You are on page 1of 11

PERUBAHAN SOSIAL, GLOBALISASI, DAN PERKEMBANGAN

KAPITALIS

Aditya Nugroho1), Adni Fazila2), Agung Pratama Putra3), Aknes Oktopia4),


Andi Hariando Mattalata5), Angga6), Rahmania Nadratulillahin7), Vera
Pratiwi8), Willa Aprilia9).
1) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
2) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
3) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
4) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
5) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
6) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
7) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
8) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.
9) Progdi Administrasi Negara, Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial, Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia.

Email Korespondensi : Email@firstauthor.ac.id

Abstrak- Tujuan penelitian ini untuk memahami perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan
kapitalisme dengan sangat kompleks dan multi intepretatif dalam studi Pengantar Sosiologi. Memahami
definisi dari perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan kapitalisme. Mempelajari perubahan sosial
dari tiga perspektif sosiologi, menjelaskan dampak-dampak globalisasi, dan memahami bagaimana proses
perkembangan kapitalisme dalam globalisasi. Metode penelitian ini adalah deskriptif, metode yang
digunakan untuk menggambarkan suatu objek dengan apa adanya. Perubahan sosial merupakan
setiap perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk dalam aspek nilai, sikap, serta pola perilaku di antara kelompok-kelompok
dalam masyarakat. Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia. Kapitalisme adalah
sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh pada semua orang untuk melakukan kegiatan
ekonomi untuk memperoleh keuntungan.
Kata Kunci- Perubahan social; Globalisasi; Kapitalisme

PENDAHULUAN- Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan-perubahan. Hal


ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini
merupakan fenomena sosial yang wajar dalam kehidupan manusia baik itu individu maupun
kelompok. Perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dapat terjadi karena proses
penyebaran manusia (difusi) dari individu yang satu ke individu yang lain. Hal ini dikarenakan,
proses perubahan sosial tidak saja berasal melalui proses evaluasi, namun juga dapat terjadi
melalui proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan antar masyarakat. Masyarakat merupakan
istilah yang paling penting untuk menyebutkan kesatuan-kesatuan hidup manusia, baik dalam
tulisan ilmiah, maupun dalam bahasan sehari-hari. Dalam Bahasa Inggris masyarakat disebut
society, asal katanya socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari Bahasa
Arab, yaitu syirk, artinya bergaul (M Munandar: 2009: 122). Adanya saling bergaul ini bukan
hanya ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan,
melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.
Mac Iver, J.L Gillin dan J.P. Gillin sepakat, bahwa bergaul dan interaksi mempunyai nilai-nilai,
norma-norma, cara-cara dan prosedur yang merupakan 2 kebutuhan bersama sehingga
masyarakat merupakan suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu, yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa bersama ( M Munandar:
2009: 122). Hidup bermasyarakat bagi manusia sangat penting, karena manusia tidak dapat hidup
sendiri secara berkelanjutan, dan manusia baru bisa disebut sebagai manusia yang sempurna
apabila ia ternyata dapat hidup bersama dengan manusia lain dalam masyarakat. Artinya bahwa
manusia tidak akan mengetahui fungsinya bagi yang lain jika tidak hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Hakikatnya setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-
perubahan, dan itu bisa terjadi secara lambat dan juga ada perubahan yang pengaruhnya terbatas,
serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali dan ada pula perubahan yang cepat.
Perubahan sosial juga merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidak sesuaian antara unsur-
unsur sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang
tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Secara etimologi perubahan sosial
berasal dari dua kata yaitu kata perubahan (change), yang berarti peristiwa yang berhubungan
dengan perubahan posisi unsur suatu system hingga terjadi pada perubahan struktur system
tersebut (Kartasapoetra : 2007: 48). Sedangkan kata sosial menunjuk pada hubungan seorang
individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama (Kartasapoetra: 2007: 382). Globalisasi
adalah suatu fenomena yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi tidak hanya berelasi dengan bidang
ekonomi, tetapi juga di lingkungan politik, sosial, dan hubungan internasional (Wolf, 2014).
Menurut World Bank, globalisasi dapat dilihat dari peningkatan saling ketergantungan antar
negara- negara seperti peningkatan integrasi perdagangan, penduduk, dan ide yang berada dalam
satu pasar global. Proses globalisasi turut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu
ekonomi, sumber daya alam, pasar, politik, dan teknologi. Globalisasi ditunjukkan dengan
adanya bukti nyata dari perubahan beberapa negara.Negara yang mengalami proses globalisasi
akan memperoleh keuntungan dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan. Selain barang
dan jasa yang banyak, tingkat harga juga lebih murah, pendapatan tenaga kerja yang tinggi,
tingkat kesehatan, dan standar hidup yang lebih tinggi secara menyeluruh. IMF menyatakan
selama dua puluh tahun terakhir, beberapa negara telah terbuka dalam ekonomi secara global.
Disamping itu negara miskin dengan persentase kemiskinan ekstrim (negara dengan pendapatan
perkapita kurang US$1 per hari) di negara berkembang telah berkurang dan ini adalah bukti
pencapaian globalisasi.Kondisi ini memperkuat pendapat Dreher (2006) bahwa globalisasi
diikuti oleh pertumbuhan ekonomi. Selain itu, liberalisasi dalam perekonomian sebagai dampak
globalisasi juga dapat meningkatkan pendapatan (Atif et. Al, 2012). Tidak hanya dari sisi
ekonomi, globalisasi memiliki dampak dari sisi politik dan sosial. Dibidang politik, globalisasi
berhubungan dengan kerjasama 2 diplomatik antarnegara seperti partisipasi dalam organisasi
internasional maupun partisipasi sesama negara di dunia. Sedangkan dibidang sosial mencakup
teknologi dan komunikasi yang sudah sangat berkembang saat ini. Kapitalisme pada dasarnya
merupakan sistem perekonomian yang menekankan kepada peran kapital (modal) dengan segala
jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam aktivitas untuk menghasilkan barang
lainnya. Ebenstein menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh dan lebih luas
dari sekedar sistem perekonomian. Kapitalisme bergerak sesuai dengan perkembangan nilai-nilai
individualisme. Secara lebih spesifik, kapitalisme adalah sebuah sistem yang diciptakan untuk
mengembangkan ekspansi komersial melewati batas-batas lokal menuju ke skala internasional.
Pengusaha kapitalis mempelajari pola-pola perdagangan internasional dengan tujuan untuk
mengakumulasi kapital demi keuntungan sebesar-besarnya. Ebenstein menambahkan sistem
kapitalisme mulai berkembang di Inggris pada abad 18 M dan kemudian menyebar luas ke
kawasan Eropa Barat Laut dan Amerika Utara. Risalah terkenal Adam Smith, yaitu The Wealth
of Nations, diakui sebagai karya penggagas awal perkembangan kapitalisme. Smith berpendapat
bahwa jalan yang terbaik untuk memperoleh kemakmuran adalah dengan membiarkan individu-
individu mengejar kepentingan mereka sendiri tanpa keterlibatan perusahaan-perusahaan negara.
Tujuan penelitian ini untuk memahami perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan
kapitalisme dengan sangat kompleks dan multi intepretatif dalam studi Pengantar Sosiologi.
Memahami definisi dari perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan kapitalisme.
Mempelajari perubahan sosial dari tiga perspektif sosiologi, menjelaskan dampak-dampak
globalisasi, dan memahami bagaimana proses perkembangan kapitalisme dalam globalisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN- Perubahan sosial terjadi pada beragam struktur sosial secara


cepat maupun lambat. Proses perubahan sosial tidak terjadi secara otomatis dan
memiliki menanisme tertentu, melainkan karena adanya suatu tujuan tertentu. Kecepatan
perubahan sosial dapat bersifat revolusioner maupun evolusioner. (Abdulsyani, 1992, p. 1)
Faktor yang mempengaruhi perubahan sosial dapat berasal dari dalam masyarakat maupun dari
luar masyarakat dan saling berhubungan satu sama lain. (Septiarti, 2017, p. 2) Definisi
perubahan social menurut Gillin perubahan social merupakan perubahan yang terjadi sebagai
suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima karena adanya perubahan
kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun
adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. (Indraddin, 2016, p. 3). Definisi
menurut Robert Mac Iver perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi
dalam hubungan sosial atau keseimbangan hubungan social. (Wrahatnala, 2009, p. 4) Ada tiga
perspektif sosiologi yaitu: perspektif evolusi, perspektif konflik, dan perspektif fungsionalis.
Yang pertama perspektif evolusi, Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena evolusi
memengaruhi cara pengorganisasian masyarakat, terutama yang berhubungan dengan
kerja. Ferdinand Tonies, memandang bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana
yang mempunyai hubungan yang erat dan kooperatif menjadi tipe masyarakat besar yang
memiliki hubungan khusus dan impersonal. Tonies tidak yakin bahwa perubahan-perubahan
tersebut membawa kemajuan. Bahkan dia melihat adanya fragmentasi sosial (perpecahan dalam
masyarakat), individu menjadi terasing dan lemahnya ikatan sosial sebagai akibat langsung dari
perubahan sosial budaya ke arah individualisasi dan pencarian kekuasaan. Gejala ini tampak
jelas pada masyarakat perkotaan. Teori ini hanya menjelaskan bagaimana proses perubahan
terjadi. (Budiati, 2009, p. 5) Terdapat dua tipe teori evolusi mengenai cara masyarakat berubah,
yakni teori unilinier dan teori multilinier. Pandangan teori unilinier mengamsusikan bahwa
semua masyarakat mengikuti jalur evolusi yang sama. Setiap masyarakat berasal dari bentuk
yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks (sempurna), dan masing-masing melewati proses
perkembangan yang seragam. Pandangan teori multilinier menggantikan teori unilinier dengan
tidak mengamsusikan bahwa semua masyarakat mengikuti urutan yang sama, artinya meskipun
jalurnya mengarah ke industrialisasi, masyarakat tidak perlu melewati urutan tahapan yang sama
seperti masyarakat yang lain. (Djazifa, 2012, p. 6) Yang kedua perspektif konflik, yaitu
menjelaskan bahwa pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok
yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil,
sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Sumber yang paling penting dalam perubahan
sosial menurut perspektif ini adalah konflik kelas sosial di dalam masyarakat. Perspektif ini
memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial merupakan dua hal yang selalu
melekat pada struktur masyarakat. Perspektif ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap
ada dalam suatu masyarakat adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan
hanyalah akibat dari adanya konflik sosial yang terjadi di masyarakat. Mengingat konflik
berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Konflik berasal dari
pertentangan kelas antara kelompok yang tertindas dan kelompok penguasa sehingga akan
mengarah pada perubahan sosial. Teori ini berpedoman pada pemikiran Karl Marx yang
menyebutkan konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan berpengaruh
dalam semua perubahan sosial. Ralph Dahrendorf berpendapat bahwa semua perubahan sosial
merupakan hasil dari konflik kelas kepentingan di masyarakat. Konflik dan pertentangan selalu
ada dalam setiap bagian masyarakat. Prinsip dasar teori konflik yaitu konflik sosial dan
perubahan sosial selalu melekat dalam struktur masyarakat. (Budiati, 2009) Yang ketiga
perspektif fungsionalis, yaitu Konsep yang berkembang dari perspektif ini adalah cultural
lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung perspektif fungsionalis untuk menjelaskan
bahwa pada dasarnya perubahan sosial itu tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur
kebudayaan dalam masyarakat. Menurut perspektif ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja
berubah dengan sangat cepat, sementara unsur yang lainnya berubah sangat lambat, sehingga
tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsure yang berjalan sangat cepat tersebut. Unsur
yang berubah sangat cepat umumnya yang berhubungan dengan kebudayaan materiil, sedangkan
unsur yang berubah secara perlahan atau lambat adalah unsur yang berhubungan dengan
kebudayaan nonmateriil. Dengan demikian, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang
berubah secara perlahan tersebut. (Budiati, 2009) Akibatnya muncul kesenjangan sosial dalam
masyarakat atau yang dikenal dengan istilah cultural lag. Misalnya pengrusakan terhadap
telepon umum. Telepon umum sebagai fasilitas umum sangat efektif untuk melakukan
komunikasi, sehingga sudah selayaknyalah dirawat dan dijaga, kenyataannya, banyak telepon
umum yang justru dirusak oleh masyarakat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa dalam
masyarakat terjadi cultural lag, di mana alam pikiran manusia (nonmateriil) tidak mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan atau kemajuan teknologi (materiil). Pemikiran ini
berasal dari konsep goncangan budaya (cultural lag) dari William Ogburn. Meskipun unsur-
unsur masyarakat saling berhubungan satu sama lain, beberapa unsurnya bisa saja berubah-ubah
dengan sangat cepat sementara unsur lainnya tidak secepat itu sehingga tertinggal di belakang.
Ketertinggalan ini menjadikan kesenjangan sosial dan budaya antara unsur-unsurnya yang
berubah sangat lambat dan unsur yang berubah sangat cepat. Kesenjangan ini akan menyebabkan
adanya goncangan budaya sosial budaya dalam masyarakat.

Definisi globalisasi menurut Akademisi Ilmu Politik asal Universitas Aachen,


Emanuel Ritcher menjabarkan bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi dalam saling
ketergantungan dan persatuan dunia, dan menurut Ahli diplomasi asal Amerika Serikat,
Princenton N Lyman memiliki gagasan mengenai globalisasi. Menurutnya, globalisasi adalah
pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara
di dunia dalam hal perdagangan dan keuangan. Globalisasi adalah peningkatan
integrasi ekonomi dan saling ketergantungan ekonomi nasional, regional, dan lokal di
seluruh dunia melalui intensifikasi pergerakan barang, jasa, teknologi, dan modal lintas batas.
(OxfISp. 7) Istilah 'globalisasi' diambil dari kata globalize yang merujuk pada kemunculan
jaringan sistem sosial dan ekonomi berskala internasional Globalisasi memberikan implikasi
yang luas terhadap penghidupan dan kehidupan berbangsa dan bernegara, mulai dari ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, hingga pertahanan keamanan. (Al-Rodhan, 2006, p. 8)
Globalisasi ekonomi menyebabkan timbulnya jenis investasi asing langsung. Perusahaan
publik maupun perusahaan swasta dapat mengelola investasi yang berasal dari luar negeri. Jenis
investasi ini umumnya terbentuk akibat adanya kondisi ekspor dan impor yang tidak seimbang di
dalam negara. Dorongan untuk melakukan investasi asing langsung berasal dari pertumbuhan
ekonomi di luar negeri berbentuk pertambahan pendapatan nasional. (Chandra, 2016, p. 9)
Dampak positif dari globalisasi menurut J Naisbitt diantaranya adalah mudah melakukan
komunikasi, mobilitas tinggi, mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan, memacu
untuk meningkatkan kualitas diri, mudah memenuhi kebutuhan, dan menumbuhkan sikap
cosmopolitan dan toleran. Dampak negatif dari globalisasi diantaranya adalah meniru prilaku
yang buruk, mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai kebiasaan atau kebudayaan suatu
Negara, membuat sikap menutup diri, berpikir sempit, perilaku konsumtif, dan informasi tidak
terkontrol.

Definisi kapitalisme menurut Adam Smith adalah, kapitalisme ini ada untuk mendukung
perekonomian yang baik. Di mana, suatu individu berperan besar dalam memakmurkan suatu
bangsa dengan menjadikan individu tersebut menjadi tokoh yang dipandang. Hal ini karena
kepemilikannya atas alat-alat produksi, pendistribusian, hingga pengelolaan laba atau
keuntungan. Kapitalisme adalah sebuah mode produksi yang bertujuan untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya dengan biaya produksi sekecil-kecilnya. Minimalisasi biaya produksi dicapai
dengan cara menekan upah pekerja. Kapitalisme dilakukan oleh suatu badan atau perseorangan
di luar pemerintah. (Gilpin, 2018, p. 10) Dengan demikian, pemerintah tidak dapat melakukan
intervensi pasar guna memperoleh keuntungan bersama, tetapi intervensi pemerintah dilakukan
secara besar-besaran untuk kepentingan-kepentingan pribadi. Pelaku kapitalisme disebut Kapital.
(Rosser & Rosser, 2003, p. 11) Menurut Dudley Dillard, sejarah kapitalisme melewati tiga
tahapan fase, yaitu kapitalisme awal, kapitalisme klasik, dan kapitalisme lanjut. Yang pertama
kapitalisme awal, dimulai dari lahirnya institusi pasar (market) pada abad ke-16 dan kemudian
dilanjutkan dengan perkembangan perdagangan jarak jauh antar pusat-pusat kapitalisme dunia.
Dalam ekonomi kapitalis, pasar memiliki peran penting dalam sistem perekonomian dimana
pasar bebas untuk menyelesaikan permasalahan mulai dari produksi, konsumsi, dan distribusi .
(Kamiruddin, 2018, p. 12) Kapitalisme awal ini dibuktikan dengan kehadiran pabrikasi sandang
di Inggris yang menjadi industri terbesar di Eropa. Industri inilah yang kemudian menjadi
pelopor lahirnya kapitalisme. Dari beberapa kejadian dan faktor lingkungan yang mempengaruhi
pembentukan modal di awal kelahiran kapitalisme ini, diantaranya adalah dukungan agama bagi
kerja keras dan sikap hemat, pengaruh logam-logam mulai dari dunia baru terhadap
pekrkembangan relatif pendapatan atas upah, laba, dan sewa, peranan negara dalam membantu
dan secara langsung melakukan pembentukan modal dalam bentuk bendabenda modal aneka
guna. (Huda, 2016, p. 13) Yang kedua kapitalisme klasik, Pada fase ini, kapitalisme mengalami
perubahan yang pada awalnya dari monopoli kapital kemudian menjadi kapital industri.
Perubahan ini adalah ciri dari revolusi industri di Inggris. Sehingga, penerapan ilmu pengetahuan
teknis yang ada selama berabad-abad lamanya, lambat laun berubah. Dengan demikian,
kapitalisme berubah menjadi pelopor bagi perubahan teknologi karena akumulasi pembaharuan.
Pada masa ini pula, kapitalisme memulai dan meletakkan pondasi dasarnya yakni laisses faire.
(Zainol, 2020, p. 14) Yang ketiga kapitalisme lanjutan, pada fase ini, kapitalisme mulai
berkembang dan kuat yang ditandai oleh tiga momentum, yaitu: yang pertama adanya kesadaran
dari bangsa Asia dan Afrika terhadap penjajahan Eropa yang membuat bangsa Asia melakukan
perlawanan, yang kedua adanya perpindahan penguasaan aset dari Eropa ke Amerika, dan yang
ketiga adanya revolusi Bolshevik Rusia yang meluluhlantakkan institusi fundamental kapitalisme
yang berupa pemilikan secara individu atas penguasaan sarana produksi, struktur kelas sosial,
bentuk pemerintahan dan kemapanan agama. (Zainol, 2020) Selain itu, berikut akan dipaparkan
beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem ekonomi kapitalisme diantaranya adalah, yang
pertama kelebihan yaitu: kapitalisme mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi
kompetisi pasar terbuka dan menyediakan individu kesempatan lebih baik untuk meningkatkan
pendapatan yang demikian akan memabntu mencapai pertumbuhan ekonomi, yang kedua
kekurangannya yaitu Ekonomi kapitalisme dapat menimbulkan persaingan pasar yang tidak sehat
dan Mampu membuat ekonomi yang berorientasi pada uang. Perusahaan akan melihat ekonomi
dengan titik pandang materealistik. (Tho’in, 2015, p. 15)

KESIMPULAN- Perubahan terhadap pola kehidupan dan kebutuhan masyarakat. Globalisasi


telah menjadi keharusan zaman, walaupun hal tersebut telah terjadi dan terkategorisasi secara
periodik; globalisasi muncul dalam bentuk yang berbeda-beda menurut zamannya. Adanya
periodisasi dan bentuk yang berbeda dalam globalisasi tersebut dikarenakan kapitalisme sebagai
motornya mengalami berbagai transformasi baik perilaku dan praktiknya. Hal inilah yang
kemudian, globalisasi juga mengkaitkan dengan perkembangan teknologi dan ilmu lainnya
terutama dalam sistem navigasi, oseanografi, kartografi, dan jajaran ilmu pasti lainnya serta
sebagai arena introdusir bagi warga lintas benua untuk mengenai keanekaragaman yang ada di
dunia. Kapitalisme pada dasarnya merupakan sistem perekonomian yang menekankan kepada
peran kapital (modal) dengan segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam
aktivitas untuk menghasilkan barang lainnya. Ebenstein menyebut kapitalisme sebagai sistem
sosial yang menyeluruh dan lebih luas dari sekedar sistem perekonomian. Kapitalisme bergerak
sesuai dengan perkembangan nilai-nilai individualisme. Tujuan penelitian ini untuk memahami
perubahan sosial, globalisasi, dan perkembangan kapitalisme dengan sangat kompleks dan
multi intepretatif dalam studi Pengantar Sosiologi. Memahami definisi dari perubahan sosial,
globalisasi, dan perkembangan kapitalisme. Mempelajari perubahan sosial dari tiga perspektif
sosiologi, menjelaskan dampak-dampak globalisasi, dan memahami bagaimana proses
perkembangan kapitalisme dalam globalisasi. Perubahan sosial merupakan
setiap perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk dalam aspek nilai, sikap, serta pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup
dunia. Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan penuh pada semua orang
untuk melakukan kegiatan ekonomi untuk memperoleh keuntungan.

SARAN- Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan, masih
banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun
penulisan makalah ini.
REFERENSI

Abdulsyani, (1992), Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm. 10-36
Septiarti, dkk. (2017). Sosiologi dan Antropologi Pendidikan (PDF). Yogyakarta: UNY Press.
hlm. 158–159. ISBN 978-602-6338-47-.1

Indraddin, Irwan (2016). Strategi dan Perubahan Sosial (PDF). Deepublish. hlm. 35.


 ISBN 978- 02-401-379-0.
Wrahatnala, Bondet (2009). Sosiologi 3 : untuk SMA dan MA Kelas XII (PDF). Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 7. ISBN 978-979-068-752-3.
Nur Djazifah (2012). Proses perubahan sosial di Masyarakat (PDF). Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarat. hlm. 6.
Atik Catur Budiati (2009). Sosiologi Kontekstual Untuk SMA & MA (PDF). Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. hlm. 58-59.
Oxford University Press, Incorporated. (2009). ISBN 978-0-19-568909-9.
Al-Rodhan, R.F. Nayef and Gérard Stoudmann. (2006). Definitions of Globalization:
A Comprehensive Overview and a Proposed Definition.
Priyono dan Teddy Chandra (2016). Esensi Ekonomi Makro (PDF). Sidoarjo: Zifatama
Publishing.
hlm. 76. ISBN 978-602-14020-0-9.
Gilpin, Robert (5 June 2018). The Challenge of Global Capitalism : The World Economy in the
2 1st Century. ISBN 978-0-691-18647-4. OCLC 1076397003
Rosser, Mariana V.; Rosser, J Barkley (23 July 2003). Comparative Economics in a
Transforming
World Economy. MIT Press. hlm. 7. ISBN 978-0-262-18234-8.
Parakkasi, Idris, dan Kamiruddin. (2018). “Analisis Harga Dan Mekanisme Pasar Dalam
Perspektif Islam.” Laa Maisyir: Jurnal Ekonomi Islam : Jurnal Ekonomi Islam 5(1): 107–20.
Huda, Choirul. (2016). “Ekonomi Islam dan Kapitalisme ( Menurut Benih Kapitalisme dalam
Ekonomi Islam).” Conomica VII(1): 27–49.
Zainol, Hasan., dan Mahyudi. (2020). “Analisis terhadap Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam
Smith.” Istidlal 4(1): 24–34.
Tho’in, Muhammad. (2015). “Konsep Ekonomi Islam Jalan Tengah (Kapitalis - Sosialis).”
Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam 01(03): 118–33.

You might also like