You are on page 1of 3

KU :

Keluhan berdebar bisa diakibatkan berbagai hal misalnya (1) Aritmia; (2) Peningkatan kuat
kontraksi; (3) Peningkatan kerja jantung karena aktivitas

RPS :

Keluhan berdebar dirasakan sejak 4 jam yang lalu, keluhan tidak berubah sejak 4 jam yang lalu.
Terjadi terus menerus.

Keluhan dirasakan di dada, kemungkinan organ yang mengalami gangguan adalah jantung.
Karena letak jantung yang berada di regio thorax atau bagian dada.

Denyut jantug terasa cepat dan terus menerus, terjadi peningkatan kecepatan jantung atau biasa
disebut takikardi.

Keluhan menetap tidak bertambah berat, bukan penyakit yang bersifat progresif.

Nyeri dada (-), kemungkinan bukan Angina.

Sesak napas (-), tidak ada gangguan dalam input oksigen di dalam tubuh. Dapat mencoret
kemungkinan nyeri dada akibat paru dan gagal jantung.

RPO :

Pasien belum mengobati keluhan ini, kebanyakan orang yang mengidap aritmia tidak
mengetahui bahwa mereka sakit, sehingga tidak pergi berobat

RPD :

Keluhan serupa (-), bukan penyakit yang bersifat progresif.

Riwayat tindakan bedah (-), komplikasi(?)

Riwayat penyakit jantung (-), adanya gangguan pada jantung sebelumnya bisa memungkinkan
adanya jaringan yang rusak atau terganggu sehingga bisa menyebabkan adanya loop arus listrik
ektopik yang dapat mengakibatkan aritma

Alergi (-), syok(?)

RPK :

Riwayat keluhan serupa di keluarga (-), gangguan/keluhan yang dialami Tn. W kemungkinan
bukan faktor genetik.

Rpsos :

Alkohol (-), Rokok (-), Narkoba (-), mengandung banyak toksin/radikan bebas yang merusak
berbagai organ termasuk jantung dan pembuluh sehingga merupakan faktor risiko berbagai
penyakit jantung.

Seksual (-)

Keadaan umum :

TD : 140/90 mmHg, hipertensi grade I

RR : 16 x/menit
Nadi : 160x/menit, reguler, peningkatan nadi/takikardi. Normalnya 60–100x/menit.

Suhu : 36,8°C

HEENT : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada anemia ataupun
gangguan pada hati

Leher : JVP = 5+2 cmH2O; pulsasi carotis teraba cepat, peningkatan aliran darah di arteri

Thorax : bentuk dan gerak simetris, tidak ada gangguan pada paru-paru. Tidak ada efusi
pleura.

Paru :

I = simetris, ketingalan gerak (-), tidak ada gangguan pada paru-paru. Tidak ada efusi
pleura.

P = Fremitas Vokal kiri = kanan tidak ada gangguan pada paru-paru. Tidak ada efusi pleura.

P = sonor tidak ada gangguan pada paru-paru. Tidak ada efusi pleura.

A = vesikuler -.-, wh-/-, rh-/-, vesikular merupakan suara yang pada saat inspirasi lebih kuat
dan panjang dibanding ekspirasi, dan tidak ada gap diantara keduanya – dalam
pemeriksaan normal antara inspirasi dan ekspirasi. Tidak ada wheezing dan ronkhi berarti
tidak ada penyempitan saluran napas.

Jantung :

I = ictus cordis tidak terlihat, Jika denyut jantung sangat kuat (saat palpitasi/berdetak),
iktus kordis dapat terlihat

P = ictus cordis tidak kuat angkat, Jika denyut jantung (kontraksi) sangat kuat, iktus kordis
dapat teraba.

P = batas jantung : 1 jari medial LMCS ICS V, dalam batas normal karena jika lebih dari 3 jari
dia baru abnormal. Kalo bergesernya ke medial bukan ke lateral.

A = BJ I–II reguler, takikardi. Murmur (-), gallop (-), BJ I–II menunjukan jantung dalam
keadaan normal. Takikardi ada peningkatan kecepatan detak jantung.
Murmur merupakan suara tambahan pada jantung akibat adanya turbulensi aliran darah.
Turbulensi timbul karena adanya beda tekanan antara dua ruang jantung. Karena
murmurnya tidak terdengar, berarti tidak ada kelainan di ruang jantung. Gallop dihasilkan
dari penurunan pemenuhan ventrikel dan mengakibatkan rendahnya fraksi ejeksi. S3
merupakan kunci untuk mengetahui gagal jantung kongestive. Gangguan lain yang
menghasilkan S3 termaksud regurgitasi mitral, regurgitasi trikuspid, cardiomiopaty, dan
infark myocard pada ventrikel kanan.

Abdomen : dalam batas normal, tidak ada kelainan.

I = datar

P = BU (+) dbn

P = timpani
Ekstremitas : akral hangat, pulsasi teraba cepat, isi cukup, tidak ada gangguan perfusi yang
berat walaupun ada penurunan perfusi.

EKG :

25mm/detik, 10mm/mV

Irama : aritmia

Heart rate : 150 x/menit

Gel. P tidak terlihat, gelombang P tenggelam dalam kompleks QRS karena kontraksi sebelum

waktunya (kontraksi atrium bersamaan dengan kontraksi ventrikel)

Kompleks QRS sempit, reguler, karena takikardi

Segmen ST depresi upsloping di lead II, III, a VF, V3 – V6, waktu antara akhir depolarisasi
ventrikel

dan awal repolarisasi ventrikel memendek.

Gel. T dbn, untuk repolarisasi ventrikelnya normal.

Pemeriksaan darah rutin : dbn

Elektrolit : Na = 140 mEq/L; K = 3,8 mEq/L

AGD : dbn

x-ray : dbn

Echocardiography : dbn

Hipotesis :

1. Supra Ventricular Tachycardia


2. Atrial flutter
3. Atrial tachycardia

Farmakoterapi :

You might also like