You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TANAMAN
“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Fisiologi Tanaman

Disusun oleh:
Nama
NIM
Kelas

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan Laporan Praktikum dengan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad S.A.W. Adapun penulisan laporan praktikum
ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Fisiologi Tanaman.
Sehubungan dengan selesainya laporan praktikum ini, penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam penulisan laporan praktikum hingga terselesaikannya
penulisan laporan praktikum ini. Adapun pihak-pihak tersebut antara lain yaitu
Bapak Dr. Ir. Rusmana, M.P dan Ibu Kirana Nugrahayu Lizansari S.P., M.Si
selaku dosen pengampu mata kuliah fisiologi tanaman, serta saudari Jamilah
selaku asisten laboratorium fisiologi tanaman yang telah membantu dan
membimbing penulis dengan sangat baik.
Demikian laporan praktikum yang telah penulis buat ini. Penulis
menyadari bahwa laporan praktikum ini masih terdapat kekurangan serta jauh dari
kata sempurna di dalamnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca agar laporan praktikum ini dapat lebih
disempurnakan. Demikian, semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membacanya, serta bermanfaat bagi saya selaku penulis.

Serang, November 2022

Penuls

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan.............................................................2
2.2 Kacang Kedelai.........................................................................................3
2.3 Definisi Pupuk dan Pemupukan...............................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................5
3.1 Waktu dan Tempat...................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................5
3.3 Cara Kerja................................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................6
4.1 Hasil.........................................................................................................6
4.2 Pembahasan.............................................................................................6
BAB V PENUTUP................................................................................................10
5.1 Simpulan................................................................................................10
5.2 Saran......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Kacang Kedelai di Tempat Terang .........................................


Tabel 2. Hasil Pengamatan Kacang Kedelai di Tempat Gelap............................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, salah satunya ialah tumbuhan yang mempunyai ciri sebagaimana
makhluk hidup lainnya. Adapun contohnya yaitu seperti sebuah pohon yang
awalnya bertubuh kecil kemudian seiring berjalannya waktu akan tumbuh menjadi
besar. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai bertambahnya jumlah
dan ukuran sel pada suatu organisme. Pertumbuhan pada tanaman umumnya dapat
dilihat dari semakin besarnya suatu tanaman, yang mana hal ini disebabkan oleh
jumlah sel yang semakin bertambah banyak dan bertambah besar, serta bersifat
tidak dapat kembali atau irreversible. Kemudian tanaman juga mengalami
perkembangan, yang dapat diartikan sebagai suatu peristiwa biologis menuju
tahap pendewasaan, dan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dinyatakan
dengan perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis maupun tingkat kedewasaan.
Walaupun keduanya berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini
akan berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait
antara pertumbuhan dan perkembangan. Adapun perbedaannya ialah terletak pada
faktornya yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif karena dapat dengan mudah diamati, yaitu dengan terjadinya
perubahan jumlah dan ukuran. Sedangkan pada perkembangan hanya dapat
dinyatakan secara kualitatif, hal ini dikarenakan terjadi perubahan fungsional
dalam tubuh suatu organisme sehingga tidak dapat diamati dengan mudah.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini, yaitu adalah untuk mengetahui kurva
tumbuh organ tumbuhan (akar, daun batang).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan merupakan proses kehidupan atau peristiwa yang
mengakibatkan terjadinya pertambahan ukuran semakin besar yang dialami oleh
tanaman dan sifatnya dapat diukur, baik dari bertambahnya besar maupun
tingginya organ tumbuhan. Secara keseluruhan pertambahan ukuran yang dialami
oleh tubuh tumbuhan tersebut merupakan hasil dari pertambahan jumlah dan
ukuran sel-sel tanamannya. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
tanaman ini bukan hanya berupa volume saja, namun juga dalam hal bobot dan
jumlah selnya (Hapsari dkk, 2018). Menurut Akmal (2020) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan pada tanaman adalah proses peningkatan volume yang
sifatnya ialah irreversible atau tidak dapat balik dan terjadi karena adanya
pertambahan jumlah sel serta pembesaran sel-sel tubuh pada tanaman.
Perkembangan dapat didefinisikan sebagai suatu seri perubahan pada
organisme yang akan terjadi selama siklus hidupnya, yang meliputi pertumbuhan
maupun diferensiasi. Perubahan yang terjadi tersebut seringkali menuju ke arah
suatu keadaan yang lebih tinggi dan lebih kompleks secara bertahap ataupun
berjalan langsung secara cepat. Adapun kategori dari perkembangan ialah dapat
diukur sebagai pertambahan panjang, lebar, ataupun luas, tetapi hal yang dinilai
ini tidak hanya menyangkut perubahan kuantitatif saja, namun juga menyangkut
tentang perubahan yang bersifat kualitatif sel, jaringan, dan organ-organ yang
disebut dengan diferensiasi (Advinda, 2018).
Perkembangan juga dapat dikatakan sebagai suatu proses yang tidak dapat
diukur. Artinya ialah perkembangan ini dapat didefinisikan sebagai suatu proses
menuju pendewasaan, ketika fungsi-fungsi fisiologi dari organ-organ tubuh
tanaman yang telah berubah menjadi lebih sempurna kondisinya. Pada proses
perkembangan ini sifatnya tidak dapat dinyatakan dengan suatu ukuran tertentu,
sehingga dalam kata lain adalah bersifat kualitatif. Perkembangan menyangkut
kualitatif diantara sel, jaringan, dan juga organ yang disebut diferensiasi (Akmal,
2020). Kemudian menurut Harahap (2012) yang menyebutkan bahwa adapun

2
suatu contoh konkritnya misalnya seperti dalam peristiwa perkecambahan,
pembungaan, dan penuaan yang menghasilkan perubahan mendadak di dalam
kehidupan atau pertumbuhan tanaman. Proses perkembangan lainnya ialah dapat
berjalan langsung secara lambat atau bertahap selama proses keseluruhan hidup
tumbuhannya.

2.2 Kacang Kedelai


Kedelai (Glicine max L.) merupakan tanaman semusim yang biasa
diusahakan pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah
besar. Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai,
karena dalam pertumbuhannya kedelai menghendaki hawa yang cukup panas.
Kedelai dikenal dengan beberapa nama lokal, Diantaranya adalah kedele, kacang
jepung, kacang bulu, gadela dan demokan. Para ahli botani mencatat suku kacang-
kacangan yang tumbuh di dunia mempunyai 690 genera dan sekitar 18.000
spesies. Kerabat dekat tanaman kedelai yang ditanam secara komersial di dunia
diperkirakan keturunan atau kerabat jenis kedelai liar (Rukmana dan Yuniarsih,
1996).
Kedelai merupakan sumber gizi yang sangat penting. Menurut Astuti (2003)
dalam Anonim (2009b), komposisi gizi kedelai bervariasi tergantung varietas
yang dikembangkan dan juga warna kulit maupun kotiledonnya. Kandungan
protein dalam kedelai kuning bervariasi antara 31-48% sedangkan kandungan
lemaknya bervariasi antara 11-21%. Antosianin kulit kedelai mampu menghambat
oksidasi LDL kolesterol yang merupakan awal terbentuknya plak dalam
pembuluh darah yang akan memicu berkembangnya penyakit tekanan darah tinggi
dan berkembangnya penyakit jantung koroner.

2.3 Definisi Pupuk dan Pemupukan


Pupuk merupakan salah satu alat produksi yang memegang peranan penting
dalam meningkatkan produksi dan kualitas budidaya tanaman. Bab 1, Pasal 1 PP
Nomor 8 Tahun 2001 menjelaskan bahwa pengertian pupuk adalah bahan kimia
atau organisme yang berperan langsung atau tidak langsung dalam menyediakan
unsur hara bagi kebutuhan tanaman. Pupuk adalah zat yang ditambahkan manusia

3
ke dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman untuk pertumbuhan dan
produksi. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan langsung
maupun tidak langsung dalam menyediakan unsur hara bagi kebutuhan tanaman
(Purba dkk., 2021).
Pemupukan merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk
meningkatkan produksi dan masih dianggap sebagai faktor dominan dalam
produksi pertanian saat ini. Pemupukan dapat diartikan sebagai pemberian bahan
organik dan anorganik untuk menggantikan hilangnya unsur hara dalam tanah dan
memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman sehingga produktivitas tanaman
meningkat. Tujuan pemupukan adalah untuk melengkapi suplai hara alami tanah
untuk memenuhi kebutuhan tanaman, untuk menggantikan hara yang dihasilkan
dari belitan dan pencucian dalam budidaya, dan untuk memperbaiki kondisi tanah
yang buruk atau mempertahankan kondisi tanah yang sudah baik. untuk menanam
tanaman (Mansyur dkk., 2021).
Pupuk organik merupakan pupuk yang tersusun atas material suatu makhluk
hidup, misalnya dari pelapukan sisa tumbuhan, hewan maupun manusia. Pupuk
organik dapat ditemukan dalam bentuk cair dan padat, yang fungsinya guna
memperbaiki sifat kimia, fisika serta biologi tanah. Yang mana pada pupuk
organik tersebut terkandung banyak macam bahan organik dibanding dengan
unsur haranya. Sumber bahan organik juga dapat berupa kompos, pupuk kandang
atau pupuk hijau, sisa panen seperti; brangkasan, jerami, sabut kelapa, tongkol
jagung maupun bagas tebu, limbah ternak, limbah kota atau sampah serta limbah
industri yang menggunakan bahan-bahan pertanian (Feriyana, 2021).
Pada pupuk organik dapat terjadi proses dekomposisi atau suatu peristiwa
penguraian dari yang awalnya kompleks kemudian dijadikan sederhana oleh
mikroba. Tersusun dari berbagai macam bahan alami yang memiliki pola
mineralisasi masing-masing dan merupakan pupuk lengkap, hal ini dikarenakan
terdapat unsur mikro dan makro walaupun berjumlah sedikit. Kelebihan pupuk
organik ialah dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat
penggunaan pupuk anorganik, harga dari pupuk organik tergolong lebih murah
dan cenderung mudah ditemukan dari alam sekitar. Sedangkan kekurangan dari
pupuk organik ialah kandungan unsur hara pada pupuk organik masih sulit untuk

4
diprediksi dan respon tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat, karena
pupuk organik biasanya bersifat slow release (Feriyana, 2021).

5
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun praktikum kali ini tentang “Pertumbuhan dan Perkembangan”
dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Oktober 2022, pukul 13.00-14.30 WIB.
Bertempat di Laboratorium Agroekoteknologi Lantai 2, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu Polybag uk
10x15, Sekop Pupuk dan ember kecil. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu
Pupuk Organik, Tanah, Kohe, Benih Kedelai dan Air.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini, yaitu sebagai berikut:
1. Disiapkan campuran media tanam kohe, tanah dan pupuk kompos dengan
perbandingan 1:2:1.
2. Dimasukkan media tanam yang sudah tercampur ke dalam 3 polybag yang
sudah dibalik.
3. Diberikan label ditiap polybag dengan keterangan terang 1, terang 2 dan gelap.
4. Dimasukkan benih kacang kedelai yang sudah direndam selama 5 menit ke
dalam masing-masing polybag sebanyak 5 benih per satu polybag.
5. Diletakkan di tempat terang dan gelap
6. Diamati dan diukur secara periodik pertambahan panjang atau tinggi dari
jumlah daun, tinggi batang secara keseluruhan dan plumula.
7. Dilakukan pengamatan saat 2 HST, 5 HST, dan 7 HST.
8. Dibuat tabel dari hasil pengamatan.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Kedelai di
Tempat Terang
Tinggi Panjang Jumlah
HST Plumula Keterangan
Tanaman Daun Daun
2 1 cm 0 cm 0 helai Ada Tumbuh
5 10 cm 2 cm 4 helai Ada Tumbuh
7 14 cm 3 cm 8 helai Ada Tumbuh

Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Kedelai di


Tempat Gelap
Tinggi Panjang Jumlah
HST Plumula Keterangan
Tanaman Daun Daun
2 3 cm 0 cm 0 helai Ada Tumbuh
5 10,5 cm 0,5 cm 2 helai Ada Tumbuh
7 15 cm 1 cm 2 helai Ada Tumbuh

4.2 Pembahasan
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan, praktikum kali ini
membahas tentang “Pertumbuhan dan Perkembangan” dengan menggunakan
sampel benih kacang kedelai yang akan diamati pertumbuhan dan
perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tumbuhan
akan dimulai sejak proses perkembangan biji. Hal ini sejalan dengan Amartani
(2019) yang menyatakan bahwa perkecambahan pada biji dapat dikatakan sebagai
sebuah tahapan awal yang dimulai oleh biji/benih dalam melakukan proses
pertumbuhan dan perkembangan menjadi sebuah tumbuhan muda yang baru. Pada
tahap terjadinya perkecambahan tersebut, embrio pada benih yang awalnya berada
dalam kondisi dormansi selanjutnya akan mengalami sejumlah perubahan-
perubahan secara fisiologis, sehingga hal ini menyebabkan embrio tersebut akan

7
mengalami perkembangan menjadi tumbuhan fase muda yang dikenal dengan
nama kecambah. Kemudian kecambah akan menjadi tumbuhan kecil dan tumbuh
mencapai ukuran tertentu. Hal ini pun juga sependapat dengan Arimbawa (2016)
yang menyebutkan bahwa kecambah suatu tumbuhan akan berkembang menjadi
tumbuhan kecil yang sempurna dan kemudian setelah tumbuh hingga mencapai
ukuran dan usia tertentu, tumbuhan tersebut akan terus tumbuh dan berkembang
seperti halnya membentuk bunga serta buah atau biji sebagai alat
perkembangbiakan selanjutnya. Pertumbuhan yang terjadi pada tumbuhan ini
ialah di daerah meristematis atau titik tumbuh, yaitu bagian-bagian yang
mengandung jaringan meristem seperti jaringan yang terletak di bagian ujung
batang, ujung akar, dan kambium.
Berdasarkan pada tabel hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
kacang kedelai di tempat terang, diperoleh hasil bahwa pada usia 2 HST tinggi
tanamannya yaitu 1 cm, kemudian panjang daun yaitu 0 cm, jumlah daun
sebanyak 0 helai, dan terdapat plumula, sehingga keterangan yang diperoleh ialah
tanaman kacang kedelai tersebut tumbuh. Kemudian pada usia 5 HST tinggi
tanamannya yaitu 7 cm, kemudian panjang daun yaitu 2 cm, jumlah daun
sebanyak 4 helai, dan terdapat plumula, sehingga keterangan yang diperoleh ialah
tanaman kacang kedelai tersebut tumbuh. Selanjutnya pada usia 7 HST tinggi
tanamannya yaitu mencapai 14 cm, kemudian panjang daun yaitu 5 cm, jumlah
daun sebanyak 5 helai, dan terdapat plumula semenjak 3 HST hingga 7 HST,
sehingga keterangan yang diperoleh ialah tanaman kacang kedelai tersebut tetap
tumbuh.
Dilihat dari kondisinya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang
hijau pada tempat terang memperoleh hasil yang baik, yaitu bentuk batang dan
daun yang terlihat tumbuh dengan tegak, besar, berwana hijau cerah dan tidak
layu. Hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Menurut pendapat Novitasari dkk
(2020) yang menyebutkan bahwa umumnya faktor internal pertumbuhan dan
perkembangan tanaman meliputi sifat gen dan juga hormon tumbuhan, salah satu
dari faktor internal tersebut yang mempengaruhi adalah benih tanaman. Benih
akan membawa sifat genetik yang kemudian akan berperan dalam menentukan

8
produksi tanaman, secara fisiologis masa simpan atau umur benih juga cukup
berpengaruh dalam hal pertumbuhan tanaman. Kemudian Advinda (2018) pun
ikut menambahkan bahwa hormon berperan dalam faktor internal pertumbuhan,
hormon-hormon atau fitohormon tersebut sangat berperan penting dalam
mengendalikan pembelahan sel, pertumbuhan dan diferensiasi yang pada
selanjutnya akan menentukan morfologi maupun fisiologi seluruh tanaman.
Kemudian pertumbuhan dan perkembangan yang cukup optimal pada pengamatan
kacang kedelai di tempat terang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternalnya.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Susanti dkk (2014) bahwa adapun faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan tanaman ialah
faktor lingkungannya, dan faktor lingkungan tersebut dapat terbagi lagi menjadi
dua yaitu faktor biotik yang meliputi hama, penyakit, gulma, mikroorganisme
tanah dan faktor abiotik yang berperan cukup penting seperti cahaya matahari,
kecepatan angin, kelembaban udara, curah hujan, dan kesuburan tanah. Unsur
cahaya matahari merupakan salah satu unsur yang berperan dan berpengaruh
terhadap tinggi dan besarnya tanaman.
Berdasarkan pada tabel hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan
kacang hijau di tempat gelap, diperoleh hasil bahwa pada usia 2 HST tinggi
tanamannya yaitu 3 cm, kemudian panjang daun yaitu 0 cm, jumlah daun
sebanyak 0 helai, dan terdapat plumula, sehingga keterangan yang diperoleh ialah
tanaman kacang kedelai tersebut tumbuh. Kemudian pada usia 5 HST tinggi
tanamannya yaitu 10,5 cm, kemudian panjang daun yaitu 0,5 cm, jumlah daun
sebanyak 2 helai, dan terdapat plumula semenjak 3 HST hingga 7 HST, sehingga
keterangan yang diperoleh ialah tanaman kacang hijau tersebut tumbuh.
Selanjutnya pada usia 7 HST tinggi tanamannya yaitu mencapai 15 cm, kemudian
panjang daun yaitu 1 cm, dengan jumlah daun sebanyak 2 helai, dan terdapat
hipokotil, sehingga keterangan yang diperoleh ialah tanaman kacang hijau
tersebut masih tetap tumbuh. Dilihat dari kondisinya secara langsung terdapat
perbedaan antara kacang kedelai di tempat terang dan tempat gelap. Pertumbuhan
dan perkembangan tanaman kacang kedelai pada tempat gelap memperoleh hasil
yaitu bentuk batang yang terlihat lebih panjang dibandingkan dengan di tempat
terang, namun batangnya di tempat gelap mempunyai bentuk yang lebih tipis dan

9
tidak kokoh dan daun yang terlihat layu serta warnanya hijau pucat. Hal ini dapat
terjadi karena tanaman mengalami etiolasi. Ketersediaan akan cahaya matahari
merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi terjadinya etiolasi pada
sebuah tanaman. Etiolasi adalah sebuah kondisi yang terjadi oleh tanaman muda
yang pertumbuhannya hanya meninggi atau memanjang saja, dengan kondisi
batang yang layu. Hal ini sesuai dengan pendapat Prasetyo dkk (2019) bahwa
etiolasi merupakan suatu kondisi yang dialami oleh bibit tanaman baru, yang
pertumbuhan tanamannya hanya dapat bertambah tinggi atau memanjang saja
dengan kondisi batang yang tidak dapat membesar dan daun yang berwarna
sedikit pucat karena kurangnya klorofil, serta mengalami gejala-gejala
pertumbuhan yang tidak proporsional seperti pada pertumbuhan tanaman
umumnya. Kondisi etiolasi dapat terjadi karena masa pertumbuhan pada tanaman
tersebut kurang memperoleh ketersediaan atau intensitas cahaya sinar matahari
dengan volume dan intensitas yang cukup, sehingga kurangnya penyinaran cahaya
matahari ini dapat menyebabkan tanaman tumbuh secara tidak normal seperti
memanjang atau etiolasi, lemah, kurus dan pucat. Dalam kondisi seperti ini
tanaman yang hidup di tempat ternaungi atau kekurangan sinar cahaya matahari
akan membuat hormon auksin dalam tanaman tersebut menjadi lebih aktif, dan
menyebabkan terjadinya pertumbuhan yang abnormal pada tanaman.
Cahaya matahari merupakan salah satu unsur yang berperan penting di dalam
pertumbuhan dan perkmebnagan suatu tanaman, hal ini terbukti dengan tanaman
yang memerlukan sebuah cahaya untuk melakukan proses fotosintensis. Hal ini
sesuai oleh pernyataan Safinatul dan Putra (2019) Apabila tanaman tersebut
mengalami kekurangan penyinaran cahaya matahari, maka dapat dipastikan
bahwa kondisi tanaman tersebut tidak mengalami proses fotosintesis secara
optimal. Kemudian jumlah daun juga cukup berperan dalam komponen utama
pada suatu tumbuhan dalam proses berfotosintesis, hasil fotosintesis yang
dilakukan oleh tanaman akan ditranslokasikan menuju ke seluruh jaringan
tanaman melalui jaringan floem yang selanjutnya energi hasil fotosintesis akan
dipergunakan oleh tanaman dalam mengaktifkan pertumbuhan tunas, daun dan
batang sehingga tanaman dapat tumbuh secara optimal.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
benih kacang kedelai yang ditaman mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang signifikan setiap harinya sesuai dengan faktor-faktor
internal dan eksternal yang dihadapi tanaman kedelai. Tempat terang menjadi
tempat terbaik untuk tanaman, karena terdapat cahaya matahari yang menjadi
komponen utama dalam suatu pertumbuhan. Sedangkan tempat gelap adalah
tempat yang tidak dianjurkan untuk menjadi tempat pertumbuhan tanaman,
disebabkan karena tempat gelap tidak ada cahaya. Sementara yang diperlukan
tanaman adalah cahaya. Sehingga ketika tanaman diletakan di tempat yang
gelap akan mengalami etiolasi.

5.2 Saran
Pada praktikum kali ini, praktikan menyarankan agar selalu teliti dan
berhati-hati dalam melakukan setiap tahapan-tahapan dalam proses pengamatan
agar tidak terdapat kesalahan, serta praktikan juga harus paham bagaimana
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pengamatan tersebut
sesuai modul praktikum yang telah diberikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Advinda, L. 2018. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Yogyakarta: Deppublish.


Akmal. 2020. Pertumbuhan dan Perkembangan Biologi Kelas XII Modul 1. Sulawesi
Selatan: Akmal’s Library.
Amartani, K. 2019. Respon Perkecambahan Benih Jagung (Zea mays L) Pada Kondisi
Cekaman Garam. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian. Vol. 3(1): 9-14.
Arimbawa, I. P. W. 2016. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Bahan Ajar Dasar-
Dasar Agronomi. Bali: Universitas Udayana.
Astuti, M. 2003. Tempe a Nutrition and Healthy Food from Indonesia. Melbourne,
Australia.
Feriyana, Winda. 2021. Pupuk Organik Sebagai Produk Unggulan BUMDES Mitra Usaha
Desa Banjar Rejo Kecamatan Belitang Jaya Ogan Komering Ulu Timur. Jurnal
Inovasi Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (JIPkM). Vol. 1(1): 7-12.
Hapsari, A. T., Darmanti, S., dan Hastuti, E. D. 2018. Pertumbuhan Batang, Akar dan
Daun Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Jurnal Buletin
Anatomi dan Fisiologi. Vol. 3(1): 79-84.
Harahap, F. 2012. Fisiologi Tumbuhan. Medan: Unimed Press.
Novitasari, V., Agustrina, R., Irawan, B., dan Yulianty, Y. 2020. Pertumbuhan Vegetatif
Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dari Benih Lama yang Diinduksi
Kuat Medan Magnet 0, 1 mT, 0, 2 mT, dan 0, 3 mT. Jurnal Biologi Indonesia. Vol.
15(2): 219:225.
Mansyur, Nur I., Eko Hary P., dan Aditya M. 2021. Pupuk dan Pemupukan. Aceh: Syiah
Kuala University Press.
Prasetyo, J., Mukaromah, S. L., dan Argo, B. D. 2019. Pengaruh Pemaparan Cahaya Led
Merah Biru dan Sonic Bloom Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman
Sawi Sendok (Brassica rapa L.). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem. Vol. 7(2): 185-192.
Rukmana,R. dan Yuniarsih. 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca Panen.Penerbit. Kanisisus.
Safinatul Aulia, A., dan Putra, G. M. D. 2019. Pengaruh intensitas cahaya lampu dan lama
penyinaran terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (ipomea reptans poir) pada
sistem hidroponik indoor. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem. Vol.

12
7(1): 43-51.

13
LAMPIRAN

Alat dan Bahan

Sekop Benih Kedelai Pupuk Organik Polybag 10x15

Cara Kerja

Perendaman Benih Pelubangan Penyimaran Setelah ditanam


Tempat Benih

Hasil Pengamatan

Terang 3 HST Terang 7 HST Terang 13 HST Gelap 7 HST

You might also like