You are on page 1of 54

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.

A KEHAMILAN
G1P0A0 UK 40+2 DENGAN OLIGOHIDROMINON
DI RUANG VK RSUD WONOSARI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas


Pembimbing Akademik :
Yustiana Olfah APP. M.Kes.
Pembimbing Lapangan :
Sriyanti, SST

Disusun Oleh :
Aly Sahid Saifullah (P07120220026)
Nur Aini (P07120220028)
SEMESTER 5

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Maternitas yang berjudul “Asuhan


Keperawata Maternitas Pada Ny. A Kehamilan G1P0A0 UK 40+2 dengan
Oligohidrominon di Ruang VK RSUD Wonosari” ini disusun untuk memenuhi
tugas Praktik Klinik Keperawatan Stase Maternitas yang disahkan pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat : Ruang VK RSUD Wonosari

Mengetahui
Clinical Instructor (CI) Pembimbing Akademik

Sriyanti, SST Yustiana Olfah APP.M.Kes.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk
menghadapi proses persalinan. Janin bertumbuh dan berkembang dalam
proses persiapan menghadapi kehidupan di luar Rahim.
Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang beresiko
tinggi, di mana dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Kehamilan
umumnya berlangsung selama 42 minggu atau 294 hari dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan lewat waktu juga biasa disebut serotinus atau post
term pregnancy, yaitu kehamilan yang berlangsung selama lebih dari 42
minggu atau 294 hari. Beberapa penulis menghitung waktu 42 minggu
setelah haid terakhir, ada pula yang mengambil 43 minggu. Post term, pro
longed, post dates, dan post mature merupakan istilah yang lazim
digunakan untuk kehamilan yang waktunya melebihi batas waktu normal
(42 minggu).
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal yaitu kurang dari 500 mL. Marks dan Divon (1992) mendefinisikan
oligohidramnion bila pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan AFI
(Amnion Fluid Index) 5 cm atau kurang. Oligohidramnion memang bisa
meningkatkan beberapa resiko masalah kehamilan sesuai dengan kapan
kondisi ini terjadi. Beberapa resiko komplikasi yang bisa terjadi pada ibu
dan janin ketika mengalami oligohidramnion seperti risiko cacat lahir,
kelahiran prematur, risiko keguguran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan
masalah ini adalah “Asuhan Keperawata Maternitas Pada Ny. A Kehamilan
G1P0A0 UK 40+2 dengan Oligohidrominon di Ruang VK RSUD
Wonosari”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawata Maternitas Pada Ny. A Kehamilan
G1P0A0 UK 40+2 dengan Oligohidrominon di Ruang VK RSUD
Wonosari.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. A dengan
Oligohidramnion
b. Melakukan diagnosis keperawatan pada Ny. A dengan
Oligohidramnion
c. Melakukan perencanaan dan implementasi keperawatan pada Ny. A
dengan Oligohidramnion
d. Melakukan evaluasi keperawatan pada Ny. A dengan
Oligohidramnion
e. Melakukan dokumentasi keperawatan pada Ny. A dengan
Oligohidramnion
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien
Menambah ilmu dan wawasan dalam meningkatkan derajat kesehatan
2. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengalaman nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien ibu bersalin dengan oligohidramnion
dan sebagai syarat kelulusan penugasan praktik klinik keperawatan
3. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam meningkatkan
pelayanan pada pasien ibu bersalin dengan ketuban pecah dini
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan pedoman di dalam bidang ilmu terkait dan dapat
dipergunakan oleh pihak lain sebagai bahan perbandingan untuk
peneliti selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Persalinan
1. Definisi Persalinan
2. Macam-Macam Persalinan
a. Persalinan spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri,
melalui jalan lahir ibu tersebut
b. Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya
ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio Caesaria
c. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin
3. Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr
b. Partus Immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram
c. Partus Prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu
atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram
d. Partus Maturus atau a'terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau lebih
e. Partus Posmaturus atau Serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 minggu
4. Sebab -Sebab Mulainya Persalinan
Belum jelas diketahui sebab pastinya mulai persalinan. Terdapat
banyak faktor yang berperan dan bekerjasama sehingga dapat terjadi
persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar
progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan
teori prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya
persalinan adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya
estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan
terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen dalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga timbul his. Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur
kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesterone tertentu
b. Teori Oxitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat
mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks. Di akhir kehamilan kadar progesteron menurun
sehingga oxitocin bertambah dan meningkatkan aktivitas otot-otot
rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga terdapat tanda-
tanda persalinan
c. Keregangan Otot-otot
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu. Setelah melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga
persalinan dapat dimulai. Seperti halnya dengan Bladder dan
Lambung, bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan
rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot
dan otot-otot rahim makin rentan. Contoh, pada kehamilan ganda
sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga
menimbulkan proses persalinan
d. Pengaruh Janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga
memegang peranan karena pada anencephalus kehamilan sering
lebih lama dari biasa, karena tidak terbentuk hipotalamus.
Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturasi janin, dan
induksi (mulainya ) persalinan
e. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang
dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan
persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin
F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan extra amnial
menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.
Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi
otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat keluar. Prostaglandin dapat
dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan. Hal ini juga
didukung dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun daerah perifer pada ibu hamil, sebelum
melahirkan atau selama persalinan
5. Tanda dan Gejala Persalinan
Untuk mendukung deskripsi tentang tanda dan gejala persalinan,
adalah sebagai berikut :
a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
1) Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa
bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang
sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih
sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota
bawah
2) Polikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan
epigastrium kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada
kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam
pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing
tertekan sehingga merangsang ibu untuk sering kencing yang
disebut Pollakisuria
3) False Labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon
ibu diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya
merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His
pendahuluan ini bersifat :
a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya
waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
4) Perubahan Serviks
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix
menunjukkan bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang d an
kurang lunak, kemudian menjadi lebih lembut, dan beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan
ini berbeda untuk masingmasing ibu, misalnya pada multipara
sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian
besar masih dalam keadaan tertutup
5) Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira
24-28 jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan
maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi
yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktifitas
yang dilakukannya seperti membersihkan rumah, mengepel,
mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya sehingga
ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga
persalinan menjadi panjang dan sulit.
6) Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernaan
b. Tanda-tanda persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah
1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his
pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut :
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian
depan
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan
kekuatannya makin besar
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan
cervix.
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan
pembukaan serviks.
2) Penipisan dan pembukaan servix
Penipisan dan pembukaan servix ditandai dengan adanya
pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda pemula.
3) Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis
cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang
sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian
bawah segmen bawah rahim hingga beberapa capillair darah
terputus
4) Premature Rupture of Membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-
konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah
atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau
pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini
keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi
kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan
kadang-kadang selaput janin robek sebelum persalinan.
Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24
jam setelah air ketuban keluar
6. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servix hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala I berlangsung 18 – 24 jam dan terbagi menjadi dua
fase yaitu fase laten dan fase aktif
a. Fase laten persalinan
a) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan servix secara bertahap
b) Pembukaan servix kurang dari 4 cm
c) Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi
maximal, dan deselerasi
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau
lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih
b) Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan
1 cm atau lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
c) Terjadi penurunan bagian terendah janin
Pada kala I, perubahan fisiologi yang terjadi adalah pada uterus
terjadi kontraksi dari fundus dan menyebar ke depan dan bawah
abdomen dan berakhir pada masa terpanjang dan terkuat pada
fundus. Selagi uterus kontraksi dan relaksasi memungkinkan janin
masuk rongga pelvik. Pada serviks juga terjadi penipisan, dilatasi
dan juga blood show dalam jumlah sedikit atau sedang dari serviks.
b. Kala II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi. Tanda-tanda bahwa kala II
persalinan sudah dekat adalah:
a. Ibu ingin meneran
b. Perineum menonjol
c. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
d. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
e. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali
f. Pembukaan lengkap (10 cm )
g. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara
rata-rata 0.5 jam
h. Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali
normalnya detak jantung bayi setelah kontraksi
c) Kondisi ibu sebagai berikut:
Kemajuan Kondisi Kondisi Janin
persalinan PASIEN PENUMPANG
TENAGA
• Usaha • Periksa nadi dan • Periksa detak
mengedan tekanan darah jantung janin
• Palpasi selama 30 menit. setiap 15
kontraksi menit atau
uterus • Respons lebih sering
(kontrol tiap keseluruhan dilakukan
10 menit ) pada kala II dengan makin
Frekuensi, (Keadaan dekatnya
Lamanya, dehidrasi, kelahiran
Kekuatan Perubahan • Penurunan
sikap/perilaku, presentasi dan
Tingkat tenaga perubahan
(yang memiliki)) posisi
• Warna cairan
tertentu
Fisiologi Kala II :
1) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 -100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit
2) Ketuban biasanya pecah pada kala ini ditandai dengan keluarnya
cairan kekuningkuningan sekonyong-konyong dan banyak
3) Pasien mulai mengejan
4) Pada akhir kala II sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai di
dasar panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum
terbuka
5) Pada puncak his, bagian kecil kepala nampak di vulva dan hilang
lagi waktu his berhenti, begitu terus hingga nampak lebih besar.
Kejadian ini disebut “Kepala membuka pintu”
6) Pada akhirnya lingkaran terbesar kepala terpegang oleh vulva
sehingga tidak bisa mundur lagi, tonjolan tulang ubun-ubun telah
lahir dan subocciput ada di bawah symphisis disebut “Kepala
keluar pintu”
7) Pada his berikutnya dengan ekstensi maka lahirlah ubun-ubun
besar, dahi dan mulut pada commissura posterior. Saat ini untuk
primipara, perineum biasanya akan robek pada pinggir depannya
karena tidak dapat menahan regangan yang kuat tersebut
8) Setelah kepala lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar,
sehingga kepala melintang, vulva menekan pada leher dan dada
tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir
dan cairan
9) Lama kala II pada primi  50 menit pada multi  20 menit
Mekanisme Persalinan Normal
1) Masuknya kepala janin ke dalam PAP
2) Majunya Kepala janin
3) Fleksi
4) Putaran paksi dalam
5) Ekstensi
6) Putaran paksi luar
c. Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir
dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlangsung tidak
lebih dari 30 menit. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta.
Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian
oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan. peran
Oksitosin dan MgSO4. Tanda-tanda pelepasan plasenta antara lain
adalah Perubahan ukuran dan bentuk uterus, Uterus menjadi bundar
dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah terlepas dari
Segmen Bawah Rahim, Tali pusat memanjang, Semburan darah
tiba-tiba.
Fisiologi kala III antara lain yaitu segera setelah bayi dan air
ketuban sudah tidak lagi berada di dalam uterus, kontraksi akan terus
berlangsung dan ukuran rongga uterus akan mengecil. Pengurangan
dalam ukuran uterus ini akan menyebabkan pengurangan dalam
ukuran tempat melekatnya plasenta. Oleh karena tempat melekatnya
plasenta tersebut menjadi lebih kecil, maka plasenta akan menjadi
tebal atau mengkerut dan memisahkan diri dari dinding uterus.
Sebagian dari pembuluh-pembuluh darah yang kecil akan robek saat
plasenta lepas. Tempat melekatnya plasenta akan berdarah terus
hingga uterus seluruhnya berkontraksi. Setelah plasenta lahir,
dinding uterus akan berkontraksi dan menekan semua pembuluh-
pembuluh darah ini yang akan menghentikan perdarahan dari tempat
melekatnya plasenta tersebut. Sebelum uterus berkontraksi, wanita
tersebut bisa kehilangan darah 350-360 cc/menit dari tempat
melekatnya plasenta tersebut. Uterus tidak bisa sepenuhnya
berkontraksi hingga plasenta lahir dahulu seluruhnya.
d. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
itu. Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung. Masa
1 jam setelah plasenta lahir. Pemantauan 15 menit pada jam pertama
setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering.
Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini.
Observasi yang dilakukan antara lain yaitu Tingkat kesadaran
penderita, pemeriksaan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan,
dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400- 500cc.
Setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari
dibawah pusat. Otot-otot uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
ada diantara anyaman-anyaman otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan perdarahan setelah plasenta dilahirkan.
7. Perubahan Fisiologis Persalinan
a. Pada uterus terjadi perubahan saat masa persalinan, perubahan yang
terjadi antara lain kontraksi uterus yang dimulai dari fundus uteri
dan menyebar ke depan dan ke bawah abdomen, SAR dibentuk oleh
corpus uteri yang bersifat aktif dan berkontraksi Dinding akan
bertambah tebal dengan majunya persalinan sehingga mendorong
bayi keluar, SBR dibentuk oleh istmus uteri bersifat aktif relokasi
dan dilatasi. Dilatasi makin tipis karena terus diregang dengan
majunya persalinan.
b. Pada rahim setiap terjadi kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang dan ukuran muka belakang
berkurang
c. Pada serviks terjadi pendataran dan pembukaan
8. Perubahan Psikologis Persalinan
e. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan
sendiri. Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang
akan dilahirkan dalam keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun
pada jaman ini kepercayaan pada ketakutan-ketakutan gaib selama
proses reproduksi sudah sangat berkurang sebab secara biologis,
anatomis, dan fisiologis kesulitan-kesulitan pada peristiwa partus
bisa dijelaskan dengan alasan-alasan patologis atau sebab
abnormalitas (keluarbiasaan). Tetapi masih ada perempuan yang
diliputi rasa ketakutan akan takhayul.
f. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik
batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam
kandungan yang dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak
nyaman badan, dan tidak bisa tidur nyenyak, sering kesulitan
bernafas dan macam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu
kehamilannya
g. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta
tidak sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang
dikandungnya menjadi terganggu. Ini disebabkan karena kepala bayi
sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksikontraksi pada
rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai secara
psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban
yang amat berat.
9. Pathway

B. Konsep Oligohidramnion
1. Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang
dari normal yaitu kurang dari 500 mL. Penyebab primer: mungkin oleh
karena pertumbuhan amnion kurang baik. Oligohidramnion adalah
suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal atau kurang dari
500 ml (Indrayani dan Moudy, 2016).
2. Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion menurut Eny Rahmawati
(2011) masih belum diketahui. Beberapa keadaan berhubungan dengan
oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obtruksi saluran
traktus urinarius janin atau renal agnesis. Penyebab primer: mungkin
oleh karena pertumbuhan amnion kurang baik. Penyebab sekunder
misalnya pada ketuban pecah dini (premature rupture of the membrane
= PROM). Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan
oligohidramnion adalah Kelainan kongenital, PJT, Ketuban Pecah Dini,
Kehamilan Postterm, Insufisiensi plasenta, Obat - obatan (misalnya dari
golongan antiprostaglandin).
3. Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari oligohidramnion adalah sebagai berikut.
a. Perut ibu kelihatan kurang membuncit
b. Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas.
c. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak
d. Persalinan lebih lama dari biasanya
e. Sewaktu his /mules akan terasa sakit sekali.
f. Bila ketuban pecah, air ketuan akan sedikit sekali bahkan tidak ada
yang keluar
g. Perembesan cairan amnion
4. Pemeriksaan Penunjang
a. USG ibu (menunjukkan Oligohidramnion serta tidak adanya ginjal
janin atau ginjal sangat abnormal)
b. Amniotic Fluid Index (AFI), tes untuk mengukur jumlah cairan
amnion.
c. Maximum Vertical Pocket (MPV), tes untuk memeriksa jumlah
cairan amnion pada bagian terdalam rahim
d. Tes darah ibu (skrining serum saat hamil) bisa mendeteksi kadar
cairan amnion yang rendah.
Dengan memeriksa indeks cairan ketuban, yakni jumlah pengukuran
kedalaman gambaran air ketuban diempat sisi kuadran perut ibu.
Dilakukan lewat USG (Ultrasonografi). Nilai nominalnya berkisar
antara 10–20 cm. Bila kurang dari 10 cm disebut air ketuban telah
berkurang. Jika kurang dari 5 cm, inilah yang disebut Oligohidramnion.
5. Penataaksanaan
Penatalaksanaan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik
dan likakukan pada saat fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
mengingat prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama
proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu
persalinan dengan sectio sesaria merupakan pilihan terbaik pada kasus
oligohidramnion. Selain itu pertimbangan untuk melakukan seksio
sesaria karena :
a. Indeks kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang
b. Deselerasi frekuensi detak jantung janin
c. Kemungkinanaspirasi mekonium pada kehamilan post-term
6. Komplikasi
Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita
cacat bawaan, keguguran, janin meninggal dan pertumbuhan janin dapat
terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti
kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim. Bila terjadi
pada trimester kedua kehamilan, akan mengganggu tumbuh kembang
janin. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat
bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit
menjadi tenal dan kering (lethery appereance).
7. Pathway
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan salah satu tindakan dokumentasi
keperawatan yang dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan
informasi dari pasien, mengetahui data dasar mengenai pasien, dan
membuat catatan respon pasien terhadap kesehatannya.
a. Identitas
Biodata klien Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat,
suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit nomor register, dan diagnosa keperawatan.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu Penyakit kronis atau menular dan
menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit
kelamin atau abortus.
2) Riwayat kesehatan sekarang Riwayat pada saat sebelun inpartus
didapatkan cairan ketuban yang keluar pervagina secara spontan
kemudian tidak diikuti tandatanda persalinan.
3) Riwayat kesehatan keluarga Adakah penyakit keturunan dalam
keluarga keluarga seperti jantung, DM, HT, TBC, penyakit
kelamin, abortus, yang mungkin penyakit tersebut diturunkan
kepada klien
4) Riwayat psikososial Riwayat klien biasanya cemas dan bingung
harus melakukan tindakan apa
c. Pola Kebiasaan
Pola kebiasaan sebelum dan saat sakit seperti pola nutrisi, eliminasi,
aktivitas, istirahat, dan tidur, dan kebersihan diri, serta aspek mental,
intelektual, sosial, dan spiritual
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-
kadang terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada
benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar
tiroid, karena adanya proses meneran yang salah.
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan,
sklera kuning.
4) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum
kadang-kadang kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya
hiperpigmentasi areola mammae dan papila mammae.
7) Abdomen
Pada klien kendor kadang-kadang striae masih terasa nyeri.
Fundus uteri 3 jari dibawah.
8) Genitalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban,
bila terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak
dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien ada luka pada anus karena ruptur

10) Ektremitas
Pemeriksaan edema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
11) Muskuloskeletal
Pada klien biasanya terjadi keterbatasan gerak karena adanya
luka episiotomi.
12) Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan , tekanan darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun (Manuaba, 2013).
e. Pengkajian Lanjutan
1) Kala 1
a) Kaji kecukupan nutrisi, perkemihan, dan tonus otot pasien
b) Kaji TTV pasien
c) Kaji apakah pasien mnegeluarkan cairan dari vagina baik
berupa darah/lendir
d) Kaji kontraksi yang terjadi pada pasien selama 10 menit, kaji
frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi
e) Kaji denyut jantung janin, meliputi besarnya frekuensi, kualitas,
keteraturan, dan pergerakan janin
f) Lakukan pemeriksaan dalam, untuk mengkaji ketuban masih
utuh/pecah, dan catat tanggal dan jam pecahnya ketuban
g) Lakukan pemeriksaan leopold untuk mengetahui posisi janin
dan status janin hidup/mati
2) Kala 2
a) Kaji kecukupan nutrisi, perkemihan, dan tonus otot pasien
b) Kaji TTV pasien
c) Kaji apakah pasien mnegeluarkan cairan dari vagina baik
berupa darah/lendir
d) Kaji kontraksi yang terjadi pada pasien selama 10 menit, kaji
frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi
e) Kaji denyut jantung janin, meliputi besarnya frekuensi, kualitas,
17 keteraturan, dan pergerakan janin
f) Kaji kenyamanan pasien meliputi karakteristik nyeri, kontraksi
uterus, faktor penyebab nyeri
g) Kaji tingkat kecemasan pasien dan pola koping
h) Kaji apakah terdapat infeksi pada janin
3) Kala 3
a) Kaji kecukupan nutrisi, perkemihan, dan tonus otot pasien
b) Kaji TTV pasien
c) Kaji apakah pasien mnegeluarkan cairan dari vagina baik
berupa darah/lendir
d) Kaji kontraksi yang terjadi pada pasien selama 10 menit, kaji
frekuensi, durasi, dan kekuatan kontraksi
e) Kaji kenyamanan pasien meliputi karakteristik nyeri, kontraksi
uterus, faktor penyebab nyeri
f) Kaji tingkat kecemasan pasien dan pola koping
4) Kala 4
a) Kaji kecukupan nutrisi, perkemihan, dan tonus otot pasien
b) Kaji TTV pasien
c) Kaji apakah pasien mnegeluarkan cairan dari vagina baik
berupa darah/lendir
d) Kaji posisi nyaman ibu
e) Kaji kenyamanan pasien meliputi karakteristik nyeri, kontraksi
uterus, faktor penyebab nyeri
f) Kaji tingkat kecemasan pasien, pola koping, dan respon ibu
g) Kaji apakah terdapat tanda-tanda infeksi pada daerah
perineumpasien

f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan: - Pemeriksaan
patologi klinik - Pemeriksaan radiologi
g. Terapi yang Didapatkan
Berikan terapi yang harus diberikan pada pasien sesuai dengan
anjuran dokter dan kondisi pasien saat ini
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN IBU BERSALIN

Tanggal Pasien Masuk: 27 September 2022


Jam Masuk : 13.10
Tanggal Pengkajian : 27 September 2022
Jam : 13.30
Oleh : Aly dan Aini
Metode : Wawancara dan Studi Dokumen
Sumber : Pasien, Keluarga dan Rekam medis

A. Identitas ; pasien dan keluarga/penanggungjawab


1. Identitas Klien
a. Nama : Ny.A
b. TTL/Umur : Candirejo, 11 Oktober 1992
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : IRT
h. Suku Bangsa : Jawa
i. Alamat : Candirejo, Semin
j. Dx. Medis : G1P0A0 uk 40+2 Oligohidrominon
k. No. RM : 00379265
2. Identitas Keluarga/Penanggungjawab
a. Nama : Tn.T
b. Umur : 32 Tahun
c. Pendidikan : SMP
d. Pekerjaan : Buruh Lepas
e. Alamat : Candirejo, Semin
f. Hubungan dengan klien : Suami
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Sekarang
Pasien mengatakan perutnya nyeri skala 4 dan pinggang pegal.
Pasien mengatakan tidak bisa tidur cemas karna HPL sudah
lewat 2 hari takut terjadi sesuatu pada calon bayi pertamanya
b. Keluhan Utama
Pasien mengatakan ketuban sedikit dan tidak ada kontraksi.
G1P0A0 Usia kehamilan 40+2 oligohidraminon
c. Awal Serangan
Nyeri dan pegal dirasakan sejak 2 hari yang lalu setelah
melakukan pekerjaan sehari-hari (mencuci dan menyapu)
d. Timbul keluhan dan Upaya Pengobatan/Perawatan/Penanganan
Pasien mengatakan langsung menuju kebidan terdekat, di cek
disana bidan mengatakan ketuban sedikit dan belum ada
kontraksi, bidan lalu merujuk ke RSUD Wonosari.
2. Riwayat Kesehatan dahulu dan Keluarga
a. Riwayat penyakit
Pasien mengatakan ada riwayat Asma terhakir kumat 9 hari
yang lalu
b. Riwayat Reproduksi
1) Riwayat Menstruasi : menarche saat umur 14 tahun, siklus
teratur, dan ganti pembalut 3x sehari. HPHT : 18/12/2021,
HPL : 25/9/2022
2) Riwayat Pernikahan : menikah 1 kali, usia pernikahan 2
tahun
3) Riwayat Persalinan sebelumnya : pasien belum pernah
melahirkan sebelumnya
4) Riwayat KB : pasien tidak pernah memasang kb sebelumnya
5) Riwayat Gangguan Kesehatan Reproduksi : tidak ada
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram

2) Riwayat kesehatan keluarga


Ayah ada penyakit hipertensi
C. Pola Kebiasaan Sebelum dan Saat Sakit serta Aspek Mental, Intelektual,
Sosial dan Spiritual
1. Aspek Biologis
a. Pola Nutrisi
Sebelum Hamil : pasien mengatakan makan teratur 3x sehari,
mengkonsumsi buah dan sayur : Awal hamil pasien tidak nafsu
makan, tidak mau makan nasi karena mual dan hanya makan
buah dan camilan, semakin bertambah besar usia kehamilan
pasien mengatakan porsi makanya bertambah, sehari bisa
makan sampai 4x, minum teh dan air putih. Makanan yang
disediakan ahli gizi RS dihabiskan

b. Pola Eliminasi
Sebelum hamil : BAK 3-5x sehari, BAB 1x, dilakukan secara
mandiri Sesudah Hamil : BAK 3-5x sehari, BAB 1x, BAK
dibantu keluarga dengan pispot
c. Pola aktivitas, istirahat, dan tidur
Sebelum hamil : pasien mengatakan bekerja sebagai ibu rumah
tangga, tidur malam 5-8 jam sehari Saat hamil : pasien
mengatakan kesulitan tidur di trimester ketiga karena posisinya
kurang nyaman. Saat di RS pasien bisa berjalan dan saat setelah
dipicu pasien mulai bedrest
d. Pola Kebersihan diri
Sebelum dan saat hamil pasien rutin mandi sehari 2x dan
setelah persalinan pasien belum mandi
2. Aspek Mental, Intelektual, Sosial dan Spiritual
a. Konsep diri
1) Identitas diri
Pasien adalah seorang perempuan yang menjadi ibu rumah
tangga
2) Harga diri
Pasien memiliki kepercayaan dalam dirinya, hubungan
dengan orang lain baik
3) Gambaran diri..
Pasien merupakan wanita hamil usia 40 minggu + 2 hari,
tidak ada kecacatan dalam tubuh pasien
4) Peran diri
Pasien melakukan pekerjaan rumah tangga secara mandiri,
sejak trimester 3 pasien sudah gampang Lelah dan pekerjaan
rumah tangga dibantu suaminya
5) Ideal diri
Pasien senang karena akan menjadi seorang ibu. Pasien
mengatakan nanti mau merawat anaknya secara mandiri
b. Intelektual
Pasien mengatakan lulus SMA tidak melanjutkan kuliah
c. Interpersonal
Komunikasi pasien dengan orang disekitarnya baik
d. Mekanisme koping
Pasien merasa cemas takut akan bersalin karena merupakan
persalinan pertama, pasien mampu mengikuti instruksi dari
bidan pada saat mengejan dan Mengelola napas
e. Support system
Keluarga dan suami pasien mendampingi pasien selama masa
kehamilan hingga melahirkan
f. Aspek spiritual
Pasien selalu taat beribadah
g. Hubungan social
Hubungan pasien dengan orang lain baik
D. Discharge Planning/Perencanaan Pulang
Pasien dipindahkan ke ruang Kana pada tanggal 28 September 2022
untuk perawatan pasca melahirkan. Bayi disusui eksklusif dan berhasil
melakukan kontak dini dan IMD. Pasien direkomendasikan untuk
kontrol jahitan dan perawatan pervagina setelah pulang dari RS di poli
kebidanan.
E. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Tanda Vital : TD = 130/80 mmHg Nadi = 88x/mnt
Suhu = 37,1.°C RR= 21.x/mnt
c. Antropometri : TB = 146 cm BB saat hamil = 71 Kg
BB sebelum hamil = 60 Kg
IMT saat hamil : 33,3 (Obesitas tingkat 2)
IMT sebelum hamil : 28,1 (Obesitas tingkat 1)
d. Skala Nyeri

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. Pemeriksaan Secara Sistematik


a. Kepala dan wajah
Mesocphal, tidak terdapat lesi, bentuk muka simetri, warna
rambut hitam , CA (-/-), SI (-/-), Inn tidak teraba. Wajah tidak
ada jerawat maupun bruntusan, tidak terdapat cloasma gravida.
Mulut tidak terdapat stomatitis, kebersihan gigi dan mulut
terjaga, tidak terdapat caries
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Tengkuk
Tidak ada benjolan
d. Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris. Pernafasan dada. Tidak ada lesi dan
sianosis
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan. Tidak ditemukan benjolan.
c) Perkusi
Sonor (+/+)
d) Auskultasi
Vesikuler (+/+)
e. Payudara
Pembesaran payudara, puting ibu menonjol, areola menghitam.
Tidak ada nyeri tekan. Asi belum keluar
f. Punggung
Kelengkungan tulang belakang baik, punggung simetris kiri
kanan, tidak terdapat lesi
g. Ekstremitas bagian atas (tangan)
Tidak terdapat kelainan bentuk dan fungsi pada ekstremitas atas,
tidak terdapat kelemahan otot, tidak terdapat edema. Pada tangan
sebelah kanan terpasang infus RL + Oksitosin 0,5iu 8 tpm, tidak
ada flebitis
h. Abdomen
1) TFU dan TBJ
32 cm dan TBJ = 3255 gr
2) Leopold
• Leopold I
Pada fundus teraba lunak, bulat, dan tidak melenting,
kesimpulan : bokong
• Leopold II
Pada perut sebelah kanan ibu teraba luas, keras, ada
29 tahanan, kesimpulan : punggung. Pada perut
sebelah kiri ibu teraba bagian-bagian kecil janin,
kesimpulan : ekstremitas
• Leopold III
Pada segmen bawah Rahim teraba bulat, keras
(presentasi kepala),
• Leopold IV
Posisi tangan pemeriksa divergen, kesimpulan :
kepala sudah masuk PAP
i. Genital
1) Vulva
Kulit disekitar vulva menggelap
2) Vagina
Keluar lendir bercampur darah. VT 1 cm pada pukul 15.00
3) Perineum fokus pada luka episiotomy
Perineum kaku
j. Anus dan Rectum
Tidak ada hemoroid
k. Ekstremitas bagian bawah
Tidak ada kelainan bentuk dan fungsi pada ekstermitas bawah
F. Pengkajian Lanjutan
27 September 2022/20.00
1. Kala I
a. Konservasi Energi
1) Nutrisi
Makan cukup 2x porsi sehari di RS dihabiskan, minum air
putih dan teh
2) Perkemihan
BAK 1x
3) Tonus otot
Baik
4) Data Persalinan Saat Ini
➢ Pemeriksaan awal tanggal/jam: 27 September 2022/13.20
• Tanda-tanda Vital: TD : 126/88 N: 96x/mnt R: 20x/mnt
S:36,2
• Mulai persalinan (kontraksi dan pengeluaran
pervaginum): 18.00
• Keluaran Pervaginum (jenis): Ketuban, jumlah: 35cc
• Kontraksi uterus Frekuensi: 3x, Lamanya: 20-30x detik
dan teratur, Kekuatan: sedang
• Denyut Jantung Janin : Frekuensi, kualitas dan
keteraturan : 148 baik, teratur
• Pergerakan janin: baik (11x)
➢ Pemeriksaan selanjutnya tanggal/jam : 27 September
2022/17.20
• Tanda-tanda Vital : TD : 127/88 N: 97x/mnt R: 20x/mnt
S:36,2
• Kontraksi Uterus : Frekuensi: 4x, Lamanya: 20-30 detik
dan teratur, Kekuatan: sedang
• Denyut Jantung janin : Frekuensi: 136x/menit, kualitas
dan keteraturan: baik dan teratur,
• Pergerakan janin: baik
b. Integritas Struktural
a) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan dalam I :
Jam : 14.00
Oleh : Bidan
Hasil : pembukaan 1cm longgar
Membran ketuban saat masuk (utuh/pecah), jika pecah
(tanggal/jam): pecah 27 September 2022/
b) Pemeriksaan selanjutnya Tanggal/jam : 27 September
202/20.00
DJJ : 148x
Hasil pemeriksaan dalam: pembukaan 2 cm
Posisi ibu: Litotomi
c) Pemeriksaan selanjutnya Tanggal/jam : 28 September
202/03.00
DJJ : 137x
Hasil pemeriksaan dalam: pembukaan 5 cm
Posisi ibu: Litotomi
d) Pemeriksaan selanjutnya Tanggal/jam : 28 September
202/09.00
DJJ : 140x
Hasil pemeriksaan dalam: pembukaan 10 cm (lengkap)
Posisi ibu: dorsal recembent
2. Kala II
a. Konservasi Energi
1) Nutrisi
Cukup
2) Perkemihan
BAK 1x
3) Tonus otot
baik
3) Data Persalinan
• Tanda-tanda Vital: TD : 120/80, N : 80x/mnt, R :
20x/mnt, S : 36,7
• Keluaran Pervaginum (jenis): darah merah segar, air
ketuban
• Penilaian Kontraksi : Frekuensi : 3-4, Lama : 40 detik,
Kekuatan/ skala : sedang
• Denyut Jantung Janin : Frekuensi : 144, Kualitas : baik,
Keteraturan : teratur, Pergerakan janin: baik
• Terdapat dorongan meneran, Terdapat tekanan pada
anus, Perineumtampak menonjol, Vulva tampak
membuka, Vagina tampak dilatasi, Pembukaan serviks
lengkap, Tampak kepala janin pada introitus vagina,
Terdapat robekan vulva
4) Kenyamanan Klien
• Karakteristik nyeri
Kontaksi : Frekuensi: 3-4 kali dalam 10 menit, Durasi:
40 detik, Skala: 7 Intensitas: terus Lokasi: pervagina
• Factor pencetus: Nyeri persalinan
• Tingkat kecemasan: sedang
• Pola koping: baik. Ibu mengatur pola nafas, suami
mendampingi dan mendukung
3. Kala III
a. Konservasi energy
1) Nutrisi
Cukup
2) Perkemihan
Belum ada berkemih
3) Tonus otot
Baik
5) Data Persalinan
• Tanda-tanda Vital: TD : 124/70 mmhg, N : 90x/mnt, R:
20x/mnt
• Keluaran Pervaginum (jenis): darah merah segar, jumlah
berkisar .250 cc
• Penilaian Kontraksi : baik, perut masih terasa mules
6) Kenyamanan Klien
• Karakteristik nyeri
Kontaksi : Frekuensi: 3-4 kali dalam 10 menit, Durasi:
40 detik, Skala: 5 , Intensitas: terus menerus Lokasi:
prevagina
• Factor pencetus: Nyeri persalinan dan episiotomi
• Tingkat kecemasan: rendah
• Pola koping: baik, ibu mengatur pola nafas
4. Kala IV
a. Konservasi energy
1) Nutrisi
Cukup
2) Perkemihan
Belum ada berkemih
3) Tonus otot
Baik
4) Data persalinan
• Terdapat 20 jahitaan pada vulva/epiostomy, lesarasi otot
Perenium derajat 2
• Perdarahan
Waktu TD N S TFU Perdarahan Kontraksi
11.00 124/82 90 37,1 2 jari dibawah pusat 10 cc Keras
11.15 120/80 89 37 2 jari dibawah pusat 10 cc Keras
11.30 124/82 90 36,7 2 jari dibawah pusat - Keras
11.45 124/87 107 36.8 2 jari dibawah pusat - Keras
12.15 125/81 111 35,6 2 jari dibawah pusat 5 cc Keras
12.45 123/83 95 36 2 jari dibawah pusat - Keras

• Posisi ibu: dorsal recumbent


5) Kenyamanan Klien
• Karakteristik nyeri : sedang, lokasi : pervagina skala 4
• Factor pencetus: nyeri pasca persalinan
• Tingkat kecemasan: rendah
• Pola koping: baik
• Respon klien : baik
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Hari/ Tanggal Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi
27-9-2022 USG Kepala dibawah, puki uk 40 minggu

H. Terapi
Hari / Tanggal Obat Dosis dan Satuan Rute Jam pemberian
27-9-2022 amoxicilin 500 mg/8 jam PO 16.00
29-9-2022 Asam 500 mg/8 jam PO 15.00
Mefenamat
29-9-2022 Zat besi SF 30 mg/24 jam PO 15.00
29-9-2022 Vitamin A 200.000 IU/24 jam PO 15.00
A. ANALISA DATA
KALA 1
DATA PENYEBAB MASALAH
DS : Pasien mengatakan terasa nyeri Agen pencedera fisik Nyeri Akut (SDKI D.0077,
pada perutnya (kontraksi uterus) hlm.172)
- P : kontraksi uterus
- Q : terasa kencang
- R : area perut (abdomen)
- S : skala nyeri 4
- T : hilang timbul saat
kontraksi
DO :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Terdapat pembukaan serviks 2 cm
pukul 20.00
- Terdapat pembukaan serviks 5 cm
pukul 03.00
- Terdapat pembukaan serviks 10
cm pukul 09.00
- TTV
• TD : 130/80 mmhg
• S :37,1
• Nadi : 88 x/mnt
• RR : 21 x/mnt
- DJJ : 144 baik, teratur, pergerakan
janin baik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA 1


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fissik (kontraksi uterus)
pada persalinan kala 1
C. RENCANA INTERVENSI

Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan tindakan keperawatan Observasi
agen pencedera diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
fissik (kontraksi pasien dapat menurun karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
uterus) pada dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
persalinan kala 1 - Keluhan nyeri - Identifikasi skala nyeri
menurun Terapeutik
- Meringis menurun - Ajarkan teknik nonfarmakologis
(SLKI L.08066, hlm. untuk mengurangi rasa nyeri
145) (SIKI I.08238, hlm. 201)
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


Rabu/28 Nyeri akut - Identifikasi lokasi, S:
September berhubungan karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas, - Pasien mengatakan nyeri sedikit
2022/08.00 dengan Agen intensitas nyeri berkurang
pencedera fisik - Identifikasi skala nyeri P : Kontraksi uterus
(kontraksi - Ajarkan teknik nonfarmakologis Q : seperti ditekan dan diremas-
uterus) pada untuk mengurangi rasa nyeri remas
persalinan kala 1 R : punggung perut dan perineum
S:4
T : terus menerus
O:
- Pasien tampak mulai tenang
dalam mengontrol kontraksi
uterus
- Pasien tampak kooperatif

TTD

Aini
Rabu/28 - Melakukan pemeriksaan DJJ S: pasien mengatakan Perut terasa
September - Melakukan pemeriksaan dalam lebih kencang dan sering
2022/10.30 kontraksi
P: kontraksi uterus
Q: seperti diremas-remas
R: punggung, perut, dan
perineum
S: 5
T: terus menerus
O:
- Pasien tampak gelisah dan mulai
sering meneran
- DJJ: 140
- Tampak kepala janin sudah
berada pada daerah perinium
- VT 10 cm
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi pemeriksaan
kala II
TTD

Aini
KALA 2
A. ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
DS : Pasien mengatakan terasa nyeri Agen pencedera fisik Nyeri Akut
pada perut dan perenium (kontraksi uterus) (SDKI D.0077, hlm.172)
P : kontraksi uterus
Q : terasa kencang
R : area perut (abdomen) dan
perenium
S : skala nyeri 6
T : terus menerus
DO :
- Terdapat dorongan meneran
- Terdapat tekanan pada anus
- Perineum tampak menonjol
- Perineum tampak membuka
- Vagina tampak dilatasi
- Pembukaan serviks lengkap
- Terdapat robekan vulva
- DJJ : 144x/mnt
- HIS : 4/10/40
DS: - Pasien mengatakan cemas dan Kekhawatiran Ansietas
takut jika terjadi sesuatu pada mengalami
calon anak pertamanya kegagalan bersalin
DO: spontan
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak tegang
- Pasien tampak khawatir
- Pasien tampak bingung
- Pasien tetap semangat demi
anak pertamanya
- Pasien tampak sedikit takut
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA 2
1. Nyeri akut melahirkan berhubungan dengan kontraksi uterus terhadao
persalinan kala 2
2. Ansietas berhubungan dengan ketakutan akan kegagalan proses
melahirkan
C. RENCANA INTERVENSI

Diagnosis Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan agen diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
pencedera fissik pasien dapat menurun karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
(kontraksi uterus) dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
pada persalinan kala - Keluhan nyeri - Identifikasi skala nyeri
II menurun Terapeutik
- Meringis menurun - Ajarkan teknik nonfarmakologis
(SLKI L.08066, hlm. 145) untuk mengurangi rasa nyeri
(SIKI I.08238, hlm. 201)
Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
berhubungan tindakan keperawatan Observasi
dengan ketakutan diharapkan tingkat - Identifikasi saat tingkat ansietas
akan kegagalan ansietas pasien menurun berubah
proses melahirkan dengan kriteria hasil : - Monitor tanda-tanda ansietas
- Verbalisasi akibat Terapeutik
kondisi yang yang - Ciptakan suasana terapeutik untuk
dihadapi menurun menumbuhkan kepercayaan
- Perilaku gelisah - Pahami situasi yang membuat ansietas
menurun - Motivasi mengidentifikasi situasi
- Frekuensi nadi yang memicu kecemasan
menurun Edukasi
- Latih teknik relaksasi
- Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama
Terapi Relaksasi
Observasi
- Periksa ketegangan otot, nadi, tekanan
darah, dan suhu
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
ada gangguan dengan suhu dan
pencahayaan yang nyaman
- Gunakan pakaian longgar
Edukasi
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


Rabu/28 Ansietas Terapi relaksasi S: pasien mengatakan nyeri
September berhubungan dengan - MengIdentifikasi teknik semakin kuat
2022/10.50 kekhawatiran relaksasi yang efektif P: kontraksi uterus
mengalami digunakan Q: seperti diremas-remas
kegagalan bersalin - Memonitor respon terhadap R: punggung, perut, dan
secara normal relaksasi perineum
Nyeri akut - Menciptakan lingkungan yang S: 6
melahirkan tenang dan tanpa gangguan T: terus menerus
berhubungan dengan dengan pencahayaan dan suhu O:
kontraksi uterus ruangan yang nyaman, jika - Pasien tampak tegang
terhadap persalinan memungkinkan. - Pasien tampak melamun
kala 2 - Menganjurkan mengambil beberapa detik
posisi nyaman - Pasien cukup kooperatif
- Mendemonstrasikan dan latih saat diajarkan teknik
teknik relaksasi nafas dalam, mengejan yang benar
memberikan kekuatan dan - Bayi laki-laki lahir normal
keyakinan pada pasien agar pukul 19.14 dan langsung
lebih tenang dan fokus menangis ,APGAR skor:
Perawatan Persalinan 8, BB lahir: 2800, PB: 51,
- Mengajarkan teknik mengejan LD/LK: 31/30 , LILA : 10
yang benar Memonitor A: masalah ansietas teratasi
kesejahteraan (TTV, sebagian, masalah nyeri akut
Kontraksi: lama, frekuensi, belum teratasi
dan kekuatan) P:
- Memonitor Kesejahteraan - Lanjutkan pemeriksaan
janin (gerak janin dan DJJ) kala 3
- Memonitor tanda-tanda - Monitor vital sign
persalinan (dorongan meneran, - Monitor perdarahan
tekanan pada anus, TTD
perineummenonjol, vulva
membuka) Aini
- Memberikan metode alternatif
penghilang rasa sakit
- Menginformasikan Kemajuan
persalinan
KALA 3
A. ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
DS: Perdarahan selama Risiko hipovolemia
- Pasien mengatakan terasa mulas persalinan
- Pasien mengatakan lemas
DO:
- Pasien tampak meringis
- KU baik
- Tali plasenta tampak memanjang
- Terdapat pengeluaran darah
merah segar -+ 250cc
- Plasenta lahir lengkap
- Tanda-tanda Vital: TD : 124/70
mmhg, N : 90x/mnt, R: 20x/mnt
- Kontraksi uterus : keras 1 jbp

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA 3


1. Resiko hipovolemia berhubungan dengan perdarahan selama persalinan
C. RENCANA INTERVENSI

Resiko hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Perdarahan


berhubungan dengan keperawatan selama 20 menit Pervaginam pasca
Perdarahan selama status cairan membaik dengan persalinan
persalinan kriteria hasil: Observasi
- Tekanan darah membaik - Identifikasi keluhan ibu
- Tekanan nadi membaik - Periksa uterus
- Suhu tubuh membaik - Monitor resiko
- Perasaan lemah menurun terjadinya perdarahan
- Keluhan haus menuru - Monitor jumlah
kehilangan darah
Terapeutik
- Pasang oksimetri nadi
- Pasang IV line
- Lakukan pijat uterus
untuk merangsang
kontraksi uterus
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
uterotonika
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi


Rabu/28 Resiko - MengIdentifikasi keluhan ibu S:
September hipovolemia - Memeriksa uterus - Pasien mengatakan perut masih
2022/11.20 berhubungan - Memonitor resiko terjadinya tegang
dengan perdarahan - Pasien mengatakan sedikit lemas
Perdarahan - Memonitor jumlah kehilangan darah O:
selama - Mamasang oksimetri nadi - TTV: TD:130/67 mmHg. S:
persalinan - Memasang IV line 36,8’. N: 76x/mnt
- Melakukan pijat uterus untuk - TFU: sepusat, teraba keras
merangsang kontraksi uterus - Terdapat 5 jahitan pada area
- Mengkolaborasi pemberian perineum
uterotonika (oksitosin) - Darah yang keluar +- 200 ml
- Diberikan infus IV RL+Oksitosin
5 iu 20tpm
- Diberikan masase pada daerah
perut
A: masalah resiko hipovolemia
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
- Monitor perdarahan
- Pemantauan pada kala 4

TTD

Aini
KALA 4
A. ANALISA DATA
DATA PENYEBAB MASALAH
DS: Jahitan Episiotomi Resiko infeksi
- Pasien mengatakan nyeri sudah
mulai berterasa karena efek
anestesi sudah mulai hilang
- Pasien mengatakan sudah merasa
lega karena persalinan sudah ia
lalui
- Pasien mengatakan tidak ada rasa
gatal-gatal
DO:
- Terdapat kontraksi uterus
- Tidak ada tanda infeksi
- Pasien masih terasa lemas
- TFU 2 jari dibawah pusat
- TTV TD: 124/82 N:90 S:37,1
- Karakteristik nyeri : Kualitas :
sedang , lokasi : pervaginam
skala 4
- Terdapat 2 jahitan pada perineum
- Laserasi derajat 2

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KALA 4


1. Resiko infeksi berhubungan dengan jahitan episiotomi
C. RENCANA INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan infeksi
berhubungan dengan keperawatan 1x24jam pada pasien, Observasi
Jahitan Episiotomi diharapkan tingkat infeksi pasien - Monitor tanda dan
menurun dengan kriteria hasil : gejala infeksi lokal dan
- Nyeri menurun sistemik
- Kebersihan badan meningkat Terapeutik
- Kemerahan menurun - Cuci tangan sebelum
- Bengkak menurun dan sesudah kontak
- Tidak ada tanda-tanda infeksi dengan pasien dan
lingkungan pasien
- Pertahankan teknik
aseptic pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka
- Anjurkan meningkatkan
nutrisi dan cairan
Perawatan luka
Observasi
- Monitor karakteristik
luka (warna, bau, dan
ukuran)
- Monitor tanda-tanda
infeksi
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi
Rabu/28 Resiko infeksi - Memonitor tanda dan gejala S: pasien mengatakan Nyeri
September berhubungan infeksi lokal dan sistemik semakin terasa
2022/12.30 dengan Jahitan - Mencuci tangan sebelum dan P: jahitan episiotomi
Episiotomi sesudah kontak dengan pasien dan Q: seperti diremas-remas
lingkungan pasien R: perineum
- Mempertahankan teknik aseptic S: 3
pada pasien T: hilang timbul
- Menjelaskan tanda dan gejala - Kedinginan
infeksi - Paham mengenai tanda dan
- Mengajarkan cara memeriksa gejala infeksi
kondisi luka Memonitor tanda dan - Paham teknik/cara
gejala infeksi lokal dan sistemik memeriksa kondisi luka
- Mencuci tangan sebelum dan - Paham mengenai
sesudah kontak dengan pasien dan kebersihan area luka
lingkungan pasien O:
- Mempertahankan teknik aseptic - Kesadaran: compos mentis
pada pasien - Keadaan umum: baik
- Menjelaskan tanda dan gejala - Tidak terdapat kemerahan
infeksi (rubor)
- Mengajarkan cara memeriksa - Tidak terdapat panas (kalor)
kondisi luka - Daerah episiotomi tidak
bengkak (tumor)
- Tidak terdapat bau
- Terdapat perdarahan 15-
40cc
- Bayi langsung dapat
menghisap putting dengan
baik dan asi sudah keluar
A:
- risiko infeksi teratasi
sebagian
P: lanjutkan perawatan pasca
persalinan di bangsal Kana
TTD

Aini
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan (37-
42 minggu), lahir secara spontan segera menangis dengan persentasi belakang
kepala, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput ketuban dari jalan
lahir dan tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. Teknik persalinan terdiri
dari persalinan spontan, buatan, dan anjuran. - Persalinan memerlukan
beberapa tahap, meliputi persalinan kala 1 (fase pembukaan serviks 1-10
cm/lengkap), persalinan kala 2 (pembukaan lengkap hingga lahirnya bayi),
persalinan kala 3 (sejak bayi lahir hingga lahirnya plasenta), dan persalinan
kala 4 (kala pemantauan selama 2 jam)
Telah dilakukan Asuhan Keperawata Maternitas Pada Ny. A Kehamilan
G1P0A0 UK 40+2 dengan Oligohidrominon di Ruang VK RSUD Wonosari
yang terdiri atas pengkajian, analisa data, diagnosis perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Pengkajian dilakukan sesuai dengan data rekam medik dan hasil wawancara
pada pasien dan keluarga. Dan selama proses persalinan terdapat masalah
yang muncul pada setiap kala, antara lain nyeri akut, ansietas, resiko infeksi,
dan resiko hipovolemi. Dokumentasi keperawatan dicatat sesuai dengan
format yang jelas
B. Saran
Mungkin dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu kami mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan laporan ini. Agar dalam penulisan asuhan keperawatan
kedepannya bisa lebih baik.

You might also like