You are on page 1of 15

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM BERLALU LINTAS

DI KEPULAUAN MERANTI

Oleh : RUBA’I
Pembimbing I : Dr. Erdianto, SH.,M.Hum
PembimbingII : Ledy Diana, SH. MH
Alamat: Jln. Soebrantas Panam, Prum Purnagraha Perdana Lestarai Blok E
Kec. Tampan
Email:Rubai402@yahoo.com–tlpn 085264346453

ABSTRACT

Problem level of public awareness in traffic in the islands Meranti, although the
handling of law enforcement against violations of the motor vehicle in the city of
existing Selatpanjang based on Law No. 22 of 2009 on Traffic and Road
Transportation, but many indicators against people who are not prioritizing
safety needs as a rider who always ignore traffic rules. This is because the habits
of people who are not exactly in a motorcycle. The purpose of writing this thesis
namely, first, to determine the level of public awareness in traffic. Second, to
determine the constraints faced by the police, Third, how is the effort made by the
police to address the low level of public awareness of traffic.
This type of research that will be used is a sociological law research, because in
this study the authors directly conduct research on locations or places studied in
order to give a complete and clear picture of the problems examined. This
research was conducted the islands meranti, while the sample population is a
whole party with regard to the issues examined in this study, the data source used,
primary, secondary and terser, data collection techniques in this study by
observation, interview and literature study.
From the research there are three basic problems that can be inferred. First, the
level of public awareness in traffic the islands Meranti are so low, based on the
rules of traffic laws and regulations. Second, the constraints faced by the police
handling of public awareness in traffic, based on Article 264 and 281 in
conjunction with Article 77 paragraph (1) of Law No. 22 Year 2009 regarding
Traffic and Road Transportation. The obstacles encountered by the police are the
people who do not understand and ignore traffic rules. The third attempt was
made by the police to deal with the low level of public awareness that is done,
deterrence which is the Police high command positions. Suggestions writer, first
giving guidance and education so the activities will go smoothly throughout
elements of society both organized and unorganized, so the program more
effective. Secondly, a need for improvement in terms of supervision so the rule is
run with the maximum and running smoothly, the third, the sound in the form of
delivery at one of the intersections of the memorial motorcycle driving rules as set
out in the applicable legislation.

Keywords: Level of Legal Awareness Society

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 1


A. Pendahuluan e. Pelanggaran marka dan rambu
lalu lintas;
Transportasi merupakan Seperti Wilayah hukum
sebuah proses, yakni proses Kepolisian Kepulauan Meranti
pindah, gerak, mengangkut dan banyak terjadi terhadap
mengalihkan dimana proses ini pelanggaran-pelanggaran
tidak bisa dilepaskan dari kendaraan bermotor roda dua,
keperluan akan prasarana tahun 2014, dapat di lihat pada
transportasi (jalan) untuk tabel di bawah ini:
menjamin lancarnya proses Tabel I.1
perpindahan sesuai dengan waktu Jumlah Perkara Tindak Pidana
yang diinginkan.1 Pelanggaran Lalu Lintas Oleh
Undang-undang lalu lintas Kendaraan Bermotor Roda
berlaku di seluruh Indonesia, di Dua di Kepulaun Meranti 2014
Daerah, Kabupaten termasuk Banyak
No Bulan
Kabupaten/Kota yang ada di Pelanggaran
Provinsi Riau. Namun 1 Mei 71
kebanyakan, undang-undang lalu
lintas tidak berlaku efektif di 2 Juni 24
wilayah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Daerah, dan jalan 3 November 130
Desa, termasuk Wilayah yang
4 Desember 203
baru pemekaran seperti di
Kepulauan Meranti. Sumber Data: Polres
Bentuk pelanggaran di bidang Kepulauan Meranti
lalu lintas kendaraan bermotor Berdasarkan data di atas
roda dua Kepulauan Meranti tidak dapat di lihat dari bentuk
melengkapi pelengkapan syarat pelanggaran lalu lintas Polisi
berkedara sebagai mana diatur Resor Kepulauan Meranti telah
dalam undang-undang lalu lintas menilang 428 kasus, mei 71
diantaranya: kasus, juni 24 kasus ,November
a. Pelanggaran tidak memakai 130 kasus, Desember mengalami
helm peningkatan 203 kasus,
b. Pelanggaran Tidak menyalakan kendaraan bermotor, Polisi resor
lampu utama; Kepulauan Meranti juga menegur
c. Pelanggaran Tidak membawa 4.132 pemilik kendaraan
surat tanda nomor kendaraan bermotor selama Januari hingga
bermotor; Desember. Dari tahun 2014,
d. Pelanggaran Tidak memiliki kebanyakan pelanggaran tidak
surat izin mengemudi;; menggunakn helm serta
melengapi surat-surat kendaraan

1
Fidel Miro, Perencanaan
Transportasi,Erlangga, Jakarta 2005, hlm 4

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 2


bermotor dan tidak memiliki izin c. Untuk mengetahui upaya
mengemudi.2 yang dilakukan pihak
Dari uaraian penjelasan latar Kepolisian untuk mengatasi
belakang tersebut maka penulis rendahnya tingkat kesadaran
tertarik untuk melakukan hukum masyarakat dalam
Penelitian terhadap Pelanggaran berlalu lintas di Kepulauan
Lalu Lintas dengan judul Meranti.
“KESADARAN HUKUM 2. Kegunaan Penelitian
MASYARAKAT DALAM a. Penelitian ini menambah
BERLALU LINTAS DI pengetahuan dan
KEPULAUAN MERANTI” pemahaman penulis
B. Rumusan Masalah khususnya mengenai
1. Bagaimanakah tingkat masalah yang diteliti.
kesadaran hukum masyarakat b. Penelitian ini dapat
dalam berlalu lintas di menjadikan sebagai
Kepulauan Meranti? masukan dalam peranan
2. Apakah kendala yang dihadapi kepolisian satuan lalu lintas
oleh pihak Kepolisian dalam dalam menangani kesadaran
menangani kesadaran hukum hukum masyarakat dalam
masyarakat dalam berlalu lintas berlalu lintas di Kepulauan
di Kepulauan Meranti? Meranti.
3. Bagaimanakah upaya yang c. Penelitian ini sumbangan
dilakukan pihak kepolisian pemikiran dan alat
untuk mengatasi rendahnya mendorong bagi rekan-
tingkat kesadaran hukum rekan mahasiswa untuk
masyarakat di Kepulauan melaksanakan penelitian
Meranti? selanjutnya
C. Tujuan dan Kegunaan D. Kerangka Teori
Penelitian 1. Teori Kesadaran Hukum
1. Tujuan Penelitian Kesadaran hukum adalah
a. Untuk mengetahui tingkat kesadaran diri sendiri tanpa
kesadaran hukum tekanan, paksaan, atau perintah
masyarakat dalam berlalu dari luar untuk tunduk pada
lintas di Kepulauan Meranti. hukum yang berlaku. Dengan
b. Untuk mengetahui kendala berjalannya kesadaran hukum
yang dihadapi oleh pihak di masyarakat maka hukum
Kepolisian dalam tidak perlu menjatuhkan
menangani kesadaran sanksi. Sanksi hanya
hukum masyarakat dalam dijatuhkan pada warga yang
berlalu lintas di Kepulauan benar-benar terbukti melanggar
Meranti. hukum.
Umumnya kesadaran
hukum dikaitkan dengan
2
Hasil wawancara dengan Bapak Kasat ketaatan hukum atau
Komisaris Polisi Amir Husin SH.,MSi, efektivitas hukum dengan
Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Resor perkataan lain, kesadaran
Kepulauan Meranti.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 3


hukum menyangkut masalah Indonesia yang mana dalam
apakah ketentuan hukum pasal 13 yang berbunyi: Tugas
tertentu bener-bener berfungsi Pokok Kepolisian Negara
atau tidak dalam masyarakat.3 Republik Indonesia”
Kemudian dari uraian 1. Memelihara keamanan dan
diatas dapat disimpulkan ketertiban masyarakat
kesadaran hukum akan 2. Menegakkan hukum
terwujud apabila indikator dari 3. Memberikan perlindungan,
kesadaran hukum dipenuhi, pengayoman dan pelayanan
maka derajat kesadaran kepada masyarakat.
hukumnya tinggi, begitu pula Ditinjau dari segi tugas
sebaliknya. Tingginya maka polisi adalah instansi
kesadaran hukum warga yang menegakkan hukum
masyarakat mengakibatkan khususnya hukum pidana yang
para warga masyarakat mana di samping
mentaati ketentuan-ketentuan menggunakan pendekatan-
hukum yang berlaku, begitu pendekatan refrensif (penegak
pula sebaliknya, apabila hukumnya), pendekatan
kesadaran hukumnya rendah, preventif (mencegah) juga di
maka derajat ketaatan hukum jalankan yang mana tujuan
juga rendah.4 utamanya ialah menjaga
Apabila dipandang secara ketertiban dan juga
sempit, konsepsi kesadaran menegakkan hukum. Berbicara
hukum seakan mensyaratkan mengenai peranan, kepolisian
terdapatnya peraturan- memiliki peranan yang sangat
peraturan hukum terlebih penting dalam menegakkan
dahulu sebelum kesadaran ketentuan pidana terhadap
hukum timbul. Pemikiran pelaku tindak pidana
tersebut tentu tidak salah diangkutan umum.
apabila memang suatu Hal ini sangatlah wajar
peraturan telah ada karena polisi adalah aparat
sebelumnya. penegak hukum yang langsung
2. Peranan berhadapan dengan masyarakat
Peranan polisi dalam dalam menegakkan peraturan
penegakan hukum dapat perundang-undangan. Polisi
ditemukan dalam undang- pada hakikatnya dihadapkan
undang yang mengatur kepada instansi konflik dan
mengenai hak dan kewajiban polisi bertugas untuk
Polisi yaitu Undang-Undang mengambil keputusan. Apabila
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang pada akhirnya polisi bertindak,
Kepolisian Negara Republik maka pada saat tersebut, polisi
telah melakukan sesuatu yang
telah menguntungkan atau
3
Soerjono Soekanto, Kesadaran melindungi salah satu pihak
Hukum dan Kepatuhan Hukum, dalam konflik, tetapi dengan
Jakarta , Rajawali hlm.53.
4
Ibid, hlm. 59.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 4


melawan, mengalahkan, d. Keputusan Menteri
merugukan, pihak yang lain. Perhubungan;
3. Teori Penegakan Hukum e. Peraturan-peraturan daerah.
Pengertian penegakan Sedangkan penegakan
hukum dapat dirumuskan hukum reprentif adalah
sebagai usaha melaksanakan penegakan hukum yang
hukum sebagaimana mestinya, dilakukan setelah terjadinya
mengawasi pelaksanaannya suatu tindak pidana atau
agar tidak terjadi pelanggaran pelanggaran.penegakan hukum
dan jika terjadi pelanggaran reprentif ini bertujuan untuk
memulihkan hukum yang memulihkan kembali keadaan
dilanggar itu supaya dapat sebelumnya terjadinya tindak
ditegakkan kembali.5 pidana atau pelanggaran.
Penegakan hukum Penegakan hukum di bidang
masyarakat pada umumnya ada Lalu Lintas Angkutan Jalan
dua, yaitu penegakan hukum meliputi Penindakan
preventif dan penegakan Pelanggaran dan Penanganan
hukum reprentif. Penegakan Kecelakaan Lalu Lintas,
hukum preventif adalah Sebelumnya dilakukan
penegakan hukum yang Pemeriksaan Kendaraan
dilakukan sebelum terjadinya Bermotor di jalan. Hasil dari
suatu tindak pidana atau tindak Pelaksanaan tindakan
pelanggaran yang berarti Pemeriksaan Kendaraan
mementingkan pencegahan Bermotor di jalan dan ditemukan
adanya peraturan, penjagaan, adanya pelanggaran, maka akan
pengawasan dan patroli agar dilakukan tindakan penindakan
tidak terjadi tindak pidana atau pelanggaran dengan
pelanggaran. pemeriksaan acara cepat dan
Adapun dasar hukum dikenakan tindak pidana denda.
dari penegakan lalu lintas di Dalam Undang-Undang No
bidang preventif antara lain, 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
yaitu: Lintas dan Angkutan Jalan, juga
a. Undang-Undang No. 8 menjelaskan sebagai berikut:
Tahun 1981 tentang “Setiap pengemudi (pengemudi
KUHAP; semua jenis kendaraan
b. Undang-Undang No. 22 bermotor) tidak dapat
Tahun 2009 Tentang Lalu menunjukan SIM yang sah
Lintas dan Angkutan Jalan (Pasal 288 ayat (2) jo Pasal 106
c. Undang-Undang No. 2 ayat (5) huruf b mengemudikan
Tahun 2002 tentang kendaraan bermotor di jalan,
Kepolisian Negara Republik tidak memiliki SIM (Pasal 281
Indonesia; jo Pasal 77 ayat(1));”
Dengan demikian, untuk
menegakkan dan menjamin
kepastian hukum dalam
5
Abdul Kadir, Etika Profesi Hukum,PT masyarakat maka peran dari
Ctra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm. 15.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 5


aparatur pemerintah terutama di E. Kerangka Konseptual
bidang penegakan hukum untuk 1. Pelaksanaan penegakan hukum
melakukan penindakan terhadap adalah suatu usaha untuk
pelanggaran lalu lintas, yaitu mewujudkan ide-ide tentang
Kepolisian Negara Republik keadilan, kepastian hukum dan
Indonesia dan Penyidik Pegawai manfaatan sosial menjadi
Negeri Sipil di bidang lalu lintas kenyataan.8
dan angkatan jalan sebagaimana 2. Pelanggaran adalah perbuatan
yang telah diamanatkan oleh yang di larang dan di ancam
Undang-Undang Nomor 22 dengan pidana yang oleh
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas undang-undang pidana di
dan Angkutan Jalan yang tentukan lebih ringan
selanjutnya ditegaskan pula di pidananya dari pada
dalam Peraturan Pemerintah kejahatan.9
Nomor 80 Tahun 2012 Tentang 3. Peranan adalah ikut ambil
Tata Cara Pemeriksaan bagian dalam suatu kegiatan,
Kendaraan Bermotor di jalan keikutsertaan secara
dan Penindakan Pelanggaran aktif,partisipasi.10
Lalu Lintas dan Angkatan Jalan 4. Peran adalah perangkat tingkat
harus di tingkatkan secara terus tingkah yang diharapkan
menerus sehingga mencapai dimiliki oleh orang
hasil guna dengan tingkat berkedudukan dalam
maksimal.6 masyarakat.11
Secara konkretnya, 5. Jalan adalah prasarana
kegagalan proses penegakan transportasi darat yang
hukum bersumber pada meliputi segala bagian jalan,
substansi peraturan perundang- termasuk bangunan pelengkap
undangan yang tidak dan perlengkapannya yang di
berkeadilan, aparat penegak peruntukkan bagi lalu lintas,
hukum yang korup dan tebang yang berada di permukaan
pilih, dan budaya masyarakat tanah, di atas permukaan tanah,
yang buruk, serta lemahnya di bawah permukaan tanah
kelembagaan hukum yang dan/ atau air, serta di atas
mendiri dan berwibawa. Cara- permukaan air, kecuali jalan
cara penegakan hukum pada
suatu masa dapat berbeda dari 8
penyelenggaraannya pada masa Titik Triwulan Tutik, Pengatar Ilmu
Hukum,Prestasi Pustaka Raya, Jakarta,
yang lain, bukan karena tampa 2006,hlm. 226.
sebab, melainkan karena 9
Andi Hamzah, Terminologi Hukum
keadaan masyarakatnya yang Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2008,
berbeda pula.7 hlm,95.
10
Pusat Bahasa Departemen,Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
6
Op.cit, hlm, 18 Balai Pustaka, Jakarta, 2001, hlm. 885.
7 11
Amir Syamsuddin, Integritas Penegak Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor
Hukum, Jaksa, Polisi Dan Pengacara, PT. Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Kompas Media Nusantara, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011,
2008,hlm.2. hlm.5.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 6


kereta api, jalan lori, dan jalan keadaan berlalu lintas dan
kabel.12 pengguna angkutan yang bebas
6. Lalu lintas adalah gerak dari hambatan dan kemacatan
kendaraan dan orang diruang di jalan.18
lalu lintas jalan.13 12. Petugas Pemeriksa
7. Kendaraan bermotor adalah Kendaraan Bermotor adalah
setiap kendaraan yang Petugas yang di tunjuk oleh
digerakan oleh peralatan Undang-Undang yang terdiri
mekanik berupa mesin selain dari Petugas Kepolisian Negara
kendaraan yang berjalan diatas Republik Indonesia dan
rel.14 Penyidik Pegawai Negeri Sipil
8. Ruang lalu lintas jalan adalah di Bidang Lalu Lintas dan
prasarana yang diperuntukkan Angkutan Jalan.19
bagi gerak pindah kendaraan, F. Metode Penelitian
orang,dan atau barang yang 1. Jenis Penelitian
berupa jalan dan fasilitas Jenis penelitian yang akan
pendukung.15 digunakan adalah penelitian
9. Pengemudi adalah orang yang hukum sosiologis yang hendak
mengemudi kendaraan melihat korelasi antara hukum
bermotor di jalan yang telah dengan masyarakat, sehingga
memiliki surat izin mampu mengungkap efektifitas
mengemudi.16 berlakunya hukum dalam
10. Ketertiban lalu lintas dan masyarakat, karena dalam
angkutan jalan adalah suatu penelitian ini penulis langsung
kendaraan berlalu lintas yang mengadakan penelitian pada
berlangsung secara teratur lokasi atau tempat yang ditelliti
sesuai dengan hak dan guna memberikan gambaran
kewajiban setiap pengguna secara lengkap dan jelas
jalan.17 tentang masalah yang diteliti.
11. Kelancaran lalu lintas dan 2. Lokasi Penelitian
angkutan jalan adalah suatu Penelitian ini dilakukan di
wilayah hukum Kepulauan
12
Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Meranti, karena di wilayah
Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan hukum Kepulauan Meranti
13
Pasal 1 Angka 1, Undang-Undang tersebut banyak terjadi
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Pelanggaran Lalu Lintas oleh
dan Angkatan Jalan.
14 Kendaraan Roda dua, akibat
Pasal 1 Angka 8, Undanng-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
15
Pasal 1, Angka 11.Undang-Undang
18
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Pasal 1, Angka 33,Undang-Undang
dan Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas
16
Pasal 1 Angka 23,Undang-Undang dan Angkutan Jalan
19
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor
dan Angkutan Jalan 80 Tahun 2012 Tentang Tata Cara
17
Pasal 1, Angka 32, Undang-Undang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan
Nomor 22 Tahun Tentang Lalu Lintas Dan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
Angkutan Jalan. dan Angkutan Jalan.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 7


kurangnya kesadaran hukum dengan cara apa di lapangan
masyarakat. mengenai hal-hal yang
3. Populasi dan Sampel bersangkutan dengan masalah
a. Populasi yang diteliti.
Populasi adalah keseluruhan b. Data Sekunder
atau himpunan objek dengan Data sekunder, adalah data
ciri yang sama.20 Populasi yang diperoleh peneliti dari
merupakan keseluruhan pihak berbagai studi kepustakaan
yang berkaitan dengan serta peraturan perundang-
masalah yang diteliti dalam undangan, buku literatur-
penelitian ini. Adapun yang literatur serta pendapat para
menjadi populasi penelitian ahli yang berkaitan dengan
ini adalah: permasalahan penelitian ini.
1) Kepala Satuan Polisi Lalu 5. Teknik Pengumpulan Data
Lintas Resor Kepulauan Teknik penelitian ini dalam
Meranti; pengumpulan datanya dilakukan
2) Polisi Lalu Lintas Resor dengan cara:
Kepulauan Meranti; a. Wawancara (interview) yaitu
3) Pelaku Pelanggaran Lalu pengumpulan data yang
Lintas; dilakukan dengan cara
b. Sampel penulis mengadakan tanya
Sampel merupakan bagian jawab secara langsung kepada
dari populasi yang akan siap yang menjadi responden.
dijadikan sebagai objek b. Kuisioner, yaitu metode
populasi. Dalam penetapan pengumpulan data dengan
sampel, penulisan cara membuat daftar-daftar
menggunakan metode pertanyaan yang memiliki
purposive sampling dan korelasi dengan permasalahan
metode Sensus. Metode yang diteliti.
purposve sampling yaitu c. Kajian Kepustakaan, metode
menetapkan sejumlah sampel pengumpulan data melalui
yang mewakili jumlah metode ini dibentukan peran
populasi yang ada, yang aktif si peneliti untuk
kategori sampelnya itu telah membaca literatur-literatur
ditetapkan sendiri oleh kepustakaan yang memiliki
penulis untuk meneliti yaitu korelasi dengan permasalahan
sampel yang dikompeten di yang sedang ditelitinya.
bidangnya. Metode ini digunakan dalam
4. Sumber Data kategori penelitian hukum
a. Data Primer sosiologis sebenarnya untuk
Data primer, adalah data mencari data sekunder guna
yang penulis peroleh secara mendukung data primer.
langsung melalu responden 6. Analisis Data
Dalam Penelitian ini analisis
20
Bambang Sunggono, Metode yang dilakukan adalah analisis
Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, kuantitatif yaitu data yang
Jakarta,2005,hlm 118

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 8


berdasarkan uraian kalimat atau sendiri mempunyai sifat mengatur
data tidak dianalisis dengan dan memaksa.
menggunakan statistik atau tindak pidana yang banyak
matematika atau sejenisnya, terjadi di Kepulauan Meranti
yaitu apa yang dinyatakan salah satu permasalahan
responden secara tertulis atau pelanggaran kendaraan bermotor
lisan dan perilaku nyata yang yang tidak melengkapi
diteliti dan dipelajari sebagai kelengkapan syarat-syarat
sesuatu yang utuh.21 berkendaraan dari usia 16-21 an
G. Tingkat Kesadaran Hukum sebanyak 36 kasus yang tidak
Masyarakat Dalam Berlalu memiliki SIM, kemudian dari usia
Lintas Di Kepulauan Meranti. 22-30 sebanyak 106 kasus ketika
Tingkat kesadaran hukum pemeriksaan tidak bisa
masyarakat dalam berlalu lintas menunjukan persyaratan
di Meranti saat ini belum berkendara,sebagai mana yang
berjalan maksimal sesuai telah diatur dalam Undang-
dengan undang-undang lalu Undang Nomor 22 Tahun 2009
lintas. Namun pihak polisi lalu Tentang Lalu Lintas dan
lintas Kepulauan Meranti telah Angkutan Jalan di Kota
melakukan penegakan hukum Selatpanjang, yang terletak di
terhadap pelanggaran lalu lintas, Kecamatan Tebing Tinggi.23
dengan upaya represif yang pihak polisi menegur
merupakan kegiatan meliputi terhadap pelanggar pelaku
dua penindakan edukatif dan sebanyak 4.132 pemilik
yuridis. Penindakan edukatif kendaraan bermotor. Kemudian
yaitu penindakan terhadap tidak hanya melakukan upaya
pelanggaran berupa berbentuk edukatif (peneguran) dari Januari
teguran dan peringatan. sampai Desember 2014, akan
Sedangkan yuridis yaitu tetapi tidak melakukan peneguran
penindakan dilakukan secara saja melainkan melakukan upaya
tilang atau denda serta pelaku penindakan yuridis secara
kecelakaan yang menimbulkan langsung berupa (penilangan)
korban jiwa, dengan sebanyak 428 kasus pelanggaran
menggunakan ketentuan lalu lintas, yang tidak melengkapi
penyelidikan sebagaimana yang kelengkapan berkendara di jalan
diatur dalam KUHAP. 22 raya mulai Mei sampai Desember
Menurut C.S.T Kansil 2014.
Hukum yang tengah berlaku bahwa sebagian besar yang
dalam masyarakat harus benar- melanggar peraturan dan
benar ditaati karena hukum mengabaikan keselamatan
pengendara sepeda motor dari
anak sekolah dan remaja usia 22
21
Soerjono Soekanto, Op.cit. hlm. 32
22 23
Wawancara dengan Bapak Ajun Hasil wawancara dengan Bapak Ajun
Komisaris polisi Amir Husin, Kepala Satuan Komisaris polisi Amir Husin, Kepala Satuan
Lalu Lintas Kepolisian Resor Kepulauan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kepulauan
Meranti Meranti

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 9


sampai 30 tahun, bentuk-bentuk membahayakan ketertiban
pelanggaran lalu lintas antara dan kenyamanan lalu lintas.
lain:24 Salah satunya kendraan yang
1. Tidak memenuhi ketentuan tidak dilengkapi lampu sein,
peraturan perundang- dijelaskan pada Pasal 112
undangan lalu lintas jalan ayat (2) yang berbunyi:
tentang perlengkapan Pengemudi Kendaraan yang
kendaraan. Pada pasal 291 akan berpindah lajur atau
yang berbunyi: Setiap orang bergerak ke samping wajib
yang mengemudikan Sepeda mengamati situasi Lalu Lintas
Motor tidak mengenakan di depan, di samping, dan di
helm standar nasional belakang Kendaraan serta
Indonesia sebagaimana memberikan isyarat.
dimaksud dalam Pasal 106 4. Membiarkan kendaraan
ayat (8) dipidana dengan motor yang ada di jalan
pidana kurungan paling lama tampa dilengkapi plat tanda
1 (satu) bulan atau denda nomor kendaraan yang sah,
paling banyak Rp 250.000,00 sesuai dengan tanda nomor
(dua ratus lima puluh ribu kendaraan yang
rupiah). bersangkutan. Dijelaskan
2. Mengemudikan kendaraan pasal 288 yang berbunyi:
bermotor yang tidak dapat Setiap orang yang
memperlihatkan surat izin mengemudikan Kendaraan
mengemudi (SIM), STNK, Bermotor di Jalan yang tidak
surat tanda nomor kendaraan dilengkapi dengan Surat
yang sah sesuai dijelaskan Tanda Nomor Kendaraan
pada pasal 281 yang Bermotor atau Surat Tanda
berbunyi: Setiap orang yang Coba Kendaraan Bermotor
mengemudikan Kendaraan yang ditetapkan oleh
Bermotor di Jalan yang tidak Kepolisian Negara Republik
memiliki Surat Izin Indonesia sebagaimana
Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106
dimaksud dalam Pasal 77 ayat (5) huruf a dipidana
ayat (1) dipidana dengan dengan pidana kurungan
pidana kurungan paling lama paling lama 2 (dua) bulan
4 (empat) bulan atau denda atau denda paling banyak Rp
paling banyak Rp 500.000,00 (lima ratus ribu
1.000.000,00 (satu juta rupiah).
rupiah).atau tanda bukti 5. Pelanggaran terhadap
lainnya sesuai dengan perintah yang diberikan oleh
peraturan yang berlaku. petugas pengatur lalu lintas
3. Menggunakan jalan dengan jalan, rambu-rambu atau
cara yang dapat tanda yang ada dipermukaan
jalan.
24
Hasil wawancara dengan Bapak Kemudian dari uraian diatas
Brigadir Toni selaku sebagai anggota Polisi dapat disimpulkan kesadaran
Satuan Lantas Resor Kepulauan Meranti

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 10


hukum akan terwujud apabila masyarakat kurang dan tidak
indikator pengetahuan hukum memahami, bahkan mengabaikan
sikap hukum, dan perilaku aturan berlalu lintas atau
hukum yang patuh terhadap berkendara di jalan raya. Masih
hukum. Secara teori ketiga banyak pengendara kendaraan
indikator inilah yang dapat bermotor ditemukan yang tidak
dijadikan tolak ukur dari menggunakan kelengkapan
kesadaran hukum, karena jika berkendara sepertinya yang jelas
pengetahuan hukum, sikap sering terjadi tidak memakai
hukum, dan perilaku hukumnya helm, di Kota Selatpanjang.27
rendah, Maka kesadaran Hal ini kesadaran hukum
hukumnya rendah atau yang rendah akan menjadi
sebaliknya. 25Selain itu kendala dalam pelaksanaan
kurangnya pengaturan mengenai hukum, baik berupa tingginya
pemeriksaan kendaraan bermotor tingkat pelanggaran hukum
di Jalan diatur dalam Pasal 264- maupun kurang berpartisipasinya
272 Undang-Undang Nomor 22 masyarakat dalam pelaksanaan
Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas hukum.28
dan Angkutan Jalan. Sehingga Sebagian besar pengemudi
menjadi kebiasaan masyarakat tidak memahami ketentuan
yang tidak baik dalam berlalu kelengkapan kendaraan bermotor,
lintas. sebagaimana yang diatur dalam
Pokok-pokok tersebut di atas Undang-Undang No 22 Tahun
sangat penting untuk diketahui, 2009 Tentang Lalu Lintas dan
karena peranannya di dalam Angkutan Jalan. Jadi akibatnya
melaksanakan proses para pengemudi tersebut tetap saja
pembangunan. Agar suatu melanggar peraturan dan
program pembangunan mencapai mengabaikan keselamatan
sasarannya, diperlukan stabilitas pengguna jalan lain. Terutama
dalam segala bidang yang pada pengendara sendiri, hal ini
diartikan sebagai suatu keadaan seharusnya menjadi perhatian
dimana ada kesesuaian antara pemerintah untuk mengevaluasi
unsur-unsur dalam kebudayaan kebijakan terhadap kelengkapan
serta masyarakat.26 pengendara sepeda motor, baik
H. Kendala Yang Dihadapi Oleh secara regulasi maupun secara
Pihak Kepolisian Dalam pelaksanaannya, agar tujuan dari
Menangani Kesadaran Hukum hukum yang terdiri dari tiga unsur
Masyarakat Dalam Berlalu yaitu: keadilan, kemanfaatan dan
Lintas Di Kepulauan Meranti.
Kendala yang ditemui oleh
pihak kepolisian dalam
menangani kesadaran hukum
masyarakat berlalu lintas adalah 27
Wawancara dengan Bapak Ajun
Komisaris polisi Amir Husin, Kepala Satuan
Lalu Lintas Kepolisian Resor Kepulauan
25
Soerjono Soekanto, Loc, cit, hlm 249 Meranti
26 28
Soerjono Soekanto, Ibid Soerjono Soekanto, Op, cit, hlm 249

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 11


kepastian dapat di capai atau di Hal tersebut berkaitan dengan
cita-citakan.29 berfungsinya hukum dalam
kurangnya kesadaran dalam masyarakat atau efektivitas dari
berlalu lintas yang mengabaikan ketentuan hukum di dalam
aturan lalu lintas. Memang masih pelaksanaannya. Seseorang yang
banyak ditemui masyarakat mempunyai kesadaran hukum,
meranti yang kurang akan memiliki penilaian terhadap
memperhatikan terhadap tertib hukum yang dinilainya dari segi
lalu lintas, khususnya di Kota tujuan dan tugasnya.
Selatpanjang yang terletak Kurangnya disiplin dan
dikecamatan tebing tinggi kesadaran hukum masyarakat
diakibatkan kurang pemahaman yang minim atau rendah terhadap
kelengkapan berkendara motor ketentuan-ketentuan lalu lintas.
seperti helm, dan kesadaran Ketika melintas di persimpangan
hukum yang tidak baik bagi ada keragu-raguan untuk melintas.
keselamatan pengendara sendiri, Sehingga timbul
yang menjadi kebiasaan ketidaknyamanan berkendara,
masyarakat Meranti yang diakibatkan tidak ada ketertiban
mengabaikan aturan-aturan yang bener-bener dalam
tersebut. menangani lalu lintas.
Kemudian dari 89 kasus Berdasarkan data yang
lainnya dikarenakan banyak penulis peroleh dari sebagian
masyarakat Meranti yang tidak pelaku dan masyarakat setelah
mengurus surat izin mengemudi dilakukan observasi oleh penulis
(SIM), sehingga banyak aturan ternyata memang masih terjadinya
yang tidak masyarakat mengerti. dari pihak penegak hukum yang
Tentang aturan berkendara, dapat menimbulkan
diantaranya tentang marka jalan ketidaknyamanan di dalam
yang diatur dalam Pasal 1 Ayat masyarakat, dan kurangnya
(18) Undang Undang Lalu Lintas pengawasan dari pihak penegak
Nomor 22 tahun 2009. Sehingga hukum dalam berlalu lintas,
kebiasaan berlalu lintas selalu sehingga menjadi timbul
dilanggar oleh masyarakat karena ketidakwibawaan hukum maupun
faktor ketidakpaham, dan kurang penegak hukum yaitu equality
pengetahuan tentang berkendara. before the law dengan kata lain
Menurut Soerjono Soekanto didalam penegakan hukum ada
mengatakan kesadaran hukum asas persamaan didepan hukum.
yang tinggi, mengakibatkan warga J.E Sahetapy juga berpendapat
masyarakat mematuhi ketentuan bahwa dalam kerangka penegakan
hukum yang berlaku. Sebaliknya, hukum oleh setiap lembaga
apabila kesadaran hukum sangat penegakan hukum (inklusif
rendah, maka derajat kepatuhan manusianya) keadilan dan
terhadap hukum juga tidak tinggi. kebenaran harus dinyatakan,
terasa, terlihat dan
29
Erdianyah, Kesadaran Hukum, Jurnal diaktualisasikan.
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas
Riau, Pekanbaru,2010,edisi III,

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 12


I. Upaya Yang Dilakukan Pihak telah diperoleh dari hasil
Kepolisian Untuk Mengatasi wawancara dengan pihak-pihak
Rendahnya Tingkat terkait, antara lain dengan upaya
Kesadaran Hukum Masyarakat Preventif (pencegahan) dan upaya
Di Kepulauan Meranti. represif (pengendalian).
Upaya yang dilakukan pihak Upaya pencegahan bisa
Kepolisian untuk mengatasi disebut tindak preventif, tujuan
rendahnya tingkat kesadaran agar menjaga ketertiban berlalu
hukum masyarakat yaitu dengan lintas dalam upaya ini juga
upaya preventif merupakan upaya dilakukan tindakan dengan
pihak kepolisian untuk mencegah mengurangi dan memperkecil
terjadinya tindak pidana pelanggaran lalu lintas yang ada
pelanggaran lalu lintas di di Kepulauan Meranti. Oleh
Kepulauan Meranti. Setiap satuan karena faktor minimnya kesadaran
memiliki tugas yang sama yaitu hukum masyarakat dalam berlalu
melakukan upaya pencegahan lintas. Upaya pencegahan ini
terhadap tindak pidana, tentang dilakukan secara sistematis,
pentingnya keselamatan dan berencana, terpadu dan terarah
kelengkapan berkendara maka dibutuhkan kerja sama yang
sebagaimana yang telah diatur baik dengan para pihak,
dalam undang-undang lalu lintas. pemerintah, aparat kepolisian
Dalam hal ini polisi maupun dengan masyarakat.31
melakukan kegiatan berupa Salah satu upaya
pembinaan terhadap seluruh pencegahanlah yang bisa
elemen masyarakat, baik dilakukan oleh Satuanlalu lintas
masyarakat yang terorganisir Polres Kota Meranti yaitu dengan
maupun masyarakat yang tidak melakukan penyuluhan atau
terorganisir. Memberikan seminar mengenai masalah lalu
penyuluhan lalu lintas kesekolah- lintas atau undang-undang lalu
sekolah dan masyarakat tentang lintas di berbagai sekolah dan
pentingnya tertib berlalu lintas masyarakat di Kota Selatpanjang.
sebagaimana yang diatur dalam Dengan diadakan Penyuluhan ini
Undang-Undang Nomor 22 Tahun diharapkan agar siswa dapat
2009 Tentang Lalu Lintas dan mengerti dan paham akan
Angkutan Jalan. Sehingga peraturan lalu lintas. Selain
ketertiban lalu lintas dan angkutan mengerti diharapkan juga siswa
jalan berlalu lintas yang dapat mematuhi semua peraturan
berlangsung secara teratur sesuai lalu lintas yang ada. Dalam arti
dengan hak dan kewajiban setiap pencegahan tersebut pihak polisi
pengguna jalan.30 Dalam operasi juga memberikan pembinaan
sat lantas Polres Kepulauan kepada siswa kesekolah dengan
Meranti angka kasus pelanggaran diberikan wawasan pentingnya
lalu lintas sangat tinggi, data yang tentang keselamatan dalam
30 31
Pasal 1, Angka 33, Undang-Undang Hasil Wawancara dengan Bapak AKP
Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lau Lintas Amir Husin Kepala Satuan Polisi LaluLintas
dan Angkutan Jalan Kepulauan Meranti

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 13


berkendara baik itu dekat maupun berdasarkan Undang-Undang
jauh, selain itu polisi juga tidak Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
hanya melakukan pembinaan Lalu Lintas dan Angkutan
kepada siswa saja, melainkan Jalan, namun banyak indikator
memberikan pembinaan secara terhadap masyarakat
langsung dilapangan kepada mengabaikan peraturan dan
masyarakat. tidak mementingkan kebutuhan
Kemudian pihak kepolisian terhadap keselamatan
juga tidak melakukan tindakan dikarenakan kebiasan yang
pencegahan saja akan tetapi tidak tepat dalam berkendaran
dengan upaya represif. Upaya sepeda motor.
represif adalah upaya yang 2. Kendala yang dihadapi oleh
dilakukan oleh pihak kepolisian pihak kepolisian dalam
untuk menanggulangi atau menangani kesadaran hukum
pengendalian tindak pidana, masyarakat dalam berlalu
upaya ini dilakukan setelah tindak lintas adalah masyarakat
pidana terjadi. Upaya tersebut kurang dan tidak memahami,
merupakan upaya yang ditempuh bahkan mengabaikan aturan
polisi apabila didalam upaya tertib berlalu lintas. Misalnya
pencegahan terjadi tindak pidana masih banyak anak-anak
lalu lintas. Oleh kendaraan dibawah usia layak kendara
bermotor yang tidak mentaati (17) tahun yang dibiarkan
peraturan yang diatur dalam orang tuanya mengendarai
Undang-Undang Nomor 22 Tahun sepeda motor di jalan raya.
2009 Lalu Lintas dan Angkutan Kemudian banyak pengendara
Jalan, dan juga diatur di dalam kendaraan bermotor di temui
Peraturan Pemerintah Nomor 80 tidak menggunakan
Tahun 2012 Tentang Tata Cara kelengkapan berkendara yang
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor selalu terjadi tidak memakai
di jalan dan penindakan helm, di Kota Selatpanjang.
pelanggaran lalu lintas dan 3. Upaya untuk mengatasi
angkutan jalan. rendahnya tingkat kesadaran
J. KESIMPULAN hukum masyarakat pihak
Berdasarkan uraian dan kepolisian dan satuan lalu
analisis terhadap permasalahan lintas melakukan pencegahan
yang di teliti, maka dapat ditarik yang disertai penindakan
kesimpulan dan saran sebagai edukatif dan yuridis dan
berikut: dilakukannya penyuluhan dan
1. Tingkat kesadaran hukum seminar, bertujuan untuk
masyarakat dalam berlalu meminimalkan atau
lintas sangatlah minim, memperkecil tingat
meskipun dalam penegakan pelanggaran lalu lintas
hukum terhadap pelanggaran terhadap pelaku.
kendaraan bermotor di wilayah K. SARAN
hukum Kepolisian Resor a. Perlu adanya pembinaan dan
Kepulauan Meranti sudah ada pendidikan dengan begitunya

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 14


kegiatan tersebut diarahkan
setiap sekolah dan seluruh
elemen masyarakat baik itu
yang terorganisir maupun
yang tidak terorganisir, jadi
program lebih efektif.
b. Perlu adanya peningkatan
operasi kawasan dilakukan
dalam rangka mendukung
wibawa pemerintah dan
kesadaran hukum masyarakat di
kawasan tertentu, contoh di
Jalan Merdeka dan Teuku Umar
dari segi pengawasan jadi
aturan tersebut berjalan
dengan maksimal dan
berjalan lancar, sehingga bisa
memperkecil atau
meminimalkan bentuk
pelanggaran lalu lintas yang
terjadi di Kepulauan Meranti.
c. Perlu adanya suara yang
berbentuk penyampaian
disalah satu persimpangan
tentang peringatan aturan
berkendara sepeda motor
sebagaimana yang telah
diatur dalam undang-undang
yang berlaku, sehingga
program tersebut dapat
diterima masyarakat, dan
kesadaran terhadap
pentingnya kelengkapan
dalam berkendara sepeda
motor.

JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor 2 Oktober 2015 Page 15

You might also like