You are on page 1of 20

Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.

2 Tahun 2017

IMPLEMENTASI PASAL 273 UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG


LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP KECELAKAAN
LALU LINTAS DI JALAN RAYA
Oleh

Ferawati Royani148

Abstract

Human mobility and automobile goods are growing rapidly as a result of improved
welfare and technological advances in transportation. This has resulted in
increased frequency of traffic accidents with victims of drivers and road users.
Users of two-wheeled vehicles are more at risk of accidents than other
transportation, traffic on the road is part of the daily activities of the community.
Some people do traffic activities to get to the place of activities such as offices,
schools, markets, attractions and so forth. Damaged road conditions (holes) can
lead to traffic accidents let alone not careful driving. Law Number 22 Year 2009
on Traffic and Road Transportation, The research method used in this research is
by using normative legal research method. As a normative legal research. the
implementation of Article 273 of Law No. 22 of 2009 on Road Traffic and
Transportation on road accidents has not been effective. It is said that not yet
effective Article 273 is a lot of accidents due to damaged roads or roads
perforated but the traffic law has not been executed, when it is clearly regulated
in Article 273 of Law No. 22 of 2009 on Traffic and Road Transport. Law no. 22
of 2009 is unable to reflect public discipline in traffic on the road, because it
contains many unclear (unreasonable) concepts, does not have broad sociological
support, does not fulfill the requirements of philosophical validity, even though it
is juridically qualified.

Keywords: implementation and Law Enforcement

148
Ferawati Royani , Dosen Fakultas Hukum Universitas Dehasen Bengkulu
121
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

A. Pendahuluan diantaranya penyediaan jalan yang

1. Latar Belakang memadai, pengaturan pergerakan

Di era globalisasi sekarang kendaraan dan masalah kecelakaan.149

ini, semua orang dengan berbagai Ketika kita berkendaraan

profesi dituntut untuk membuat berarti kendaraan telah berinteraksi

pekerjaannya menjadi instan dan dengan kendaraan lain, yang pada

efesien. Pesatnya perkembangan alat prinsipnya jalan raya adalah milik

transportasi menjadikan suatu hal yang bersama jadi dimulai dari pengendara

dimanfaatkan oleh masyarakat banyak, dan fasilitas jalan harus baik dan ketika

sehingga alat transportasi digunakan pelanggaran itu terjadi menjadi awal

sebagai penghematan waktu, untuk dari kecelakaan, yang mendominasi

mengurangi tenaga yang terkuras lebih terjadinya kecelakaan adalah

banyak dan akan membawa profit kendaraan roda dua.150

lebih banyak bagi profesi tertentu yang Masalah lalu lintas terus

sangat mengandalkan waktu sebagai berkembang menjadi suatu masalah

tolak ukur dari selesainya pekerjaan. yang kian kompleks dan menjadi

bagian yang strategis dalam


Manusia adalah mahluk yang
pembangunan jangka panjang.151 Di
dinamis dan tidak bisa berdiam diri
negara yang berkembang seperti
dalam waktu lama, mereka selalu ingin
Indonesia, masalah lalu lintas cukup
bergerak berpindah dan melakukan
149
aktivitas. Meskipun aktivitas Marye Agung, 2010. Selamat
Berkendara di Jalan Raya, ctk. Pertama, Raih
masyarakat sangat terbantu dan Asa Sukses,Jakarta, hlm.4
150
Kabar Siang tentang Lalu Lintas. TV One.
Tanggal 6-Mei-2013. Pukul 12:37 WIB
membawa sejumlah keuntungan, 151
Masalah lalu lintas
dalam http//masalah-lalu-lintas-
kehadiran kendaraaan bermotor juga indonesia.pdf. di akses pada
tanggal 1 April 2013. Pukul 15.00
membawa konsekuensi lain WIB

122
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

mendominasi penyebab kematian. Salah satu permasalahan lalu

Perkembangan lalu lintas kendaraan, lintas yang perlu mendapatkan

khususnya roda dua itu sendiri dapat perhatian serius adalah kecelakaan lalu

memberi pengaruh bagi kehidupan lintas, yang biasanya selalu berawal

masyarakat. Sebagaimana diketahui dari adanya pelanggaran lalu lintas.

sejumlah kendaraan yang beredar dari Pengguna kendaraan roda dua ini

tahun ketahun semakin meningkat. sangat mendominasi, karena bentuknya

Selain memenuhi kebutuhan yang mudah untuk melewati semua

masyarakat, hal ini juga dapat area dan harganya yang dapat

membawa pengaruh terhadap dijangkau oleh orang orang yang

kecelakaan lalu lintas yang semakin bepenghasilan menengah ke bawah,

sering terjadi. Agar tidak banyak sehingga dengan hal itu banyak sekali

terjadi dampak negatif terhadap ragam pengguna jalan yang

keamanan lalu lintas, maka dibuatlah menggunakan kendaraan bermotor.

aturan-aturan lalu lintas sebagaimana Jumlah kendaraan bermotor di seluruh

diatur dalam Undang-Undang No 14 Indonesia telah mencapai lebih dari 20

tahun 1992 kemudian sekarang juta, yang 60% adalah sepeda motor

menjadi Undang-Undang No 22 tahun dan sisanya adalah mobil. Kendaraan

2009 tentang lalu lintas. Untuk sepeda motor digunakan sebagai

terjamin terlaksananya peraturan dalam kebutuhan dan sangat membantu untuk

undang undang tersebut polisi lalu masyarakat dari semua kalangan,

lintas sebagai aparat penegak hukum namun sepeda motor dipakai oleh

yang diberi kewenangan untuk masyarakat secara tidak wajar dan

melakukan pengawasan dan

penertiban.

123
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

menyebabkan pelanggaran lalu Undang-Undang Nomor 22

lintas.152 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Mobilitas manusia dan barang Angkutan Jalan pada Pasal 273 ayat (1)

dengan kendaraan bermotor Setiap penyelenggara Jalan yang tidak

berkembang begitu cepat sebagai dengan segera dan patut memperbaiki

akibat peningkatan kesejahteraan dan Jalan yang rusak yang mengakibatkan

kemajuan teknologi transportasi. Hal Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana

ini berdampak kepada meningkatnya dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)

frekuensi kecelakaan lalu-lintas dengan sehingga menimbulkan korban luka

korban pengemudi maupun masyarakat ringan dan/atau kerusakan Kendaraan

pemakai jalan. pengguna kendaraan dan/atau barang dipidana dengan

roda dua lebih berisiko mengalami penjara paling lama 6 (enam) bulan

kecelakaan dibandingkan dengan atau denda paling banyak

transportasi lain, lalu lintas di jalan Rp12.000.000,00 (dua belas juta

merupakan bagian dari akivitas rupiah). Ayat (2) Dalam hal perbuatan

keseharian masyarakat. Sebagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

masyarakat melakukan kegiatan berlalu mengakibatkan luka berat, pelaku

lintas untuk menuju ketempat dipidana dengan pidana penjara paling

beraktifitas seperti kantor, sekolah, lama 1 (satu) tahun atau denda paling

pasar, obyek wisata dan sebagainya. banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh

Kondisi jalan yang rusak (berlubang) empat juta rupiah). Ayat (3) Dalam hal

dapat mengakibatkan kecelakaan lalu perbuatan sebagaimana dimaksud pada

lintas apalagi tidak berhati-hati dalam ayat (1) mengakibatkan orang lain

berkendara. meninggal dunia, pelaku dipidana

dengan pidana penjara paling lama 5


152
Ibid

124
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

(lima) tahun atau denda paling banyak namun pada kenyataannya setelah

Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh dibor bukannya segera diperbaiki

juta rupiah). Dan ayat (4) malah dibiarkan berhari-hari,

Penyelenggara Jalan yang tidak berminggu-minggu bahkan berbulan-

memberi tanda atau rambu pada Jalan bulan jalan masih tetap berlubang atau

yang rusak dan belum diperbaiki rusak. Dengan hal ini dapat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 menyebabkan terjadinya kecelakaan

ayat (2) dipidana dengan pidana tunggal atau tabrakan, ini juga bisa

penjara paling lama 6 (enam) bulan menjadi salah satu faktor yang dapat

atau denda paling banyak meningkatkan intensitas kecelakaan di

Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus jalan. Dengan adanya ini, masyarakat

ribu rupiah). sebenarnya sudah gerah, jalan yang

Dari Undang-Undang Nomor rusak harusnya segera diperbaiki tetapi

22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan malah dibiarkan saja, khususnya dan di

Angkutan Jalan ada pasal mengatur kota-kota besar. Angka kepemilikan

adanya pertanggungjawaban sepeda motor meningkat tajam dari

pemerintah terhadap kecelakaan akibat tahun ke tahun. Namun sayangnya

jalan rusak. Contohnya jalan yang tidak diikuti dengan kesadaran

berlubang atau rusak dikota Palembang berkendara yang baik, ditambah tingkat

banyak sekali, kita contohkan saja pada emosional yang makin memprihatinkan

satu titik jalan di jalan Plaju arah akibat kemacetan lalu lintas.

kampus Universitas Muhammadiyah Ada beberapa data yang

Palembang yang begitu banyak jalan menunjukan setiap tahun terjadi

berlubang yang kemudian dibor peningkatan kecelakaan lalu lintas

kembali oleh Petugas pembuat jalan, yang terjadi di Indonesia. Korban

125
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

meninggal 1.323 orang, luka berat permasalahannya adalah sebagai

(1.676), dan luka ringan (2.400).153 berikut :

Ada tiga faktor utama yang 1. Bagaimana Implementasi pasal 273

menyebabkan terjadikanya kecelakaan, Undang-Undang No 22 Tahun 2009

pertama adalah faktor manusia, kedua tentang lalu lintas dan angkutan

adalah faktor kendaraan dan yang jalan terhadap kecelakaan di jalan

terakhir adalah faktor jalan. Dari faktor raya?

jalan ini lah penulis membahas


B. Metode Penelitian
penyebab terjadinya kecelakaan lalu
Metode penelitian yang
lintas, dengan melihat penerapan
digunakan dalam penelitian ini
Undang-Undang Lalu lintas dan
adalah dengan menggunakan
pertanggungjawaban pemerintah
metode penelitian hukum normatif.
terhadap kecelakaan lalu lintas. Dari
Sebagai penelitian hukum normatif,
latar belakang di atas penelitian ini
maka penelitian ini termasuk
berjudul “Implementasi Pasal 273
kategori tipe penelitian hukum
Undang-Undang No 22 Tahun 2009
bersifat deskriptif-preskriptif yang
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
bertujuan menemukan solusi
Jalan Terhadap Kecelakaan Di
permasalahan (problem-solution)154.
Jalan Raya
Di dalam penelitian hukum terdapat
2. Permasalahan
beberapa pendekatan. Pendekatan-
Berdasarkan latar belakang di
pendekatan yang digunakan di
atas, penulis membatasi masalah yang
dalam penelitian hukum adalah
akan diangkat dan adapun rumusan
153 pendekatan undang-undang (statute
http://palembangnews.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=90%3
Adalam-satu-hari-terjadi-5-7-kecelakaan-di-
154
sumsel&catid=1%3Aberita&Itemid=6. Di Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
akses pada tanggal 2 Mei 2013. Pukul 22:30 Hukum, UI Press, Jakarta, 2008, hal. 50-51

126
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

approach), pendekatan kasus (case pengumpulan pustaka juga dilakukan

approach), pendekatan historis melalui media cetak dan juga media

(historical approach), pendekatan online (website).

komparatif (comparative approach)


C. Hasil Penelitian dan
dan pendekatan konseptual
Pembahasan
(conceptual approach)155. Dari
1. Implementasi Pasal 273 Undang-
berbagai pendekatan di atas, maka
Undang No 22 Tahun 2009 tentang
penelitian ini menggunakan
lalu lintas terhadap kecelakaan di
pendekatan undang-undang (statute
jalan raya.
approach) dan pendekatan kasus
Pengaruh lingkungan terhadap
(case approach). pengemudi pada jalan bebas hambatan
Penelitian ini menggunakan akan terasa pada kecepatan kendaraan
bahan hukum primer, bahan hukum yang lewat di sepanjang jalan tersebut.
sekunder, dan bahan hukum tersier. Lingkungan jalan menuntut perhatian

Teknik pengumpulan bahan hukum pengemudi, tuntutan ini bervariasi

yang dipergunakan dalam penelitian tergantung dari tempat dan waktu,

hukum normatif adalah dilakukan karena lingkungan jalan akan berubah

dengan melalui kegiatan studi terhadap waktu dan tempat. Untuk

pusataka, studi dokumen, dan studi memelihara kesiagaan secara tetap

catatan hukum. Dalam penyusunan selama mengemudi hampir jarang

penelitian ini pengumpulan pustaka terjadi, ada kalanya pada saat tertentu

yang dimaksud tersebut dilakukan di berada pada tahap kesiagaan yang tinggi,

perpustakaan, Selain itu tetapi untuk waktu yang lain relatif

dalam periode yang rendah (lebih


155
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian
Hukum, Kencana Prenada Media santai).
Group, Jakarta, 2010, hal. 93-95

127
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

Hukum akan menjadi berarti melihat dari hasil riset efektifitas Pasal

apabila perilaku manusia dipengaruhi 273 Undang-Undang No 22 Tahun 2009

oleh hukum itu sendiri dan apabila tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

masyarakat menggunakan hukum ada beberapa faktor yang dapat

menuruti perilakunya, sedangkan di lain mempengaruhi stabilitas keamanan,

pihak efektivitas hukum berkaitan erat keselamatan, ketertiban dan kelancaran

dengan masalah kepatuhan hukum lalu lintas di jalan raya merupakan

sebagai norma. masyarakat sebagai interaksi serta kombinasi dua atau lebih

pelaku dan sebagai korban kecelakaan faktor yang saling mempengaruhi situasi

lalu lintas kian bertambah seiring lalu lintas meliputi faktor manusia,

dengan aturan dan Undang-Undang yang faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor

dikeluarkan oleh pemerintah yaitu lingkungan.

Undang-Undang No 22 Tahun 2009 Lalu lintas dan angkutan jalan

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. mempunyai karakteristik dan

Dari angka kecelakaan merupakan keunggulan sendiri perlu dikembangkan

bentuk adanya sistem yang tidak dan dimanfaatkan. Pengembangan lalu

berjalan dari yang sebagaimana lintas dan angkutan jalan yang ditata

mestinya. Masyarakat mempunyai peran dalam suatu kesatuan sistem, dilakukan

yang sangat kuat dalam negara sebagai dengan mengintegrasikan dan

penyeimbang dari kekuasaan negara mendinamiskan unsur-unsurnya yang

yang menjalankan tugas dan wewenang terdiri dari jaringan transportasi jalan,

pemerintah dalam menjaga kedamaian, kendaraan beserta pengemudinya, serta

keamanan dan ketertiban demi peraturan-peraturan, prosedur dan

kepentingan bersama, karena masyarakat metode sedemikian rupa sehingga

terlibat semua dalam segala bidang. Dan terwujud satu totalitas yang lebih,

128
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

berdaya guna dan berhasil guna. University, ada tiga elemen utama dari

Pembaharuan di bidang hukum salah sistem hukum (legal system) yaitu:

satunya perwujudannya adalah dengan 1. Struktur Hukum

memuat Undang-Undang No. 22 Tahun (Legal Structure)

2009. Namun dengan dibuatnya 2. Isi Hukum (Legal

Undang-Undang ini ternyata banyak Substance)

menimbulkan reaksi terhadap Undang- 3. Budaya Hukum

Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Legal Culture)

Raya dari kalangan masyarakat, ahli Menurut Lawrence Meir

hukum atau disiplin ilmu lainnya. Hal Friedman berhasil atau tidaknya

ini disebabkan oleh kurangnya Penegakan hukum bergantung pada

sosialisasi Undang-Undang Substansi Hukum, Struktur

dimasyarakat, sehingga masyarakat Hukum/Pranata Hukum dan Budaya

menanggapi Undang-Undang ini dengan Hukum. Yang pertama: Substansi

rasa terkejut yang amat sangat di tambah Hukum dalam teori Lawrence Meir

lagi dengan ketentuan pidana denda Friedman hal ini disebut sebagai sistem

yang sangat menyulitkan bagi kalangan substansial yang menentukan bisa atau

masyarakat banyak. tidaknya hukum itu dilaksanakan.

Lawrence M. Friedman melihat Substansi juga berarti produk yang

bahwa keberhasilan penegakan hukum dihasilkan oleh orang yang berada

selalu menyaratkan berfungsinya semua dalam sistem hukum yang mencakup

komponen system hukum. Menurut keputusan yang mereka keluarkan,

Lawrence Meir Friedman, seorang ahli aturan baru yang mereka susun.

sosiologi hukum dari Stanford Substansi juga mencakup hukum yang

hidup (living law), bukan hanya aturan

129
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

yang ada dalam kitab Undang-Undang Teori Lawrence Meir

(law books). Sebagai negara yang masih Friedman yang Kedua yaitu

menganut sistem Civil Law Sistem atau Struktur Hukum/Pranata Hukum

sistem Eropa Kontinental (meski teori Lawrence Meir Friedman hal

sebagaian peraturan PerUndang- ini disebut sebagai sistem Struktural

Undangan juga telah menganut yang menentukan bisa atautidaknya

Common Law Sistem atau Anglo Sexon) hukum itu dilaksanakan dengan

dikatakan hukum adalah peraturan- baik. Struktur hukum berdasarkan

peraturan yang tertulis sedangkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1981

peraturan-peraturan yang tidak tertulis meliputi mulai dari Kepolisian,

bukan dinyatakan hukum. Sistem ini Kejaksaan, Pengadilan dan Badan

mempengaruhi sistem hukum di Pelaksana Pidana (Lapas).

Indonesia. Salah satu pengaruhnya Kewenangan lembaga penegak

adalah adanya asas Legalitas dalam hukum dijamin oleh Undang-

KUHP. Dalam Pasal 1 KUHP Undang. Sehingga dalam

ditentukan “tidak ada suatu melaksanakan tugas dan tanggung

perbuatan pidana yang dapat di hukum jawabnya terlepas dari pengaruh

jika tidak ada aturan yang kekuasaan pemerintah

mengaturnya”. Sehingga bisa atau dan pengaruh-pengaruh lain.

tidaknya suatu perbuatan dikenakan Terdapat adagium yang menyatakan

sanksi hukum apabila perbuatan “fiat justitia et pereat mundus”

tersebut telah meskipun dunia ini runtuh hukum

mendapatkan pengaturannya dalam harus ditegakkan. Hukum tidak

peraturan PerUndang-Undangan. dapat berjalan atau tegak bila tidak

ada aparat penegak hukum yang

130
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

kredibilitas, kompeten dan pikir masyarakat mengenai hukum

independen. Seberapa bagusnya selama ini. Secara sederhana,

suatu peraturan Perundang- tingkat kepatuhan masyarakat

Undangan bila tidak didukung terhadap hukum merupakan salah

dengan aparat penegak hukum yang satu indikator berfungsinya hukum.

baik maka keadilan hanya angan- Hubungan antara tiga unsur

angan.156 sistem hukum itu sendiri tak

Teori Lawrence Meir berdaya, seperti pekerjaan mekanik.

Friedman yang Ketiga: Budaya Struktur diibaratkan seperti mesin,

Hukum: Kultur hukum menurut substansi adalah apa yang

Lawrence Meir Friedman adalah dikerjakan dan dihasilkan oleh

sikap manusia terhadap hukum dan mesin, sedangkan kultur hukum

sistem hukum-kepercayaan, nilai, adalah apa saja atau siapa saja yang

pemikiran, serta harapannya. Kultur memutuskan untuk menghidupkan

hukum adalah suasana pemikiran dan mematikan mesin itu, serta

sosial dan kekuatan sosial yang memutuskan bagaimana mesin itu

menentukan bagaimana hukum digunakan. Dikaitkan dengan sistem

digunakan, dihindari, atau hukum di Indonesia, Teori

disalahgunakan. Budaya hukum erat Friedman tersebut dapat kita

kaitannya dengan kesadaran hukum jadikan patokan dalam mengukur

masyarakat. Semakin tinggi proses penegakan hukum di

kesadaran hukum masyarakat maka Indonesia. Polisi adalah bagian dari

akan tercipta budaya hukum yang struktur bersama dengan organ

baik dan dapat merubah pola jaksa, hakim, advokat, dan lembaga

permasyarakatan. Interaksi antar


156
Soerjono Soekanto, opcit. hlm 18.

131
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

komponen pengabdi hukum ini asas paradigma hukum yang terdiri

menentukan kokoh nya struktur atas fundamental hukum dan sistem

hukum. Walau demikian,tegaknya hukum.

hukum tidak hanya ditentukan oleh Tingkat efektivitas hukum

kokohnya struktur, tetapi juga juga ditentukan oleh seberapa tinggi

terkait dengan kultur hukum di tingkat kepatuhan warga masyarakat

dalam masyarakat. terhadap aturan hukum yang telah

Namun demikian, hingga dibuat. Namun demikian meskipun

kini ketiga unsur sebagaimana sebuah aturan yangditaati dapat

dikatakan oleh Friedman belum dikatakan efektif, derajat

dapat terlaksana dengan baik, keefektivannya masih bergantung

khususnya dalam struktur hukum pada kepentingan mentaatinya. Jika

dan budaya hukum. Sebagai contoh, ketaatan masyarakat terhadap suatu

dalam struktur hukum, Anggota aturan hukum karena kepentingan

polisi yang diharapkan menjadi yang bersifat compliance (takut

penangkap narkoba, polisi sendiri sanksi), maka derajat ketaatannya

ikut terlibat dalam jaringan narkoba. dinilai sangat rendah. Berbeda

Demikian halnya para jaksa, sampai ketika ketaatannya berdasarkan

saat ini masih sangat sulit mencari kepentingan yang bersifat

jaksa yang benar-benar jujur dalam internalization, yakni ketaatan

menyelesaikan perkara. Senada karena aturan hukum tersebut,

dengan M. Friedman, Sajtipto benar-benar cocok dengan nilai

Rahardjo menyebutkan bahwa intrinsik yang dianutnya, maka

berbicara soal hukum padadasarnya derajat ketaatan seperti inilah yang

tidak dapat dipisahkan dari asas-

132
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

merupakan derajat ketaatan tentang tanggung jawab hukum

tertinggi.. menyatakan bahwa: seseorang

bertanggung jawab secara hukum


Teori tanggung
atas suatu perbuatan tertentu atau
jawab
bahwa dia memikul tanggung

Tanggung jawab secara jawab hukum, subyek berarti

etimologi adalah kewajiban bahwa dia bertanggung jawab

terhadap segala sesuatunya atau atas suatu sanksi dalam hal

fungsi menerima pembebanan perbuatan yang bertentangan.

sebagai akibat tindakan sendiri Hans Kelsen selanjutnya

atau pihak lain. Sedangkan membagi mengenai tanggung

pengertian tanggung jawab jawab terdiri dari:158

menurut Kamus Besar Bahasa a. Pertanggung jawaban individu

Indonesia adalah suatu keadaan yaitu seorang individu

wajib menanggung segala bertangung jawab terhadap

sesuatunya (jika terjadi sesuatu pelanggaran yang

dapat dituntut, dipersalahkan, dilakukannya sendiri;

diperkarakan dan sebagainya).157 b. Pertanggung jawaban kolektif

Adapun teori yang berarti bahwa seorang

digunakan dalam melakukan individu bertanggung jawab

penelitian ini menggunakan atas suatu pelanggaran yang

Teori Tanggung Jawab. Menurut dilakukan oleh orang lain.

Hans Kelsen dalam teorinya


158
Hans Kelsen
sebagaimana diterjemahkan oleh
157
Departemen Pendidikan Raisul Mutaqien, Teori Hukum
Nasional, Kamus Besar Bahasa Murni, Nuansa & Nusamedia,
Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Bandung, 2006, hlm. 140
2002, hlm. 113

133
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

Dilanjutkan oleh teori c. Tindakan-tindakan lain yang

Tanggung Jawab Pemerintahan merupakan pemenuhan

adalah kewajiban penataan kewajibannya, misalnya

hukum (compulsory compliance) untuk melakukan

dari Negara atau Pemerintah atau pengawasan yang lebih

Pejabat Pemerintah atau Pejabat efektif dan efisien,

lain yang menjalankan fungsi mencegah adanya bahaya

Pemerintahan sebagai akibat bagi manusia maupun

adanya suatu keberatan, gugatan, lingkungan, melindungi

judicial review, yang diajukan harta benda warga,

oleh seseorang, masyarakat, mengelola dan memelihara

badan hukum perdata baik sarana dan prasarana umum,

melalui penyelesaian Pengadilan mengenakan sanksi terhadap

atau di luar Pengadilan untuk suatu pelanggaran dan

pemenuhan berupa:159 sebagainya.

a. Pembayaran sejumlah uang Teori ini memberikan

(subsidi, ganti rugi, tunjangan, pemahaman secara singkat

dsb) dan jelas sehingga

b. Menerbitkan atau memberikan kemudahan

membatalkan/mencabut bagi penulis untuk

suatu keputusan atau dimengerti, sebagaimana

peraturan teori ini sebagai pisau

analisis yang digunakan oleh


159
Asep Warlan Yusuf dalam
http://lbh.unpar.ac.id/radio-chevy-103- penulis dan digunakan
5fm/tanggung-jawab-Negara-Pemerintahan-dalam-
pelayanan-publik/, diakses tanggal 2 Mei 2013.
Pukul 23.36

134
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

sebagai bahan pendukung luasnya interprestasi petugas

terhadap penulisan tesis. hukum.

2. Penegak hukum secara

sosiologis, antara hukum dan

1. Teori Penegakan Hukum pelaksana hukum merupakan

dua hal yang berbeda hukum


Proses penegakan hukum,
termasuk perundang–
dalam pandangan Soerjono
undangan dan berbagai azas
Soekanto,160 dipengaruhi oleh lima
hukum yang mendasarinya
faktor yaitu:
merupakan suatu yang
1. Hukumnya sendiri, yang
abstrak, sebaliknya
dalam hal ini hanya terbatas
peningkatan hukum
pada Undang– Undang.
termasuk bekerjanya
Faktor hukumnya sendiri
Pengadilan merupakan suatu
yang harus menjadi
yang konkret.
persyaratan utama adalah
3. Sarana dan fasilitas, dalam
mempunyai cukup kejelasan
penegakan hukum lalu lintas
makna dan arti ketentuan,
khususnya sarana dan
tidak adanya kekosongan
fasilitas jalan dijalan raya
karena belum ada peraturan
harus baik dan memenuhi
pelaksanaanya, peraturan
syarat yang layak, kemudian
tersebut sinkron secara
rambu-rambu lalu lintas
vertikal dan horizontal
dijalan harus lengkap.
sehingga mengurangi
4. Masyarakat adalah suatu

160
organisasi manusia yang
Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum,
BPHN & Binacipta, Jakarta, 1983, hlm. 15

135
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

saling berhubungan satu Teori Soerjono Soekanto ini

sama lain, sedangkan dipakai oleh penulis, dikarenakan

kebudayaan adalah suatu oleh teori ini selain mudah

sistem normal dan nilai yang dipahami, terdapat unsur-unsur

teorganisasi menjadi yang menurut penulis sangat

pegangan bagi masyarakat mempengaruhi penegakan hukum

tersebut. terhadap efektivitas hukum, yaitu

5. Kebudayaan yakni hasil bagi penulis masyarakat dan

karya, cipta dan rasa yang kebudayaan yang tidak dapat

didasarkan pada karsa dipisahkan dan memiliki keterkaitan

manusia di dalam pergaulan satu sama lain. Teori dari Soerjono

hidup. Faktor masyarakat Soekanto memperkuat penelitian

dan kebudayaan ini tesis yang ditulis oleh penulis serta

memegang peranan sangat teori ini dapat kita lihat di

penting, hal ini berkaitan kehidupan sehari-hari.

dengan taraf kesadaran Secara garis besarnya

hukum dan kepatuhan masyarakat tidak mengetahui bahwa

hukum masyarakat. dalam Pasal 273 Undang-Undang

Kesadaran hukum No 22 Tahun 2009 tentang Lalu

merupakan suatu proses Lintas ini ada perlindungan korban

yang mencakup unsur terhadap kecelakaan yang

pengetahuan hukum, diakibatkan jalan rusak dan tidak

pemahaman hukum, sikap diberikan rambu-rambu atau tanda

hukum dan perilaku hukum. ada perbaikan jalan.

136
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

Mengenai faktor lingkungan keseimbangan dan kemampuan

fisik yang dapat menyebabkan mengontrol sepeda motornya.

terjadinya kecelakaan lalu lintas b. Jalan rusak

pada pengendara sepeda motor. Jalan rusak adalah kondisi

a. Jalan berlubang dimana permukaan jalan tidak

Jalan berlubang adalah kondisi mulus yang disebabkan karena

dimana permukaan jalan tidak jalan belum diaspal, jalan yang

rata akibat adanya cekungan ke terdapat bebatuan, kerikil atau

dalam yang memiliki kedalaman material lain yang berada di

dan diameter yang tidak berpola, permukaan jalan yang

ini disebabkan sistem pelapisan mengganggu ketika berkendara,

yang kurang sempurna. dan jalan aspal yang sudah

Kecelakaan lalu lintas pada mengalami kerusakan. Jalan

sepeda motor yang disebabkan yang rusak dapat mengurangi

jalan berlubang kebanyakan kontrol dalam berkendara dan

dikarenakan pengendara mengganggu keseimbangan

berusaha menghindari lubang pengendara sepeda motor, untuk

secara tiba-tiba dalam kecepatan itu pengendara sebaiknya

tinggi. Contoh lain adalah ketika mengurangi kecepatannya

roda ban sepeda motor melewati ketika melewati jalan dengan

lubang yang berdiameter dan kondisi rusak.

kedalaman yang cukup besar c. Jalan licin atau basah

sehingga mengganggu Permukaan jalan yang licin

pengendara menjaga dapat disebabkan oleh cuaca

(hujan/tidak) maupun material

137
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

lain yang menutupi permukaan kaidah yang adil (harus

jalan seperti tumpahan minyak, mempunyai value).

lumpur, ataupun tanah yang


D. Penutup
basah karena tersiram air hujan.
1. Kesimpulan

Penegakan hukum pada Dari hasil penelitian dan

hakikatnya mengandung pengamatan implementasi Pasal 273

supremasi nilai substansial, yaitu Undang-Undang No 22 Tahun 2009

keadilan. Nilai keadilan yang tentang Lalu Lintas dan Angkutan

didambakan ialah nilai yang sesuai Jalan terhadap kecelakaan di jalan

dengan Pancasila sebagai falsafah raya belum efektif. Dikatakan

bangsa Indonesia merupakan nilai belum efektif Pasal 273 ini banyak

yang dapat memelihara dan terjadi kecelakaan akibat jalan rusak

mempertahankan keseimbangan, atau jalan berlubang tetapi Undang-

keserasian dan keselarasan antara Undang lalu lintas belum

kepentingan individu di satu pihak, dijalankan, padahal sudah jelas

dan kepentingan masyarakat lain di diatur dalam Pasal 273 Undang-

lain pihak. Nilai keadilan inilah Undang No 22 Tahun 2009 tentang

yang merupakan nilai yang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

terpenting dari setiap peraturan Sebagaimana Setiap penyelenggara

perundang-perundangan, dengan Jalan yang tidak dengan segera dan

kata lain, kaidah-kaidah hukum itu patut memperbaiki jalan yang rusak

tidak hanya merupakan kaidah yang mengakibatkan kecelakaan

yang sah (yang mempunyai validity lalu lintas akan dikenakan sanksi

saja), akan tetapi juga merupakan yang tegas dan penyelenggara Jalan

yang tidak memberi tanda atau

138
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

rambu pada Jalan yang rusak dan memaksimalkan penegakan

belum diperbaiki akan dikenakan hukum, memberikan tindakan

sanksi. Dilihat dari fakta lapangan yang jelas dan berpihak pada

banyak jalan yang rusak dan tidak masyarakat

segera diperbaiki, bahkan walaupun 2. Diharapkan masyarakaat

diperbaiki dibiarkan berlama-lama berpartisipasi dalam

dan tidak memberikan rambu-rambu mewujudkan penerapan Pasal

peringatan. Hal ini mengakibatkan 273 Undang-Undang No 22

terjadi kecelakaan lalu lintas dan Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

tidak adanya pertanggung jawaban. dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang No. 22 Tahun


E. DAFTAR PUSTAKA
2009 tidak mampu mempolakan
1. BUKU
disiplin masyarakat dalam berlalu
Alamsyah, Alik Ansyori. 2003. Rekayasa
lintas di jalan, sebab banyak
Lalu Lintas. Malang : UMM Press.
mengandung konsep yang tidak
Barda Nawawi Arief. 2008. Masalah
jelas (tidak logis), tidak mendapat Penegakan Hukum Pidana dalam
Penanggulangan Kejahatan,
dukungan masyarakat luas Jakarta:Kencana Prenada Media
Group.
(sosiologis), tidak memenuhi syarat
Black, J.A. 1981. Urban Transport
berlakunya secara filosofis,
Planning: Theory and Practice.
walaupun secara yuridis memenuhi
London : Cromm Helm
syarat.
Cecil RE, 2011, Penegak
2. Saran
Hukum Lalu Lintas.
Adapun saran dari penulis adalah:
Bandung : Nuansa Cendikia.
1. Untuk pemerintah dan aparat
Hans Kelsen sebagaimana diterjemahkan
penegak hukum diharapkan
oleh Raisul Mutaqien, 2006, Teori

139
Ferawati Royani Jurnal Hukum Sehasen Vol.2 No.2 Tahun 2017

Hukum Murni, Nuansa & Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993


Nusamedia: Bandung.
Tentang Prasarana dan Lalu Lintas
Lawrence M Friedman. 2001. American
KAMUS
Law An Introduction. Jakarta: PT
Departemen Pendidikan Nasional, 2002,
Tatanusa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Lili Rasjidi, 1992, Dasar-dasar Filsafat
Balai Pustaka, Jakarta.
Hukum, Bandung: Alumni.
Poerwadarminta, 1976, Kamus Umum
Lili Rasjidi, 1991, Filsafat Hukum Apakah Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Hukum Itu?, Bandung: Remaja INTERNET

Rosdakarya. Teori Hans Kelsen dalam

http://tyokronisilicus.wordpress.co

PERUNDANG-UNDANGAN m/2011/11/04/teori-hans-kelsen-

Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang mengenai pertanggungjawaban-

lalu lintas dan angkutan jalan. hukum/, diakses tanggal 2 Mei

2013. Pukul 23.0

140

You might also like