You are on page 1of 6

EKUILIBRIUM ISSN : 1412-9124

Vol. 14. No. 2. Halaman : 45 – 50 Juli 2015

PEMBUATAN BIOFLOKULAN DARI PATI TALAS


(COLOCASIA ESCULENTA L. SCHOOTT) DAN POLYACRILAMIDE DENGAN
METODE PENCANGKOKAN (GRAFTING)
Mujtahid Kaavessina*, Trias Ayu Laksanawati, Risma Sappitrie
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Surakarta 27126 Telp/fax:0271-632112

*Email: mkaavessina@gmail.com

Abstract: Clean water is the basic needs. One of the way to get clean water is using
flocculation process. The flocculant copolymer is the combination of natural polymers and
synthetic polymers that is more effective than the straight-chain polymer flocculants. Starch-
graft-polyacrylamide (St-g-PAM) is the copolymer flocculant. This flocculant is synthesized by
the grafting to separate into two phases. The first stage is the synthesis of non-terminated
polyacrylamide (nt-PAM) and then the grafting of the non-terminated polyacrylamide (nt-PAM)
on taro starch polymer backbone. This study aims to determine the effect of initiator
concentration ratio, the concentration of the terminator, and the termination time of %GE, %GY,
intrinsic viscosity and molecular weight. Polymerization was carried out in a glass reactor
equipped with a stirrer and isothermal conditions. The resulting products were analyzed by FT-
IR. The analysis shows the existence bonds of starch and acrylamide, the presence of these
groups proves that St-g-PAM was formed. The increase in the initiator concentration leads to an
increase % GY, intrinsic viscosity and molecular weight but subsequently decreased. The
increase in the concentration of terminator and the length time of termination cause % GY,
intrinsic viscosity and molecular weight decreased. In this study, the concentration of acrylamide
is smaller than the concentration of starch, it makes not all of the starch backbone can join the
acrylamide chain so %GE can not be calculated. Thus it can not explain the effect of the initiator
concentration, the concentration of the terminator, and the termination time of %GE

Keywords: Starch-graft-Polyacrylamide, grafting to, bioflocculant

PENDAHULUAN mudah didapat, biodegradable, dan tahan


Air bersih merupakan kebutuhan pokok terhadap gesekan mekanis. Starch merupakan
untuk masyarakat maupun industri. Untuk salah satu jenis polisakarida yang terdiri dari
mendapatkan air bersih, menggunakan salah beberapa jenis seperti xanthan gum, guargum,
satu proses yaitu flokulasi. Flokulasi bertujuan starch, dan sebagainya. Polisakarida terdiri dari
untuk menghilangkan padatan tersuspensi, amilosa dan amilopektin. Starch dijumpai pada
turbidity, warna, dan mikroorganisme. tanaman, seperti jagung, gandum, sagu,
Penambahan flokulan menyebabkan terjadinya kentang, talas, ubi kayu, beras dan lain – lain.
penetralan muatan yang kemudian bergabung Berdasarkan uraian tentang Polyacrylamide dan
bersama membentuk flok sehingga dapat Starch, memungkinkan untuk digabungkan
diendapkan. Flokulan berfungsi sebagai pem- menjadi suatu material flokulan yang
bentuk partikel yang lebih besar / flok. Flokulan terdegradasi (biodegradable) (Rath,1997).
komersial dapat diklasifikasikan dalam dua Blending dan kopolimerisasi merupakan
kategori, yaitu organik dan anorganik.Dari kedua metode memodifikasi polimer untuk mendapat-
flokulan ini flokulan organik lebih efektif kan sifat – sifat baru yang merupakan bagian
(Singh,2000). dari sifat polimer penyusunnya. Blending
Flokulan organik dapat berupa polimer merupakan metode pencampuran dua jenis
alami dan sintetik. Polyacrylamide merupakan polimer sintetis yang bisa dilakukan melalui melt
salah satu polimer sintetik yang sangat efektif blending atau solvent blending. Secara umum,
sebagai flokulan karena mempunyai daya ikat proses blending ditujukan untuk meningkatkan
kuat terhadap partikel yang tersuspensi dalam sifat fisik dari polimer (mekanik dan thermal).
air, akan tetapi tidak tahan terhadap gesekan Kopolimer merupakan proses yang melibatkan
mekanis dan unbiodegradable. Starch reaksi kimia dengan penambahan gugus
merupakan polimer alami yang murah harganya, fungsional tertentu. Sifat baru yang dihasilkan

45
umumnya untuk meningkatkan sifat kimia an bioflokulan dari amylopektin ubi kayu sebagai
polimer (hydrophilicity /hydrophobicity,dll) backbone dan acrylamide sebagai graft-nya
(Kaavessina,2012). Sehingga untuk mendapat- (Rath, 1997).
kan bioflokulan dari starch, digunakan metode Grafting Efficiency (%GE) merupakan
kopolimer yang diharapkan meningkatkan daya persentase grafting terhadap jumlah starch awal.
flokulasi dari starch. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
Penelitian sebelumnya telah mengguna- rumus berikut :
kan amylopektin dari pati ubi kayu sebagai (W2 - W1 )
backbone karena amylopectinnya memiliki %GE = x100% (1)
W3
bentuk amorf sehingga sukar larut serta mudah
membentuk gumpalan dan lebih efektif sebagai dimana W 1, W 2, dan W 3 berturut-turut adalah
bahan flokulan. Selain itu pati ubi kayu juga berat starch, starch-g-polyacrylamide, dan
mengandung amylosa yang juga dapat diguna- acrylamide (Fares,2003).
kan untuk bahan dasar pembuatan bioflokulan. Grafting Yield (%GY) merupakan
Namun keefektifan penggunaan dari amylosa persentase antara starch graft polyacrylamide
dan amylopectin belum diketahui. Ubi kayu di dengan starch awal yang dijumlah dengan
Indonesia sering digunakan sebagai makanan acrylamide. Perhitungan dilakukan dengan
pokok penduduk di daerah – daerah tertentu. menggunakan rumus berikut :
Sehingga perlu dilakukan penelitian dengan W3
% GY = x100% (2)
bahan baku lainnya yang mengandung pati. (W1  W 2 )
Pada penelitian ini digunakan pati talas sebagai dimana W 1, W 2, W 3 berturut- turut adalah starch,
polimer backbone dan acrylamide sebagai graft- acrylamide, starch graft polyacrylamide
nya untuk pembuatan flokulan dengan metode (Qudsieh,1999).
pencangkokan/kopolimerisasi larutan. Viskositas intrinsik diketahui dengan
mengukur viskositas masing -masing sampel
LANDASAN TEORI dengan konsentrasi berbeda – beda. Mencatat
Flokulasi adalah proses penambahan waktu aliran s-g-polyacrylamide dan pelarut,
flokulan pada pengadukan lambat untuk kemudian menghitung viskositas relatif masing-
meningkatkan saling hubung antar partikel yang masing dengan cara ηr = t/to dengan t adalah
goyah sehingga meningkatkan penyatuannya waktu stacrh-graft-polyacrylamide dalam
(aglomerasi). Pada proses ini dibutuhkan viskometer dan to adalah waktu pelarut dalam
flokulan yaitu bahan kimia tertentu yang viskometer. Selanjutnya untuk mengetahui
membantu proses pembentukan flok (W. Grosch viskositas intrinsik (ηr) dilakukan dengan
1999). membuat grafik plot ln (ηr / C ) vs C dengan cara
Ada dua jenis yaitu flokulan organik dan membuat grafik plot ln ηr / C vs C. Kemuadian
nonorganik, flokulan dari bahan organik dapat untuk menentukan berat molekul stacrh-graft-
berupa polimer sintetik dan polimer alami. polyacrylamide dengan cara
Flokulan dari polimer sintetik lebih disukai
karena tidak perlu mengatur pH media, dapat η = KMva (3)
digunakan hanya dalam jumlah kecil 1-5 ppm,
flok yang terbentuk lebih besar, lebih kuat dan dengan K = 6,31 x 10-3 g/ml dan a = 0,8.
pengendapannya lebih baik/ menghasilkan Diperoleh berat molekul stacrh-graft-polyacryl-
sedikit sludge. Flokulan organik sering amide ( Qudsieh,1999).
menimbulkan masalah baru karena
menghasilkan banyak sludge dalam proses METODE PENELITIAN
flokulasi. Efisiensi flokulasi polimer meningkat Bahan-bahan yang digunakan dalam
seiring dengan meningkatnya berat molekul. penelitian ini: Acrylamide (graft), Starch
Diantara flokulan polimer, polimer sintetik biasa (Backbone), K2S2O8 dan TMEDA (Inisiator),
dibuat dengan mengontrol berat molekul, Nitrogen (Purger), Aquadest (Pelarut), Acetone
distribusi berat molekul, struktur kimia polimer, dan Metanol (Presipitan), Hydroquinon (Termi-
dan perbandingan gugus fungsi dari polimer nator).
backbone (Rath,1997). Kopolimerisasi graft
merupakan salah satu metode yang paling Sintesa nt-PAM
umum digunakan untuk memodifikasi sifat – sifat Pertama dengan membuat larutan
kirnia dan fisika polimer alami dan sintetik. Pada acrylamide dalam reaktor polimerisasi yang
penelitian ini digunakan metode grafting to, diikuti proses purging dengan mengalirkan
pembawa sisi aktif adalah rantai cabang. Metode Nitrogen dan pengadukan pada kecepatan
kopolimerisasi telah digunakan dalam pembuat- konstan. Selanjutnya menginjeksikan larutan

46 E K U I L I B R I U M Vol. 14. No. 2. Juli 2015 : 45 - 50


K2S2O8 dan TMEDA. Reaksi polimerisasi adalah dua peak pada 1079,22 cm-1 dan
berlangsung selama 30 menit pada temperatur 1158,30 cm-1 untuk gugus C-O, pada dua peak
30oC. 3567,50 cm-1 dan 3212,58 cm-1 untuk gugus –
Sintesa Starch-g-Polyacrylamide OH, pada tiga peak 926,84 cm-1 ; 861,25 cm-1
Pertama dengan membuat larutan starch dan 764,81 cm-1 untuk gugus C-H, pada dua
dan mengaduk dengan kecepatan konstan peak 1180 cm-1 dan 1242,21 cm-1 untuk gugus
sampai temperatur mencapai 70oC sehingga C-N. Hasil interpretasi gugus-gugus sesuai
terjadi perubahan warna. Kemudian didinginkan dengan gugus yang dimiliki starch. Dan hasil
pada suhu 30oC. Larutan nt-PAM dimasukkan ke analisis FIIR dari acrylamide ditunjukkan pada
dalam reaktor gelas yang berisi larutan starch Gambar 3. Interpretasi dari gambar tersebut
dan dilanjutkan proses polimerisasi dengan menunjukkan pada peak 1280,79 cm-1 untuk
melakukan pengadukan pada kecepatan 250 gugus C-O, pada tiga peak 841 cm-1 ; 961,56
rpm dan reaksi berjalan isotermal pada suhu cm-1 dan 990,49 cm-1 untuk gugus C-H, pada
50oC selama 1,5 jam. Polimer yang dihasilkan peak 1280,79 cm-1 untuk gugus C-N, pada
dibuat menjadi slurry homogen dengan dua peak 2523,96 cm-1 dan 3350,50 cm-1 untuk
menambahkan aquadest dan dipresipitasi gugus O-H, pada dua peak 1613,52 cm-1 dan
dengan aseton dan metanol sehingga terbentuk 1672,36 cm-1 untuk gugus C-C, pada peak
St-g-PAM yang berupa padatan putih. 2191,12 cm-1 untuk gugus C=C. Hasil intrepetasi
Selanjutnya produk dikeringkan dibawah sinar ini sesuai dengan karakteristik untuk acrylamide.
matahari untuk menguapkan sisa – sisa larutan
sampai didapatkan berat yang konstan. Untuk
skema peralatan dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :

Gambar 2. Spektrum IR untuk Starch

Gambar 1. Rangkaian Alat Polimerisasi

Gambar 3. Spektrum IR untuk Acrylamide


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini Starch-g-Polyacryl-
amide (St-g-PAM) disinesis dengan metode
grafting to. Sintesis non-terminated Polyacryl-
amide (nt-PAM) dilakukan melalui teknik
polimerisasi larutan dengan melakukan variasi
pada konsentrasi inisiator, konsentrasi termina-
tor, dan waktu terminasi.

Karakterisasi St-g-PAM
Karakterisasi produk dilakukan untuk
membuktikan bahwa telah terbentuk St-g-PAM.
Hasil analisis FTIR dari starch ditunjukkan pada Gambar 4. Spektrum IR untuk Starch-graft
Gambar 2 Interpretasi dari gambar tersebut Polyacrylamide

Pembuatan Bioflokulan dari Pati Talas (Colocasia esculenta L Schoott) dan Polyacrilamide 47
dengan Metode Pencangkokan (Grafting) (Mujtahid Kaavessina, Trias Ayu Laksanawati, Risma Sappitrie)
Hasil analisis FTIR St-g-PAM dengan 89,38%, viskositas intrinsik sebesar 5,81 ml/g,
sintesis nt-PAM menggunakan metode grafting dan berat molekul sebesar 5,07x103 g/mol,
to menunjukkan adanya gugus-gugus yang kemudian ketiganya mengalami penurunan.
dimiliki oleh starch dan acrylamide. Gambar 4
menunjukkan bahwa hasil analisis FTIR untuk
St-g-PAM dengan sintesis nt-PAM
menggunakan metode grafting to terdapat
gugus-gugus dari starch yaitu pada dua peak
1079,22 cm-1 dan 1158,30 cm-1 untuk gugus C-
O, pada dua peak 3567,50 cm-1 dan 212,58 cm-
1 untuk gugus –OH, pada dua peak 926,84 cm-1
dan 861,25 cm-1 untuk gugus C-H, pada dua
peak 1180 cm-1 dan 1242,21 cm-1 untuk gugus
C-N. Adanya gugus-gugus tersebut membukti-
kan bahwa St-g-PAM telah terbentuk.

Pengaruh Konsentrasi Inisiator


Dari grafik didapat bahwa semakin besar
konsentrasi inisiator maka %GY dan viskositas
intrinsik cenderung mengalami kenaikan. Gambar 5. Grafik Hubungan Konsentrasi Inisiator vs
Inisiator merupakan pemicu terbentuknya radikal %GY dan Viskositas Intrinsik
aktif pada nt-Polyacrylamide. Semakin besar
konsentrasi inisiator, maka akan semakin
banyak rantai acrylamide yang tersedia untuk
membentuk radikal aktif pada backbone starch.
Semakin banyak radikal aktif yang terbentuk
maka akan semakin banyak peluang acrylamide
untuk tumbuh pada starch, sehingga %GY
mengalami kenaikan. Pada konsentrasi inisiator
0,2 M diperoleh nilai maksimal pada %GY
sebesar 91,51%, pada viskositas intrinsik
sebesar 6,31 ml/g, dan berat molekul sebesar
5625 g/mol, kemudian %GY, viskositas intrinsik,
dan berat molekul mengalami penurunan.
Hal tersebut terjadi karena adanya
pembentukan homopolimer. Inisiator yang berle-
bih saat sintesa nt-Polyacrylamide menyebab- Gambar 6. Grafik Hubungan Konsentrasi Inisiator vs
kan terbentuknya acrylamide dengan radikal Berat Molekul
aktif yang saling bergabung dengan acrylamide
yang lain membentuk polyacrylamide tanpa Penurunan tersebut sampai pada konsen-
keberadaan radikal aktif. Hal ini menyebabkan trasi terminator 3,5x10-3 diperoleh nilai pada
pembentukan homopolimer, sehingga menurun- %GY sebesar 72,30%, viskositas intrinsik
kan nilai %GY yang diikuti penurunan viskositas sebesar 5,71 ml/g, dan berat molekul sebesar
intrinsik serta berat molekulnya. Pengaruh 4,96x103 g/mol. Hal tersebut terjadi karena
konsentrasi inisiator dengan %GE tidak dapat terminator berfungsi untuk menterminasi
dijelaskan. Pada penelitian ini menggunakan (pemberhenti reaksi) sisa makroradikal acryl-
konsentrasi acrylamide yang lebih kecil dari amide dan radikal bebas dari inisiator yang tidak
pada konsentrasi starch, sehingga menyebab- terlibat pada reaksi polimerisasi. Semakin besar
kan semua backbone starch tidak dapat konsentrasi terminator, maka berat molekul
bergabung dengan nt-Polyacrylamide dan %GE semakin turun diikuti pula dengan penurunan
tidak dapat dihitung. %GY dan viskositas intrinsik. Radikal bebas sisa
pada reaksi polimerisasi dapat mengakibatkan
Pengaruh Konsentrasi Terminator degradasi molekul - molekul polyacrylamide
Dari grafik didapat semakin besar (Caulfield, dkk, 2002).
konsentrasi terminator maka %GY dan viskosi- Sedangkan pengaruh konsentrasi terminator
tas intrinsik cenderung mengalami penurunan. terhadap %GE pada penelitian ini tidak dapat
Pada konsentrasi terminator 1,5x10-3 M dijelaskan seperti halnya pengaruh konsentasi
diperoleh nilai maksimal pada %GY sebesar inisitor.

48 E K U I L I B R I U M Vol. 14. No. 2. Juli 2015 : 45 - 50


Gambar 7. Grafik Hubungan Konsentrasi Terminator vs Gambar 9. Grafik Hubungan Waktu Terminasi vs %GY
%GY dan Viskositas Intrinsik dan Viskositas Intrinsik

Gambar 8. Grafik Hubungan Konsentrasi Terminator vs Gambar 10. Grafik Hubungan Waktu Terminasi vs Berat
Berat Molekul Molekul

Pengaruh Waktu Terminasi KESIMPULAN


Dari grafik didapat semakin lama waktu Dari hasil uji FTIR terbukti bahwa Stacrh-
terminasi maka %GY dan viskositas intrinsik g-polyacrylamide dapat disintesa dengan
cenderung mengalami penurunan. Pada waktu metode grafting to. Pada metode grafting to
terminasi 5 menit diperoleh nilai maksimal pada diperoleh hasil bahwa semakin besar
%GY sebesar 91,51 %, dengan viskositas konsentrasi inisiator menyebabkan kenaikan
intrinsik sebesar 5,74 ml/g, dan berat molekul %GY, viskositas intrinsik, dan berat molekulnya,
sebesar 4,99x103 g/mol, kemudian untuk waktu kemudian ketiganya mengalami penurunan.
terminasi yang semakin lama nilai %GY, Semakin besar konsentrasi terminator
viskositas intrinsik, serta berat molekul menyebabkan penurunan %GY, viskositas
mengalami penurunan. Semakin lama waktu intrinsik, dan berat molekul. Dan semakin lama
terminasi yang dilakukan maka semakin cepat waktu terminasi menyebabkan penurunan %GY,
reaksi terminasi yang menyebabkan semakin viskositas intrinsik, dan berat molekul. Pada
sedikitnya rantai nt-Polyacrylamide yang ketiga variabel tersebut tidak dapat diketahui
bergabung dengan starch. Hal ini menyebabkan pengaruhnya terhadap %GE karena %GE tidak
pembentukan starch graft polyacrylamide yang dapat dihitung.
semakin sedikit, sehingga menurunkan nilai
%GY yang diikuti pula dengan penurunan nilai SARAN
viskositas intrinsik serta berat molekul. Untuk dapat menghitung %GE harus
Sedangkan pengaruh konsentrasi termi- digunakan konsentrasi acrylamide yang lebih
nator terhadap %GE pada penelitian ini tidak besar dari pada konsentrasi starch, agar semua
dapat dijelaskan seperti pada pengaruh konsen- backbone starch dapat bergabung dengan nt-
trasi inisitor dan konsentrasi terminator. Polyacrylamide. Sehingga pengaruh %GE

Pembuatan Bioflokulan dari Pati Talas (Colocasia esculenta L Schoott) dan Polyacrilamide 49
dengan Metode Pencangkokan (Grafting) (Mujtahid Kaavessina, Trias Ayu Laksanawati, Risma Sappitrie)
terhadap konsentrasi inisiator, konsentrasi RATH, S.K., and SINGH, R.P.,Flocculation
terminator, dan waktu terminasi dapat diketahui. Characteristicof Grafted and Ungrafted
Untuk mengetahui %GY, viskositas Starch, Amylose, and Amylopectin.Journal
intrinsik, dan berat molekul yang besar of Polymer Science,66,(1997) 721-1729.
sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut R. P. Singh, T. Tripathy., Novel biodegradable
dengan menambahkan variabel lain dan flocculants based on polysaccharides.
Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Journal of Materials Science,(2000)
kinerja terhadap bioflokulan yang dihasilkan. Tahid, 1994, Spektroskopi Inframerah
Transformasi Fourier No II Th VIII,
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Warta Kimia Analitis
Belitz, H.D. dan W. Grosch. 1999. Food TRIPATHY, T., SINGH, R.P.,Characterization of
Chemistry. Verlag Springer, Berlin. Polyacrylamide Grafted Sodium Alginate:
Caulfield M.J, 2002, Some Aspects of the aNovel Polymeric Flocculant, Journal of
Properties and Degradation of Applied Polimer Science, 81(2001) 3269-
Polyacrylamide, University of 3308
Melbourne,Victoria. TRIPATHY, T.,PANDEY, S.R.KARMAKAR,
Fares,M. 2003. Graf Copolimerization onto N.C., BHAGAT, R.P., SINGH,R.P.,Novel
Starch and Optimization of Starch Graft Flocculating Agent Basedon Sodium
with N-tert-Butylacrylamide Copolymer Alginate and Acrylamide,European
and its Hydrogels Journal of Polymer Polymer Journal 35 (1999)2057-2072
Research. Wester HJ, Herz M, Weber W, Heiss P,
Kaavessina, M., et al., Crystallization behavior of senekowitsch-Schmidtke R, Schwaiger M,
poly(lactic acid)/elastomer blends. Journal StÖcklin G (1999) Synthesis and
of Polymer Research, 2012. 19(2): p. 1- radipharmacology of O-(2-[18F]fluoroethyl)-
12. L-tyrosine for tumor imaging. J Nucl Med
Pomeranz,Y.,1991. Functional Properties of 40:205-212
Food Components. Academic Press
Inc,San Diego.
Qudsieh Isam, Y. M. Master’s Thesis, University
of Putra Malaysia, 1999.

50 E K U I L I B R I U M Vol. 14. No. 2. Juli 2015 : 45 - 50

You might also like