You are on page 1of 9

Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii

P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

PENGARUH ADVERSITY QUOTIENT DAN DUKUNGAN SOSIAL


TERHADAP ADAPTABILITAS KARIR SISWA
DI SMK “X” GRESIK

Muhammad Syamsud Dluha, Dewi Retno Suminar, Wiwin Hendriyani


Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya
Kampus B UNAIR-Jl. Airlangga 4-6, Surabaya, Indonesia
muhammadsyamsudd@gmail.com

Abstract
Vocational High School graduates will face new conditions and environtments in the era of the
industrial revolution 4.0. This study aims to exemine the influence of adversity quotient and social
support to Career Adaptability Students of Class XII of SMK "X" Gresik. This study uses a
quantitative approach involving 162 twelfth-grade students of Gresik vocational high school using a
simple random sampling technique. Data analysis in this study used multiple linear regression
techniques. The measurement tools of this study have the following reliability measures: adversity
quotient (cronbach’s α = 0,844), and social support from family (cronbach’s α = 0,878), friend
(cronbach’s α = 0,892), teacher (cronbach’s α = 0,905), Career Adapt-Abilities Scale Indonesia
(cronbach’s α = 0,890). The regression test shows that there is an influence of adversity quotient
and social support simultaneously on the career adaptability of students of Class XII SMK "X" in
Gresik at 16,7%, while the rest are influenced or explained by other variables outside of this study.
The alternative hypothesis (Ha) is accepted with a significance below 0.05. The regression test
results separately show the contro and, endurance of adversity quotient, and social support from
friends significantly influence the career adaptability of students of Class XII of SMK "X" in Gresik.

Keyword: career adaptability, adversity quotient, social support, vocational school student

Abstrak
Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan akan menghadapi kondisi dan situasi kerja baru di era revolusi
industri 4.0. Siswa SMK kelas XII perlu mempersiapkan diri dan menyesuaikan diri
memasuki dunia kerja dalam revolusi industri 4.0.Revolusi industry akan membawa jenis
pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pengaruh antara adversity quotient dan dukungan sosial terhadap adaptabilitas karir siswa
Kelas XII di SMK “X” Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan
162 siswa kelas XII pada salah satu sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Gresik dengan
menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data pada penelitian ini menggunakan
multiple liniear regression. Alat ukur penelitian ini memiliki reliabilitas sebagai berikut adversity
quotient (cronbach’s α = 0,844), dan dukungan sosial dari keluarga (cronbach’s α = 0,878), teman
(cronbach’s α = 0,892), guru (cronbach’s α = 0,905), Career Adapt-Abilities Scale Indonesia
(cronbach’s α = 0,890). Hasil uji regresi diketahui bahwa ada pengaruh adversity quotient dan
dukungan sosial secara bersamaan terhadap adaptabilitas karir siswa Kelas XII di SMK “X” Gresik
sebesar 16,7%, sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lainnya diluar penelitian
ini. Hipotesis alternatif (Ha) diterima dengan signifikansi di bawah 0,05. Hasil uji regresi secara
terpisah menunjukkan variabel bebas adversity quotient dimensi control dan dimensi endurance serta
variabel bebas dukungan sosial dari teman berpengaruh signifikan terhadap adaptabilitas karir siswa
Kelas XII di SMK “X” Gresik.

Kata kunci: adaptabilitas karir, adversity quotient, dukungan sosial, siswa SMK

Pendahuluan keengganan untuk berubah oleh para pemangku


Indonesia sedang memasuki revolusi kepentingan; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan
industri 4.0. (Wolter dalam Sung, 2018) karena berubah menjadi otomatisasi. Pemetaan
mengidentifikasi tantangan industri 4.0 sebagai tantangan dan peluang industri 4.0 untuk mencegah
berikut; 1) masalah keamanan teknologi informasi; berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat,
2) keandalan dan stabilitas mesin produksi; 3) salah satunya adalah permasalahan pengangguran.
kurangnya keterampilan yang memadai; 4)

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 49


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

Data yang diterbitkan oleh Cencus and memberikan dampak yang sangat besar dan luas,
Economic Information Center (CEIC) pada tahun terutama pada sektor lapangan kerja, di mana robot
2019, menunjukkan bahwa angka pengangguran di dan mesin akan menghilangkan banyak lapangan
Indonesia mencapai 5,28%. Angka tersebut kerja di dunia. Industri 4.0 dikenal dengan revolusi
menempatan Indonesia sebagai negara dengan digital dan era disrupsi teknologi. Disebut revolusi
tingkat pengangguran tertinggi kedua setelah Brunei digital karena terjadinya proliferasi komputer dan
Darussalam (CEIC, 2019). Data yang dirilis Badan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0
Statistika Nasional (BPS) tentang Keadaan dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi
Ketenagakerjaan Indonesia pada bulan Agustus dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat
2019, jika dilihat dari tingkat pendidikan, Tingkat pergerakan dunia industri dan persaingan kerja
Pengangguran Terbuka (TPT) untuk Sekolah menjadi tidak linear (Yahya, 2018). Oleh karena itu,
Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi siswa SMK kelas XII perlu mempersiapkan diri dan
yaitu sebesar 10,42%. Dibandingkan tahun 2018, menyesuaikan diri memasuki dunia kerja dalam
angka tersebut menurun sebesar 0,82%. TPT revolusi industri 4.0. Lulusan SMK tidak boleh
tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah hanya mengandalkan kompetensi dan keahlian yang
Menengah Atas (SMA) sebesar 7,92%. Menurut didapat dari sekolah. Siswa perlu memiliki
BPS (2019), mereka yang berpendidikan rendah adaptabilitas karir, yaitu kemampuan
cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat mempersiapkan diri dan menyesuaikan diri terhadap
dilihat dari TPT lulusan SD kebawah paling kecil jenis pekerjaan yang terprediksi dan jenis pekerjaan
diantara semua tingkat pendidikan, yaitu 2,41%. yang belum terprediksi.
Angka pengangguran lulusan SMK merupakan yang Savickas (1997) mendefinisikan
tertinggi menunjukkan bahwa terdapat permasalahan adaptabilitas karir sebagai kesiapan untuk
dalam karir lulusan SMK. menghadapi tugas-tugas dengan melakukan
Proses pendidikan di SMK bertujuan untuk persiapan dan partisipasi terhadap aturan peran kerja
menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang yang sudah dapat diprediksi, serta kesiapan dalam
berkualitas dan kompeten di bidangnya. Hal tersebut menyesuaikan pada perubahan pekerjaan dan
dijelaskan dalam Undang-undang (UU) Sistem kondisi kerja yang tidak dapat diprediksi. Lebih
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) nomor 20 tahun lanjut, (Savickas & Porfeli, 2012) mendefinisikan
2003 mengenai tujuan pendidikan nasional pasal 3 adaptabilitas karir sebagai kekuatan atau
dan penjelasan pasal 15, menyebutkan bahwa kemampuan regulasi diri untuk memecahkan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan masalah yang tidak biasa, kompleks, dan tidak jelas
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta dalam tugas perkembangan, transisi pekerjaan atau
didik terutama untuk bekerja pada bidang tertentu. trauma kerja. Savickas (1997) membagi
Bidang tertentu merupakan bidang yang dipilih dan adaptabilitas karir menjadi 4 dimensi, yaitu: (1)
dipelajari selama peserta didik berada di lembaga Career Concern, dicirikan oleh perencaan tentang
pendidikan kejuruan. karir masa depan mereka. Concern berkaitan dengan
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masalah orientasi ke masa depan dan merasa optimis
siswa kelas XII di SMK “X” Gresik memiliki tentang hal itu; (2) Career Control, ditandai oleh
jumlah lulusan yang tidak sesuai bidang kompetensi perasaan memiliki peran menentuan nasib sendiri
lulusannya. Berdasarkan data serapan tamatan SMK dalam membangun karir. Control melibatkan
“X” Gresik dalam kurun 3 tahun terakhir, peningkatan regulasi diri melalui pengambilan
menunjukkan bahwa terdapat 19,3%, 15,77%, dan keputusan karir dan pengambilan tanggung jawab
18,04% tamatan mendapatkan pekerjaan swasta untuk masa depan; (3) Career Curiosity, merupakan
yang tidak relevan dengan bidang kompetensi yang rasa ingin tahu tentang berbagai pekerjaan dan
dimiliki. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih pengetahuan; (4) Career Confidence, ditandai
terdapat siswa yang tidak mempersiapkan diri dalam dengan efikasi diri untuk menghadapi hambatan
jenis pekerjaan yang sudah dapat terprediksi, yaitu dalam proses pengambilan keputusan karir.
pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya. Beberapa penelitian sebelumnya
Lulusan baru merupakan pihak yang akan menunjukkan bahwa adaptabilitas karir dipengaruhi
menghadapi transisi dari masa pendidikan menuju oleh adversity quotient. Definisi adversity quotient
dunia kerja (school to work transition) (Koen et al., adalah kemampuan untuk mengubah hambatan
2012). Mempersiapkan karir di masa depan adalah menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan
salah satu inti tugas perkembangan remaja (Super, (Stoltz, 2000). Adversity quotient merupakan
1980). Fenomena dunia kerja di Indonesia saat ini kecerdasan dalam menghadapi kesulitan.
sedang memasuki revolusi industri 4.0. Industri 4.0 Kecerdasan ini dapat digunakan seseorang dalam

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 50


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

menghadapi kesulitannya dan kemampuannya dalam mendapat bantuan dalam melakukan penyesuaian
mengatasinya. atas masalah yang dihadapi (Kloos et al., 2012).
Stoltz (2000) membagi adversity quotient Terdapat beberapa teori yang membagi
menjadi 4 dimensi. Keempat dimensi tersebut biasa dukungan sosial menjadi dimensi. Salah satunya dari
disingkat sebagai CO2RE. dimensi tersebut Weiss (dalam Sarason et al., 1983) yang
merupakan indicator dari adversity quotiens yang menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri dari 6
dapat menggambarkan bagaimana seseorang dimensi yaitu keintiman, integrasi sosial,
merespon kesulitan yang dihadapi. Empat dimensi nurturance, bernilai, aliansi, dan bimbingan.
tersebut adalah: (1) Control, mengacu pada (Cohen, 2014) membagi dimensi dukungan sosial
kemampuan seseorang untuk mengendalikan atau menjadi tiga, yaitu social networks, perceived social
mengelola sebuah peristiwa yang menimbulkan support, dan supportive behaviors. Sedangkan
kesulitan dimasa mendatang dan keyakinan diri Sarafino (2007) mengungkapkan pada dasarnya ada
untuk mengatasi kesulitan tersebut; (2) Origin & lima jenis dukungan sosial: (1) Dukungan Emosi.
Ownership. Origin adalah persepsi terhadap asal Dukungan jenis ini meliputi ungkapan rasa empati,
usul kesulitan yang dihadapi. Seseorang dengan kepedulian dan perhatian terhadap individu; (2)
adversity quotiens rendah akan cenderung Dukungan Penghargaan, terjadi melalui ungkapan
menyalahkan diri sendiri atau orang lain atas positif atau penghargaan yang positif pada individu,
peristiwa buruk yang menimpanya. Ownership dorongan untuk maju atau persetujuan akan gagasan
adalah pengakuan terhadap akibat dari masalah yang atau perasaan individu dan perbandingan yang
timbul. Rasa bersalah tersebut dapat menjurus pada positif individu dengan orang lain; (3) Dukungan
penyesalan. Dengan kata lain, dimensi ini Instrumental atau Konkrit, meliputi bantuan secara
mempertanyakan siapa atau apa yang menimbulkan langsung; (4) Dukungan informasi, meliputi
kesulitan dan sejauh mana seseorang menganggap pemberian nasehat, saran atau umpan balik kepada
dirinya atau orang lain mempengaruhi dirinya individu; (5) Dukungan Jaringan Sosial, meliputi
sebagai penyebab dan asal usul kesulitan seperti dukungan yang memberikan perasaan bahwa
penyesalan, pengalaman, dan sebagainya; (3) Reach, individu adalah anggota dari kelompok tertentu dan
sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan memiliki minat yang sama. Sarafino (2007) juga
menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan mengelompokkan sumber-sumber dukungan sosial
individu; (4) Endurance, merupakan dimensi yang berasal dari 3 sumber, yaitu (1) Significant Others,
mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan meliputi orang-orang disekitar individu yang
berapa lama penyebab kesulitan itu akan terus termasuk kalangan non-profesional seperti: keluarga,
berlangsung dan tanggapan individu terhadap waktu teman dekat, atau rekan; (2) Profesional, seperti
dalam menyelesaikan masalah. psikolog, guru atau dokter, yang berguna untuk
Adversity quotient diduga dapat memberikan menganalisis secara klinis maupun psikis; (3) social
pengaruh positif terhadap adaptabilitas karir siswa. support groups.
Artinya, siswa yang dibekali adversity quotient akan Dukungan sosial diduga dapat
lebih siap dalam menghadapi jenis pekerjaan yang mempengaruhi kemampuan adaptabilitas karir siswa
tidak dapat terprediksi di era revolusi industri 4.0. dalam informasi dan pemahaman mengenai masa
Penelitian sebelumnya menemukan pengaruh depan karir, serta pendampingan emosi saat siswa
dimensi control dan dimensi endurance terhadap menghadapi masalah psikologis. Siswa
adaptabilitas karir. membutuhkan dukungan 3 sumber yaitu keluarga,
Selain faktor internal, dalam adaptabilitas teman, dan guru. Ketiga sumber tersebut
karir siswa juga perlu mendapat dorongan eksternal memberikan dukungan dalam berbagai aspek, yaitu
berupa dukungan sosial. Dukungan sosial adalah dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan
keberadaan atau ketersediaan orang-orang yang konktit, dukungan informasi dan dukungan dari
dapat kita andalkan, orang-orang yang memberi tahu jaringan sosial mereka.
kita bahwa mereka peduli, menghargai, dan Penelitian ini ingin menguji secara utuh
mencintai kita (Sarason et al., 1983). Sarafino bagaimana adaptabilitas karir dipengaruhi oleh
(2007) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah faktor internal berupa adversity quotient dan faktor
suatu kesenangan yang dirasakan sebagai perhatian, eksternal berupa dukungan sosial. Selain itu
penghargaan dan pertolongan yang diterima dari penelitian ini akan menguji pengaruh secara parsial
orang lain atau suatu kelompok. Dukungan sosial dari tiap dimensi-dimensi dalam adversity quotient
juga merupakan suatu kumpulan proses sosial, terhadap adaptabilitas karir. Peneliti juga menguji
emosional, kognitif, dan perilaku yang terjadi dalam dukungan sosial secara parsial berdasarkan sumber
hubungan pribadi, dimana individu merasa

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 51


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

dukungan yang berbeda-beda yaitu keluarga, teman sosial dari guru memiliki skor reliabilitas cronbach’s
dan guru. α = 0.905.

Metode Penelitian Hasil


Subjek penelitian ini menggunakan 162 Pada tahapan uji hipotesis penelitian,
siswa (85 laki-laki, 77 Perempuan) kelas XII di peneliti menggunakan teknik analisis multiple
SMK “X” Gresik dengan rentang usia 16-18 tahun. regression dengan software program statistik. Dalam
Penelitian dilakukan pada tahun 2019. Siswa berasal regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama
dari 5 jurusan yaitu Teknik Pemesinan, Teknik melihat R square (R2) untuk mengetahui berapa
Kendaraan Ringan, Tenaga Laboratorium Medis, persen (%) varians dependent variable yang
Perbankan, dan Multimedia. Metode analisis yang dijelaskan oleh independent variable, yang kedua
digunakan adalah multiple linear regression. apakah keseluruhan independent variable
Dependent variable dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap dependent
adalah adaptabilitas karir. Variabel adaptabilitas variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau
karir diuji menggunakan skala yang dikembangkan tidaknya koefisien regresi dari masing-masing
oleh Savickas & Porfeli (2012) yaitu Career Adapt- independent variable. Hal pertama yang dilihat
Abilities Scale (CAAS) yang telah diadaptasi ke dalam pengujian hipotesis yaitu peneliti melihat
dalam bahasa Indonesia oleh Sulistiani et al. (2018) besaran R2 untuk mengetahui berapa persen varians
menjadi CAAS-Indonesia. Skala ini terdiri dari 24 dependent variable yang dapat dijelaskan oleh
item yang terbagi atas empat dimensi, yaitu independent variable. Tabel yang menunjukan R2
perhatian (career concern), pengendalian (career adalah tabel berikut ini:
control), keingintahuan (career curiosity), dan Tabel 1.
keyakinan (career confidence). Penelitian ini R Square
menggunakan metode kuesioner berupa skala likert Model R R Square
4 poin yaitu: (1) Sangat Tidak Kuat, (2) Tidak Kuat, a
1 0,409 0,167
(3) Kuat, (4) Sangat Kuat. Skala adaptabilitas karir a. Predictors: (Constant), Control, Origin &
memiliki skor reliabilitas cronbach’s α = 0.890. Ownership, Reach, Endurance, Keluarga,
Independent variable dalam penelitian ini Teman, Guru.
menggunakan variabel adversisty quotient dan
dukungan sosial. Untuk mengukur variabel adversity Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat
quotient, peneliti menggunakan alat ukur yang bahwa perolehan R square sebesar 0,167 atau
dikembangkan oleh Stoltz (2000). Alat ukur ini 16,7%. Artinya proporsi varians dari adaptabilitas
memiliki 4 dimensi, yaitu control, origin & karir yang dijelaskan oleh adversity quotient
ownership, reach, dan endurance, dengan total item (control, origin & ownership, reach, endurance),
sejumlah 20. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan dukungan sosial (keluarga, teman, guru) dalam
berupa skala likert dengan 4 poin yaitu: (1) Sangat penelitian adalah sebesar 16,7% sedangkan 83,3%
Sesuai, (2) Tidak Sesuai, (3) Sesuai, (4) Sangat sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar
Sesuai. Skala adversity quotient memiliki skor penelitian. Kemudian dilakukan Uji T untuk
reliabilitas cronbach’s α = 0,844. melihat apakah pengaruh yang diberikan
Variabel dukungan sosial dikembangkan
independent variable (X) signifikan dengan
berdasarkan 3 sumber yaitu keluarga, teman, dan
guru. Skala ini dikembangkan berdasarkan teori dependent variable (Y). Adapun hasil uji T dapat
Sarafino (2007) yang memiliki 5 dimensi yaitu dilihat pada tabel berikut:
dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan Tabel 2.
instrumen, dukungan informasi, dan dukungan ANOVA
jaringan. Skala dukungan sosial memiliki 20 item Mean
F Sig.
untuk setiap sumber dukungan, sehingga memiliki Square
total 60 item. Penelitian ini menggunakan kuesioner Regression 342,749 4,416 0,000b
berupa skala likert dengan 4 poin yaitu: (1) Sangat Residual 77,609
Sesuai, (2) Tidak Sesuai, (3) Sesuai, (4) Sangat Total
Sesuai. Skala dukungan sosial dari keluarga a. Dependent variable: adaptabilitas karir
memiliki skor reliabilitas cronbach’s α = 0.878, b. Predictors: (Constant), Control, Origin &
skala dukungan sosial dari teman memiliki skor Ownership, Reach, Endurance, Keluarga,
reliabilitas cronbach’s α = 0.892, skala dukungan Teman, Guru.

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 52


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

Jika dilihat dari kolom paling kanan (.Sig) Peneliti juga menguji pengaruh secara
pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai parsial dari dimensi-dimensi dalam adversity
signifikansi lebih kecil (p<0,05), maka hipotesis quotient dan 3 jenis sumber dukungan sosial untuk
alternatif (Ha) diterima. Artinya ada pengaruh yang mengetahui penjelasan secara detail faktor-faktor
signifikan seluruh independent variable terhadap apa saja yang mempengaruhi adaptabilitas karir.
dependent variable, yaitu adaptabilitas karir ditolak. Hasil dari uji parsial menunjukkan bahwa terdapat
Artinya, ada pengaruh yang signifikan adversity dua dimensi dari adversity quotient yang
quotient (control, origin & ownership, reach, berpengaruh signifikan terhadap adaptabilitas karir,
endurance), dan dukungan sosial (keluarga, teman, yaitu dimensi control dan dimensi endurance.
guru) terhadap adaptabilitas karir. Adapun besarnya Sementara dimensi origin & ownership dimensi
koefisien regresi dari masing-masing independent reach ditemukan tidak memiliki pengaruh
variable terhadap adaptabilitas karir dapat dilihat signifikan.
pada tabel berikut:
Tabel 3. Dimensi control dalam adversity quotient
Koefesien mengacu pada kemampuan seseorang untuk
Standardized mengendalikan atau mengelola sebuah peristiwa
Coefficient Sig. yang menimbulkan kesulitan dimasa mendatang dan
Beta keyakinan diri untuk mengatasi kesulitan tersebut
(Constant) 0,019 (Stoltz, 2000). Penelitian ini menemukan bahwa
Control 0,239 0,002 dimensi control dalam adversity quotient
Origin & berpengaruh terhadap adaptabilitas karir dengan arah
-0,028 0,719 positif. Dimensi ini berkaitan dengan sejauh mana
Ownership
Reach 0,097 0,989 individu dapat merasakan bahwa kendali tersebut
Endurance 0,098 0,018 berperan dalam peristiwa yang menimbulkan
Keluarga 0,091 0,176 kesulitan seperti mampu mengendalikan situasi
Teman 0,085 0,009 tertentu, dan sebagainya (Stoltz, 2000). Peristiwa di
Guru 0,080 0,844 masa depan yang berpotensi menimbulkan kesulitan
adalah revolusi industri 4.0. Di dalam adaptabilitas
Dari persamaan regresi di atas, dapat karir juga terdapat dimensi career control yang
dijelaskan dari tujuh independent variable hanya berkaitan dengan perasaan memiliki peran
control (sig. 0,002), endurance (sig. 0,018) dan menentukan nasib sendiri dalam membangun karir.
dukungan sosial dari teman (sig. 0,009) yang Individu yang memiliki keyakinan kuat dapat
signifikan pengaruhnya terhadap adaptabilitas karir mengatasi dan mengontrol masalah di masa depan
karena memiliki nilai signifikansi <0,05. akan mempersiapkan diri melalui pengambilan
keputusan karir dan pengambilan tanggung jawab
Hasil dan Pembahasan untuk masa depan.
Hipotesis utama penelitian ini adalah Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Tian
terdapat pengaruh adversity quotient dan dukungan & Fan (2014) terhadap 450 mahasiswa keperawatan
sosial terhadap adaptabilitas karir siswa kelas XII di menemukan hasil yang sama. Menurut Tian & Fan
SMK “X” Gresik. Hasil uji hipotesis yang dilakukan (2014) individu yang memiliki tingkat adversity
dengan menggunakan uji multiple regression, maka quotient yang tinggi akan mampu melihat kesulitan-
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kesulitan dalam masa transisi school-to-work
signifikan adversity quotient dan dukungan sosial sebagai suatu tantangan untuk lebih
terhadap adaptabilitas karir pada siswa XII di SMK mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
“X” Gresik sebesar 16,7%. Dapat disimpulkan untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya.
bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Artinya, Siswa SMK yang merasa memiliki kendali tinggi
seorang siswa yang memiliki kemampuan adversity terhadap perubahan di lingkungannya secara positif
quotient yang tinggi dan mendapat dukungan sosial memiliki kemampuan adaptabilitas karir. Revolusi
dari keluarga, guru dan teman akan lebih efektif industri 4.0 memberikan tantangan berbeda pada
dalam meningkatkan kemampuan adaptabilitas karir siswa, siswa yang memiliki rasa kendali yang baik
siswa. Lulusan SMK yang memiliki kombinasi akan lebih cepat merespon jenis dan sistem
faktor internal dan eksternal tersebut, lebih bisa pekerjaan baru. Siswa mampu bersikap tetap tenang
bertahan menghadapi perubahan dunia kerja di era ketika menghadapi kesulitan kerja yang belum
revolusi industri 4.0. pernah ada sebelumnya.

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 53


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

Penelitian ini juga menemukan bahwa Meskipun tidak terdapat pengaruh origin &
dimensi endurance dalam adversity quotient terbukti ownership, terdapat dua penelitian yang menguji
memiliki pengaruh terhadap adaptabilitas karir hubungan antara origin & ownership dengan
dengan arah positif. Artinya, semakin tinggi adaptabilitas karir. Penelitian dari Hardianto &
endurance siswa, semakin tinggi pula kemampuan Sucihayati (2019) menemukan adanya hubungan
adaptabilitas karirnya. Hasil tersebut searah dengan antara origin & ownership dengan adaptabilitas karir
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya pada mahasiswa koas, sedangkan penelitian dari
(Hardianto & Sucihayati, 2019; Shalihah et al., Shalihah et al. (2018) menemukan hasil sebaliknya,
2018). Endurance berkaitan dengan ketahanan atau dimana tidak ada hubungan signifikan antara origin
daya tahan siswa dalam menghadapi masalah. & ownership dengan adaptabilitas karir pada
Industri 4.0 dikenal dengan revolusi digital mahasiswa keperawatan di Universitas Padjadjaran.
dan era disrupsi teknologi. Disebut revolusi digital Sedangkan uji pengaruh dimensi reach terhadap
karena terjadinya proliferasi komputer dan adaptabilitas karir juga tidak ditemukan pengaruh
otomatisasi pencatatan di semua bidang. Industri 4.0 signifikan. hasil tersebut sejalan dengan penelitian
dikatakan era disrupsi teknologi karena otomatisasi dari Tian & Fan (2014). Meskipun tidak siginifikan,
dan konektivitas di sebuah bidang akan membuat penelitian ini menemukan bahwa pengaruh dari
pergerakan dunia industri dan persaingan kerja dimensi reach terhadap adaptabilitas karir memiliki
menjadi tidak linear (Yahya, 2018). Perubahan- arah positif, artinya semakin tinggi reach siswa,
perubahan tersebut menuntut siswa beradaptasi dan maka semakin tinggi kemampuan adaptabilitas karir
memiliki endurance tinggi, sehingga siswa mampu siswa.
bertahan dengan menilai kesulitan tersebut sebagai Selain uji parsial dari dimensi-dimensi
masalah yang bersifat sementara dan tidak menjadi adversity quotient, peneliti juga melakukan uji
beban bagi individu secara berlarut. Siswa dengan parsial pada variabel dukungan sosial berdasarkan
endurance tinggi mampu mereduksi jangka waktu sumber dukungan. Variabel dukungan sosial diteliti
dari dampak negatif dalam diri individu yang menggunakan 3 sumber dukungan yang berbeda
disebabkan oleh masalah-masalah di era revolusi yaitu keluarga, teman, dan guru atau sekolah. Hasil
industri 4.0. Siswa SMK “X” Gresik dengan penelitian menemukan bahwa hanya variabel
endurance yang baik, tidak akan memiliki dukungan sosial dari teman yang memiliki pengaruh
kekhwatiran yang terlalu berlarut dalam melihat signifikan terhadap adaptabilitas karir siswa SMK
tantangan era baru di dunia industri. Seperti contoh, “X’ Gresik, sedangkan dukungan sosial dari
ketika siswa merasa salah memilih jurusan atau keluarga dan dukungan sosial dari guru ditemukan
memiliki peran kerja yang tidak sesuai dengan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
bidang keahliannya, siswa yang memiliki endurance adaptabilitas karir siswa.
tidak akan merasa menyesal dan kecewa dalam Penelitian ini menemukan dukungan sosial
jangka waktu lama, dan siswa tersebut akan dari teman terbukti berpengaruh terhadap
berusaha mempelajari bidang pekerjaan yang baru adaptabilitas karir. Sebelumnya, tidak pernah ada
ditemui tersebut. penelitian yang melakukan uji pengaruh dukungan
Penelitian ini tidak menemukan pengaruh sosial yang bersumber dari teman terhadap
dari dimensi origin & ownership terhadap adaptabilitas karir. Penelitian ini menemukan
adaptabilitas karir. Origin adalah persepsi terhadap pengaruh dukungan sosial dari teman terhadap
asal usul kesulitan yang dihadapi. Penelitian Tian & adaptabilitas karir dengan arah positif. Artinya,
Fan (2014) menemukan hasil serupa, dimana tidak semakin tinggi siswa mendapat dukungan sosial dari
ditemukan pengaruh origin & ownership terhadap teman, maka siswa semakin siap untuk beradaptasi
adaptabilitas karir. Dalam penelitian ini, peneliti dalam dunia karir dan pekerjaan. Dukungan sosial
berasumsi bahwa semakin tinggi origin & ownership berkaitan dengan suatu kesenangan yang dirasakan
maka semakin tinggi pula kemampuan adaptabilitas sebagai perhatian, penghargaan dan pertolongan
karir siswa. Namun, hasil penelitian menunjukkan yang diterima dari orang lain atau suatu kelompok
bahwa dimensi origin & ownership terhadap (Sarafino, 2007). Dukungan sosial merupakan suatu
adaptabilitas memiliki arah pengaruh negatif kumpulan proses sosial, emosional, kognitif, dan
meskipun tidak signifikan Artinya, semakin tinggi perilaku yang terjadi dalam hubungan pribadi,
origin & ownership siswa, maka kemampuan dimana individu merasa mendapat bantuan dalam
adaptabilitas karir siswa rendah. Sebaliknya, siswa melakukan penyesuaian atas masalah yang dihadapi
yang memiliki origin & ownership rendah atau (Kloos et al., 2012).
dalam kategori quitters, maka siswa tersebut Dukungan sosial dari teman bisa berasal dari
memiliki kemampuan adaptabilitas karir yang tinggi. berbagai jenis dukungan, yaitu dukungan emosi,

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 54


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

dukungan penghargaan, dukungan instrumental, sekolah memiliki hubungan yang dekat. Kombinasi
dukungan informasi, dan dukungan jaringan dukungan sosial dari keluarga dan sekolah dapat
(Sarafino, 2007). Siswa mendapat dukungan dari meningkatkan kesiapan remaja untuk menyesuaikan
teman dalam hal dukungan emosi, meliputi diri dengan pekerjaan saat ini atau masa depan
ungkapan rasa empati, kepedulian dan perhatian dengan memfasilitasi kegiatan persiapan mereka,
terhadap individu. Siswa mendapat dukungan emosi yang mengarah pada kepuasan kerja yang lebih baik
dari teman dalam bentuk kesediaan bertukar cerita di masa depan. Dukungan sekolah dalam penelitian
dan curahan hati. Adanya dukungan ini akan Han & Rojewski (2015) berkaitan dengan dukungan
memberikan rasa nyaman, kepastian, perasaan profesional dari pihak sekolah seperti pelayanan
memiliki dan dicintai kepada individu. Siswa juga bimbingan karir, seminar pengembangan karir,
mendapat dukungan teman dalam bentuk penyediaan informasi karir, tes minat bakat
penghargaan. Dukungan penghargaan terjadi melalui mengenai karir, job shadowing dan konseling karir.
ungkapan positif atau penghargaan yang positif pada Artinya, ketersediaan lingkungan sekolah yang
individu, dorongan untuk maju atau persetujuan kondusif memiliki pengaruh lebih efisien dalam
akan gagasan atau perasaan individu dan meningkatkan perkembangan karir siswa jika
perbandingan yang positif individu dengan orang dibandingkan dengan intervensi dari profesional
lain. Teman memberikan dukungan penghargaan seperti bimbingan karir (Han & Rojewski, 2015).
dalam bentuk apresiasi atas kemampuan dan Perbedaan temuan penelitian ini dengan penelitian
apresiasi yang dimiliki individu. Siswa juga Han & Rojewski (2015) mungkin terjadi karena
mendapat dukungan instrumental yang meliputi dukungan sosial dari keluarga memiliki dimensi
bantuan secara langsung. Dukungan instrumental dukungan yang bermacam-macam. Penelitian dari
merupakan dukungan dalam bentuk bantuan konkrit Paloş & Drobot (2010) menemukan bahwa
seperti bersedia membantu langsung ketika individu dukungan orang tua dalam hal psikososial terbukti
mengalami masalah atau membantu menyelesaikan lebih efektif menunjang siswa dalam memutuskan
tugas-tugas di sekolah. Dukungan sosial dari teman karir jika dibandingan dengan dukungan orang tua
juga berbentuk dukungan informasi. Dukungan dalam bentuk konkrit seperti fasilitas-fasilitas
informasi meliputi pemberian nasehat, saran atau penunjang. Hasil tersebut juga ditemukan oleh Xing
umpan balik kepada individu. Dalam konteks siswa & Rojewski (2018) yang menemukan bahwa
SMK, teman dapat memberikan informasi mengenai dukungan psikososial dari orang tua memiliki
informasi dunia kerja. Dukungan selajutnya adalah pengaruh dalam career decision-making self-efficacy
dukungan dalam bentuk jaringan. Dukungan pada siswa vokasi di China.
jaringan dengan memberikan perasaan bahwa Dukungan sosial dari guru juga memiliki
individu adalah anggota dari kelompok tertentu dan pengaruh tidak signifikan terhadap adaptabilitas
memiliki minat yang sama. Rasa kebersamaan karir. Dukungan sosial dari guru terhadap siswa
dengan anggota kelompok merupakan dukungan dapat berupa motivasi, apresiasi, konseling karir,
bagi individu yang bersangkutan. Kehadiran teman dan sosialisasi mengenai dunia kerja. Hasil
bagi siswa kelas XII di SMK “X” Gresik bisa penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian
memberikan semangat untuk meraih cita-cita. dari Han & Rojewski (2015) yang menemukan
Berbagai jenis dukungan sosial dari teman dapat kombinasi dukungan keluarga dan dukungan sekolah
menunjang siswa memiliki adaptabilitas karir berpengaruh terhadap adaptabilitas karir secara
sehingga dapat bersaing di dalam perubahan dunia signifikan. Penelitian dari Han & Rojewski (2015)
kerja. tersebut memang sedikit berbeda dengan penelitian
Penelitian mengenai dukungan sosial dari ini, karena penelitian dari Han & Rojewski (2015)
keluarga dan guru tidak menemukan pengaruh hanya melakukan uji pengaruh dari dua sumber
secara signifikan terhadap adaptabilitas karir. dukungan sosial (keluarga dan sekolah) secara
Temuan hasil penelitian tersebut memberikan hasil bersamaan tanpa menguji sumber dukungan sosial
yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. tersebut secara terpisah. Sedangkan penelitian ini
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Han & menguji kedua sumber dukungan sosial tersebut
Rojewski (2015) terhadap 3.869 lulusan sekolah secara parsial dan tidak menemukan pengaruh secara
vokasi di Korea. Penelitian tersebut menemukan signifikan terhadap adaptabilitas karir siswa.
bahwa dukungan sosial dari keluarga dan dukungan Artinya, dukungan sosial dari guru tidak akan efektif
sosial dari sekolah secara bersamaan memiliki meningkatkan adaptabilitas karir jika siswa tidak
pengaruh terhadap adaptabilitas karir siswa. mendapatkan dukungan dari keluarga.
Penelitian Han & Rojewski (2015) menemukan Diantara ketiga sumber dukungan sosial
bahwa dukungan keluarga dan dukungan dari dalam penelitian ini, dukungan sosial dari teman

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 55


Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

terbukti berpengaruh signifikan dibanding dukungan https://www.bps.go.id/pressrelease/downloa


dari keluarga dan guru. Hal tersebut menguatkan d.html?nrbvfeve=MTU2NQ%3D%3D&sdfs
teori perkembangan remaja yang menonjolkan =ldjfdifsdjkfahi&twoadfnoarfeauf=MjAyM
pentingnya peran teman untuk perkembangan C0wNS0xNyAwOTo0OToxMg%3D%3D
psikologi remaja. Csikszentmihalyi & Larson (1984,
dalam Agustiani, 2006) menjelaskan bahwa remaja, Cencus and Economic Information Center
waktu dengan teman merupakan bagian penting bagi (2019.9.5). Countries unemployment rate.
remaja dalam kesehariannya. Tujuan utama remaja Diakses dari https://www.ceicdata.com/en
adalah upayanya untuk melepaskan diri dari
pengaruh orang tua (Schafer, 1973). Pada usia Cohen, S. (2014). Stress, social support, and
remaja, individu mencapai hubungan baru dan lebih disorder. In The Meaning And Measurement
matang dengan teman sebaya baik pria maupun Of Support.
wanita, maksudnya adalah remaja dapat berinteraksi https://doi.org/10.4324/9781315800844
secara sosial, dengan membina persahabatan
maupun pertemanan dengan teman sebaya secara Han, H., & Rojewski, J. W. (2015). Gender-Specific
harmonis, baik dengan pria maupun wanita Models of Work-Bound Korean
(Hurlock, 1980). Adolescents’ Social Supports and Career
Adaptability on Subsequent Job Satisfaction.
Kesimpulan Journal of Career Development.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa https://doi.org/10.1177/0894845314545786
terdapat pengaruh adversity quotient dan dukungan
sosial terhadap adaptabilitas karir di SMK “X” Hardianto, Y., & Sucihayati, R. B. (2019).
Gresik sebesar 16,7%. Adapun hasil uji secara Hubungan Adversity Quotient Dengan
parsial untuk mengukur pengaruh per dimensi Career Adaptability Pada Koas Angkatan
adversity quotient dan sumber dari dukungan sosial, 2015 Fkg “X” Di Rsgm. Psibernetika.
menemukan terdapat tiga variabel yang memiliki https://doi.org/10.30813/psibernetika.v11i2.
pengaruh yang signifikan yaitu adversity quotient 1433
dimensi control, dimensi endurance, dan dukungan
sosial dari teman. Sementara adversity quotient Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu
dimensi origin & ownership, dimensi reach, Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
dukungan sosial dari keluarga dan dukungan sosial Jakarta: Penerbit Erlangga. In Erlangga.
dari teman tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap adaptabilitas karir pada siswa XII di SMK Kloos, B., Hill, J., Thomas, E., Wandersman, A.,
“X” Gresik. Elias, M. J., & Dalton, J. H. (2012).
Penelitian ini memiliki keterbatasan, Community Psychology: Linking
diantaranya adalah hasil penelitian ini menemukan Individuals and Communities. Community
bahwa pengaruh adversity quotient dan dukungan Psychology: Linking Individuals and
sosial terhadap adaptabilitas karir sebesar 16,7%, Communities.
dengan rincian pengaruh signifikan berasal dari
dimensi control, dimensi endurance dan dukungan Koen, J., Klehe, U. C., & Van Vianen, A. E. M.
sosial dari teman. Artinya, sebesar 83,3% (2012). Training career adaptability to
adaptabilitas karir dipengaruhi faktor lain. Peneliti facilitate a successful school-to-work
menyarankan agar penelitian selanjutnya dapat transition. Journal of Vocational Behavior.
menguji faktor-faktor lain yang diduga memberikan https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.10.003
sumbangan pengaruh terhadap adaptabilitas karir.
Paloş, R., & Drobot, L. (2010). The impact of family
Daftar Pustaka influence on the career choice of
Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan: adolescents. Procedia - Social and
Pendekatan ekologi kaitannya dengan Behavioral Sciences.
konsep diri dan penyesuaian diri remaja. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.03.524
Bandung: PT Refika Aditama
Sarafino, E. P. (2007). Health Psychology
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2019.9.5). Biopsychosocial Interactions. In Journal of
Keadaan ketenagakerjaan indonesia agustus Experimental Psychology: General.
2019. Diakses dari
Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 56
Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologii
P-ISSN (1907-7483)
E-ISSN (2528-3227)

Sarason, I. G., Levine, H. M., Basham, R. B., &


Sarason, B. R. (1983). Assessing social Tian, Y., & Fan, X. (2014). Adversity quotients,
support: The Social Support Questionnaire. environmental variables and career
Journal of Personality and Social adaptability in student nurses. Journal of
Psychology. https://doi.org/10.1037/0022- Vocational Behavior.
3514.44.1.127 https://doi.org/10.1016/j.jvb.2014.07.006

Savickas, M. L. (1997). Career Adaptability: An Xing, X., & Rojewski, J. (2018). Family Influences
Integrative Construct for Life-Span, Life- on Career Decision-Making Self-Efficacy of
Space Theory. The Career Development Chinese Secondary Vocational Students.
Quarterly. https://doi.org/10.1002/j.2161- New Waves-Educational Research and
0045.1997.tb00469.x Development Journal.

Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career Yahya, M. (2018). Era Industri 4.0: Tantangan dan
Adapt-Abilities Scale: Construction, Peluang Perkembangan Pendidikan
reliability, and measurement equivalence Kejuruan Indonesia. Orasi Ilmiah Professor
across 13 countries. Journal of Vocational Bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan
Behavior. Universitas Neegeri Makassar.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2012.01.011

Schafer, R. (1973). Concepts of self and identity and


the experience of separation-individuation in
adolescence. Psychoanalytic Quarterly.
https://doi.org/10.1080/21674086.1973.1192
6619

Shalihah, A. N., Yudianto, K., & Hidayati, N. O.


(2018). The Relationship Between Adversity
Quotient and Career Adaptability of
Internship Nursing Students. Journal of
Nursing Care.
https://doi.org/10.24198/jnc.v1i1.15761

Stoltz, P. G. (2000). Adversity quotient: Mengubah


hambatan menjadi peluang. In Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sulistiani, W., Suminar, D. R., & Hendriani, W.


(2018). The Career Adapt-Abilities Scale-
Indonesian Form : Psychometic. The 4th
International Conference on Education.
https://doi.org/10.17501/24246700.2018.420
1

Sung, T. K. (2018). Industry 4.0: A Korea


perspective. Technological Forecasting and
Social Change.
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2017.11.00
5

Super, D. E. (1980). A life-span, life-space approach


to career development. Journal of
Vocational Behavior.
https://doi.org/10.1016/0001-
8791(80)90056-1

Jurnal Psikologi Volume 18 Nomor 1 Juni 2020 57

You might also like