from which the plants were mostly found
was in the forest and the garden. The processing method depended on the parts and types of plant used.
The plants used as natural flavor had the highest citation frequency value which reached 100% of the two
villages; and the lowest value in the Jangkang Tanjung Dayak community was 40% and in the Malay
25%.

Keywords: use of plants, natural flavor, Ribau Village and Sungai Kosak Village Sanggau Regency.

PENDAHULUAN

Kehidupan masyarakat semakin berkembang 1979 dalam Sabri dkk, 2006). Oleh karena itu
seiring dengan berkembangnya gaya hidup perlu alternatif lain pengganti penyedap buatan
modern, berbagai kebutuhan terus berkembang yang dapat dikembangkan agar dapat
dan semakin kompleks. Begitu juga dengan mengurangi resiko yang ditimbulkan. Salah satu
kebutuhan makan. Perubahan dan perkembangan cara pengganti penyedap buatan adalah dengan
akan makanan mulai dari rasa hingga bentuk cara menggunakan penyedap alami dari
makanan. Bermacam-macam makanan hadir dan tumbuhan lokal.
produsen makanan berlomba untuk Informasi mengenai penyedap rasa yang
menghasilkan makanan yang enak dan lezat dimanfaatkan dari tumbuhan lokal yang biasa
untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Bumbu- digunakan dan tidak menimbulkan resiko bagi
bumbu penyedap makanan diciptakan dengan kesehatan sudah mulai berkembang sejak dulu di
tujuan agar olahan makanan menjadi lebih lezat. kalangan masyarakat. Berdasarkan hasil
Rempah-rempah diolah dan dikemas hingga penelitian sebelumnya (Uluk dkk, 2001 dalam
menjadi penyedap rasa masakan yang dikenal Afriani, 2007) mencatat salah satu jenis
dengan berbagai merek dijual dipasaran. tumbuhan yang biasa digunakan masyarakat
sebagai bumbu penyedap adalah daun
Konsumsi bumbu penyedap buatan yang sengkubak atau sansakng (Pycnarrhena
berlebihan dalam jangka waktu yang panjang cauliflora (Miers) Diels). Masyarakat Dayak
menimbulkan efek tidak baik untuk kesehatan. disekitar Taman Nasional Kayan Mentarang
Efek yang ditimbulkan diantaranya kerusakan menggunakan sengkubak atau sansakng
otak, kanker, kerusakan sistem saraf dan mata, (Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels) sebagai
serta gangguan kehamilan dan janin (Takasaki, bumbu penyedap.

74
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 74-80

Sanggau merupakan salah satu wilayah yang Analisis Kuantitatif


masyarakatnya masih memanfaatkan daun Analisis kuantitatif dilakukan dengan
sengkubak sebagai penyedap rasa alami. menghitung frekuensi sitasi persentase habitat,
Beberapa jenis tumbuhan yang lain juga dan bagian tumbuhan yang digunakan dari setiap
dilaporkan bisa digunakan sebagai penyedap tumbuhan penyedap rasa yang digunakan oleh
rasa alami oleh masyarakat Suku Melayu Desa masyarakat dari Desa Ribau dan Desa Sungai
sungai Kosak dan Suku Dayak Jangkang Kosak. Frekuensi sitasi dihitung dengan
Tanjung Desa Ribau diantaranya daun semote’, persamaan sebagai berikut (Kumar dan Bharati,
daun lidah katak, dan daun entabent. Namun hal 2014) :
ini belum terdokumentasi. Berdasarkan
pernyataan di atas maka perlu adanya penelitian Frekuensi sitasi (%) = (N/T) × 100 %
lebih lanjut mengenai tumbuhan apa saja yang
biasa digunakan sebagai bumbu penyedap rasa Keterangan :
alami oleh masyarakat suku Dayak dan Melayu N : Jumlah responden yang mensitasi
di Sanggau Kecamatan Kapuas Kabupaten T : Jumlah total responden
Sanggau.
Persentase habitat dan bagian tumbuhan dihitung
METODE PENELITIAN dengan rumus :
Waktu dan Lokasi Penelitian ∑ϰ
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada Habitat tumbuhan = (∑ )100%
𝑦
bulan Mei - Juli 2014 di Desa Ribau dan di Desa
∑𝑥
Sungai Kosak. Tahapan penelitian meliputi Bagian Tumbuhan = (∑ 𝑦 )100%
pengambilan sampel di lapangan, pembuatan
herbarium dan identifikasi tumbuhan. Keterangan : ϰ = jenis tumbuhan dalam habitat
tertentu. X= jenis tumbuhan yang menggunakan
Keadaan Umum Lokasi Penelitian bagian tertentu. Y= jenis tumbuhan yang ditemukan.
Desa Ribau dan Desa Sungai Kosak terletak di
Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau, HASIL DAN PEMBAHASAN
Kalimantan Barat. Desa Ribau dan Desa Sungai Hasil
Kosak adalah dua dari pedesaan yang ada di Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sanggau. Desa Ribau dan Desa Sungai Kosak masyarakat Suku Dayak Jangkang Tanjung Desa
merupakan daratan aluvial DAS (daerah aliran Ribau menggunakan 7 spesies tumbuhan sebagai
sungai) sekayam. Sebalah Barat Desa Ribau penyedap rasa dan Suku Melayu Desa Sungai
berbatasan dengan sungai sekayam percabangan Kosak menggunakan 9 spesies tumbuhan
sungai Kapuas, sebelah Timur terdapat hutan sebagai penyedap rasa. Jenis tumbuhan tersebut
desa yaitu Desa Mensarang. Sebelah Barat Desa dapat dilihat dalam Tabel 1.
Sungai Kosak berbatasan dengan Desa Sanjan,
sebelah Timur berbatasan dengan sungai Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa nilai
sekayam percabangan sungai Kapuas (Gambar tertinggi untuk frekuensi sitasi pada masyarakat
1). Suku Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau nilai
tertinggi untuk frekuensi sitasi yaitu 100% untuk
Penentuan dan Wawancara Responden ponta’ (Gnetum gnemon var brunonianum),
Data informasi jenis, habitat, bagian yang Sengkubak (Pycnarrhena cauliflora), dan
digunakan, dan metode preparasi tumbuhan semote (Staurogyne elongate). Nilai frekuensi
didapatkan dengan wawancara semi terstruktur. sitasi terendah untuk lidah katak (Rinorea
Penentuan responden menggunakan metode lanceolate) yaitu 40% (Tabel 1). Masyarakat
snowball sampling (Bernard, 2002). Suku Melayu Desa Sungai Kosak yaitu 100%
Responden dalam penelitian berjumlah 10 orang untuk tumbuhan ponta’ (Gnetum gnemon var.
dari Suku Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau brunonianum), sengkubak (Pycnarrhena
dan 12 orang dari Suku Melayu Desa Sungai cauliflora) , bungkang /salam (Syzygium
Kosak. polyanthum), entabent daun lebar (Lepionurus

75
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 74-80

kalimantan baratkkkali

Gambar 1. Peta penelitian di Desa Ribau dan Desa Sungai Kosak Kabupaten Sanggau
sylvestris), semote (Staurogyne elongate), dan 80 71,42 71,42
entaben daun kecil (Arytera littoralis). Nilai 66,67 66,67
Persentase (%)

60
frekuensi sitasi terendah pada jarak pagar 42,85
44,45
(Jatropha curcas) yaitu 25%. 40
22,23
120 20 14,28
100 100
100 0
persentase (%)

80 hutan kebun halaman tepian


60 rumah sungai
42,85 44,44
40 Suku Dayak Suku Melayu
20
Gambar 3. Persentase habitat tumbuhan yang
0
Suku Dayak Suku Melayu digunakan sebagai penyedap rasa alami
oleh Suku Dayak Jangkang Tanjung
daun buah Desa Ribau dan Melayu Desa Sungai
Gambar 2. Persentase bagian tumbuhan yang Kosak
digunakan sebagai penyedap rasa alami Tumbuhan yang digunakan sebagai penyedap
oleh Suku Melayu Desa Sungai Kosak rasa alami dapat ditemukan dari beberapa habitat
dan Suku Dayak Jangkang Tanjung yaitu hutan, daerah pemukiman penduduk,
Desa Ribau
tepian sungai dan perkebunan (Gambar 3).
Bagian tumbuhan yang digunakan oleh Suku Tumbuhan yang digunakan sebagai penyedap
Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau dan rasa alami paling banyak ditemukan dihutan
masyarakat Suku Melayu Desa Sungai Kosak dengan persentase 71,42 % pada Suku Dayak
sebagai penyedap rasa alami adalah buah dan Jangkang Tanjung dan 66,67% pada Suku
daun. Bagian tumbuhan yang paling banyak Melayu sedangkan tepian sungai merupakan
digunakan sebagai penyedap rasa alami adalah habitat paling sedikit ditemukan jenis tumbuhan
daun dengan persentase 100% (Gambar 2). yang digunakan sebagai penyedap rasa alami

76
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 74-80

Tabel 1. Jenis Tumbuhan Penyedap Rasa Alami yang digunakan oleh Suku Melayu Desa Sungai Kosak dan Suku
Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau

Jenis Tumbuhan Penyedap Rasa Frekuensi


Etnis
Famili Nama Ilmiah / Lokal sitasi (%)
Gnetum gnemon var brunonianum (Griff.) Markgr
Dayak Gnetaceae 100
(Ponta’)
Pycnarrhena cauliflora (Miers.) Diels
Manispermaceae 100
(Sengkubak)
Syzygium polyanthum Wigh Walp
Myrtaceae 60
(Bungkang/salam)
Opiliaceae Lepionurus sylvestris Bl. ( Entabent daun lebar ) 50

Rubiaceae Staurogyne elongate ( Semote’) 100

Sapindaceae Arytera littoralis Bl. (Entabent daun kecil) 50

Violaceae Rinorea lanceolate (Wall.) O.K (Lidah katak) 40

Melayu Euphorbiaceae Jatropha curcas L. (Jarak pagar) 25


Gnetum gnemon var brunonianum (Griff.) Markgr
Gnetaceae 100
(Ponta’)

Manispermaceae Pycnarrhena cauliflora (Miers) Diels (Sengkubak) 100

Syzygium polyanthum Wigh Walp


Myrtaceae 100
(Bungkang/salam)
Opiliaceae Lepionurus sylvestris Bl. ( Entabent daun lebar ) 100

Rubiaceae Staurogyne elongate ( Semote’) 100

Sapindaceae Arytera littoralis Bl. (Entabent daun kecil) 100

Theaceae Eurya sp. ( Bunggur seluang) 83,33

Violaceae Rinorea lanceolate (Wall.) O.K (Lidah katak) 58,33

Metode pengolahan tumbuhan penyedap rasa dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Melayu
alami oleh Suku Dayak Jangkang Tanjung Desa Desa Sungai Kosak yaitu G. gnemon, P.
Ribau dan Suku Melayu Desa Sungai Kosak cauliflora, S. polyanthum, L. sylvestris, S.
dilakukan dengan ditumbuk dan dipotong halus elongate, A. littoralis, dan R. lanceolata.
lalu didimasukkan kedalam masakan. Metode Namun, tidak semua jenis tumbuhan yang
pengolahan yang dilakukan disesuaikan dengan digunakan oleh masyarakat Suku Melayu Desa
jenis tumbuhan dan masakan (Tabel 2). Sungai Kosak digunakan oleh masyarakat Suku
Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau. Jenis
Pembahasan tumbuhan tersebut yaitu Eurya sp. dan J. curcas
Tumbuhan yang digunakan sebagai penyedap (Tabel 1).
rasa alami oleh masyarakat Suku Dayak
Jangkang Tanjung Desa Ribau ditemukan 7 Jenis tumbuhan yang umum digunakan oleh
spesies dan 9 spesies ditemukan pada masyarakat Desa Ribau dan Desa Sungai Kosak
masyarakat Suku Melayu Desa Sungai Kosak. dapat diketahui dengan menggunakan analisis
Beberapa jenis tumbuhan yang digunakan oleh kuantitatif frekuensi sitasi. Analisis tersebut
Suku Dayak Jangkang Tanjung juga dilakukan dengan tujuan untuk melihat sering

77
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 74-80

atau tidaknya tumbuhan tersebut digunakan hasil yang menunjukkan bahwa ekstrak terbaik
sebagai penyedap rasa. pada konsentrasi produk bubuk 0,25% lebih
disukai panelis dan merupakan menjadi takaran
Nilai frekuensi sitasi mencapai 100% penggunaan dalam masakan.
dikarenakan tumbuhan tersebut merupakan
bahan pangan sehari-hari yang umum Berdasarkan hasil wawancara, bagian daun dan
dimanfaatkan masyarakat dan masih dapat buah merupakan bagian yang digunakan oleh
ditemukan dengan mudah. Nilai frekuensi sitasi Masyarakat Suku Dayak Jangkang Tanjung
terendah pada Suku Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau dan Suku Melayu Desa Sungai
yaitu 40% terdapat pada tumbuhan R. lanceolata Kosak sebagai penyedap rasa alami. Bagian
dan pada Suku Melayu 25% yaitu J.curcas, hal yang umum digunakan dari kedua desa adalah
ini dikarenakan tumbuhan tersebut sudah jarang bagian daun yaitu 100 % (Gambar 2). Terdapat
digunakan bahkan sudah tidak digunakan lagi beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan hanya
oleh masyarakat, hal ini dikarenakan jenis bagian daun atau buah saja. Jenis tumbuhan
tumbuhan tersebut sudah tidak ada lagi yang menggunakan bagian daun yaitu P.
ditemukan di sekitar lingkungan, kebun dan cauliflora, S. polyanthum, S. elongate, Eurya
hutan di daerah tersebut dan pengetahuan sp., R. lanceolata dan yang menggunakan bagian
masyarakat tentang memanfaatkan buah yaitu J. curcas. Namun ada jenis tumbuhan
tumbuhan tersebut sebagai penyedap rasa yang dimanfaatkan bagian buah beserta
sangat rendah. daunnya. Jenis tumbuhan tersebut yaitu G.
gnemon var brunonianum, L. sylvestris, dan A.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kumar dan littoralis.
Bharati (2014), menyatakan bahwa spesies yang
paling populer atau umum digunakan oleh Penggunaan bagian daun dan buah sebagai
masyarakat akan mendapatkan jumlah tertinggi penyedap rasa dikarenakan bagian tersebut
untuk kutipan frekuensi sitasinya. Spesies yang berpotensi memberikan rasa manis pada
memiliki nilai frekuensi yang tinggi masakan, terutama untuk daun pada bagian daun
menunjukkan spesies tersebut masih sering muda rasa manis yang ditimbulkan sangat terasa,
digunakan dan nilai frekuensi yang rendah sehingga mampu memberikan rasa manis pada
menunjukkan bahwa spesies tersebut sudah masakan dan menghilangkan rasa pahit yang
jarang digunakan. biasa ditimbulkan oleh sayur - sayuran tertentu.

Kebiasaan masyarakat dalam memanfaatkan Penggunaan tumbuhan penyedap rasa alami


jenis tumbuhan tertentu yang digunakan sebagai yang semakin jarang dikalangan masyarakat
penyedap rasa alami oleh etnis Dayak dan Desa Ribau dan Desa Sungai Kosak dipicu oleh
Melayu pada beberapa daerah dibuktikan dengan semakin sulitnya mendapatkan jenis tumbuhan
adanya beberapa penelitian yang menyatakan tersebut di lingkungan tempat tinggal.
bahwa tumbuhan tersebut memiliki potensi Tumbuhan tersebut diambil dari beberapa
sebagai penyedap rasa. Penelitian Sulvi et al. habitat yaitu hutan, daerah pemukiman
(2013) pada ekstrak kasar daun Albertisia penduduk, perkebunan, dan tepian sungai.
papuana memiliki potensi senyawa aktif yang Habitat yang paling banyak ditemukan
dianalisis dan dievaluasi setara metode EUC, tumbuhan penyedap rasa alami di Desa Ribau
ditemukan 48,31 g MSG dalam 100 g ekstrak dan Desa Sungai Kosak adalah hutan dan kebun
kasar daun Albertisia papuana. Setyiasi et al. (Gambar 3).
(2013) melakukan analisis organoleptik pada
ekstrak daun Pycnarrhena cauliflora, dengan

78
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 74-80

Tabel 2. Metode Pengolahan Tumbuhan Penyedap Rasa Alami oleh Suku Melayu Desa Sungai Kosak dan
Suku Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau

No Jenis Tumbuhan Metode Pengolahan


1 - Pycnarrhena cauliflora (Sengkubak) - Daun yang segar ditumbuk bersamaan dengan sayuran
dan kemudian dimasak. Untuk penggunaan dalam
waktu lama daun ditumbuk atau dipotong kecil-kecil
atau diiris tipis-tipis kemudian dikering anginkan dan
disimpan dalam wadah tertutup. Digunakan pada
waktu memasak sebelum olahan masak.
- Buah dibakar kemudian ditumbuk sampai halus lalu
2 - Jatropha curcas (Jarak pagar)
dimasukkan ke dalam masakan.
3 - Gnetum gnemon var brunonianum (Ponta’) - Daun muda yang segar dipotong kecil-kecil atau
langsung selembaran daun dimasukkan ke dalam
masakan saat olahan sudah hampir masak.
4 - Syzygium polyanthum (Bungkang/salam) - Daun segar dimasukkan ke dalam masakan saat
olahan sudah hampir masak, untuk daun yang sudah
dikeringkan dimasukkan sejak awal memasak
5 - Lepionurus sylvestris (Entabent daun lebar ) - Daun muda yang segar dipotong kecil-kecil
dimasukkan saat olahan sudah hampir masak
6 - Staurogyne elongate (Semote’) - Daun muda yang segar dimasukkan ketika sayuran
sudah hampir matang
7 - Arytera littoralis (Entabent daun kecil) - Daun muda yang segar dipotong kecil lalu
dimasukkan ke dalam masakan saat masakan hampir
masak
8 - Rinorea lanceolate (Lidah katak) - Daun segar dipotong kecil kemudian dimasukkan ke
dalam olahan ketika olahan hampir matang
9 - Eurya sp (Bunggur seluang) - Daun muda yang segar dimasukkan ke dalam
masakan saat sayuran hampit masak.

Hutan dan kebun merupakan habitat yang paling Metode pengolahan yang dilakukan oleh Etnis
banyak ditemukan tumbuhan penyedap rasa Dayak Jangkang Tanjung Desa Ribau dan
alami karena masyarakat Desa Ribau dan Desa Melayu Desa Sungai Kosak dalam
Sungai Kosak yang sebagian besar berprofesi memanfaatkan tumbuhan sebagai penyedap rasa
sebagai petani dan berkebun di kawasan hutan cukup bervariasi tergantung pada bagian
sehingga memudahkan masyarakat untuk tumbuhan yang digunakan dan jenis
mendapatkan tumbuhan tersebut di dalam hutan. tumbuhannya (Tabel 2). Variasi dalam
Tumbuh-tumbuhan tersebut tumbuh liar di pengolahan bertujuan untuk mendapatkan
hutan, perkebunan dan tidak dibudidayakan. khasiat yang terdapat pada daun tersebut yaitu
Tumbuh dengan vegetasi heterogen. Tumbuhan menambah rasa manis pada sayuran yang
tersebut tumbuh diantara tumbuhan lain seperti dimasak dan menghilangkan rasa pahit yang
rambutan, petai, karet, cempedak, nangka dan biasa ditimbulkan dari sayur-sayur tertentu saat
lain-lain. Widiarti (2004) mengatakan bahwa dimasak.
dengan pola tanam campuran maka
produktivitas lahan hutan dapat ditingkatkan Berbagai variasi dalam pengolahan pada bagian
secara optimal dan lestari. Tumbuh-tumbuhan daun yaitu ditumbuk halus, diiris tipis-tipis, dan
tersebut dapat tumbuh dengan baik dengan diremas kemudian dimasukkan kedalam
kondisi tanah yang kering dan membutuhkan masakan dan pengolahan bagian buah seperti
sinar matahari yang cukup. buah J. curcas terlebih dahulu buahnya dibakar
kemudian ditumbuk sampai halus lalu
dimasukkan kedalam masakan.

79
Protobiont (2015) Vol. 4 (3) : 74-80

Berdasarkan hasil wawancara terdapat tumbuhan third edition, Almitra Press, Walnut Creek
yang memiliki cara khusus dalam California
pengolahannya dengan tujuan agar dapat Kumar, R & Bharati , KA, 2014, ‘Ethnomedicine of
disimpan dan digunakan dalam waktu yang Tharu Tribes of Dudhwa National Park,
lama. Jenis yang memerlukan cara khusus dalam India, Ethnobotany Research &
pengolahan bagian tumbuhan untuk dijadikan Applications, vol. 12, hal. 1-14,
penyedap rasa alami yaitu P. cauliflora. <www.ethnobotanyjournal.org/vol12/i1115-
3465-12-001.pdf>
Proses pengolahan agar dapat disimpan dan Sabri , E, Supriharti, D & Gunawan E, U, 2006,
digunakan dalam waktu yang lama meliputi ‘Efek pemberian monosodium glutamate
pembersihan daun sengkubak yang baru dipetik, (MSG) terhadap perkembangan embrio
penumbukan daun sampai halus atau dipotong mencit (Mus musculus L.) strain DDW
kecil-kecil kemudian hasil dari penumbukan selama periode praimplantasi hingga
atau potongan tersebut dikering anginkan. organogenesis’, Jurnal Biologi Sumatera,
Serbuk hasil tumbukan tersebut kemudian vol. 1, no. 1, hal. 8-14
disimpan dalam wadah bersih, digunakan Setyiasi, Melanie, Puji A & Risa N, 2013, ’ Analisis
sewaktu-waktu bila diperlukan. Metode Organoleptik Produk Bubuk Penyedap Rasa
pengolahan bagian tumbuhan berupa buah yaitu Alami dari Eksrtak Daun Sansakng
jenis J. curcas terlebih dahulu buahnya dibakar (Pycnarrhena cauliflora Diels)’, JKK, vol.
kemudian setelah itu baru ditumbuk sampai 2, no. 1, hal. 63-68
halus lalu dimasukkan kedalam masakan. Sulvi, P., Umar, S., Supriyadi & Murdijati, G., 2013,
Metode pengolahan yang dilakukan oleh ‘Umami Potential from Crude Extract of
masyarakat Desa Ribau dan Desa Sungai Kosak Bekkai Lan (Albertisia papuana Becc.)
dilakukan berdasarkan pengalaman yang sudah Leaves, an Indegenous Plant in East
ada yang diwariskan dari zaman dahulu. Kalimantan-Indonesia’, Journal of
Internasional Food Reseach, vol. 20, no. 2,
hal. 545-549
DAFTAR PUSTAKA Widiarti, A., 2004, Hutan Rakyat Lebih Menjanjikan
Penyediaan Kayu, Pangan dan Pelestarian
Afriani, UR, 2007, Kajian Etnobotani dan Aspek Lingkungan, Dalam : Prosiding Seminar
Konservasi Sengkubak (Pcynarrhena Nasional Masyarakat Biodiversitas
cauliflora (Miers.) Diels.) di Kabupaten Indonesia, vol. 1, no. 2, hal. 201-2
Sintang Kalimantan Barat, Tesis sekolah
Pascasarjana IPB, Bogor
Bernard, H, 2002, Research Methods in Antropolgy;
Qualitative and Quantitative Method,

80

You might also like