Professional Documents
Culture Documents
Abstract. This study will compare the level of relationship satisfaction and sexual satisfaction. Measurement
of relationship satisfaction using the Relationship Assessment Scale that had been modified by researchers
and sexual satisfaction using a single item constructed by researchers. This study involved 178 participants
(89 in FWB group, 89 in conventional group), data collection was carried out online. Data analysis methods
used were independent sample t-tests and analysis of covariance. The results showed a difference in sexual
satisfaction (t = -3.74, p = 0.000) and relationship satisfaction (t = 5.88, p = 0.000) between conventional
relationship (married or courtship) and FWB relationship. Difference types of relationship were proven to
affect relationship satisfaction (F = 65.604, p < 0.01, Ƞ2p = 0.273), conventional groups based on estimated
means gave a higher effect. Different types of relationship also contributed sexual satisfaction (F = 42.008, p <
0.01, Ƞ2p = 0.194), FWB groups gave a higher effect. The difference types of relationship (official/conventional
and unofficial/FWB) can be used as a reference to explain why relationship satisfaction for conventional
relationship (married or dating) is higher than FWB relationship, and why sexual satisfaction for FWB is
higher than conventional relationship.
Keywords: FWB relationship; conventional relationship; sexual satisfaction; relationship satisfaction; type of
relationship
Abstrak. Penelitian ini akan membandingkan tingkat kepuasan hubungan dan kepuasan seksual.
Pengukuran kepuasan hubungan memakai Relationship Assesment Scale yang telah dimodifikasi oleh peneliti,
sedangkan untuk kepuasan seksual menggunakan single item yang disusun oleh peneliti. Penelitian ini
melibatkan 178 partisipan (89 kelompok FWB, 89 kelompok konvensional), pengumpulan data dilakukan
secara online. Analis data menggunakan independent sample t-test dan analisis kovarians. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan kepuasan seksual (t = -3,74, p = 0,000) dan kepuasan hubungan (t = 5,88, p =
0,000) antara kelompok konvensional (menikah atau pacaran) dengan FWB. Perbedaan jenis ikatan terbukti
memberikan efek terhadap kepuasan hubungan (F = 65,604, p < 0,01, Ƞ2p = 0,273), kelompok konvensional
berdasarkan estimasi means memberi efek yang lebih tinggi. Perbedaan jenis ikatan juga berkontribusi
terhadap kepuasan seksual (F = 42,008, p < 0,01, Ƞ2p = 0,194), kelompok FWB memberi efek yang lebih tinggi.
Perbedaan jenis ikatan (ikatan resmi/ konvensional dan tidak resmi/ FWB) dapat dijadikan rujukan mengapa
kepuasan hubungan untuk hubungan konvensional (menikah atau pacaran) lebih tinggi dari hubungan
FWB, dan mengapa kepuasan seksual pada kelompok FWB lebih tinggi dari hubungan konvensional.
Kata kunci: hubungan FWB; hubungan konvensional; kepuasan hubungan; kepuasan seksual; jenis ikatan
1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan melalui aripsumantri142@gmail.com
2
atau melalui yunitatrisnadewi@gmail.com
E-JOURNAL GAMAJOP 29
SUMANTRI & DEWI
30 E-JOURNAL GAMAJOP
KEPUASAN SEKSUAL, KEPUASAN HUBUNGAN, FRIENDS WITH BENEFITS, KONVENSIONAL
seks pranikah (SDKI, 2018). Riset Berliana, Fincham, 2017). Istilah kekinian yang
Utami, Efendi, dan Kurniati (2019) pada mungkin tepat untuk kami (peneliti)
pasangan yang telah menikah, dari total sodorkan sebagai sebuah memetics ialah
sampel 37.276 sebanyak 4.183 responden TTN (teman tapi ngesex), yang merupakan
(11,22%) sebelum pernikahan telah turunan dari istilah populer TTM (teman
melakukan seks pra nikah, untuk usia para tapi mesra), mengingat beberapa artikel
responden sewaktu disurvei berada pada online terkini (misal: Oktiani, 2020;
rentang 15-54 tahun. Secara umum, seks pra Beautynesia, 2020; Indozone, 2020) belum
nikah (pre marital sex) diasosiasikan sebagai dapat memisahkan kedua istilah tersebut
bagian dari perilaku seks, namun dilakukan secara spesifik.
di luar ikatan pernikahan. Sarlito (2011) Peneliti menggunakan istilah
menjabarkannya sebagai bentuk tingkah “conventional relationship” yang terdiri atas
laku yang dilakukan oleh dua individu tipe hubungan berpacaran (courtship) dan
(perempuan dan laki-laku), didorong oleh pernikahan (marriage), untuk membedakan-
hasrat seksual di dalam ikatan yang belum nya dari jenis hubungan FWB. Pada riset-
sah secara agama maupun hukum. riset FWB sebelumnya, istilah dating lebih
Berbagai literatur perihal FWB terlihat sering digunakan dalam kategorisasi
menyeragamkan karakteristiknya ke dalam romantic relationship dengan hubungan
3 kategori (Hughes, Morrison, & Asada, FWB. Peneliti memakai istilah courtship
2005; Bisson & Levine, 2009; Lehmiller, selain untuk menyesuaikan dengan konteks
Vanderdrift, & Kelly, 2011; Owen & hubungan berpacaran di Indonesia, juga
Fincham, 2011): pertama, keintiman seksual mengingat istilah pada hubungan romantis
(sexual intimacy); kedua yaitu persahabatan (romantic relationship) telah banyak
yang tetap berlanjut (ongoing friendship); mengalami pergeseran, bahkan dengan
ketiga, adanya keinginan ataupun jenis hubungan yang beragam, di antaranya
kesepakatan di antara keduanya untuk adalah kencan kasual (casual dating), kencan
menghindari adanya komitmen romantis ekslusif (exclusive dating), sampai jenis
secara resmi (berpacaran/ courtship/ dating hubungan tanpa ikatan/no strings attached
ataupun menuju ke tahap (Ong, 2018). Definisi dating saat ini juga
pernikahan/marriage). Gusarova, Fraser, dan begitu rumit, dalam konteks sosial
Alderson (2012) berpendapat bahwa FWB Indonesia istilah dating sering
sebagai suatu hubungan yang berawal dari diterjemahkan sebagai hubungan pacaran.
persahabatan ataupun perkenalan, Perihal konsep courtship sendiri hingga saat
kemudian berlanjut pada beberapa ini tetap dipertahankan, meskipun dating
tingkatan dalam keintiman seksual untuk dianggap sebagai pendekatan yang lebih
jangka waktu yang tidak ditentukan, dan modern, bermula dari laki-laki dan
bagi kedua individu hal tersebut dianggap perempuan yang memulai hubungan lebih
sebagai hubungan non-dating. Secara dari sekadar teman. John Piper (dalam
singkat, dapat diperjelas bahwa FWB cukup Weigel, 2016) membedakan konsep
dengan memadukan unsur persahabatan & courtship dengan konsep dating, di mana
keintiman fisik, yakni seksualitas (Owen & courtship akan selalu menjadikan
E-JOURNAL GAMAJOP 31
SUMANTRI & DEWI
32 E-JOURNAL GAMAJOP
KEPUASAN SEKSUAL, KEPUASAN HUBUNGAN, FRIENDS WITH BENEFITS, KONVENSIONAL
E-JOURNAL GAMAJOP 33
SUMANTRI & DEWI
Tabel 1.
Hasil Uji Independent Sample T-test
Gaya Hubungan
Konvensional FWB Selisih
Variabel T df Nilai p
Mean
M SD M SD
Kepuasan Hubungan 28,25 3,71 25,11 3,38 3,135 5,88 176 ,000**
Kepuasan Seksual 3,89 ,85 4,31 ,65 -,427 -3,74 176 ,000**
N= 178 (89 konvensional, 89 FWB) *p < 0,05, **p < 0,01
34 E-JOURNAL GAMAJOP
KEPUASAN SEKSUAL, KEPUASAN HUBUNGAN, FRIENDS WITH BENEFITS, KONVENSIONAL
Tabel 2.
Hasil Analisis Kovarians Kepuasan Hubungan
Jumlah Rerata Ƞ2p
Sumber Variasi df F p
Kuadrat Kuadrat
Corrected Model 879,000a 2 439,500 43,215 ,000 ,331
Intercept 1932,854 1 1932,854 190,055 ,000 ,521
Kepuasan ,199
441,691 1 441,691 43,431 ,000
Seksual
Jenis Ikatan 667,193 1 667,193 65,604 ,000 ,273
Error 1779,747 175 10,170
Total 129361,000 178
Corrected Total 2658,747 177
a. R Squared = ,331 (Adjusted R Squared = ,323); Dependent Variable: Kepuasan Hubungan
E-JOURNAL GAMAJOP 35
SUMANTRI & DEWI
Tabel 3.
Hasil Analisis Kovarians Kepuasan Seksual
Jumlah Rerata
Sumber Variasi df F p Ƞ2p
Kuadrat Kuadrat
Corrected Model 28,407a 2 14,203 30,396 ,000 ,258
Intercept 7,379 1 7,379 15,791 ,000 ,083
Kepuasan Hubungan 20,294 1 20,294 43,431 ,000 ,199
Jenis_Ikatan 19,629 1 19,629 42,008 ,000 ,194
Error 81,773 175 ,467
Total 3104,000 178
Corrected Total 110,180 177
a. R Squared = .258 (Adjusted R Squared = .249); Dependent Variable: Kepuasan Seksual
36 E-JOURNAL GAMAJOP
KEPUASAN SEKSUAL, KEPUASAN HUBUNGAN, FRIENDS WITH BENEFITS, KONVENSIONAL
hubungan jenis FWB pun seperti di kepuasan seksual partisipan. Jenis ikatan
kemukakan oleh Weiten, Dunn, dan tidak resmi/ FWB berdasarkan estimasi
Hammer (2012) adalah untuk menyalurkan means memberi kontribusi lebih
hasrat seksualnya. FWB dari sudut pandang dibandingkan jenis ikatan resmi, sehingga
ini ialah logis bila lebih cenderung tingkat kepuasan seksual kelompok FWB
mengedepankan kepuasan seksual yang lebih tinggi dari kelompok konvensional.
juga menjadi salah satu ciri khasnya, Hal sebaliknya akan berbeda dengan
ketimbang kepuasan hubungan. Meski hubungan jenis konvensional yang telah
intimasi juga dapat meningkatkan memiliki ikatan resmi di dalam hubungan
kepuasan hubungan dalam FWB, tetapi mereka (pacaran maupun menikah),
dengan adanya perasaan cemburu (jealousy) sehingga individu memiliki hak untuk
yang muncul dan terkadang harus ditekan melarang ataupun menampilkan ekspresi
saat pasangan menggoda orang lain, selain marah ketika perasaan cemburu muncul
menurunkan kepuasan hubungan (Dewi & saat pasangan berinteraksi dengan orang
Sumantri, 2020), dalam hal ini peneliti lain. Sedangkan pada hubungan FWB,
berpendapat hal tersebut hanya akan individu tidak berhak bahkan tidak berdaya
semakin menguatkan titik fokus FWB pada untuk melarang ataupun merasa marah
kepuasan seksual. Terlebih dalam (Knight, 2014). Selain itu, laki-laki dan
hubungan FWB, individu tidak memiliki perempuan yang terikat dalam ikatan
hak untuk marah ataupun melarang pacaran dapat menyusun perencanaan yang
pasangannya agar tidak berinteraksi bertujuan pada pernikahan. Sebagaimana
dengan orang lain (Knight, 2014). Melalui diungkapkan oleh Miller dan Clark (2010)
hasil riset Dewi dan Sumantri (2020), bahwa di dalam ikatan berpacaran terdapat
diketahui sebanyak 104 partisipan yang proses untuk saling menjajaki, menyelidiki,
menjalani hubungan FWB merasa senang, serta mengukur kemungkinan untuk
puas, bahkan ketagihan, dikarenakan mencapai komitmen tahap selanjutnya,
kebutuhan seksual dan afeksi dapat dimana kedua individu dalam relasi
terpenuhi tanpa perlu adanya komitmen pacaran dapat memutuskan untuk
(ikatan yang resmi). Sebanyak 106 melanjutkan ke jenjang pernikahan. Paul
partisipan juga menyadari bahwa dan White (dalam Santrok, 2014) juga telah
hubungan FWB merupakan hubungan mengungkapkan bahwa salah satu fungsi
pertemanan yang mengutamakan dari ikatan berpacaran (dating) ialah untuk
pemenuhan kebutuhan seksualitas, tanpa memilih dan menyeleksi pasangan, sebagai
melibatkan komitmen dan perasaan cinta. masa perkenalan untuk suatu hubungan
Hasil analisis kovarians menunjukkan ditahap selanjutnya. Pada konteks
adanya peran perbedaan jenis ikatan (ikatan pernikahan, salah satu argument
resmi dan tidak resmi) terhadap tingkat pendukung yang mengedepankan
kepuasan seksual. Jenis ikatan memberi kepuasan hubungan dikemukakan oleh
efek senilai 0,194 atau sebesar 19,4%, Hellmich (Handayani, Suminar, Hendriani,
menunjukkan adanya faktor-faktor lain Alfian & Hartini, 2008), bahwa seiring
(80,6%) yang turut serta berperan terhadap bertumbuhnya usia perkawinan maka
E-JOURNAL GAMAJOP 37
SUMANTRI & DEWI
38 E-JOURNAL GAMAJOP
KEPUASAN SEKSUAL, KEPUASAN HUBUNGAN, FRIENDS WITH BENEFITS, KONVENSIONAL
E-JOURNAL GAMAJOP 39
SUMANTRI & DEWI
40 E-JOURNAL GAMAJOP
KEPUASAN SEKSUAL, KEPUASAN HUBUNGAN, FRIENDS WITH BENEFITS, KONVENSIONAL
E-JOURNAL GAMAJOP 41
SUMANTRI & DEWI
42 E-JOURNAL GAMAJOP