You are on page 1of 11

Hubungan antara Hardiness dengan Adaptabilitas Karir

pada Siswa SMK Kelas XII

Ratih Rosulin
Pramesti Pradna Paramita
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya

Abstract. Changing times leds to drastic changes in the criteria for the labor market needs. Vocational
high school students should be ready to face this condition because they will enter the workforce after
graduate. Career adaptability is a construct in psychology which tells about readiness in career or work-
force. But in reality career adaptability in vocational high school students are lower than high school
students. The purpose of this study is to determine the relationship between hardiness and career adapt-
ability on vocational high school students class XII. The study is conducted on 452 vocational high school
students class XII from different departement at SMK Negeri 2 Surabaya and SMK Negeri 4 Surabaya.
Data are collected through the Hardiness Scale that contained 33 aitems and the Career Adapt-Abilities
Scale (CAAS) which is contained 24 aitems. The sampling method that is used in this study is accidental
sampling technique. Data analysis is performed by using person product moment correlation with SPSS
16.0 for Windows. The result of this study shows that there is significant correlation between hardiness
and career adaptability (r=0,498; p=0,000) 0n vocational high school student class XII.

Key words : hardiness, career adaptability, vocational high school students.

Abstrak. Perubahan zaman menyebabkan perubahan yang drastis pada kriteria tenaga kerja yang dibu-
tuhkan pasar. Siswa SMK harus siap menghadapi kondisi tersebut karena setelah lulus akan langsung
memasuki dunia kerja. Adaptabilitas karir adalah salah satu konstruk dalam ilmu psikologi yang mem-
bahas kesiapan dalam karir atau dunia kerja. Namun kenyataan menunjukkan adaptabilitas karir siswa
SMK justru lebih rendah daripada siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara hardiness dengan adaptabilitas karir pada siswa SMK Kelas XII. Subjek dalam peneli-
tian ini adalah 452 siswa SMK Kelas XII yang berasal dari berbagai jurusan di SMK Negeri 2 Surabaya
dan SMK Negeri 4 Surabaya. Pengumpulan data menggunakan skala hardiness yang berisi 33 aitem dan
Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang berisi 24 aitem. Metode pengambilan sampel dilakukan den-
gan teknik accidental sampling. Analisis data dilakukan dengan teknik statistik korelasi pearson product
moment dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ter-
dapat hubungan yang signifikan antara hardiness dengan adaptabilitas karir pada siswa SMK kelas XII
(r=0,498; p=0,000).

Kata kunci : hardiness, adaptabilitas karir, siswa SMK.

Korespondensi :Ratih Rosulin. Departemen Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga Surabaya. Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, Telp. (031) 5032770, (031) 5014460, Fax (031)
5025910. Email:ratih.rosulin@gmail.com

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol 5 No. 1, September 2016 1
Hubungan antara Hardiness dengan Adaptabilitas Karir pada Siswa SMK Kelas XII

PENDAHULUAN SMA sebanyak 6,59%, dan lulusan Diploma I/II/


III sebanyak 6,17% (Badan Pusat Statistik Provinsi
Saat ini perkembangan zaman berlangsung
Jawa Timur, 2015). Hal ini sejalan dengan data
dengan sangat cepat. Perkembangan ini mengaki-
Dinas Pendidikan Jawa Timur tahun 2010 yang
batkan perubahan di berbagai bidang kehidu-
menyatakan 50.000-60.000 dari 138.000 lulusan
pan, salah satunya adalah bidang ekonomi. Pe-
SMK tahun 2010 belum terserap dunia kerja (Di-
rubahan dalam bidang ekonomi mengakibatkan
nas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, 2011).
meningkatnya kebutuhan akan tenaga kerja yang
berkualitas dan memiliki keterampilan dalam bi- Menurut Dr. Sri Gunani Pertiwi anggota
dang tertentu. Kondisi ini mendorong munculnya tim penyelaras dunia pendidikan dengan dunia
bentuk pendidikan yang bertujuan untuk mem- kerja Institut Teknologi Sepuluh November ban-
persiapkan peserta didik memasuki dunia kerja, yaknya pengangguran lulusan SMK disebabkan
yaitu pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan kurangnya kesiapan mental lulusan SMK untuk
adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta memasuki dunia kerja (Triono, 2014). Pernyataan
didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu ini juga sejalan dengan penuturan salah satu guru
(Rohman, 2009). Salah satu lembaga pendidikan bursa kerja khusus (BKK) di SMK Negeri 1 Cerme
formal yang memiliki bentuk pendidikan keju- dan SMK Negeri 2 Surabaya yang menyatakan
ruan adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). bahwa ada beberapa perusahaan yang mengeluh
karena seringkali anak-anak lulusan SMK men-
Meningkatnya kebutuhan atas tenaga
gundurkan diri padahal baru bekerja beberapa
kerja yang berkualitas dan terampil mendorong
bulan. Menurut guru-guru tersebut peristiwa
berkembangnya Sekolah Menengah Kejuruan
ini merupakan salah satu bentuk ketidaksiapan
(SMK) di Indonesia. Pemerintah sendiri terus
siswa dalam memasuki dunia kerja. Fenomena
mempromosikan SMK sebagai pencetak tenaga
yang sama juga ditemukan oleh Forum Penyelar-
kerja yang siap memasuki dan berpartisipasi
asan Dunia Pendidikan dengan Dunia Usaha dan
dalam dunia kerja melalui program kampanye
Dunia Industri (Larasdikdudi) Institut Teknologi
“SMK Bisa!”. Pada tahun 2014 jumlah SMK di In-
Sepuluh November dimana banyak pabrik tidak
donesia sebanyak 11.726, sedangkan jumlah SMA
mau mempekerjakan lulusan SMK di Surabaya
adalah 12.726 (Badan Pusat Statistik, 2014). Data
dikarenakan banyak yang seminggu bekerja lang-
ini menunjukkan bahwa jumlah SMK di Indone-
sung mengundurkan diri (Redaksi ITS, 2014).
sia cukup banyak meskipun masih lebih sedikit
Keterangan-keterangan ini menunjukkan bahwa
bila dibandingkan dengan jumlah SMA.
secara umum lulusan SMK memiliki keterampi-
Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuru- lan kerja yang mencukupi, namun mereka kurang
an model pendidikan di SMK lebih mengedepan- siap secara mental untuk memasuki dunia kerja.
kan praktik daripada teori, sehingga diharapkan
Pejelasan di atas, menunjukkan bahwa un-
setelah lulus siswa lebih siap bekerja dan lebih
tuk memasuki dunia kerja seseorang harus memi-
mudah mendapatkan pekerjaan. Namun Survei
liki kesiapan mental untuk dapat menyesuaikan
Angkatan kerja Nasional (SAKERNAS) menun-
diri dengan lingkungan kerja. Kesiapan mental
jukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka
sangat diperlukan terutama di era globalisasi yang
pada Februari 2015 justru didominasi oleh lulusan
mana kemajuan sains dan teknologi yang berkem-
SMK, yaitu sebanyak 8,47%, disusul oleh lulusan
bang pesat dapat mengubah situasi dalam pasar
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
2 Vol 5 No. 1, September 2016
Ratih Rosulin & Pramesti Pradna Paramita

tenaga kerja secara radikal (Sommers & Franklin, mengakibatkan seseorang berkeinginan untuk
2010 dalam levin, 2015). Nelson & Phelps (2010 keluar/mengundurkan diri dari organisasi (Chan
dalam Levin, 2015) menyatakan bahwa kemajuan & Mai, 2015); memperoleh pekerjaan yang kuali-
terbesar dalam produktivitas kerja merupakan tasnya rendah (Koen, dkk., 2010); dan penganggu-
hasil dari adaptabilitas pekerja untuk berubah. ran (Pordelan, dkk., 2014).

Salah satu konstruk dalam ilmu psikologi Penjelasan di atas menunjukkan bahwa
yang membahas mengenai kesiapan dalam karir adaptabilitas karir sangat penting terutama bagi
atau dunia kerja adalah adaptabilitas karir (career siswa SMK yang setelah lulus langsung bekerja
adaptability). Adaptabilitas karir adalah konstruk karena adaptabilitas karir yang baik dapat mem-
psikososial yang menunjukkan kesiapan individu bantu mereka melewati proses transisi dari se-
dan sumber daya untuk menyesuaikan diri den- kolah ke dunia kerja. Namun penelitian yang di-
gan tugas perkembangan karir saat ini maupun lakukan Negru-Subtirica, dkk (2015) pada siswa
yang akan datang, perpindahan kerja, dan trauma sekolah kejuruan dan sekolah umum di Rumania
kerja (Savickas, 2005). Adaptabilitas karir men- menunjukkan bahwa siswa sekolah umum justru
unjukkan kesiapan seseorang dalam menghadapi lebih unggul dalam tiga dimensi adaptabilitas ka-
tugas-tugas dalam rangka persiapan dan parti- rir, yaitu perhatian terhadap karir di masa depan
sipasi dalam dunia kerja, serta kesiapan dalam (career concern), rasa ingin tahu terhadap dunia
menghadapi penyesuaian yang diakibatkan oleh kerja (career curiosity), dan kepercayaan diri (ca-
perubahan kondisi di pekerjaan dan dunia kerja, reer confidence) bila dibandingkan dengan siswa
baik yang terprediksi maupun tidak terprediksi sekolah kejuruan. Selain itu seiring berjalannya
(Savickas, 1997). Savickas (2005 & 2013) menjelas- waktu rasa tanggung jawab terhadap karir yang
kan terdapat empat dimensi adaptabilitas karir, mendorong regulasi diri (career control) juga
yaitu perhatian terhadap karir di masa depan (ca- menurun secara tajam pada siswa sekolah keju-
reer concern), rasa tanggung jawab terhadap ka- ruan. Wawancara yang dilakukan oleh penulis
rir yang mendorong regulasi diri (career control), dengan guru SMK negeri 2 Surabaya dan salah
rasa ingin tahu terhadap dunia kerja (career curi- satu siswa SMK kelas XII juga menunjukkan hal
osity), dan keyakinan diri untuk bertindak sesuai yang sama, yang mana rata-rata siswa SMK be-
minat (career confidence). lum memiliki pandangan dan rencana akan bek-
erja dimana setelah lulus sekolah nanti. Hasil ini
Penelitian yang telah dilakukan menunjuk- mengindikasikan bahwa adaptabilitas karir siswa
kan bahwa adaptabilitas karir memiliki dampak SMK cenderung rendah.
positif terhadap karir seseorang. Adaptabilitas ka-
rir yang tinggi membuat seseorang lebih banyak Perubahan yang berlangsung secara cepat
memproyeksikan diri pada masa depan, merasa- menimbulkan sulitnya memprediksi apa yang
kan lebih sedikit hambatan karir, lebih mampu akan terjadi di kemudian hari. Fenomena ini
mewujudkan tujuan karir ke dalam perilaku juga mempengaruhi dunia kerja. Kondisi ling-
(Soresi, dkk., 2012 dalam Negru-Subtirica, dkk., kungan yang dinamis menuntut seseorang untuk
2015). Adaptabilitas karir juga dapat memfasili- dapat bertahan dan menyesuaikan diri dengan
tasi transisi dari sekolah ke dunia kerja (school- kondisi lingkungan tersebut. Tuntutan ini sering-
to-work transition) (Negru-Subtirica, dkk., 2015). kali menimbulkan stres sehingga seseorang harus
Sebaliknya adaptabilitas karir yang rendah dapat memiliki kekuatan untuk dapat bertahan dalam

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol 5 No. 1, September 2016 3
Hubungan antara Hardiness dengan Adaptabilitas Karir pada Siswa SMK Kelas XII

kondisi yang penuh tantangan dan perubahan seperti meningkatkan career decision self efficacy
seperti yang terjadi saat ini. (Huang, 2015), serta meningkatkan kesiapan dan
kepercayaan diri seseorang dalam memasuki du-
Peneliti Suzanne Kobasa dan Salvatore
nia kerja (Greenleaf, 2011). Hardiness juga diketa-
Maddi mengembangkan sebuah kumpulan karak-
hui berhubungan dengan adaptabilitas karir pada
teristik kepribadian yang disebut hardiness (Sara-
agen call center di Afrika (Coetzee & Harry, 2015)
fino & Smith, 2014). Hardiness adalah kumpulan
karakteristik kepribadian yang berfungsi sebagai Penjelasan-penjelasan di atas menunjuk-
sumber pertahanan ketika menghadapi peris- kan bahwa adaptabilitas karir dan hardiness san-
tiwa hidup yang menekan (Kobasa, 1979 dalam gat penting terutama bagi siswa SMK kelas XII
Kobasa, dkk., 1982). Hardiness muncul sebagai karena adaptabilitas karir dapat membantu siswa
seperangkat sikap atau kepercayaan mengenai SMK kelas XII yang akan segera lulus untuk mem-
diri dalam berinteraksi dengan dunia di sekitar persiapkan diri memasuki dunia kerja sedangkan
yang mana sikap dan kepercayaan ini memberi- hardiness dapat membantu siswa SMK kelas XII
kan keberanian dan motivasi untuk melakukan untuk menghadapi kondisi lingkungan kerja yang
kerja keras demi mengubah situasi yang mem- penuh dengan tekanan dan kondisi yang berubah
buat stres menjadi peluang/kesempatan (Maddi, secara drastis. Dengan demikian penelitian ini
1998, 2002; Maddi & Kobasa, 1984 dalam Maddi, bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubun-
2004). Hardiness memiliki tiga komponen yaitu gan antara hardiness dengan adaptabilitas karir
kontrol, komitmen, dan tantangan (Kobasa, 1979; pada siswa SMK kelas XII.
Maddi (2002); Maddi (2004). Kontrol adalah ke-
Penelitian mengenai hubungan antara har-
percayaan bahwa dirinya mampu mempengaruhi
diness dengan adaptabilitas karir sendiri sudah
situasi dalam hidup (Sarafino & Smith, 2014).
pernah dilakukan oleh Coetzee & Harry (2015)
Komitmen adalah perasaan dedikasi pada diri
pada agen call center di Afrika. Namun penelitian
sendiri dan pekerjaan yang akan menghasilkan
mengenai hardiness dengan adaptabilitas karir
keterlibatan yang aktif dan bertujuan dalam ke-
belum pernah dilakukan di Indonesia terutama
hidupan sehari-hari (Coetzee & Harry, 2015). Tan-
pada siswa SMK sehingga perlu dilakukan peneli-
tangan adalah kesenderungan seseorang untuk
tian lebih lanjut mengenai hubungan antara har-
melihat perubahan sebagai kesempatan untuk
diness dengan adaptabilitas karir pada siswa SMK
tumbuh dan berkembang (Huang, 2015).
di Indonesia.
Hardiness melekat pada diri orang-orang
tertentu dan berfungsi sebagai sumber per- METODE PENELITIAN
tahanan ketika menghadapi situasi yang sulit
Variabel Independen dalam penelitian ini
(Kobasa, 1979 dalam Kobasa, dkk., 1982). Sebagai
adalah hardiness. Hardiness didefinisikan sebagai
sumber pertahanan karakteritik kepribadian har-
seberapa jauh seseorang memiliki karakteristik
diness sangat dibutuhkan oleh sesorang terutama
kepribadian yang tangguh untuk menghadapi pe-
di dunia kerja karena situasinya penuh tekanan
rubahan situasi atau permasalahan dalam hidup
apalagi di zaman yang penuh perubahan seperti
yang mana akan mendorong munculnya adaptasi.
sekarang ini. Penelitian-penelitian yang sudah ada
Karakteristik kepribadian hardiness diketahui
menunjukkan bahwa hardiness memiliki dampak
melalui skala hardiness yang disusun berdasarkan
positif terhadap perkembangan karir seseorang

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


4 Vol 5 No. 1, September 2016
Ratih Rosulin & Pramesti Pradna Paramita

tiga komponen hardiness, yaitu kontrol. komit- Abilities Scale (CAAS) yang disusun dan dikem-
men, dan tantangan. bangkan oleh Savickas dan Porfeli, 2012. Skala ini
berbentuk skala likert dengan lima respon jawa-
Variabel dependen dalam penelitian ini ban, yaitu “ paling kuat”, “sangat kuat”, “kuat”,
adalah adaptabilitas karir. Adaptabilitas karir “cukup kuat”, dan “lemah”. Skala ini memiliki 24
didefinisikan sebagai sejauh mana seorang indi- aitem dengan reliabilitas (α=0,937).
vidu memiliki kesiapan dan sumber daya untuk
menyesuaikan diri dengan tugas perkembangan HASIL DAN BAHASAN
saat ini maupun yang akan datang, perpindahan
kerja, dan trauma kerja. Adaptabilitas karir diukur Penulis melakukan uji normalitas dan uji
menggunakan skala yang diadaptasi dari Career linearitas sebelum melakukan uji hubungan. Ber-
Adapt-Abilities Scale (CAAS) yang disusun dan dasarkan hasil uji normalitas diketahui bahwa
dikembangkan oleh Savickas dan Porfeli (2012). variabel hardiness berdistribusi normal (p=0,200)
begitu juga dengan variabel adaptabilitas ka-
Penelitian ini merupakan penelitian kuan- rir (p=0,175). Hasil uji linearitas menunjukkan
titatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan bahwa kedua varibel tersebut memiliki kecender-
dalam penelitian ini adalah metode survei. Penu- ungan hubungan dengan signifikansi (p=0,000).
lis mengumpulkan data melalui kuesioner tertu- Berdasarkan data ini penulis memutuskan meng-
lis. Subjek dalam penelitian ini adalah 452 siswa gunakan teknik statistik parametrik untuk men-
SMK kelas XII yang berasal dari berbagai juru- guji hubungan kedua variabel.
san di SMK Negeri 2 Surabaya dan SMK Negeri 4
Surabaya. Teknik sampling yang digunakan dalam Berdasarkan hasil analisis yang menggu-
penelitian ini adalah teknik sampling insidental nakan teknik statistik parametrik pearson prod-
yang mana penulis mengumpulkan data dengan uct moment diperoleh nilai signifikansi sebe-
datang ke beberapa kelas di setiap jurusan yang sar (p=0,000) dengan koefisien korelasi sebesar
ada di kedua sekolah tersebut. Subjek dalam pe- (r=0,498). Dengan demikian terdapat hubungan
nelitian ini berusia 16-20 tahun (16 tahun=4%; 17 antara hardiness dengan adaptabilitas karir pada
tahun=65,5%; 18 tahun=26,8%; 19 tahun=3,5%; 20 siswa SMK kelas XII dengan arah hubungan yang
tahun=2%). Subjek terdiri dari 227 siswa laki-laki positif. Hasil ini menunjukkan bahwa seiring
dan 225 siswa perempuan. dengan kenaikan hardiness seseorang akan selalu
disertai dengan kenaikan adaptabilitas karirnya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini Nilai koefisien korelasi (r=0,498) menunjukkan
menggunakan alat ukur yang telah diuji coba se- bahwa hubungan antara kedua variabel ini bera-
belumnya. Pengukuran variabel hardiness meng- da pada kategori sedang. Hasil ini penelitian ini
gunakan skala hardiness yang disusun oleh penu- sesuai dengan penelitian sebelumnya yang men-
lis. Skala ini berbentuk skala likert dengan lima yatakan bahwa terdapat hubungan antara hardi-
respon jawaban, yaitu “sangat tidak setuju”, “tidak ness dengan adaptabilitas karir (Coetzee & Harry,
setuju”, “netral”, “setuju”, dan “sangat setuju”. Skala 2015).
ini terdiri dari 33 aitem dengan 19 aitem favora-
ble dan 14 aitem non favorable dengan reliabilitas Sebelumnya telah dijelaskan bahwa hardi-
(α=0,859). Sementara itu pengukuran variabel ness adalah kumpulan dari karakteristik kepriba-
adaptabilitas karir menggunakan Career Adapt- dian yang berfungsi sebagai sumber pertahanan

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol 5 No. 1, September 2016 5
Hubungan antara Hardiness dengan Adaptabilitas Karir pada Siswa SMK Kelas XII

ketika menghadapi situasi hidup yang menekan dan confidence. Tolentino, dkk., (2014 Coetzee
(Kobasa, 1979 dalam Kobasa, dkk., 1982). Kobasa & Harry, 2015) juga menyatakan bahwa adapta-
(1979) mendefinisikan situasi yang menekan se- bilitas yang merupakan sumber daya didorong
bagai suatu perubahan situasi yang menuntut oleh adaptivitas atau kemauan yang mana menu-
seseorang untuk melakukan penyesuaian diri rut (Savickas dan Porfeli, 2012 dalam Coetzee &
terhadap kondisi tersebut. Lebih lanjut hardi- Harry, 2015) menunjukkan kesiapan untuk mer-
ness dapat memberikan keberanian dan motivasi espon perubahan kondisi dan tugas perkemban-
untuk melakukan kerja keras demi mengubah gan karir. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat
situasi yang membuat stres menjadi peluang/ disimpulkan bahwa hardiness sebagai konstruk
kesempatan (Maddi, 1998, 2002; Maddi & Kobasa, eksistensial yang berfungsi untuk perkemban-
1984 dalam Maddi, 2004). Coetzee & Harry (2015) gan dan pengayaan hidup akan mendorong sese-
menjelaskan mereka yang memiliki motivasi yang orang untuk mengembangkan kapasitas karirnya
tinggi untuk terlibat dalam usaha coping terha- (adaptabilitas karir) seiring dengan perubahan
dap masalah akan memiliki kapasitas adaptabili- kondisi kerja dan juga tugas perkembangan karir.
tas karir yang kuat. Berdasarkan penjelasan di Orang yang memiliki hardiness yang tinggi akan
atas salah satu contoh perubahan situasi adalah melihat perubahan pada kondisi kerja dan tugas
perubahan tugas perkembangan karir. Peruba- perkembangan karir sebagai kesempatan untuk
han tugas perkembangan karir akan mengakibat- mengembangkan dirinya.
kan perubahan peran dan juga perubahan pada
Hasil penelitian ini juga didukung oleh be-
kondisi lingkungan tempat seseorang berada
berapa penelitian sebelumnya. Penelitian Huang
misalnya perubahan dari lingkungan sekolah ke
(2015) menemukan bahwa ada hubungan positif
lingkungan kerja. Pada beberapa orang peruba-
antara hardiness dengan career decision self ef-
han ini mungkin akan mengakibatkan stres. Sese-
ficacy pada mahasiswa. Mahasiswa yang memi-
orang yang memiliki hardiness yang tinggi tidak
liki tingkat hardiness yang tinggi lebih percaya
akan mudah menyerah dengan kondisi tersebut
diri dalam membuat keputusan mengenai karir
sehingga mereka akan mendorong dirinya untuk
dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki
beradaptasi dengan perubahan tersebut karena
skor hardiness lebih rendah. Sejalan dengan hasil
mereka melihat perubahan tersebut sebagai pelu-
penelitian tersebut penelitian Greenleaf (2011)
ang untuk mengembangkan diri.
menemukan bahwa hardiness berhubungan den-
Sebagai sebuah konstruk eksistensial, har- gan kesiapan dan kepercayaan diri dalam meng-
diness merupakan kombinasi dari kesiapan, kog- hadapi transisi menuju dunia kerja. Menurut
nisi adaptif, dan emosi yang ditujukan untuk pen- Greenleaf (2011) individu yang memiliki hardiness
gayaan hidup melalui perkembangan, adaptasi, tinggi adalah yang paling siap menghadapi transi-
dan usaha bertahan hidup (Ferreira, 2012 dalam si karir karena mereka melihat transisi yang akan
Coetzee & Harry, 2015). Lebih lanjut Tolentiono, mereka lalui sebagai kesempatan untuk berkem-
dkk., (2014 dalam Coetzee & Harry, 2015) men- bang bukan sebagai hambatan.
jelaskan bahwa kesiapan adaptif pada individu
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas
dapat meningkatkan kemauan untuk mengem-
maka dapat disimpulkan bahwa siswa SMK yang
bangkan kapasitas karir esensial dalam bentuk
memiliki hardiness tinggi akan lebih siap dalam
kapasitas karir yaitu concern, control, curiosity,
menghadapi transisi dari sekolah ke dunia kerja.
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
6 Vol 5 No. 1, September 2016
Ratih Rosulin & Pramesti Pradna Paramita

Mereka akan lebih memikirkan mengenai ka- Selain melakukan uji korelasi penelitian ini
rirnya, lebih mampu meregulasi diri untuk mer- juga membuat penormaan mengenai kedua vari-
aih karir yang diinginkan, lebih banyak mengek- abel tersebut menggunakan kategorisasi jenjang
splorasi dunia kerja, dan lebih percaya diri dalam (ordinal). Jumlah kategorisasi jenjang yang digu-
membuat keputusan karirnya. Perubahan situasi nakan dalam penelitian ini adalah lima jenjang,
yang mereka alami akan mendorong mereka un- yaitu “sangat rendah”, “rendah”, “sedang”, “tinggi”,
tuk beradaptasi karena mereka melihat peruba- “sangat tinggi”. Berikut ini sebaran kategorisasi
han tersebut sebagai kesempatan untuk berkem- berdasarkan tiap variabel:
bang bukan sebagai hambatan.
Tabel 1

Sebaran Kategorisasi Setiap Variabel

Kategori
Variabel
SR R S T ST %
Hardiness 6,19% 25,88% 38,94% 21,9% 7,08% 100%
Adaptabilitas
6,19% 26,55% 38,05% 23,23% 5,97% 100%
Karir
Ket: SR = Sangat Rendah; R = Rendah; S = Sedang; T = Tinggi; ST = Sangat Tinggi
dah daripada mereka yang memiliki skor tinggi.
Hasil ini sesuai dengan kondisi mengenai siswa
Berdasarkan data tersebut tampak bahwa SMK yang telah dipaparkan sebelumnya.
subjek yang masuk dalam kategori rendah pada
kedua variabel lebih banyak daripada subjek yang Penelitian ini juga memuat informasi men-
masuk dalam kategori tinggi. Hasil ini mengindi- genai sebaran kedua variabel berdasarkan jenis
kasikan bahwa lebih banyak siswa SMK yang me- kelamin. Berikut ini hasil sebaran kategorisasi
miliki hardiness dan adaptabilitas karir yang ren- berdasarkan jenia kelamin :
Tabel 2

Sebaran Kategorisasi Adaptabilitas Karir Berdasarkan Jenis Kelamin

Kategori
Jenis Kelamin
SR R S T ST %
Laki-laki 4,4% 25,55% 41,41% 21,59% 7,05% 100%

Perempuan 8% 27,56% 34,67% 24,89% 4,89% 100%


Ket: SR = Sangat Rendah; R = Rendah; S = Sedang; T = Tinggi; ST = Sangat Tinggi
Pada tabel 2 tampak bahwa siswa perem- lebih rendah daripada siswa laki-laki. Ini berbeda
puan cenderung memiliki skor adaptabilitas karir dengan penelitian sebelumnya bahwa remaja per-
yang masuk dalam kategori rendah, sedangkan empuan memiliki skor adaptabilitas karir yang
siswa laki-laki cenderung memiliki skor adapta- lebih tinggi daripada remaja laki-laki (Negru-
bilitas karir yang masuk dalam kategori tinggi. Subtirica, dkk., 2015).
Hasil ini mengindikasikan bahwa siswa perem-
Hasil penemuan di atas mungkin disebab-
puan cenderung memiliki adaptabilitas karir yang
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
Vol 5 No. 1, September 2016 7
Hubungan antara Hardiness dengan Adaptabilitas Karir pada Siswa SMK Kelas XII

kan oleh beberapa hal. Hurlock (1980) menyata- pada peran domestik mungkin menyebabkan
kan bahwa anak laki-laki lebih serius dalam hal siswa SMK perempuan lebih rendah skor adapta-
pekerjaan daripada anak perempuan karena anak bilitas karirnya bila dibandingkan siswa laki-laki.
perempuan memandang pekerjaan sebagai peng-
isi waktu luang sebelum menikah. Anak laki-laki SIMPULAN DAN SARAN
menginginkan pekerjaan yang bergengsi meski-
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pun bayarannya rendah sebaliknya anak perem-
dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat
puan lebih memilih pekerjaan yang memberikan
hubungan antara hardiness dengan adaptabili-
rasa aman dan tidak menyita banyak waktu. Leb-
tas karir pada siswa SMK kelas XII. Korelasi antar
ih lanjut Harrold & Eccles (1990 dalam Santrock,
kedua variabel termasuk dalam kategori sedang.
2003) menyatakan sosialisasi yang dilakukan
Koefisien korelasi yang bernilai positif menun-
orang tua dalam bentuk pemberian kesempatan,
jukkan bahwa kedua variabel berkorelasi positif
harapan, dan kepercayaan merupakan sumber
artinya setiap kenaikan hardiness akan selalu diir-
penting bagi remaja dalam membentuk aspirasi
ingi dengan kenaikan adaptabilitas karir. Hasil ini
karirnya. Pada kenyataannya banyak wanita lebih
telah menjawab pertanyaan penelitian dan mem-
disosialisasikan dengan peran mengurus rumah
buktikan hipotesis penelitan ini.
tangga daripada peran yang berhubungan dengan
prestasi atau karir sehingga mereka tidak meren- Setiap penelitian pasti memiliki keter-
canakan karir dengan serius, tidak mengeksplo- batasan begitu juga dengan penelitian ini. Pada
rasi karir secara mendalam, dan terpaku pada penelitian ini, skala hardiness yang digunakan
pilihan karir yang terstereotipe secara gender tidak memiliki jumlah aitem yang seimbang (tan-
(Baumrind, 1990; Eccles, 1991; Jozefowics, Barber tangan=5; kontrol=7; komitmen= 21) padahal
& Mollasis, 1994; Lange, 1994; Lappan & Jingeles- menurut Maddi (2004) ketiga komponen terse-
ki, 1992; Rich & Golan, 1991 dalam Santrock, 2003). but seharusnya berfungsi bersama-sama. Selain
Kondisi ini sama seperti yang terjadi di Indonesia. itu terdapat beberapa aitem pada skala hardiness
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Per- yang memiliki daya diskriminasi kurang dari 0,3.
lindungan Anak (2012) menyatakan masyarakat Lebih lanjut beberapa aitem dalam skala tersebut
Indonesia secara umum memaknai peran gender menunjukkan adanya social desirebility tinggi.
yang mana laki-laki lebih mendominasi dalam ke- Dengan demikian penulis menyarankan kepada
hidupan sehari-hari. Dalam keluarga, perempuan penelitian selanjutnya agar mencoba menggu-
lebih ditempatkan pada peran domestik. Bagi nakan skala hardiness yang sudah teruji validi-
perempuan yang bekerja di luar rumah, peker- tas dan reliabilitasnya sehingga dapat digunakan
jaan yang diperolehnya masih berdasarkan peran sebagai pembanding penelitian ini. Lebih lanjut
gender. Pekerjaan perempuan lebih banyak pada penelitian selanjutnya juga dapat mencoba mel-
posisi yang bukan sebagai pengambil keputusan. akukan uji pengaruh untuk melihat apakah ada
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disim- pengaruh hardiness terhadap adaptabilitas karir
pulkan bahwa faktor budaya inilah yang mung- pada siswa SMK kelas XII. Penelitian selanjutnya
kin menyebabkan mengapa siswa laki-laki lebih juga dapat mencoba menggunakan uji perbedaan
mempersiapkan karir mereka daripada siswa per- untuk mengetahui apakah ada perbedaan hardi-
empuan. Budaya di Indonesia yang masih men- ness dan adaptabilitas karir ditinjau dari karakter-
ganggap bahwa tugas utama perempuan adalah istik demografis terutama gender.

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


8 Vol 5 No. 1, September 2016
Ratih Rosulin & Pramesti Pradna Paramita

Sementara itu saran dari penelitian ini un- mengikuti ekstrakurikuler di sekolah; menghadiri
tuk siswa SMA kelas XII adalah meningkatkan pembekalan memasuki dunia kerja yang diberi-
hardiness agar kapasitas adaptabilitas karirnya kan oleh sekolah; serta menganggap perubahan
juga meningkat. Ini bisa dilakukan dengan men- dalam hidup sebagai peluang untuk berkembang.
ingkatkan perasaan yakin bahwa dirinya memiliki Guru dan sekolah juga dapat meningkatkan har-
kontrol terhadap setiap peristiwa dalam hidupn- diness siswa melalui pelatihan karena penelitian
ya; menganggap semua peristiwa dalam hidupnya telah membuktikan bahwa kepribadian hardiness
bermakna; meningkatkan rasa ingin tahu terha- dapat ditingkatkan melalui pelatihan (Maddi,
dap dunia kerja; terlibat secara aktif dalam hubun- dkk., 1998 dalam Huang, 2015).
gan interpersonal dan aktivitas sehari-hari seperti
PUSTAKA ACUAN

Badan Pusat Statistik. (2014). Jumlah sekolah, guru, dan murid sekolah menengah atas (SMA) di bawah
kementrian pendidikan dan kebudayaan menurut provinsi 2011/2012-2013/2014.Diakses pada
tanggal 6 Januari 2016 dari http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1837.

Badan Pusat Statistik. (2014). Jumlah sekolah, guru, dan murid sekolah menengah kejuruan (SMK) di
bawah kementrian pendidikan dan kebudayaan menurut provinsi 2011/2012-2013/2014.Diakses
pada tanggal 6 Januari 2016 dari http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1838.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur. (2015, 5 Mei). Keadaan ketenagakerjaan februari 2015. Berita
Resmi Statistik. No. 38/06/35/Th.XIII. Diakses pada tanggal 5 November 2015 dari http://jatim.
bps.go.id/4dm!n/brs_ind/brsInd-20150505134409.pdf.

Chan, S. H., & Mai, X. (2015). The relation of career adaptability to satisfaction and turnover intentions.
Journal of Vocational Behaviour , 130-139.

Coetzee, M., & Harry, N. (2015). Gender and hardiness as predictors of career adaptability: an exploratory
study among black call centre agents. South African Journal of Psychology , 81-92.

Dinas Pendidikan Jawa Timur. (2011, Desember 5). Program pembinaan sekolah menengah ke-
juruan. Diakses pada tanggal 20 Januari 2015 dari http://pusatdata.dindik.jatimprov.
go.id/?p=program&idm=11.

Greenleaf, A. T. (2011). Human agency, hardiness, and proactive persoality: potential resources for emerg-
ing adults in the college-to-career transition (Doctoral disertation). Diakses dari http://ir.uiowa.
edu/etd/3310/.

Huang, J-T. (2015). Hardiness, perceived empoybility, and career decision self efficacy among taiwanese
college students. Journal of Career Development , 311-324.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta:
Erlangga.

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol 5 No. 1, September 2016 9
Hubungan antara Hardiness dengan Adaptabilitas Karir pada Siswa SMK Kelas XII

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2012). Pembangungan manusia ber-
basis gender 2012. (ISSN 2089-3531). Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Per-
lindungan Anak.

Kobasa, S. C. (1979). Stresful Life events, personality, and health: An inquiry into hardiness. Journal of
Personality and Social Psychology , 1-11.

Kobasa, S. C., Maddi, S. R., & Khan, S. (1982). Hardiness and health: A prospective study. Journal of Per-
sonality and Social Psychology , 168-177.

Koen, J., Klehe, U-C., Van Vianen, A. E., Zikic, J., & Nauta, A. (2010). Job-search strategies and reemploy-
ment quality The impact of career adaptability. Journal of Vocational Behaviour, 126-139.

Maddi, S. R. (2002). The Story of hardiness: Twenty years of theorizing, research, and practice. Consult-
ing Psychology Journal: Practice and Research , 175-178.

Maddi, S. R. (2004). Hardiness: An operationalization of existential courage. Journal of Humanistic Psy-


chology , 279-298.

Negru-Subtirica, O., Pop, E. I., & Crocetti, E. (2015). Developmental trajectories and reciprocal associa-
tions between career adaptability and vocational identity: A three-wave longitudinal study with
adolesencts. Jounal of Vocational behaviour , 131-142.

Pordelan, N., Abedi, M. R., Baghban, I., & Nilforooshan, P. (2014). Comparison of career adaptability in
employed and unemployed undegraduates of isfahan univeristy. International Journal of Psychol-
ogy and Behavioral Research , 129-134.

Redaksi ITS. (2014, September 13). ITS latih smk guna persiapan kerja. Diakses pada tanggal 7 Januari
2016 dari https://www.its.ac.id/berita/14027/en.

Rohman, A. (2009). Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama Yo-
gyakarta.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan remaja . Jakarta: Erlangga.

Sarafino, E. P., & Smith, T. (2014). Health psychology: Biopsychososial interactions. New Jersey: John
Wiley & Sons.

Savickas, M. L. (1997). Career adaptability: An integrative construct for life-span, life space theory. The
Career Development Quaterly , 247-259.

Savickas, M. L. (2005). The theory and practice of career construction. Dalam S. D. Brown, & R. W. Lent
(Eds.), Career Development and Counseling; Putting Theory and Research to Work (pp. 42-70).
Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Savickas, M. L., & Porfeli, E. J. (2012). Career adapt-abilities scale: Construction, reliability, and measure-
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan
10 Vol 5 No. 1, September 2016
Ratih Rosulin & Pramesti Pradna Paramita

ment aquivalence across 13 countries. Journal of vocational behaviour , 1-13.

Savickas, M. L. (2013). Career construction theory and practice. Dalam R. L. (Eds.)., Career Development
and counseling: Putting theory and research to work (pp. 147-183). New Jersey: John Wiley & Son.

Triono. (2014, November 6). Banyak pengangguran smk, kualitasnya masih kurang. suara surabaya
[on-line]. Diakses pada tanggal 28 Mei 2015 dari http://www.suarasurabaya.net/print_news/
Fokus/2014/143147-Banyak-Pengangguran-SMK,-Kualitasnya-Masih-Kurang.

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan


Vol 5 No. 1, September 2016 11

You might also like