This document analyzes the legal enforcement of premeditated murder crimes committed by close relatives in the jurisdiction of the Riau Islands Regional Police. It finds that the legal framework for premeditated murder based on Article 340 of the Criminal Code is appropriate. One case handled by the Batam City Barelang Police involved allegations of theft with violence, intentionally and premeditatedly taking a life, and torture resulting in death. Investigating premeditated murder crimes faces inhibiting factors, as investigators often struggle to find willing witnesses. Efforts are made to overcome obstacles by finding evidence and clues proving the suspect's guilt.
This document analyzes the legal enforcement of premeditated murder crimes committed by close relatives in the jurisdiction of the Riau Islands Regional Police. It finds that the legal framework for premeditated murder based on Article 340 of the Criminal Code is appropriate. One case handled by the Batam City Barelang Police involved allegations of theft with violence, intentionally and premeditatedly taking a life, and torture resulting in death. Investigating premeditated murder crimes faces inhibiting factors, as investigators often struggle to find willing witnesses. Efforts are made to overcome obstacles by finding evidence and clues proving the suspect's guilt.
This document analyzes the legal enforcement of premeditated murder crimes committed by close relatives in the jurisdiction of the Riau Islands Regional Police. It finds that the legal framework for premeditated murder based on Article 340 of the Criminal Code is appropriate. One case handled by the Batam City Barelang Police involved allegations of theft with violence, intentionally and premeditatedly taking a life, and torture resulting in death. Investigating premeditated murder crimes faces inhibiting factors, as investigators often struggle to find willing witnesses. Efforts are made to overcome obstacles by finding evidence and clues proving the suspect's guilt.
OLEH KERABAT DEKAT DI WILAYAH HUKUM POLDA KEPULAUAN RIAU
Efendi, Dahlan, Ramlan
Department of Law, Faculty of Law, Batam University, Indonesia. E-mail: kuantanindah95@gmail.com ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords: This study aims to determine and analyze Judicial System, juridically against law enforcement of the crime Crime, Obscenity, of premeditated murder committed by close Children relatives in the jurisdiction of the Riau Islands Regional Police. The research method used is normative juridical with a statutory approach. Coresspondent: The results of the study indicate that the legal Fakultas Hukum arrangement for the crime of premeditated Universitas Batam, murder based on Article 340 of the Criminal Code Jalan UNIBA No. 5, in the criminal case of premeditated murder is Batam Center, Telp: correct. Among the elements of the articles 0778-7485055, Fax. charged with the charges, those that were legally 0778-7485054 and convincingly proven were Article 340 of the Email: zonahukum@ Criminal Code Jo. Article 285 of the Criminal univbatam.ac.id; Code. The implementation of the law relating to lppm@univbatam. the investigation and investigation of one of the ac.id cases handled by the Batam City Barelang Police that it is true that there has been an alleged criminal act of theft with "curas" violence and or intentionally and premeditatedly eliminating the soul of another person and or torture that causes death . In the investigation of the crime of premeditated murder, of course, the Police encounter inhibiting factors in each case, usually investigators often have difficulty finding people who are willing to be witnesses. Efforts were made to overcome these obstacles by looking for evidence and clues proving that the suspect had killed and stolen and tortured and the Police continued to seek information to ensure that the suspect was clearly guilty. Keywords: Premeditated Murder, Law Enforcement, Crime ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa yuridis terhadap penegakan hukum tindak pidana pembunuhan berencana yang dilakukan oleh kerabat dekat di wilayah hukum Polda Kepulauan Riau. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang- undangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaturan hukum tindak pidana
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 2
pembunuhan berencana berdasarkan Pasal 340 KUHP dalam erkara pidana pembunuhan berencana sudah tepat. Diantara unsur-unsur Pasal yang didakwakan tersebut, yang terbukti secara sah dan menyakinkan adalah Pasal 340 KUHP Jo. Pasal 285 KUHP. Implementasi hukum berkaitan dengan kegiatan penyelidikan dan penyidikan salah satu perkara yang di tangani Polresta Barelang Kota Batam bahwa benar telah terjadinya dugaan tindak pidana Pencurian dengan Kekerasan "Curas" dan atau Dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain dan atau Penganiayaan yang menyebabkan kematian. Dalam penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana tentunya pihak Kepolisian menemui faktor penghambat dalam setiap kasus biasanya penyidik sering kesulitan menemukan orang yang bersedia menjadi saksi. Adapun upaya dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut dengan mencari barang bukti dan petunjuk yang membuktikan bahwa tersangka telah membunuh dan mencuri serta menganiaya dan pihak Kepolisian terus berusaha memintai keterangan guna menyakinkan bahwa tersangka itu sudah jelas bersalah. Kata Kunci: Pembunuhan Berencana, Penegakan Hukum, Tindak Pidana
PENDAHULUAN masyarakat, sehingga masyarakat
Negara Indonesia adalah tanpa hukum akan menjadi liar. negara hukum yang berdasarkan Sayangnya, segala tingkah Pancasila dan Undang-Undang Dasar laku dan perbuatan yang telah diatur Tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 1 dalam setiap undang-undang Ayat (3) yang berbunyi “Negara kejahatan masih saja marak terjadi di Indonesia adalah negara hukum”. negara Indonesia. Salah satunya Oleh karena itu setiap kegiatan adalah kejahatan terhadap hilangnya manusia atau masyarakat yang nyawa seseorang (pembunuhan) yang merupakan aktivitas hidupnya harus tidak lain adalah kejahatan tindak berdasarkan peraturan yang ada dan pidana. Jenis kejahatan tersebut dapat norma-norma yang berlaku juga disebabkan adanya dampak masyarakat. Hukum berfungsi negatif yang timbul dari adanya mengatur, memberi batasan tingkah pembangunan yang berdampak laku manusia agar sesuai dan tidak lahirnya kesenjangan sosial dalam menyimpang dari normanorma, masyarakat. Hal tersebut dapat seperti halnya melindungi masyarakat menimbulkan rasa iri atau dengki dari kejahatan atau tindak pidana. yang mengakibatkan adanya masalah Hukum dibuat dengan tujuan sosial seperti agresivitas di untuk menjaga ketertiban serta masyarakat, serta masalah yang kesejahteraan masyarakat. Hukum menjadi tugas pemerintah untuk hidup dan berkembang didalam mengatasi masalah kesenjangan sosial masyarakat karena hukum telah yang juga memicu tindak kejahatan menjadi bagian yang tidak seperti pencurian, perampokan hingga terpisahkan dari masyarakat. pembunuhan. Sehubungan dengan hal Sehingga muncul sebuah adagium ubi itu dalam Kitab Undang-Undang societas ibi ius, yang diterjemahkan Hukum Pidana (selanjutnya disingkat secara bebas yang kurang lebih KUHPidana) pembunuhan diatur artinya, dimana ada masyarakat disitu dalam Pasal 338 sampai dengan Pasal ada hukum. Bahwa keberadaan 350 KUHPidana, yang ancaman hukum sangatlah diperlukan oleh hukumannya berbeda-beda
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 tergantung dari jenis pembunuhan pemecatan secara sepihak dan yang dilakukan. mengaku dipermalukan didepan Tindak pidana pembunuhan banyak orang. Laporan polisi adalah suatu perbuatan yang dengan Nomor : sengaja maupun tidak, LP-B/77/VI/2021/Kepri/Polresta menghilangkan nyawa orang lain. Barelang/SPKT – Polsek Batam kota, Perbedaan cara melakukan perbuatan tanggal 08 Juni 2021, dimana telah tindak pidana pembunuhan ini terjadi dugaan tindak pidana terletak pada akibat hukumnya, ketika Pencurian dengan Kekerasan "Curas" perbuatan tindak pidana pembunuhan dan atau Dengan sengaja dan dengan ini dilakukan dengan sengaja ataupun direncanakan terlebih dahulu direncanakan terlebih dahulu maka menghilangkan jiwa orang lain dan akibat hukum yaitu sanksi pidananya atau Penganiayaan yang akan lebih berat dibandingkan dengan menyebabkan kematian yang terjadi tindak pidana pembunuhan yang pada hari Senin tanggal 7 Juni 2021 dilakukan tanpa ada unsur sekira pukul 17.00 wib di Perumahan direncanakan terlebih dahulu. Mitra Raya Cluster Everfresh Blok Pembunuhan berencana sesuai H2 No. 53A Kec . Batam Kota Pasal 340 KUHP adalah suatu Batam. pembunuhan biasa seperti Pasal 338 Secara umum kasus yang KUHP, akan tetapi dilakukan dengan terjadi diatas dapat dilihat bahwa direncanakan terdahulu. kasus tindak pidana pembunuhan Direncanakan lebih dahulu yang ditangani Unit Reskrim Polda (voorbedachte rade) sama dengan Kepulauan Riau perlu mendapatkan antara timbul maksud untuk perhatian lebih intensif dan serius membunuh dengan pelaksanaannya lagi. Hal ini mengingat pembunuhan itu masih ada tempo bagi si pembuat dengan direncanakan oleh tersangka untuk dengan tenang memikirkan merupakan tindak pidana yang kejam misalnya dengan cara bagaimanakah serta patut untuk dilakukan hukuman pembunuhan itu akan dilakukan. yang setimpal. Masyarakat awam Perbedaan antara pembunuhan dan bahkan menilai kasus pembunuhan pembunuhan direncanakan yaitu sebagai tindak pidana wajib diberikan kalau pelaksanaan pembunuhan yang hukuman seumur hidup atau dimaksud Pasal 338 itu dilakukan hukuman mati sehingga menjadi jera. seketika pada waktu timbul niat, Berdasarkan hal tersebut, sedang pembunuhan berencana maka Penulis akan membahas dan pelaksanan itu ditangguhkan setelah melakukan suatu penelitian tentang niat itu timbul, untuk mengatur “Analisis Yuridis Terhadap rencana, cara bagaimana pembunuhan Penegakan Hukum Tindak Pidana itu akan dilaksanakan. Pembunuhan Berencana Yang Melihat pada kasus Dilakukan Oleh Kerabat Dekat Di pembunuhan di wilayah hukum Polda Wilayah Hukum Polda Kepulauan Kepulauan Riau yaitu di Kota Batam, Riau”. tindak pidana pembunuhan yang dilakukan secara berencana melalui RUMUSAN MASALAH kerabat dekat yaitu antara karyawan Berdasarkan latar belakang yang dendam dengan orang tua masalah tersebut, maka dapat mantan bos yang telah melakukan
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 dirumuskan permasalahan sebagai pembahasan tesis ini sebagai metode berikut : penelitian hukum. Penggunaan 1. Bagaimana pengaturan hukum metode penelitian normatif dalam terhadap penegakan hukum upaya penelitian dan penulisan tesis tindak pidana pembunuhan ini dilatari kesesuaian teori dengan berencana yang dilakukan metode penelitian yang dibutuhkan oleh kerabat dekat di wilayah penulis. hukum Polda Kepulauan Riau? Sumber Data Dan Alat 2. Bagaimana implementasi Pengumpulan Data terhadap penegakan hukum Bahan hukum primer, yaitu tindak pidana pembunuhan semua bahan/materi hukum yang berencana yang dilakukan mempunyai kedudukan mengikat oleh kerabat dekat di wilayah secara yuridis. Bahan hukum primer hukum Polda Kepulauan terdiri dari peraturan perundang- Riau? undangan yang terkait dengan 3. Faktor apa saja yang menjadi penelitian dan bahan hukum hambatan dan solusi dalam sekunder, yaitu berupa bahan atau penegakan hukum tindak materi yang berkaitan dan pidana pembunuhan menjelaskan mengenai permasalahan berencana yang dilakukan dari bahan hukum primer yang terdiri oleh orang dekat di wilayah dari buku-buku dan literature- hukum Polda Kepulauan literatur terkait tindak pidana Riau? pembunuhan berencana yang dilakukan oleh kerabat dekat. METODOLOGI Penelitian hukum normatif Analisis Data (normative law research) Analisis data adalah tahap yang menggunakan studi kasus normatif penting dan menentukan dalam suatu berupa produk perilaku hukum, penelitian. Analisis data juga misalnya mengkaji undang-undang. merupakan tahapan untuk Pokok kajiannya adalah hukum yang menemukan sumber permasalahan dikonsepkan sebagai norma atau dan jawaban atas persoalan penelitian kaidah yang belaku dalam masyarakat yang dilakukan (Soerjono Soekanto, dan menjadi acuan perilaku setiap 2008:251). Ada dua jenis metode orang. Sehingga penelitian hukum analisis data yaitu kualitatif dan normatif berfokus pada inventarisasi kuantitatif. Analisis kualitatif adalah hukum positif, asas-asas dan doktrin deskriptif, data yang termasuk kata- hukum, penemuan hukum dalam kata dan gambar, yang diperoleh dari perkara in concreto, sistematik transkrip wawancara, catatan hukum, taraf sinkronisasi, lapangan, foto, video tape, dokumen perbandingan hukum dan sejarah pribadi, dan lain lain. Analisis hukum. (Abdulkadir Muhammad, kuantitatif ialah dengan memberikan 2004:52). kode, nomor, ukuran dan variabel Berdasarkan penjelasan diatas, operasional. penulis memutuskan menggunakan Setelah bahan hukum metode penelitian hukum normatif terkumpul kemudian dilakukan untuk meneliti dan menulis analisis untuk memberikan
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 argumentasi akhir berupa jawaban Sementara menurut Van Hammel, terhadap penelitian. Adapun teknik strafbaarfeit adalah kelakuan yang analisis data dalam penelitian ini dirumuskan dalam Wet, yang bersifat adalah dengan cara teknik deskriptif. melawan hukum, yang patut dipidana teknik deskriptif adalah peneliti dan dilakukan dengan kesalahan memaparkan apa adanya tetang suatu (Tongat, 2012:92). peristiwa atau kondisi hukum. Tidak Kitab Undang-undang Hukum hanya melakukan dengan cara Pidana (KUHP) mengatur mengenai deskriptif dan kemudian dilakukan pembunuhan dalam Buku ke-II Bab dengan cara evaluatif yang akan ke-XIX yang terdiri dari 13 pasal, memperoleh pandangan pro dan yakni dari Pasal 338 hingga Pasal 350 kontra. Dengan cara melihat dan jika dilihat dari obyeknya, komposisi hukum yang terdiri dari kejahatan terhadap nyawa orang pada analogi, determinasi dan Acontratio. umumnya dimuat dalam Pasal 338, , 339, 340, 344, dan 345 KUHP HASIL DAN PEMBAHASAN (R.Soesilo, 1995:241). Apabila Tindak pidana merupakan dipandang dari segi Ilmu Hukum tindakan dimana tindakan seseorang dalam delik pembunuhan (Pasal 338 termasuk dalam unsur-unsur yang KUHP) bahwa yang dilarang adalah terdapat dalam peraturan hukum menyebabkan matinya orang lain, pidana. Akan tetapi terkait dengan didalam delik pembunuhan, yang pengertian bagi masyarakat umum dilarang adalah timbulnya suatu pengerian tindak pidana kadang sukar akibat, yakni menyebabkan matinya untuk difahami. Misalnya menurut orang lain. Pembunuhan menurut literatur tentang hukum pidana oleh Pasal 338 KUHP yaitu dilakukan Muoeljatno bahwa istilah tidak segera sesudah timbulnya maksud pidana hakikatnya merupakan istilah untuk membunuh, tidak ada saat yang berasal dari terjemah kata pikir-pikir lebih lama baik untuk strafbaarfeit dalam bahasa Belanda, memikirkan bagaimana cara maupun kemudian kata strafbaarfeit tempat pembunuhan. Apabila antara diterjemahkan kedalam bahasa timbulnya maksud untuk membunuh Indonesia (Ismu gunadi, 2014:36). dengan penyelenggaraannya, pelaku Menurut Moeljatno masih sempat memikirkannya dengan menggunakan istilah pidana sebagai tenang mengenai cara sebaiknya penggati dari istilah strafbaarfeit untuk melaksanakan kejahatan tanpa ada penjelasan apapun, ia pembunuhan tersebut, maka mengatakan bahwa untuk melihat kejahatan tersebut digolongkan pada bahwa apakah istilah perbuatan pembunuhan dengan direncanakan, pidana dapat disamakan dengan delik pembunuhan dirumuskan secara istilah straafbaarfeit perlu diketahui materil, lebih jauh harus ditinjau dari terleh dahulu apa itu straafbaarfeit itu kedudukan dan penempatan sendiri. Menurut Simons “opzettelijk” (perbuatan dengan straafbaarfeit dapat diartikan sebagai sengaja) (Andi Asriadi Hafid, kelakuan yang diancam dengan 2013:17). pidana, yang bersifat melawan hukum Pembunuhan disebutkan dalam yang berhubungan dengan kesalahan Pasal 338 KUHP yang berbunyi: dan yang dilakukan oleh orang yang “Barang siapa sengaja mampu bertanggungjawab. merampas nyawa orang lain,
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 diancam, karena pembunuhan, “barang siapa yang dengan dengan pidana penjara paling sengaja dan direncanakan lama lima belas tahun”. terlebih dahulu menghilangkan Sedangkan Pasal 340 KUHP, nyawa orang lain dihukum berbunyi sebagai berikut: karena salahnya pembunuhan “Barang siapa sengaja dan berencana, dengan hukuman dengan rencana lebih dahulu mati atau hukuman seumur merampas nyawa orang lain hidup atau penjara sementara diancam, karena pembunuhan selama-lamanya dua puluh dengan rencana (moord), tahun.” dengan pidana mati atau Untuk membuktikan tuntutan pidana penjara seumur hidup Jaksa Penuntut Umum bahwa atau selama waktu tertentu, terdakwa melakukan tindak pidana paling lama dua puluh tahun” pembunuhan berencana yang Pembunuhan Berencana adalah didahului tindak pidana pemerkosaan kejahatan merampas nyawa manusia sebagaimana di atur dalam Pasal 340 lain, atau membunuh, setelah KUHP dan 338 KUHP, maka unsur- dilakukan perencanaan mengenai unsur tentang tindak pidana tersebut waktu atau metode, dengan tujuan harus terpenuhi seluruhnya memastikan keberhasilan Implementasi hukum pidana pembunuhan atau untuk menghindari terhadap tindak pidana pembunuhan penangkapan. Pembunuhan terencana berencana dalam perkara pidana dalam hukum umum nya merupakan Nomor: LP-B/77/VI/2021/Kepri/ tipe pembunuhan yang paling serius, Polresta Barelang / SPKT – Polsek dan pelakunya dapat dijatuhi Batam kota, tanggal 08 Juni 2021 hukuman mati atau penjara seumur dengan tersangka bernama Samsul hidup, Istilah "pembunuhan Arifin Bin Suhermanto Zega Alias terencana" pertama kali dipakai Asul, bahwa benar telah terjadinya dalam pengadilan pada tahun 1963, dugaan tindak pidana pencurian pada sidang Mark Richardson, yang dengan Kekerasan "Curas" dan atau dituduh membunuh istrinya. Pada Dengan sengaja dan dengan sidang itu diketahui bahwa direncanakan terlebih dahulu Richardson berencana membunuh menghilangkan jiwa orang lain dan istrinya selama tiga tahun. Ia terbukti atau Penganiayaan yang bersalah dan dipenjara seumur hidup.1 menyebabkan kematian kepada KUI Pembunuhan dengan rencana lebih HIONG yang terjadi pada hari Senin dahulu atau disingkat dengan tanggal 7 Juni 2021 sekira pukul pembunuhan berencana adalah 17.00 wib di Perumahan Mitra Raya pembunuhan yang paling berat Cluster Everfresh Blok H2 No. 53A ancaman pidananya dari seluruh Kec. Batam Kota, Kota Batam. kejahatan terhadap nyawa manusia. Dalam proses penyelidikan dan Hal ini telah diatur oleh Pasal 340 penyidikan Kepolisian memilik tugas KUHP yang bunyinya sebagai pokok yang harus diperhatikan, yaitu berikut: dalam melaksanakan penyelidikan, penyidikan, koordinasi serta pengawasan terhadap penyidik 1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pe haruslah berdasarkan Peraturan mbunuhan_berencana diakses Pada tanggal Kepala Kepolisian Negara Republik 16 Agustus 2022, Pukul 12.20
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 Indonesia nomor 6 tahun 2019 1. Menurut Kasat Reskrim tentang penyidikan tindak pidana Kepolisian Resor Kota Batam yang dilaksanakan secara profesional, Mengatakan: “Dengan tidak transparan dan akuntabel terhadap kopratifnya tersangka Arifin setiap perkara pidana guna Bin Suhermanto Zega Alias terwujudnya supremasi hukum yang Asul dalam memberikan mencerminkan kepastian hukum, rasa keterangan untuk mengakui keadilan dan kemanfaatan. perbuatnya maka selama Kemudian berdasarkan Pasal ditingkat penyidikan kasus 109 ayat (1) Kitab Undang-Undang tersebut menjadi terhambat Hukum Acara Pidana (KUHAP), mengingat anggota kami yang seorang penyidik yang telah memulai menangani perkara tersebut melaksanakan penyidikan terhadap memerlukan waktu dan tenaga peristiwa tindak pidana, penyidik untuk membuktikan dan harus sesegera mungkin untuk mengungkap kasus pembunuhan memberitahukan telah mulai terhadap KUI HIONG”. penyidikan termasuk dalam perkara 2. Menurut Kanit Reskrim Polresta tindak pidana pembunuhan Barelang Menjelaskan: “Muncul berencana. kecurigaan kami bahwa kasus Dalam melakukan pembunuhan yang di lakukan pengungkapan kasus perkara pidana tersangka Arifin Bin tentunya tehnik atau cara Suhermanto Zega Alias Asul, pengungkapannya berbeda-beda dikarenakan factor sakit hati untuk masing masing kasus. Cara atau dendam, sedangkan kepada mengungkap kasus pencurian tentu keluarga korban awalnya tidak saja berbeda tehnik dan cara memberikan untuk visum akan pengungkapan pada kasus tetapi setelah kami memberikan pembunuhan, dan selain cara dan penjelasan lebih lanjut terkait tehnik yang berbeda tingkat adanya dugaan pembunuhan kesulitannya pun berbeda pula dan akhirnya keluarga bersedia masing masing punya nilai plus untuk melakukan visum kepada minusnya artinya terkadang kasus korban, sehingga dalam yang ringan belum tentu dapat segera pengungkapan kasus terungkap ataupun kasus yang berat pembunuhan kami sulit akan segera terungkap, bukan itu membuktikan tersangka”. maksudnya. 3. Kemudian Kasat Reskrim Seperti salah satu contoh proses Polresta Barelang mengatakan: penyidikan tindak pidana “faktor kesulitan dalam pembunuhan berencana tersangka pengungkapan tersebut adalah atas nama Arifin Bin Suhermanto terduga tersangka dan Zega Alias Asul di tangani Polresta keluarganya yang tidak Barelang Kota Batam berdasarkan kooperatif dalam memberikan Laporan Polisi Nomor : keterangan, tidak adanya LP-B/77/VI/2021/Kepri/Polresta laboratorium forensic di tiap Barelang/SPKT – Polsek Batam kota Polda, tenaga ahli di Rumah tanggal 08 Juni 2021 tentunya pihak Sakit yang masih kurang cakap Kepolisian menemui faktor dalam hal memastikan penghambat antara lain : penyebab kematian secara
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 cepat, cermat dan akurat, pembunuhan berencana di tingkat kurangnya sumber daya penyidikan di Polresta Barelang manusia yang handal dan antara lain: berpengalaman di bidang 1. Terhadap tersangka Samsul reserse kriminal, masyarakat Arifin Bin Suhermanto Zega masih merasa enggan untuk Alias Asul selama ditingkat membantu tugas Kepolisian penyidikan yang tidak kopratif dalam hal memberikan memberikan keterangan untuk keterangan yang disebabnkan mengakui perbuatnya dalam oleh malasnya masyarakat kasus pembunuhan tersebut untuk berurusan dengan hukum Kasat Reskrim Kepolisian dan juga takut dengan figur dari Resor Kota Batam. saudara Arifin Bin Suhermanto Menjelaskan: “Kami akan Zega Alias Asul mencari barang bukti dan Berdasarkan factor penghambat petunjuk yang membuktikan tersebut, penulis berpendapat bahwa bahwa tersangka Arifin Bin tidak kopratifnya tersangka dan Suhermanto Zega Alias Asul keluarga dalam memberikan terlebih dahulu membunuh KUI keterangan untuk mengakui HIONG sebelum mkeluarga perbuatnya menjadi hambatan paling dating meskipun yang menonjol, mengingat pihak bersangkutan tidak kopratif Kepolisian yang menangani perkara dalam memberikan keterangan tersebut memerlukan waktu dan ke penyidik.. tenaga untuk membuktikan dan 2. Terkait dengan kecurigaan mengungkap kasus pembunuhan bahwa kasus pembunuhan yang berencana, namun apabila pelaku di lakukan tersangka Arifin Bin tersebut kopratif mengakui segala Suhermanto Zega Alias Asul perbuatannya mungkin saja tidak menemukan barang bukti pengungkapan kasus tersebut berjalan dan keluarga korban tidak dengan lancar tanpa adanya hambatan memberikan izin untuk dalam pengungkapan nya. dilakukan visum. Menurut Kanit Selanjutnya berdasarkan ke 3 Reskrim Polresta Barelang (tiga) point hambatan yang telah di Menjelaskan: “Pihak penyidik hadapi dan jelaskan oleh pihak Reskrim menemukan barang Kepolisian Kasat Reskrim Kepolisian bukti yang mendukung proses Resor Kota Batam Mengatakan: penyidikan atas pembunuhan “Dalam menangani kasus berencana tersebut, sedangkan pembunuhan tersebut tentunya keluarga korban setelah iberikan penyidik Polresta Barelang Kota pemahaman akhirnya bersedia Batam telah melakukan upaya untuk untuk selanjutnya dilakukan mengatasi hambatan tersebut”. 2 otopsi untuk memperkuat Adapun upaya dilakukan dalam penyidikan. mengatasi ke 3 (tiga) point hambatan 3. Kemudian terhadap Keluarga dalam mengungkap tindak pidana dan kerabat tersangka Arifin Bin Suhermanto Zega Alias 2 Wawancara Bapak Kompol Abdul Asul dinilai penyidik tidak mau Rahman Selaku Kasat Reskrim Kepolisian bekerja sama untuk Resor Kota Batam. Pada Kamis 11 Agustus mengungkap kasus pembunuhan 2022 Pukul 11.00 WIB
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 tersebut Kasat Reskrim Polresta saksi, karena malas berurusan Barelang mengatakan: “Untuk dengan hukum. Adapun upaya keluarga tersangka yang tidak dilakukan dalam mengatasi memberikan informasi dan hambatan tersebut dengan petunjuk maka pihak kami terus mencari barang bukti dan berusaha memintai keterangan petunjuk yang membuktikan dengan melakukan dialog yaitu bahwa tersangka telah berkomunikasi secara rutin guna membunuh dan mencuri serta meyakinkan bahwa tersangka menganiaya dan pihak itu sudah jelas bersalah dan Kepolisian terus berusaha harus mempertanggungjawab memintai keterangan guna perbuatannya di mata hukum” menyakinkan bahwa tersangka itu sudah jelas KESIMPULAN bersalah. Dari pembahasan di atas, maka penulis menarik beberapa SARAN kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian 1. Pengaturan hukum tindak tersebut, dapat disampaikan saran- pidana pembunuhan saran sebagai berikut : berencana berdasarkan Pasal 1. Diharapkan kepada segenap 340 KUHP dalam erkara aparat hukum agar lebih jeli pidana Nomor: melihat duduk perkara yang LP-B/77/VI/2021/Kepri/Polre berkaitan dengan tindak sta Barelang/SPKT – Polsek pidana pembunuhan berencana Batam kota, tanggal 08 Juni yang disertai pencurian serta 2021 adalah tepat. penganiayaan, sebab unsur- 2. Implementasi hukum unsur dalam tindak pidana berkaitan dengan kegiatan pembunuhan berencana yang penyelidikan dan penyidikan disertai pencurian bisa saja salah satu perkara yang di menjadi dasar penjatuhan tangani Polresta Barelang hukuman yang lebih berat bagi Kota Batam bahwa benar pelaku kejahatan. Sehingga telah terjadinya dugaan tindak diharapkan setiap pelaku pidana Pencurian dengan kejahatan sekiranya ditindak Kekerasan "Curas" dan atau dengan tegas dan dijatuhi Dengan sengaja dan dengan sanksi yang mampu membuat direncanakan terlebih dahulu para pelaku kejahatan jera dan menghilangkan jiwa orang tidak mengulangi lain dan atau Penganiayaan perbuatannya lagi. yang menyebabkan kematian. 2. Selain pemberian sanksi 3. Dalam penyidikan tindak pidana yang berat kepada pidana pembunuhan pelaku, untuk menghindari berencana tentunya pihak terjadinya tindak pidana Kepolisian menemui faktor pembunuhan berencana yang penghambat dalam setiap disertai pencurian serta kasus biasanya penyidik penganiayaan, diperlukan sering kesulitan menemukan adanya suatu sosialisasi orang yang bersedia menjadi kepada masyarakat mengenai
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 akibat dari tindak pidana Pada Program Studi Magister pembunuhan berencana Ilmu Hukum-UNIBA, Batam. melalui berbagai penyuluhan- 2014. penyuluhan seperti Ismu gunadi, Joenadi Effendi, Cepat penyuluhan Agama dan dan Mudah Memahami Hukum penyuluhan Hukum. Pidana (Jakarta: Kencana 3. Penulis berharap setiap lapisan Prenadamedia Group, 2014 masyarakat, bisa sadar akan Marpaung Leden. Tindak Pidana keberadaan hukum serta selalu Terhadap Nyawa Dan Tubuh menjadikan norma-norma (Jakarta: Sinar Grafika, 2005) Agama dan Hukum sebagai Muhammad, Abdulkadir. Hukum landasan dalam bersikap, Perdata Indonesia. Bandung: PT sehingga terciptanya Citra Aditya Bakti. 2010. ketertiban dalam masyarakat, R. Soesilo, Kriminologi (Pengetahuan dan berupaya menempatkan Tentang Sebab- diri sebagai pengawas bagi SebabKejahatan), Politeia, para pelaku tindak pidana, Jakarta, 2016 baik yang telah di pidana atau Rumenggan, Jemmy, Metodologi bermaksud melakukan tindak Penelitian, Citapustaka, pidana, agar tidak mengulangi Bandung, 2013 perbuatannya supaya tercipta Rumenggam, Jemmy, Metodologi suatu tujuan hukum, yang Penelitian, Cipta Pustaka, berbunyi bahwa tujuan Bandung, 2013 penjatuhan pidana yaitu Soerjono Soekanto, Pengantar bersifat memperbaiki diri Penelitian Hukum, UI Press, (reclasering). Jakarta, 2008. Sri Siswati,2013, Etika dan Hukum DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Dalam Perspektif Achmad Ali, 2009, Menguak Teori Undang Undang Kesehatan, Hukum (Legal Theory) dan Jakarta, Raja Grafindo Persada Teori Peradilan Penjelasan Pasal 71D Undang- (Judicialprudence Theory), Undang No. 35 Tahun 2014 Kencana, Jakarta. Tentang perubahan atas Undang- Buku Pedoman Penyusunan Proposal Undang No. 23 Tahun 2002 dan Tesis Program Magister Tentang Perlindungan Anak Ilmu Hukum Pasca Sarjana (S2), Undang-Undang Dasar Negara Universitas Batam, 2014 Republik Indonesia Tahun 1945; Departemen Pendidikan dan Kitab Undang-Undang Hukum Kebudayaan, Kamus Besar Pidana Bahasa Indonesia, (Jakarta: Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Balai Pustaka, 2011) Tentang Perlindungan Anak Frangky Maitulung, “Penanganan Undang-undang nomor 17 Tahun Terhadap Pelaku Tindak Pidana 2016 tentang perubahan ke dua Pembunuhan Yang Dilakukan atas UU RI nomor 23 Tahun Psikopat”, Lex Crimen Vol. 2002 tentang perlindungan anak II/No. 7/November/2013 Idham, Bahan Ajar Metodologi Penelitian Hukum, Perkuliahan
Published by Research Institutions and Community Services in Batam University
8 Published by Research Institutions and Community Services in Batam University 8
It deters criminals from committing serious crimes. Common sense tells us that the most frightening thing for a human being is to lose their life; therefore, the death penalty is the best deterrent when it comes (1).pdf