Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
In law enforcement conducted by Polda DIY related to online buying and selling
fraud done by law enforcement effort preventively and law enforcement in repressive.
Preventive law enforcement is done by socializing. This implementation is carried out by the
entire range of the DIY District Police either from the level of the Resort Police to the Sector
Police through appeals to the public to be careful in the use of online media. Repressive
enforcement is done by the existence of related public reports that there have been online
fraud under the guise of sale and purchase, and when there is a police report to conduct an
investigation by referring to the Criminal Procedure Code, while the rule of law to ensnare
the perpetrator is based on Law no. 19 of 2016 Amendment to Law no. 11 Year 2008 on
Information and Electronic Transactions. Implementation of legal protection by DIY
Regional Police against victims of online fraud crime is done by law enforcement which is
based on legal protection in penal or non penal, that is law protection done by Polda DIY by
optimizing law enforcement process especially related to non penal enforcement by way of
undertake preventive efforts against people who have not been victimized to be careful in the
use of online media, so that similar fraud events do not happen again.
1
Magister Ilmu Hukum Universitas Janabadra
2
Fakultas Hukum Universitas Janabadra
3
Fakultas Hukum Universitas Janabadra
maka pelaku dapat diberikan sanksi menyatakan terkait dengan korban adalah
berupa membayar atau mengganti “seseorang yang mengalami penderitaan
kerugian yang diderita oleh korban. Hal fisik, mental dan/atau kerugian ekonomi
ini didasarkan pada ketentuan Pasal 98 yang diakibatkan oleh suatu tindak
ayat (1) KUHAP yang mengatur hal pidana”. Artinya ketika mengacu pada
tersebut sebagai berikut: difinisi korban tersebut secara hakikatnya
Jika suatu perbuatan yang menjadi orang yang dirugikan secara pribadi dan
dasar dakwaan di dalam suatu
secara ekonomi untuk upaya prlindungan
pemeriksaan perkara pidana oleh
pengadilan negeri menimbulkan hukum adalah upaya memberikan rasa
kerugian bagi orang lain, maka
aman dan nyaman terhadap korban.
hakim ketua sidang atas permintaan
orang itu dapat menetapkan untuk Menurut Sasongko adalah “suatu
menggabungkan perkara gugatan
tindakan perlindungan atau tindakan
ganti kerugian kepada perkara pidana
itu. melindungi dari pihak-pihak tertentu yang
ditunjukan untuk pihak tertentu dengan
Melihat upaya penerapan Pasal 98
menggunakan cara-cara tertentu pula”. 4
ayat (1) KUHAP adalah bentuk upaya
Perlindungan ini dapat diberikan terhadap
hukum yang memang menjadi dasar
korban tanpa harus mediskriminasi dari
landasan dalam mengambil putusan
tindak pidana yang dialami korban.
dalam proses persidangan, namun
Maka dengan langakah awal adanya
demikian proses dari hukum yang lama
bentuk pelaporan melalui Kepolisian
dan perlu waktu panjang maka
yang disediakan negara, jelas
seharusnya perlindungan hukum terhadap
memumpunyai tujuan. Terkait dengan hal
korban tetap diberikan pada proses
tersebut tujuannya agar masyarakat
penyelidikan dan penyidikan, hal ini
mengalami tindakan kriminal dapat
melihat bahwa kondisi dari korban dalam
merasa aman dan nyaman dan peristiwa
proses hukum yang ada mengalami
ini menunjukan bentuk keseriusan negara
ketidak pastian terhadap kerugian yang
dalam memberikan perlindungan bagi
dialaminya. Proses perlindungan ini
warga negara dalam permasalahan hukum
berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang
4
Republik Indonesia No. 13 Tahun 2006 Wahyu Sasongko, 2007, Ketentuan-ketentuan
Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Unila.
tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Bandar Lampung, hlm. 31.
265
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.
yang sedang dihadapi serta menanti yang signifikan, dan dengan adanya
kesigapan negara dalam merespon bentuk peningkatan penipuan online menunjukan
perkembangan yang ada agar tetap dapat bawah ketergantungan masyarakat
memberikan rasa aman bagi warganya. terhadap media onlien menjadi perlu
Kerugian jual beli online jelas diperhatikan kesalamatannya dan
merupakan kerugian yang langsung keamanannya, sehingga dalam proses
dialami korban, karena dengan transaksi penggunaan tersebut masyarakat akan
yang tidak bertatap muka langsung merasa terlindungi. Namun disisi lain
pembeli telah dirugikan. Penipuan ini dengan kasus tersebut penipuan online ini
bukan tanpa alasan karena korban ketika menunjukan bahwa peningkatan
melakukan transaksi online seperti tidak ketergantungan masyarakat dengan media
memberikan kepastian, maka apabila bukan tidak menutup kemungkinan
terjadi penipuan online pasti akan kejahatan tidak terjadi melalui media
meresahkan korban dan dari sini penegak online, juastru dengan perkembangan ini
hukum yang pertama menghadapi korban bentuk kesajahatannya semakin
harus sigap terutama perlindungan bertambah. Apalagi dengan kejahatan
terhadap korban agar korban dalam yang berupa kejahatan konvensional saja
kondisi nyaman dan aman. Jika dilihat sering belun dapat terselasaikan, maka
kejahatan penipuan yang menggunakan dengan perkembangan kejahatan online
media online di Wilayah Polda DIY yang berkembang belum tentu juga
“dalam kisaran 2 tahun saja kejahatan mampu diselesaikan oleh Kepolisian
penipuan online terjadi peningkatan yang terutama terkait bentuk pencegahannya,
signifikan, hal ini dapat terlihat bahwa sehingga dari sisni perlu dipertanyakan
pada tahun 2016 kejahatan yang berkedok juga terkait dengan perlindungan yang
penipuan online ternyata sebanyak 339 diberikan, karena pencegahan saja belum
kasus, sedangkan untuk tahun 2017 mampu terealisasi dan kemungkinan
5
sebnyak 555 kasus”. Melihat data perlindungan hukum juga belum
tersebut jelas menunjukan peningkatan terealisasi.
Berbicara perlindungan hukum
5
Data bersumber dari observasi di Polda DIY memang hendaknya diberikan oleh pihak
Pada tanggal 27 November 2017.
266
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.
10 11
Wawancara dengan Qori Oktohandoko, selaku Wawancara dengan Cholil, selaku Penyidik
Kasubdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada Subdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada
tanggal 17 Januari 2018. tanggal 19 Januari 2018.
276
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.
277
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1), Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.
13 14
Wawancara dengan Qori Oktohandoko, selaku Wawancara dengan Sudarisman, selaku Korban
Kasubdit Ekonomi dan Cyber Polda DIY pada penipuan online, pada tanggal 25 Januari
tanggal 17 Januari 2018. 2018.
280
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum”, Vol. 2 (1),Mei 2018 ; e-ISSN : 2598 - 2435
Jurnal “Kajian Hasil Penelitian Hukum” Vol.2(1) Mei 2018 : 263-284, Sumalugi, Muhammad Hatta, dkk.