Professional Documents
Culture Documents
net/publication/331556388
CITATIONS READS
0 538
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mohamad Awal Lakadjo on 06 March 2019.
Abstract
Conflict in the couple's relationship can not be avoided, but each pair has a desire to
resolve the conflict, so as couples in need of conflict resolution skills. This article aims to
identify the construction of conflict resolution in the couple relationship. Build peace
within each one by a couple marked by peaceful behavior, peaceful state and peaceful
attitude and nonviolent person will give adaptability in conflict resolution and conflict
resolution skills to the couple. The key to be peacefulness is a peaceful person, so conflicts
can be constructed facing conflict resolution as a couple peacefully.
Keywords: Construction of Conflict Resolution Skill, Peacefulness, Peaceful Person,
© 2017 Published by Panitia SNBKK 2017 -
masa kehamilan, dan konflik juga lebih terhadap pernikahan (Heafner, Kang, Ki, &
sering jadi penentu dari konsekuensi Tambling, 2016) sebagai bentuk keinginan
kualitas hubungan yang rendah, sehingga kepuasan hubungan pasangan. Masih
memungkinkan perkembangan dan dalam studi yang terkait emosional,
modifikasi intervensi yang menargetkan selanjutnya sebuah studi dengan sampel
orang tua baru (Kluwer & Johnson, 2007). 572 individu yang terlibat pada hubungan
Selanjutnya studi pasangan tanpa anak romantis menunujukkan adanya hubungan
memiliki kepuasaan terhadap hubungan langung antara pola menghindar dan
romantis dengan pasangan dibandingkan kecemasan dengan keadaan afeksi positif
dengan pasangan yang memiliki dua atau dan negatif (Meyer, Jones, Rorer, &
tiga anak (Meyer, Robinson, Cohn, Maxwell, 2014). Dalam hubungan tidak
Gildenblatt, & Barkley, 2016). Beberapa dapat dipungkiri bahwa banyak faktor yang
studi tersebut memberi makna bahwa menentukan kesusksesan hubungan
keadaan hamil seorang istri berorientasi maupun menimbulkan konflik. Memahami
munculnya konflik hingga memiliki anak peran emosi dalam pemikiran rasional, dan
konflik lebih sering muncul pada pasangan. mengurangi dampak dari emosi negatif,
Keadaan-keadaan konflik juga erat meningkatkan pengalaman positif,
kaitannya dengan berbagai reaksi meningkatkan fungsi romantis dan seksual,
emosional yang ada pada individu dan meningkatkan seluruh dimensi mental,
pasangan hubungan. Studi yang dilakukan emosional, fisik, dan spiritual sangat
oleh Gardner dkk melaporkan bahwa 736 dibutuhkan pasangan dalam hubungan
pasangan pranikah berakar dari keluarga (Roberts, Booth, & Beach, 2016).
asal dan meminta pasangan untuk Berdasarkan data Badan Pusat
mengelola konflik emosional yang terjadi Statistik (2017) terkait konflik yang
karena berpengaruh terhadap kepuasan berbentuk kekerasan ekonomi dan
hubungan pasangan pranikah (Gardner, emosional dilakukan oleh pasangan suami
Busby, & Brimhall, 2007), studi ini bahwa 1 dari 4 (24,5%) perempuan yang
menerangkan adanya harapan yang pernah/sedang menikah mengalami
diinginkan oleh setiap individu terhadap kekerasan ekonomi dari pasangan selama
pasangannya yang nantinya menjadi masa hidupnya dan 1 dari 5 (20,5%)
pendamping hidup, sehingga perlu untuk perempuan yang pernah/sedang menikah
mengekplorasi ekspektasi individu
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
Tangerang Selatan, 15 April 2017
menyatakan perbedaan, memiliki ide yang ada dua pendekatan yang dapat
sama dalam ketidaksetujuan, dan dibandingkan untuk melihat keefektifan
menganggap serius jika ada sebuah pendekatan, yaitu pendekatan
ketidaksetujuan. Kekuatan dan konstruktif dan destruktif. Dapat dilihat
kebahagiaan hubungan menjadi isu sentral pada tabel 2 tentang konstruksi dan
dalam konsep resolusi konflik pasangan destruktif pendekatan terhadap resolusi
(Noller & Feeney, 2002). konflik.
Dalam melakukan resolusi konflik
dalam hubungan terhadap pasangan maka
Table 2. Konstruksi dan Destruktif Pendekatan terhadap Resolusi Konflik
Area perhatian Pendekatan Konstruktif Pendekatan Destruktif
Masalah Meningkatkan dan menjelaskan Membawa masalah-masalah lama
masalah-masalah
Perasaan Mengungkapkan perasan negatif dan Hanya mengungkapkan perasaan
positif negatif
Informasi Informasi yang lengkap dan jujur Informasi selektif
Fokus Konflik berfokus pada masalah bukan Konflik berfokus pada pribadi bukan
pribadi masalah
Menyalahkan Saling menerima kesalahan Menyalahkan orang lain terhadap
masalah
Persepsi Berfokus pada persamaan Berfous pada perbedaan
Perubahan Memfasilitasi perubahan untuk Meminimalkan perubahan dan
mencegah keadaan yang tidak aktif meningkatkan konflik
Hasil Keduanya sama-sama menang (saling Satu menang dan satu kalah (satu pihak
menguntungkan) diuntungkan)
Keintiman (keakraban) Menyelesaikan konflik meningkatkan Meningkatkan konflik menurunkan
keintiman keintiman
Sikap Kepercayaan Kecurigaan
Sumber: adaptasi dari (Olson et al., 2011)
Pada tabel 2 menunjukkan dianggap penting. Model atau gaya resolusi
pendekatan yang berorientasi konstruktif konflik dalam hubungan ada lima yaitu: (1)
dalam meresolusi konflik berdampak pada competitive style. Gaya ini menekankan
kedamaian dalam hubungan pasangan. pada kompetisi cenderung agresif dan tidak
Untuk menangani konflik haruslah secara kooperatif, konfrontasi langsung mencoba
efektif karena salah satu langkah paling untuk menang dari pasangan, gaya ini tidak
penting dalam menciptakan hubungan yang kondusif dalam mengembangkan
kuat bagi tiap pasangan adalah keefektifan. keintiman, (2) collaborative style. Gaya ini
Upaya pemahaman dan menggambarkan menekankan pada ketegasan pribadi untuk
pendekatan yang berguna serta mecapai tujuan namun juga memperhatikan
mengidentifikasi pasangan kontra produktif keinginan pasangan, kolaborator
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
Tangerang Selatan, 15 April 2017
empat jenis resolusi konflik sebagai (1) untuk hidup dengan damai. Kedamaian
cara-cara kekerasan dan ujung kekerasan, harus berlanjut dalam setting kehidupan,
(2) sarana tanpa kekerasan dan ujung karena itu merupakan cara yang konstruktif
kekerasan, (3) cara-cara kekerasan dan berhubungan dengan diri sendiri dan orang
berakhir tanpa kekerasan, dan (4) cara lain secara baik dan stabil, menghasilkan
tanpa kekerasan dan berakhir tanpa proses yang memberi rasa aman, integritas
kekerasan (Mayton, 2014). dan stabilitas (Vallacher, Coleman,
Pribadi yang penuh kedamaian Liebovitch, Kugler, & Bartoli, 2013).
haruslah dibangun dalam diri tiap individu Dalam mengatasi konflik maka cara
yang nantinya akan berguna dalam berdamai adalah yang paling utama,
hubungan yang dijalani dalam kehidupan. misalnya pada pasangan yang beragama
Letak kedamaian berada dalam diri Muslim, sangat dianjurkan untuk berdamai
seseorang (inner), pikiran, perasaan, nilai dalam hubungan suami-istri, sebagaimana
dan keyakinan menjadi pedoman dalam dalam Al-Quran (4: 128) “dan jika seorang
membangun dan menciptakan kedamaian perempuan khawatir suaminya akan nusyuz
yang dinginkan. atau bersikap tidak acuh, maka keduanya
dapat mengadakan perdamaian yang
Kedamaian, Pribadi Damai sebagai
sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik
Konstruksi Resolusi Konflik
(bagi mereka) walaupun manusia itu
Kedamaian dalam hubungan
menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu
pasangan sangat diidamkan oleh siapapun
memperbaiki (pergaulan dengan istrimu)
karena sudah menjadi fitrah, dorongan
dan memelihara (dari nusyuz dan sikap
manusiawi bahkan kebutuhan paling
acuh tak acuh), maka sungguh, Allah
mendasar. Menurut Johan Galtung (Webel,
Mahateliti terhadap apa yang kamu
2007) bahwa jika kita mulai dengan
kerjakan”. Jelaslah bahwa ketika ada
kebutuhan untuk bertahan hidup, kita
konflik antara pasangan maka perdamaian
segera melihat bahwa perdamaian
adalah yang utama dalam menyelesaikan
merupakan persyaratan utama dari kondisi
konflik. Pasangan suami-istri senantiasa
manusia itu sendiri. Bertahan hidup dalam
melakukan proses interkasi yang dialami
hubungan dengan pasangan menjadi
oleh setiap pasangan dalam keluarga karena
keinginan dan kebutuhan bagi manusia
sudah menjadi naluri dalam hubungan
dengan cara mengatasi berbagai konflik
suami-istri untuk membangun rumah
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
Tangerang Selatan, 15 April 2017
tangga yang diinginkan. Keadaan ini penuh kedamaian dalam keluarga. Namun
mengisyaratkan perlu memahami prinsip tidak menutup kemungkinan kedamaian
dan praktik konflik dan resolusi konflik pribadi itu runtuh karena diterpa oleh
untuk membangun kedamaian situasi yang tidak menguntungkan dalam
berkelanjutan, diantaranya: (1) tidak semua konflik. Resolusi konflik berperan terhadap
konflik negatif, (2) mengetahui jenis kedamaian pribadi individu (Heitler, 2014),
konflik yang terjadi, (3) mengetahui jika demikian maka sebaliknya pribadi
bagaimana respon terhadap konflik, (4) yang penuh kedamaian akan memberi
bekerjasama semampu mungkin, (5) kontribusi balik terhadap resolusi konflik
adanya rencana mengatasi konflik, (6) atas berbagai permasalahan yang terjadi.
fleksibel terhadap permasalahan, (7) tidak Memelihara pribadi yang damai perlu
mengikuti keinginan memperbesar diiringi dengan keterampilan resolusi
masalah, (8) mendengarkan dengan cermat, konflik, yaitu (1) emotional self-regulation
(9) adil dan ramah, (10) ketika konflik dan anger management untuk meredam
terjadi mulai mengambil tindakan yang peningkatan potensi marah, (2)
benar, (11) kekuatan mengahadapi collaborative communication skills untuk
peristiwa, dan (12) mengakui moral dalam mendukung kehendak partisipasi yang baik
kelompok (keluarga) untuk hormat dan dengan berbicara secara bijaksana,
peduli (Coleman, 2012). mendengarkan yang baik, dan selalu
Namun perlu dipahami bahwa untuk berdialog (Heitler, 2014). Dengan demikian
menciptakan kedamaian maka setiap suami maka perlu memelihara suasana kedamaian
maupun istri harus membangun kedamaian dan pribadi yang penuh kedamaian dengan
dalam diri masing-masing, hingga cara menginternalisasi keterampilan
berdampak pada hubungan, karena kunci resolusi konflik.
kedamaian adalah pribadi yang penuh Untuk lebih memudahkan memahami
damai. Pribadi yang penuh kedamaian kerangka konstruksi resolusi konflik dalam
mungkin telah dibangun oleh setiap hubungan ditampilkan melalui gambar 1
pasangan dalam diri masing-masing yang berikut.
tercermin dalam tingkahlaku,
status/keadaan, dan sikap untuk
menciptakan situasi dan keadaan yang
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
Tangerang Selatan, 15 April 2017
270). New York Heidelberg Dordrecht Proulx, C. M., Helms, H. M., & Buehler, C.
London: Springer. (2007). Marital Quality and Personal
Well-Being: A Meta-Analysis.
Meyer, D. D., Jones, M., Rorer, A., & Journal of Marriage and Family,
Maxwell, K. (2014). Examining the 69(August), 576–593.
Associations Among Attachment,
Affective State, and Romantic Rabindranathan, S. (2004).
Relationship Quality. The Family Intergenerational co-residence:
Journal: Counseling and Therapy for Conflict and Resolution in Familial
Couples and Families, 23(1), 18–25. Contexts in India. Asian Journal of
https://doi.org/10.1177/10664807145 Women’s Studies, 10(4), 58–78.
47698 https://doi.org/10.1080/12259276.200
4.11665980
Meyer, D., Robinson, B., Cohn, A.,
Gildenblatt, L., & Barkley, S. (2016). Ricco, R. B., & Sierra, A. (2017).
The Possible Trajectory of Argument Beliefs Mediate Relations
Relationship Satisfaction Across the Between Attachment Style and
Longevity of a Romantic Partnership: Conflict Tactics. Journal of
Is There a Golden Age of Parenting? Counseling & Development, 95(2),
The Family Journal: Counseling and 156–167.
Therapy for Couples and Families, https://doi.org/10.1002/jcad.12128
24(4), 344–350.
https://doi.org/10.1177/10664807166 Roberts, T. W., Booth, J., & Beach, S.
70141 (2016). Relationship Senescence:
Biosocial Factors Affecting
Nelson, L. L. (2014). Peacefulness as a Relationships. The Family Journal:
Personality Trait. In G. K. Sims, L. L. Counseling and Therapy for Couples
Nelson, & M. R. Puopolo (Eds.), and Families, 24(3), 247–255.
Personal Peacefulness: Psychological https://doi.org/10.1177/10664807166
Perspectives (Peace Psychology Book 48699
Series) (pp. 7–44). New York
Heidelberg Dordrecht London: Salvatore, J. E., Kuo, S. I.-C., Steele, R. D.,
Springer. Simpson, J. A., & Collins, W. A.
(2011). Recovering From Conflict in
Noller, P., & Feeney, J. A. (Eds.). (2002). Romantic Relationships: A
Power, Conflict, and Violence in Developmental Perspective.
Marital Interaction. In Understanding Psychological SciencePsychological
Marriage: Developments in the Study Science, 22(3), 376–383.
of Couple Interaction. Cambridge https://doi.org/10.1177/09567976103
CB2 2 RU United Kingdom: 97055
Cambridge University Press.
Schmidt, C. D., & Gelhert, N. C. (2017).
Olson, D., DeFrain, J., & Skogrand, L. Couples Therapy and Empathy: An
(2011). Marriages and Families: Evaluation of the Impact of Imago
Intimacy, Diversity, and Strengths (7th Relationship Therapy on Partner
ed.). New York, NY 10020: McGraw- Empathy Levels. The Family Journal:
Hill. Counseling and Therapy for Couples
and Families, 25(1), 23–30.
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA
Tangerang Selatan, 15 April 2017