You are on page 1of 58

KUMPULAN SOAL OSCE bismillah bonam

(JANGAN LUPA TULIS REFERENSI)


🙏🏻🤲🏼✨
Oktober - Desember

1. Rachma SATU
Bayi 5 bulan lahir di dukun beranak
a. Anamnesis apa yang perlu digali?
b. Evaluasi apa yang harus dilakukan?

Jawab:

a. Anamnesis Tetanus Neonatorum:


- Gejala Klinis = bayi tampak lemas, lidah putih,, malas menyusu, serta
mulut susah membuka (trismus = kaku rahang). Badan tampak kaku
(spasme) mirip kejang bila dipicu sentuhan serta anak tampak menangis
kesakitan. Pada tali pusat tampak kotor & berbau.
- PF = Opistotonus (terdapat sela antara punggung bayi dengan alas ketika
bayi ditidurkan), Rhisus sardonicus (spasme otot wajah). Boxing
position/Spastik ekstremitas (gerakan tangan seperti meninju dan
mengepal). Perut teraba keras.
b. Umumnya, tetanus neonatorum = dx klinis yang cukup khas. Bila meragukan,
bisa dilakukan pemeriksaan penunjang untuk membedakan diagnosis banding
sepsis neonatal/meningitis → Pungsi lumbal, PX darah rutin, serta kultur darah &
sensitivitas antibiotik

2. Hana DUA
Pasien rujukan dari RS X dengan keluhan perut membesar. Anemia. Trombosit dan
leukosit normal, Hasil marker tumor peningkatan AFP, Gcg dan Ca 125 normal. Terlihat
massa flak dekat ginjal.
a. 3 assesment: hepatomegali, splenomegali, massa intraabdominal
b. K3 diagnosis banding: tumor wilms, nefrobalstoma, cancer liver (afp meningkat)
3. NEUROLOGI - April TIGA
Anak perempuan usia 2 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kejang beberapa
menit yang lalu. Pada saat kejang kondisi anak panas tinggi, kejang pada tangan dan
kaki selama 5 menit kemudian berhenti. Kejang 1 kali dalam 24 jam. Sebelumnya pasien
pernah demam tinggi dan mengalami kejang yang sama pada saat usia 18 bulan. Saat
usia 20 bulan pasien pernah kejang serupa, namun tanpa demam. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan anak tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, Nadi 110x/menit,
Suhu 39.2°C, RR 28x/menit, pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
a. Apa diagnosis yang tepat pada pasien?
b. Sebutkan terapi yang diperlukan dengan dosisnya.

Jawab:

Diagnosis → Ku CVeja8ing demam Sederhana


Agustus - Oktober

1. KARDIOLOGI - Xarisa EMPAT


Pasien perempuan umur 8 tahun 25 kg, datang dengan keluhan demam tinggi 2
hari sudah diberikan paracetamol namun tidak kunjung membaik, mata merah
tanpa adanya eksudat, bibir merah, lidah terdapat papul, ada pembesaran KGB
submandibula dextra. Dst

1. Apa diagnosis pasien?

2. Apa rencana tata laksana pasien?

3. Apa edukasi yg dpt diberikan juga terkait perjalanan penyakit


selanjutnya?

Diagnosisnya kawasaki disease → penyakit vaskulitis sistemik akut yang


biasanya menyerang pembuluh darah ukuran kecil hingga sedang → banyak di
anak usia < 5 tahun → lokasi predileksinya di arteri koroner → penyebab
acquired heart disease pada anak-anak.

- Etiologi: tidak diketahui, diduga respon imunologis, infeksi, faktor genetik,


dan faktor lingkungan → belum ditemukan virus, bakteri atau patogen
penyebab spesifik
- FR:
1) Jenis kelamin: laki2> perempuan
2) Usia < 5 tahun
3) Genetik: 10x lipat pada anak dengan siblings yang k ena PK,
dan 2x lipat pada anak dengan ortu PK
4) > ras Asia
- Manifestasi klinis:
- Rash dimana-mana → paling parah di daerah diaper
- Mata merah (red bloodshot eyes) tanpa pus dan drainase lain
- Swelling dan tenderness dari kgb pd 1 sisi leher
- Kemerahan pada telapak tangan dan kaki
- Bibir bengkak, merah, cracked
- Strawberry like tongue, dengan bintik merah kasar
- Iritabel dan fussiness
- Peeling fingers and toes (biasanya 2-3 minggu setelah permulaan
demam)
- Diagnosis:
- Demam yang setidaknya 5 hari dan disertai 4 dari 5 gejala dari
kriteria diagnosis yaitu:
1) Eritema dan bibir pecah-pecah, strawberry tongue, dan atau
eritema mukosa mulut dan faring
2) Injeksi konjungtiva bulbar bilateral tanpa eksudat.
3) Ruam: makulopapular, eritroderma difus, atau eritema
seperti multiforme
4) Eritema dan edema tangan dan kaki pada fase akut
dan/atau deskuamasi periungual pada fase akut.
5) Limfadenopati servikal
2. ENDOKRIN - Ega LIMA
Pasien datang ke IGD penurunan kesadaran, sesak, mual muntah nyeri perut.
GDS 675. Sebelum drop ke igd, pasien punya keluhan sering mual, haus,
banyak kencing, penurunan berat badan.

1. Diagnosis pasien ini, apakah terdapat komplikasi?


2. Talak di igd

3. Px penunjang untuk menegakkan diagnosis

4. Prognosis

1. Diagnosis Ketoasidosis Diabetik DD/ Hiperglikemik Hiperosmolar


Sindrom DD/ DM2 atau DM1
KAD harus memenuhi : Hiperglikemia yaitu kadar glukosa darah >
200 mg/dL (>11 mmol/L), Asidosis yaitu pH <7,3 dan/atau HCO3-
<15 mEq/, dan Ketonemia/ketonuria.

HHS : BIla tidak memenuhi kriteria KAD dan terjadi peningkatan


osmolaritas dapat dihitung dengan 2(Na + K) + GDS/18 + BUN/2,8,
Nilai di atas >600 mmOsm

Bila tidak memenuhi artinya hanya DM, cari penyebab lain muntah,
penurunan kesadaran,

Cara membedakan DM1 dan DM2 .Periksa C peptide < 0,2 mmol/L
artinya DM 1

2. Airway Breathing Circulation


A. Rehidrasi : NaCl 0,9% 20 ml/kgBB hingga sirkulasi stabil bila
belum tambahkan 10 ml/kgBB. Setelah itu beri dosis maintenis
NaCl 0,9% selama 4-6 jam, setelah itu ganti menjadi NaCl 0,45%
hingga 48 jam. Rehidrasi awal anggap sebagai dehidrasi.
Fluid therapy hingga 48 jam = (Holiday Segar + 85 ml/kg)-200 cc
;ini rumus dari internet kalo ga mau cantumin kyknya gpp

B. Insulin : 2 jam setelah rehidrasi, dengan dosis 0,05-0,1


Unit/kgBB/jam menggunakan syringe pump . Periksa GDS setiap 1
jam, target GDS 250 - 300 mg/dl. Bila penurunan lebih dari 90
mg/dl per jam maka berikan D5%.
Misal dia BB 10 kg insulin artinya 0,5-1 U/jam atau 12-24 Unit per
hari. Misal ambil 12 Unit larutkan dalm 50 cc NaCl maka kecepatan
syringe pump, 2,08 ml/jam (intinya 50 cc/24 jam-> artinya setiap 24
jam harus diganti syringe pumpnya)

C. Kalium : Terapi kalium dapat diberikan apabila terjadi hipokalemi


dengan kecepatan <0,5 meq/kg/jam dapat menggunakan KCL
(sediaan 20 meq/L)
D. Asidosis : Bikarbonat dapat digunakan pada kondisi
hiperkalemia berat atau jika pH darah < 6,8 .Dosisnya adalah 1-2
mEq/kg BB diberikan IV selama lebih dari 60 menit.

E. Bila sudah teratasi ganti insulin menjadi insulin subkutan 0,5-1


U/kg/hari. Bisa pakai Long Acting atau LongActing+ShortActing

3. Elektrolit, GDS, AGD, Keton


4. Ad Vitam : Dubai ad Bonam (Tidak ada gangguan vital bila
membaik)
Ad Functionam : Dubia ad Bonam (Tidak ada gangguan fungsi
organ dan kegiatan sehari-hari)
Ad Sanationam : Dubia ad malam (karena DM adalah penyakit
kronis dan dapat seumur hidup)

Sumber : Konsensus DMT 1 Anak dan Remaja IDAI 2015

3. NICU - Seto ENAM


Anda bekerja di puskesmas, datang bayi baru lahir usia 5 hari. berat badan 2200
gram, bayi ditolong dukun, langsung menangis.

1. Apa yang akan kalian lakukan sebagai dokter?


2. Evaluasi & edukasi yang perlu dilakukan ke bayi & ibunya?

Jawab:

1. Berat badan 2200 gr, termasuk dalam bayi BBLR

A. Lakukan primary survey ABC

B. Nilai Downe score untuk melihat gawat napas atau tidak

C. Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, lihat apakah ada kelainan

D. Anamnesis riwayat kelahiran dan kondisi bayi saat lahir

E. Bila terdapat tanda gawat napas, rujuk ke RS dengan fasilitas


NICU dan lakukan algoritma resusitasi neonatus bila perlu
2.

‘Untuk memberikan edukasi pada ibu, gunakan rekomendasi WHO

A. Lakukan metode kangguru untuk mencegah hipotermia, yaitu


Perawatan bayi sebagai pengganti perawatan dengan inkubator.
Caranya dengan menggunakan popok dan tutup kepala pada bayi
yang baru lahir. Kemudian, bayi diletakkan diantara payudara ibu
dan ditutupi baju ibu yang berfungsi sebagai kantung kanguru,
Suhu ibu merupakan sumber panas yang efisien dan murah.

B. Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah


sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian
makanan dini dan glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko
hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinemia

C. Cegah infeksi dengan menjaga kesterilan tangan ibu, bayi, dan


lingkungan bayi
4. RESPIROLOGI - Ami TUJUH
Anak 5 bulan BB 8 kg datang dg sesak nafas dan letargi sejak 1 hari smrs. Px
fisik didapatkan wheezing, ekspirasi memanjang, demam. Px foto toraks
didapatkan infiltrasi di seluruh lapang paru.

1. Diagnosis

2. Diagnosis banding

3. Dosis cairan dan jenis cairan yg mau diberikan

4. Dosis paracetamol yg mau diberikan dan dlm bentuk apa

Jawab:

1. Bronkiolitis (sering terjadi pada anak <2 tahun, biasanya gejala yg


pertama muncul bisa ada batuk & rhinorea juga)
2. DD (Sumber: MMN & buku ijo)
a. Pneumonia (demam, sesak napas, letargi, infiltrasi di px foto
toraks. Beda: napas cuping hidung, retraksi dada, auskultasi bunyi
napas bronkial/ ronkhi/ pleural rub, tidak ada ekspirasi memanjang)
b. Asma (sesak napas, wheezing, ekspirasi memanjang. Beda:
+batuk/dada tertekan/produksi sputum, tidak ada demam, biasanya
berulang/episodik, respon baik terhadap bronkodilator)
3. IVFD D5-1/4NS dosis rumatan pakai rumus Holliday-Segar. 8 kg x
100mL/kgBB = 800cc/hari

4. Paracetamol drop (kata dr. Vivi untuk bayi harus pakai PCT drop agar
pemberian lebih mudah, kecuali kalo nggak bisa dikasih oral, kasih IV)
dosis 10-15 mg/kgBB/kali.

Sediaan drop 100 mg/1ml (10mg/0,1ml) → BB 8 kg = 80 mg/kali = 0,8


ml/kali

5. NEFROLOGI - Indah DELAPAN


​Anak datang dengan keluhan pusing, mual muntah (?) ttv: TD 160/55 ttv lainnya
lupa:(

1. Diagnosisnya apa?
2. Cara mengukur tensi?
3. Tatalaksananya?

Jawab:

1. Hipertensi pada Anak


2. Pastikan pasien tidak habis olahraga/melakukan aktivitas berat (naik turun
tangga),
3. jika ya istirahat terlebih dahulu selama 5 menit → dilakukan saat anak
tenang
4. 2. Posisikan lengan atas sejajar dengan jantung
5. 3. raba arteri radialis dan brachialis
6. 4. pasang manset sesuai ukuran (harus mencakup ½ sampai ⅔ lengan
atas dengan batas bawah kurang lebih 3 cm di atas siku) ukuran manset
(lebar) →

- 0-12 bulan = 5 cm

- 1-5 tahun = 7,5 cm

- 6-12 tahun = 10 cm

- >12 tahun = 12,5 cm

7. 5. tutup pompa dan pompa manset sambil meraba denyut arteri radialis.
Pompa sampai 20-30mmHg di atas batas hilangnya denyut arteri radialis
8. 6. letakkan diafragma stetoskop pada arteri brachialis
9. 7. buka pompa, turunkan pelan-pelan tekanan manset (2-3 mmHg/detik)
sambil mendengarkan denyut arteri brachialis
10. 8. denyut pertama yang terdengar adalah tekanan sistolik (korotkoff 1),
denyut terakhir yang terdengar adalah tekanan diastolik (korotkoff 4 atau
5)

3. Tata Laksana → ACE-I atau ARB, ex. Captopril

Sindrom nefritik

- antihipertensi → diet rendah garam, restriksi cairan, ARB, ace-inhibitor, diuretik

- kalau misalnya masalah preload → diuretik

- kalau misalnya masalah kontraktilitas → inotropik

- kalau misalnya masalah afterload → ACE - inhibitor, ACE inhibitor juga


berfungsi sebagai remodelling, untuk mencegah kerusakan Pembuluh darah lebih lanjut

- kortikosteroid

- imunomodulator

- antibiotik bila perlu (pennicilin. bila alergi, dapat diberikan eritromisin)

- dialisis bila renal failure

- cek fungsi ginjal : kreatinin, laju filtrasi glomerulus untuk menentukan apakah
pasien perlu HD atau tidak

6. HEMATO - Flo SEMBILAN


Teraba massa di dekat ginjal. Kondisi anak agak anemis, lab ALP sedikit
meningkat, Ca 125 dan CEA normal

1. 3 assessment
2. 3 diagnosis banding
3. cara menegakkan diagnosis

Jawab:

1. Wilms tumor, hepato/splenomegali, anemia ec. Penyakit kronis


2. Anemia ec. Adb,
7. INFEKSI TROPIS - Mia SEPULUH
Demam 8 hari, diare dehidrasi ringan, demam terutama di malam hari,

1. Diagnosis? Demam tifoid


2. Diagnosis banding? GEA ec bacterial infection, infekis parasit
3. Tatalaksana dan edukasi?

Berikan oralit

Kloramfenikol 50--100 mg/kgBB terbagi dalam 4 dosis delama 2 minggu

Diet dengan menghindari serat

Tirah baring

Antipiretik → pct 10-15 mg/kgBB per dosis selama 4-6 jam, maksimal 6x

Edukasi → pantau tanda-tanda perburukan dehidrasi, AB harus


dihabiskan, jgn sering2 jajan di luar atau di tempat yg kebersihan belum
terjamin, masak makanan harus matang dan kebersihan hand hygene krn
penularan secara fekal-oral, edukasi pemberian oralit
8. PICU - Filda SEBELAS
Pasien laki-laki 2 tahun, ada diare cair tanpa darah dan lendir dengan dehidrasi
berat. Kesadaran somnolen.

1. 2 Diagnosis banding yang mungkin


2. Tatalaksana

Jawab:
1. Diagnosis banding :
2. Talak Diare dehidrasi berat → Terapi C
9. GIZI - April DUA BELAS
Anak 4 tahun, BB 14 kg, TB 93 cm

1. status gizi
2. diagnosisnya

Jawab:

1. BB/U : 0 sampai -2 : berat badan cukup

TB/U : -2 sampai -3 : pendek

BB/TB :

2. Diagnosis

gizi baik/cukup dengan perawakan pendek NEUROLOGI - Imeh TIGA


BELAS

Pasien anak perempuan 4 th, usia 24 bulan datang dengan kejang sebelum ke
igd. Pasien ada demam. Kejang bentuknya tangan dan kaki kaku. Usia 18 bulan
pernah kejang dengan demam, usia 20 bulan kejang tanpa demam. Bentuk nya
sama. Ttv suhu 39 derajat
1. Apa diagnosis sekarang
2. Tatalaksana yg mau dilakukan beserta dosisnya

Jawab:

1. Diagnosis : Epilepsi
2. Asam Valproat 15-25 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis (Prinsip: inisiasi
dengan dosis terkecil terlebih dahulu)

Sumber : Buku Ijo IKA RSPAD

11. ALERGI-IMUNOLOGI - Ruth 14


Bayi 3 bulan, ada ruam merah di pipi. Di lipatan siku dan lutut ada ruam merah.
Bayi mandi dengan sabun bayi. Skrg minum sufor karena ibu bekerja.

1. 3 assessment/dd
● Alergi Susu Sapi (Skrg minum sufor karena ibu bekerja → tapi
kurang informasi dari anamnya)
● Dermatitis Atopik ( ruam merah pada pipi → predileksi klinis pada
anak, bayi mandi dengan sabun bayi )
● Dermatitis Seboroik Infantil

2. Predileksi
3. Edukasi → perjalanan penyakit, dampak psikologis, pronosis, tatalaksana
dan upaya yang dapat dilakukan adalah mengurangi risiko terjadinya
kondisi tersebut, yaitu dengan:
● perawatan kulit yang aman secara rutin, seperti memakai pelembap
req. rbsesuai dengan tipe kulit, sebanyak dua kali sehari setelah mandi
● Menggunakan handuk yang lembut untuk mengeringkan badan setelah
mandi atau berendam
● Menggunakan sabun yang lembut dan tidak mengandung bahan-bahan
yang menyebabkan kulit terlalu kering
● Membatasi waktu mandi atau berendam paling lama 10 menit, dan
tidak menggunakan air yang terlalu panas
● Minum air putih minimal 8 gelas per hari agar tubuh tetap terhidrasi
● Mengenakan pakaian yang longgar dan berbahan lembut, seperti katun
● Menjaga suhu ruangan dan kamar tidur agar tidak terlalu dingin dan
kering, serta tidak terlalu panas dan lembap
● Menghindari paparan zat pemicu iritasi dan alergi
● Tidak mengonsumsi makanan yang memicu reaksi alergi
● Tidak menggaruk area kulit yang terasa gatal
● Mengendalikan stres dengan baik
● Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi yang lengkap dan seimbang

4. Prinsip tata laksana → hindari faktor pencetus

hindari atau kurangi faktor pencetus seperti, makanan, faktor inhalan


atau faktor pencetus lainnya.
cmmiw kalo belum
Ntepat

12. GASTRO - Nabil 15


Anak SD keluhan mual muntah, sudah semingguan. Disertai mata agak kuning.
Suka jajan sembarangan dan juga suka masak bekal. Ttv demam 38

1. Diagnosis
2. Tatalaksana

Jawab:

(ada temuan klinis / faktor resiko lainnya??)

1. Susp. Hepatitis; Susp. Hiperbilirubinemia


2. Tidak ada terapi spesifik.
Bila tegak Hepatitis:
a. Asupan kalori dan cairan adekuat; Tirah baring
b. Simptomatik: Demam - Ibuprofen (pct itu hepatotoksik); Mual -
domperidon
c. Edukasi: Sanitasi dan Higenitas
13. IMUNISASI - Junita16
Anak umur 5 bulan, belum vaksin sama sekali.
1. Imun,berian serta dosisnya. Juga kapan diberikannya
2. Apabila anak sensitif terhadap demam, kita bisa berikan imunisasi apa
dan kapan diberikannya
3. Imunisasi apa yg disediakan pemerintah di posyandu dan di sekolah

Jawab:

1. Imunisasi yang diberikan jika menemukan pasien dengan keadaan seperti


soal adalah Hepatitis B, polio, BCG, DTP, Hib, PCV.
Hepatitis B, DPT serta Hib diberikan melalui Pentabio pada paha kanan
secara IM.
Polio berikan secara oral.
PCV berikan secara IM pada paha kiri.
BCG dilakukan pada lengan kanan secara IC dengan syarat text Mantoux
(-).
Rotavirus mau yang pentavalen atau monovalen bisa berikan pada paha
kanan secara IM dengan jarak 2-3 CM dari penyuntikan pertama
(pentabio)

Kalo keadaan normalnya anak ini harusnya sudah mendapat


Hep B 1, 2,3,4 → harusnya sudah lengkap
Polio 0, 1, 2, 3 → harusnya sudah lengkap
BCG → BCG harusnya sudah sebelum umur 2 bulan
DPT 1,2, 3 → harusnya sudah lengkap
Hib 1, 2, 3 → harusnya sudah lengkap
PVC 1 dan 2 → kurang yang ke-3 diumur 6bln
Rotavirus 1 dan 2 → kurang yang ke-3 diumur 6bln
2. Apabila anak sensitif terhadap demam, kita bisa berikan imunisasi apa
dan kapan diberikannya
Jika setelah pemberian vaksin anak demam (demam kebanyakan
disebabkan DPT dan MR) maka diberikan PCT. Jika saat ini demam tinggi
serta kejang maka tdk diberikan sampai pasien sembuh.

3. Awalnya 11
OPV, IPV, pentabio, BCG, Campak → sampai usia 9 bulan
pentabio dan campak rubella → 18-24 bulan
campak rubella serta DT → kelas 1 SD
Td → kelas 2 & 5
Sejak 2022 pemerintah memberikan PCV, rotavirus dan HPV secara
gratis
Baca dilink ini aja… lengkap..
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220423/2939708/3
9708/
Mei - Agustus

1. Kardiologi - Sisca 17

JAWAB :
A. Masalah :
- Anamnesis : sesak napas disertai dengan frekuensi napas yang meningkat
- Px Fisik : NCH (+), bising pansistolik 3/6, ronkhi basah
- Px Penunjang : infiltrat bilateral basiler hilir dan pembesaran jantung
B. Diagnosis yang mendekati : Ventrikel septal defect
(https://pedclerk.bsd.uchicago.edu/page/ventricular-septal-defect)

C. Tatalaksana

(https://staff.ui.ac.id/system/files/users/poppy.roebiono/material/diagnosisdantatal
aksanapjb-2.pdf)
(https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/1034/964)

2. Respirologi - Verdy 18

JAWAB :

A. Ventricular Septal Defect → karena ada gejala malas menyusu, BB tdaik bertambah,
ada bising pansistoloik, pembesaran jantung. Kalo sudah semakin berat dapat timbul
ronki dan penebalan hilus.
B. Ekokardiografi

Sumber :
- https://www.uptodate.com/contents/isolated-ventricular-septal-defects-vsds-in-inf
ants-and-children-anatomy-clinical-features-and-diagnosis?search=ventricular%2
0septal%20defect&source=search_result&selectedTitle=1~150&usage_type=defau
lt&display_rank=1#H16

-
PARK’S PEDIATRIC CARDIOLOGY FOR PRACTITIONERS
3. NICU - Roma 19

JAWAB :

4. ALERGI-IMUNOLOGI - Indita 20

JAWAB :

5. NEFROLOGI - Abimanyu 21
JAWAB :
a. ISK, Sindrom Nefrotik, GNAPS
b. Anamnesis berupa karakteristik demam, keluhan BAK dan mual muntah, Pemeriksaan fisik
nyeri ketok sudut costovertebral, nyeri tekan suprapubic atau abdomen, serta Pemeriksaan
Penunjang berupa Urinalisis, Kultur Urin dan Pemeriksaan darah lengkap
c. Pemeriksaan pencitraan/imaging dilakukan apabila:
● Bayi kurang dari 6 bulan dengan pielonefritis akut
● Dicurigai adanya kelainan anatomis
● Anak perempuan dengan ISK bawah yang berulang 2-3 kali
Sumber: Buku Hijau IKA halaman 137-138

6. HEMATO - Ara22

JAWAB :

7. INFEKSI TROPIS - Sarah23

JAWAB :

A. Febris H8 dd/isk, dd/demam tifoid, dd/diare akut ec. Infeksi bakteri

B. Edukasi ISK : berobat secara teratur, menjaga kebersihan, edukasi penyakit


Tatalaksana tifoid :

Tatalaksana :

Supportif:

● Istirahat tirah baring


● Menjaga kecukupan asupan cairan
● Diet gizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein, rendah serat

SIMPTOMATIK: antipiretik & antiemetik u/ mengurangi keluhan GIT

KAUSATIF:

- Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari (1st line) diberikan tiap 6 jam (anak) à efek

samping bisa supresi sumsum tulang

- Amoxicillin 3x500 mg (ibu hamil), 50 mg/kgBB/hari 3 kali (anak)

Drug of choice: kloramfenikol (1st line) 50-100 mg/kgBB/hari 3-4 dd, po/iv, selama 14 hari atau
5-7 hari jika demam turun, jika ada kontraindikasi (anemia, keukopenia, alergi: beri amoxicillin
100mg/kgBB/hari, po/iv selama 10 hari) → sumber medico book
8. TUMBUH KEMBANG - RIZQI 24

JAWAB :
9. NEUROLOGI - GAMMA25

JAWAB :

1. Anamnesis : Tanyakan Kesadaran saat terjadinya kejang, jenis kejang, umum / parisal,
keadaan anak sesudah kejang, lamanya kejang, suhu sebelum dan saat kejang,
frekuensi kejang 24 jam terakhir, interval kejang, penyakit lain spt : ISK, OMA, ISPA,
diare, muntah

2. Diagnosis kerja pada pasien kemungkinan


kejang demam, karena pasien mengalami kejang setelah timbulnya demam jika pasien
berumur 6 bulan hingga 5 tahun tanpa disertai penyebab intrakranial
Epilepsi dengan demam, jika umur pasien sudah tidak termasuk kedalam kriteria kejang
demam disertai dengan kecurigaan penyakit pada SSP

3. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan jika dicurigai bukan merupakan kejang
demam
Laboraturium : darah perifer, elektrolit, gula darah
EEG (jika bangkitan bersifat fokal)
Pungsi lumbal : untuk menegakkan dan menyikirkan diagnosis banding untuk meningitis
CT scan jika pasien memiliki kelainan neurologis fokal yang menetap (hemiparesis atau
paresis nervus kranialis)

Sumber : Buku ijo IKA


10. IMUNISASI - RACHMA26

JAWAB :
● Imunisasi yang diberikan usia 7 bulan : PCV dosis ke-3, RoVi dosis ke-3, dan Influenza
dosis ke-1
● Tidak ada kontra indikasi untuk melakukan vaksinasi pada anak dengan riwayat kejang
demam. Kejang setelah demam karena vaksinasi sangat jarang terjadi. Pada keadaan
tersebut, dianjutkan pemberian diazepam intermitten & PCT profilaksis.

11. PICU - Hana 27

JAWAB :
5 back blows, 5 chest thrust
- Nilai ABC, pada airway terdapat sumbatan lakukan 5 back blows 5 chest thrust pada bayi
hingga balita
- Kepala bayi diletakkan lebih rendah dari badannya dan dalam posisi terngkurap pada
paha penolong, penolong menepuk dan mengurut punggung dari arah caudal ke cranial
sebanyak 5 kali kemudian membalikkan badan bayi menjadi terlentang di paha penolong,
tekan dada bayi sebanyak 5 kali. Gerakan tersebut adalah 1 siklus, lakukan hingga
sumbatan tidak ada.
-
- Apabila badan anak dirasa cukup besar dapat dilakukan prosedur Heimlich manuver
dengan cara sebagai berikut :
- ● Bantu dan jaga posisi anak agar tetap berdiri
- ● Posisikan tubuh penolong di belakang badan anak
- ● Lingkarkan kedua lengan penolong seperti hendak memeluk anak dari belakang
- ● Setelah itu, kepalkan tangan penolong. Posisikan kepalan tangan penolong di
bagian tengah perut anak, yakni di antara ulu hati dan pusar
- ● Hentikan tangan ke perut sambil menarik tubuh anak ke belakang sebanyak 5 kali.
Hindari melakukan hentakan yang terlalu keran untuk menghindari cedera
12. GASTRO - Xarisa 28

JAWAB :
13. ENDOKRIN - Ega29

JAWAB :

Anamnesis awal tanyakan keluhan, polidipsi, polifagi, poliuri, BB yang menurun apakah disertai
demam, apakah ada riwayat keluarga yang sama

Pemeriksaan penunjang bisa menggunakan GD2PP >= 200mg/dl, GDP >=126 mg/dl, HbA1c
>=6,5%, Cpeptide untuk DM 1. Urinalisa untuk menyingkirkan ISK, bila normal semua dapat
dicurigai diabetes insipidus(Pencitraan; dapat disebabkan oleh gangguan SSP) atau Eneuresis
psikologis

Diagnosis Bekerja : Bila pada anak biasanya Diabetes Melitus Tipe 1

Diagnosis Banding : bila hanya dari anamnesa saja masih bisa DM1, DM2, DMI, ISK, atau
Eneuresis Psikologis

SUMBER :Konsensus DMT1 Anak dan Remaja IDAI 2015


Maret - Mei

1. Endokrin - Seto 30

JAWAB :

1. Lakukan skrining gangguan kongenital, gangguan pendengaran, PJB, dan gangguan


penglihatan
2. Skrining Hipotiroid paling baik dilakukan saat bayi berumur 48-72 jam atau sebelum bayi
pulang
3. Bila positif beri tatalaksana dan edukasi ibu mengenai hipotiroid kongenital
4. Bayi yang sudah ditetapkan menderita HK, segera diberi pengobatan dengan
pengganti hormon tiroid yaitu berupa tablet tiroksin yang bisa digerus kemudiaan
dicampur ASI atau air diberikan satu kali sehari.
Sumber: leaflet hipotiroid kongenital IDAI
https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-skrining-hipotiroid-pada
-bayi
2. GASTRO - Ami 31

JAWAB :
a. Diare akut non-hemolitik dengan dehidrasi berat

b. Tata laksana → Plan terapi C


Jika dapat melakukan IV
1. Berikan IVFD RL 100mL/kgBB yang terbagi menjadi: 30mL/kgBB pada 30
menit pertama dan lanjutkan 70mL/kgBB dalam 2 ½ jam. Evaluasi nadi setiap
15-30menit, jika tidak teraba beri tetesan lebih cepat dan IV dapat diulangi jika
nadi masih lemah/tidak teraba.
2. Jika pasien bisa minum (setelah 1-2 jam) → beri oralit 5mL/kg/jam
3. Berikan zinc 20 mg (1 tablet) selama 10 hari berturut-turut
4. Setelah 6 jam evaluasi derajat dehidrasi untuk menentukan rencana terapi
selanjutnya

Jika tidak tersedia IV


1. Rujuk ke faskes terdekat yang bisa IV (dalam 30 menit) → jika ada & pasien
bisa minum, sediakan oralit & ajarkan cara pemberiannya selama perjalanan
2. Jika gaada faskes yg bisa IV
➢ Berikan oralit 20 mL/kgBB/jam selama 6 jam via NGT/OGT → kalo
gaada juga via oral (berikan sedikit2 tapi sering)
➢ Evaluasi tiap 1-2 jam
- muntah/kembung → berikan cairan lebih lambat
- tidak membaik dalam 3 jam → rujuk untuk terapi IV
➢ Setelah 6 jam evaluasi derajat dehidrasi untuk menentukan rencana
terapi selanjutnya

c.
3. NEUROLOGI - Indah32

JAWAB :

a. Menanyakan apakah sudah diberi tata laksana berupa diazepam supp atau tidak,
menanyakan kejang berapa alama dan sudah berapa kali dalam 24 jam.
ABC → memberikan diazepam IV → diulangi 3x jika masih kejang
b. Sesuai algoritma kejang demam berikut.
c. Kejang Demam Sederhana
4. TUMBUH KEMBANG - Flo 33

JAWAB :

5. NEFROLOGI - Mia34

JAWAB :
6. HEMATO - Filda35

JAWAB :

1. - Apakah demam? Sejak kapan?


- Apakah ada perdarahan? Seperti lebam-lebam, mimisan, gusi berdarah, bab disertai
darah atau bab hitam, dll.
- Apakah ada nyeri tulang atau sendi?
- Apakah nafsu makan menurun? Atau adakah penurunan berat badan?
- Apakah mudah merasa lelah?
2. - pucat
- manifestasi perdarahan
- perut tampak membesar
- dapat ditemukan pembesaran organ (hepatosplenomegali, limfadenopati)
- pembengkakan sendi
- kelainan genitalia (terutama pada testis dapat membesar namun tidak nyeri)
3. Dilakukan pemeriksaan penunjajng lainnya : morfologi darah tepi, bone marrow
aspiration, foto thorax, cairan serebrospinal.

7. NUTRISI DAN METABOLIK - April 36

JAWAB :
8. NICU - Imeh37

JAWAB :

1. Frekuensi pemberian ASI → 8-12 kali/hari atau setiap 2-3 jam


2. Cara pemberian ASI →

3. Bukti ASI cukup →


- BB pada usia 1 minggu pertama turun <10%
- BB = BBL pada usia 2 minggu
- Kenaikan 800-1000 gram sampai dengan usia 3 bulan
- BAK setiap 4-6 jam
Sumber : IDAI & Video Studi Kasus 1 dr. Windhi
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/posisi-dan-perlekatan-menyusui-dan-menyusu-yan
g-benar
9. ALERGI IMUNOLOGI - Ruth 38

JAWAB :

9. Subdivisi Alergi-Imunologi
Seorang anak dibawa periksa ke praktek dokter umum oleh kedua orang tuanya. Anak
laki-laki usia 9 bulan dengaan keluhan ruam kemerahan pada pipi, ruam tersebut tampak
kasar dan bersisik. Ibu mengatakan anak banyak sekali mengeluarkan liur akhir-akhir ini
sehingga kedua pipi selalu basah. Anak sering mengusap kedua pipi dengan tangan sampai
kadang-kadang tergaruk. Selain ruam pada pipi, terdapat ruam yang serupa pada kedua lipat
tangan dan kaki bayi. Bayi sudah mulai makan MPASI, namun masih banyak minum susu,
Seiak usia 3 bulan anak sudah minum susu formula dan berganti-ganti sufor karena tidak
COCOK. Keluhan tambahan, anak sering mengalami sulit BAB dan kadang saat BAB
kotorannya keras. Kedua orang tua mempunyai riwayat alergi spesifik yaitu roti, biskuit dan
mentega.

a. Sebutkan paling kurang 3 assessment kondisi pasien tersebut!


● Alergi Susu Sapi → keluhan ruam kemerahan pada pipi, ruam tersebut tampak kasar
dan bersisik, Ruam yang serupa pada kedua lipat tangan dan kaki bayi, Seiak usia 3
bulan anak sudah minum susu formula dan berganti-ganti sufor karena tidak COCOK,
Kedua orang tua mempunyai riwayat alergi spesifik
● Alergi Makanan → Bayi sudah mulai makan MPASI ( bisa karena makan makanan baru
+ orang tua punya riwayat alergi )
● Dematitis Atopi
b. Sebutkan berapa persen risiko alergi pada anak?
Ayah dinyatakan = 2
Ibu dinyatakan =2
TOTAL : 4
4 → RISIKO TINGGI (40-60%)
c. Sebutkan prinsip penanganan kasus di atas, jelaskan bertahap!
(buku ajar alergi-imunnologi IDAI) mohon pencerahannya kalo belum tepat, btk ts.
10. RESPIROLOGI - Nabil 39

JAWAB :
1. TB; Infeksi paru lainnya; Ca Paru; Pneumonia; bronkiolitis
2. Pola demam?, Suhu tertinggi?; Batu berdahak atau tidak?, warna dahak apa jika iya,
berapa lama batuknya / batuk tak kunjung sembuh lama (jika kurang yakin 5 hari)?,
pernah keluar darah ngga?; nyeri dada atau tidak?, sesak berapa lama?, riwayat
keluarga?; adakah riwayat sakit tb sebelumnya?; sulit menelan?; berat badan
bagaimana 1 bulan terakhir? …
3. Pneumonia; TB; Infeksi paru lainnya;
4. Foto polos thoraks, DL, CRP, Sputum dahak/cairan lambung
5. Terapi Suportif: Oksigenasi (NK/NRM/Ventilator), Cairan dan Kalori.
Simptomatik: Demam - pct; bila lendir berlebih - inhalasi salin atau B2 agonis.
Antibiotik: Amoxicilin/Kotrimoksazol (pneumonia ringan),
Ampicilin/Ceftriaxon/Cefotaxime (pneumonia berat).
Rawat inap bila pneumonia berat, tampak toksis, distress nafas, tidak mau
makan/mual-muntah, dehidrasi, gizi buruk, komplikasi lain
11. KARDIOLOGI - Junita 40

JAWAB :
1. Cara pemeriksaan

Interpretasi

2.
12. INFEKSI - Sisca 41

JAWAB :
1. A. Pemeriksaan rumple leede/uji tourniquet. Langkah :
- Tentukan tekanan darah sistol dan diastol
- Tentukan angka tengah, misal sistol 100, diastol 70 → (100+70) : 2 = 85
- Tahan manset pada posisi angka tengah selama 5 menit
- Setelah 5 menit, tunggu 2 menit
- Hitung petekie di bawah fossa cubiti dengan luar 1 inchi atau diameter 2,8
cm
- Positif apabila petekie ≥ 10
(https://www.cdc.gov/dengue/training/cme/ccm/tourniquet%20test_f.pdf)

B. Diagnosis sementara jika uji touniquet positif : demam berdarah dengue (DBD)
derajat I

2. Kondisi leukoplakia, diagnosis


13. PICU - Verdy 42

JAWAB :

1. Appearance :
- Tonus
- Interactiveness
- Consolability
- Look/gaze
- Speech/cry
2. Work of Breathing :
- Terdengar ronkhi basah halus +
- Chest Indrawing (Retraksi) +
- Apnea +
- Nasal Flaring (NCH) +
3. Circulation
- Pallor (-)
- Mottling (-)
- Cyanosis (+)

Interpretasi : Respiratory Distress/Respiratory Failure tapi lebih ke arah Respiratory Distress


(Komponen Appearance tidak disebutkan)
Januari - Maret

1. Roma 43

JAWAB :
2. Indita 44

JAWAB :

3. Abimanyu 45

JAWAB :
a. Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Test Daya Dengar (TDD), Tes
Daya Lihat (TDL), Pemeriksaan melalui Grafik Denver II
b. Pada pasien usia 24 bulan dengan tidak ada riwayat imunisasi sebelumnya, dilakukan
pemberian imunisasi kejar dengan pemberian imunisasi dasar seperti OPV, IPV dan
DPT-HB-HIB, serta merencanakan imunisasi berikutnya dengan selang 1 bulan

4. Ara 46
JAWAB :

5. Sarah 47

JAWAB :
DIAGNOSIS: DIARE AKUT DGN DEHIDRASI SEDANG → kehilangan 5-10% BB
Tatalaksana Dehidrasi ringan-sedang
- Dehidrasi ringan-sedang
- Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB dalam 3 jam untuk
mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/ kgBB setiap diare cair.
60 Diare Akut
- Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun
telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena
yang diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung
berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.
- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
- Pasien dipantau di Puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi
tentang melakukan rehidrasi kepada orangtua
- Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air besar dan
volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
SengZink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare
dengan dosis: -
Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
- Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari

- Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk
mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya
perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan,
makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah serat, buah
buahan diberikan terutama pisang.

Sumber: Pedoman Pelayanan Medis IDAI


6. Rizqi 48

JAWAB :

7. Gamma 49

JAWAB :
a. Infeksi saluran kemih
b. Pemeriksaan fisik : TTV, status generalis, status lokalis (Kemungkinan didapatkan
demam, nyeri tekan abdomen, nyeri ketok sudut costovertebral, nyeri tekan suprapubis,
buli teraba)
Pemeriksaan penunjang : Urinalisis, kultur urin, pencitraan bila pasien kurang dari 6
bulan dengan pielonefritis akut, dicurigai adanya kelainan anatomis
c. Urinalisis : untuk melihat apakah terdapat bakteriuria, leukosituria, adanya eritrosit atau
protein
Kultur urin :

Sumber : Buku ijo IKA

Soal no. 50

You might also like