You are on page 1of 22

Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol.

2 (1), Mei 2018 :263-284

KAJIAN HASIL PENELITIAN HUKUM


JURNAL MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JANABADRA
Journal homepage:
http://e-journal.janabadra.ac.id/index.php/JMIH

PERLINDUNGAN HUKUM YANG DILAKUKAN POLRI TERHADAP KORBAN


JUAL BELI ONLINE DI WILAYAH POLDA DIY

Sumalugi1, Muhammad Hatta2, Hartanti3

ABSTRACT
In law enforcement conducted by Polda DIY related to online buying and selling
fraud done by law enforcement effort preventively and law enforcement in repressive.
Preventive law enforcement is done by socializing. This implementation is carried out by the
entire range of the DIY District Police either from the level of the Resort Police to the Sector
Police through appeals to the public to be careful in the use of online media. Repressive
enforcement is done by the existence of related public reports that there have been online
fraud under the guise of sale and purchase, and when there is a police report to conduct an
investigation by referring to the Criminal Procedure Code, while the rule of law to ensnare
the perpetrator is based on Law no. 19 of 2016 Amendment to Law no. 11 Year 2008 on
Information and Electronic Transactions. Implementation of legal protection by DIY
Regional Police against victims of online fraud crime is done by law enforcement which is
based on legal protection in penal or non penal, that is law protection done by Polda DIY by
optimizing law enforcement process especially related to non penal enforcement by way of
undertake preventive efforts against people who have not been victimized to be careful in the
use of online media, so that similar fraud events do not happen again.

Keywords: Legal Protection, Police, Victim Buy and Sell Online

1
Magister Ilmu Hukum Universitas Janabadra
2
Fakultas Hukum Universitas Janabadra
3
Fakultas Hukum Universitas Janabadra

© KHPH e-ISSN : 2598 - 2435


Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

A. PENDAHULUAN dikirim tidak sesuai dengan keinginan,


Jenis kejahatan yang semula dapat atau bahkan yang lebih parah adalah
dikatakan sebagai kejahatan proses transaksi yang terjadi barang tidak
konvensional, seperti halnya pencurian, segera dilakukan pengiriman, sehingga
pengancaman, pencemaran nama baik secara langsung pembeli yang telah
bahkan penipuan kini dengan melakukan proses transfer merasa
berkembangnya media online modus dirugikan dengan peristiwa jual beli
operandinya dapat beralih dengan online tersebut. Maka langkah untuk
menggunakan internet sebagai sarana mencari keadilan tersebut bagi korban
untuk melakukan kejahatan. Hal ini dapat dilakukan pelaporan tersangka
dilakukan karena adanya bentuk tindak pidana penipuan jual beli online ke
kejahatan yang menggunakan media pihak yang berwajib dalam hal ini
online dianggap beresiko minim untuk Kepolisian. Tujuannya dari pelaporan
tertangkap oleh pihak yang berwajib, tersebut agar korban mendapat kepastian
karena dengan adanya situs di Internet hukum dalam mencari keadilan serta
(website) dapat digunakan sebagai media memperoleh perlindungan hukum bagi
perantara juga dalam melakukan transaksi korban penipuan.
melalui dimana isi dari situs tersebut Proses penegakan hukum jika
seolah-olah terdapat kegiatan penjualan mengacu dengan hukum postif yang ada
barang. di Indonesia secara normatif aparat
Salah satunya yang menjadi rentan penegak hukum mengusut dan menjerat
akan penipuan adalah jual beli online pelaku tindak pidana penipuan jual beli
demikian ini menunjukan bahwa proses online sesuai dengan ketentuan Pasal
tansaksi terhadap jual beli tersebut tidak 378 Kitab Undang-Undang Hukum
melalui proses konvensional, bahkan Pidana (KUHP), maupun
dengan penjualan melalui proses online Undang-Undang No. 19 Tahun 2016
ini resiko terjadi penipuan cukup besar Perubahan atas Undang-Undang No. 11
terjadi, karena pembeli setelah melakukan Tahun 2008 tentang Informasi dan
transaksi jual beli bisa jadi barang yang Transaksi Elektronik. Apabila tertangkap,
264
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

maka pelaku dapat diberikan sanksi menyatakan terkait dengan korban adalah
berupa membayar atau mengganti “seseorang yang mengalami penderitaan
kerugian yang diderita oleh korban. Hal fisik, mental dan/atau kerugian ekonomi
ini didasarkan pada ketentuan Pasal 98 yang diakibatkan oleh suatu tindak
ayat (1) KUHAP yang mengatur hal pidana”. Artinya ketika mengacu pada
tersebut sebagai berikut: difinisi korban tersebut secara hakikatnya
Jika suatu perbuatan yang menjadi orang yang dirugikan secara pribadi dan
dasar dakwaan di dalam suatu
secara ekonomi untuk upaya prlindungan
pemeriksaan perkara pidana oleh
pengadilan negeri menimbulkan hukum adalah upaya memberikan rasa
kerugian bagi orang lain, maka
aman dan nyaman terhadap korban.
hakim ketua sidang atas permintaan
orang itu dapat menetapkan untuk Menurut Sasongko adalah “suatu
menggabungkan perkara gugatan
tindakan perlindungan atau tindakan
ganti kerugian kepada perkara pidana
itu. melindungi dari pihak-pihak tertentu yang
ditunjukan untuk pihak tertentu dengan
Melihat upaya penerapan Pasal 98
menggunakan cara-cara tertentu pula”. 4
ayat (1) KUHAP adalah bentuk upaya
Perlindungan ini dapat diberikan terhadap
hukum yang memang menjadi dasar
korban tanpa harus mediskriminasi dari
landasan dalam mengambil putusan
tindak pidana yang dialami korban.
dalam proses persidangan, namun
Maka dengan langakah awal adanya
demikian proses dari hukum yang lama
bentuk pelaporan melalui Kepolisian
dan perlu waktu panjang maka
yang disediakan negara, jelas
seharusnya perlindungan hukum terhadap
memumpunyai tujuan. Terkait dengan hal
korban tetap diberikan pada proses
tersebut tujuannya agar masyarakat
penyelidikan dan penyidikan, hal ini
mengalami tindakan kriminal dapat
melihat bahwa kondisi dari korban dalam
merasa aman dan nyaman dan peristiwa
proses hukum yang ada mengalami
ini menunjukan bentuk keseriusan negara
ketidak pastian terhadap kerugian yang
dalam memberikan perlindungan bagi
dialaminya. Proses perlindungan ini
warga negara dalam permasalahan hukum
berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang
4
Republik Indonesia No. 13 Tahun 2006 Wahyu Sasongko, 2007, Ketentuan-ketentuan
Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Unila.
tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Bandar Lampung, hlm. 31.
265
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

yang sedang dihadapi serta menanti yang signifikan, dan dengan adanya
kesigapan negara dalam merespon bentuk peningkatan penipuan online menunjukan
perkembangan yang ada agar tetap dapat bawah ketergantungan masyarakat
memberikan rasa aman bagi warganya. terhadap media onlien menjadi perlu
Kerugian jual beli online jelas diperhatikan kesalamatannya dan
merupakan kerugian yang langsung keamanannya, sehingga dalam proses
dialami korban, karena dengan transaksi penggunaan tersebut masyarakat akan
yang tidak bertatap muka langsung merasa terlindungi. Namun disisi lain
pembeli telah dirugikan. Penipuan ini dengan kasus tersebut penipuan online ini
bukan tanpa alasan karena korban ketika menunjukan bahwa peningkatan
melakukan transaksi online seperti tidak ketergantungan masyarakat dengan media
memberikan kepastian, maka apabila bukan tidak menutup kemungkinan
terjadi penipuan online pasti akan kejahatan tidak terjadi melalui media
meresahkan korban dan dari sini penegak online, juastru dengan perkembangan ini
hukum yang pertama menghadapi korban bentuk kesajahatannya semakin
harus sigap terutama perlindungan bertambah. Apalagi dengan kejahatan
terhadap korban agar korban dalam yang berupa kejahatan konvensional saja
kondisi nyaman dan aman. Jika dilihat sering belun dapat terselasaikan, maka
kejahatan penipuan yang menggunakan dengan perkembangan kejahatan online
media online di Wilayah Polda DIY yang berkembang belum tentu juga
“dalam kisaran 2 tahun saja kejahatan mampu diselesaikan oleh Kepolisian
penipuan online terjadi peningkatan yang terutama terkait bentuk pencegahannya,
signifikan, hal ini dapat terlihat bahwa sehingga dari sisni perlu dipertanyakan
pada tahun 2016 kejahatan yang berkedok juga terkait dengan perlindungan yang
penipuan online ternyata sebanyak 339 diberikan, karena pencegahan saja belum
kasus, sedangkan untuk tahun 2017 mampu terealisasi dan kemungkinan
5
sebnyak 555 kasus”. Melihat data perlindungan hukum juga belum
tersebut jelas menunjukan peningkatan terealisasi.
Berbicara perlindungan hukum
5
Data bersumber dari observasi di Polda DIY memang hendaknya diberikan oleh pihak
Pada tanggal 27 November 2017.
266
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

yang berwajib dalam hal ini Polri. Maka mensejahterakan umum,


mencerdasakan kehiduapan bangsa,
dalam penanganan tindak pidana
dan ikut melaksanakan ketertiban
penipuan yang timbul secara struktural dunia yang beradasarkan
kemerdekaan, peradamaian abadi, dan
Polri penyelesaiannya dari Markas Besar
keadilan sosial.
Polisi Republik Indonesia dan beberapa
Bentuk perlindungan dari Polri
bawahannya dalam hal ini Polda DIY
dalam hal ini Polda DIY sangat ditunggu
mempunyai tugas dan fungsi
masyarakat dengan harapan ketika
sebagaimana tugas Polri. Berdasarkan
masyarakat melakukan interaksi melalui
Pasal 13 Undang-Undang No. 2 Tahun
media online rakyat merasa aman dan
2002 tentang Kepolisian Negara
nyaman.
disebutkan bahwa Tugas Pokok
Berdasarkan fenomena dan fakta
Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang disebutkan diatas ternyata dengan
adalah:
peningkatan kasus dari tahun ke tahun
a. memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat; selama 2 tahun saja mengalami kenaikan
b. Menegakkan hukum; dan
yang signifikan dan ternyata perlindungan
c. Memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada hukum bagi korban penipuan jual beli
masyarakat.
online pada saat ini yang dilakukan Polda
Berdasarkan dari Pasal 13 huruf c
DIY masih kurang maksimal, hal ini tentu
menunjukan bahwa Polri mempunyai
perlu digali terkait dengan hala-hal yang
tugas untuk memberikan perlindungan
pempengaruhi bentuk proses penegakan
sebagai alat negara agar negara mampu
hukum dan perlindungan hukum yang
mencitkan ketertiban, kaeadilan serta
diberikan oleh Polda DIY, karena
perdamaian, hat tersebut adalah bentuk
kejahatan penipuan online tersebut adalah
untuk mewujudkan tujuan negara
bentuk kejahatan yang menggunakan
Indonesia sebagaimana yang tertera
media baru dan tentu dilakukan oleh yang
dalam pembukaan Undang-Undang 1945
mampu dalam mengoprasikannya, hal
Alenia ke 4 yaitu:
inilah yang perlu diperlukan investigasi
Membentuk suatu Pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi yang mendalam terkait hal-hal yang
segenap bangsa Indonesia dan seluruh dilakukan Polda dalam proses
tumpah darah Indonesia dan untuk
267
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

perlindungan hukum dan penegakannya sumber data sekunder mengenai atau


terhadap penipuan jual beli online. Maka penelitian sosio legal research.
dalam penelitian ini menelaah terkait Maksudnya adalah penelitian empiris
bentuk perlindungan hukum yang lebih menekankan pada fokus analisis
dilakukan oleh Polda DIY untuk dapat menggunakan data primer dengan
mengaplikasikan tugas utama Polri dibandingan terhadap aturan
seperti yang tercantum dalam Pasal 13 perundang-undangan.
Undang-undang No. 2 Tahun 2002 2. Pendekatan Masalah
tentang Kepolisian Negara. Pendekatan yang digunakan oleh
B. PERMASALAHAN penulis adalah pendekatan yuridis
Berdasarkan uraian dalam latar sosiologis. Metode pendekatan yuridis
belakang diatas maka yang menjadi sosiologis digunakan untuk mengkaji
rumusan dalam peneilitian ini adalah atau menganalisis data primer yang
sebagai berikut: berupa bahan-bahan yang bersumber
1. Bagaimana penegakan hukum yang dari lapangan. Data primer tersebut
dilakukan Polda DIY dalam menindak seperti wawancara dari pihak-pihak
tindak pidana penipuan jual beli terkait serta melihat upaya dalam
melalui media online? melakukan penegakan hukum yang
2. Bagaimana pelaksanaan perlindungan dilakukan Polda DIY dalam mencegah
hukum yang dilakukan Polda DIY dan menindak pelaku kejahatan
terhadap korban penipuan jual beli penipuan online, selain itu juga
online? upaya yang dilakukan Polda dalam
C. METODE PENELITIAN memberikan perlindungan hukum
1. Jenis Penelitian terhadap korban penipuan online
Terkait dengan dengan penelitian sebagai wujud melindungi pemenuhan
perlindungan Hukum yang dilakukan hak-hak korban yang dirugikan akibat
oleh Polda DIY terhadap korban tindakan pelaku serta untuk
tindak pidana penipuan jual beli online mewujudkan keadilan bagi korban
adalah penelitian yuridis empiris yaitu dalam memperoleh perlindungan
penelitian yang menfokuskan pada hukum.
268
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

dilakukan Polda DIY dalam


3. Sumber Data penangan tindak pidana penipuan
Dalam penulisan ini sumber data jual beli online.
yang digunakan dalam penelitian ini b. Data Sekunder
adalah sebagai berikut: Data sekuder adalah data
a. Data Primer yang diperoleh melalui studi
Sumber data primer kepustakaan, terhadap berbagai
merupakan keterangan yang macam bacaan yaitu dengan
diperoleh secara langsung dari menelaah literatur, artikel, serta
sumber pertama. Data yang berupa peraturan perundang-undangan
keterangan-keterangan yang yang berlaku, maupun sumber
diperoleh secara langsung dari lainnya yang berkaitan dengan
lapangan melalui wawancara. masalah dan tujuan penelitian. Data
Wawancara ini dilakukan untuk data penelitaian dari data sekunder
memperoleh keterangan dengan ini terdiri dari:
pihak-pihak yang terkait penegakan 1. Bahan Hukum Primer
hukum yang dilakukan oleh Polda Bahan hukum primer ini
DIY terhadap kejahatan penipuan mencakup peraturan
jual beli online, sehingga perundang-undangan yang
upaya-upaya dari penegakan hukum meliputi sebagai berikut:
ini akan diketemukan upaya dalam (a) Undang-Undang Dasar
memberikan perlindungan hukum Negara Republik Indonesia
bagi korban penipuan jual beli Tahun 1945.
online, sehingga dengan (b) Kitab Undang-Undang
permasalahan ini dapat memberikan Hukum Pidana
gambaran baru dalam proses (c) Kitab Undang-Undang
penegakan terkait bentuk Hukum Acara Pidana.
perlindungan hukum yang (d) Undang-Undang Nomor 2
diberlakukan untuk korban Tahun 2002 tentang
khususnya bentuk perlidungan yang Kepolisian Negara.
269
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

(e) Undang-Undang Nomor 31 online, media cetak, kamus


Tahun 2014 tentang Tujuannya dapat menunjang dan
Perlindungan Saksi dan melengkapi data penelitian
Korban. sehingga dapat dipahami secara
(f) Undang-Undang No. 19 komperhensip.
Tahun 2016 Perubahan atas 4. Narasumber
Undang-Undang No. 11 Dalam melakukan
Tahun 2008 tentang penelitian diperlukan
Informasi dan Transaksi narasumber. Adapun narasumber
Elektronik. dalam penelitian ini adalah:
2. Bahan Hukum Sekunder a. AKBP. Qori Oktohandoko,
Bahan pustaka yang S.I.K., selaku Kasubdit
berisikan informasi tentang Ekonomi dan Cyber Polda
bahan primer yang mengacu DIY
pada buku-buku hukum, karya b. Kompol. Sarwendo, S.Pd.,
ilmiah atau penelitian hukum S.H., M.A., selaku Kanit 2/
dan lain-lain sehingga dari bahan Fismondep Polda DIY.
tersebut dapat membantu untuk c. Aiptu Cholil, S.H. selaku
menganalisa dan memahami Penyidik Fismondep Polda
obyek penelitian. DIY.
3. Bahan Hukum Tersier d. Ibu Sulastri, selaku korban
Bahan-bahan yang dari penipuan jual beli
memilki relevansinya dengan Online.
pokok permasalahan sehingga e. Bapak Sudarisman, selaku
memberikan informasi tentang Korban penipuan online.
bahan hukum primer dan 5. Metode Analisa Data
sekunder agar dapat Dalam melakukan
memecahkan permasalahan yang penelitian metode analisa data
ada. Bahan hukum tersier yang dilakukan oleh penulis
tersebut seperti berita dari media adalah analisa secara kualitatif,
270
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

yaitu “metode analisis data penipuan orang dengan kedok


dengan cara mengkelompokkan jual beli online terulang kembali
dan menseleksi data yang dengan serta mengembalikan
diperoleh dari penelitian menurut kerugian korban secara materiil,
kualitas dan kebenarannya, sehingga dapat memberikan
kemudiaan dihubungkan dengan kepastian bagi korban.
teori-teori dari studi D. PEMBAHASAN
kepustakaan”. Tujuannya dari 1. Penegakan Hukum Yang Dilakukan
analisa ini agar diperoleh Polda DIY Terhadap Tindak Pidana
jawaban atas permasalahan Penipuan Jual Beli Online
dalam penelitian ini, yaitu uraian Terkait dengan kejahatan dalam
mengenai perlindungan hukum dunia maya pada prinsipnya menjadi
yang dilakukan Polda DIY tanggungjawab kepolisian, maka
terhadap penipuan jual beli dengan adanya permasalahan dalam
online serta bentuk penegakan penegakan hukum penipuan jual beli
hukum yang dilakukan oleh online, maka kewenangan kepolisian
Polda DIY. untuk melakukan penegakan hukum
Berdasarkan dari analisa menjadi wajib dan harus dilaksanakan
ini terdapat bentuk perlindungan sesuai dengan peraturan
yang diberikan oleh Polda sesuai perundang-undangan. Dalam proses
dengan kewenangannya serta penegakan hukum kepolisian yang
kapasitas untuk memberikan memiliki struktur oganisasi di daerah
perlindungan hukum terhadap bahkan sampai ke sektor, hal ini
korban khususnya dalam hal ini mendorong penegakan hukum dapat
sesuai dengan kapasitas dalam dilakukan oleh beberapa unsur
sistem peradilan pidana yang organisasi kepolisian yang ada di
berlaku sesuai dengan peraturan daerah salah satunya yang dilakukan
perundang-undangan. Tujuan oleh Polda DIY. Artinya Polda DIY
dari perlindungan hukum ini mempunyai tanggung jawab dan
untuk mencegah terjadinya kewenangan dalam penanganan
271
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

permasalahan hukum yang ada di DIY online menunjukan tidak dapat


dan salah satunya adalah penipuan dihindari sebagai bentuk modus tidak
online yang berkedok jual beli. pidana baru yang semuanya itu harus
Perkembangan dari kejahatan dilakukan proses penegakan hukum
penipuan jual beli online pada yang baik dan benar sehingga
prinsipnya telah meningkat. masyarakat bisa hidup berdampingan.
Peningkatan ini dibarengi dengan Apalagi kejahatan yang muncul dan
berkembangan media sosial, samart banyak terjadi dalam kasus ini terjadi
Phone, yang semakin hari semakin karena adanya bentuk kejahatan
bervarian sehingga pola dan modus penipuan. Penipuan ini terjadi
dari penipuan tersebut juga meningkat dikarenakan orang yang melakukan
seperti halnya yang terjadi sekarang ini. komunikasi biasanya tertarik dengan
Hal ini diutarakan oleh Kasubdit penawaran yang terjadi di media
Ekonomi dan Cyber sebagai berikut: online baik itu berbentuk website atau
Perkembangan dunia virtual telah penawaran melalui media sosial.
mendorong masyarakat untuk
Bentuk dari kejahatan yang seperti ini
mendapat kemudahan akses dalam
proses berinteraksi, bertransasksi tidak dipungkiri oleh salah salah satu
bahkan sampai berbisnis, serta
penyidik yang menyatakan bahwa:
perkembangan yang dibarengi
dengan alat yang canggih pula Perkembangan media online
tidak menutup kemungkinan mempermudah orang mengakses
membentuk perkembangan dan melakukan interaksi bisnis
kejahatan online baik tipu online sehingga mempermudah orang
maupun kejahatan melalui media untuk terbujuk dalam proses
online yang terjadi sekarang ini penawaran tersebut dan yang
sangatlah meningkat, karena paling miris ternyata dari proses
hampir semua orang sekarang ini penawaran yang ada bentuk
menggunakan handphone baik kejahatan online yang sering
dalam komunikasi maupun terjadi saat ini adalah penipuan
bertransaksi.6 dengan modus jual beli barang
melalui website jual beli on line
Berdasarkan pernyataan ini suatu dan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik melalui
tindak pidana yang melalui media
media on line.7
6
Wawancara dengan Qori Oktohandoko, selaku
Kasubdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada
7
tanggal 17 Januari 2018. Wawancara dengan Cholil, selaku Penyidik
272
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

mengisi acara talkshow pihak


Maka sebagai pelayan masyarakat
kepolisian tidak henti-hentinya
Polda dan bertanggung jawab dalam
memberikan himbauan
proses penanganan kasus tersebut
kemasyarakat.
melakukan berbagai cara dalam
Pelakasanaan dalam
penegakan hukum supaya masyarakat
penindakan secara preventif juga
juga berwaspada dengan
dilakukan oleh pihak kepolisian
tindak-tindakan yang ada.
dengan menjalankan fungsi teknis
Upaya-upaya dalam melakukan
yang khusus menangani kasus
tindakan terkait dalam penegakan
cyber crime, yaitu dengan
hukum yang dilakukan dengan cara
melakukan penegakan aturan,
sebagai berikut:
melakukan penjagaan di
a. Penegakan hukum dengan upaya
lokasi-lokasi yang diduga sering
preventif
terjadi kasus cyber crime dan
Dalam melakukan upaya
melakukan patroli cyber rutin di
preventif ini pihak kepolisian dalam
dunia maya seperti media-media
hal ini Polda DIY melakukan
sosial.
berbagai upaya seperti memberikan
Upaya ini dilakukan oleh
himbauan ke masyarakat melalui
seluruh jajaran yang ada di Polda
media elektronik maupun media
DIY sampai dengan Polsek. Proses
sosial dengan menyebarkan
himbauan ini bukan lain karena
broadcast berupa
yang mudah menjadi korban
himbauan-himbauan terkait cyber
terdapat di daerah-daerah pinggiran,
crime untuk di forward ke
maka setidaknya masyarakat
masyarakat luas. Selain itu
tersebut diberi pemahaman
dilakukan juga penerangan ke
mengenai modus-modus kejahatan
masyarakat melalui media surat
penipuan online. Pelaksanaan
kabar dan radio, serta pada saat
himbauan tersebut dilakukan oleh
Polsek dengan cara
Subdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada memberdayakan Bhabinkamtibmas
tanggal 19 Januari 2018.
273
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

untuk melakukan sosialisasi terhadap masyarakat


himbauan-himbauan melaui plamfet terkait bentuk-bentuk kejahatan
ataupun sosialisasi di kegiatan media soalan adalah langkah untuk
masyarakat, hal ini diutarakan oleh membentengi masayarakat untuk
Kanit 2 Fismondev yang berhati-hati dalam melakukan
menyatakan bahwa: interaksi melalui media, dan jika
Pelaksanaan dalam melakukan ada penawaran yang bentuk
sosialisasi adalah bentuk
penawarannya tidak masuk akal
uapaya langkah pencegahan
terjadinya penipuan oleh maka dihimbau untuk diabaikan
karenanya fungsi dari
agar terjadinya tindak pidana
Bhabinkamtibmas Polri untuk
mengimbau melalui media penipuan tidak terjadi dengan
tertulis dan penyuluhan ke
sendirinya.
masyarakat agar tidak mudah
percaya dan selalu waspada b. Penegakan hukum dengan upaya
terhadap berita, penawaran dan
represif
telephone masuk yang belum
diketahui kebeneranya selain Dalam melakukan tindakan
itu melalui Bhabinkamtibmas
represif adalah bentuk upaya
Polri menghimbau agar
masyarakat bijak dalam penegakan hukum dengan
menggunakan media sosial
melakukan penindakan, dalam
agar tidak terjerat dalam
perbuatan yang dilarang proses penindakan ini pihak
sebagaimana dimaksud dalam
kepolisian mengambil tindakan
UU ITE.8
dengan memproses setiap kasus
Berdasarkan pernyataan ini
cyber crime yang ditangani sesuai
menunjukan bahwa tugas dan
dengan aturan yang berlaku.
kewenangan Polri untuk
Artinya penanganan yang dilakukan
menciptakan kemanan dan
dengan landasan hukum sesuai
kenyaman dalam kehidupan
dengan Undang-Undang No. 11
masyarakat, maka dengan adanya
Tahun 2008 tentang perubahan
langkah dalam memberlakukan
Undang-Undang No. 19 Tahun
8
Wawancara dengan Sarwendo, selaku Kanit 2/ 2016 terkait dengan Informasi dan
Fismondep Polda DIY, pada tanggal 18 Januari Transaksi Elektronik dan proses
2018.
274
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

penyidikan dilakukan dengan ataupun melalui laporan masyarakat


KUHAP sebagai hukum formil kemudian mendatangi melakukan
dalam pemeriksaan pidana, hal ini koordinasi dengan pihak-pihak
diutarakan oleh Kanit 2 Fismondev terkait dalam proses penegakannya
terkait proses penyidikan yang agar dapat dilakukan upaya-upaya
dilakukan dalam penegakan hukum. memperoleh identitas pelaku dan
Pada prinsipnyan dalam guna melakukan penangkapan dan
penegakan hukum yang dilakukan penahanan terhadap tersangka kasus
Polda terhadap proses penegakan cyber crime, dan setelah dilakukan
hukum penipuan jual beli online penangkapan kemudian diproses
tidak ada perbedaan penanganan dikepolisian bentuk upaya yang
kejahatan di media sosial, karena dilakukan Polri dalam mewujudkan
semua penyidikan tindak pidana keadilan bagi korban kejahatan
baik di media sosial ataupun bukan penipuan online dalam proses
di media sosial dilakukan sesuai penyelidikan adalah dengan cara
dengan ketentuan hukum acara bila sudah menemukan suatu
pidana (KUHAP), namun dalam peristiwa yang diduga sebagai
kejahatan yang terjadi di media tindak pidana pada saat
sosialyang diatur sebagaimana penyelidikan tindak pidana
dalam UU ITE terdapat perluasan penipuan online sesuai dengan
alat bukti sebagaimana dimaksud hukum acara pidana maka Polri
dalam pasal 44 UU No. 11 tahun meningkatkan proses perkara
2008 tentang ITE.9 tersebut ke tahap penyidikan untuk
Proses penindakan ini mencari serta mengumpulkan bukti
dilakukan oleh pihak kepolisian dan dengan bukti tersebut membuat
bekerja sama dengan stakeholder terang tentang tindak pidana yang
yang ada yaitu bagaimana terjadi dan guna menemukan
menangkap pelaku kejahatan tersangka untuk dilanjutkan proses
9
Wawancara dengan Sarwendo, selaku Kanit 2/
selanjutnya. Proses tersebut
Fismondep Polda DIY, pada tanggal 18 Januari tidaklah bisa berjalan dengan
2018.
275
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

sendiri tanpa dukungan dari intansi 42 UU No. 19 tahun 2016


tentang perubahan atas UU No.
lain. Hal ini diutarakan oleh
11 tahun 2008 tentang ITE).11
Kasubdit Ekonomi dan Cyber yang
Maksud dari pernyataan tersebut
menyatakan bahwa:
menujukan bahwa proses hukum
Prosedur penegakan hukum
yang dilakukan Polri untuk dalam melakukan penyelidikan
mengungkap kejahatan online
yang dilakukan Polda dalam proses
dengan berdasarkan ketentuan
hukum acara pidana baik dalam penegakan hukum melakukan
proses penyelidikan ataupun
kerjasama dengan pihak proverder
penyidikannya, serta dengan
bekerjasama dengan instansi untuk memberikan data terkait
terkait guna menemukan
dengan pelaku dan ketika data
pelakunya.10
tersebut telah di dapat baru proses
Pernyataan Kanit tersebut
penegakan hukum dilakukan
ternyata juga dikuatkan oleh
sebagaimana mestinya sesuai
pernyataan penyidik yang
dengan KUHAP. Prosedur
mengatakan bahwa:
penegakan hukum yang demikian
Prosedur penegakkan hukum
dilakukan Polri untuk mengungkap
terhadap tindak pidana
penipuan on line adalah bahwa kejahatan online guna menemukan
perkembangan sekarang ini
pelakunya. Karena upaya
seseorang yang melakukan
tindak pidana penipuan on line bekerjanya Polri dalam proses
di jerat/di kenakan dengan
penegakan hukum dalam
pasal 45A ayat (1) UU No 19
tahun 2016 tentang perubahan pengungkapan tindak pidana
atas UU No. 11 tahun 2008
penipuan online tidak
tentang ITE (asas lex spesialis
derogate generale). Berkaitan dimungkinkan.
dengan penyidikan tindak
Mekanisme dalam
pidana sebagimana dimaksud
dalam UU ITE dilakukan pelaksanaan penegakan hukum ini
berdasarkan ketentuan dalam
adalah bentuk upaya dalam
hukum acara pidana dan
ketentuan dalam UU ITE (pasal menanggulangi tindakan-tindakan

10 11
Wawancara dengan Qori Oktohandoko, selaku Wawancara dengan Cholil, selaku Penyidik
Kasubdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada Subdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada
tanggal 17 Januari 2018. tanggal 19 Januari 2018.
276
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

dalam penipuan online yang 2. Perlindungan Hukum terhadap


berkedok dengan jual beli sehingga
Korban Penipuan Jual Beli
secara hakikat dari proses jual beli
Online
yang awalnya memiliki ekspektasi
tinggi dari kemudiahan yang Pemaknaan perlindungan
didapat masyarakat karena dalam hukum secara normatif yang
realita pelaksanaan mengecewakan dilakukan negara menunjukan
dengan terjadinya tindakan kriminal bahwa keberadaan negara dalam
maka membuat korban dalam untuk pemenuhan hak-hak terhadap
mencari keadilan yang hakiki rakyatnya salah satunya pemenuhan
melalui negara. Bedasarkan inilah terhadap hak korban karena
keberadaan negara dalam pemenuhan hak korban adalah
melindungi hak warga negara bentuk dari pelaksanaan dari
sangat dijunjung tinggi agar dapat cita-cita mewujudkan kepastian
memberikan kepastian hukum hukum agar mendapatkan keadilan
kepada seluruh wargannya karena dalam penyelesaian permasalahan
Indonesia menganut negara yang yang ada sebagaimana yang diatur
belandaskan hukum seperti yang dalam Undang-Undang Dasar
tertera dalam Pasal 1 ayat (3) Negara Republik Indonesia Tahun
Undang-Undang Dasar Negara 1945 Pasal 28D ayat (1) yang
Republik Tahun 1945 harus menyebutkan sebagai berikut:
mendapatkan kepastian hukum Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan,
dalam interaksi masyarakat karena
perlindungan, dan kepastian
prinsip dari hidup di negara hukum hukum yang adil serta
perlakukan yang sama di
adalah tidak ada diskriminasi serta
hadapan hukum.
persamaan hak dalam penegakan
Pemaknaan dari pasal ini
hukum.
menunjukan persamaan dalam
hukum dan kepastian hukum bukan
hanya untuk pelaku, namun

277
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

kepastian hukum ini juga harus Berbicara mengenai posisi


dapat terimplikasikan terhadap korban dan keinginan korban dalam
korban yang secara umum akibat bentuk perlindungan yang
dari tindak pidana yang dilakukan dikehendaki oleh korban pada
pelaku mengakibatkan kerugian prinsipnya dilakukan pada saat
yang besar terhadap korban. Artinya proses hukum ini ditangani oleh
pertanggung jawaban tindak pidana pihak kepolisian, hal ini diutarakan
yang dilakukan oleh pelaku adalah oleh salah satu korban dari
pertanggung jawaban tindakannya penipuan jual beli online:
terhadap apa yang dilakukan Ketika posisi kami sebagai
korban, jelas kami melakukan
terhadap korban, bukan
pelaporan kepada pihak berwajib
pertanggung jawaban atas tindakan yang diberi kewenangan untuk
menegakan hukum, namun apa
yang dilakukan telah melanggar
yang kami alami dengan proses
aturan yang ada, karena perlu hukum tidak sebanding dengan
apa yang kami rasakan, kami
diketahui bahwa sistem penegakan
sebagai korban hanya ingin
hukum yang tejadi di Indonesia mendapatkan suatu bentuk
pelayanan yang pasti dalam
masih menganut sistem pemidanaan
proses hukum serta mendapatkan
yang meminta pertanggungjawaban perlindungan yang layak dari
kerugian yang kami derita, hal
pelaku atas tindakannya yang telah
ini yang sebenarnya kami
melanggar aturan undang-undang, rasakan, apalagi dalam proses
persidangan yang ada kami tidak
namun pertanggungjawaban
mendapat kepastian dengan apa
terhadap korban yang dirasa tidak yang menjadi keinginan kami.12
dihiraukan, karena korban telah
Berdasarkan dari sini jelas
diwakil oleh negara. Posisi yang
menunjukan bahwa keinginan
seperti inilah membuat korban
korban dalam mendapatkan
secara mental dan psikis serta
perlindungan hukum harus
ekonomi secara langsung dirugikan
dirasakan sejak awal proses hukum
namun disisi lain korban tidak bisa
menuntut sedikitpun terhadap 12
Wawancara dengan Sulastri, selaku korban dari
pelaku. penipuan jual beli Online pada tanggal 23
Janurai 2018.
278
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

yang sedang berjalan. Karena melakukan penindakan


keinginan korban untuk sebagaimana yang diatur oleh
mendapatkan respon dan undang-undang. Proses
perlindungan yang diharapkan dari perlindungan hukum yang demikian
negara bisa terlaksana, karena apa diutarakan oleh Kusubdit Ekonomi
yang dialami korban dengan proses dan Cyber yang menyatakan
hukum yang begitu panjang bahwa:
membentuk korban menjadi merasa Proses perlindungan hukum
yang dilakukan oleh Polri
tidak mempunyai kepastian hukum
dalam penegakan hukum
atau kepastian nasib yang dialami terhadap korban jual beli
penipuan online pada dasarnya
korban. Namun demikian dari
dilakukan melalui upaya penal
proses perlindungan hukum yang dan non penal. Upaya penal
dapat ditempuh melalui upaya
dirasakan oleh korban dan
represif, sedangkan non penal
perlindungan hukum yang ditempuh melalui jalur
preventif. Upaya represif
dilakukan oleh Polda DIY menemui
dilakukan dengan cara yaitu
perbedaan dalam pelakasanaan. korban dapat melaporkan
tindak pidana penipuan dengan
Perlindungan yang telah dan
cara mendatangi instansi
dijalankan oleh Polda DIY pada penegak hukum untuk di proses
lebih lanjut. Selanjutnya upaya
prisinipnya dilakukan dengan
preventif dilakukan dengan
melaksanakan perlindungan dengan memberikan sosialisasi
peraturan perundang-undangan
menegakan hukum secara penal
dan penyuluhan hukum terkait
maupun non penal. Artinya langkah penggunaan teknologi serta
budaya untuk tidak merespon
perventif dalam melindungi korban
terhadap permintaan informasi
sebagai bentuk perlindungan yang pribadi lewat e-mail. Faktor
yang mempengaruhi
utama tujuanya agar masyarakat
perlindungan bagi korban
untuk selalu waspada, sedangkan penipuan jual beli online
terfokus pada minimnya sarana
perelindungan penal adalah bentuk
dan prasarana yang memadai,
penegakan hukum sesuai dengan belum maksimalnya sosialisasi
peraturan perundang-undangan
aturan hukum yang berlaku artinya
terkait tindak pidana cyber
penegakan hukum dengan crime kepada masyarakat,
279
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

kualitas sumberdaya aparat menjadi korbannya kedepan


penegak hukum serta kultur akan menjadi korbannya.14
masyarakat yang enggan untuk
memberikan laporan dan Pernyataan terkait dengan tuntutan
kesaksian.13
masyarakat untuk dikembalikan
Pernyataan ini menunjukan bahwa lagi kerugian yang dialami
proses perlindungan hukum yang ternyata juga dirasakan oleh
dilakukan tidak sebanding dengan penyidik dalam melakukan
keinginan korban terhadap apa yang penyidikan, hal ini diutarakan oleh
dialami untuk mendapatkan ganti Kanit Fismondev yang
rugi dalam proses perlindungan menyatakan bahwa:
tersebut, karena beberapa korban Bentuk tindakan yang
penanganan dalam proses diinginkan oleh korban agar
Polri bertindak dalam
perlindungan yang ada harusnya
penyelesaian penipuan online
dapat dilakukan dengan cara yang sedang dihadapi korban
dikembalikan kerugian yang adalah menemukan pelakunya
dan kerugian materiil korban
dialami korban seperti sediakala
kembali, karena korban
sehingga korban dalam hal ini khawatir tindakan yang
merasa tidak dirugikan. Hal serupa dilakukan para pelaku akan
merugikan orang lain dan
diutarakan oleh salah satu korban
dengan kembalinya kerugian
yang menyatakan bahwa: secara meteriil korban
Pada prinsipnpnya penanganan setidaknya korban merasa
hukum bagi kami itu menjadi sudah mendaptkan keadilan
kewenangan yang berwajib yang sesungguhnya, karena
untuk melakukan penindakan, dengan adanya proses hukum
namun kami sebagai korban
yang ditegakan oleh Polri
jelas menginginkan kerugian
yang kami alami kembali, korban menyerahkan
karena bagi kami dengan ada seluruhnya terhadap Polri
tindakan yang pelaku lakukan sebagai lembaga yang diberi
telah meresahkan dan jangan
sampai masyarakat yang belum

13 14
Wawancara dengan Qori Oktohandoko, selaku Wawancara dengan Sudarisman, selaku Korban
Kasubdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada penipuan online, pada tanggal 25 Januari
tanggal 17 Januari 2018. 2018.
280
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

kewenangan untuk melakukan membuang waktu tanpa keadilan


penegakan hukum tersebut.15 bagi korban, karena keadilan yang
Keinginan dari beberapa sesungguhnya adalah keadilan bagi
korban penipuan ini jelas pelaku agar mendaptkan
menunjukan bahwa dengan ada hak-haknya sebagai narapidana,
kerugian yang dialaminya serta mendapatkan perlakuan yang
harapannya dapat kembali dan itu layak sebagaimana kedudukannya
sudah dianggap cukup sebagai sebagai manusia.
bentuk perlindungan hukum yang Mengacu pada proses dan
diberikan Polri dalam kasus bentuk dari Perlindungan yang
penipuan online, namun demikian dilakukan Polda DIY menyebutkan
pelaksanaan dari pengembalian adalah bentuk perlindungan secara
kerugian yang dialami oleh korban penal ataupun non-penal
pada prinsipnya adalah menunjukan bahwa bentuk
perlindungan yang dilakukan pelaksanaan dari pelindungan
setelah ada proses putusan dari hukum yang dilakukan oleh Polda
pengadilan. Artinya tanpa adanya lebih menekankan pada bentuk
putusan pengadilan dalam bentuk upaya dari penegakan hukum saja
ganti rugi yang diinginkan korban karena bentuk upaya perlindungan
tidak akan dapat dilaksanakan sebagaimana yang diacu seperti
sesuai dengan keinginannya ganti rugi yang diatur dalam
sehingga ekspekstasi dari KUAHP Pasal 98 ayat (1) dan ayat
keinginanan korban dan penegakan (2) yang menyatakan bahwa:
hukum tidak sebanding. Akhirnya Pasal 98
timbul kesan bahwa penegakan
(1) Jika suatu perbuatan yang
hukum yang ada dalam sistem menjadi dasar dakwaan di
hukum pidana di Indonesia terkesan dalam suatu pemeriksaaan
perkara pidana oleh
penegakan hukum yang hanya pengadilan negeri
menimbulkan kerugian
15
Wawancara dengan Sarwendo, selaku Kanit 2/ bagi orang lain, maka
Fismondep Polda DIY, pada tanggal 18 Januari hakim ketua sidang atas
2018.
281
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

permintaan orang itu dapat dilakukan penggabungan atau tidak


menetapkan untuk
terkait permintaan korban untuk
menggabungkan perkara
gugaran ganti kerugian meminta ganti rugi, karena dalam
kepada perakara pidana itu.
proses persidangan penekanan yang
(2) Permintaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dilakukan lebih mengungkap proses
hanya dapat diajukan
tindak pidana yang dilakukan oleh
selambat-lambatanya
sebelum penuntut umum pelaku, sehingga hakim dan
mengajukan tuntutan
penuntut umum sulit untuk fokus
pidana. Dalam hal
penuntut tidak hadir pada kepentingan dari korban untuk
permintaan diajukan
mendapatkan ganti rugi dari pelaku,
selambat-lambat sebelum
hakim menjatuhkan selain itu hakim juga harus melihat
putusan.
kemampuan pelaku untuk
Pasal ini jelas menunjukan bahwa mengganti rugi sesuai dengan
kewenangan Kepolisian sebagai tindakan yang dilakukannya.
penegak hukum untuk memberikan .
perlindungan hukum dalam bentuk E. PENUTUP
ganti rugi tidak mengaturnya. 1. KESIMPULAN
Artinya kewenangan perlindungan Berdasarkan pembahasaan
yang ada jika mengacu pada pasal diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
ini ketika sesorang merasa tertipu dari pembahasan ini adalah:
maka untuk mendapatkan a. Penegakan hukum yang dilakukan
perlindungan ganti rugi harus oleh Polda DIY terkait tindak
menunggu dari putusan pengadilan pidana penipuan jual beli online
dan terkait dengan putusan tersebut dilakukan dengan upaya penegakan
korban harus mengajukan hukum secara preventif dan
penggabungan terkait dengan ganti penegakan hukum secara represif.
rugi dan pengajuannya melalui Penegakan hukum secara preventif
penuntut umum. Berdasarkan proses dilakukan dengan cara melakukan
penggabungan ini penuntut umum sosialisasi terhadap masyarakat
masih punya kenyakinan akan terkait penipuan online.
282
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

Pelaksanaan dari penegakan hukum b. Pelaksanaan perlindungan hukum yang


secara preventif ini dilakukan oleh dilakukan Polda DIY terhadap korban
seluruh jajaran Polda baik dari tindak pidana penipuan online
tingkat Polres sampai dengan dilakukan dengan cara
Polsek dengan cara melakukan mengoptimalkan penegakan hukum
himbauan-himbauan untuk secara penal ataupun non penal.
berhati-hati dalam penggunaan Penegakan hukum secara penal dengan
media online, karena beradasarkan cara melakukan mengoptimalisasi
data dari Polda selama Tahun dalam proses penegakan hukum sesuai
2016 sampai 2017 pengaduan yang dengan aturan perundang-undangan,
dilakukan oleh masyarakat relatif sedangkan dalam melakukan
sedikit yang diselesaikan, hal ini penegakan non penal yaitu dilakukan
dikarenakan para pelaku dapat dengan cara penegakan hukum
menipu korban untuk mengirim terhadap masyarakat untuk berhati-hati
transaksi melalui rekening yang dalam penggunaan media sosial, agar
bukan milik pelaku, sehingga tidak salah dalam proses melakukan
proses penyelidikan untuk interaksi di media sosial..
mendapatkan data diri Pelaku 2. SARAN
menjadi terhambat karena adanya 1. Pemerintah sebagai penyelenggara
benturan peraturan. Maka untuk negara sebaiknya dengan cepat
melakukan upaya pencegahan melakukan penambahan sarana
terjadinya tindak pidana penipuan prasaran dalam penegakan tindak
Polri melalui Bhabinkamtibmas pidana penipuan online atau Cyber
menghimbau warga melalui Crime serta meningkatkan kualitas
forum-forum kegiatan masyarakat Sumber Daya Manusia di intansi
untuk berhati-hati dalam Polri dengan diadakan
penggunaan media online dan pelatihan-pelatihan Cyber, agar
jangan cepat terpengaruh terhadap kedepan bagi para penyidik Polri
penawaran-peawaran yang dapat menghadapi tantangan
mengiurkan.
283
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.

perkembangan kejahatan dunia Iza Rumesten RS, 2009, Sinkronisasi Materi


Muatan Produk hukum Derah, Aulia
maya. Cendikia Press, Palembang
2. Pemerintah pusat sebagai Jeremy Bentham, 2006, Teori
penyelenggara negara hendaknya Perundang-Undangan
Prinsip-Prinsip Legislasi, Hukum
melakukan revisi terhadap Perdata dan Hukum Pidana, Penerbit
Nusamedia & Penerbit Nuansa,
Undang-Undang No
Bandung
Undang-Undang No. 19 Tahun
Sadjijono, 2005, Fungsi Kepolisian Dalam
2016 tentang Informasi dan Pelaksanaan Good Governance,
LaksaBang, Yogyakarta
Transaksi Elektronik, agar dalam
pemberian perlindungan hukum Sholeh So’an, 2004, Moral Penegak Hukum
Di Indonesia,(Pengacara, Hakim,
terhadap korban penipuan berupa Polisi, Jaksa), Agung Mulia, Jakarta
ganti rugi dapat terwujud. Wahyu Sasongko, 2007,
Ketentuan-ketentuan Pokok
Hukum Perlindungan Konsumen,
DAFTAR PUSTAKA Unila. Bandar Lampung
Buku-Buku : W.Riawan Tjandra, 2008, Hukum
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Administrasi Negara, Universitas
Penelitian Hukum, Citra Aditiya Atma Jaya Yogyakarta
Bakti, Bandung
Perundang-Undangan :
Andi Hamzah, 1986, Perlindungan Hak-Hak
Asasi Manusia dalam Kitab Undang-Undang Dasar Negara Republik
Undang-Undang Hukum Acara Indonesia Tahun 1945
Pidana, Binacipta, Bandung
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Anton Tabah, 2001, Menatap Dengan Mata
Hati Polisi Indonesia, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Arif Gosita, 1993, Masalah Korban


Kejahatan, Akademika Pressindo,
Jakarta

Barda Nawawi Arief, 2001, Masalah


Penegakan Hukum dan Kebijakan
Penanggulangan Kejahatan, PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung

Dikdik. M. Arief Mansur, 2007, Urgensi


Perlidungan Korban Kejahatan
Antara Norma dan Realita, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
284
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435

You might also like