You are on page 1of 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM
”UJI BORAKS PADA BAHAN MAKANAN”
Dosen Pengampu (Dr. Aswarina Nasution M.Pd)

OLEH:
Kelompok 1
PSPM 21 B
1. Alya Fadhilla (4213311001)
2. Feby Gabriella Sembiring (4213111101)
3. Angelika Naibaho (4213111037)
4. Jesika Ramadani Ritonga (4211111006)
5. Josua Jonatan Purba (4212111011)
6. Riri Novirta Ramadhani (4212111009)
7. Silvia Dwi Putri (4211111005)
8. Yasmin Risha Fadhilah (4211111007)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2022
I. JUDUL PRAKTIKUM : UJI BORAKS PADA BAHAN MAKANAN

II. TUJUAN PRAKTIKUM :


Melalui praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mahasiswa dapat Mengetahui kandungan boraks pada makanan
2. Melalui praktikum dan pengamatan, Mahasiswa dapat menjelaskan makanan
yang mengandung boraks.
3. Untuk menguasai cara menguji kandungan boraks pada bahan makanan.

III. MANFAAT PRAKTIKUM :


Melalui praktikum ini, Mahasiswa dapat mengetahui makanan apa saja yang
mengandung boraks. Melalui peraktikum ini Mahasiswa juga dapat membedakan mana
makanan yang mengandung boraks dalam kehidupan sehari-hari.

IV. LANDASAN TEORI :


Pengertian bahan makanan menurut beberapa ahli yaitu:
1. Menurut Harsono Haryosutomo dalam Sri Maryati (2000) menyatakan bahwa
bahan makanan adalah bahan yang dihasilkan oleh pertanian, perkebunan,
peternakan dan teknologi makanan.
2. Isa Ramli menyatakan bahwa bahan makanan adalah berupa bahan makanan yang
segar, bahan yang belum tercampur dengan pengawet dan mengandung semua
unsur gizi.
3. Suharjo (1986) bahan makanan adalah bahan-bahan yang dimakan setiap hari
untuk memenuhi kebutuhan bagi pemeliharaan, pertumbuhan dan penggantian
jaringan tubuh yang rusak.
Dari tiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan bahan
makanan adalah ilmu yang mempelajari tentang bahan-bahan hasil pertanian,
peternakan, perikanan, dan teknologi makanan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk pangan
olahan yang ditemukan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi
bila dosisnya sangat sedikit. Akan tetapi, apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisa
mengetahuinya dari penampilan luar yang nampak nyata (penampilan visual). Untuk
menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang mengatur
hal ini, seperti :
1. Undang-undang Pangan No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen.
2. Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85,
tentang Pemanis Buatan. Pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita
diabetes (sakit gula dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu :
aspartame, Na sakarin, Na siklamat, dan sorbitol.
3. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan),
4. Peraturam Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan.
Saat ini di pasaran masih banyak terdapat bahan-bahan tambahan makanan
berbahaya pada sejumlah produk pangan olahan industri rumah tangga dan industri
kecil. Hal itu terjadi karena kurangnya wawasan pengusaha terhadap keamanan pangan
(food safety).
Menurut WHO (World Health Organization) yaitu salah satu organisasi yang ada
di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengurusi masalah kesehatan dunia,
zat aditif didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam makanan dalam
jumlah sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau
memperpanjang masa penyimpanan. Berdasarkan pengertian ini, maka DepKes RI lalu
membuat aturan-aturan tentang penggunaan BTM termasuk menetapkan batas ambang
untuk setiap jenis zat aditif.

Macam-macam bahan kimia berbahaya:


Bahan kimia yang digunakan sebagai tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya
di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengawet Berbahaya
Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat mempertahankan makanan dari
kerusakan karena proses fermentasi, jamur, dan penguraian lainnya. Sebagai contoh
natrium benzoat (untuk makanan dan minuman berasa asam), kalsium propionat
(CH3CH2COO)2Ca dan natrium propionat (CH3CH2COO)Na (untuk mencegah jamur
pada roti dan kue), asam sorbat (CH3CH2= CHCH=CHCOOH), dan natrium nitrat, NaNO3
(untuk daging olahan, keju). Zat pengatur keasaman (buffer) juga termasuk bahan
pengawet, karena dapat menetralkan, mengasamkan, dan mempertahankan derajat
keasaman makanan. Biasanya terdapat dalam bentuk : Formalin, Benzoat (bila terlalu
banyak), dll.

2. Pewarna Berbahaya
Zat pewarna adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan yang bertujuan
memperbaiki atau memberi warna pada makanan sehingga makanan tersebut lebih
menarik. Namun pemberian warna pada makanan tidak diperbolehkan bila tujuannya
untuk menutupi kekurangannya, misalnya makanan yang sudah basi dimasak dan
diberi warna kembali. Jika konsumen tidak mengetahui, maka setelah dikonsumsi dapat
membahayakan kesehatannya. Zat pewarna dibagi menjadi dua macam, yaitu zat
Pewarna Alami dan Zat Pewarna Sintetis.
1) Zat pewarna alami diperoleh dengan mengekstrak tumbuhan, lebih aman,
namun variasi warna & jumlahnya sedikit, kurang praktis, serta tidak tahan
lama (mudah memudar).
2) Zat pewarna sintetis lebih beragam, stabil pada penyimpanan, praktis, dan
tahan lama. Biasanya terdapat dalam bentuk : pewarna merah Rhodamin-B,
pewarna kuning Methanyl Yellow, dll.
3. Pemanis Buatan (yang berlebihan)
Zat pemanis merupakan bahan yang digunakan agar makanan mempunyai rasa
manis atau lebih manis. Zat pemanis dibedakan menjadi dua, yaitu pemanis alami dan
pemanis buatan. Zat pemanis alami dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Pemanis nutritif (menghasilkan kalori), berasal dari tanaman (sukrosa /
gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan
dari hasil penguraian karbohidrat (sirup glukosa, dekstrosa, sorbitol).
2) Pemanis non nutritif (tidak menghasilkan kalori), berasal dari tanaman
(steviosida), dari kelompok protein (miralin, monellin,
thaumatin).Biasanya terdapat dalam bentuk : Natrium (sodium) –
Saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat), aspartame, sorbitol, dll.
4. Pengenyal (Bakso) Berbahaya
Penggunaan zat aditif sebagai zat pengenyal adalah untuk mengenyalkan
makanan. Biasanya dalam bentuk : Boraks, dll.

A. Pengertian Boraks
Boraks merupakan Zat kimia ini sebenarnya pernah digunakan sejak tahun 1870
sebagai pengawet untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme, khususnya ragi
(jamur). Namun, penggunaan boraks pada zaman tersebut terbilang masih dalam batas
yang aman. Kini kenggunaan boraks sebagai zat tambahan (aditif) dalam makanan
sudah dilarang dalam undang-undang di banyak negara. Termasuk juga di Indonesia.
BPOM telah melarang penggunaan zat kimia ini untuk ditambahkan pada makanan.
Pasalnya jika digunakan secara ilegal dengan dosis yang berlebihan, boraks menyimpan
bahaya kesehatan yang tak boleh disepelekan.
Boraks (asam borat) adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan
stabil pada suhu serta tekanan normal. Boraks adalah natrium tetraborat (NaB4O7)
dalam bentuk padat yang ditambahkan pedagang pada jajanan yang dijualnya agar lebih
tahan lama dan terlihat menarik. Akan tetapi Boraks merupakan salah satu senyawa
kimia yang berguna sebagai salah satu zat yang digunakan untuk membunuh kuman,
bahkan zat ini juga bisa menjadi tambahan sebagai anti jamur yang digunakan untuk
kayu. Boraks merupakan zat tambahan yang digunakan dalam pembuatan detergen dan
antiseptik. Senyawa kimia ini tidak diizinkan jika digunakan untuk makanan karena
memiliki banyak memberikan efek negative pada tubuh. Boraks adalah bahan kimia
berbahaya yang seharusnya tidak dicampurkan dalam makanan.

Boraks dapat diperoleh di alam dari tempat-tempat yang mengandung deposit


hasil penguapan, seperti tambang-tambang garam dan kawah lumpur seperti di Bledug
Kuwu, Jawa tengah. Dalam dunia industri boraks dan asam borat digunakan dalam
kosmetik, detergen, atau pengawet kayu dan plastik. Bahan-bahan kayu dan plastik
diberi boraks agar tidak mudah ditumbuhi jamur sehingga bisa tahan lama. Boraks juga
dapat digunakan untuk memisahkan emas dari bijihnya menggantikan penggunaan
raksa.Atom boron dalam boraks sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh manusia, tetapi
hanya dalam jumlah yang sangat sedikit. Atom boron tidak pernah dijumpai dalam
bentuk murni, selalu dalam bentuk ikatan dengan atom-atom yang lain. Boron secara
alami dapat diperoleh dari buah apel, pisang, kacang tanah, kacang almond, bir, wine,
dan produk gandum. Boron dalam bahan-bahan makanan diatas terdapat dalam jumlah
amat sedikit dan bermanfaat bagi metabolisme tubuh.

Banyak negara yang telah melarang penambahan boraks pada makanan seperti
Inggris, Thailand, China, Malaysia, terutama di Indonesia, sehingga Pemerintah
mengeluarkan peraturan larangan penggunaan boraks sebagai bahan tambahan pangan
pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No.033/Menkes/Per/IV/2012 tentang Bahan
Tambahan Pangan.

B. Sifat Boraks
Senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut: jarak lebur
sekitar 171°C, larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol
85% dan tak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan
asam klorida, asam sitrat atau asam tetrat. Mudah menguap dengan pemanasan dan
kehilangan satu molekul airnya pada suhu 100°C yang secara perlahan berubah menjadi
asam metaborat (HBO2).
C. Ciri-ciri boraks
Asam borat merupakan asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa. Satu
gram asam borat larut sempurna dalam 30 bagian air, menghasilkan larutan yang jernih
dan takberwarna. Asam borat tidak tercampur dengan alkali karbonat dan hidroksida
(Cahyadi, 2008). Memiliki warna yang putih terang, bertekstur kasar, tidak memiliki
bau, berbentuk kristal serta memiliki suhu yang stabil. Karekteristik boraks antara lain
(Riandini, 2008):
1. Warna adalah jelas bersih
2. Kilau seperti kaca
3. Kristal ketransparanan adalah transparan ke tembus cahaya
4. Sistem hablur adalah monoklin
5. Perpecahan sempurna di satu arah
6. Warna lapisan putih
7. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan
garam asam bor yang lain
8. Karakteristik yang lain: suatu rasa manis yang bersifat alkali.
D. Kegunaan Boraks :
1. Banyak dipakai untuk mematri logam,
2. Untuk proses pembuatan gelas dan enamel,
3. sebagai pengawet kayu, dan
4. pembasmi kecoa.

Boraks atau biasa disebut asam borat, memiliki nama lain, sodium tetraborate biasa
digunakan untuk antiseptik dan zat pembersih selain itu digunakan juga sebagai bahan
baku pembuatan detergen, pengawet kayu, antiseptik kayu, pengontrol kecoak (hama),
pembasmi semut dan lainnya (Adinugroho, 2013). Akan tetapi Penyimpangan pada
industri pangan yaitu boraks menjadi zat tambahan pada makanan berguna untuk
membuat makanan awet, kenyal dan juga tidak basah. Maka dari itu, inilah alasan yang
paling banyak dikemukakan para pedagang kaki lima. Banyak dipakai pada : bakso,
kerupuk karaks, mie bakso, tahu, batagor, pangsit.

E. Bahaya Boraks Bagi Tubuh


Adapun efek yang akan disebabkan jika terus menerus mengkonsumsi makanan
yang memiliki kandungan boraks, diantaranya akan menyebabkan gangguan fungsi
otak, hati dan juga fungsi ginjal. Mengkonsumsi dalam dosis sedikit maupun banyak,
boraks tetap saja dapat menyebabkan demam, anuria, koma, merangsang sistem saraf
pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan pada
ginjal, pingsan, kanker hingga kematian. (Ana Berliana, 2021)
Beberapa gejala yang bisa ditimbulkan jika seseorang terpapar boraks adalah:

1. Sakit kepala
2. Demam
3. Tidak enak badan (malaise)
4. Mual atau muntah terus-terusan
5. Nyeri hebat pada perut bagian atas
6. Diare
7. Lemah, lesu, dan tak bertenaga
8. Perdarahan di usus atau lambung disertai dengan muntah darah.
Adapun dampak dari mengosumsi boraks adalah sebagai berikut:
a) Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung
berakibat buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-
demi sedikit dalam organ hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya
diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit.
Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan
dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui
keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim
metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria.
b) Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala
pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang
nafsu makan.
c) Bahaya boraks jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan bisa
menyebabkan iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi mata
dan kerusakan ginjal. Jika boraks 5-10 gram tertelan oleh anak-anak
bisa menyebabkan shock dan kematian.
d) Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan
gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma,
merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis,
sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan
kematian.
e) Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi
SSP(Susunan Syaraf Pusat).
f) Tanda dan gejala kronis : Nafsu makan menurun, Gangguan
pencernaan, Gangguan SSP : bingung dan bodoh, Anemia, rambut
rontok dan kanker.
F. Cara Membedakan Makanan Yang Mengandung Boraks dengan Non
Boraks
Penggunaan boraks dan formalin memang tak dapat dikenali dengan mudah,
namun secara keseluruhan dampak yang diberikannya pun sangat luar biasa. Dengan
adanya bahan tambahan ini dapat menurunkan kekebalan tubuh dan bahkan akan
terjadi komplikasi dalam Kesehatan manusia. Maka untuk membedakan makanan yang
mengandung boraks dan formalin itu sangat mudah, salah satunya jika pada bakso
ataupun pentol maka cirinya akan terasa lebih kenyal, jika dilempar pada lantai akan
memantul layaknya bola, bahkan ada beberapa perubahan pada warna jika makanan
tersebut tidak mengandung boraks maka warnanya pun akan lebih gelap, sementara
yang menggunakan boraks atau formalin warnanya lebih cerah dan tidak bau amis.
Bahkan makanan dapat bertahan lama, berbeda dengan yang non boraks dan non
formalin yang cenderung mudah basi.
Ciri makanan yang positif mengandung boraks dan formalin adalah tidak ada
lalat yang berani menghinggapi makanan tersebut. Tentu, boraks dan formalin bukan
hanya berbahaya bagi manusia tetapi juga untuk hewan. Selain itu, terdapat beberapa
perbedaan lainnya yang membuat makanan tersebut lebih mencolok seperti salah
satunya memiliki warna yang lebih putih pucat pada makanan yang mengandung dua
bahan berbahaya ini sementara yang tidak akan memiliki warna lebih gelap, bau dan
mudah basi.

V. ALAT DAN BAHAN


5.1 ALAT PRAKTIKUM
NO Nama alat Kuantitas
1 Piring bening (tempat sampel) 17
2 Sendok (pengganti pipet tetes) 3
3 Ulekan (pengganti mortal) 1
4 Pisau 1

5.2 BAHAN PRAKTIKUM


NO Nama Bahan Kuantitas
1 Bakso 4 buah
2 Tahu putih 1 buah
3 Mie kuning 3 sendok
4 Pempek 1 buah
5 Kunyit 2 buah
6 Buah naga 3 potong dadu
7 Ubi ungu 2 buah

VI. PROSEDUR KERJA


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Kupas kunyit, ubi ungu dan buah naga.
3. Haluskan satu persatu hingga Memperoleh air kunyit, air ubi ungu dan air buah
naga.
4. Pindahkan ke wadah yang telah disediakan.
5. Haluskan pempek, mie kuning, tahu putih, dan bakso.
6. Pindahkan dan bagi menjadi masing masing 3 wadah.
7. Tuang beberapa tetes air kunyit pada 1 wadah pempek, mie kuning, tahu putih,
dan bakso.
Lakukan juga dengan air ubi ungu dan air buah naga.
8. Tunggu beberapa saat dan amati perubahan warna pada pempek, mie kuning,
tahu putih, dan bakso.

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN


7.1. HASIL PRAKTIKUM
NO Bahan Kunyit Buah Naga Ubi ungu
1 Bakso Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
perubahan warna(tetap perubahan warna(tetap perubahan
berwarna kuning ) berwarna ungu warna(tetap berwarna
kemerah mudaan ) ungu tua )
2 Pempek Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
perubahan warna(tetap perubahan warna(tetap perubahan
berwarna kuning ) berwarna ungu warna(tetap berwarna
kemerah mudaan) ungu tua)
3 Tahu putih Tidak terjadi Tidak terjadi Tidak terjadi
perubahan warna(tetap perubahan warna(tetap perubahan
berwarna kuning ) berwarna ungu warna(tetap berwarna
kemerah mudaan) ungu tua )
4 Mie Kuning Terjadi perubahan Terjadi perubahan terjadi perubahan
warna(berwarna bata) warna(berwarna ungu warna( berwarna
gelap/tua ) hijau gelap/tua )

PEMBAHASAN HASIL PRAKTIKUM


Dalam kunyit terkandung bahan aktif berupa kurkumin. Kurkumin dikenal
karena sifat antitumor dan antioksidan, selain itu banyak kegunaan medis yaitu
melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak vasospasma, melindungi sel Leydig
dari pengaruh alkohol dan menurunkan peradangan pada jaringan. Selain manfaat
seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kurkumin juga memiliki manfaat sebagai
indikator yaitu sebagai pendeteksi boraks pada makanan.
Ekstrak kunyit dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena mengandung
senyawa kurkumin. Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada
makanan karena kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam
borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan
senyawa boronsiano kurkumin kompleks. Boraks bersifat basa lemah dengan pH 9,15-
9,20. Sedangkan sifat kimia kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga pada
suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa. Bentuk kristal berwarna kuning
orange, tidak larut dalam eter dan larut dalam minyak. Maka, ketika makanan yang
mengandung boraks diteteskan pada kertas kunyit, kertas kunyit akan mengalami
perubahan warna menjadi merah bata.
Buah naga terdapat kandungan zat antosianin yang mempunyai manfaat sebagai
antioksidan dan juga dapat mendeteksi senyawa pengawet buatan yang ditambahkan
kedalam makanan. Antosianin jika bereaksi dengan boraks yang bersifat asam akan
menghasilkan warna merah pekat yang menandakan bahwa bahan makanan tersebut
mengandung boraks , tetapi jika warna yang dihasilkan merah muda atau tidak
meninggalkan warna maka bahan makanan tersebut tidak mengandung formalin.
Ekstrak Ubi Ungu dapat digunakan sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak
Ubi Ungu mengandung senyawa antosianin. antosianin dapat mendeteksi adanya
kandungan boraks pada makanan karena antosianin mampu menguraikan ikatan-ikatan
boraks menjadi asam borat dan mengikatnya menjadi kompleks warna biru. Maka,
ketika makanan yang mengandung boraks ditetesi oleh ekstrak Ubi Ungu akan
mengalami perubahan warna menjadi hijau tua.
Maka pembahasan hasil praktikum adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan maka sampel bahan makanan
bakso dinyatakan tidak (negatif) mengandung boraks. Bakso tidak mengandung
boraks karena pada praktikum penggunaan ekstrak kunyit, buah naga dan ubi
ungu tidak mengalami perubahan warna. Ketika penggunaan ekstrak kunyit
sampel bakso tetap berwarna kuning yang seharusya jika mengandung boraks
berubah warna sampel menjadi merah bata. Ketika penggunaan ekstrak buah
naga sampel bakso tetap berwarna ungu kemerah-merahan yang seharusnya jika
mengandung boraks berubah warna sampel menjadi ungu/ merah gelap. Dan
ketika penggunaan ekstrak ubi ungu sampel bakso tetap berwarna ungu tua yang
seharusnya jika mengandung boraks berubah warna sampel menjadi hijau tua.
2. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan maka sampel bahan makanan
pempek dinyatakan tidak (negatif) mengandung boraks. Pempek tidak
mengandung boraks karena pada praktikum penggunaan ekstrak kunyit, buah
naga dan ubi ungu tidak mengalami perubahan warna. Ketika penggunaan
ekstrak kunyit sampel pempek tetap berwarna kuning. Ketika penggunaan
ekstrak buah naga sampel pempek tetap berwarna ungu kemerah-merahan. Dan
Ketika penggunaan ekstrak ubi ungu sampel pempek tetap berwarna ungu tua.
3. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan maka sampel bahan makanan
tahu putih dinyatakan tidak (negatif) mengandung boraks. Tahu putih tidak
mengandung boraks karena pada praktikum penggunaan ekstrak kunyit, buah
naga dan ubi ungu tidak mengalami perubahan warna. Ketika penggunaan
ekstrak kunyit sampel tahu putih tetap berwarna kuning. Ketika penggunaan
ekstrak buah naga sampel tahu putih tetap berwarna ungu kemerah-merahan.
Dan Ketika penggunaan ekstrak ubi ungu sampel tahu putih tetap berwarna
ungu tua.
4. Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan maka sampel bahan makanan
mie kuning dinyatakan positif mengandung boraks. Mie kuning mengandung
boraks karena pada praktikum penggunaan ekstrak kunyit, buah naga dan ubi
ungu mengalami perubahan warna. Ketika penggunaan ekstrak kunyit sampel
mie kuning yang awalnya berwarna kuning berubah warna sampel menjadi
merah bata. Ketika penggunaan ekstrak buah naga sampel mie kuning yang
awalnya berwarna ungu kemerah-merahan berubah warna sampel menjadi
ungu/merah gelap. Ketika penggunaan ekstrak ubi ungu sampel mie kuning yang
awalnya berwarna ungu tua berubah warna sampel menjadi hijau gelap/tua.

VIII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dari percobaan uji boraks pada bahan
makanan, maka dapat disimpulkan bahwa pada Dalam kunyit terkandung bahan aktif
berupa kurkumin. Kurkumin dikenal karena sifat antitumor dan antioksidan, selain itu
banyak kegunaan medis yaitu melindungi saraf, mengurangi risiko radang otak
vasospasma, melindungi sel Leydig dari pengaruh alkohol dan menurunkan peradangan
pada jaringan, Dalam Buah naga terdapat kandungan zat antosianin yang mempunyai
manfaat sebagai antioksidan dan juga dapat mendeteksi senyawa pengawet buatan
yang ditambahkan kedalam makanan, dan Dalam Ekstrak Ubi Ungu dapat digunakan
sebagai pendeteksi boraks karena ekstrak Ubi Ungu mengandung senyawa antosianin.
antosianin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena
antosianin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan
mengikatnya menjadi kompleks warna biru.

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan bahwa bahan makanan yang terkandung
boraks adalah Mie kuning dikarenakan pada mie kuning yang ditetesin dengan air
kunyit terjadinya perubahan warna (berwarna Bata), yang ditetesin oleh air buah Naga
terjadinya perubahan warna (berwarna ungu gelap/tua), dan ditetesin oleh air Ubi
Ungu terjadi juga perubahan warna pada mie tersebut yaitu (berwarna hijau gelap/tua).
Dibandingkan dengan bahan makanan yang lain seperti Bakso, pempek, dan tahu tidak
terjadi perubahan warna setelah di tetesin oleh air kunyit, air buah naga, dan air ubi
ungu, maka pada makanan ke tiga tersebut tidak ada mengandung didalam nya Boraks.
LAMPIRAN

Alat Dan Bahan

Ekstrak kunyit
Ekstrak buah naga

Ekstrak ubi ungu

Mie kuning
Pempek

Tahu putih

Bakso
Bahan makanan setelah ditetesi ekstrak kunyit

Bahan makanan setelah ditetesi ekstrak buah naga


Bahan makanan setelah ditetesi ekstrak ubi ungu

DAFTAR PUSTAKA
Artiana, A., Kusumo, G. G., & Suryandari, M. KUNYIT SEBAGAI INDIKATOR ALAMI UNTUK
MENDETEKSI BORAKS PADA MIE BASAH (Studi dilakukan di Kelurahan Mojo
Kecamatan Gubeng Kota Surabaya). Akademi Farmasi Surabaya.
Welkriana, P. W., Farizal, J., & Mulanarti, M. (2018). Identifikasi Kandungan Boraks pada
Mie Basah di Pasar Tradisional Kota Bengkulu. Journal of Nursing and Public
Health, 6(1), 58-61.
Yuliantini, A., & Rahmawati, W. (2019). Analisis Kualitatif Boraks dalam Bakso dengan
Indikator Alami Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.). Sainstech Farma,
12(1), 13-16.
Salirawati, D. BAHAN KIMIA DALAM BAHAN MAKANAN.
Berliana, A., Abidin, J., Salsabila, N., Maulidia, N. S., Adiyaksa, R., & Siahaan, V. F. (2021).
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan Berbahaya Boraks dan Formalin Dalam
Makanan Jajanan. SALINK (Jurnal Sanitasi Lingkungan), 1(2), 64-71.
Kholifah, S., & Utomo, D. (2018). Uji Boraks Dan Formalin Pada Jajanan Disekitar
Universitas Yudharta Pasuruan. Teknologi Pangan: Media Informasi Dan
Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian, 9(1), 10-19.

You might also like