Professional Documents
Culture Documents
4848 31574 1 PB
4848 31574 1 PB
Abstract
The purpose of this study is to investigate learning goal orientation (LGO) and Big Five
Personality in effect with carrier adaptability. This study used quantitative approach. Simple
random sampling technique was used to recruit 93 twelve-grades SMKN "X" Malang students
majoring in Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) and Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). We
used adapted instruments consist of LGO Scale, Big Five Inventory (BFI) and Career Adapt-
Abilities Scale (CAAS). The simultaneously regression test shows that both LGO and Big Five
Personality has an effect to carrier adaptability (37%). LGO partially has effect on carrier
adaptability. For all big five personality dimensions, opennes to experience has effect to carrier
adaptability but other dimensions such as extraversion, conscientiousness, neuroticism, and
agreeableness has no effect.
Keywords: learning goal orientation, big five personality, career adaptability, vocational
school student
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh learning goal orientation (LGO) dan big
five personality terhadap adaptabilitas karier. Penelitian memakai pendekatan kuantitatif. Teknik
simple random sampling dipilih untuk menetapkan sampel penelitian sejumlah 93 siswa kelas
XII SMKN “X” Malang jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan Rekayasa Perangkat
Lunak (RPL). Penelitiaan memakai LGO Scale, Big Five Inventory (BFI) dan Career Adapt-
Abilities Scale (CAAS) sebagai alat ukur. Uji regresi secara simultan membuktikan terdapat
pengaruh LGO dan big five personality terhadap adaptabilitas karier (37%). Secara parsial, uji
regresi memperlihatkan baik LGO maupun dimensi opennes to experience pada big five
personality memengaruhi adaptabilitas karier. Sedangkan dimensi extraversion,
conscientiousness, neuroticism dan agreeableness pada big five personality tidak memengaruhi
adaptabilitas karier.
Kata Kunci: learning goal orientation, big five personality, adaptabilitas karier, siswa SMK
217
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
218
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
2015/2016 terdapat sekitar 7 (6%) siswa bidang keahlian yang dimiliki. Oleh karena
dari total 110 tamatan TKJ yang memiliki itu, berkaitan dengan sedikitnya jumlah
pekerjaan relevan dengan keahliannya. lulusan SMK Negeri “X” Malang jurusan
Siswa yang telah bekerja sesuai dengan RPL dan TKJ yang bekerja relevan dengan
jurusan pada tahun ajaran 2016/2017 hanya bidang keahlian, maka hal ini diduga
11 (10%) orang dari total 107 siswa jurusan menjadi indikasi kurangnya kemampuan
TKJ yang lulus. Tahun ajaran 2017/2018 beradaptasi karier pada siswa. Siswa
tercatat hanya 11 (9%) siswa dari total 119 diprediksi kurang memiliki kesiapan untuk
siswa tamatan TKJ yang bekerja relevan menjalani masa transisi karier dari sekolah
dengan bidang keahlian. Dengan demikian ke dunia kerja.
dapat disimpulkan bahwa hanya sedikit Kesiapan peserta didik SMKN “X”
jumlah tamatan siswa jurusan RPL dan TKJ Malang saat berada pada lingkungan kerja
yang bekerja relevan dengan bidang bisa diketahui juga dari hasil Survei
keahlian (SMKN “X” Malang, 2019). Kepuasan Pelanggan terhadap pelayanan
Penelitian yang dilakukan van Vianen yang diberikan oleh sekolah. Hasil survei
dkk. (2012) dan Tolentino dkk., (2014) pada tahun 2016 dan 2018 (SMKN “X”
memperlihatkan bahwa seseorang yang Malang, 2018b) menunjukkan bahwa
mampu melakukan adaptasi dalam unsur kesiapan kerja siswa menduduki
kariernya akan mendukung lulusan baru penilaian kepuasan yang paling rendah.
memperoleh pekerjaan yang relevan Selain itu, kesiapan mental dan etos kerja
bahkan dalam kondisi ekonomi yang serba siswa paling banyak dikritik oleh
tidak pasti. Seseorang yang mampu perusahaan. Berdasarkan hasil survei
melakukan adaptasi dalam kariernya juga tersebut dapat diindikasikan bahwa
diprediksi akan berhasil menjalani masa kesiapan kerja siswa SMKN “X” Malang
transisi karier. Ia pun lebih mampu tergolong rendah dari sudut pandang
menemukan kesempatan kerja serta perusahaan sebagai stakeholder.
memutuskan pilihan karier yang lebih Memperhatikan fenomena yang terjadi
berkualitas dan baik. Selain itu, berturut-turut sepanjang tiga tahun di
kemampuan beradaptasi karier yang tinggi SMKN “X” Malang, memperlihatkan
mengarahkan individu melakukan strategi keadaan yang mungkin pula dapat terjadi
pencarian kerja tipe eksplorasi dan pada siswa yang duduk di kelas XII jurusan
terfokus, yang berorientasi untuk RPL dan TKJ SMKN “X” Malang. Siswa
memperoleh pekerjaan sesuai kualifikasi, kelas XII merupakan siswa tingkat akhir
minat dan kebutuhan individu (Koen dkk., yang akan menjadi tamatan baru serta
2010). menjalani masa transisi. Selaras dengan hal
Rendahnya tingkat adaptabilitas karier tersebut, Babarović dan Šverko (2016)
mengarahkan individu untuk menggunakan menjelaskan bahwa siswa di kelas akhir
strategi pencarian kerja serampangan (Koen sekolah menengah berfokus pada transisi
dkk., 2010). Strategi pencarian kerja karier yang akan datang. Koen dkk. (2010)
serampangan antara lain pencarian kerja juga menjelaskan bahwa lulusan atau
yang dilakukan oleh individu dengan tamatan baru merupakan individu yang
standar kerja yang rendah dan tidak jelas, akan menjalani transisi dari sekolah ke
mencari pekerjaan apa pun tanpa dunia kerja (school to work transition). Hal
memperhatikan jenis pekerjaan (Koen yang mungkin dapat dilakukan agar lebih
dkk., 2010). Dengan kata lain, individu berhasil dalam menjalani masa transisi
yang memiliki kemampuan beradaptasi karier, salah satunya yaitu dengan cara
karier yang rendah akan menerima mempersiapkan karier individu secara tepat
pekerjaan apapun, bahkan jenis (Koen dkk., 2010).
pekerjaannya yang tidak sesuai dengan
219
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
220
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
dan melakukan upaya yang diperlukan siswa tidak mempunyai ketetapan pada
dalam menyelesaikan hambatan (Savickas kariernya. Siswa menunjukkan adanya
& Porfeli, 2012). Wujud keyakinan diri kebingungan karier yang ditampakkan dari
berupa sikap yang terus-menerus berjuang, belum mampunya siswa memutuskan
tekun dan tidak mudah menyerah. pilihan kariernya ke depan. Menurut
(Savickas & Porfeli, 2012). Savickas (1997) individu yang mengalami
Penerapan adaptabilitas karier siswa kebingungan karier (career indecision)
kelas XII SMKN “X” jurusan TKJ dan mengindikasikan bahwa individu tersebut
RPL masih tergolong kurang. Hal ini memiliki pengendalian karier (career
diketahui dari hasil wawancara dengan 9 control) yang rendah. Sebaliknya, individu
siswa kelas XII jurusan TKJ dan RPL. yang memiliki pengendalian karier tinggi,
Hasil wawancara menunjukkan bahwa memiliki ketegasan dalam mengambil
siswa belum sepenuhnya merefleksikan keputusan terkair karier.
karakteristik-karakteristik yang tertuang Berdasar hasil wawancara (17
dalam dimensi adaptabilitas karier. September 2018) juga dapat diketahui
Berdasarkan hasil wawancara yang bahwa siswa kelas XII SMKN “X” Malang
dilakukan pada 17 September 2018, jurusan RPL dan TKJ masih tergolong
diketahui bahwa siswa kelas XII SMKN kurang dalam memiliki rasa keingintahuan
“X” Malang jurusan TKJ belum berpikir terhadap karier mereka ke depannya. Siswa
secara matang dan jelas mengenai rencana belum menunjukkan upaya pencarian
kariernya ke depan setelah menyelesaikan informasi yang memadai terkait pekerjaan
sekolah. Ada kecenderungan siswa atau karier yang ingin ditekuni. Hal ini
menyerahkan tanggung jawab kariernya bertentangan dengan konsep career
kepada pihak Bursa Kerja Khusus (BKK) curiousity yang mengarah kepada
sekolah. Temuan ini dapat dimaknai siswa ketekunan dan rasa ingin tahu untuk
cenderung memiliki kepedulian karier yang mempelajari lebih jauh tentang tipe
rendah. Sebagaimana konsep career pekerjaan serta peluang yang ada pada
concern (Savickas, 1997), individu dengan pekerjaan (Gunawan, 2014; Savickas,
kepedulian karier rendah akan 1997).
menyerahkan tanggung jawab atau tugas- Siswa kelas XII SMKN “X” Malang
tugas terkait karier kepada orang lain, jurusan RPL juga belum menerapkan
misalnya konselor karier atau orang tua. konsep dari career confidence. Diantaranya
Sebaliknya individu yang peduli dengan yakni siswa cenderung mudah menyerah
karier akan mempunyai keyakinan dan dan kurang tekun dalam menyelesaikan
sikap optimis yang tampak dari tugas-tugas dalam praktek kerja industri,
perencanaan kariernya (Savickas, 1997). yang pada dasarnya merupakan bagian dari
Senada dengan pernyataan Hermawati tugas kariernya. Hal ini berlawanan dengan
(2013) individu yang bersikap optimis konsep confidence yang mengindikasikan
dalam orientasi masa depan, ia akan adanya keyakinan dan upaya individu
membuat sejumlah antisipasi untuk masa untuk mengatasi masalah dan hambatan
mendatang sehingga memiliki orientasi karier yang dihadapi (Savickas & Porfeli,
yang jelas pada pilihan pekerjaan serta 2012).
perencanaan karier yang matang. Learning goal orientation (LGO)
Berdasarkan hasil wawancara menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
beberapa siswa jurusan RPL (17 September terhadap tingkat adaptabilitas karier
2018) diketahui mengalami kebingungan individu (Tolentino dkk., 2014). Dweck
apakah akan terjun ke dunia kerja atau (1986) mendefiniskan LGO sebagai
meneruskan pendidikannya di perguruan karakteristik yang relatif atau cenderung
tinggi. Temuan ini mengindikasikan bahwa stabil, yang berupa usaha untuk
221
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
222
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
Faktor kepribadian juga berasosiasi kepercayaan diri yang lebih tinggi (Pulford
dengan dimensi adaptabilitas karier & Sohal, 2006; Schaeferet, dkk., 2004)
(Savickas & Porfeli, 2012). Lebih spesifik, dalam van Vianen dkk. (2012). Penelitian
van Vianen dkk. (2012) menyatakan bahwa oleh Chong dan Leong (2017) juga
dimensi kepribadian big five berasosiasi menunjukkan bahwa conscientiousness
dengan adaptabilitas karier. Kepribadian memiliki pengaruh terhadap tingkat
big-five adalah pendekatan dalam Psikologi adaptabilitas karier.
yang dipergunakan untuk mengetahui dan Dimensi neuroticism ditandai oleh
mengukur kepribadian dengan memandang ketidakstabilan, ketidakamanan pribadi dan
kepribadian berdasarkan lima tipe yaitu depresi, sehingga stabilitas emosinya
ekstraversion, agreeableness, openness to rendah. Individu dengan neuroticism yang
experience, conscientiousness serta tinggi cenderung menunjukkan kurangnya
neurotism. penyesuaian psikologis positif (Judge dkk.,
Pada dimensi extraversion, individu 1999, dalam van Vianen dkk., 2012).
ekstrovert suka menjadi pusat aktivitas Neuroticism dipahami sebagai kebalikan
sosial, suka menjalin relasi dengan orang dari kontrol dan individu dengan
lain dan memupuk interaksi positif. Dalam neurotisme tinggi menilai peristiwa stres
masa transisi karier, individu extrovert sebagai ancaman daripada tantangan. Oleh
mungkin sangat terampil dalam mencari karena itu, neuroticism berhubungan
dan memanfaatkan dukungan dari orang negatif dengan dengan dimensi kontrol dan
lain, sehingga mampu mendukung diri kepercayaan diri pada adaptabilitas karier
mereka dengan sumber daya sosial yang (van Vianen dkk., 2012).
diperlukan saat menghadapi ketidakpastian Dimensi openness to experience
dan stres yang terkait dengan transisi karier mengacu pada imajinasi, keingintahuan
(van Vianen dkk., 2012). intelektual, dan fleksibilitas berpikir
Dimensi agreeablenes mengacu pada (McCrae & Costa, 1992, dalam van Vianen
perilaku interpersonal, mempercayai orang dkk., 2012). Pribadi yang memiliki minat
lain, peduli, baik hati dan lembut (McCrae pada sesuatu yang baru dan inovatif
& Costa, 1992; dalam van Vianen dkk., diprediksi akan cenderung bersikap
2012). Individu ini termasuk pribadi yang imajinatif, intelek dan sensitif (Costa & Mc
mampu bersepakat, percaya kepada orang Crae 1992 dalam Cervone & Pervin,
lain dan bersikap kooperatif (Costa & Mc 2012). Oleh karenanya openness to
Crae, 1992 dalam Cervone & Pervin, experience terkait dengan rasa ingin tahu,
2012). Agreeableness berkorelasi dengan lebih terlibat dalam perencanaan masa
adaptabilitas karier diperkirakan karena depan dan karier (Rogers dkk., 2008)
agreeableness berperan sebagai sehingga openness to experience terkait
kemampuan sosial yang sangat penting secara positif terhadap kemampuan
untuk mendukung eksplorasi karier (Li adaptabilitas karier (van Vianen dkk.,
dkk., 2015). 2012).
Dimensi conscientiousness mengacu Sejumlah penelitian (Li dkk., 2015;
pada pengendalian diri, kebutuhan untuk Teixeira dkk., 2012; Zacher, 2014; Rossier
pencapaian, ketekunan, bekerja keras, dkk., 2012; van Vianen dkk., 2012) telah
bertanggung jawab, dan terorganisir (Judge dilakukan untuk menganalisis kepribadian
dkk., 1999, dalam van Vianen dkk., 2012). big five dengan adaptabilitas karier.
Oleh karenanya conscientiousness Beberapa penelitian tersebut menunjukkan
mendorong perilaku mencari pekerjaan hasil yang beragam. Sebagai contoh,
yang efektif (van Vianen dkk., 2012), penelitian Zacher (2014) pada 1.723
berhubungan positif dengan perencanaan karyawan di Australia menemukan bahwa
karier (Rogers dkk., 2008), serta memiliki dimensi conscientiousness, openness to
223
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
224
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
Sebagai alat pengumpul data pada tindakan yang memakai unjuk kerja
dipergunakan teknik survei dengan sebelumnya sebagai tolok ukur untuk
memakai kuesioner. Kuesioner dalam mengevaluasi unjuk kerja saat ini. Contoh
penelitian ini terdiri dari tiga skala. item LGO Scale yakni “Kesempatan untuk
Pertama, pengukuran big five mengembangkan kemampuan saya
personality memakai skala Big Five merupakan suatu hal yang penting”.
Inventory (BFI). BFI disusun oleh John dan Contoh item lainnya, yakni “Saya berusaha
Srivastava (1999). Ramdhani (2012) telah keras untuk meningkatkan performa kerja
mengadaptasi BFI ini dalam budaya serta sebelumnya”. Penelitian ini memakai
bahasa Indonesia. Pada BFI dilakukan batasan ≥ .30 untuk menentukan bahwa
Confirmatory Factor Analysis (CFA) untuk item valid (Azwar, 2016). Hasil uji
menguji kesesuaian masing-masing validitas seluruh item LGO Scale
dimensi dengan nilai λ berkisar ≥ .40 untuk menunjukkan corrected item-total
model pengukuran itemnya (Lau dkk., 2010 correlation berkisar .41 sampai dengan .52,
dalam Ramdhani, 2012). CFA pada BFI ini artinya terbukti valid. Nilai reliabilitas pada
menghasilkan model yang terdiri dari 28 LGO Scale ini sebesar .774, sehingga
item dengan kualitas baik dengan skor λ instrumen layak digunakan untuk
antara .43 sampai dengan .80 (Ramdhani, penelitian.
2012). Adapun reliabilitas Cronbach’s Ketiga, Career Adapt-Ability Scale
Alpha sekitar .60–.79, artinya dapat (CAAS). CAAS yang disusun Savickas dan
diterima reliabilitasnya (Sugiyono, 2011). Porfeli (2012) dan diadaptasi dalam bahasa
Hasil uji reliabilitas BFI ini memiliki nilai Indonesia oleh peneliti dipakai untuk
.86, sehingga reliabilitas diterima. mengetahui tingkat adaptabilitas karier.
Ramdhani (2012) menunjukkan BFI Hasil uji validitas CAAS menghasilkan
terbagi atas lima dimensi yaitu corrected item-total correlation sebesar .33
extraversion, contoh itemnya “Saya adalah sampai dengan .70, artinya seluruh item (24
seorang yang bersemangat”. Dimensi butir) dinyatakan valid. Skala CAAS ini
agreeableness, contoh itemnya “Saya memiliki nilai reliabilitas yang baik yakni
adalah seorang yang suka menjalin .924, sehingga layak digunakan untuk
kerjasama dengan orang lain”. Dimensi penelitian. Skala CAAS terdiri dari 24 item
conscientiousness, contoh itemnya “Saya yang terbagi atas empat dimensi. Pertama,
adalah seorang yang melakukan pekerjaan dimensi perhatian (career concern), contoh
hingga tuntas”. Dimensi neuroticism, itemnya “Saya mempersiapkan masa depan
contohnya “Saya adalah seorang yang saya”. Dimensi pengendalian (career
sering merasa khawatir”. Terakhir, dimensi control), dengan contoh item “Saya
openness to experience, contoh itemnya membuat keputusan sendiri”. Dimensi
“Saya adalah seorang yang berdaya cipta”. keingintahuan (career curiosity), contoh
Kedua, instrumen untuk mengukur itemnya “Saya mencari tahu berbagai
LGO yaitu skala Learning Goal pilihan sebelum mengambil keputusan”.
Orientation (LGO) Scale. Skala ini disusun Terakhir, dimensi keyakinan (career
Button dkk. (1996) dan diadaptasi dalam confidence), dengan contoh item “Saya
bahasa Indonesia oleh peneliti. LGO Scale mengatasi hambatan”.
terdiri dari 8 item dan memiliki internal Tahap analisa data meliputi uji asumsi
konsistensi sebesar .87 (Button dkk., 1996). klasik yang dilanjutkan dengan uji hipotesis
Button dkk. (1996) menetapkan indikator penelitian. Tahap uji asumsi klasik
LGO antara lain: memiliki kehendak untuk dilakukan untuk memenuhi syarat
mengembangkan diri, merepresentasikan dilakukannya uji regresi linier berganda.
kehendak individu untuk ikut serta berbagai
aktivitas yang menantang serta mengarah
225
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
226
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
227
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
yang tinggi menjadi prediksi kuat dalam 1.665, dengan signifikansi .211 > .05,
memengaruhi tingkat adaptabilitas karier sehingga terbukti secara parsial dimensi
seseorang (Han & Rojewski, 2015; Tian & extraversion pada big five personality tidak
Fan, 2014). memberikan pengaruh pada adaptabilitas
Menurut Hirschi (2010) dukungan karier; 3) Pengaruh big five personality
sosial mampu memengaruhi adaptabilitas dimensi agreeableness terhadap
karier karena dukungan sosial yang adaptabilitas karier diperoleh t hitung = .137
berbentuk dukungan instrumental dan < t table = 1.665, dengan signifikansi .891
emosional dari beragam pihak akan > .05, artinya secara parsial dimensi
membantu seseorang dalam menyusun agreeableness pada big five personality
rencana karier dan menjelajahi seputar tidak memengaruhi adaptabilitas karier; 4)
kariernya. Dukungan sosial ini dapat Pengaruh big five personality dimensi
berupa informational support, positive conscientiousness terhadap adaptabilitas
social interaction, tangible support, dan karier, diperoleh t hitung = .861 < t table =
emotional support yang bersumber dari 1.665, taraf signifikansi .392 > .05, artinya
guru, lingkungan sekolah atau institusi terbukti secara parsial dimensi
pendidikan, keluarga, teman atau conscientiousness pada big five personality
significant other (Yousefi dkk., 2011). tidak memengaruhi adaptabilitas karier; 5)
Pelayanan bimbingan karier, ketersediaan Pengaruh big five personality dimensi
informasi karier, seminar pengembangan neuroticism terhadap adaptabilitas karier,
karier, tes minat bakat tentang karier, job diperoleh t hitung = .329 < t table = 1.665,
shadowing dan konseling karier yang taraf signifikansi .743 > .05, artinya secara
diberikan secara profesional oleh pihak parsial dimensi neuroticism pada big five
sekolah juga merupakan dukungan sosial personality tidak memiliki pengaruh pada
yang memengaruhi tingkat adaptabilitas adaptabilitas karier; 6) Pengaruh big five
karier (Han & Rojewski, 2015). Dengan personality dimensi opennes to experience
demikian, penelitian selanjutnya dapat terhadap adaptabilitas karier, diperoleh t
melihat faktor eksternal yang memengaruhi hitung = 2.280 > t table = 1.665, taraf
adaptabilitas karier, salah satunya yakni signifikansi .025 < .05, bermakna secara
dukungan sosial yang bersumber dari parsial dimensi opennes to experience pada
lingkungan sekolah atau institusi big five personality memiliki pengaruh
pendidikan, guru, keluarga, teman atau yang signifikan pada adaptabilitas karier.
significant other. Persamaan regresi untuk variabel LGO
Hasil penelitian kedua, pada tabel 8 dan big five personality terhadap variabel
Uji Regresi Parsial (Uji t) dapat dilihat adaptabilitas karier adalah sebagai berikut:
analisis data mengenai pengaruh satu Y=-13.960+.972LGO+.104agreeableness
variabel bebas secara parsial koefisien +.439conscientiousness+.676extraversion
regresi (variabel LGO dan big five +.412neuroticism+1.256opennes to
personality) terhadap variabel adaptabilitas experience.
karier. Perhitungan tersebut menunjukkan Persamaan regresi di atas memiliki
hasil sebagai berikut: 1) Pengaruh LGO makna bahwa variabel LGO memiliki nilai
terhadap adaptabilitas karier diperoleh t koefisien regresi sebesar .972, dapat
hitung = 3.224 > t table = 1.665, taraf dimaknai apabila ada kenaikan pada LGO
signifikansi .002< .05, artinya secara senilai satu satuan dan variabel lainnya
parsial LGO memberikan pengaruh yang dianggap tetap, maka akan menyebabkan
signifikan terhadap adaptabilitas karier; 2) berubahnya nilai adaptabilitas karier
Pengaruh big five personality dimensi dengan peningkatan sebesar .972.
extraversion terhadap adaptabilitas karier Sedangkan apabila variabel big five
diperoleh t hitung sebesar = 1.259 < t tabel = personality yang meliputi dimensi
228
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
229
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
230
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
2008) daripada mereka yang kurang extraversion mungkin sebagian besar lebih
terbuka untuk pengalaman baru. Openness memberikan dampak terhadap perilaku
to experience dapat memotivasi individu interpersonal daripada memengaruhi
untuk siap menghadapi masa depan, perilaku karier. Individu extravert
sehingga individu terdorong membuat menyukai pusat aktivitas sosial dan
perencanaan karier sebagai kesiapannya menumbuhkan interaksi positif (van Vianen
menghadapi masa depan kariernya. Adanya dkk., 2012). Oleh karena itu, berdasarkan
perencanaan karier ini mengindikasikan karakter individu extrovert yang demikian
hubungan antara openness to experience maka menjadikan siswa yang memiliki
dan concern pada subskala adaptabilitas extraversion tinggi, karakteristiknya tidak
karier. Dengan demikian, siswa kelas XII memengaruhi adaptabilitas karier yang
SMKN “X” Malang jurusan RPL dan TKJ dimiliki siswa.
yang memiliki openess to experience tinggi Karakteristik individu ekstrovert yang
memungkinkan mendukung siswa untuk lebih fokus tertuju kepada hal lainnya
peduli terhadap masa depan karier yang daripada diri mereka sendiri sehingga
diwujudkan dengan melakukan eksplorasi yang di-upgrade bukanlah
perencanaan karier sehingga dapat dirinya, melainkan hal lainnya. Hal ini
meningkatkan adaptabilitas kariernya. menjadikan karakteristik extraversion yang
Openness to experience berhubungan tinggi pada siswa tidak mendukung
dengan keingintahuan intelektual, perilaku eksplorasi kariernya (Nauta,
fleksibilitas kognitif serta fungsi intelektual 2007). Dengan kata lain, siswa dengan
yang lebih canggih (McCrae & John, 1992, extraversion yang tinggi akan mencari tahu
dalam Teixeira dkk., 2012). Sebagai hal-hal diluar dirinya yang cenderung tidak
konsekuensinya, individu intelektual berkaitan dengan karier. Oleh karena itu,
mungkin merasa dirinya lebih kompeten perilaku eksplorasinya tidak mendukung
untuk menyelesaikan masalah dan individu untuk mengetahui beragam peran
mengatasi situasi yang menuntut, sehingga serta situasi yang penting untuk kariernya
menampilkan tingkat confidence dan di masa mendatang. Mengacu pada
control yang lebih tinggi (Teixeira dkk., pengujian data, secara signifikan dimensi
2012). Dimensi confidence ini mengarah agreeableness tidak memberikan pengaruh
pada tingkat keyakinan individu untuk pada adaptabilitas karier. Hasilnya serupa
mampu mengatasi masalah dan melakukan dengan temuan van Vianen dkk. (2012)
upaya dalam menyelesaikan hambatan yang meneliti mahasiswa di Belanda dan
(Savickas & Porfeli, 2012). Dengan Rossier dkk. (2012) dengan partisipan
demikian, siswa kelas XII SMKN “X” mahasiswa, job seekers, pekerja, dan
Malang jurusan RPL dan TKJ yang pensiunan di Swiss.
memiliki openness to experience yang Penjelasan mengenai mekanisme tidak
tinggi mendukung keyakinan siswa agar adanya pengaruh dimensi agreeableness
mampu memecahkan masalah dan terhadap adaptabilitas karier berkaitan
melakukan upaya-upaya untuk dengan karakteristik agreeablenes yang
menuntaskan hambatan karier. mengacu pada perilaku interpersonal,
Uji regresi secara parsial membuktikan saling percaya mempercayai orang lain,
bahwa dimensi extraversion pada variabel peduli, baik hati dan lembut (McCrae &
big five personality secara signifikan tidak Costa, 1992; dalam van Vianen dkk.,
berpengaruh terhadap adaptabilitas karier. 2012). Karakteristik agreeableness yang
Hasil ini selaras dengan penelitian pada 264 demikian menjadikan individu sebagian
mahasiswa di China oleh Li dkk. (2015). besar lebih memberikan dampak terhadap
Extraversion tidak memiliki pengaruh perilaku interpersonal daripada
terhadap adaptabilitas karier disebabkan memengaruhi perilaku karier (van Vianen
231
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
232
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
233
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
234
Peran Learning Goal Orientation dan Big Five Personality terhadap Adaptabilitas Karier Siswa SMK (Jati Fatmawiyati, Duta
Nurdibyanandaru, Dewi Retno Suminar)
235
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Desember 2020, Vol. 7, No. 2, Hal. : 217-236
Tian, Y., & Fan, X. (2014). Adversity career concerns: Predicting career
quotients, environmental variables and adaptability in young adults. The
career adaptability in student nurses. Spanish Journal of Psychology, 14(1),
Journal of Vocational Behavior, 85(3), 263–271.
251–257. https://doi.org/10.5209/rev_SJOP.2011
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.07.0 .v14.n1.23
06 Zacher, H. (2014). Career adaptability
Tolentino, L. R., Garcia, P. R. J. M., Lu, V. predicts subjective career success
N., Restubog, S. L. D., Bordia, P., & above and beyond personality traits
Plewa, C. (2014). Career adaptation: and core self-evaluations. Journal of
The relation of adaptability to goal Vocational Behavior, 84(1), 21–30.
orientation, proactive personality, and https://doi.org/10.1016/j.jvb.2013.10.0
career optimism. Journal of Vocational 02
Behavior, 84(1), 39–48.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2013.11.0
04
van Vianen, A. E. M., Klehe, U.-C., Koen,
J., & Dries, N. (2012). Career adapt-
abilities scale — Netherlands form:
Psychometric properties and
relationships to ability, personality, and
regulatory focus. Journal of Vocational
Behavior, 80(3), 716–724.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.0
02
Wang, Z., & Fu, Y. (2015). Social support,
social comparison, and career
adaptability: A moderated mediation
model. Social Behavior and
Personality, 43(4), 649–660.
https://doi.org/10.2224/sbp.2015.43.4.6
49
Wiroko, E. P. (2017). Tantangan dan
strategi rekrutmen di Indonesia.
Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi,
4(2), 193–204.
https://doi.org/10.15575/psy.v4i2.1442
Yi, M. Y., & Hwang, Y. (2003). Predicting
the use of web-based information
systems: Self-efficacy, enjoyment,
learning goal orientation, and the
technology acceptance model.
International Journal of Human-
Computer Studies, 59(4), 431–449.
https://doi.org/10.1016/S1071-
5819(03)00114-9
Yousefi, Z., Abedi, M., Baghban, I.,
Eatemadi, O., & Abedi, A. (2011).
Personal and situational sariables, and
236