You are on page 1of 24

Amperemeter DC dan Voltmeter DC

MAKALAH
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penegnalan Alat Ukur
Dosen Pengampu:
Dr. Adam Malik, M. Pd

Disusun oleh:
1. Muhammad Siqid Nursabil (1222070045)
2. Reni Andriani (1222070057)
3. Shofi Shofiah (1222070065)
4. Siti Nurhalimah (1222070068)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022 M/1444 H
KATA PENGATAR

Puji syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga pembuatan makalah dengan judul “Amperemeter DC dan Voltmeter DC” ini
dapat terselesaikan dengan lancar. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengenalan Alat Ukur Dr. Adam Malik, M. Pd.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih kami sampaikan kepada pihak yang telah berepran dalam penyusunan
makalah ini sejak awal hingga akhir. Semoga Allah Ta’ala senantiasa meridhai segala
usaha kita. Aamiin.

Bandung, 20 November 2022

penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………2
C. Tujuan …………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Amperemeter DC dan Voltmeter DC………………………………….3
B. Sejarah Amperemeter DC dan Voltmeter DC……………………………………..7
C. Bagian-bagian Amperemeter DC dan Voltmeter DC………………………………8
D. Konsep fisika dalam Amperemeter DC dan Voltmeter DC……………………….10
E. Cara merawat Amperemeter DC dan Voltmeter DC………………………………12
F. Perkembangan teknologi dalam alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC….18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….19
B. Saran ………………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari sering sekali manusia melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan hal kelistrikan. Banyak sekali istilah-istilah dalam kelistrikan
tersebut seperti kuat arus, tegangan listrik, dan hambatan listrik. Dari semua istilah-
istilah tersebut hendaknya kita mengetahui instrumem-instrumen dari istilah tersebut.
Kali ini penulis akan membahas tentang instrumen dari kuat arus listrik yaitu yang
dikenal dengan nama Amperemeter. Amperemeter tersebut dibedakan menjadi dua
yaitu Amperemeter analog dan Ampremeter digital. Dalam kasus pengukuran arus
listrik digunakan alat yang bernama Amperemeter yang berfungsi untuk mengukur
besarnya arus listrik pada sebuah rangkaian listrik, dalam hal ini adalah arus searah.
untuk pengukuran voltase atau tegangan digunakan alat yakni Voltmeter. Rangkaian
Volt meter adalah rangkaian yang berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan
suatukomponen atau tegangan suatu titik terhadap titik yang lain pada rangkaian
listrik”(kiki,2006). Adapun jika kedua alat itu digabungkan maka akan disebeut
dengan multimeter yang berfungsi untuk mengukur besarnya hambatan terutama
hambatan dalam Amperemeter juga Voltmeter.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, fungsi, dan jenis-jenis Amperemeter DC dan Voltmeter D
2. Bagaimana sejarah perkembangan Ameperemeter DC dan Voltmeter DC
3. Bagaimana bagian-bagian dari alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC
4. Bagaimana konsep fisika bekerja dalam pembuatan alat ukur Amperemeter
DC dan Voltmeter DC
5. Bagaimana cara menggunakan alat ukur Ameperemeter DC dan Voltmeter DC
6. Bagaimana cara merawat alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC

1
7. Bagaiamana perkembangan teknologi dalam alat ukur Amperemeter DC dan
Voltmeter DC
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian, fungsi, dan jenis-jenis Amperemeter DC dan
Voltmeter DC
2. Mengetahui sejarah perkembangan Ameperemeter DC dan Voltmeter DC
3. Mengetahui bagian-bagian dari alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC
4. Mengetahui konsep fisika bekerja dalam pembuatan alat ukur Amperemeter
DC dan Voltmeter DC
5. Mengetahui cara menggunakan alat ukur Ameperemeter DC dan Voltmeter
DC
6. Mengetahui cara merawat alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC
7. Mengetahui perkembangan teknologi dalam alat ukur Amperemeter DC dan
Voltmeter DC
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Amperemeter DC dan Voltmeter DC


1. Amperemeter
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multitester listrik yang
disebutavometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Ampermeter dapat dibuat atas susunan mikro amperemeter dan shunt yang
berfungsi untuk deteksi arus padarangkaian baik arus yang kecil, sedangkan untuk
arus yang besar ditambahan dengan hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai
dengan gaya lorentz dan gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang
selimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan
jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula
simpangannya.
1.1 Jenis - Jenis Ampermeter
a. Amperemeter analog
Amperemeter analog adalah amperemeter yang hasil pengukurannya
ditunjukkan oleh pergerakan jarum pada skala. Cara memperoleh arus yang
mengalir dengan membandingkan angka yang ditunjukkan skala terhadap
jumlah maksimum skala dari range yang digunakan amperemeter tersebut.

3
4

.
Amperemeter analog bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya
Lorentz). Yaitu ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh
medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk
menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang
timbul juga akan membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum
penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak
ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas.
Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz .
Amperemeter analog terdiri dari beberapa bagian antara lain :
1. Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil)
sehingga dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk
dalam moving coil. Jarum tersebut mempunyai fungsi penunjuk
besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada
skala yang sesuai dengan besaran yang diukur.
2. Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe
juga digunakan untuk menentukan kutub positif amperemeter.
3. Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada
angka nol (0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala.
5

4. Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.
5. Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk
ketepatan pembacaan skala.
b. Ampermeter Digital
Amperemeter digital merupakan jenis amperemeter yang cara penggunaanya
cukup sederhana. Pada amperemeter digital kita sudah tidak perlu lagi
melakukan penghitungan, cukup dengan melihat angka hasil pengukuran yang
akan tertera pada layar lcd. Hal ini disebabkan adanya sebuah alat yang akan
mengkonfersikan hasil nilai pengukuran ke dalam layar 7 segmen yang langsung
dapat dinilai hasil pengukuranya tanpa harus menghitungnya.

Pada dasarnya prinsip kerja amperemeter digital sama dengan prinsip


kerja pada amperemeter analog, hanya pada amperemeter digital sinyal analog
itu di convert ke sinyal digital oleh suatu program yang disebut analog to digital
(ADC). Setelah sinyal itu diubah menjadi sinyal digital kemudian sinyal digital
itu diolah oleh microprosessor dengan menggunakan program tertentu untuk
dikirim ke alat cetak yang nanti hasilnya akan ditampilkan ke display digital
yang berbentuk 7 segmen tadi.
2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik.
Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan
6

atau peralataan listrik. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber


tegangan seperti baterai, elemen Volta, atau aki dan tegangan komponen listrik
seperti resistor dan sebagainya.
Tegangan dan arus mempunyai karakteristik yang berbeda untuk rangkaian
seri dan pararel. Pada rangkaian seri tegangan merupakan penjumlahan dari
tegangan komponen-komponen yang terdapat pada rangkaian sedangkan nilai
arus konstan sepanjangan rangkaian. Pada rangkaian pararel/bercabang nilai
tegangan akan sama pada masing-masing cabang sedangkan nilai arus
merupakan pemnjumlahan dari nilai arus masing-masing cabang.
2.1 Jenis-Jenis Voltmeter
a. Voltmeter Analog

Voltmeter analog adalah alat pengukur tegangan listrik yang


menggunalan jarum jam sebagai penunjuk skala yang bergerak ke range-range
yang kita ukur dengan probe. Untuk pengukuran secara detail suatu besaran
nilai komponen, Analog tidak bisa diandalkan. Oleh karena itu kebanyakan
hanya digunakan untuk mengetes baik atau jeleknya suatu komponen pada
waktu pengukuran atau juga dapat digunakan untuk memeriksa apakah sudah
tersambung dengan baik sesuai dengan rangkaian blok yang ada pada suatu
rangkaian.
b. Voltmeter Digital
7

Voltmeter digital adalah Voltmeter dengan bentuk dan fungsi yang lebih
praktis. Mempunyai kelebihan pada keteletiannya yang melebihi Voltmeter
analog. Selain itu kita tidak perlu menghitung secara manual karena Voltmeter
digital sudah diprogram sistemnya untuk menampilkan hasil yang sudah
terkalkulasi sehingga kita cukup melihat hasil pengukuran pada layar tampilan
Voltmeter digital.
B. sejarah perkembangan Ameperemeter DC dan Voltmeter DC
Alat ukur Amperemeter ditemukan oleh seorang ilmuan dari Perancis yang
merupakan salah satu pelopor dibidang listrik Dinamis (Elektrodinamika) dan ia merupakan
orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur besaran-besar listrik, yaitu
andre marie ampre. Ia dilahirkan di Polemieux-au-Mont-d’Or, dekat kota Lyon pada
tanggal 20 januari 1775 dan meninggal dunia pada tanggal 10 juni 1836 pada umur 61
tahun. Untuk menghormati jasanya, namanya diabadikan sebagai satuan untuk kuat arus
listrik (Ampre) dengan simbol satuannya adalah A.Ampre juga mengamati bahwa apabila
duah buah batang konduktor dan keduanya dialiri arus listrik searah akan bersifat tarik-
menarik, sedangkan apabila berlawanan arah akan bersifat tolak-menolak
Salah satu eksperimen yang dilakukan ampre dibidang listik yaitu, pergerakan jarum
kompas pada saatditaruh dekat dengan kawat penghantar yang berarus listrik. Dari
eksperimen tersebut ia menemukan bahwa kumparan bersifat sebagai batang magnet. Besi
lunak yang berada didalam kumparan berubah menjadi magnet dan kumparanyang berisi
batang besi menjadi magnet yang kuat. Dua penghantar yang berdekatan yang beraliran
8

arus listrik akansaling mengeluarkan gaya. Eksperimen yang menarik hatinya ini
merupakan hasil temuan dari seorang ahli fisikaDenmark, yaitu orsted.
Sejarah voltmeter bermula ketika Westinghouse memperkenalkan alat pengukur
Universal pertama. Awalnya, AVO meter hanya mengukur arus searah (DC), hambatan,
dan tegangan dalam 13 rentang yang berbeda. Namun, ketika “penyearah gelombang
instrumen oksida tembaga” dibuat, perangkat pengukur ini ternyata mampu mengukur arus
bolak-balik (AC) dan rentangnya naik dari 13 menjadi 20. Voltmeter digital pertama
Tak lama kemudian, layar analog mulai ditinggalkan. Seiring dengan perkembangan
voltmeter, semenjak tahun 1950-an para teknisi berusaha membuat voltmeter digital solid-
state. Akan tetapi, teknologi tersebut belum sepenuhnya digarap hingga tahun 1970-an.
Pada tahun itu juga harga semikonduktor turun drastis sehingga desainnya bisa mulai
digarap.
C. bagian-bagian dari alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC
Fungsi Amperemeter yaitu untuk mengukur besarnya kuat arus listrik yang mengalir
pada suatu rangkaianataupun arus yang mengalir pada sebuah komponen elekronik. Dengan
menggunakan alat ukur Amperemeter memungkinkan kita mengetahui berapa besar arus
yang terpakai pada sebuah beban listrik (peralatan listrik) pada saat di Supply tegangan,
serta bisa membantu kita untuk menentukan berapa besar daya sekring (pengaman) yang
bisadigunakan untuk melindungi beban dari gangguan-gangguan kelistrikan (seperti arus
bocor, arus tak imbang, dll) yang bisa merusak kinerja dari baban tersebut.
9

Amperemeter memiliki bagian-bagian seperti :


1. Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog)
Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat
bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum
tersebutmempunyai fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan
bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur.
2. Probe
Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga
digunakanuntuk menentukan kutub positif amperemeter.
3. Kalibrator
Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada angka nol
(0)dengan tepat, segaris dengan jarum penunjuk skala.
4. Ground
Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter.
5. Cermin pemantul
Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan
pembacaan skala.
Adapun Voltmeter mempunyai bagian-bagian seperti:
Skala yang dipergunakan untuk mengukur tegangan letaknya di atas jalur
kaca. Titik nol skala letaknya di ujung paling kanan. Ruang diantaranya dibubuhi
angka-angka dibagi lagi oleh garis-garis pendek tipis, misalnya letak jarum pada
garis kedua. (1) Jarum penunjuk skala ,berfungsi untuk menunjukkan skala hasil
pengukuran. (2) Terminal positif , berfungsi sebagai tempat pencolok kabel yang
arusnya positif. (3) Terminal negatif, berfungsi sebagai tempat pencolok kabel yang
arusnya negatif. (4) Batas ukur ,berfungsi sebagai batas skala yang akan diuji dan
juga sebagai tempat pencolok kabel yang arusnya positif.
10

D. Konsep Fisika Bekerja Dalam Pembuatan Alat Ukur Amperemeter DC dan


Voltmeter DC
1. Prinsip Kerja Amperemeter DC
Gerakan dasar pada amperemeter analog pada arus searah (dc ammeter) adalah
galvanometer PMMC. Karena gulungan kumparan dari sebuah gerakan dasar yang kecildan
ringan, maka alat ini hanya dapat mengalirkan arus yang kecil. Apabila akan digunakan ke
dalam arus yang besar, maka arus tersebut perlu dialirkan ke sebuahtahanan yang disebut
sebagai shunt. Tahanan shunt dapat ditentukan dengan menerapkan analisa rangkaian
konvensionalnya.
Tahanan shunt terbuat dari sebuah kawat tahanan yang memiliki temperatur
konstandan ditempatkan di dalam instrumen atau sebuah shunt luar (manganin atau
konstantan)yang memiliki tahanan yang sangat rendah. Tahanan shunt ini terdiri dari
lempengan-lempengan bahan resistip yang disusun berjarak sama dan masing-masing
ujungnya dilaske sebuah batang tembaga. Bahan ini memiliki koefisien temperatur yang
sangat rendahdan memberikan efek termolistik yang kecil terhadap tembaga karena shunt
ini biasadigunakan untuk mengukur arus yang sangat besar.
Batas ukur dari ampermeter sendiri masih dapat diperbesar dengan
menggunakansejumlah tahanan shunt yang dapat dipilih dengan menggunakan sakelar
rangkuman(range swicth). Alat ini sendiri disebut sebagai amperemeter rangkuman
ganda(multirange ammeter). Alat ini mempunyai sakelar yang memiliki posisi ganda dari
jenismenyambung sebelum memutuskan (make-before-break), sehingga alat pencatat
tidakakan rusak. Penggunaan shunt universal atau shunt ayrton akan mencegah
kemungkinan pemakaian alat ukur tanpa tahanan shunt. Maka keuntungan yang dapat
diperoleh adalahnilai tahanan total yang sedikit lebih besar.
Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorenz karena di dalam sebuah amperemeter
terdapat sebuah galvanometer yang akan bekerja sehingga jarum penunjuk
padamaperemeter daat bergerak. Cara kerja galvanometer yaitu berputanya kumparan
11

karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi berlawan arah. Yang bekerja pada
dua sisikumparan yang saling berhadapan. Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak
berbentuk selinder membentuk satu kumparan, dan diletakkan diantara kutub-kutubsebuah
magnet permanen.
2. Prinsip Kerja Voltmeter
Prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter dari segi desain galvano
meter. Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan
magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang
menyebabkan jarum penunjuk bisa menyimpang saat dilewati arus yang melewati
kumparan. Semakin besar kuat arus akan semakin besar pula penyimpangannya. Untuk
perbedaannya terletak pada bentuk rangkaian, Voltmeter dirangkai secara pararel,
sedangkan Amperemeter dirangkai secara seri.
Bentangan kawat berarus yang diletakkan dalam medan magnetik akan mengalami
gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang disebut sebagai gaya Lorentz.

Gambar. Kaidah Tangan Kedua

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan menggunakan kaidah tangan kedua yang
berbunyi “Bila telapak tangan kanan dibuka, maka ibu jari menunjukkan arah arus, keempat
jari lain menunjukkan arah medan magnetik, dan telapak tangan menunjukkan arah gaya
Lorentz”. Besarnya gaya Lorentz dinyatakan oleh persamaan:
F = B.I.𝑙. 𝑠𝑖𝑛𝜃
12

Keterangan:
F = Gaya Lorentz (N)
B = Kuat medan magnet (T)
I = Arus listrik (A)
𝑙 = Panjang kawat (m)
𝜃 = Sudut antara arah arus dan medan magnetic
E. cara menggunakan alat ukur Ameperemeter DC dan Voltmeter DC
Prosedur pengukuran pada amperemeter antara lain sebagai berikut :
1. Kalibrasi terlebih dahulu ampermeter
2. Memasang bentuk seri ampermeter dengan hambatan

Gambar 5. Bentuk Seri Rangkaian Amperemeter


3. Memasang kabel negative (berwarna hitam) di ground ampermeter, dan kabel
positif(berwarna merah) pada probe amperemeter.

Gambar 6. Memasang Kabel Amperemeter pada Ground dan Probe


4. Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum
penunjuk skala.
13

Gambar 7. Petunjuk Skala Arus


Pengkalibrasian amperemeter dilakukan oleh pabriknya namun kita dapat
menyesuaikan skala amperemeter apakah baik untuk digunakan yaitu menyamakan
dengan skala yang menjadi acuan yaitu dengan melakukan pengenolah cara
yangdilakukan dalam pengenolan amperemeter ini adalah dengan memutar knop
ataukalibrator yang terdapat pada amperemeter.pastikan bahwa jarum penunjuk skala
beradatepat satu garis dengan angka nol pada skala.

Gambar 8. Pengkalibrasakan Amperemeter

Gambar 9. Pembacaan Hasil Pengukuran


Hal yang harus diperhatikan di dalam pembacaan skala amperemeter adalah dengan
memperhatikan jarum penunjuk skala. Jarum penunjuk skala akan menujuk pada skala
14

yang terletak pada papan skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana
bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar
tidak terjadi penyimpangan dalam membaca. Namun berbeda dengan amperemeter
digital. Amperemeter digital akan langsung menunjukan pembacaan nilai yang tertera
pada layar tanpa kita harus menghitungnya.
Prosedur pengukuran Voltmeter DC ialah sebagai berikut:
a) Sebelum memakai Voltmeter, pastikan terlebih dahulu Voltmeter dalam
keadaan baik.
b) Atur sekrup pengatur jarum penunjuk bila dirasa jarum penunjuk tidak tepat
pada posisi nol.
c) Atur saklar pemilih pada posisi skala tegangan yang kita akan ukur. Dalam
pemilihannya kita ambil batasan saklar pemilih paling besar agar tidak terjadi
kerusakan pada Voltmeter bila tegangan listrik ternyata besar.
d) Pasangkan Voltmeter pada komponen yang akan di ukur.
e) Bacalah berapa nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Saat membaca,
optimalkan rentang bacaan yang terbaik agar mendapat hasil yang akurat.
f) Setelah pembacaan selesai, kita dapat menempatkan probe ke saklar pemilih
dengan batasan tegangan maksimum. Dengan cara ini kita akan terhindar dari
kerusakan Voltmeter saat tidak sengaja memakainya kembali untuk kembali
melakukan pengukuran.
F. cara merawat alat ukur Amperemeter DC dan Voltmeter DC
Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan di dalam penggunaan amper meter,
antara lain yaitu :
1. Jangan sekali-kali menghubungkan amperemeter langsung ke sumber tegangan. Hal
ini disebabkan karena tahanannya sangat rendah maka amperemeter ini akan
mengalirkan arus yang tinggi sehingga berkemungkinan besar akan merusak alat ini.
15

Dan sebuah amperemeter harus selalu dihubungkan secara seri terhadap


hambatan/beban yang mampu membatasi arus.
2. Periksa polaritas yang tepat. Polaritas yang terbalik akan menyebabkan defleksi
yang berlawanan yang juga berkemungkinan besar dapat merusak jarum penunjuk.
3. Apabila hendak menggunakan amperemeter dengan rangkuman ganda, mula-mula
gunakanlah rangkuman yang tertinggi lalu kemudian turunkan hingga memperoleh
defleksi atau penyimpangan.
Dalam penggunaannya Voltmeter harus diperhatikan dengan baik kondisinya agar
Voltmeter bisa bekerja secara Optimal dan mencegah kerusakan pada Voltmeter. Adapun
hal-hal tersebut sebagai berikut:
1. Sebelum digunakan, Voltmeter perlu diperhatikan penempatannya. Ini penting
karena bagian yang bergerak yang menunjukkan besarannya akan dipengaruhi
oleh titik berat bagian yang bergerak dari suatu Voltmeter tersebut.
2. Pemilihan Voltmeter sesuai dengan tingkat presisinya.
3. Pemasangan Voltmeter dalam pengukuran dipasang secara pararel.
4. Kumparan dalam alat haruslah mempunyai tahanan tinggi, sehingga arus yang
melalui sekecil mungkin.
5. Mengatur besar kecilnya hambatan masukan, agar diketahui kesalahan pembebanan.

G. Aplikasi Teknologi Terbaru Amperemeter DC dan Voltmeter DC


Perkembangan Amperemeter, perkembangan teknologi di bidang elektronika saat ini
sudah sangat pesat. Berbagai barang elektronika yang dahulu menggunakan sistem analog
kini hampir semua beralih ke sistem digital. Sistem ini menawarkan berbagai keunggulan
seperti ketepatan dan ketelitian yang lebih tinggi, kemudahan dalam penyimpanan
informasi, operasinya mudah diprogram, lebih tahan terhadap noise dan sebagainya.
16

Gambar Voltmeter Digital Arduino


Voltmeter semakin berkembang dengan adanya inovasi-inovasi yang membuatnya
semakin simpel dan praktis. Adapun salah satu inovasinya adalah Voltmeter Digital
Arduino. Voltmeter ini adalah Voltmeter yang memanfaatkan Arduino yang memiliki
sensor analog pada papannya sehingga bisa merasakan voltase pada pin analog dan
menggubahnya menjadi format digital yang bisa diolah oleh mikrokontroler. Dan tentunya
agar mikrokontrolernya bisa mengolah data, kita terlebih dahulu memasukkan program
yang outputnya ditujukan untuk menampilkan hasil yang sudah dihitung secara otomatis.
Patut diketahui, input analog Arduino dapat digunakan untuk mengukur tegangan DC
antara 0 dan 5V bila kita menggunakan tegangan referensi analog 5V standar dan kisaran
ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan dua resistor untuk membuat pembagi tegangan.
Pembagi tegangan menurunkan voltase yang diukur kedalam kisaran input analog Arduino.
Kode dalam sketsa Arduino kemudian digunakan untuk menghitung voltase aktual yang
diukur.

Gambar. Rangkaian Voltmeter Digital Arduino


17

Karena sensor pada papan Arduino bisa merasakan voltase pada pin analog, disini kita
dapat memberikan tegangan masukan ke pin analog (A0) dengan menggunakan rangkaian
pembagi tegangan sederhana yang terdiri dari resistor R1 (100K) dan R2 (10K). Dengan
nilai yang digunakan pada pembagi, dimungkinkan untuk memberi umpan tegangan dari
0V k eke 55V ke papan Arduino. Sambungan pada jaringan pembagi tegangan yang
terhubung ke pin analog Arduino setara dengan tegangan masukan dibagi dengan 11, jadi
55V ÷ 11 = 5V. dengan kata lain, ketika mengukur 55V, pin analog Arduino akan berada
pada tegangan maksimum 5V. Jadi, dalam praktiknya, lebih baik melabeli Volmeter ini
sebgai “0-30 DVM” untuk menambahkan batas keamanan.

Gambar. Prototype Voltmeter Digital Arduino


Kita juga bisa menampilkan hasil pengukuran Voltmeter tersebut dilayar smartphone
ataupun dilayar monitor komputer dan laptop dengan cara mendownload software
processing di https://processing.org/ dan menghubungkannya dengan kabel USB antara
Arduino dengan Device yang kita miliki. Softwarenya support untuk Android, Linux, Mac
OS X, dan Windows. Seperti inilah tampilan softwarenya:

Gambar. Tampilan Software Processing


18

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik.
Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alat multitester listrik yang
disebutavometer gabungan dari fungsi amperemeter, voltmeter dan ohmmeter.
Sedangkan Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial
listrik. Voltmeter biasanya disusun secara paralel (sejajar) dengan sumber tegangan
atau peralataan listrik. Biasanya voltmeter digunakan untuk mengukur sumber
tegangan seperti baterai, elemen Volta, atau aki dan tegangan komponen listrik
seperti resistor dansebagainya. Kedua alat ini mempunyai jenis alar berupa analog
dan digital.
2. Alat ukur Amperemeter ditemukan oleh seorang ilmuan dari Perancis yang
merupakan salah satu pelopor dibidang listrik Dinamis (Elektrodinamika) dan ia
merupakan orang pertama yang mengembangkan alat untuk mengukur besaran-
besar listrik, yaitu andre marie ampre. Kemudian sejarah voltmeter bermula ketika
Westinghouse memperkenalkan alat pengukur Universal pertama. Awalnya, AVO
meter hanya mengukur arus searah (DC), hambatan, dan tegangan dalam 13 rentang
yang berbeda.
3. Amperemeter DC mempunyai bagian-bagian seperti; jarum penunjuk skala (pada
amperemeter analog), Probe, kalibrator, ground, dan cermin pemantul. Sedangkan
Voltmeter mempunyai bagian-bagian seperti; jatum penujuk, terminal positif,
terminal negatif, dan batas ukur.
4. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorenz karena di dalam sebuah
amperemeter terdapat sebuah galvanometer yang akan bekerja sehingga jarum
penunjuk padamaperemeter daat bergerak. Cara kerja galvanometer yaitu
19

berputanya kumparan karena munculnya dua gaya Lorentz sama besar tetapi
berlawan arah. Dan prinsip Kerja Voltmeter hampir sama dengan Amperemeter dari
segi desain galvano meter. Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz,
dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya
magnetik.
5. Cara menggunakan Amperemeter analog berbeda dengan cara menggunakan
Amperester digital, di mana Amperemeter analog harus dilakukan kalibrasi terlebih
dahulu dan memasang kabel hitam yang akan menghubungkan pada jarum skala
Amperemter. Kemduian, jika Amperemeter digital akan memperlihatkan nilainya
secara langsung. Sedangkan cara menggunakan Voltmeter Analog ialah
mengkalibrasinya terlebih dahulu, kemudian mengatur sekrup pengatur jarum
penunjuk dan skalanya, hingga dipasangkan pada komponen yang akan diukur.
Pembacaan Voltmeter dgitalpun hampir sama dengan pembacaan Amperemeter
analog.
6. Jangan sekali-kali menghubungkan amperemeter langsung ke sumber tegangan. Hal
ini disebabkan karena tahanannya sangat rendah maka amperemeter ini akan
mengalirkan arus yang tinggi sehingga berkemungkinan besar akan merusak alat ini.
Dan sebuah amperemeter harus selalu dihubungkan secara seri terhadap
hambatan/beban yang mampu membatasi arus. Kudian pemilihan kompenen
Voltmeter harus sesuai dengan tingkat presisisnya.
7. Perkembangan Ampremeter mekar pada bidang elektronika, yaitu pekanya sistem
pada oprasi penggunaannya yang lebih mudah, semakin berkembang dengan
adanya inovasi-inovasi yang membuatnya semakin simpel dan praktis. Adapun
salah satu inovasinya adalah Voltmeter Digital Arduino. Voltmeter ini adalah
Voltmeter yang memanfaatkan Arduino yang memiliki sensor analog pada
papannya sehingga bisa merasakan voltase pada pin analog dan menggubahnya
menjadi format digital yang bisa diolah oleh mikrokontroler. Dan tentunya agar
20

mikrokontrolernya bisa mengolah data, kita terlebih dahulu memasukkan program


yang outputnya ditujukan untuk menampilkan hasil yang sudah dihitung secara
otomatis.
B. Saran
Dalam sebuah penulisan tentu diperlukan ilmu pengetahuan yang dibangun atas
kritik dan saran, terkhusus dalam pembuatan makalah ini. Pembahasan-pembahasan akan
semakin mendalam dan efektif ketika dilakukan penulisan lanjutan, sehingga akan
memberikan manfaat yang bisa terus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Alfina, S., & Rejeki, V, S. 2013. Laporan Praktikum Eksperimen Fisika “Hambatan Dalam
Amperemeter dan Voltmeter”.
Alat Ukur Listrik Tentang Voltmeter. Makalah. Manurung, S,R.,& Sinambela, M. (2018).
Perangkat pembelajaran IPA berbentuk LKS berbasis laboratorium.
Damari, Ari dan Sri Handayani. 2009. Fisika 1 : Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta :
Pusat karakter listrik arus searah dan bolak-balik. Ready Star, 2, 262-266.
Hernita, D. 2014.
Departemen Pendidikan Nasional Resnick, Halliday and Walker. 2009. Fundamental of
physics solusi alternatif berbagi pengetahuan antar pustakawan. Lentera
Pustaka, 2(2), 83-93.
Grafindo Kangenan, M. 2016. Fisika untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga
Nurachmandani, Setya. Fisika 1 : Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta
Pembelajaran Fisika (INPAFI), 6(1), 80-87. Supriyadi. (2016). Community of practitioners:
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Giancoli, D.C. 2005. Physics.
New York :
Sumarna. 2015. Listrik Arus Searah. Makalah. Gideon, S.,& Saragih, K,P. (2019).

21

You might also like