You are on page 1of 20

LAPORAN MINIRISET

Biologi Umum
“AKURASI DATA KELAHIRAN TERNAK”
Dosen Pengampu

OLEH:
Kelompok 1
PSPM 21 B
1. Alya Fadhilla (4213311001)
2. Feby Gabriella Sembiring (4213111101)
3. Angelika Naibaho (4213111037)
4. Jesika Ramadani Ritonga (4211111006)
5. Josua Jonatan Purba (4212111011)
6. Riri Novirta Ramadhani (4212111009)
7. Silvia Dwi Putri (4211111005)
8. Yasmin Risha Fadhilah (4211111007)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ i
BAB I................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
Latar Belakang.............................................................................................................................................. 1
Tujuan penelitian......................................................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................................. 2
METODE PENELITIAN................................................................................................................... 2
A. Pendekatan dan Metode Penelitian............................................................................................. 2
B. Latar Penelitian................................................................................................................................... 3
C. Tahap-Tahap Penelitian................................................................................................................... 3
D. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................................. 3
E. Teknik Analisis Data.......................................................................................................................... 4
BAB III................................................................................................................................................ 6
HASIL PENELITIAN......................................................................................................................... 6
A. Tabel Pengamatan.............................................................................................................................. 6
BAB IV.............................................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN............................................................................................................................... 10
BAB V............................................................................................................................................... 15
PENUTUP........................................................................................................................................ 15
Kesimpulan.................................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................... 16
LAMPIRAN...................................................................................................................................... 17

i
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun menuntut peningkatan
ketersediaan berbagai produk pangan, termasuk pangan asal ternak. Secara nasional,
konsumsi protein hewani asal ternak baru mencapai 5,72 g/kapita/hari, masih di
bawah rekomendasi Widyakarya Pangan dan Gizi, yaitu 6 g/kapita/hari. Dari jumlah
tersebut, kontribusi terkecil berasal dari susu, dan daging yaitu 0,6 g/kapita/hari
(Soedjana 2007). Lingkungan yang kondusif akan membantu proses biologis ternak
berfungsi secara baik dan ternak berproduksi sesuai potensi genetiknya. Salah satu
faktor penting yang memengaruhi produktivitas ternak adalah reproduktivitas, yang
terdiri atas tiga komponen, yaitu fertilitas, prolifikasi, dan daya hidup anak sampai
dapat bereproduksi.

Ternak kambing tersebar di berbagai daerah,mampu beradaptasi pada kondisi


lingkungan dan sumber daya yang minimum, menghasilkan nilai fungsional sebagai
kambing pedaging, kambing penghasil susu dan bulu, disamping juga multi guna
sebagai hewan penghasil daging, susu dan jasa (Dinas Kesehatan Hewan, 2010).
Kambing adalah salah satu investasi, tubuh yang dewasa dengan waktu yang cepat dan
seks cepat, jumlah anak Lebih dari satu kelahiran pada satu waktu, dengan kidding
interval yang pendek dan periode kehamilan(kebuntingan) yang relatif cepat
mengakibatkan Perputaran modal menjadi relatif cepat jika dibandingkan dengan
ternak lainnya. Beberapa keuntungan Peternakan kambing tidak membutuhkan lahan
yang luas, Tenaga kerja kecil, kemampuan beradaptasi yang kuat lingkungan dan pakan
yang terbatas. hal tersebut Mendukung distribusi ternak yang hampir merata seluruh
Indonesia. Petani kurang memahami kesejahteraan kambing, mempengaruhi sistem
pemeliharaan mata pencaharian, kecuali hanya berfungsi sebagai Usaha sampingan dan
tabungan rumah tangga untuk dipenuhi kebutuhan mendesak.

1
Tujuan penelitian
1. Untuk mengamati ciri-ciri dari hewan ternak yang sedang mengalami
kebuntingan
2. Untuk mengetahui pemilik ternak telah menggunakan teknologi reproduksi
berupa inseminasi buatan.
3. Dan juga supaya mengetahui keuntungan dan kerugian dari teknologi reproduksi
berupa inseminasi buatan, jika pemilik menggunakan teknologi tersebut.
4. Sebagai Pengalaman baru untuk kelompok penyaji tentang kebuntingan ternak,
terutama pada kambing.
5. Dan untuk mengetahui hal apa saja yang menarik dari materi inovasi teknologi
reproduksi hewan terutama pada hewan kambing ini.

BAB II
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian
kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok
peneliti dalam bidang ilmu, termasuk juga ilmu pendidikan. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif,
seperti wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman, dan lain sebaginya.
Penelitian ini dikatakan kualitatif karena pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi
didalamnya, dan hasil yang diharapkan pun bukanlah ukuran – ukuran kuantitas,
melainkan makna atau segi kualitas dari fenomena atau sesuatu yang diamati.
Sejumlah alasan juga dikemukakan yang intinya bahwa penelitian kualitatif
memperkaya hasil penelitian kuantitaif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk
membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian
kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metode yang menyelidiki suatu fenomena. Pada penelitian ini peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari jawaban responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami.
Dalam penlitian ini, peneliti menyelidiki jenis jenis dari kambing atau domba dalam
peternakan, ciri-ciri dari hewan ternak yaitu kambing/domba yang sedang mengalami
kebuntingan, teknologi reproduksi yang digunakan, dan lain sebagainya. Penelitian

2
dalam pndekatan ini dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan
informasi secara lengkap degan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data
berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Pengumpulan data menggunakan
pengamatan langsung ( observasi ), wawancara, studi dokumen berupa video maupun
foto.

B. Latar Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu peternakan domba/kambing yang berlokasi di
Jalan Kedondong Dusun II Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Kota Medan. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas KKNI yaitu Mini
Riset dan dalam hal penambahan wawasan dalam bidang biologi terutama reproduksi
hewan inseminasi buatan pada hewan ternak.
Peneitian dihadiri oleh beberapa rekan dalam satu kelompok sebagai instrumen
kunci, artinya peneliti mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi
perilaku, atau wawancara dengan peternak ( subjek ). Dalam penelitian kualitatif,
peneliti berperan penuh yaitu sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data,
analisis, penafsir data, dan pada akhirnyamenjadi pelapor hasil penelitiannya.
C. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam metode penelitian yang menaati metode ilmiah, tahapan-tahapan penelitian
harus sistematis dan prosedur atau terencana dengan matang. Tahapan tersebut adalah:
a. Penentuan lokasi penelitian
b. Penentuan fokus penelitian
c. Penentuan metode penelitian
d. Pennetuan sumber informasi
e. Penentuan teknik pengupulan data
f. Penentuan metode analis data
g. penyusunan laporan penelitian/praktikum
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data sebagai hasil akhir dari
penelitian. Untuk pengumpulan data yang konkrit peneliti melaksanakan beberapa
teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

1. Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah


melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format
yang di susun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang menggambarkan
akan terjadi.Sebagai metode ilmiah observasi (pengamatan) diartikan sebagai
pengamatan pencatatan sistematis dari fenomena- fenomena yang diselidiki. Dalam
penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data antara lain :
a. Mengamati perilaku kambing atau domba betina yang tidak hamil

3
b. Mengamati perilaku kambing atau domba yang hamil
c. Mengamati perilaku kambing atau domba jantan
d. Mengamati lokasi dan keadaan peternakan
e. Mengamati jenis makanan yang dikonsumsi domba atau kambing

Dalam hal ini peneliti mengadakan observasi langsung yaitu melakukan pengamatan
ke peternakan domba/kambing yang berlokasi di Jalan Kedondong Dusun II Marindal I
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Kota Medan untuk mengamati keadaan
dan kondisi peternakan dan perilaku kambing atau domba. Observasi dilakukan secara
non partisipan, dimana peneliti berperan hanya sebagai pengamat fenomena yang
diteliti. Pengamatan dilakukan secara langsung untuk mendapatkan gambaran yang
utuh terkait fokus penelitian. Hasil pengamatan disusun dalam catatan lapangan.
2. Wawancara

Di samping memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan
metode interview peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaanya. Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
mewawancarai (Interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Wawancara dilakukan dengan berdialog dan tanya jawab dengan peternak secara
langsung di peternakan domba/kambing yang berlokasi di Jalan Kedondong Dusun II
Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Kota Medan. Hasil-hasil
wawancara kemudian dituangkan dalam struktur ringkasan dengan bahasa yang mudah
dimengerti dalam laporan penelitian/praktikum yang dibandingkan dengan literatur
literatur lainnya.
3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barangbarang tertulis. Para
pakar selalu mengartikan dokumen dalam dua pengertian, yaitu : pertama, sumber
tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada kesaksian lisan,
artefak,terlukis dan lain-lain. Kedua, diperuntukkan bagi surat resmi dan surat negara
seperti, perjanjian, undang-undang, hibah, konsesi dan lainnya.dalam hal ini yang ada
hubungannya dengan reproduksi hewan ternak di peternakan domba/kambing yang
berlokasi di Jalan Kedondong Dusun II Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli
Serdang Kota Medan, seperti foto domba atau kambing yang jantan atau betina baik
yang bunting maupun tidak yang berkaitan degan masalah yang diteliti dimana hal ini
adalah sumber utama yang dipergunakan peneliti, selain hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan fokus penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Menganalisis data penelitian merupakan suatu langkah yang sangat kritis, apakah
menggunakan data statistic atau non statistic. Analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang
disarankan oleh data. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan secara

4
berkesinambungan dari awal sampai akhir penelitian, baik dilapangan maupun diluar
lapangan dengan memperguankan teknik seperti yang dikemukan oleh Miles dan
huberman:
a. Reduksi data, yaitu membuat abstraksi seluruh data yang diperoleh dari seluruh
catatan lapangan hasil observasi wawancara dan pengkajian dokumen. Reduksi
data merupakan suatu bentuk analisis data yang menajamkan, mengaharapkan
hal-hal penting, menggolongkan mengarahkan, membuang yang tidak
dibutuhkan dan mengorganisasikan data agar sistematis serta dapat membuat
satu simpulan yang bermakna. Jadi, data yang diperoleh melalui observasi,
wawancara dan pengkajian dokumen dikumpulkan, diseleksi, dan
dikelompokkan kemudian disimpulkan dengan tidak menghilangkan nilai data
itu senidri.
b. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dalam pengambilan tindakakan.
Proses penyajian data ini mengungapkan secara kesluruhan dari sekelompok
data yang diperoleh agar mudah dibaca dan dipahami, yang paling sering
digunakan unuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif. Data dapat menggambarkan bagaimana reproduksi pada
kambing atau domba dan hal yang berkaitan pada peternakan domba/kambing
yang berlokasi di Jalan Kedondong Dusun II Marindal I Kecamatan Patumbak
Kabupaten Deli Serdang Kota Medan.
c. Kesimpulan dan verifikasi, Data yang sudah diatur sedemikian rupa (dipolakan,
difokuskan, disusun secara sistematis) kemudian disimpulkan sehingga makna
data dapat ditemukan. Namun, kesimpulan tersebut hanya bersifat sementara
dan umum. Untuk memperoleh kesimpulan yang “grounded” maka perlu dicari
data lain yang baru untuk melakukan pengujian kesimpulan tentatif tadi
terhadap reproduksi pada kambing atau domba apakah menerapkan inseminasi
buatan.

5
BAB III
HASIL PENELITIAN

A. Tabel Pengamatan
NO NAMA ALAMAT NAMA NOMOR ASAL TERNAK
PEMILIK TERNAK TELING/BADAN
1 Wak min Jl. Marindal Gg. Domba Ersip Garut, Jawa Barat
Kedondong Pasar
V
2 Wak min Jl. Marindal Gg. Domba Laut Karibia, P.
Kedondong Pasar Barbados Virgin ( Amerika
V Serikat )
3 Wak min Jl. Marindal Gg. Kambing Cibuluh, Jawa Barat
Kedondong Pasar Garut
V
4 Wak min Jl. Marindal Gg. Kambing Jawa, Sumatera
Kedondong Pasar Biasa
V
5 Wak Min Jl. Marindal Gg. Domba Bulu Banyumas, Jawa
Tengah
Kedondong Pasar Bakar
V

N JENIS BANGSA WARNA DIAGNOSA FOTO TERNAK


O TERNAK BULU KEBUNTINGAN
1 Domba Therapsida Putih ada - Kambing
sedikit betinanya
kecoklatan tidak mau
kawin lagi
setelah 20
hari kawin
- Susunya
kisut
- Kalau

6
sudah hamil
tua
kambingnya
sudah malas
bergerak/
mageran
2 Domba Therapsida Coklat dan - Kambing
( hewan ada betinanya
berkuku campuran tidak mau
genap ) dari jenis kawin lagi
domba bulu setelah 20
bakar yang hari kawin
bewarna - Susunya
coklat dan kisut
ada - Kalau
beberapa sudah hamil
kulit yang tua
belang di kambingnya
beberapa sudah malas
bagian. bergerak/
Terdapat di mageran
bagian bulu
ada sisi
lembutnya.
3 Kambing Therapsida Dasar bulu - Kambing
bewarna betinanya
putih dan tidak mau
pada bulu kawin lagi
dibagian setelah 20
luar hari kawin
terdapat - Susunya
bulu – bulu kisut
bewarna - Kalau
kecoklatan
7
yang sudah hamil
berbentuk tua
gimbal dan kambingnya
pada sudah malas
Kambing bergerak/
Garut ini mageran
terdapat
Tanduk dan
ukurannya
yang paling
besar.
4 Kambing Artiodactyla Bulu - Kambing
( keluarga bewarna betinanya
Bovidae ) Hitam tidak mau
kawin lagi
setelah 20
hari kawin
- Susunya
kisut
- Kalau
sudah hamil
tua
kambingnya
sudah malas
bergerak/
mageran

8
5 Domba Bulu - Kambing
bewarna betinanya
putih tidak mau
kecoklat – kawin lagi
coklatan setelah 20
dan Gimbal, hari kawin
yang ebih - Susunya
jelas bulu kisut
pada domba - Kalau
ini seperti sudah hamil
warna tua
barang yang kambingnya
terbakar sudah malas
bergerak/
mageran

9
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Jelaskan Ciri-ciri dari hewan ternak yaitu kambing/domba yang sedang mengalami
Kebuntingan?
Jawab :
Ciri-ciri dari hewan kambing/domba yang sedang mengalami Kebuntingan
berdasarkan wawancara yang kelompok kami lakukan kepada peternak yaitu:
 Tidak timbul birahi pada kambing betina maupun jantan ketika kambing
betina mengalami kebuntingan. Kambing betina dan jantan akan enggan
untuk melakukan birahi walaupun diletakkan dalam satu kandang.
 Semakin membesarnya perut bagian kanan kambing terlihat seperti pada
gambar tabel diatas
 Mulai terjadi pembesaran pada kambing karena nafsu makan bertambah
 Jika diperhatikan pada gambar tabel diatas kambing yang mengalami
kebuntingan cenderung bulu gundul pada bagian perut dan agak mengkilap
 Jika diperhatikan pada gambar tabel diatas kulit kambing cenderung lebih
kendur atau lemas
 Kambing akan jinak, lebih tenang, suka menyendiri dan tidak gelisah
 Informasi tambahan yang kami dapatkan adalah ketika kambing memasuki
masa tua kebuntingan ( 4 bulan) maka kambing itu juga akan mulai malas
untuk bergerak dan hanya duduk terus menerus serta kambing yang bunting
harus ditempatkan di kandang yang terpisah untuk menghindari gangguan
dari kambing yang lain atau menghindari perkelahian antara sesama
kambing.

Tambahan ciri-ciri dari hewan kambing/domba yang sedang mengalami


Kebuntingan berdasarkan berbagai sumber yang kami cari yaitu:

 Saat usia kebuntingan 1-3 bulan, jika ambing di perah secara pelan-pelan,
akan mengeluarkan cairan bening kental dan agak lekit, dan pada umur
kehamilan yang lebih tua berubah menjadi warna kuning pekat.
 Pusar diperut membesar
 Kambing sering menggosokkan perutnya pada dinding kandang.

10
 Informasi tambahan : Kambing yang akan beranak, secara fisik dapat
diketahui dari bentuk kambing dan putting susu yang terisi penuh. Alat
kelamin luar (vulva) membengkak, berwarna merah, dan berlendir, kambing
terlihat gelisah, dan nafsu makan yang menurun. Jika kondisi itu sudah mulai
telihat, perlu disiapkan kandang yang bersih untuk melahirkan. 
2. Apakah para pemilik ternak telah menggunakan teknologi reproduksi berupa
inseminasi buatan?
Jawab:
Berdasarkan wawancara singkat yang kelompok kami lakukan kepada pemilik
ternak, pemilik ternak sudah pernah menggunakan teknologi reproduksi berupa
inseminasi buatan hanya saja itu dilakukan pada ternak lembunya yang kini sudah
tidak pemilik ternak lakukan/tekuni lagi.
Namun pada ternak kambing/domba yang kami observasi, pemilik ternak tidak
pernah menggunakan teknologi reproduksi berupa inseminasi buatan melainkan
secara tradisional yaitu menyatukan kambing jantan dan betina didalam satu
kandang yang sama. Setelah disatukan, bisanya kambing yang sedang birahi akan
mulai saling berinteraksi. Kambing jantan dan betina berada didalam kandang yang
sama dalam jangka waktu tertentu tujuannya adalah untuk memungkinkan
terjadinya perkawinan yang sempurna. Jika siklus birahi yang pertama gagal maka
akan muncul siklus birahi tahap kedua.
Keberhasilan cara perkawinan ini biasanya ditandai dengan hilangnya tanda-
tanda birahi pada kambing betina. Jika hal ini terjadi maka seharusnya segera
pemilik mengeluarkan kambing jantan dari dalam kandang. Jika hal ini terjadi, maka
Anda harus segera mengeluarkan kambing yang jantan dari dalam kandang. Karena
jika membiarkan mereka tetap berada dalam satu kandang, dikhawatirkan
agresivitas kambing yang jantan akan mengalami penurunan.

Ada informasi tambahan yang kami cari dari berbagai sumber mengenai
kambing betina yang sedang birahi. Birahi dapat didorong oleh siklus fisik (muncul
secara alami) maupun dimanipulasi untuk muncul. Perkawinan pada saat ternak
birahi dapat memperbesar peluang ternak tersebut bunting. Untuk kambing betina
yang birahi dan siap untuk dikawinkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Tampak gelisah dan tidak tenang


 Sering mengeluarkan suara-suara

11
 Sering mengibas-ngibaskan ekor
 Jika ekor dipegang akan diangkat ke atas
 Nafsu makan berkurang drastis (bila kambing digembalakan akan mudah
berhenti memakan)
 Mendekati kambing jantan
 Pada kambing perah, produksi air susu menurun
 Vulva mengalami oedema, kemerahan, dan sering keluar lendir.
 Kemaluannya terasa hangat bila disentuh.
 Tingkah laku libido meningkat, terlihat dari seringnya menggosok-gosokan
pantat atau menaiki hewan lainnya.
 Selalu gelisah, mengembik (ribut) terus.
3. Jelaskan keuntungan dan kerugian dari teknologi reproduksi berupa inseminasi
buatan!

Jawab :

Keuntungan:

 Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan


 Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik
 Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding)
 Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama
 Semen (Spermatozoa) beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun
kemudian walaupun pejantan telah mati
 Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena
fisik pejantan terlalu besar
 Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang
ditularkan dengan hubungan kelamin

Kerugian:

• Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan inseminasi buatan


(IB) tidak tepat maka tidak akan terjadi kebuntingan

12
• Akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen (Spermatozoa)
beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed atau turunan yang
besar dan diinseminasikan pada sapi betina breed atau turunan kecil
• Bisa terjadi kawin saudara (inbreeding) apabila menggunakan semen
(Spermatozoa) beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama
• Dapat menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetika yang jelek apabila
pejantan donor tidak dipantau sifat genetiknya dengan baik

4. Pengalaman baru apa yang kelompok 1 peroleh dari pelaksanaan mini riset ini!
Jawab:
Pengalaman baru yang kelompok 1 peroleh dari pelaksanaan mini riset adalah
observasi dengan memasuki kandang kambing, melihat perbedaan kambing yang
mengalami kebuntingan atau tidak secara langsung, mengenal perbedaan setiap
jenis kambing dari segi fisik, dan juga pastinya mendapatkan ilmu baru mengenai
berternak kambing.
Adapun ilmu baru yang kelompok kami dapatkan berasal dari wawancara yang
kami lakukan kepada pemilik ternak seperti mengetahui pakan kambing selain
rumput yaitu kulit ubi kayu ataupun ubi kayu, kotoran kambing yang bisa dijadikan
sumber pendapatan untuk pemilik, ampas tahu sebagai nutrisi tambahan bagi
kambing yang mengalami kebuntingan dimana ampas tahu akan membuat kambing
betina nantinya akan melimpah susu, membedakan kambing jantan dan betina dan
cara mengawinkan kambing secara tradisional serta ciri ciri kambing yang
mengalami kebuntingan yang telah dijelaskan pada jawaban No1 dan 2.

5. Aspek menarik apa yang kelompok anda temukan dalam materi inovasi teknologi
reproduksi hewan!
Jawab:
Setelah mempelajari materi inovasi teknologi reproduksi hewan kami menemukan
beberapa hal menarik, diantaranya:
 Dalam teknologi inseminasi buatan, memungkinkan penggunaan semen beku
bahkan setelah donornya mati. Yang artinya, bahkan setelah pejantan mati
proses pembuahan tetap bisa dilakukan dengan menggunakan semen beku,
hal ini tentu sangat menarik untuk dipelajari.
 Dalam teknologi IVF memungkinkan analisis potensi perkembangan embrio,
termasuk pola ekspresi gen, epigenetic modifications dan cytogenetic

13
disorders selama perkembangan. Pada hewan, IVF sangat menguntungkan
digunakan terutama pada ternak-ternak yang siklus reproduksinya berhenti
teruutama pada ternak-ternak yang superior
 Dalam teknologi Embrio transfer melibatkan pengambilan embrio dari betina
dengan genetika superior dan menempatan embrio tersebut ke dalam
saluran reproduksi betina lain
 Teknologi lain adalah cloning, yaitu suatu proses untuk memproduksi atau
menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetik sama persis
(identik) berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan
gen) yang sama.
Dan dalam banyak teknologi lain yang tentunya sangat menarik untuk
dipelajari serta dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman kami
mahasiswa terutama dalam materi teknologi system repsoduksi

14
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan

15
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih, N. N., Fuah, A. M., & Priyanto, R. (2013). Karakteristik reproduksi dan
perkembangan populasi kambing Peranakan Etawah di lahan pasca galian
pasir. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 1(3), 132-137.
Sutama, I. K. (2011). Inovasi teknologi reproduksi mendukung pengembangan kambing
perah lokal. Pengembangan inovasi pertanian, 4(3), 231-46.
Adhianto, K., Siswanto, S., Sulastri, S., & Dewi, A. D. T. (2019). Status Reproduksi Dan
Estimasi Output Kambing Saburai Di Desa Gisting Atas Kecamatan Gisting
Kabupaten Tanggamus. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 7(1), 180-185.
Yunus, A. Sukses Usaha Pembibitan Sapi & Kambing. Yokyakarta : Pustaka Baru Press.

16
LAMPIRAN

KAMBING YANG MENGALAMI KEBUNTINGAN

17
WAWANCARA PEMILIK PETERNAKAN

PENELITIAN SELESAI

18

You might also like