You are on page 1of 15

PERANAN POLISI LALU LINTAS DALAM MENGAWASI PENGGUNAAN HELM

OLEH PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN


RESOR KOTA PEKANBARU

Oleh : Mayzatul Laili


Pembimbing I : Dr. Mexsasai Indra, SH., MH
Pembimbing II : Ledy Diana, SH., MH
Alamat : Jl. Swakarya Gg. AMD Panam Pekanbaru
Email : izamoetz_may12@yahoo.co.id

ABSTRACTION

The use of a helmet is an obligation for the safety of motorists, it is set in article 57 of
the Act number 22 in 2009 that supplies of motor vehicles for a motorcycle helmet is a
Standard National Indonesia (SNI). But there are still many motorists who break the law and
do not understand the importance of using protective tool head while riding his motorcycle in
the town of Pekanbaru.
The purpose of this study, to find out the role of the police traffic in overseeing the use
of helmets and to know the obstacles faced by traffic police in law enforcement against
violations of the use of helmets as well as to know the settlement effort conducted by the
traffic police against violation of the use of helmets by motorcyclists in the region Police Law
of the resort city of Pekanbaru.
This research was conducted by using the approach of observation research that is by
way of a survey or review the immediate kelokasi research using data that is collecting
interviews, then the method used is a sociological researcher with a view of the study of
documents and studies field. While the nature of this research is descriptive research, namely
the author tried to give an overview in detail about the role of the Police traffic in overseeing
the use of helmets by motorcyclists in the region Police Law of the resort city of Pekanbaru.
From the results of the research there were three basic problems that can be inferred.
First, the role of the Police in the region of Soweto City resort of the law against the duty of
every motorist should use helmets. Prevention efforts by giving the Socialization and
education of traffic as well as providing warnings about the importance of complying with
traffic signs. Second, restricting factors faced by traffic police in law enforcement against
violations of the use of Helmets from internal factors at the time of carrying out law
enforcement in the city of Pekanbaru in the exercise of his duties and external factors occur
due to the very low legal awareness of motorcyclists in the city of Pekanbaru. Third, breach
of the obligation of Prevention Efforts wear a helmet every motorist is very important as
prevention of occurrence of kecelaakaan traffic. the rule of law governing the liability of
using a safety helmet drive had been issued but in practice many still motorists who ignore
the regulations. The author's suggestion, first, the role of the police in the legal obligation of
meneggakkan wear a helmet shall be executed in accordance with the provisions of the
applicable legislation. Second, the head of the Police Traffic Unit of the resort town of
Pekanbaru is necessary to increase public awareness of the obligation to wear a helmet.
Third, To motorists in order to obey the obligation to wear a helmet to avoid road accident
luntas.

Key words: the role of the Police-the use of helmet-Motorcycle Riders

1
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
A. Pendahuluan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor,
Di era globalisasi saat ini manusia ayat (8) menyebutkan Kendaraan
dituntut untuk mempunyai mobilitas yang Bermotor adalah setiap Kendaraan yang
tinggi, khususnya pada daerah perkotaan digerakkan oleh peralatan mekanik berupa
yang masyarakatnya setiap hari selalu mesin selain Kendaraan yang berjalan di
bepergian dari satu tempat ke tempat lain atas rel, selain itu Kendaraan juga
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. merupakan transportasi yang penting bagi
Setiap masyarakat memerlukan masyarakat.
transportasi untuk membantu melancarkan Dalam melakukan aktifitas
roda kehidupan sebagai sarana pendukung mobilitas masyarakat banyak sekali
untuk menjalankan berbagai aktifitas baik dijumpai permasalahan yang berkaitan
dibidang ekonomi, sosial, dan budaya, dengan pelanggaran hukum, mulai dari
yang mana masyarakat menggunakan yang ringan hingga yang berat2.
jalur darat (jalan raya) untuk melakukan Pelanggaran ringan yang kerap terjadi
segala mobilitasnya tersebut. dalam permasalahan lalu lintas adalah
Mengingat pentingnya jalan raya seperti tidak memakai helm, menerobos
sebagai sarana transportasi darat maka lampu merah, tidak memiliki SIM atau
perlu dilakukan penataan kesatuan sistem STNK, tidak menghidupkan lampu pada
dengan cara mengintegrasikan dan siang hari, dan bonceng tiga dianggap
mendinamiskan unsur-unsur yang terdiri sudah membudaya di kalangan masyarakat
dari rambu-rambudan marka transportasi dan anak-anak sekolah. Pelanggaran lalu
jalan darat serta kelengkapan kendaraan lintas seperti itu dianggap sudah menjadi
beserta pengemudinya, agar sesuai dengan kebiasaan bagi masyarakat pengguna jalan,
ketentuan dan prosedur yang berlaku sehingga tiap kali dilakukan operasi tertib
dalam berkendara. Sehingga terciptalah lalu lintas di jalan raya oleh pihak yang
ketertiban berlalu lintas yang total, berdaya berwenang, maka tidak sedikit yang
guna, dan berhasil guna.1 terjaring kasus pelanggaran lalu lintas dan
Dalam usaha mencapai tujuan tidak jarang juga karena pelanggaran
nasioanal berdasarkan Pancasila dan tersebut kerap menimbulkan kecelakaan
Undang-Undang Dasar 1945. Peranan lalu lintas.
tersebut merupakan suatu peranan vital, Pada hakekatnya tugas pokok
sehingga dijadikan landasan pertimbangan POLRI adalah berupaya untuk
dibentuknya Undang-Undang Nomor 22 mewujudkan keamanan dan ketertiban
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan dalam masyarakat yang dapat
Angkutan Jalan sebagai pengganti meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 2 14 Tahun 1992 Fungsi penegakan hukum hanya
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan merupakan salah satu dari sekian banyak
yang dipandang tidak relevan lagi bagi fungsi Kepolisian yang sangat luas.3
masyarakat Indonesia. Dalam tindakan melaksanakan wewenang
Dalam Pasal 1 ayat (7) Undang- dan tanggung jawab Kepolisian Negara
Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Republik Indonesia diwilayah
Lalu lintas dan Angkutan Jalan disebutkan Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh
Kendaraan adalah suatu sarana angkut
yang dijalan terdiri atas Kendaraan
2
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana
1
Ananda ³Analisis Terhadap Peranan Polisi Lalu di Indonesia, Bandung : Refika Aditama, 2003, hlm
Lintas Dalam Menanggulangi Terjadinya Aksi 20
3
Balap sepeda Motor Liar di Wilayah Hukum Ramelan, Hukum Acara Pidana (Teori dan
Polresta Pekanbaru´ Skripsi, Program Strata 1 Implementasi), Sumber Ilmu Jaya, Jakarta, 2006,
Universitas Islam Riau, Pekanbaru, 2012, hlm. 2. hlm. 30.
2
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
Kepolisian Resor daerah hukum masing- kesejahteraan umum, memperkokoh
masing.4 persatuan dan kesatuan bangsa, serta
Aparat penegak hukum (polisi lalu mampu menjunjung tinggi martabat
lintas) berperan sebagai pencegah (politie bangsa
toezicht) dan sebagai penindak (politie b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan
dwang) dalam fungsi politik. Di samping budaya bangsa, dan
itu polisi lalu lintas juga melakukan fungsi c. Terwujudnya penegakan hukum dan
regeling (misalnya, pengaturan tentang kepastian hukum bagi masyarakat.
kewajiban bagi kendaraan bermotor Menurut Sunarti6 dalam hal ini
tertentu untuk melengkapi dengan segitiga pernah melakukan sosialisasi atau
pengaman) dan fungsi bestuur khususnya penyuluhan penggunaan helm yang
dalam hal perizinan atau begunstiging dilakukan rutin setiap hari dan juga
(misalnya, mengeluarkan Surat Izin Penerangan Keliling (Penling) yang
Mengemudi)5 Berkaitan dengan tujuan dilakukan setiap hari pada pagi hari dari
diselenggarakannya lalu lintas dan pukul 06.00 WIB-09.00WIB di beberapa
angkutan jalan merupakan upaya dalam titik tempat seperti Pasar Kodim di jalan
memberikan keselamatan dan ketertiban A.Yani, Pasar Pusat di jalan Jend
namun masih tingginya tingkat Sudirman, Pasar Cik Puan di jalan Tuanku
pelanggaran lalu lintas dijalan raya Thambusai, Pasar Pagi Simpang Arengka
merupakan suatu dampak yang negatif dan di perempatan jalan HR. Soebrantas
berseberangan dengan tujuan dari dengan jalan Soekarno Hatta. Dalam hal
diselenggarakannya lalu lintas dan melakukan penyuluhan dan sosialisasi
angkutan jalan yang nyaman dan total. tersebut aparat yang bertugas menemukan
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 hambatan dalam pelaksanaan peraturan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tertib penggunaan helm, yang mana
tentang lalu Lintas dan Angkutan Jalan perilaku masyarakat, khususnya pengguna
menyatakan bahwa penyelenggaraan lalu kendaraan bermotor yang cenderung
lintas dan jalan raya harus dilaksanakan mengabaikan keselamatan diri mereka.
dengan tertib dan menggunakan Mereka tidak taat terhadap peraturan yang
perlengkapan berkendara, namun pada tercantum dalam Undang-Undang Nomor
kenyataannya bahwa dijalan raya Kota 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Pekanbaru masih banyak ditemui Angkutan Jalan.7 Dampak buruk
pengendara sepeda motor yang tidak pengendara yang tidak menggunakan helm
menggunakan perlengkapan berkendara, saat berkendara dapat merugikan
seperti tidak menggunakan helm. Adapun ketenangan dan keselamatan bagi dirinya
tujuan penyelenggaraan lalu lintas dan dan pengendara lainnya, sehingga
angkutan jalan yang tertuang dalam Pasal diperlukan pengawasan dan
3 antara lain: penanggulangan yang dilakukan oleh
a. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan semua pihak. Akan tetapi hal ini tidak
angkutan jalan yang aman, teratur, hanya dibebankan kepada pihak kepolisian
selamat, tertib, lancar, terpadu dengan saja, dibutuhkan adanya kerja sama antara
modal angkutan lain untuk memajukan instansi pemerintah terkait dan masyarakat
pada umumnya.
4
Lihat, Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat
6
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor,. Wawancara dengan Sunarti, Diyaksa Satlantas
5
Soerjono Soekanto, Suatu Tinjauan Sosiologi Polresta Pekanbaru, Hari Rabu, Tanggal 16
Hukum Terhadap Masalah ± Masalah Sosial, Oktober 2013, Bertempat di Polresta Pekanbaru.
7
Bandung : Citra Aditya Bakti, 1989, hlm 58 Ibid
3
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
Manusia sebenarnya telah oleh pengendara sepeda motor di
mengetahui, bahwa kehidupan mereka wilayah hukum Kepolisian Resor Kota
dalam masyarakat pada hakikatnya diatur Pekanbaru?
oleh bermacam-macam aturan atau
pedoman.8 Namun kurangnya kesadaran C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
hukum dari masyarakat menimbulkan 1. Tujuan Penelitian
banyaknya terjadi pelanggaran- a. Untuk mengetahui peranan kepolisian
pelanggaran. Biasanya seorang warga lalu lintas dalam mengawasi
masyarakat baru menyadari akan adanya penggunaan helm oleh pengendara
kaidah-kaidah hukum serta pola-pola yang sepeda motor di wilayah hukum
mengatur kehidupannya apabila dia telah Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
melakukan suatu pelanggaran.9 b. Untuk mengetahui hambatan yang
Meskipun aturan hukum yang dihadapi polisi lalu lintas dalam
mengatur tentang kewajiban menggunakan penegakan hukum terhadap pelanggaran
helm pengaman berkendaraan telah penggunaan helm yang dilakukan oleh
dikeluarkan namun pada pelaksanaannya pengendara sepeda motor di wilayah
masih banyak pengendara sepeda motor hukum Kepolisian Resor Kota
yang mengabaikan peraturan tersebut. Pekanbaru
Berdasarkan latar belakang masalah yang c. Untuk mengetahui upaya penyelesaian
penulis paparkan diatas, maka penulis yang dilakukan oleh polisi lalu lintas
tertarik untuk melakukan penelitian dan terhadap pelanggaran penggunaan helm
akan menuangkan dalam sebuah karya oleh pengendara sepeda motor di
ilmiah yang berbentuk skripsi dengan wilayah hukum Kepolisian Resor Kota
judul ³Peranan Kepolisian Lalu Lintas Pekanbaru.
Dalam Mengawasi Penggunaan Helm 2. Kegunaan Penelitian
Oleh Pengendara Sepeda Motor Di a. Untuk menambah ilmu pengetahuan
Wilayah Hukum Kepolisian Resor Kota dan pemahaman penulis dan
Pekanbaru´ masyarakat pada umumnya dan penulis
khususnya tentang peranan Kepolisian
B. Rumusan Masalah Lalu Lintas dalam mengawasi
1. Bagaimanakah peranan kepolisian lalu penggunaan helm oleh pengendara
lintas dalam mengawasi penggunaan sepeda motor di wilayah hukum
helm oleh pengendara sepeda motor di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
wilayah hukum Kepolisian Resor Kota b. Penelitian ini diharapkan dapat
Pekanbaru? memberikan solusi atau pemecahan
2. Apa saja hambatan yang dihadapi polisi masalah terhadap kendala atau
lalu lintas dalam penegakan hukum hambatan bagi polisi lalu lintas dalam
terhadap pelanggaran penggunaan helm mengawasi penggunaan helm oleh
yang dilakukan oleh pengendara sepeda pengendara sepeda motor di wilayah
motor di wilayah hukum Kepolisian hukum Kepolisian Resor Kota
Resor Kota Pekanbaru? Pekanbaru
3. Bagaimanakah upaya penyelesaian c. Penelitian ini juga sekaligus menambah
yang dilakukan oleh polisi lalu lintas motivasi dan semangat kepada penulis
terhadap pelanggaran penggunaan helm dan teman-teman dalam
mengembangkan disiplin berlalu lintas
8
dengan menggunakan helm saat
Soerjono Soekanto, Pokok- Pokok Sosiologi berkendara untuk keselamatan dijalan
Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1988,
hlm. 2.
raya, sekaligus sebagai bahan informasi
9
Ibid.
4
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
dan pertimbangan bagi penelitian d. Peranan yang sebenarnya dilakukan
selanjutnya. (actual role).
Peranan yang sebenarnya
D. Kerangka Teoritis dilakukan kadang-kadang juga dinamakan
1. Teori Peranan role performance atau role playing.
Peranan (role) merupakan proses Kiranya dapat dipahami bahwa peranan
dinamis kedudukan (status). Apabila yang ideal dan yang seharusnya datang
seseorang melaksanakan hak dan dari pihak lain, sedangkan peranan yang
kewajibannya sesuai dengan dianggap oleh diri sendiri serta peranan
kedudukannya, dia menjalankan suatu yang sebenarnya dilakukan berasal dari
peranan. Perbedaan antara kedudukan diri sendiri. Peranan-peranan itu berfungsi
dengan peranan adalah untuk kepentingan apabila orang berhubungan dengan pihak
ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat lain atau dengan beberapa pihak.13
dipisah-pisahkan karena yang satu Peranan yang seharusnya
tergantung pada yang lain dan dikalangan penegakan hukum telah
sebaliknya.10 dirumuskan kedalam beberapa Undang-
Menurut Soejono Sukanto11, Peran Undang. Disamping itu, didalam Undang-
atau Peranan (Role) merupakan aspek Undang tersebut juga dirumuskan perihal
dinamis dari suatu kedudukan atau (status). peranan yang ideal. Menempatkan
Apabila seseorang melakukan hak dan Kepolisian sebagai sub-sistem berarti
kewajiban sesuai dengan kedudukanaya mengfungsionalkan Kepolisian dalam
maka dia menjalankan suatu peran. mewujudkan tujuan sistem perdilan pidana
Sedangkan menurut teori peranan khususnya dalam rangka pengendalian
(roletheory) yang di kutip oleh Setiawan atau penanggulangan kejahatan adalah
mengDWDNDQ EDKZD ³3HUDQDQ DWDX 3HUDQ menjadi salah satu sasaran yang
adalah sekumpulan tingkah laku yang mendapatkan perhatian dalam bekerjanya
GLKXEXQJNDQ GHQJDQ VXDWX SRVLVL WHUWHQWX´ sistem peradilan pidana.14
menurut teori ini, peranan yang berbeda 2. Teori Penegakan Hukum
menimbulkan tingkah laku itu sesuai Arti dan tujuan kehidupan
dengan suatau situasi lain relatif bebas masyarakat yaitu untuk mencari dan
(Independent) tergantung pada orang yang mewujudkan ketentraman dan ketertiban,
menjalankan peran tersebut, jadi setiap agar dapat terwujud tata pergaulan yang
orang akan mempunyai peranan pada tertib dan lancar. Satu-satunya cara yang
masing-masing situasi.12 bisa ditempuh oleh masyarakat adalah
Suatu peran tertentu dapat dijabarkan dengan jalan menegakkan ketertiban dan
kedalam unsur-unsur sebagai berikut: kepastian hukum dalam setiap aspek
a. Peranan yang ideal (ideal role) kehidupan sesuai dengan kaidah-kaidah
b. Peranan yang seharusnya (expected dan nilai hukum yang telah disepakati.15
role) Indonesia adalah negara hukum
c. Peranan yang dianggap oleh diri sendiri dimana setiap kebijakan atau tindakan dari
(perceived role) aparat didasarkan oleh hukum yang

13
Loc.Cit, hlm.20.
10 14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rusli Muhammad, Sistem Peradilan Pidana
Edisi Baru, Rajawali Pers Jakarta, 2009, hlm 212- Indonesia, Universitas Islam Indonesia.
213 Yogyakarta, 2011, hlm.88.
11 15
Ibid M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan
12
Kurnia Rahma Daniaty, PDF, Mengkaji Kembali dan Penerapan KUHP(Penyidikan dan
Peran Dan Fungi Polri Dalam Era Reformasi, Penuntutan), Cetakan Kelima, Sinar Grafika,
Diakses pada tanggal 23 Oktober 2014 Jakarta, 2003, Hlm. 164
5
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
berlaku. Hukum dibuat untuk Penegakan hukum dapat
dilaksanakan, hukum tidak lagi disebut dirumuskan sebagai usaha melaksanakan
sebagian hukum apabila hukum itu tidak hukum sebagaimana mestinya, mengawasi
pernah dilaksanakan. Oleh karena itu, pelaksanaannya agar tidak terjadi
hukum dapat disebut konsistensi sebagai pelanggaran, dan jika terjadi pelanggaran
sesuatu yang harus dilaksanakan seperti memulihkan hukum yang dilanggar itu
penegakan hukum.16 Salah satu bidang supaya dapat ditegakkan kembali.20
penegakan hukum adalah penegakan Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan
hukum pidana untuk memberikan hukum itu melibatkan semua subjek
perlindungan dan penegakan hak asasi hukum dalam setiap hubungan hukum.
manusia yang sudah dilanggar oleh suatu Siapa saja yang menjalankan aturan
tindak pidana, serta untuk menciptakan normatif atau melakukan sesuatu atau
rasa tertib dan aman dalam masyarakat.17 tidak melakukan sesuatu dengan
Membicarakan penegakan hukum mendasarkan diri pada norma aturan
dapat dimulai dengan mengkaji persoalan hukum yang berlaku, berarti dia
WHQWDQJ ³DSD \DQJ DNDQ GLWHJDNNDQ´ EXNDQ menjalankan atau menegakkan aturan
berarti melakukan pengkajian yang tidak hukum.21 Sedangkan jika ditinjau dari
ada gunanya. Manusia dalam pergaulan sudut obyeknya, yaitu dari segi hukumnya.
hidup, pada dasarnya mempunyai Dalam hal ini, pengertiannya juga
pandangan-pandangan tertentu mengenai mencakup makna yang luas dan sempit.
apa yang baik dan apa yang buruk. Pada Suatu penegakan hukum sangat
hakekatnya hukum mengandung ide atau dipengaruhi oleh aspek substantive, aspek
konsep-konsep yang dapat digolongkan struktur (legal actor), dan budaya hukum
sebagai suatu yang abstrak termasuk ide (legal cultural). Sebagian besar peraturan
tentang keadilan, kepastian hukum, dan Perundang-undangan lebih banyak
kemanfaatan sosial.18 menentukan hal-hal yang pokok saja
Penegakan hukum merupakan kemudian lebih lanjut diatur dalam
proses dilakukannya upaya untuk tegak peraturan pelaksanaannya berupa
dan berfungsinya norma-norma hukum Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan
secara nyata sebagai pedoman perilaku Presiden (Keppres), Keputusan Menteri
dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan (Kepmen) dan lain-lain.22
hukum dalam kehidupan bermasyarakat Menurut Soerjono Soekanto bahwa
dan bernegara. Hukum melalui sistem masalah penegakan hukum sebenarnya
peradilan pidana yang sejatinya terletak pada faktor-faktor yang
memerankan fungsinya sebagai sarana mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
untuk menyelesaikan konflik, menegakkan mempunyai arti yang netral, sehingga
kebenaran dan keadilan.19 dampak positif atau negatif terletak pada
isi faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor
16
Satjipto Rahardjo, Penegak Hukum, Genta tersebut adalah :23
Publishing, Yogyakarta, 1986, hlm. 1. 1) Faktor hukumnya sendiri;
17
Purnadi Purbacaraka dan Halim A. Ridwan, 2) Faktor penegak hukum;
Filsafat Hukum Pidana, Rajawali Press, Jakarta,
1982, hlm. 1.
18 20
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,
Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 115.
21
Persada, Jakarta, 2005, hlm. 6. http://www.solusihukum.com,diakses,tanggal, 12
19
MahUXV $OL ³6LVWHP 3HUDGLODQ 3LGDQD 3URJUHVLI Juni 2012.
22
$OWHUQDWLI 'DODP 3HQHJDNDQ +XNXP 3LGDQD´ Kadri Husin, Diskresi Dalam Penegakan Hukum
Artikel Pada jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Pidana di Indonesia, Universitas Lampung, Bandar
Universitas Islam Indonesia, Vol. II, No. 14 April Lampung, 1999, hlm. 6.
23
2007, hlm. 211. Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 8.
6
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
3) Faktor sarana atau fasilitas yang EHUDUWL WLGDN ODLQ GDUL SDGD ³perbuatan
mendukung penegakan hukum; PHODQJJDU KXNXP´:27
4) Faktor masyarakat; dan a. Tidak ada perundang-undangan yang
5) Faktor kebudayaan. sedemikian lengkapnya, sehingga dapat
Hal ini sesuai dengan pendapat mengatur semua perilaku manusia ;
5DKDUGL PHQJDWDNDQ EDKZD ³.HSROLVLDQ b. Adanya kelambatan-kelambatan untuk
sebagai salah satu fungsi pemerintahan menyesuaikan perundang-undangan
negara di bidang pemeliharaan keamanan dengan perkembangan-perkembangan
GDQ NHWHUWLEDQ PDV\DUDNDW´ 24Polisi yang didalam masyarakat, sehingga
menyandang Profesionalisme merupakan menimbulkan ketidakpastian hukum ;
polisi pintar (Smart Police). Pelanggaran c. Kurangnya biaya untuk menerapkan
semakin kompleks dan berkembang sangat perundang-undangan sebagaimana yang
pesat sehingga meresahkan masyarakat, dikehendaki oleh pembentuk undang-
oleh karena itu Polri harus pintar dan undang ; dan
bertindak jujur serta mempunyai integritas d. Adanya kasus-kasus yang memerlukan
yang tinggi agar tercipta profesionalisme penanganan secara khusus.
yaitu dengan menggunakan metode Dengan demikian, maka dalam
kepemimpinan yang didasarkan pada 5 situasi tertentu ada kemungkinan inisiatif
karakter pembawaan pribadi yang disebut pengambilan tindakan ada pada polisi lalu
7KH )LYH ,¶V (Prinsip 5I), kelima prinsip lintas itu sendiri. Polisi Lalu Lintas
tersebut meliputi :25 tersebut memprakarsai suatu aksi, dimana
a. Integrity wewenang penuh ada padanya. Polisi lalu
b. Intelectuality lintas harus selalu bertindak secara
c. Industry profesional dan menjunjung tinggi peran,
d. Inisiatif tugas dan kode etik kepolisian.28
e. Impact
Penggolongan tindak pidana yang E. Metode Penelitian
terang dan tegas dengan beberapa 1. Jenis Penelitian
konsekuensi diadakan dalam Perundang- Metode Penelitian adalah cara yang
Undangan di Indonesia adalah dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
penggolongan kejahatan dan pelanggaran, Metode penelitian yang dipergunakan
atau dalam bahasa Belanda misdrijven en dalam penelitian ini termasuk dalam jenis
overtredingen.26 Misdrift atau kejahatan penelitian observation research yaitu
berarti suau perbuatan yang tercela dan dengan cara survei atau meninjau langsung
berhubungan dengan hukum, berarti tidak kelokasi penelitian dengan menggunakan
ODLQ GDUL SDGD ³SHUEXDWDQ PHODQJJDU alat pengumpul data yaitu wawancara,
KXNXP´ Overtrending atau pelanggaran maka metode yang digunakan peneliti
berarti suatu perbuatan yang melanggar adalah sosiologis dengan melihat dari studi
sesuatu, dan berhubungan dengan hukum, dokumen dan studi lapangan.29

24 27
Sadjijono, Memahami hukum Kepolisian, cetakan Soerjono Soekanto, Loc.Cit , hlm. 22.
28
I, P.T Laksbang Presindo, Yogyakarta, 2010, h.56 Penjelasan Pasal 19 ayat (2) Keputusan Kepala
25
Elsha Ria T, ³Peranan Kepolisian Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol :
Jalan Raya Di Simpang Jalan Kaharudin Nasution Kep/ 54/ X/ 2002 tentang Organisasi dan Tata
di Wilayah Hukum Polsek Bukit Raya´ Kerja Satuan-Satuan Organusasi Pada Tingkat
Skripsi,program Strata 1 Universitas Islam Riau, Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah
Pekanbaru, 2012, hlm. 7. (POLDA).
26 29
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana Sulistyowati Irianto, Metode Penelitian Hukum
di Indonesia, PT Refika Aditama, Bandung, 2013, Kontelasi dan Refleksi, Yayasan Pustaka Obor
hlm. 32. Indonesia, Jakarta, 2011, hlm.308.
7
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
2. Lokasi Penelitian data yang berhubungan dengan
Dalam rangka pelaksanaan permasalahan yang diteliti yaitu di Kanit
penelitian untuk memperoleh data yang Lantas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
diperlukan, maka penelitian ini dilakukan mengenai peranan Polisi Lalu Lintas
di Wilayah Hukum Kepolisian Resor Kota dalam mengawasi penggunaan helm oleh
Pekanbaru. Alasan penulis memilih lokasi pengendara sepeda motor di wilayah
penelitian di wilayah hukum Kepolisian hukum Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.
Resor Kota Pekanbaru karena disana b. Data Sekunder
terdapat data-data yang dibutuhkan oleh si Data sekunder merupakan data
penulis dan terlihat masih kurangnya yang diperoleh dari bahan perpustakaan.
kesadaran masyarakat pengguna jalan di Yaitu bahan-bahan penelitian yang berasal
kota Pekanbaru untuk melengkapi dari literatur dan hasil penelitian para ahli
persyaratan berkendara terutama tidak sarjana yang berupa buku-buku yang
memakai helm saat berkendara. berkaitan dengan pokok pembahasan.
c. Bahan Hukum Tersier
3. Populasi dan Sampel Yaitu bahan-bahan penelitian yang
a. Populasi diperoleh dari ensiklopedia, kamus dan
Populasi adalah sekumpulan objek sejenisnya yang berfungsi mendukung data
yang hendak diteliti berdasarkan lokasi primer dan sekunder seperti kamus bahasa
penelitian yang telah ditentukan Indonesia dan internet.
sebelumnya.30Agar diperoleh data 4. Teknik Pengumpulan Data
sebagaimana judul penelitian penulis, a. Wawancara, yaitu merupakan cara yang
populasi dalam penelitian adalah : digunakan untuk memperoleh
1) Kepala Satuan Lalu Lintas Polisi Resor keterangan secara lisan guna mencapai
Kota Pekanbaru. tujuan tertentu.31Metode pengumpulan
2) Polisi lalu Lintas Pekanbaru. data yang dilakukan dengan tanya
3) Pelanggar Penggunaan helm. jawab secara langsung kepada
b. Sampel responden, dalam hal ini Kanit Dikyasa
Sampel adalah himpunan bagian Satlantas Kepolisian Resor Kota
dari populasi yang dapat mewakili Pekanbaru AKP Sunarti.
keseluruhan objek penelitian untuk b. Observasi, yaitu pengamatan langsung
mempermudah dalam melakukan kelapangan.
penelitian.Metode yang dipakai adalah c. Kuisioner, yaitu metode pengumpulan
Purposive Sampling, yaitu menetapkan data dengan cara membuat daftar-
sejumlah sampel yang mewakili jumlah daftar pertanyaan yang memiliki
populasi yang ada, yang kategori korelasi dengan permasalahan yang
sampelnya telah ditetapkan sendiri oleh diteliti kepada Polantas dan Pelanggar,
peneliti. yang pada umunya dalam daftar
pertanyaan itu telah disediakan
jawaban-jawabannya. Dengan demikian
responden hanya diberi tugas untuk
a. Data Primer memilih jawaban sesuai dengan
Data primer adalah data yang keinginannya.
diperoleh melalui penelitian langsung di d. Kajian kepustakaan, yaitu dengan cara
lapangan dari responden guna memperoleh mencari literatur-literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini.
30
Bambang Sugono, Metode Penelitian Hukum,
Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2007, hlm. 43. 31
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum,
Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 95.
8
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
5. Analisis Data sedang-sedang saja, ataupun rendah.
Setelah melalui proses Kedudukan tersebut sebenarnya
pengumpulan data dan pengolahan data, merupakan suatu wadah yang isinya
kemudian data dianalisis berdasarkan adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban
metode kualitatif, yaitu dengan cara tertentu.34
memberikan penjelasan dengan Suatu peranan tertentu, dapat
menggambarkan hasil penelitian yang dijabarkan kedalam unsur-unsur sebagai
diperoleh, kemudian membandingkan hasil berikut:35
penelitian tersebut dengan teori-teori dan a. Peranan yang ideal (Ideal Role);
pendapat para ahli hukum, serta b. Peranan yang seharusnya (Expected
berdasarkan ketentuan hukum dan Role);
ketentuan peraturan perundang-undangan c. Peranan yang dianggap oleh diri sendiri
yang telah ditetapkan, setelah data di (Perceived Role);
analisis, dirumuskan secara kualitatif. d. Peranan yang sebenarnya dilakukan
Pendekatan kualitatif sebenarnya (Actual Role).
merupakan tata cara penelitian yang Peranan yang sebenarnya
menghasilkan data deskriptif, yaitu apa dilakukan kadang-kadang juga dinamakan
yang dinyatakan responden secara tertulis role performance atau role playing.36
atau lisan dan prilaku nyata. Dari Masalah peranan dianggap penting, oleh
pembahasan tersebut, penulis menarik karena pembahasan mengenai penegak
kesimpulan dari penelitian ini secara hukum sebenarnya lebih banyak tertuju
deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari pada diskresi. Menurut Atmosudirdjo,
yang bersifat umum kepada yang khusus. Diskresi diperlukan sebagai:37
³SHOHQJNDS GDUL SDGD DVDV OHJDOLWDV \DLWX
F. Tinjauan Pustaka Asas Hukum yang menyatakan bahwa
A. Tinjauan Umum Tentang Peranan setiap tindak atau perbuatan Administrasi
Kepolisian Negara harus berdasarkan ketentuan
Proses sosialisasi sebagian besar undang-XQGDQJ 3DGD ³GLVNUHVL EHEDV´
terjadi melalui belajar berperan. Status undang-undang hanya menetapkan batas-
sosial adalah suatu posisi atau kedudukan batas dan administrasi negara bebas
dalam masyarakat dengan kewajiban dan mengambil keputusan apa saja asalkan
hak-hak istimewa yang sepadan.32 Perilaku tidak melampaui/ melanggar batas-batas
peran adalah perilaku aktual seseorang WHUVHEXW 3DGD ³GLVNUHVL WHULNDW´ XQGDQJ-
yang memerankan suatu peran dan yang undang menerapkan beberapa alternatif
dipengaruhi oleh penyajian peran yang dan administrasi negara bebas memilih
dramatis, dimana orang itu bertindak salah satu DOWHUQDWLI ´
dengan suatu usaha yang sengaja untuk Pengguna perspektif peranan
menyajikan citra yang diinginkan bagi dianggap mempunyai keuntungan-
orang lain.33 keuntungan tertentu, oleh karena:38
Secara sosiologis, maka setiap 1. Faktor utamanya adalah dinamika
aparat penegak hukum mempunyai masyarakat;
kedudukan (status) dan peranan (role). 2. Lebih mudah untuk membuat suatu
Kedudukan (status) merupakan suatu proyeksi, karena pemutusan perhatian
posisi tertentu didalam struktur pada segi prosesual;
kemasyarakatan yang mungkin tinggi,
34
Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 20.
35
Ibid.
32 36
Aminuddin Ran dan Tita Sobari, Sosiologi, PT Ibid.
37
Glora Aksara Pratama, Jakarta: 1991, hlm. 143. Ibid, hlm. 22.
33 38
Ibid Ibid.
9
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
3. Lebih memperhatikan pelaksanaan hak cabang hukum lainnya dianggap tidak
dan kewajiban serta tanggungjawabnya, mempan.45
dari pada kedudukan dengan lambang- B. Tinjauan Umum Tentang Penegakan
lambangnya yang cenderung bersifat hukum
konsumtif. Pengertian penegakan hukum dapat
Peranan yang seharusnya dirumuskan sebagai usaha melaksanakan
dikalangan penegak hukum tertentu sudah hukum sebagaimana mestinya, mengawasi
dirumuskan kedalam beberapa undang- pelaksanaannya agar tidak terjadi
undang, begitu juga halnya mengenai pelanggaran dan jika terjadi pelanggaran
peranan yang ideal.39 memulihkan hukum yang dilanggar itu
a. Peranan yang ideal.40 supaya dapat ditegakkan.46 Disamping itu,
b. Peranan yang seharusnya.41 penegakan hukum juga dapat diartikan
Memang dalam kenyataannya sebagai suatu proses dilakukannya upaya
sukar untuk menerapkan hal-hal tersebut, untuk tegaknya atau berfungsinya norma-
karena sedikit banyaknya penegak hukum norma hukum secara nyata sebagai
juga dipengaruhi oleh hal-hal lain, seperti pedoman perilaku dalam lau lintas atau
misalnya, public opinion yang mungkin hubungan-hubungan hukum dalam
mempunyai dampak positif dan negatif.42 kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Akan tetapi terlihat adanya jalinan peranan Ditinjau dari sudut subyeknya,
pengemudi dihadapan peranan hukum penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh
apabila terjadi pelanggaran hukum, maka subyek yang luas dan dapat pula diartikan
perlu di imbangi secara tepat untuk sebagai upaya penegakan hukum itu
memperlakukan hukum secara filosofis, melibatkan semua subyek hukum dalam
yuridis, sosiologis dan imbangan antara setiap hubungan hukum.47
peranan ini harus terwujud karena Dalam arti sempit, dari segi
dorongan dari falsafah maupun subyeknya itu, penegakan hukum itu hanya
43
kebudayaan bangsa Indonesia. diartikan sebagai upaya aparatur
Sikap yang terbaik seharusnya penegakan hukum tertentu untuk
adalah sadar bahwa dalam mengemudikan menjamin dan memastikan tegaknya
kendaraan harus dilakukan fungsional.44 hukum itu, apabila diperlukan, aparatur
Barulah kemudian dilanjutkan dengan penegak hukum itu diperkenankan untuk
tindakan represif berupa tindakan hukum menggunakan daya paksa diskresi.48
dengan norma-norma dan sanksi pidana Keadaan dilapangan membutuhkan
sebagaimana telah diajarkan aliran adanya suatu rumusan yang konkret yang
³Ultimum Remedium´ \DNQL obat terlahir dapat dijadikan sebagai dasar aparat
apabila sanksi atau upaya-upaya pada penegak hukum bertindak. Dalam konteks
demikian maka dapat saja terjadi
39
Ibid, hlm. 23.
pengaktualisasian peraturan perundang-
40
Ramelan, HukumAcaraPidana (Teori dan undangan tidak berjalan sesuai keadaan
Implementasi), Sumber Ilmu Jaya, Jakarta, 2006, atau situasi yang ada dilapangan sehingga
hlm. 30.
41
terjadi apa yang dinamakan penegakan
Ibid,hlm. 28.
42
Ibid
43
BambangPoernomo,
45
HukumPidanaKumpulanKaranganIlmiah, Sudarto, HukumPidanaI,PenerbitYayasanSudarto
BinaAksara, Jakarta, 1982, hlm. 65 FH Undip, Semarang, 1990, hlm. 13.
44 46
Jan Remmelink, Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,
HukumPidanaKomentarAtasPasal- PT Citra Aditya Bakti, Bandung: 2006, hlm. 115.
47
PasalTerpenting Dari KitabUndang- http//www.solusihukum.com, diakses, tanggal 12
UndangHukumPidana Indonesia, PT. Juni 2014.
48
GramediaPustakaUmum, Jakarta, 2003, hlm. 176. Ibid
10
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
hukum secara nyata actual enforcement 1. Selaku alat negara penegak hukum
(AE).49 memelihara serta meningkatkan tertib
hukum dan bersama dengan segenap
C. Tinjauan Umum Tentang Lalu komponen kekuatan pertahanan
Lintas dan Pengaturannya keamanan Negara guna mewujudkan
Hukum tidak mungkin ditaati keamanan dan ketertiban masyarakat;
secara bulat, demikian juga peraturan lalu 2. Melakukan tugas Kepolisian selaku
lintas di kota sering dilanggar. Para pengayom dalam memberikan
pengendara yang tidak mau tahu, bahwa perlindungan dan pelayanan kepada
sengaja melakukan pelanggaran masyarakat bagi tegaknya ketentuan
terhadapnya akan dapat menimbulkan peraturan Perundang-undangan;
akibat yang menimpa dirinya sendiri 3. Membimbing masyarakat untuk
maupun orang lain, dapat dinilai sebagai terciptanya kondisi yang menunjang
perbuatan melanggar dan melawan hukum. terselenggaranya usaha kegiatan
Berdasarkan ketentuan diatas, faktor-faktor sebagai dimaksud poin 1 dan 2 ayat 4
penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas Pasal ini.
baik terhadap kendaraan beroda dua Dari tugas pokok tersebut diatas,
maupun kendaraan beroda empat maka dijabarkan dalam fungsi yang terurai
dipengaruhi oleh faktor manusia yang dalam fungsi Polantas (Fungsi Teknis
tidak mematuhi peraturan yang telah ada, /DQWDV 3ROUL \DLWX ³3HQ\HOHQJJDUD 7XJDV
faktor jalan dan faktor alam.50 3ROUL GL %LGDQJ /DOX /LQWDV´ \DQJ
merupakan penjabaran kemampuan teknis
profesional yang meliputi :
G. Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Penegakan Hukum Lalu Lintas
A. Peranan Polisi Lalu Lintas Dalam b. Diknas Lantas
Mengawasi Penggunaan Helm oleh c. Engendering Lalu Lintas
Pengendara Sepeda Motor di d. Identifikasi/ Registrasi Pengemudi dan
Wilayah Hukum Kepolisian Resor Kendaraan Bermotor
Kota Pekanbaru e. Peranan Polisi Lalu Lintas.
Menurut Djajosman, Polisi Lalu Disamping memiliki tugas pokok
Lintas (Polantas) adalah bagian dari yang dijabarkan dalam fungsi, maka Polisi
Kepolisian yang diberi tugas khusus lalu Lintas berperan juga sebagai :
dibidang lalu lintas dan karenanya a. Penegak Hukum
merupakan pengkhususan (Specialisasi) b. Aparat Penyidik Kecelakaan Lalu
dari tugas polisi pada umumnya. Seorang Lintas
polisi lalu lintas harus memiliki kualitas- c. Aparat Yang Mempunyai Kewenangan
kualitas sikap yang baik di dalam Polisi Umum
menjalankan tugasnya supaya penegakan d. Unsur Bakom dan Lain-Lain.
hukum dapat berjalan dengan baik. Adapun fungsi Polantas sebagai
Tugas pokok Polantas tercantum perekayasa lalu lintas menurut Bapak
dalam Pasal 30 Ayat 4 Undang-Undang Demon.S yaitu segala usaha dan kegiatan
Nomor 20 Tahun 1928 tentang Ketentuan yang dilaksanakan di bidang lalu lintas
Pokok Hankam Negara Republik yaitu berupa mengamati, meneliti, dan
Indonesia dirumuskan sebagai berikut: menyelidiki fungsi dari jalan tersebut
beserta sarana dan prasarananya dalam
upaya meningkatkan tugas-tugas untuk
49
Ibid terciptanya keamanan, ketertiban dan
50
P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Mandar Maju, Bandung, 1995,
kelancaran berlalu lintas, serta
hlm. 12. memberikan saran dan pendapat kepada
11
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
instansi-instansi lain yang berkaitan Dari uraian diatas, penulis
dengan masalah engineering lalu lintas.51 menyimpulkan bahwa seorang pengemudi
Bapak Desmon juga mengatakan yang menjalankan kendaraan dijalan raya
bahwa untuk yang Care Free Day tidak ada tidak akan terlepas dari kewajiban-
dilakukan tindakan ataupun penilangan kewajiban yang harus ditaati dan dipatuhi,
dikarenakan melihat dari suatu keadaan sebab bila dilanggar maka pengemudi
situasi dan kondisi. Sementara seperti yang tersebut akan terkena ketentuan pidana
tercantum dalam peraturan berlalu lintas yaitu pidana kurungan atau denda.
tidak ada melihat waktu, situasi maupun 1. Penegakan Hukum Preventif
kondisi, bagi siapa yang tidak memakai Penegakan hukum preventif, yaitu
perlengkapan berkendara (helm) jika adanya tindakan pencegahan dari awal
diketahui petugas Polantas tetap di beri oleh pihak kepolisian lalu lintas terhadap
suatu tindakan denda atau kurungan. pelanggaran lalu lintas yang dilakukan
Menurut Kasatlantas Zulanda, oleh kendaraan bermotor.53Pencegahannya
6,.´ Penegakan hukum terhadap berupa:
pelanggaran penggunaan helm sudah a. Memberikan Sosialisasi dan Pendidikan
berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan Lalu Lintas54
dari pelaksanaan giat operasi hunting dan Suatu kegiatan terorganisasi
Kakap (kejar dan tangkap) yang dengan memberikan pemahaman,
dilaksanakan oleh satlantas polresta pembelajaran dan pembekalan kepada para
pekanbaru setiap harinya. Melalui kegiatan pengendara sepeda motor, pemberitahuan
ini, banyak menimbulkan dampak positif kepada pengguna roda dua baik yang
bagi masyarakat pekanbaru khusunya mengendarai maupun yang di bonceng
pengendara roda dua yaitu sudah adanya tentang wajib memakai perlengkapan
kesadaran untuk tertib berlalu lintas berkendara serta mentaati tertib berlalu
NKXVXVQ\D GDODP SHQJJXQDDQ KHOP´ 52 lintas. 55
Sesuai dengan masalah yang Dan kemudian, dalam
diteliti, penulis hanya akan menjabarkan melaksanakan wewenang dan
ketentuan-ketentuan untuk kelengkapan tanggungjawab Kepolisian Negara
berkendara roda dua dalam Pasal 57 Republik Indonesia di wilayah kecamatan
Undang-Undang Nomor 22 Tahu 2009 dilaksanakan oleh Kepolisian Sektor, dan
Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan selanjutnya dalam melaksanakan
Bagian Keempat menjelaskan: wewenang dan tanggungjawab kepolisian
1) Setiap kendaraan bermotor yang dibidang lalu lintas dan angkutan jalan di
dioperasikan dijalan wajib dilengkapi wilayah kecamatan dilaksanakan oleh unit
dengan perlengkapan Kendaraan lalu lintas.56
Bermotor.
2) Perlengkapan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) bagi Sepeda Motor berupa 53
Arief, Barda Nawawi. Masalah penegakan
helm standar nasional Indonesia. Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam
menanggulangi kejahatan, Pranada Media Group,
Jakarta.2008. Hlm. 22
54
Wawancara dengan AKP Sunarti Kepolisian
51
Wawancara dengan Bapak Desmon.S, Resor Kota Pekanbaru.
55
Kasubnit Durjawali Kepolisian Resor Kota Wawancara dengan Ibu sunarti Ajudan
Pekanbaru, Hari Sabtu, Tanggal 12 Juli 2014, Komisaris Polisi Kepolisian Resor Kota Pekanbaru,
Bertempat di Polresta Kota Pekanbaru. Hari Senin, Tanggal 5 Januari 2015, Bertempat di
52
wawancara dengan Bapak Zulanda, SIK , Polresta Kota Pekanbaru.
56
Kepala Satuan Lalu Lintas di Kepolisian Resor Lihat, Peraturan Kepala Kepolisian Negara
Kota Pekanbaru, Hari Sabtu, Tanggal 24 Januari Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang
2015, Bertempat di Polresta Kota Pekanbaru. Susunan Organisasi dan tata Kerja Pada Tingkat
12
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
Mengenai peran unit lalu lintas dalam unsur ketiga untuk bekerjanya hukum
bidang lalu lintas dan angkutan jalan diatur suatu sistem hukum yaitu budaya hukum.58
dalam Pasal 120 Ayat (3) Peraturan Kepala Adapun faktor yang menjadi hambatan
Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam pelaksanaan penegakan hukum
Nomor 23 Tahun 2010 tentang Susunan terhadap kewajiban memakai helm bagi di
Organisasi dan tata Kerja Pada Tingkat wilayah hukum Kepolisian Resor Kota
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor Pekanbaru adalah:
yang menyebutkan bahwa unit lantas 1. Faktor penegakan hukum
bertugas menyelenggarakan fungsi: Menurut Bapak Zulanda, SIK
1) Pembinaan partisipasi dibidang lalu hambatan dalam melakukan penegakan
lintas melalui kerjasama lintas sektoral hukum ini seperti masih adanya
dan Pendidikan Masyarakat Lalu SHQJHQGDUD \DQJ ³NXFLQJ-NXFLQJDQ´ DWDX
Lintas; pura-pura tidak tahu atau manghindar
2) Pelaksanaan pengaturan, penjagaan, apabila melihat petugas dilapangan, namun
pengawalan dan patrol lalu lintas dalam ini bukanlah suatu hambatan berarti
rangka keamanan, keselamatan, melainkan dapat dijadikan sebagai alat
ketertiban, kelancaran lalu lintas dan; untuk menimbulkan rasa takut dalam diri
3) Pelaksanaan penindakan pelanggaran masyarakat terhadap kecelakaan lalu lintas
serta penanganan kecelakaan lalu lintas sehingga masyarakat sadar akan
59
dalam rangka penegakan hukum. pentingnya penggunaan helm.
b. Memberikan peringatan-peringatan Menurut analisa penulis, sebaiknya
tentang pentingnya mematuhi rambu- dalam menjalankan peraturan lalu lintas
rambu lalu lintas, seperti memasang Polisi Resor Kota Pekanbaru harus
sepanduk dan baleho yang berhubungan membedakan polisi sebagai seorang
dengan ketertiban dalam mengendarai aparatur Negara dengan polisi sebagai
kendaraan bermotor. seorang masyarakat biasa. Seharusnya
2. Penegakan Hukum Refresif seorang Polisi dalam menjalankan
Penegakan hukum refresif tugasnya diskriminasi atau membedakan
merupakan suatu tindakan yang dilakukan orang, melainkan sebagai seorang polisi
oleh aparat penegak hukum setelah harus mempersamakan semua orang tanpa
terjadinya kejahatan atau pelanggaran ada pandang bulu seesuai dengan azas
seperti penindakan dengan melakukan equality before of the law.
langsung (tilang).57 2. Faktor kesadaran hukum
B. Hambatan yang dihadapi Polisi Lalu Adalah faktor yang berasal dari luar tubuh
Lintas Dalam penegakan hukum Kepolisian, Faktor tersebut adalah
terhadap pelanggaran pengguna rendahnya kesadaran hukum pengendara
Helm yang dilakukan oleh sepeda motor.
Pengendara Sepeda Motor di Kesadaran hukum adalah pengetahuan dan
Wilayah Hukum Kepolisian Resor pemahaman seseorang terhadap suatu
Kota Pekanbaru peraturan perundang-undangan dengan
M. Friedman mengatakan bahwa melaksanakan hal-hal yang diketahui
apabila sedikit direnungkan maka system melalui pemahamannya dan
hukum itu bukan hanya terdiri atas struktur menjalankannya. Penyebab terjadinya
dan substansi. Masih diperlukan adanya pelanggaran kewajiban memakai helm di
58
Ibid
59
Wawancara dengan Bapak Zulanda, SIK,
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor Pasal 77 Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor
Ayat (1) dan pasal 120. Kota Pekanbaru, Hari Sabtu, Tanggal 24 januari
57
Barda Nawawi Arief. Loc. Cit. 2015, Bertempat di Polantas Kota Pekanbaru.
13
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
Kota Pekanbaru adalah karena sangat lintas kepada masyarakat pada umumnya.
kurangnya kesadaran pengendara sepeda Kemudian juga membuat baliho dan
motor saat berkendara di jalan. spanduk yang berkenaan langsung dengan
Disamping itu juga disebabkan kewajiban pengendara sepeda motor
oleh faktor pembiaran melakukan menggunakan helm agar masyarakat
pelanggaran tidak memakai helm yang mematuhi kewajiban tersebut dengan
dilakukan oleh Polisi Resor Kota disertai sanksi akan didapatkan jika
Pekanbaru terhadap pengendara sepeda dilanggar, karena sepanduk dan baliho
motor yang pada akhirnya menyebabkan yang ada di kota Pekanbaru hanya
masyarakat semakin tidak patuh terhadap menyebutkan secara umum tentang
undang-undang lalu lintas.60 perlunya mematuhi aturan lalu lintas.
C. Upaya penyelesaian yang dilakukan
oleh polisi lalu lintas terhadap H. PENUTUP
pelanggaran pengguna helm oleh A. Kesimpulan
pengendara motor diwilayah Polresta Berdasarkan uraian yang telah penulis
Pekanbaru. kemukakan pada Bab pembahasan
Dalam melakukan penegakan terdahulu, maka penulis menyimpulkan;
hukum, aparat penegak hukum Kepolisian 1. Peran Kepolisian Resor Kota Pekanbaru
Resor Kota Pekanbaru yang banyak di wilayah Hukumnya adalah
menemui hambatan-hambatan, baik itu melakukan penegakan hokum terhadap
dari internal aparat penegak hukum kewajiban setiap pengendara sepeda
maupun eksternal dari aparat penegak motor harus menggunakan helm
hukum menggunakan tiga cara yaitu dengan cara Penegakan Hukum secara
penegakan hukum secara Pre-emtif, Preventif, yaitu adanya tindakan
Preventif dan Represif. pencegahan dari awal oleh pihak
Menurut analisa penulis upaya yang kepolisian lalu lintas terhadap
dilakukan Kepala Polisi Resor Kota pelanggaran lalu lintas yang dilakukan
Pekanbaru belum maksimal seharusnya oleh kendaraan bermotor. Usaha
tidak hanya memberikan pengarahan tetapi pencegahan adalah Memberikan
juga memberikan reward dan punishment Sosialisasi dan Pendidikan Lalu Lintas
yakni bisa berupa kenaikan pangkat dan Memberikan peringatan-peringatan
maupun insentif bagi yang menjalankan tentang pentingnya mematuhi rambu-
tugas dan fungsinya sesuai dengan yang rambu lalu lintas. Penegakan Hukum
diamanatkan Undang-Undang dan secara Refresif, merupakan suatu
memberikan hukuman kepada petugas tindakan yang dilakukan oleh aparat
yang tidak menjalankannya. penegak hokum setelah terjadinya
Mengingat faktor kesadaran hukum kejahatan atau pelanggaran. Seiring
pengendara sepeda motor, maka upaya dengan penegakan hokum terhadap
yang dapat dilakukan oleh Polisi Resor pelanggaran kewajiban memakai helm
Kota Pekanbaru adalah selain memberikan yang bersifat Refresif seperti
pendidikan lalu lintas kesekolah-sekolah, penindakan dengan melakukan (tilang).
perguruan tinggi dan ke masjid dan B. Saran
memasang baliho, seharusnya juga Berdasarkan kesimpulan yang tersebut
memberikan pendidikan dan pelatihan lalu diatas, maka penulis mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
60
1. Peranan pihak Kepolisian Kota
Wawancara dengan Keken Abdimas Putra Pekanbaru dalam meneggakan
SM, S.kn, Brigadir Kepolisian Resort Kota
Pekanbaru, Hari Sabtu, Tanggal 24 Januari 2015,
pelanggaran hokum kewajiban
Bertempat di Polresta Pekanbaru. memakai helm bagi pengendara sepeda
14
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016
motor haruslah dijalankan sesuai $OL 0DKUXV ³6LVWHP 3HUDGLODQ
dengan ketentuan Undang-Undang Pidana Progresif Alternatif Dalam
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu 3HQHJDNDQ +XNXP 3LGDQD´ Jurnal Ilmu
Lintas dan Angkutan Jalan yang telah Hukum, Fakultas Hukum Universitas
disahkan tersebut, jangan hanya Islam Indonesia, Vol. II, No. 14 April.
menegakkan Undang-Undang tersebut
setegah-setengah karena Undang- C. Peraturan Perundang-Undangan
Undang dibuat dan disahkan secara Undang-undang No.2 Tahun 2002 tentang
keseluruhan. Kepolisian Negara Republik Indonesia,
2. Kepala satuan Kepolisian Resor Lalu Lembaran Negara Republik Indonesia
Lintas Kota Pekanbaru perlu Tahun 2002 Nomor 96, Tambahan
meningkatkan kesadaran masyarakat Lembaran Negara Republik Indonesia
terhadap kewajiban memakai helm bagi Nomor 2025.
pengendara sepeda motor seperti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
menerapkan peraturan sesuai yang di Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan,
amanatkan dalam undang-undang. Lembaran Negara Republik Indonesia
3. Untuk pengemudi sepeda motor di Kota Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Pekanbaru supaya mentaati kewajiban Lembaran Negara Republik Indonesia
memakai helm bagi pengendara sepeda Nomor 5025.
motorsesuaidengan Undang-Undang
yang berlaku. Hal ini agar terhindar dari D. Wawancara/Website:
kecelakaan lalu lintas dan kepada Wawancaradengan Ibu sunarti Ajudan
masyarakat yang mengetahui tentang Komisaris Polisi Kepolisian Resor Kota
kewajiban memakai helm agar Pekanbaru, Hari Senin, Tanggal 5 Januari
melaksanakan amanat Undang-Undang 2015, Bertempat di Polresta Kota
tersebut. Pekanbaru.
I. DAFTAR PUSTAKA http://www. Pelanggaran Lintas Jalan
A. Buku Raya. diakses, tanggal, 12 Juni 2012.
Arif, Barda Nawawi, 2008, Masalah http://www. Solusihukum, diakses, tanggal,
Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum 12 Juni 2012.
Pidana dalam Menanggulangi Kejahatan,
Pranada Media Group, Jakarta.
Ashshofa, Burhan, 2010, Metode
Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta.
Edward K, Morlok, 1995, Introduction To
Transportation Engenering and Planning,
diterjemahkan oleh Johan Kalana putra
Hainim, Pengantar Teknik dan
Perencanaan Transportasi), Erlangga,
Jakarta.

B. Skripsi/Jurnal/
Ananda, 2012, ³Analisis Terhadap Peranan
Polisi Lalu Lintas Dalam Menanggulangi
Terjadinya Aksi Balap sepeda Motor Liar
di Wilayah Hukum Polresta Pekanbaru´
Skripsi, Program Strata 1 Universitas
Islam Riau, Pekanbaru,

15
_______________________________________________
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 1 Februari 2016

You might also like