You are on page 1of 10

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA

PENCUCIAN UANG DI KEPOLISIAN DAERAH


SUMATERA UTARA (POLDA-SU)
Oleh:
Leonardo Lukito Simbolon 1)
Jaminuddin Marbun 2)
Maurice Rogers 3)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3)
E-Mail:
leonardosimbolon@gmail.com 1)
aminuddinmarbun@yahoo.co.id 2)
maurice_rogers@yahoo.com 3)

ABSTRACT
The problems in this research are how law enforcement against the crime of money
laundering in the North Sumatra Regional Police (POLDA-SU), what factors are the
obstacles and how to overcome the obstacles to law enforcement against money
laundering at the North Sumatra Regional Police (POLDA-SU). ). The results show that
the most common modus operandi of money laundering is by making bank transfers of
the funds in question, the transfer of these funds can occur many times so that they are
further away from the original source, and the tracking is more difficult. Law
enforcement is carried out based on public reports and PPATK reports, but most of
these are the results of police investigations as a follow-up to predicate crimes.
Obstacle factors in law enforcement against money laundering are: bank secrecy is
quite high, differences in interpretation between law enforcers, lack of police
investigator human resources, lack of compliance of financial service providers with
applicable regulations, advances in technology, and high intervention to investigators.
Efforts that need to be made to overcome the obstacles to law enforcement against
money laundering include: providing better access for the police to banks, increasing
understanding among law enforcers, increasing the human resources of police
investigators, imposing strict sanctions on non-compliant banks, and increasing the
integrity of police investigators. .

Keywords: Law Enforcement and Money Laundering Crime

ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penegakan hukum terhadap
tindak pidana pencucian uang di Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDA-SU),
faktor apa yang menjadi kendala dan cara mengatasinya kendala penegakan hukum
terhadap tindak pidana pencucian uang di Kepolisian Daerah Sumatera Utara (POLDA-
SU). Hasil penelitian diperoleh bahwa modus operandi pencucian uang paling umum
terjadi adalah dengan melakukan transfer bank atas dana dimaksud, transfer dana
tersebut dapat terjadi hingga berkali-kali agar semakin jauh dari sumber asalnya, dan
semakin sulit untuk dilakukan pelacakan. Penegakan hukum dilakukan berdasarkan
laporan masyarakat, dan laporan PPATK, tetapi sebagian besar adalah hasil penyidikan

JURNAL RETENTUM, Volume 2 Nomor 1, Tahun 2021 (Februari) ; 117-126 117


kepolisian sebagai tindak lanjut dari pidana asalnya. Faktor kendala dalam penegakan
hukum terhadap pencucian uang adalah: kerahasiaan bank cukup tinggi, perbedaan
interpretasi antar penegak hukum, kurangnya SDM penyidik kepolisian, kurangnya
kepatuhan pelaku penyedia jasa keuangan terhadap peraturan yang berlaku, adanya
kemajuan teknologi, serta tingginya intervensi kepada penyidik. Upaya yang perlu
dilakukan untuk mengatasi kendala penegakan hukum terhadap tindak pidana pencucian
uang adalah: memberikan akses lebih baik bagi kepolisian ke perbankan, meningkatkan
kesepahaman antar penegak hukum, meningkatkan SDM penyidik kepolisian,
memberikan sanksi tegas kepada perbankan yang tidak patuh, serta meningkatkan
integritas penyidik kepolisian.
Kata Kunci: Penegakan Hukum dan Tindak Pidana Pencucian Uang

1. PENDAHULUAN meminta informasi dan menganalisis


Latar Belakang Masalah transaksi keuangan yang dianggap
Dalam perkembangan mencurigakan.Adapun tugas utama
masyarakat saat ini, terdapat cukup PPATK adalah mendeteksi terjadinya
banyak tindak kejahatan yang tindak pidana pencucian uang dan
menimbulkan kerugian pada suatu membantu penegakan hukum yang
individu, masyarakat, ataupun negara. berkaitan dengan pencucian uang dan
Salah satu dari tindak pidana cukup tindak pidana asal (predicate
banyak terjadi adalah kejahatan dari crimes).Dalam prosedurnya, PPATK
pencucian uang. Pencucian uang menganalisis transaksi keuangan dan
semakin canggih seiring karena kemudian membuat laporan adanya
perkembangan alat-alat dari teknologi, dugaan pencucian uang kepada
sehingga tindak pidana dari pencucian kepolisian.Artinya dalam hal ini bahwa
uang juga semakin sulit untuk dideteksi dalam pemberantasan tindak pidana
(diketahui). Upaya penanganan pencucian uang, PPATK harus
dilakukan tidak lagi hanya nasional, bekerjasama dengan kepolisian.
tetapi juga sudah ikut melibatkan Dengan demikian dapat
kerjasama antar suatu negara secara dikatakan bahwa tanggungjawab utama
regional ataupun secara global. dalam penegakan hukum pencucian
Di Indonesia, penanggulangan tindak uang tetaplah berada di tangan
pidana pencucian dilakukan kepolisian, karena pada gilirannya
berdasarkan Undang - Undang No.15 semua hasil kerja (hasil analisis
Tahun 2002, Undang - Unandg No. 25 transaksi) PPATK harus ditindaklanjuti
Tahun 2003 dan yang terbaru yaitu melalui peran kepolisian sebagai
Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 penyidik.Dalam sistem peradilan
tentang Pencegahan dan Pemberantasan pidana, kepolisian berperan dalam
Tindak Pidana Pencucian Uang (UU PP pembuktian dugaan tindak pidana
- TPPU). Undang-undang tersebut juga pencucian uang hingga menjadi terang
menjadi dasar pembentukan Pusat melalui tindakan penyidikan.Pada tahap
Pelaporan dan Analisis Transaksi selanjutnya, kepolisian melakukan
Keuangan atau disingkat dengan pelimpahan berkas ke kejaksaan untuk
PPATK, yang merupakan lembaga dilimpahkan ke pengadilan.Dengan
independen yang diberi tugas dan demikian tugas kepolisian merupakan
wewenang dalam rangka pemberantasan pondasi awal dalam penegakan hukum
tindak pidana pencucian uang di terhadap tindak pidana pencucian uang,
Indonesia.PPATK diberi wewenang baik yang diperoleh dari hasil

118 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


DI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA (POLDA-SU)
:Leonardo Lukito Simbolon 1) Jaminuddin Marbun 2) Maurice Rogers 3)
penyelidikan sendiri maupun dari hukuman terhadap pelaku adalah perlu
laporan PPATK. demi menjaga terpeliharanya tertib
Kepolisian Daerah Sumatera Utara hukum.”
(POLDA-SU) merupakan salah satu Menurut Simons, dalam
instansi penegak hukum di jajaran Bambang Poernomo bahwa pengertian
Kepolisian Republik Indonesia dengan dari “tindak pidana adalah suatu
wilayah hukum Provinsi Sumatera tindakan melanggar hukum telah
Utara.Unit yang menangani kasus dilakukan secara sengaja ataupun tidak
tindak pidana pencucian adalah bagian sengaja yang dilakukan oleh seseorang
Ditreskrimsus Polda Sumut.Dari yang tindakannya tersebut harus
pengamatan penulis bahwa instansi dipertanggungjawabkan dan oleh
tersebut telah banyak menerima laporan undang-undang sudah dinyatakan
dugaan tindak pidana pencucian uang, sebagai suatu tindakan dapat dihukum.”
tetapi banyak dari laporan tersebut tidak Istilah kejahatan itu merupakan
ditindaklanjuti ke penuntutan. Oleh bagian hari-hari dari kehidupan sosial
karena itu penulis tertarik membahasnya kerena hidup ini tidak terlepas dari
lebih lanjut dengan melakukan kegiatan manusia baik pemerkosaan,
penelitian dengan judul: Penegakan perampokan, dan apabila ada perilaku
Hukum terhadap Tindak Pidana menyimpang pasti dibilang orang
Pencucian Uang di Kepolisian jahat.Sehingga sudah dicap. Kejahatan
Daerah Sumatera Utara (POLDA- adalah pelanggaran suatu norma
SU). (hukum pidana) dari perilaku yang
merugikan, juga menjengkelkan,
Perumusan Masalah mengakibatkan korban, baik kejahatan
Berdasarkan uraian pada latar yang semata-mata dipandang sebagai
belakang maka penulis merumuskan suatu persoalan pribadi atau keluarga,
masalah penelitian: individu yang merasa dirinya tersebut
1. Bagaimana penegakan hukum menjadi korban perbuatan dari orang
terhadap tindak pidana pencucian lain mencari balas pada pelakunya atau
uang di Kepolisian Daerah keluarganya.
Sumatera Utara (POLDA-SU) ? W.A. Bonger menyatakan
2. Faktor apa yang menjadi kendala bahwa kejahatan adalah perbuatan tidak
penegakan hukum terhadap tindak sosial (anti sosial) yang dilakukan
pidana pencucian uang di dengan sadar yang perbuatan itu
Kepolisian Daerah Sumatera Utara mendapatkan suatu reaksi dari
(POLDA-SU) ? masyarakat, Negara memberikan sanksi
3. Bagaimana cara mengatasi kendala pada perbuatan tersebut.
penegakan hukum terhadap tindak Menurut Undang-Undang No. 8
pidana pencucian uang di Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Kepolisian Daerah Sumatera Utara Pemberantasan Tindak Pidana
(POLDA-SU) ? Pencucian Uang di Indonesia hanya
2. TINJAUAN PUSTAKA mencantumkan pengertian dari
Menurut Lamintang bahwa: pencucian uang adalah segala perbuatan
“tindak pidanaadalah suatu pelanggaran yang memenuhi unsur-unsur tindak
norma atau gangguan terhadap tata pidana sesuai dengan ketentuan dalam
tertib dari hukum yang dengan sengaja Undang-Undang ini disebutkan dalam
ataupun tidak sengaja sudah dilakukan Pasal 1 angka (1).
oleh seseorang, dimana penjatuhan

JURNAL RETENTUM, Volume 2 Nomor 1, Tahun 2021 (Februari) ; 117-126 119


Tindak pidana asal atau Analisis data pada penelitian ini
predicate crimemerupakan tindak secara kualitatif. Data sekunder
pidana memicu (sumber) terjadinya diperoleh dari hasil suatu penelitian
tindak pidana dari pencucian uang. yang disusun sedemikian rupa demikian
Undang-undang No.8 Tahun 2010 analisis secara deskriptif, logis dan
sudah membedakan tindak pidana sistematis, yang dinyatakan oleh pihak
pencucian uang menjadi 2 kelompok, terkait secara lisan dan dituangkan
antara lain “tindak pidana pencucian secara tertulis, serta dikaitkan bahan
uang” yang diatur dalam Bab II Pasal 3 hukum sekunder menggunakan metode
sampai Pasal 10 dan “tindak pidana lain deduktif dan indukatif yang
berkaitan dengan tindak pidana berpedoman pada hukum pidana dan
pencucian uang” yang diatur dalam Bab perundang-undangan yang berhubungan
III Pasal 11 sampai dengan Pasal 16. dengan permasalahan yang akan diteliti
untuk menjawab permasalahannya.
3. METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini adalah penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan (field research), dan juga Hasil yang diperoleh dari
merupakan penelitian kualitatif, yakni penelitian ini adalah sebagai berikut:
penelitian yang dilakukan berdasarkan Penegakan Hukum Tindak Pidana
analisis atas sikap tindak masyarakat Pencucian Uang di Polda Sumut
dari berbagai aspek secara mendalam Tindak pidana pencucian uang
dan nilai informasi mengenai suatu merupakan tindakan memproses
temuan tidak digantungkan pada jumlah sejumlah besar uang ilegal hasil tindak
tertentu namun didasarkan pada pidana menjadi dana yang kelihatannya
kenyataan adanya gejala tersebut yang bersih atau sah menurut hukum, dengan
dilihat dari berbagai kajian dilihat menggunakan metode yang canggih,
secara mendalam. kreatif dan kompleks, dengan tujuan
Sesuai dengan penggunaan untuk menyembunyikan atau
data sekunder pada penelitian ini, menyamarkan asal - usul uang atau
sehingga pengumpulan data harta kekayaan, yang diperoleh dari
tersebut dilakukan dengan hasil tindak pidana yang kemudian
mengumpulkan, mengkaji dan diubah menjadi harta kekayaan yang
mengolah secara sistematis dari bahan- seolah - olah berasal dari kegiatan yang
bahan kepustakaan juga dokumen- sah.
dokumen berkaitan. Data sekunder Pada dasarnya tindak pidana
yang baik menyangkut primer, pencucian uang dilakukan sebagai
sekunder maupun tertier diperoleh upaya menyamarkan sumber uang yang
dari suatu bahan pustaka yang sebenarnya adalah hasil kejahatan atau
memperhatikan prinsip pemutakhiran tindak pidana atau sumber yang
juga relevansi. dilarang dalam hukum.Dengan
Mengingat penelitian ini menyamarkan sumber uang maka uang
membuat perhatian pada data data dimaksud tidak dapat lagi dilacak ke
sekunder, maka pengumpulan data sumber aslinya sehingga dianggap
ditempuh dengan melakukan berasal dari sumber yang sah, dan
wawancara dan studi dokumentasi. selanjutnya uang tersebut dapat
Bahan hukum sekunder merupakan digunakan secara bebas untuk
bahan hukum yang sudah tersedia dan keperluannya.Pencucian uang sangat
diolah berdasarkan bahan-bahan hukum. lazim terjadi pada tindak pidana korupsi

120 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


DI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA (POLDA-SU)
:Leonardo Lukito Simbolon 1) Jaminuddin Marbun 2) Maurice Rogers 3)
yang disebut sebagai penyalahgunaan biasanya dapat diproses sesuai waktu
wewenang atau penyelewenagan uang yang diatur dalam UU, yaitu 60 hari.
negara untuk memperkaya diri sendiri Jika tersangka bersikap kooperatif maka
dan kelompoknya. proses penyidikan justru berlangsung
Pengungkapan tindak pidana lebih cepat. Namun demikian yang
pencucian uang bukan hanya dari menyatakan berkas telah lengkap adalah
laporan PPATK, tetapi juga dari hasil jaksa penuntut umum, sehingga
penyidikan polisi, yaitu penyidikan pengembalian berkas bisa saja
terhadap perkara asal yang dilakukan terjadi.Oleh karena itu jaksa penuntut
oleh tersangka.Penyidik melakukan dapat mengembalikan berkas ke
pengembangan kasus pidana asal, yaitu penyidik jika ternyata belum memenuhi
dengan menelusuri kemungkinan telah syarat, untuk dilengkapi lebih lanjut.
terjadinya tindak pidana pencucian uang
oleh tersangka, sebagai kelanjutan dari Faktor yang Menjadi Kendala
pidana asal oleh tersangka. Dalam hal Penegakan Hukum terhadap Tindak
ini, penyidik dapat meminta PPATK Pidana Pencucian Uang di Kepolisian
untuk menelusuri aliran dana yang Daerah Sumatera Utara
dilakukan oleh tersangka, sehingga 1. Kerahasiaan Bank Cukup Tinggi
terdapat bukti bahwa tersangka juga Terdapat kewajiban bagi
telah melakukan tindak pidana perbankan untuk merahasiakan identitas
pencucian uang. nasabahnya, dimana kerahasiaan bank
Tindak lanjut yang dilakukan tersebut dilindungi oleh UU Perbankan.
kepolisian terhadap laporan pencucian Hal ini tentu menjadi faktor kendala
uang diawali dengan mempelajari dalam penyidikan perkara pencucian
laporan sehingga tindakan lebih lanjut uang yang sebagian besar justru
dapat direncanakan.Tindak lanjut dilakukan dengan memanfaatkan jasa
dilakukan dengan mengamati dan perbankan, dimana dengan adanya
menganalisis alat bukti yang diserahkan perlindungan terhadap kerahasiaan bank
oleh pelapor, dimana analisis akan menyebabkan penyidik menjadi
difokuskan untuk meyakinkan keaslian lebih sulit untuk memeriksa aliran dana
alat bukti serta kekuatan alat bukti yang yang dilakukan oleh tersangka.
dimaksud. Dengan adanya kerahasiaan
Penangkapan terhadap tersangka bank yang dijamin oleh UU, maka
dalam perkara pencucian uang pelaku tindak pidana menjadi merasa
merupakan hal yang biasa dilakukan lebih terlindungi sehingga merasa lebih
oleh penyidik, terutama jika tersangka leluasa memanfaatkan jasa perbankan
menunjukkan sikap tidak kooperatif. untuk melakukan pencucian uang. Hal
Penyidik mempunyai kepentingan untuk ini karena perolehan izin membukan
menangkap dan menahan tersangka agar kerahasiaan bank dari Bank Indonesia
proses penyidikan dalam berjalan tidaklah mudah karena harus melampaui
dengan lancar, serta agar penyidik dapat proses perizinan yang rumit dan lama,
melakukan pengembangan perkara padahal waktu penanganan perkawa
karena tindak pidana pencucian uang relative singkat.
sering melibatkan banyak orang sebagai 2. Perbedaan Interpretasi Penegak
tersangka. Hukum
Penyidik dapat melimpahkan Jaksa penuntut umum kadang
berkas ke penuntut umum jika telah memiliki pandangan yang berbeda
dinyatakan lengkap (P-21), dan dengan penyidik kepolisian atas perkara

JURNAL RETENTUM, Volume 2 Nomor 1, Tahun 2021 (Februari) ; 117-126 121


pencucian uang yang sedang ditangani, kurang berkemampuan dan hanya
sehingga menyulitkan kepolisian dalam sebagian kecil yang memiliki
melakukan penyidikan perkara.Pada kemampuan cukup baik.Hal ini
kasus tertentu, penyidik harus menyebabkan penumpukan perkara
menyatakan menghentikan penyidikan pada penyidik yang memiliki
perkara karena penyidik tidak dapat kemampuan cukup baik, sehingga
melengkapi berkas perkara sebagaimana penanganan perkara menjadi semakin
diminta oleh jaksa penuntut lambat.
umum.Penyidik memiliki pandangan 4. Kurangnya Kepatuhan Penyedia Jasa
yang cukup tajam mengenai Keuangan
penanganan perkara, sehingga Penyedia jasa keuangan dapat
penyidikan perkara terpaksa secara sengaja tidak memberikan bukti
diberhentikan.Tanpa adanya transaksi secara utuh kepada petugas
kesepahaman antar penyidik dengan kepolisian jika telah berkolaborasi
jaksa penuntut umum maka penanganan dengan pelaku pencucian uang. Oknum
perkara menjadi lebih sulit. tertentu di perbankan tentu sangat
Ketidaksepahaman antar berkepentingan untuk menyembunyikan
penegak hukum menjadi factor kendala transaksi yang dilakukan tersangka jika
utama dalam penegakan hukum telah terdapat kesepahaman di antara
terhadap tindak pidana pencucian uang mereka dengan sejumlah imbalan.
sehingga dapat menyebabkan proses Petugas hukum yang berupaya
penyidikan menjadi bertele-tele. memperoleh bukti tentu tidak akan
Kesepahaman dalam pembuktian sangat memperolehnya secara utuh sehingga
diperlukan khususnya untuk proses pembuktian menjadi terkendala.
membuktikan keterpenuhan atas unsur- Penyedia jasa keuangan
unsur hukum sesuai dengan pasal yang seharusnya menunjukkan perilaku yang
disangkakan kepada tersangka. mendukung terhadap peraturan anti
3. Kurang SDM Penyidik Kepolisian pencucian uang.Salah satu bentuk
Jumlah penyidik di Poldasu dukungan yang seharusnya adalah
tergolong kurang banyak dan tidak dengan menerapkan prinsip pengenalan
sebanding dengan banyaknya perkara nasabah sebagai pengguna jasa
yang harus ditangani.Perkara yang keuangan, dimana dalam prinsip
ditangani juga tidak sebatas pencucian tersebut bahwa perbankan sebagai
uang, tetapi juga mencakup semua jenis penyedia jasa keuangan perlu mengenal
tindak pidana yang terdapat di wilayah dengan baik identitas setiap pengguna
hukum Poldasu.Sumatera Utara yang jasa keuangan, dan segera melaporkan
menjadi daerah hukum Poldasu jika terdapat hal yang
tergolong wilayah yang amat luas, mencurigakan.Tetapi banyak perbankan
sehingga jumlah petugas penyidik yang tidak menerapkan prinsip tersebut
diperlukan juga menjadi besar, tetapi dalam transaksi keuangannya.
hal tersebut belum dapat dipenuhi 5. Kemajuan Teknologi
sampai sekarang. Kemajuan teknologi
Terdapat juga keterbatasan menyebabkan teknik pencucian uang
jumlah personil yang benar-benar yang diterapkan tersangka menjadi
berkemampuan baik dalam bidang semakin canggih sehingga menjadi
penyidikan berbagai jenis semakin sulit untuk dilakukan
perkara.Kompetensi penyidik tidak pembuktian oleh penyidik kepolisian.
merata dimana sebagian besar penyidik Tersangka dapat melakukan

122 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


DI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA (POLDA-SU)
:Leonardo Lukito Simbolon 1) Jaminuddin Marbun 2) Maurice Rogers 3)
operandinya sedemikian rupa agar Untuk mengatasi berbagai
transaksi tersebut dapat menyamarkan kendala tersebut maka penulis telah
keterlibatannya, atau bahkan dapat melakukan analisis serta dan
melepaskan keterlibatannya sama sekali mengemukakan hal-hal yang dapat
dalam transaksi yang terjadi. dilakukan untuk mengatasi kendala
Lalu lintas dana dapat yang ada, yaitu: Akses kepolisian
berlangsung dengan cepat hingga kepada perbankan, meningkatkan
melampaui batas wilayah suatu negara. kesepahaman antar penegak hukum,
Hal ini disebabkan perkembangan meningkatkan SDM penyidik, sanksi
teknologi telah dimanfaatkan oleh kepada perbankan, serta meningkatkan
perbankan untuk mengembangkan integritas penyidik kepolisian.
fasilitas layanan jasa keuangan, 1. Akses Kepolisian ke Perbankan
sehingga transaksi tidak harus Tindakan melindungi nasabah
dilakukan pada tempat tertentu tetapi telah dimanfaatkan oleh pelaku
dapat juga dilakukan dimana saja pencucian uang sehingga merasa
dengan menggunakan internet banking. menjadi lebih terlindungi untuk
6. Tingginya Intervensi menyalahgunakan jasa bank. Oleh
Beking kepada pelaku tindak karena itu penyidik kepolisian perlu
pidana pencucian uang tergolong gencar akses yang lebih mudah kepada
dilakukan.Dalam hal ini beking perbankan tanpa harus melibatkan Bank
berupaya keras agar tersangka lepas dari Indonesia, sehingga penyidikan perkara
jeratan hukum atau paling tidak dapat dilakukan dengan mudah dan
sangkaan atau dakwaan menjadi lebih cepat. Dengan akses yang lebih mudah
ringan. Dalam banyak kasus, hal diharapkan penyidikan perkara pidana
tersebut dapat berhasil sehingga proses yang melibatkan transaksi bank dapat
penyidikan dihentikan. Hal ini karena dilakukan dengan efisien dan efektif.
kemampuan beking melepaskan 2. Meningkatkan Kesepahaman Antar
tersangka dengan melakukan intervensi Penegak Hukum
sebenarnya bukan lagi hal baru dalam Petugas kepolisian perlu lebih
penegakan hukum.Terlebih dalam sering bertukar pendapat mengenai UU,
perkara pencucian uang, yang namanya khususnya UU TPPU, sehingga terdapat
beking memiliki kekuatan yang cukup kesepahaman dalam penerapan hukum
besar. yang dimaksud.Bertukar pendapat atau
Jika tersangka pelaku pencucian diskusi telah terbukti dapat
uang atau keluarganya berupaya menjembatani perbedaan antar pihak
mempengaruhi petinggi di internal yang berbeda pandangan, yang pada
kepolisian, maka daya intervensinya gilirannya adalah untuk meningkatkan
tentu menjadi lebih kuat. Hal ini karena kesepahaman bersama.Disamping itu,
sebagai petinggi kepolisian tentu diskusi atau tukar pendapat tersebut
mengenal jalur-jalur di kepolisian, juga dapat digunakan untuk saling
dimana kepolisian memiliki struktur mengisi kekurang pahaman terhadap
komando atas ke bawah. aturan yang berlaku.
Proses diskusi untuk
Cara Mengatasi Kendala Penegakan meningkatkan pemahaman hukum akan
Hukum terhadap Tindak Pidana lebih mudah terjadi jika sesama
Pencucian Uang di Kepolisian penegak hukum berupaya untuk saling
Daerah Sumatera Utara memahami. Hal ini disebabkan rasa
ego khususnya ego sektoral antara

JURNAL RETENTUM, Volume 2 Nomor 1, Tahun 2021 (Februari) ; 117-126 123


kepolisian dengan kejaksaan sering diminta sebagai bagian dari penyidikan
menjadi kendala besar dalam bertukar perkara. Peraturan tanpa penerapan
pendapat, dimana yang satu merasa sanksi yang tegas tidak akan
lebih tinggi atau lebih tau dibanding menghasilkan kepatuhan.
dengan yang lain. 5. Meningkatkan Integritas Penyidik
3. Meningkatkan SDM Penyidik Dengan peningkatan integritas
Kepolisian penyidik maka upaya intervensi akan
Dengan menambah jumlah semakin sulit karena mendapat
penyidik diharapkan penanganan penolakan dari petugas penyidik itu
perkara menjadi lebih cepat.Rekrutmen sendiri. Tetapi dengan integritas moral
penyidik perlu dibenahi agar dapat yang rendah, maka penyidik yang
meningkatkan potensi dan kapasitas bersangkutan justru terpengaruh untuk
kerja kepolisian, dimana setidaknya melakukan penyimpangan dengan
dalam jangka pendek dapat menyalahgunakan kewenangan yang
meningkatkan jumlah penyidik diberikan kepadanya sebagai penyidik
pembantu. Hal lain yang juga perlu kepolisian.
diperhatikan untuk meningkatkan SDM Tindakan pengawasan yang
penyidik adalah pelatihan kepada ketat untuk mencegah penyalahgunaan
penyidik yang kurang berkompeten. wewenang oleh penyidik juga sangat
Pelatihan sebenarnya sudah diperlukan, adanya tawaran financial
umum dilaksanakan sebagai upaya sebagai imbalan bisa saja
dalam pengembangan sumber daya mempengaruhi moral
manusia pada berbagai instansi, penyidik.Disamping itu, pengawasan
khususnya instansi pemerintah.Dengan juga perlu sebagai bentuk dukungan
demikian, pengembangan pengetahuan kepada penyidik untuk menolak segala
ataupun kompetensi penyidik kepolisian bentuk intervensi, sehingga penyidik
juga dapat dilakukan dengan merasa lebih kuat secara institusi karena
memberikan pelatihan di bidang hukum, mendapat dukungan dari atasan.
sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kompetensinya yang 5. SIMPULAN
sekaligus juga dapat meningkatkan Simpulan
profesionalitas penyidik sebagai Berdasarkan hasil penelitian
penegak hukum. serta pembahasan maka disimpulkan
4. Sanksi Yang Tegas Perbankan Yang sebagai berikut:
Tidak Patuh 1. Modus operandi pencucian uang
yang paling umum terjadi adalah
Walaupun bank tidak dengan melakukan transfer bank atas
menyampaikan laporan transaksi dana yang dimaksud, transfer dana
sebagaimana diwajibkan kepada tersebut dapat terjadi hingga berkali-
PPATK, tetapi tidak pula ada sanksi kali agar semakin jauh dari sumber
yang tegas atas ketidakpatuhan tersebut. asalnya, dan semakin sulit untuk
Bank Indonesia yang berwewenang dilakukan pelacakan. Tetapi dapat
memberi sanksi kepada bank-bank juga dilakukan dengan membeli
umum terkesan melakukan pembiaran, sejumlah aset berharga atas nama
sehingga ketidakpatuhan terhadap orang lain yang dikenal dekat oleh
kewajiban tersebut tetap berlanjut. pelaku. Penegakan hukum
Dalam pelaksanaannya, bank hanya dilakukan berdasarkan laporan dari
memberi laporan kepada PPATK jika masyarakat, dan laporan dari

124 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


DI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA (POLDA-SU)
:Leonardo Lukito Simbolon 1) Jaminuddin Marbun 2) Maurice Rogers 3)
PPATK, tetapi sebagian besar adalah kurang memadai baik dari segi
merupakan hasil penyidikan jumlah maupun dari segi
kepolisian sebagai tindak lanjut dari kompetensi. Banyak perbankan yang
pidana asalnya. Adapun alat bukti tidak mematuhi aturan untuk
pencucian uang yang digunakan mendukung anti pencucian uang,
penyidik adalah bukti transfer uang yaitu dengan mengabaikan prinsip
atau bukt itransaksi aset berharga, kehati-hatian bertransaksi serta
data elektronik dari perbankan, mengabaikan kewajiban pemberian
keterangan saksi dan tersangka, dan laporan transaksi secara berkala
juga keterangan ahli. Penyidik juga kepada PPATK. Pelaku pencucian
melakukan penangkapan dan uang biasanya memiliki relasi yang
penahanan terhadap tersangka luas serta didukung dengan kekuatan
sebagai upaya untuk mempermudah financial untuk mempengaruhi
penyidikan serta mencegah oknum tertentu melakukan
tersangka melakukan upaya untuk intervensi.
mengaburkan transaksi pencucian 3. Upaya yang perlu dilakukan untuk
uang yang dilakukannya. Penyidik mengatasi kendala penegakan
juga dapat memenuhi batas waktu hukum terhadap tindak pidana
penyidikan, sehingga penyerahan pencucian uang adalah: memberikan
berkas dan tersangka ke penuntut akses yang lebih baik bagi
umum dapat dilakukan secara tepat kepolisian ke perbankan,
waktu. meningkatkan kesepahaman antar
2. Faktor kendala yang dihadapi dalam penegak hukum, meningkatkan
penegakan hukum terhadap SDM penyidik kepolisian,
pencucian uang adalah: kerahasiaan memberikan sanksi yang tegas
bank yang cukup tinggi, perbedaan kepada perbankan yang tidak patuh,
interpretasi antar penegak hukum, serta meningkatkan integritas
kurangnya SDM penyidik penyidik kepolisian.
kepolisian, kurangnya kepatuhan
pelaku penyedia jasa keuangan Saran
terhadap peraturan yang berlaku, Berdasarkan kesimpulan di atas
adanya kemajuan teknologi, serta maka penulis mengajukan saran sebagai
tingginya intervensi kepada berikut:
penyidik. Perolehan izin membuka 1. Pemerintah perlu memberikan akses
kerahasiaan bank dari Bank yang lebih mudah bagi kepolisian
Indonesia tidaklah mudah karena untuk membuka kerahasiaan bank,
harus melampaui proses perizinan yaitu dengan mempercepat
yang rumit dan lama, padahal waktu pemberian izin oleh Bank Indonesia,
penanganan perkawa relative serta memberi wewenang kepada
singkat. Jaksa penuntut umum kepala perwakilan Bank Indonesia
kadang memiliki pandangan yang di daerah untuk memberikan izin.
berbeda dengan penyidik kepolisian 2. Aparat penegak hukum khususnya
atas perkara pencucian uang yang antara penyidik kepolisian dengan
sedang ditangani, sehingga jaksa penuntut umum perlu lebih
menyulitkan kepolisian dalam sering berdiskusi atau bertukar
melakukan penyidikan perkara. pendapat tentang masalah hukum,
Ketersediaan SDM kepolisian yang sehingga terdapat kesepahaman
bertugas sebagai penyidik masih dalam penerapan hukum.

JURNAL RETENTUM, Volume 2 Nomor 1, Tahun 2021 (Februari) ; 117-126 125


3. Perlu dilakukan penambahan Harta Kekayaan, Sinar Baru,
penyidik untuk mengatasi 2012, Bandung.
keterbatasan jumlah penyidik.
Disamping itu, penyidik yang Poernomo, Bambang, Asas-Asas Hukum
kurang berkompeten berlu diberi Pidana, Ghalia Indonesia, 2012,
pelatihan agar kompetensi penyidik Jakarta.
kepolisian menjadi lebih merata dan
benar-benar siap untuk menganani Sahetapy, J.E., Paradoks dalam
tindak pidana, khususnya tindak Kriminologi, Rajawali, 2000,
pidana pencucian uang. Jakarta.
4. Bank Indonesia perlu lebih tegas
memberi sanksi kepada perbankan Perundang-undangan:
yang kurang menerapkan prinsip
mengenal nasabah dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999
bertransaksi serta tidak memenuhi Tentang Pemberantasan Tindak
kewajiban laporan transaksi kepada Pidana Korupsi.
PPATK.
5. Kepolisian perlu meningkatkan Undang-Undang No. 8 Tahun 2010
integritas penyidik dengan tentang Pencegahan dan
memberikan bimbingan moral dan Pemberantasan Tindak Pidana
spiritual sesuai dengan Pencucian Uang (UU PP -
kepercayaannya, serta melakukan TPPU)
pengawasan yang lebih baik
terhadap pelaksanaan penyidikan Undang-Undang No. 2 Tahun 2002
tindak pidana pencucian uang, tentang Kepolisian Negara
sehingga diharapkan dapat Republik Indonesia.
menghindari penyimpangan tugas
dengan menolak segala bentuk
intervensi dari pihak lain.

6. DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alam, A.S, Kejahatan, Penjahat, dan


Sistem Pemidanaan, Lembaga
Kriminologi Universitas
Hasanuddin, 2002, Makassar.

Bonger, W.A., Pengantar Tentang


Kriminologi, Pembangunan
Ghalia Indonesia, 1992, Jakarta.

Lamintang, P.A.F, Delik-delik Khusus,


Kejahatan-kejahatan terhadap

126 PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG


DI KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA (POLDA-SU)
:Leonardo Lukito Simbolon 1) Jaminuddin Marbun 2) Maurice Rogers 3)

You might also like