You are on page 1of 12

Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:

POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi


Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

Pola Komunikasi Interpersonal dalam Konflik Perkawinan: Studi


Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal di Kota
Bengkulu
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, Heri Supriyanto
ditaditut01@gmail.com
IAIN Curup dan Universitas Bengkulu
Info Artikel Abstract
Diterima: Oktober Interpersonal Communication Patterns in Marriage Conflict: Study of Husband and Wife in the Early
Years Period in the City of Bengkulu. The purpose of this study is to find out how interpersonal communication
2019 patterns in marital conflict. This research was conducted on a marriage partner in the Early Years period in
Bengkulu City. The research method in this research is descriptive qualitative and life history. Data obtained through
Disetujui: Oktober in-depth interviews, observation, and literature. Informants were interviewed as many as seven families. Data
2019 analysis using the Miles and Huberman models. The results of research on Interpersonal Communication Patterns in
marital conflict in seven husband and wife periods of the early years there are adjustments in the marriage of the early
years period. These adjustments include adjusting spouse, sexual, financial and family of the spouse. From the seven
Dipublikasikan: families the results are obtained (1) Adjustment of partners, all couples experience obstacles in adjusting all the
Desember 2019 differences between the two (2) financial adjustment, conflicts often occur in informant couples whose husband and
wife work and couples whose husbands are low income. (3) sexual adjustments, barriers occur to informants whose
partners have health problems and have many children. (4) adjustments to the spouse's family. Conflicts occur in
couples who live in in-laws' homes and have children from previous marriages. (5) Separate equal and balanced
Keyword communication patterns are used in adjustments to partners. (6) Separate unbalanced communication patterns and
monopoly are used in marital conflicts caused by financial, sexual and financial adjustments to the couple's family.
Interpersonal Thus in the early days of marriage there were almost conflicts between couples. The conflict occurred because indeed
communication, during the early year period, there were differences between husband and wife and other family members so that an
conflict, marriage, appropriate communication pattern was needed to resolve the conflict.
early year period

Kata Kunci Abstrak


Komunikasi
Pola Komunikasi Interpersonal dalam Konflik Perkawinan: Studi Pada Pasangan Suami Istri Periode
interpersonal, konflik, Tahun Awal di Kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi
perkawinan, periode interpersonal dalam konflik perkawinan. Penelitian ini dilakukan pada pasangan perkawinan periode
tahun awal. Tahun Awal di Kota Bengkulu. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif desrkriptif dan life
history. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan kepustakaan. Informan yang
diwawancarai sebanyak tujuh keluarga. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil
penelitian tentang Pola Komunikasi Interpersonal dalam konflik perkawinan pada tujuh pasangan suami
istri periode tahun awal adalah terdapat penyesuaian-penyesuian dalam perkawinan periode tahun awal.
Penyesuaian tersebut meliputi penyesuaian pasangan, seksual, keuangan dan terhadap keluarga
pasangan. Dari ketujuh keluarga diperoleh hasil (1) Penyesuaian pasangan, semua pasangan mengalami
hambatan dalam menyesuaikan semua perbedaan di antara keduanya (2) penyesuaian keuangan, konflik
sering terjadi dalam pasangan informan yang suami istri bekerja dan pasangan yang suaminya
berpenghasilan rendah. (3) penyesuaian seksual, hambatan terjadi pada informan yang pasangannya
mengalami gangguan kesehatan dan telah memiliki banyak anak. (4) penyesuaian terhadap keluarga
pasangan. Konflik terjadi pada pasangan yang tinggal di rumah mertua dan memiliki anak dari
pernikahan sebelumnya. (5) Pola komunikasi setara dan seimbang terpisah digunakan pada penyesuaian
terhadap pasangan. (6) Pola komunikasi tak seimbang terpisah dan monopoli digunakan dalam konflik
perkawinan yang disebabkan oleh hambatan penyesuaian keuangan, seksual dan penyesuaian terhadap
keluarga pasangan. Dengan demikian pada masa awal perkawinan hampir ditemui konflik antar
pasangan. Konflik terjadi karena memang pada masa periode tahun awal, terdapat perbedaan antara
suami istri dan anggota keluarga lainnya sehinga diperlukan pola komunikasi yang tepat untuk mengatasi
konflik tersebut.

189 | J u r n a l H a w a
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi
Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

Pendahuluan perbedaan tersebut, pasangan


Keluarga harmonis adalah suami istri harus melakukan
dambaan semua pasangan yang penyesuaian untuk membentuk
telah menikah. Dalam keluarga nilai dan sistem baru bagi
harmonis diperlukan hubungan keluarga mereka.
timbal balik dengan menciptakan Perbedaan-perbedaan itu
sikap saling pengertian, terbuka, akan terbawa pada saat terjadi
menjaga, menghargai, dan saling proses penyesuaian antara suami
memenuhi kebutuhan antara satu dan istri. Penyesuaian adalah
sama lain. Harmonisasi dalam proses saling mengenal suami
keluarga akan membuat bahagia istri terhadap pasangannya. Baik
dalam menjalaninya. itu terhadap kebiasaan sehari-
Suatu pernikahan yang hari, penetapan aturan rumah
harmonis sulit terwujud tanpa tangga dan cara pandang dalam
adanya hubungan interpersonal memutuskan tujuan dalam
yang baik antara suami dengan pernikahan.
istrinya. Agar suasana hubungan Dalam perkawinan akan
yang baik dapat terwujud terjadi beberapa proses
diperlukan suasana yang hangat, penyesuaian yaitu penyesuaian
penuh pengertian, penuh kasih terhadap pasangan, hubungan
sayang satu dengan lainnya agar seksual, keuangan, dan terhadap
dapat menimbulkan suasana keluarga pasangan. Penyesuaian
yang akrab. ini akan terasa sulit jika berada
Beberapa faktor yang pada kondisi tertentu, karena
mempengaruhi dalam sedikitnya masa pengenalan,
keharmonisan keluarga di perbedaan latar budaya,
antaranya adalah saling pernikahan yang dijodohkan, dan
mencintai, baik dalam hal fisik konsep yang tidak realistis dalam
kedua belah pihak, material, perkawinan. Hambatan ini
pendidikan, agama. sewaktu-waktu dapat memicu
Kenyataannya saat seorang konflik.
pria dan wanita menikah, Walaupun konflik
tentunya mereka membawa nilai- merupakan hal yang dianggap
nilai budaya, sikap, dan wajar dalam hubungan
keyakinan masing-masing ke pernikahan, konflik tidak bisa
dalam pernikahan tersebut. disepelekan. Saat konflik terjadi,
Dalam menghadapi perbedaan- pasangan harus

190 | J u r n a l H a w a
Jurnal Hawa Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2019

menyelesaikannya agar untuk diteliti karena akan


hubungan kembali terjalin berguna untuk mengetahui pola
dengan baik. Jika diselesaikan komunikasi interpersonal
dengan cara yang baik, konflik pasangan suami istri dalam
dapat membuat individu menyelesaikan konflik pada
bertambah matang dan bisa perkawinan periode tahun awal.
memperkuat hubungan mereka Pengelolan konflik yang efektif
(Wood, 2013). dapat menumbuhkan sikap
Konflik dapat membuat terbuka antara satu dan lainnya.
hubungan semakin dekat atau Berdasarkan latar belakang
sebaliknya tergantung dari masalah yang telah diuraikan,
bagaimana cara menangani maka rumusan masalah dalam
masalah. Hal terburuk yang penelitian ini adalah bagaimana
terjadi jika konflik tidak kunjung Pola komunikasi Interpersonal
selesai adalah perceraian. Pasangan Suami Istri Dalam
Kesulitan berkomunikasi, Konflik Pada Perkawinan Periode
intoleransi, dan tidak menghargai Tahun awal?
pasangan membuat pertikaian
muncul dan bercerai seringkali Kajian Literatur
dianggap sebagai jalan terbaik. Manusia merupakan
Pola komunikasi makhluk yang paling sempurna,
interpersonal yang baik tentunya tetapi dalam hidupnya ia tidak
akan sangat mendukung untuk bisa hidup sendiri,
menciptakan hubungan yang membutuhkan orang lain dan
positif tersebut. Menurut DeVito selalu bersama dengan yang lain.
(2013) terdapat empat pola Oleh karena itu manusia disebut
komunikasi interpersonal yaitu sebagai makhluk sosial. Untuk
persamaan, seimbang terpisah, mewujudkan itu semua, maka
tak seimbang terpisah dan salah satu cara yang bisa
monopoli. Keempat pola dilakukan adalah melalui
komunikasi tersebut perkawinan.
menggambarkan bagaimana Menurut Walgito (2005),
situasi konflik yang terjadi dalam terdapat tiga periode dalam
perkawinan. perkawinan yaitu :
Peneliti merasa penelitian a. Tahun awal (early years)
tentang konflik perkawinan
masih penting dan menarik

191 | J u r n a l Hawa
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi
Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

Masa ini mencakup kurang benturan atau tabrakan. Konflik


lebih 10 tahun pertama dalam kehidupan sosial berarti
perkawinan. benturan kepentingan, keinginan,
b. Tahun pertengahan (midlle dan pendapat yang melibatkan
years) dua pihak atau lebih. Secara
Periode ini berlangsung sosiologis, konflik diartikan
antara tahun kesepuluh sebagai suatu proses sosial atau
sampai dengan tahun ketiga dua orang atau lebih, atau
puluh dari masa perkawinan. kelompok dimana salah satu
Masa yang terjadi pada tahap pihak berusaha menyingkirkan
ini adalah “Child full phase” pihak lain dengan
yang kemudian diikuti oleh menghancurkannya atau
“Us aging phase”. membuatnya tidak berdaya
c. Tahun matang (mature years) (DeVito, 2013)
Masa ini dimulai pada Djamarah (2004)
tahun ketiga puluh dalam mendefinisikan, Pola komunikasi
perkawinan. Pasangan suami adalah bentuk hubungan dua
istri berada dalam peran yang orang atau lebih dalam proses
baru, misalnya bertindak pengiriman dan penerimaan cara
sebagai kakek atau nenek, yang tepat, sehingga pesan yang
menikmati hari tua bersama- dimaksud dapat dipahami.
sama atau hidup sendiri lagi Dimensi pola komunikasi terdiri
karena salah satu pasangan dari dua macam, yaitu pola yang
telah meninggal lebih dulu. berorientasi pada konsep dan
Hurlock (2004) menyebutkan, pola yang berorientasi pada
Faktor-faktor dalam sosial yang mempunyai arah
penyesuaian pernikahan hubungan yang berlainan
terbagi menjadi empat, antara (Berger, 2014).
lain : De Vito dalam bukunya
a. Penyesuaian pasangan Interpersonal Communication
b. Penyesuaian seksual (2013) mengungkapkan empat
c. Penyesuaian keuangan pola komunikasi keluarga pada
d. Penyesuaian dengan pihak umumnya, yaitu :
keluarga pasangan. 1. Pola Komunikasi kesetaraan
Kata konflik berasal dari 2. Pola Komunikasi seimbang
bahasa latincon yang berarti terpisah
bersama dan fligere yang berarti

192 | J u r n a l Hawa
Jurnal Hawa Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2019

3. Pola Komunikasi Tak perkawinan. Data sekunder


seimbang terpisah peneliti dapatkan dari buku-
4. Pola Komunikasi monopoli buku, jurnal dan penelitian yang
Tradisi psikologis dapat berkaitan dengan pola
dibagi kedalam tiga cabang besar komunikasi dalam konflik
yaitu perilaku, kognitif dan perkawinan periode tahun awal.
biologis. Dalam wilayah kognitif Data-data tersebut kemudian
terdapat teori atribusi, penilaian diolah untuk mendapatkan data
sosial, dan kemungkinan yang otentik.
elaborasi. Teori tersebut telah Penelitian ini memiliki dua
menjadi dasar untuk tradisi jenis informan yaitu informan
psikologis memahami bagaimana pangkal dan informan kunci
interpretasi dan persuasi terjadi yang ditetapkan dengan kriteria
di antara individu (Littlejhon, tertentu.
2014). Ada beberapa teknik atau
Teori atribusi adalah proses metode yang dapat digunakan
dengan mana kita mencoba peneliti dalam mengumpulkan
memahami perilaku orang lain data yang dikenal dengan
selain juga perilaku kita sendiri. observasi, wawancara,
Kita menilai dan memahami mendalam dan studi
alasan atau motivasi perilaku – dokumentasi (Kriyantono, 2006).
perilaku (Devito, 2014). Teori ini Untuk menganalisis data
diperkenalkan oleh Heider pada penelitian ini akan digunakan
tahun 1985 melalui bukunya analisis data model interaktif
yang berjudul The Psychologi Milles dan Huberman (1992: 90)
Interpersonal Relation. yaitu terdapat tiga proses yang
belangsung secara interaktif.
Metode Penelitian Pertama, reduksi data, yaitu
Penelitian ini menggunakan proses memilih memfokuskan,
paradigma kualitatif dengan jenis menyederhanakan, dan
penelitian deskriptif dan life mengabtraksikan data dari
history. Dalam penelitian ini data berbagai sumber data misalnya
primer bersumber dari hasil dariv catatan lapangan,
wawancara yang dilakukan oleh dokumen, arsip, dan sebagainya.
peneliti kepada informan tentang sedangkan proses mempertegas,
bagaimana proses penyesuaian memperpendek membuang yang
yang mereka hadapi dalam tidak perlu menentukan fokus

193 | J u r n a l Hawa
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi
Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

dan mengatur data sehingga yang hanya istri saja memiliki


kesimpulan bisa dibuat. pekerjaan tetap. Keduanya tidak
Kedua, Penyajian data, terlalu mementingkan masalah
seperti merakit data dan keuangan karena Karin berasal
menyajikan dengan baik supaya dari keluarga berada. Pasangan
lebih mudah dipahami, penyajian ini mengalami penyesuaian
bisa berupa matrik, gambar, seksual karena Kevin seorang
skema, jaringan kerja, tabel dan penderita HIV. Bagaimanapun
narasi. Ketiga, menarik juga, penyakit ini cukup
kesimpulan/verifikasi, proses membuat repot kehidupan
penarikan kesimpulan awal seksual keduanya, meskipun
harus kuat dan terbuka, mereka menyatakan bahwa
kesimpulan akhir dilakukan saling menerima apa adanya.
setelah pengumpulan data Pola komunikasi dalam keluarga
berakhir. ini cenderung setara karena
Pembahasan sama-sama menghargai
Informan berjumlah tujuh kontribusi masing-masing dalam
keluarga dengan karakteristik keluarga kecil mereka.
yang berbeda-beda. Keluarga Keluarga ketiga ini
pertama mengetengahkan Beni mengetengahkan pasangan
dan Rima, sepasang suami istri suami istri Jemi dan Jesi, yang
yang sama-sama bekerja. Dari sama-sama pernah menikah
hasil penelitian ditemukan sebelumnya. Keduanya memiliki
bahwa penyesuaian yang terjadi anak dari pernikahan
pada keluarga Beni dan Rima sebelumnya tetapi hanya anak
adalah penyesuaian keuangan Jesi saja yang tinggal bersama
dan lebih dekat ke arah mereka. Anak Jemi menetap
hubungan kompetitif. Pola bersama Jenita-mantan istri Jemi
komunikasi dalam keluarga ini di Kota Bandung. Pasangan ini
adalah pola komunikasi tak khususnya Jesi kesulitan
seimbang terpisah, karena Rima melakukan penyesuaian dengan
sangat mendominasi Beni karena keluarga pasangan karena
penghasilannya lebih besar pernikahan mereka tidak
daripada suaminya. disetujui oleh orang tua Jemi.
Keluarga kedua Pola komunikasi yang diterapkan
mengetengahkan pasangan Kevin Jemi kepada anak tirinya
dan Karin, sepasang suami istri merupakan pola komunikasi

194 | J u r n a l Hawa
Jurnal Hawa Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2019

monopoli karena bersifat satu Keluarga keenam


arah. mengetengahkan pasangan Nugi
Keluarga keempat dan Nunung yang baru saja
mengetengahkan pasangan menikah selama setahun. Mereka
Yoyon dan Yohana, merupakan tinggal bersama Ibu Nugi
keluarga terkaya dalam dikarenakan ayahnya telah lama
penelitian ini. Namun meninggal dunia. Nugi melarang
penyesuaian yang mereka hadapi Nunung bekerja dan memaksa
adalah penyesuaian seksual untuk tetap tinggal dirumah
karena Yoyon merasa Yohana orang tuanya. Nunung merasa
terlalu sibuk dengan anak-anak Ibu mertuanya terlalu otoriter
mereka hingga kehilangan waktu dalam kehidupan perkawinan
untuk berduaan. Akibatnya mereka dan Nunung sulit
Yoyon selingkuh dengan menyesuaikan diri dengan
pengasuh anaknya, Yosi. keluarga pasangannya itu.
Meskipun demikian, karena Keluarga ketujuh
perkawinan mereka sudah mengetengahkan pasangan Fandi
memasuki tahun kesepuluh maka dan Fina yang menikah di usia
Yohana memiliki kebijaksanaan muda. Kala itu Fandi dan Fina
lebih tinggi dalam menyelesaikan masih sama-sama berstatus
masalah. pelajar. Keduanya tinggal di
Keluarga kelima rumah orang tua Fandi, Hera.
mengetengahkan pasangan Hera sangat keras kepada
Darius dan Dona, pasangan yang menantunya. Alasannya karena
dijodohkan, merupakan paman dia terpaksa merestui pernikahan
dan kemenakan, dan memiliki itu karena Fina terlanjur
rentang umur yang jauh. Darius berbadan dua. Keluarga kecil ini
memiliki anak dari pernikahan mengalami kesulitan
sebelumnya bernama Dika, yang menyesuaikan diri terhadap
sangat diotorisasi oleh Dona. tanggung jawab keuangan dan
Selain itu, Darius juga mengidap keluarga pasangan. Sedangkan
penyakit diabetes sehingga pola komunikasinya berbentuk
mengalami gangguan monopoli.
kemampuan ereksi. Hal ini Proses penyesuaian dalam
menyebabkan terganggunya tiap keluarga berbeda-beda.
relasi seksual antara keduanya. Menurut Hurlock (2004)
penyesuaian tersebut meliputi
empat aspek, yaitu penyesuaian

195 | J u r n a l Hawa
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi
Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

pasangan pasangan, keuangan, Masyarakat barat terbiasa


seksual, dan terhadap keluarga tumbuh menjadi sesuatu yang
pasangan. Dalam menyelesaikan “istimewa” dan “unik”.
konflik akibat penyesuaian Kebudayaan Amerika
tersebut terdapat pola menyediakan tugas-tugas seperti
komunikasi yang diterapkan ini bagi anggotanya.
dalam keluarga. Banyak dari tugas kultural
Teori Atribusi yang yang ada dalam budaya Amerika
dikategorikan dalam tradisi saat ini dirancang dan diseleksi,
sosiopsikologis menyebutkan melalui sejarah, untuk
bahwa setiap individu mencoba mendorong terbentuknya
untuk memahami perilaku independensi atau
mereka sendiri dan orang lain ketidaktergantungan masing-
dengan mengamati bagaimana masing diri yang terpisah.
sesungguhnya mereka Dengan adanya tugas-tugas
berperilaku. Sebagai pelaku kultural seperti ini, pengertian
komunikasi, manusia harus orang Amerika tentang harga diri
berpikir logis mengapa kita atau nilai diri pun mengambil
sampai berperilaku demikian dan bentuk yang khas. Ketika
terkadang kita ingin individu berhasil menjalani
memaparkan mengapa orang lain tugas-tugas kultural ini, mereka
bisa berperilaku seperti itu. akan sangat puas dengan dirinya.
Heider, sang penemu teori Mereka sangat menghargai
merupakan psikolog dirinya.
berkebangsaan Austria yang Kebiasaan non-barat
kemudian menetap ke Amerika. berbanding terbalik karena tidak
Heider banyak melakukan menghargai keterpisahan yang
penelitian tentang psikologi terlihat itu. Budaya pada orang
sosial pada kehidupan Asia menekankan pada apa yang
masyarakat di sana. Gaya dinamai keterikatan yang
atribusi orang Amerika sangat mendasar pada manusia.
berbeda dengan Asia. Orang Sehingga orang Asia dituntut
Amerika cenderung memiliki untuk melakukan penyesuaian
konsep diri yang independen. Di diri untuk menjadi ideal dan
kebudayaan barat keterpisahan mempertahankan
individu menjadi keyakinan yang interdependensi diantara
kuat. Tugas normatif budaya ini individu. Akibatnya, masyarakat
adalah untuk mempertahankan Asia dibesarkan untuk
independensi atau kemandirian menyesuaikan diri dengan orang
individu sebagai entitas yang lain dalam suatu kelompok atau
terpisah dan self-contained membaca maksud orang lain,
(terbatas pada diri). atau menjadi orang yang ramah
atau berindak sesuai tata karma.

196 | J u r n a l Hawa
Jurnal Hawa Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2019

Itu mengapa dalam lebih suka menjalin hubungan


penelitian ini, ada beberapa jangka panjang dan berkomitmen
keluarga hidup dalam tinggi. Berbanding terbalik
perkawinan yang sebenarnya dengan budaya konteks rendah
jauh dari kata bahagia, namun yang komitmennya lebih longgar
selalu berusaha menjalani dengan terhadap sesama.
tabah. Sebagaimana dengan Teori atribusi berhubungan
budaya masyarakat Asia yang dengan bagaimana
kurang menghargai dirinya menyimpulkan hal yang
sendiri dan memiliki keterikatan menyebabkan perilaku kita dan
kuat dengan orang-orang perilaku orang lain. Terdapat
disekitarnya. Cara hidup beberapa hal yang menyebabkan
berkelompok atau kolektivistik mengapa orang berperilaku
membuat orang-orang Asia seperti pengaruh lingkungan,
memikirkan lingkungannya pengaruh pribadi, kemauan,
ketika akan mengambil sesuatu usaha, hasrat (keinginan untuk
keputusan. Akibatnya, mereka melakukannya), perasaan,
cenderung seperti paku yang keterlibatan, kewajiban dan
terpaksa diratakan dengan perizinan.
papan, karena tidak mampu Seperti mengapa orang
mengekspresikan sesuatu diluar cenderung bersikap tradisional
kebiasaan budayanya. karena lingkungan yang
menyebabkan hal itu harus
Karakteristik individualis
dilakukan. Pembagian tugas
orang Eropa menyebabkan secara terpisah misalnya
popularitas ilmu psikologi sosial disebakan oleh lingkungan yang
yang menaungi teori atribusi berperilaku sama. Semua yang
kurang popular karena sangat dilakukan oleh ketujuh keluarga
bertentangan dengan sifat ini disebabkan oleh hal-hal yang
ajarannya yakni kolektivis. dikemukakan dalam teori
atribusi. Kemauan untuk
Kemudian jika dilihat dari high
menjaga kelanggengan hubungan
context and low context dalam keluarga menyebabkan
communication, terdapat detail orang tidak mau lama-lama
pembeda seperti rasa ikatan berkonflik atau sebaliknya.
kelompok dan komitmen Perasaan juga menjadi penyebab
terhadap hubungan dengan kuat dalam membina rumah
orang lain. Masyarakat yang tangga yang saling mencintai.
Atribusi banyak
menganut budaya konteks tinggi
dipengaruhi oleh psikologis

197 | J u r n a l Hawa
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi
Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

sehingga memunculkan persepsi. gesekan yang berujung pada


Seringkali suami atau isteri konflik.
seperti dalam keluarga yang Konflik terjadi naik turun,
dikemukakan dalam penelitian tidak ada yang mampu
ini mengartikan apa yang mereka meramalkan masalah apa saja
lihat dari pasangannnya. Mereka yang akan muncul dalam
akan cenderung menyalahkan perkawinan. Tetapi pada
suami atau istrinya jika kesalahan pasangan yang mampu
itu diperbuat oleh pasangannya. mengelola konflik ini secara
Namun sebaliknya, ketika konstruktif, hubungan akan
mereka melakukan kesalahan, kembali membaik dan erat
faktor situasional akan dituduh sehingga fase bulan madu terus
menjadi penyebab terjadi berulang pasaca konflik.
kesalahan itu. Tetapi di Kesimpulan
Bengkulu, dan khususnya pada Dari tujuh keluarga, hampir
keluarga-keluarga dalam seluruhnya mengalami hambatan
penelitian ini, kebanyakan dari ketika melakukan penyesuaian
mereka tidak menyalahkan faktor terhadap pasangan. Informan
situasional tetapi lebih kepada yang mengalami kesulitan dalam
dirinya sendiri. penyesuaian keuangan adalah
Terlebih lagi pada kaum informan yang sama-sama
wanita, mereka seolah terikat bekerja dan suami yang tidak
pada aturan untuk menerima dan bekerja. Hambatan penyesuaian
tidak menyalahkan situasi ketika seksual dialami oleh informan
terjebak dalam situasi yang sulit. yang memiliki banyak anak dan
Namun begitu, ada juga beberapa salah satu pasangannya
wanita yang memiliki mengalami gangguan kesehatan.
kepercayaan dan menghargai Sedangkan hambatan
dirinya sehingga mampu penyesuaian terhadap keluarga
menerapkan bias mementingkan pasangan dirasakan oleh
diri sendiri. perkawinan yang tidak disetujui
Pada kerangka berpikir oleh orang tua dan pasangan
yang dikemukakan di bab yang tinggal seatap dengan orang
sebelumnya dijelaskan bahwa tua. Hambatan penyesuaian ini
penyesuaian yang berjalan tanpa mengakibatkan terjadinya konflik
hambatan akan membentuk dalam perkawinan pasangan.
harmoni dalam perkawinan. Berdasarkan pembahasan,
Namun kenyataannya, tidak maka saran penelitian ini
pernah ada perkawinan yang ditujukan kepada peneliti
benar-benar harmoni. Pasangan selanjutnya yaitu sebagai berikut:
menikah akan menemukan Peneliti selanjutnya dapat
banyak perbedaan diantara mengkaji lebih dalam mengenai
mereka sehingga timbul gesekan- pola komunikasi interpersonal

198 | J u r n a l Hawa
Jurnal Hawa Vol. 1 No. 2 Juli - Desember 2019

dengan karakteristik keluarga belum banyak dilakukan dan


yang lebih bervariasi dan menjalin rapport terlebih dahulu
pengaruh kecanggihan teknologi terhadap informan sehingga data
terhadap hubungan dan yang didapatkan lebih dalam.
komunikasi dalam keluarga. Peneliti selanjutnya dapat
Peneliti diharapkan pula menambahkan perspektif lain
dapat lebih mengeksplor tentang konflik antar keluarga
permasalahan dalam keluarga pasangan, misal dari perspektif
karena penelitian yang mendetail menantu, mertua, suami, istri,
tentang konflik dalam keluarga dan ipar secara spesifik.

DAFTAR PUSTAKA Harapan, Edi dan Syarwani


ahmad. 2014. Komunikasi
Basri, Hasan. 2005. Keluarga Antar Pribadi : Perilaku
Sakinah Tinjauan Psikologis Insani Dalam Organisasi
dan Agama. Edisi Empat. Pendidikan. Jakarta : 2014
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Hawari. 2013. Ilmu Kedokteran
Jiwa dan Kesehatan Mental.
Berger, R. Charles, dkk. 2014. Jakarta: Dana Bhakti Yasa.
Handbook Ilmu Komunikasi.
Terjemahan Derta Sri Hidayat, Dasrun. 2012.
widowati. Bandung : Nusa Komunikasi Antarpribadi
Media dan Medianya. Yogyakarta :
Graha ilmu.
Bungin, Burhan. 2014. Sosiologi
Komunikasi. Jakarta : Hurlock, E. B. 2004. Psikologi
Kencana Prenadamedia Group Perkembangan, Edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
DeFrain, J. & Olson, D. 2003.
Marriages and Families. Koentjaraningrat. 1995. Metode-
New York: McGraw-Hill Metode Penelitian
Book Company. Masyarakat. Jakarta :
PT.Gramendia
Devito, J.A. 2013. Interpersonal
Communictaion. 13th Kriyantono, R. 2006. Teknik
Edition. New Jersey: Praktis Riset Komunikasi.
PEARSON. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Djamarah, Bahri, Syaiful. 2004.
Pola Komunikasi Orang Tua Lestari, Sri. 2012. Psikologi
dan Anak dalam Keluarga. Keluarga. Jakarta :
Jakarta : PT.Reneka Cipta.

199 | J u r n a l Hawa
Dita Verolyna, Alex Abdu Chalik, dan Heri Supriyanto:
POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KONFLIK PERKAWINAN: Studi
Pada Pasangan Suami Istri Periode Tahun Awal Di Kota Bengkulu

Kencana Prenadamedia Tentang Metode-metode


Group Baru. Jakarta: UIP
Olson, D. F, DeFrain J, &
Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Skogrand L. 2011.
Karen A. 2014. Teori Marriages Families:
Komunikasi Theories of Intimacy, Diversity, and
Human Communication. Strengths. New York:
Edisi 9. Jakarta : Salemba McGraw-Hill.
Humanika.
Pickering, Peg. 2005. How To
Miles, B. Mathew dan Michael Manage Conflict. Jakarta :
Huberman. 1992. Analisis Erlangga
Data Kualitatif Buku Sumber
Ramulyo, Moh. Idris. 2010. Jakarta: Kencana Preneda
Hukum Perkawinan Islam, Media Group
Suatu analisis Dari
UndangUndang Nomor 1 Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi
Tahun 1974 Dan Kompilasi Keluarga: Tentang Ikhwa:
Hukum Islam. Jakarta : Keluarga, Remaja, dan Anak.
Bumi Aksara Rineka Cipta.Jakarta.

Sadarjoen, Sawitri Supardi. 2005. Strong, B., Christine D.V., &


Konflik Marital. Bandung : Theodore F.C. 2010. The
Refika Aditama Marriage and Family
Experience: Intimate
Sarwono, S. (2006). Teori-teori Relationships in a Changing
Psikologi Sosial. Jakarta: Society. Eleventh Edition.
Rajawali Press. New York: Wadsworth.

Sendjaja. Sasa Juarsa. 2014. Teori Sugiyono.2016. Metode Penelitian


Komunikasi. Tangerang Kuantitatif, kualitatif, dan
Selatan : Universitas R&D, Bandung: Alfabeta
Terbuka

Setiadi, Elly M. dan Usman Kolip.


2011. Pengantar Sosiologi.

200 | J u r n a l Hawa

You might also like