You are on page 1of 15

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENGGELAPAN YANG

DILAKUKAN OLEH SALES BARANG ELEKTRONIK OLEH KEPOLISIAN


RESOR KOTA PEKANBARU

Oleh : Hotman Simanungkalit


Pembimbing 1 : Dr. Erdianto, SH.,MHum
Pembimbing 2 : Rahmad Hendra, SH.,M.Kn
Alamat : Jl. Letkol Hasan Basri, Nomor 19, Pekanbaru
Email : hotmansimanungkalit855@yahoo.co.id - Telepon : 082166719122

ABSTRACT

Crime is a social phenomenon that takes place as if endless, there are always new
criminal offenses that arise. One crime that began to flourish in the city of Pekanbaru is the
crime of embezzlement committed by the sales of electronic goods, where the mode is to darken
the electronic items that are under his authority without a prior criminal offense or embezzle
money from the sale of the goods. It therefore requires law enforcement against criminal acts
committed fraud by sales of electronic goods by Pekanbaru City Police. As for the purpose of
this thesis, namely: First, how law enforcement against criminal acts of fraud committed by the
sales of electronic goods by the resort city of Pekanbaru police; both barriers experienced
Pekanbaru City Police in law enforcement against criminal acts committed fraud by sales of
electronic goods; The third attempt was made in overcoming obstacles in law enforcement
against criminal acts committed fraud by sales of electronic goods by Pekanbaru City Police.
This type of research is classified into types of juridical sociological research. Because in
this study the authors directly conduct research in the studied locations in order to get a clear
and complete picture of the problem under study, the study was conducted in Pekanbaru City
Police. The data used is primary data, the data and the data sekubnder tertiary, data collection
techniques using interviews, questionnaires and literature study.
From the results of research and discussion authors to conclude that the First, law
enforcement against criminal acts committed fraud by sales of electronic goods by Pekanbaru
City Police have not run well; Second, barriers experienced in law enforcement against criminal
acts of embezzlement by sales of electronic goods by Pekanbaru City Police that a lack of
personnel, the distance factor or geographical circumstances, the witness was out of town,
limited funding and inadequate facilities; Third, the efforts made to overcome obstacles in law
enforcement against criminal acts committed fraud olehsales electronic goods by the City Police
Pekanbaru is the addition of personnel, in collaboration with relevant agencies, making the
summons and went to the location, to minimize funding and leverage existing infrastructure .
Suggestions, Pekanbaru City Police should be more synergy and improve quality, increase legal
counseling to entrepreneurs electronics, employers and the public should be more responsive
and concerned about education held by the police
Keywords: Law Enforcement-Darkening-Sales-Electronics

1
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
PENDAHULUAN Pada Pasal 372 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana menyatakan
A. Latar Belakang bahwa:
Dewasa ini masalah tindak pidana “Barangsiapa dengan sengaja dan
banyak dibicarakan orang dan terus melawan hukum mengaku
menjadi sorotan baik dari segi sebagai pemilik sendiri barang
pengaturan maupun penegakan sesuatu yang seluruhnya atau
hukumnya yang semuanya itu sebagian adalah kepunyaan orang
dimaksudkan untuk mencapai keadilan lain, tetapi yang ada didalam
yang sejati. Karena sangatlah sulit kekuasaanya bukan karena
untuk membayangkan adanya suatu kejahatan diancam karena
masyarakat tanpa keadilan dan hukum penggelapan dengan pidana
yang merupakan dasar dari kehidupan penjara paling lama empat tahun
manusia.1 Salah satu tujuan dari para atau denda paling banyak
pelaku tindak pidana adalah sembilan ratus rupiah”
memperoleh benda atau uang sebagai Tindak Pidana penggelapan yang
hasil kejahatan yang mereka inginkan. diatur dalam Pasal 374 KUHP di dalam
Tingginya kebutuhan hidup yang doktrin juga disebut sebagai suatu
semakin hari semakin berkembang dan gequalificeerde verduistering atau
semakin sulit untuk pemenuhannya sebagai suatu penggelapan denagn
membuat para pelaku tindak pidana kualifikasi, yakni tindak pidana dengan
terdorong untuk melakukan tindak unsur-unsur yang memberatkan.2
pidana untuk memperoleh uang dengan Unsur-unsur yang memberatkan
cepat meskipun tindakan mereka sebagaimana yang disebut diatas
tersebut bertentangan dengan nilai-nilai adalah, karena tindak pidana
yang ada dimasyarakat dan juga dengan penggelapan telah dilakukan atas benda
peraturan perundang-undangan yang yang berada pada pelaku:3
berlaku. 1) Karena hubungan kerja pribadinya;
Salah satu bentuk tindak pidana 2) Karena pekerjaanya; dan
yang sekarang ini sedang berkembang 3) Karena mendapat imbalan uang
adalah tindak pidana penggelapan yang
dilakukan oleh sales barang elektronik, Menurut data yang diperoleh dari
dimana tindak pidana ini juga mulai Polresta Pekanbaru, tindak pidana
berkembang di wilayah hukum penggelapan yang dilakukan oleh sales
kepolisian resor kota Pekanbaru. barang elektronik telah menunjukkan
Tindak pidana penggelapan yang perkembangna yang sangat signifikan
menimbulkan kerugian materiil diatur tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat
dalam ketentuan Kitab Undang-undang dalam tabel jumlah kasus penggelapan
Hukum Pidana pada Buku ke II bab yang dilakukan oleh sales barang
XXIV dimulai dari pasal 372 hingga elektronik yang terjadi di kota
pada pasal 377 Kitab Undang-undang Pekanbaru mulai dari tahun 2012
Hukum Pidana yang mengatur tentang sampai dengan oktober 2014. Namun
penggelapan dalam bentuk pokok yang dari kasus-kasus tersebut hanya sedikit
memuat unsur-unsur dari kejahatan atau yang dilimpahkan ke pengadilan atau
tindak pidana penggelapan tersebut. telah mencapai tahap P-21, di tahun

2
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang,Delik-
1
Niniek Suparni, Eksistensi pidana denda Delik Khusus: Kejahatan Terhadap Harta
dalam sistem pidana dan pemidanaan,Sinar Kekayaan,Sinar Grafika,Jakarta:2009,hlm.133.
3
Grafika,Jakarta:2007.hlm.1. Ibid. Hlm.134.
2
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
2014 misalnya hanya ada 5 kasus yang pidana Penggelapan yang
telah P-21 dari 26 kasus yang terjadi, dilakukan oleh sales barang
dari kenyataan ini bisa di lihat bahwa elektronik oleh Kepolisian Resor
penegakan hukum terhadap kasus Kota Pekanbaru.
seperti ini masih kurang. c. Untuk mengetahui upaya-upaya
Berdasarkan uraian diatas penulis yang dilakukan dalam mengatasi
tertarik untuk melihat lebih dekat lagi hambatan pelaksanaan penegakan
mengenai tindak pidana penggelapan hukum terhadap tindak pidana
yang dilakukan oleh sales barang Penggelapan yang dilakukan oleh
elektronik ini melalui penelitian dan sales barang elektronik oleh
pembahasan terhadap pokok masalah Kepolisian Resort Kota
yang diangkat dan hasilnya dituangkan Pekanbaru.
dalam bentuk tulisan yang diberi judul 2. Kegunaan Penelitian
“Penegakan Hukum Terhadap Tindak a. Penelitian ini diharapkan dari
Pidana Penggelapan Yang Dilakukan dapat memberikan sumbangan
Oleh Sales Barang Elektronik Oleh pemikiran atau pengetahuan bagi
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.’’ aparat penegak hukum, pihak
pembuat peraturan perundang-
B. Rumusan Masalah undangan atau lembaga lainnya
1. Bagaimanakah pelaksanaan yang bertugas pemberantasan
penegakan hukum terhadap tindak tindak pidana Penggelapan yang
pidana penggelapan yang dilakukan dilakukan oleh sales barang
oleh sales barang elektronik oleh elektronik di wilayah Kepolisian
kepolisian resor kota Pekanbaru? Resort Kota Pekanbaru;
2. Apa saja hambatan yang dialami b. Untuk ilmu yang penulis dapat
oleh kepolisian dalam rangka selama menjalani pendidikan di
penegakan hukum terhadap tindak Fakultas Hukum Universitas
pidana yang dilakukan oleh sales Riau;
barang elektronik oleh kepolisian c. Untuk memberikan sumbangan
resor kota Pekanbaru? pemikiran dan bacaan bagi
3. Apa saja upaya yang dilakukan oleh almamater;.
kepolisian guna mengatasi d. Sebagai sumbangan bagi
hambatan yang timbul dalam masyarakat luas, diharapkan
pelaksanaan penegakan hukum masyarakat mengetahui tentang
terhadap tindak pidana penggelapan bahaya tindak pidana
yang dilakukan oleh sales barang penggelapan yang dilakukan oleh
elektronik oleh kepolisian resort kota sales barang elektronik serta
Pekanbaru? modus operandi yang dilakukan
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian oleh pelaku tindak pidana
1. Tujuan Penelitian penggelapan yang dilakukan oleh
a. Untuk mengetahui bagaimana sales barang elektronik dengan
pelaksanaan penegakan hukum demikian masyarakat dapat
terhadap tindak pidana berperan lebih aktif dalam
Penggelapan yang dilakukan oleh mencegah tindak pidana tersebut.
sales barang elektronik oleh D. Kerangka Teori
Kepolisian Resor Kota 1. Teori Tindak pidana
Pekanbaru. Dalam bahasa Belanda,
b. Untuk mengetahui hambatan- Straafbaarfeit terdapat dua unsur
hambatan dalam pelaksanaan pembentuk kata, yaitu Straafbaar dan
penegakan hukum terhadap tindak feit. Perkataan feit dalam bahasa
3
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
Belanda diartikan sebagian dari suatu aturan hukum, larangan yang
kenyataan, sedangkan straafbaar berarti mana disertai ancaman (sanksi)
dapat dihukum, sehingga straafbaarfeit berupa pidana tertentu bagi mereka
berarti sebagian dari kenyataan yang yang melanggar aturan tersebut.8
dapat dihukum.4 Unsur –unsur tindak pidana
a) Menurut Prof. Simons bahwa tindak dapat dibedakan dari dua sudut
pidana (Straffbar feit) sebagai suatu pandang yaitu sudut pandang teoritis
tindakan melanggar hukum yang yakni berdasarkan pendapat para ahli
telah dilakukan dengan sengaja hukum dan sudut pandang Undang-
ataupun tidak dengan sengaja oleh undang menerangkan bagaimana
seseorang yang dapat kenyataan tindak pidana itu
dipertanggungjawabkan atas dirumuskan menjadi tindak pidana
tindakannya dan yang oleh undang- tertentu dalam pasal-pasal peraturan
undang telah dinyatakan sebagai per undang-undangan yang ada.9
tindakan yang dapat dihukum.5 1. Unsur tindak pidana dari sudut
Simons juga menerangkan bahwa teoritis
straffbaar f\eit adalah kelakuan yang 1) Menurut pendapat Moeljatno
diancam dengan pidana, bersifat unsur-unsur tindak pidana
melawan hukum, berhubungan adalah:
dengan kesalahan dan dilakukan oleh a) Perbuatan tersebut harus
orang yang mampu untuk merupakan perbuatan
bertanggungjawab. manusia.
b) Menurut Van Hamel, defenisi tindak b) Perbuatan harus dilarang
pidana (straffbaar feit) adalah dan diancam dengan
kelakuan orang (menselijke ketentuan pidana;
gedraging) yang dirumuskan dalam c) Perbuatan tersebut
wet, bersifat melawan hukum, patut bertentangan dengan undang-
dipidana (Strafwaardig) dan undang (melawan hukum)
6
dilakukan dengan kesalahan. a. Harus dilakukan oleh
c) Menurut Pompe, perkataan orang yang
straffbaar feit secara teoritis bertanggungjawab
dirumuskan sebagai suatu b. Perbuatan tersebut harus
pelanggaran norma atau gangguan dapat dipersalahkan
terhadap tertib hukum yang dengan kepada si pembuat.10
sengaja atau tidak sengaja telah 2) Menurut R.Tresna unsur-unsur
dilakukan oleh seorang pelaku, tindak pidana ialah
dimana penjatuhan hukuman a. Perbuatan/rangkaian
terhadap pelaku itu adalah penting perbuatan (manusia);
demi terpeliharanya tertib hukum b. Yang bertentangan
dan terjaminnya kepentingan dengan peraturan per
umum.7 Undang-Undangan;
d) Menurut Moeljatno, straffbaar feit c. Diadakan tindakan
adalah perbuatan yang dilarang oleh penghukuman.11

4 8
P.A.F Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pipin Syarifin, Hukum Pidana di Indonesia,
Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 52.
9
Bandung, 1997, hlm. 181. Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana,
5
Ibid, hlm. 185. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,
6
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, hlm. 79.
10
PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 61. Erdianto, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Alaf
7
P.A.F Lamintang, Op.Cit, hlm. 182. Riau, Pekanbaru, 2010, hlm. 54.
4
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
2.Unsur-unsur tindak pidana dari menjunjung hukum dan pemerintahan
sudut pandang Undang-Undang itu dengan tidak ada kecualinya.13
Dari sudut pandang Undang- Hakikat keadilan dan hukum dapat
Undang terdapat dua unsur tindak dialami oleh ahli hukum maupun orang
pidana yakni:12 awam sendiri,yang berarti bahwa
1) Unsur Subjektif: didalam pergaulan hidup mayarakat
a. Kesengajaan atau kelalaian ( akan selalu terkait pada masalah
dolus atau culpa); keadilan dan hukum,dengan kata lain
b. Maksud atau voornemen dari bahwa keadilan ddan hukum tidak dapat
suatu percobaan atau poging dilepaskan dari interaksi kehidupan
seperti yang dimaksud dalam manusia itu sendiri.14
Pasal 53 ayat (1) KUHP; Problem penegakan hukum di
c. Macam-macam maksud atau Indonesia masih sering ditandai
oogmerk seperti yang dengan ketidakpuasan subjek hukum
terdapat dalam kejahatan- ketika hukum itu sedang
kejahatan pencurian, dioperasionalkan pada tahap awal
penipuan, pemerasan, sampai dengan tahap finalisasi
pemalsuan, dan lain-lain; hukum itu sendiri. Karena
d. Merencanakan terlebih permasalahan penegakan hukum di
dahulu atau voorbedachte Indonesia masih sangat kental
raad, seperti yang terdapat di dengan warna bahwa penegakan
dalam kejahatan hukum itu baru berada dan berhenti
pembunuhan menurut pasal pada pada penegakan peraturan
340 KUHP; perundang-undangan belaka atau
e. Perasaan takut atau vress berhenti pada pintu masuk peraturan
seperti yang terdapat dalam hukum tanpa mau masuk lebih lebih
rumusan tindak pidana dalam lagi kedalam dunia hukum
menurut pasal 308 KUHP. yang sebenarnya.15
2) Unsur Objektif Berdasarkan hal tersebut
a. Sifat melawan hukum atau menurut Soerjono Soekanto
wederrechtelijkheid; menyatakan bahwa masalah
b. Kualitas dari si pelaku, penegakan hukum sebenarnya
c. Kausalitas, yaitu hubungan terletak pada faktor-faktor yang
antara satu tindakan sebagai mungkin mempengaruhinya. Faktor-
penyebab dengan suatu faktor pendukung pelaksanaan
kenyataan sebagai akibat. keadilan tersebut adalah sebagai
2. Teori penegakan hukum berikut:
Terselenggaranya negara hukum a) Faktor hukumnya sendiri;
sesuai dengan Undang-Undang Dasar b) Faktor penegakan hukum, yakni
1945 tersebut maka sangat diperlukan pihak-pihak yang membentuk
suatu peraturan perundang-undangan maupun menetapkan hukum;
yang mampu mengayomi semua c) Faktor sarana atau fasilitas yang
kalangan masyarakat dan harus mendukung penegakan hukum;
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
serta dapat menjamin setiap warga
negara bersamaan kedudukannya dalam 13
AL.Wisnubroto dan G.Widiatarna,
hukum dan pemerintahan dan wajib Pembaharuan Hukum Acara Pidana, PT.Citra
Aditya Bakti,Bandung:2005,hlm.1.
14
Niniek Suparni,Loc.cit.
11 15
Ibid.hlm. 80. Hartono, Penyidikan & Penegakan Hukum
12
P.A.F Lamintang, Op.Cit, hlm. 194. Pidana, Sinar Grafika, Jakarta: 2010, hlm.15.
5
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
d) Faktor masyarakat, yaitu penulis melakukan penelitian di
lingkungan dimana hukum lokasi tersebut adalah karena di
tersebut berlaku atau diterapkan; wilayah hukum ini maraknya terjadi
dan pemalsuan surat tanah yang
e) Faktor kebudayaan, yakni sebagai dilakukan oleh bebrapa masyarakat.
hasil karya, cipta, dan rasa yang 3. Populasi
didasarkan pada karsa manusia Adapun yang dijadikan populasi
didalam pergaulan hidup. dalam penelitian ini adalah sebagai
Kelima faktor tersebut saling berikut:
berkaitan karena merupakan esensi a. Kasat Reskrim Polisi Resor Kota
dari penegakan hukum, juga Pekanbaru;
merupakan tolak ukur daripada b. Kanit Idik II polisi Resor Kota
efektifitas penegakan hukum.16 Pekanbaru;
Seperti yang dikemukakan oleh c. Korban
Soerjono Soekanto bahwa salah satu 4. Sumber Data
faktor penegakan hukum adalah Berdasarkan metode penelitian
faktor aparat hukumnya, dimana sosiologis maka alat pengumpulan
aparat penegak hukum itu terdiri dari data dalam penelitian adalah :
Lembaga Kepolisian Republik a. Data Primer
Indonesia, Kejaksaan, Pengadilan, Data primer adalah data yang
dan juga lembaga permasyarakatan diperoleh langsung oleh peneliti
yang dikenal sebagai Sistem dengan mengumpulkan data,
Peradilan Pidana ( SPP). instrument penelitian dengan
wawancara dan kuisioner dengan
E. Metode Penelitian para pihak yang ada hubungannya
1. Jenis Penelitian dengan permasalahan yang
Penelitian ini adalah penelitian penulis teliti.
hukum sosiologis yaitu penelitian b. Data Sekunder
yang hendak melihat antara kolerasi Data sekunder adalah data yang
anatar hukum dan masyarakat, diperoleh peneliti dari berbagai
sehingga mampu mengungkapkan studi kepustakaan serta peraturan
efektifitas berlakunya hukum dalam Perundang-Undangan, buku-buku
masyarakat dan mengidentifikasi literatur serta pendapat para ahli
hukum yang tidak tertulis yang yang berkaitan dengan
berlaku pada masyarakat, jadi pada permasalahan penelitian ini, yang
penelitian sosiologi ini yang diteliti terdiri dari:
pada awalnya ialah data sekunder 1) Bahan Hukum Primer
yang kemudian dilanjutkan dengan Yaitu bahan yang bersumber
penelitian terhadap data primer dari penelitian kepustakaan
dilapangan atau terhadap yang di peroleh dari Kitab
masyarakat.17 Undang-Undang Hukum
2. Lokasi Penelitian Pidana (KUHP), Kitab
Lokasi penelitian yang penulis ambil Undang-Undang Acara Pidana
adalah di wilayah hukum Polisi (KUHAP), Undang-Undang
Resor Kota Pekanbaru. Alasan antara lain Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2004
Tentang Kejaksaan Republik
16
Soerjono Soekanto,Op.cit .hlm.8. Indonesia.
17
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
2) Bahan Hukum Sekunder
Hukum, Universitas Indonesia(UI-Press), Jakarta,
1942, hlm. 52
6
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
Yaitu buku-buku yang Kepolisian Resor Kota
berkaitan dengan Pekanbaru
permasalahan hukum yang Penegakan hukum dalam hukum
akan penulis teliti. pidana sebagaimana dikemukakan oleh
3) Bahan Hukum Tertier Soerjono Soekanto adalah kegiatan
Yaitu bahan hukum yang menyerasikan hubungan nilai-nilai yang
memberikan petunjuk terhadap terjabarkan didalam kaidah-kaidah yang
bahan hukum primer dan mantab dan mengejewatahkan dan
sekunder, misalnya kamus, sikap tindak sebagai rangkaian
ensiklopedia, indeks komulatif penjabaran nilai tahap akhir, untuk
dan lainnya. menciptakan, memelihara, dan
5) Teknik Pengumpulan Data mempertahankan kedamaian pergaulan
a. Wawancara hidup.18
Yaitu pengumpulan data yang Berdasarkan wawancara dengan
dilakukan penelitian dengan Kanit Reskrim Kepolisian Resor Kota
cara memberikan pertanyaan Pekanbaru Bapak Hariwiyawan Harun,
kepada responden dalam tindakan atau penanganan yang telah di
penelitian ini dengan Kasat lakukan oleh jajaran kepolisian resor
Reskrim Polisi Resor Kota kota pekanbaru dalam menanggulangi
Pekanbaru, tim Penyidik tindak pidana penggelapan yang di
Kepolisian Resor Kota lakukan oleh sales barang elektonik,
Pekanbaru dan korban. yaitu:19
b. Kuisioner 1) Tindakan Preventif
Alat riset atau survei yang Tindakan yang di lakukan oleh
terdiri atas serangkaian kepolisian resor kota pekanbaru
pertanyaan tertulis, bertujuan secara preventif merupakan upaya
untuk mendapatkan tanggapan yang di lakukan sebelum terjadinnya
dari responden terpilih melalui tindak pidana guna terciptannya
daftar pertanyaan keamanan dan kenyamanan dalam
c. Kajian Kepustakaan kehidupan bermasyarakat yaitu
Yaitu penulis mengambil berupa penyuluhan hukum kepada
kutipan dari buku bacaan, masyarakat. Penyuluhan hukum
literatur, atau buku pendukung tersebut di lakukan guna
yang memiliki kaitan dengan memberikan informasi kepada
permasalahan yang akan masyarakat tentang modus dari
diteliti. tindak pidana penggelapan yang di
6) Analisis Data lakukan oleh sales barang elektronik
Data yang diperoleh baik dari hasil sehingga masyarakat dapat lebih
wawancara, kuisioner, dan studi berhati-hati supaya tidak menjadi
kepustakaan akan dianalisis dengan korban.
metode kualitatif. Selain melakukan penyuluhan
hukum kepada masyarakat
kepolisian juga menghimbau kepada
HASIL PENELITIAN DAN para pengusaha barang elektronik di
PEMBAHASAN
18
Soerjono Soekanto, Loc.Cit, hlm. 5.
A. Penegakan Hukum Terhadap 19
Wawancara dengan Bapak Kompol
Tindak Pidana Penggelapan Hariwiyawan Harun, SIK, MIK Kasat Reskrim
yang di Lakukan Oleh Sales Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Hari Senin 12
Barang Elektronik Oleh Januari 2015, Bertempat di Kepolisian Resor Kota
Pekanbaru.
7
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
kota Pekanbaru untuk lebih berhati- Indonesia Nomor 14 Tahun 2012
hati dan lebih selektif dalam Tentang Manajemen Penyelidikan
merekrut salesman ataupun salesgirl Tindak Pidana yaitu sebagai
supaya kejadiaan tersebut tidak berikut :
terjadi lagi. 1. Pengamatan (Observasi), yaitu
2) Tindakan Represif melakukan pengawasan
Meskipun kepolisian telah terhadap objek, tempat, dan
melakukan tindakan pencegahan, di lingkungan untuk
perlukan tindakan represif guna mendapatkan informasi-
memulihkan kembali keadaan yang informasi yang di butuhkan
terganggu sebagai akibat dari adanya dan untuk mendapatkan
suatu tindak pidana penggelapan kejelasan atau melengkapi
yang di lakukan oleh sales barang informasi yang sudah ada
elektronik. Berdasarkan wawancara berdasarkan pengetahuan dan
dengan Bapak Iptu Andhi gagasan yang telah di ketahui
Kurniawan selaku Kanit Idik II sebelumnya.
Polresta Pekanbaru bahwa 2. Wawancara (interview), yaitu
penanganan yang di lakukan secara mendapatkan keterangan dari
represif berupa:20 pihak-pihak tertentu melalui
a) Melakukan penyelidikan teknih wawancara baik secara
Sebagaimana yang diatur tertutup maupun terbuka, dan
dalam Pasal 102 s/d Pasal 105 mendapatkan kejelasan tindak
KUHAP, penyelidikan di lakukan pidana yang terjadi dengan
untuk mencari informasi tentang cara mencari jawaban atas
suatu peristiwa dalam hal ini pertanyaan, siapa, apa, dimana,
tindak pidana penggelapan. kapan, bagaimana .
Penyelidik yang mengetahui, 3. Pembuntutan (surveillance),
menerima laporan atau pengaduan yaitu mengikuti seseorang
akan terjadinya suatu peristiwa yang di duga sebagai pelaku
yang di duga atau patut di duga tindak pidana atau orang lain
merupakan perbuatan pidana yang dapat mengarahkan
wajib segera melakukan tindakan kepada pelaku tindak pidana,
penyelidikan yang di perlukan. mencari tahu aktivitas,
Terhadap segala tindakan tersebut kebiasaan, lingkungan, atau
penyelidik wajib membuat berita jaringan pelaku tindak pidana.
acara dan melaporkannya kepada 4. Pelacakan (tracking), yaitu
penyidik daerah hukum tersebut, mencari dengan mengikuti
dalam melaksanakan tugas keberadaan pelaku tindak
penyelidikan,penyidik wajib pidana dengan menggunakan
menunjukkan tanda pengenalnya. tehnologi informasi,
Tindakan penyelidikan yang melakukan kerjasama dengan
di lakukan oleh kepolisian resor interpol,
kota Pekanbaru berpedoman kementerian/lembaga/badan/in
kepada Pasal 24 Peraturan stansi terkait dan melakukan
Kepolisian Negara Republik pelacakan aliran dana yang di
duga hasil kejahatan.
20
Wawancara dengan Bapak Kompol Berdasarkan wawancara
Hariwiyawan Harun, SIK, MIK Kasat Reskrim dengan bapak Andhi Kurniawan
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Hari Senin 12 selaku Kanit Idik II polresta kota
Januari 2015, Bertempat di Kepolisian Resor Kota
Pekanbaru. Pekanbaru, menyatakan bahwa
8
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
setelah mendapatkan laporan atau sangkakan kepadanya serta
aduan akan adannya suatu tindak tempat tersangka diperiksa..
pidana penggelapan yang di lakukan d) Penahanan
oleh sales barang elektronik pihak Penahanan tersangka di
kepolisian resor kota pekanbaru lakukan untuk kepentingan
langsung melakukan penyelidikan penyidikan, penyidik, atau
terhadap tindak pidana penggelapan penyidik pembantu atas perintah
tersebut dengan melakukan penyidik yang berwenang
pengamatan, wawancara saksi, melakukan penahanan. Penahan
pelacakan pelaku dan barang tersangka atau terdakwa di
buktinya.21 lakukan karena kekwatiran bahwa
b) Melakukan Penyidikan tersangka atau terdakwa akan
Sesuai dengan Pasal 106 s/d melarikan diri, merusak atau
Pasal 136 KUHAP, penyidik yang menghilangkan barang bukti
mengetahui, menerima laporan dan/atau mengulangi tindak
atau pengaduan tentang terjadinya pidana.
suatu peristiwa yang patut di duga e) Penyitaan
merupakan tindak pidana wajib Sebagaimana diatur dalam
segera melakukan tindakan Pasal 38 s/d Pasal 48 KUHAP,
penyidikan yang di perlukan penyitaan hanya dapat di lakukan
Penyidikan pada intinya oleh penyidik dengan surat izin
adalah tindakan yang di lakukan Ketua Pengadilan Negeri
oleh penyidik guna menemukan setempat. Berdasarkan ketentuan
atau mengumpulkan dua alat peraturan perundang-undangan
bukti yang cukup dari lima alat yang dapat di kenakan penyitaan
bukti sebagaimana diatur dalam adalah :
Pasal 184 Kitab Undang-Undang a. Benda atau tagihan tersangka
Hukum Pidana. atau terdakwa yang seluruh
c) Penangkapan atau sebagian di duga
Pelaksanaan penangkapan diperoleh dari tindak pidana
terhadap seseorang yang diduga atau sebagai hasil dari tindak
atau di sangkakan melakukan pidana;
tindak pidana dilakukan oleh b. Benda yang telah di
kepolisian sesuai dengan tata cara pergunakan secara langsung
yang diatur dalam peraturan untuk melakukan tindak pidana
perundang-undangan seperti yang dan/atau untuk
diatur dalam Pasal 16 s/d Pasal 19 mempersiapkannya;
KUHAP dengan memperlihatkan c. Benda yang di pergunakan
surat tugas serta memberikan untuk menghalang-halangi
surat penangkapan kepada penyidikan tindak pidana;
tersangka. Dalam surat perintah d. Benda yang khusus dibuat atau
penangkapan disebutkan alasan di peruntukkan melakukan
penangkapan serta uraian singkat tindak pidana;
perkara tindak pidana yang di e. Benda lain yang mempunyai
hubungan langsung dengan
tindak pidana yang di lakukan;
f. Benda yang berada dalam
21
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi sitaan karena perkara perdata
Kurniawan Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota atau pailit dapat disita untuk
Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat
di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. kepentingan penyidikan,
9
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
penuntutan dan mengadili 1. Faktor Kurangnya Jumlah
perkara pidana. Anggota Penyidik Di Kepolisian
f) Penyerahan Berkas Perkara Resor Kota Pekanbaru
Tahap akhir dari semua Idealnya dalam setiap kasus
proses pemeriksaan penyidikan tindak pidana di tangani oleh 2
adalah mempersiapkan hasil orang tim penyidik atau
penyidikan sebagai berkas setidaknya dalam kasus
perkara yang akan di limpahkan penyelidikan tindak pidana
kepada penuntut umum yang penggelapan yang di lakukan oleh
berwenang untuk membuat sales barang elektronik di kota
dakwaan dan melakukan Pekanbaru jumlah penyidiknya
penuntutan terhadap pelaku sama dengan jumlah kasus yang
pidana, proses penyerahan berkas terjadi. Jika kita melihat dalam
perkara kepada penuntut umum kurun waktu tahun 2012-2014
terdapat 5 terdakwa dalam kurun jumlah kasus yang terjadi pada
waktu 2012-2014, semua tahun 2012 berjumlah 14 kasus,
tersangka telah di terima tahun 2013 terdapat 19 kasus dan
berkasnya dan telah dilimpahkan tahun 2014 terdapat 26 kasus.
ke muka pengadilan dan penuntut Sedangkan jumlah penyidik yang
umum menuntut tersangka di miliki hanya berjumlah 6
tersebut dengan tuntutan lima orang, data tersebut menunjukkan
tahun penjara sesuai dengan bahwa jumlah penyidik tidak
ketetuan Pasal 374 KUHP seimbang dengan kasus yang
penggelapan dengan terjadi.
pemberatan.22
B. Hambatan Yang Dialami 2. Faktor jarak atau keadaan
Kepolisian Dalam Rangka geografis
Penegakan Hukum Terhadap Pekanbaru merupakan
Tindak Pidana Penggelapan Yang wilayah ibukota provinsi Riau
Di Lakukan Oleh Sales Barang yang berbatasan langsung dengan
Elektronik Oleh Kepolisian Resor kabupaten atau kota-kota lain di
Kota Pekanbaru. provinsi Riau seperti kabupaten
Berdasarkan wawancara Siak, Pelalawan, Kampar. Selain
penulis dengan Bapak Andhi berbatasan langsung dengan kota
Kurniawan hambatan-hambatan dan kabupaten yang lainnya, kota
yang dialami oleh kepolisian resor Pekanbaru juga berada di lintas
kota Pekanbaru dalam jalur transportasi, hal ini
melaksanakan penegakan hukum menyebabkan mudahnya para
terhadap tindak pidana tersangka pelaku tindak pidana
penggelapan yang di lakukan oleh penggelapan yang di lakukan oleh
sales barang elektronik di kota sales barang elektronik melarikan
Pekanbaru adalah sebagai berikut diri ke luar kota Pekanbaru yang
:23 menyulitkan aparat kepolisian
resor kota Pekanbaru dalam
22
melakukan penyelidikan,
Wawancara dengan Bapak Kompol
Hariwiyawan Harun, SIK,MIK Kasat Reskrim
pengejaran serta penangkapan
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Hari Senin 12 terhadap pelaku, terutama pelaku
Januari 2015, Bertempat di Kepolisian Resor Kota
Pekanbaru. Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat
23
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.
Kurniawan Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota
10
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
yang melarikan diri ke luar dari Elektronik Oleh Kepolisian Resor
wilayah provinsi Riau. Kota Pekanbaru.
3. Saksi Berada di Luar Kota 1. Penambahan Personil
Wilayah kerja sales yang Berdasarkan uraian tentang
tidak hanya di Pekanbaru, tetapi hambatan yang di temui oleh
juga di kota-kota atau kabupaten kepolisian resor kota Pekanbaru,
lain di provinsi Riau maka menurut Bapak Iptu Andhi
menyebabkan aparat kepolisian Kurniawan perlu penambahan
resor kota pekanbaru kesulitan personil di setiap unit Idik di
untuk memanggil saksi-saksi dari kepolisian resor kota Pekanbaru
luar kota, pihak kepolisian tidak dari 6 orang personil menjadi
bisa mengembangkan setidaknya 15-20 personil di
penyelidikan dan penyidikan setiap unit sehingga memudahkan
karena saksi-saksi berada jauh di dalam penanganan tindak pidana
luar kota Pekanbaru.24 penggelapan yang di lakukan oleh
4. Dana Yang Terbatas Dan Sarana sales barang elektronik di kota
Dan Prasarana Yang Kurang Pekanbaru.26
Memadai 2. Bekerjasama dengan Instansi-
Penegakan hukum terhadap Instansi Terkait
tindak pidana penggelapan Menurut hasil wawancara
memerlukan dana yang cukup penulis dengan Bapak Iptu Andhi
besar, hal ini di karenakan banyak Kurniawan, selaku Kanit Idik II
kasus penggelapan yang di Polresta Kota Pekanbaru, dalam
lakukan oleh sales barang melakukan penyelidikan dan
elektronik terjadi di luar kota pengintaian atau bahkan
Pekanbaru, sehingga dalam pengejaran terhadap pelaku tindak
penanganannya memerlukan dana pidana penggelapan yang di
yang cukup banyak. Terlebih lakukan oleh sales barang
untuk memanggil para saksi yang elektronik, pihak kepolisian resor
berada di luar kota pekanbaru dan kota Pekanbaru mengadakan
juga para pelaku yang kerjasama dengan seluruh
kebanyakan sudah tidak berada di kepolisian sektor yang ada di kota
kota Pekanbaru.25 Pekanbaru dan juga dengan
seluruh kepolisian resor yang ada
C. Upaya Yang Di Lakukan Guna di wilayah provinsi Riau. Dan jika
Mengatasi Hambatan Dalam pelaku diduga atau di ketahui
Penegakan Hukum Terhadap berada di luar daerah provinsi
Tindak Pidana Penggelapan Yang Riau maka kepolisian resor kota
Di Lakukan Oleh Sales Barang Pekanbaru akan menjalin
kerjasama dengan kepolisian
setempat.27
24
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi
26
Kurniawan Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi
Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat Kurniawan Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota
di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat
di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.
27
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi
25
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi Kurniawan, Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota
Kurniawan Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat
Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.
di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru.
11
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
3. Berusaha Membuat Surat PENUTUP
Panggilan dan Mendatangi Lokasi
Berdasarkan wawancara A. Kesimpulan
dengan bapak Iptu Andhi 1. Penegakan hukum terhadap tindak
Kurniawan mengatakan bahwa pidana penggelapan yang di lakukan
kepolisian resor kota Pekanbaru oleh sales barang elektronik oleh
dalam melakukan penyelidikan kepolisian resor kota Pekanbaru
dan penyidikan selalu sudah di laksanakan meskipun belum
mendengarkan keterangan saksi bisa berjalan dengan maksimal,
karena saksi merupakan salah satu langkah pertama yang di lakukan
alat bukti yang sah seperti yang di oleh kepolisian resor kota Pekanbaru
atur dalam Pasal 184 KUHP, oleh adalah tindakan pencegahan
sebab itu kepolisian resor kota (preventif) yang di lakukan melalui
Pekanbaru selalu berusaha penyuluhan-penyuluhan hukum
membuat surat panggilan bagi terhadap masyarakat terutama
para saksi yang berada di luar kepada pengusaha barang elektronik
kota Pekanbaru.28 di kota Pekanbaru, dan langkah
4. Meminimalisir Dana yang Di kedua adalah tindakan represif yang
Anggap Tidak Terlalu Penting dilakukan prosedur dan ketentuan
dan Mendayagunakan Sarana dan yang telah ada dalam peraturan
Prasarana yang Ada. perundang-undangan.
Kendala dana menjadi hal 2. Dalam penegakan hukum terhadap
yang klasik dalam penegakan tindak pidana yang di lakukan oleh
hukum yang di alami oleh sales barang elektronik, kepolisian
kepolisian resor kota Pekanbaru, resor kota Pekanbaru mengalami
maka untuk tetap menjaga citra hambatan-hambatan yang membuat
dan wibawa sebagai garda proses penegakan hukum terhadap
terdepan dalam penegakan hukum tindak pidana penggelapan yang di
maka kepolisian mengupayakan lakukan oleh sales barang elektronik
tindakan-tindakan yang efektif tersebut tidak berjalan dengan
dan efisien. Tak terkecuali dalam maksimal. Hambatan tersebut terbagi
tindak pidana penggelapan yang menjadi dua bagian yaitu faktor
di lakukan oleh sales barang internal berupa kurangnya personil
elektronik di kota Pekanbaru, penyidik dan penyidik pembantu di
maka sebelum pencairan dana kepolisian resor kota Pekanbaru,
operasional, maka pengeluaran- kurangnya dana dan sarana dan
pengeluaran akan di cek secara prasarana yang kurang memadai,
selektif supaya dana yang di sedangkan faktor lainnya adalah
gunakan memang benar-benar faktor eksternal meliputi keadaan
bermanfaat.29 geografis/jarak kota Pekanbaru dan
saksi yang berada di luar kota
Pekanbaru.
3. Upaya yang di lakukan oleh
28 kepolisian resor kota Pekanbaru
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi
Kurniawan, Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota dalam mengatasi hambatan yang
Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat timbul dalam menangani tindak
di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. pidana penggelapan yang di lakukan
29
Wawancara dengan Bapak Iptu Andhi oleh sales barang elektronik adalah
Kurniawan, Kanit Idik II Kepolisian Resor Kota menambah personil di kepolisian
Pekanbaru, Hari Kamis 15 Januari 2015, Bertempat
di Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. resor kota Pekanbaru, menjalin
12
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
kerjasama dengan instansi-instansi tinggi di antara para pekerja
terkait dalam melakukan pengejaran sehingga lebih terjamin
atau penangkapan tersangka atau integritasnya. Dan kepada
pelaku, berusaha membuat surat masyarakat supaya lebih tanggap
panggilan dan mendatangi lokasi dan lebih peduli terhadap
guna melengkapi data dan berkas penyuluhan-penyuluhan hukum
yang di perlukan oleh pihak yang di lakukan oleh kepolisian
kepolisian resor kota pekanbaru dan resor kota Pekanbaru.
juga meminimalisir pengeluaran
yang kurang bermanfaat dan DAFTAR PUSTAKA
mendayagunakan sarana dan
prasarana yang tersedia. A.Buku
B. Saran Ali, Zainudin, 2007, Sosiologi Hukum,
1. Sebagai garda terdepan dalam
Sinar Grafika, Jakarta.
penegakan hukum di Indonesia
Chazawi, Adami, 2007, Pelajaran
maka kepolisian harus lebih
Hukum Pidana, PT.Raja
bersinergi dan meningkatkan
Grafindo Persada,
kualitas dalam menangani setiap
Jakarta.
tindak pidana yang ada, dan
Effendi, Erdianto, 2011, Hukum Pidana
kepolisian harus tegas dan
Indonesia Suatu Pengantar,
bergerak cepat dalam
PT.Refika Aditama, Bandung.
menanggulangi dan menindak
, 2010, Pokok-Pokok
para pelaku tindak pidana
Hukum Pidana, Alaf Riau,
penggelapan yang di lakukan oleh
Pekanbaru.
sales barang elektronik di kota
Faisal, Moch Salam, 2001, Hukum
Pekanbaru baik melalui tindakan
Acara Pidana Dalam Teori dan
preventif maupun tindakan
Praktek, Mandar Maju,
represif.
Bandung.
2. Kepolisian resor kota Pekanbaru
Hamdan, M, 1996, Politik Pidana, Raja
harus lebih meningkatkan
Grafindo Persada, Jakarta.
penyuluhan-penyuluhan hukum
Hartono, 2010, Penyidikan&Penegakan
terutama kepada para pengusaha
Hukum Pidana, Sinar Grafika,
barang elektronik sebagai pihak
Jakarta.
yang di rugikan akibat tindak
Lamintang, P.A.F, 1997, Dasar-Dasar
pidana penggelapan yang di
Hukum Pidana Indonesia,
lakukan oleh sales barang
PT.Citra Aditya Bakti,
elektronik tersebut, supaya para
Bandung.
pengusaha dan masyarakat dapat
Lamintang, P.A.F dan Theo Lamintang,
mengetahui modus-modus
2009, Delik-Delik Khusus:
operandi yang di lakukan oleh
Kejahatan Terhadap Harta
pelaku tindak pidana penggelapan
Kekayaan, Sinar Grafika,
yang di lakukan oleh sales barang
Jakarta.
elektronik.
Ishaq, 2012, Pendidikan Keadvokatan,
3. Bagi para pengusaha supaya lebih
Sinar Grafika, Jakarta.
selektif dalam memilih salesman
Lopa, Baharudin, 2001, Kejahatan
maupun salesgirl yang hendak di
Korupsi dan Penegakan Hukum,
percayakan menjual produk-
PT. Kompas Media Nusantara,
produk mereka, memilih salesman
Jakarta.
atau salesgirl secara selektif akan
menjadikan daya saing yang
13
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
Manan, Bagir, 1992, Dasar-Dasar Syarifin, Pipin, 2000, Hukum Pidana di
Perundang-Undangan Indonesia, Pustaka Setia,
Indonesia, Ind-Hill.co, Jakarta. Bandung.
Marpaung, Leden, 2005, Asas Teori Wisnubroto, AL dan G. Widiatarna,
Praktek Hukum Pidana, Sinar 2005, Pembaharuan Hukum
Grafika, Jakarta. Acara Pidana, PT. Citra
Mertokusumo, Sudikno, 1999, Aditya Bakti, Bandung.
Mengenai Hukum Suatu
Pengantar, Liberty, Yogyakarta. B. Jurnal/Kamus/Makalah
Moeljatno, 2009, Asas-Asas Hukum
Pidana, PT.Rineka Cipta, Kusnu Goesniadhie S, 2010,
Jakarta. “Perspektif Moral Penegakan
Muhammad, Abdulkadir, 2006, Etika Hukum yang Baik” Jurnal
Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Hukum ius quia iustum,
Bakti, Bandung. Fakultas Hukum Universitas
Nawawi, Barda Arief, 2010, Masalah Islam Indonesia, Vol.17, No 2
Penegakan Hukum dan April.
Kebijakan Hukum Pidana dalam Rahmad Hendra, 2012 „‟Tanggungjawab
Notaris Terhadap Akta Otentik
Penanggulangan Kejahatan,
Yang Penghadapnya
Kencana Prenada Media, Mempergunakan Identitas Palsu‟‟
Jakarta. Jurnal Ilmu Hukum Fakultas
, 2005, Beberapa Hukum Universitas Riau, Vol.2,
Aspek Kebijakan Penegakan dan No.2 Februari.
Pengembangan Hukum Pidana,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung. Tim Redaksi, 2008, Kamus Besar
Prodjodikoro, Wirjono, 2003, Tindak- Bahasa Indonesia, Gramedia
Tindak Pidana Tertentu di Pustaka Utama, Jakarta.
Indonesia, Refika Aditama, C. Peraturan Perundang-undangan
Bandung.
Soekanto, Soerjono, 2011, Faktor- Undang-Undang Dasar Republik
Faktor yang Mempengaruhi Indonesia Tahun 1945
Penegakan Hukum, PT.Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
________________, 2012, Pokok- tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pokok Sosiologi Hukum, PT.Raja Pidana, Lembaran Negara Republik
Grafindo Persada, Jakarta Indonesia Tahun 1976 Nomor 26,
Sudrajadb, M.Bassar, 1986, Tindak- Tambahan Lembaran Negara Republik
Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia Nomor 3080
dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, Ramadja Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
Karya, Bandung. tentang Kepolisian Negara Republik
Sugono, Bambang, 2005, Metode Indonesia, Lembaran Negara Republik
Penelitian Hukum, Raja Indonesia Tahun 2002 Nomor ,
Grafindo Persada, Jakarta. Tambahan Lembaran Negara Republik
Suparni, Niniek, 2007, Eksistensi Indonesia Nomor 4168
Pidana Denda dalam Sistem
Pidana dan Pemidanaan, Sinar Peraturan Kepolisian Negara Republik
Grafika, Jakarta. Indonesia Nomor 14 Tahun 2012
tentang Manajemen Penyelidikan
Tindak Pidana
14
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.
D. Website http://id.wikipedia.org/wiki/Elektronik ,
diakses Kamis,24 0ktober 2014
http://executivemarketingclub.blogspot.
com/p/perbedaan-sales-dan- http://herybastyani.blogspot.com/2013/
marketing.html , diakses kamis,24 06/analisis-kasus-penggelapan.html
oktober 2014. diakses rabu, 17 desember 2014.

15
JOM Fakultas Hukum Volume II Nomor II Oktober 2015.

You might also like