You are on page 1of 5

Jurnal Analogi Hukum, 2 (3) (2020), 356–360

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggar Privasi Konsumen


Dalam Jual Beli Online
Komang Pande Angga Tridipta*, I Nyoman Sujana dan Ni Made Puspasutari Ujianti

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia

*anggatridipta@gmail.com
How To Cite:
Widyastuti, I. A. W., Dewi, A. A. S. L., & Sugiartha, I. N. G. (2020). Kewenangan Pengadilan Negeri Memutus Perkara Praperadilan Mengenai
Tidak Sahnya Penetapan Tersangka. Jurnal Analogi Hukum. 2(3). 356-360. Doi: https://doi.org/10.22225/ah.2.3.2579.356-360

Abstract—Electronic media is one of container to communicate also to do a business with way to use it
internet media. To through internet media some types act criminal easy be done. Technology also it’s attend
internet be seen from corner view economy can to easier us in to do economy activity. While if seen from
corner view law technology also with it’s attend this internet can become indication it’s appear phenomenon
the law that can caused its emerge the criminal act new. Research with title Law Protection In Breaker
Consumer's Privacy online trading to own formula of How problem Law Protection In Infringement
Consumer's Privacy in online trading and does Solution Quarrel In Privacy's Infringement Consumer online
trading. This research to use it research Type method and problem approach, Law Material Source, the
Technique of law material-collection, and Law Material Analytical. Decomposing To be based and the
research result discussion that be done so can be pulled conclusion that activity sold buy online has difference
with transaction sell buy conventionally. Form law protection in infringement consumer's privacy in selling
transaction buy online to be explained as law problems in transaction scope online trading that is Privacy,
Subject's Authority Law and Object Transaction e-commerce. Quarreling solution in privacy's infringement
consumer online trading be done with litigation (justice).
Keywords: Legal Protection; Privacy; Consumer; Online Transaction.

Abstrak—Media elektronik merupakan salah satu wadah untuk berkomunikasi maupun melakukan suatu
bisnis dengan cara menggunakan media internet. Melalui media internet beberapa jenis tindak pidanamudah
dilakukan. Kemajuan teknologi maupun hadirnya internet dilihat dari sudut pandang ekonomi dapat
mempermudah kita dalam melakukan kegiatan ekonomi. Sedangkan dilihat dari sudut pandang hukum
kemajuan teknologi maupun dengan hadirnya internet ini dapat menjadi indikasi munculnya fenomena hukum
yang dapat menyebabkan timbulnya tindak pidana baru. Penelitian dengan judul Perlindungan Hukum
Terhadap Pelanggar Privasi Konsumen Dalam Jual Beli Online memiliki rumusan masalah Bagaimana
Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggaran Privasi Konsumen dalam Jual Beli Online dan Bagaimana
Penyelesaian Sengketa Dalam Pelanggaran Privasi Konsumen Jual Beli Online. Penelitian ini menggunakan
metode Tipe penelitian dan pendekatan masalah, Sumber Bahan Hukum, Teknik pengumpulan bahan hukum,
dan Analisis Bahan Hukum.Berdasarkan uraian dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa kegiatan jual beli online mempunyai perbedaan dengan transaksi jual beli secara
konvensional.Bentuk perlindungan hukum terhadap pelanggaran privasi konsumen dalam transaksi jual beli
online dijelaskan sebagai suatu permasalahan hukum dalam lingkup transaksi jual beli online yaitu Privasi,
Otoritas Subjek Hukum dan Objek Transaksi e-commerce. Penyelesaian sengketa dalam pelanggaran privasi
konsumen dalam jual beli online dilakukan dengan litigasi (pengadilan).
Kata kunci: Perlindungan Hukum; Pelanggar Privasi; Konsumen; Jual Beli Online

1. Pendahuluan tertentu, jika aturan tersebut dibuat dan


ditetapkan oleh penguasa masyarakat itu sendiri
Indonesia merupakan Negara yang (Kansil, 1992). Sejalan dalam perkembangan
berdasarkan atas hukum dalam masyarakat zaman manusia lebih dimudahkan dengan
hukum merupakan suatu aturan yang sah yang adanya sarana dalam melakukan kegiatan sehari
dapat berlaku bagi masyarakat disuatu tempat -hari seperti halnya berkomunikasi melalui
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 3, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
356
Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggar Privasi Konsumen Dalam Jual Beli Online
media elektronik. Media elektronik perbuatan melawan hukum dengan mengakses
mempermudah kita melakukan komunikasi sistem elektronik yang bertujuan untuk
maupun bisnis dengan sarana menggunakan memperoleh Informasi dengan cara melanggar
media internet. Berbelanja melalui media sistem pengamanan dianggap sebagai tindak
internet saat ini sudah banyak orang atau pidana sesuai Pasal 30 dan Pasal 46 Undang-
konsumen yang melakukannya. Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik. Penelitian
Dengan demikian seiring perkembangan lainnya mengungkapkan, terkait dengan hukum
zaman yang berdampak terhadap ilmu yang tersedia bagi korban pelanggaran hak
pengetahuan maupun teknologi menjadi privasi sesuai regulasi hukum Negara Indonesia
semakin berkembang maju yang dimana hal berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang
tersebut menjadi pendorong bagi efisiensi ITE dan PP Nomor 28 Tahun 2012 tentang
produktifitas produsen atas barang dan jasa PSTE dapat melakukan gugatan kerugian secara
yang dihasilkannya agar dapat mencapai suatu perdata, artinya bahwa mekanisme hukum
target usaha. Hal negatif melalui media internet menuntut ganti rugi dari pengguna daring
beberapa jenis tindak pidana semakin mudah kepada penyedia e-commerce yang baru
dilakukan. Dalam dunia perdagang maupun (Indriyani, Sari, & Unggul, 2017).
bisnis banyak hal yang mengalami
perubahanseiring dengan masuknya media Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas,
internet.Dalam pelanggaran jual beli online itu maka dapat diangkat 2 permasalahan yang
diatur dalam Undang-Undang No 11 Tahun dianalisis dalam penelitian ini, yaitu
2008 tentang Informasi dan Transaksi perlindungan hukum terhadap pelanggaran
Elektronik yaitu Pasal 30. privasi konsumen dalam jual beli online dan
penyelesaian sengketa dalam pelanggaran
Adapun kelemahan bisnis melalui internet privasi konsumen jual beli online. Adapun
ini yaitu, pelanggan kurang merasa aman dalam tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
membeli suatu barang dikarenakan dalam jual menjelaskan dan memberikan tambahan
beli melalui online lebih mengandalkan pengetahuan dalam pengembangan ilmu hukum
kepercayaan antara penjual dan pembeli dalam mengenai perlindungan hukum terhadap
melanjutkan transaksi jual beli, barang yang pelanggaran privasi konsumen dalam jual beli
didapatkan terkadang tidak sesuai dengan online, mengetahui perlindungan hukum
gambar yang diunggah, tingkat kepuasan terhadap pelanggaran privasi konsumen dalam
belanja melalui online kurang memadai atau jual beli online dan mengetahui penyelesaian
kurang terjamin kualitasnya, kendala sengketa dalam pelanggaran privasi konsumen
pengiriman dan sistem pembayaran dimana jual beli online.
pembeli harus melakukan transfer terlebih
dahulu kemudian barang dikirim sehingga 2. Metode
timbul kewaspadaan yang harus diperhatikan
meskipun sebagian situs telah memberlakukan Tipe penelitian yang diterapkan yang
sistem COD atau Cash On Delivery. diterapkan oleh penulis adalah penelitian
hukum normatif. Pendekatan masalah
Dapat dikatakan saat ini tidak ada aturan menggunakan yuridis normatif yaitu
hukum yang mengatur secara rinci mengenai pendekatan berdasarkan peraturanperundang-
prosedur dalam perlindungan terhadap privasi, undangan yang berlaku. Dalam penyusunan
dalam penggunaan data pribadi, yang penelitianini menggunakan bahan hukum yang
berdampak penawaran berbagai macam produk diperoleh dari penelitian kepustakaan, yaitu
mulai dari kartu kredit, fasilitas pinjaman dan bahan Hukum Primer dan Bahan Hukum
sebagainya terhadap konsumen itu Sekunder.
sendiri.Secara mendasar, hak atas privasi dalam
hukum Indonesia diatur dalam Pasal 28 G ayat Teknik pengumpulan bahan hukum yang
(1) Amandemen II UUD 1945 jo. Pasal 23 TAP penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
MPR No. XVII atau 1998 jo. Pasal 29 ayat (1) studi dokumen. Studi dokumen adalah metode
Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 tentang yang dilaksanakan dengan cara
Hak Asasi Manusia. menginventarisasi bahan-bahan hukum baik
berupa peraturan perundang-undangan, literatur
Pada penelitian (Wiranjaya & Ariana, -literatur maupun bahan hukum lainnya yang
2017), diungkapkan bahwa Undang-Undang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan oleh penulis.
Transaksi Elektronik memberikan perlindungan
hukum terhadap keamanan data elektronik Dalam penelitian ini, penulis
konsumen dari pengaksesan ilegal. Setiap mengumpulkan bahan hukumuntuk dianalisis.

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 3, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


357
Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggar Privasi Konsumen Dalam Jual Beli Online
Bahan hukum yang diperoleh yang selanjutnya bahkan dicuri, seperti halnya pada pencurian
diolah dan dianalisis, diuraikan kemudian identitas, maka konsumen akanmengalami
dikaitkan dengan teori-teori yang terkumpul kerugian melalui bentuk penipuan.
dari literatur-literatur lalu disajikan dan
dibentuk dalam penulisan proposal ini, yaitu Privasi atas informasi melalui media
dengan penjabaran secara lengkap tentang elektronik dalam e-commerce diatur dalam
aspek-aspek tertentu yang ada sangkut pautnya undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang
dengan masalah yang ada dan selanjutnya Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu dalam
dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan pasal 25 yang berbunyi: Penggunaan setiap
yang dibahas. informasi melalui media elektronik yang
menyangkut data tentang hak pribadi seseorang
3. Hasil Penelitian Dan Pembahasan harus dilakukan atas persetujuan dari yang
bersangkutan kecuali dintentukan lain oleh
Peraturan Perundang-undangan (Dewi, 2009b).
Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggaran
Privasi Konsumen Dalam Jual Beli Online Beberapa isu etika profesi yang dapat
dikategorikan dalam empat jenis yaitu,
Kerahasiaan pribadi (Privacy) merupakan Isuprivasi, Isu akurasi, Isu property
suatu kemampuan seseorang dalam menjaga kepemilikan maupun nilai informasi (hak cipta
aset pribadi dan mempertahankan kehidupan intelektual), Isu aksebilitasya itu hak untuk
dan urusan personalnya dari public atau dapat mengakses informasi dan pembayaran biaya
juga dikatakan kemampuan seseorang untuk untuk mengaksesnya (Rosadi, 2015). Di
mengontrol keluar masuknya informasi Indonesia sudah diatur dalam undang-undang
mengenai dirinya kepada orang lain.Hak khusus yaitu Undang-Undang tentang Informasi
pelanggar privasi oleh individu perusahaan dan Transaksi Elektronik (ITE).
maupun pemerintah menjadi bagian dalam
aturan hukum di banyak Negara baik dalam Perjanjian atau kontrak menurut Pasal
konstitusi ataupun hukum privasi.Privasi dapat 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
secara sukarela dikorbankan umumnya demi dijelaskan perjanjian atau kontrak adalah suatu
keuntungan terntentu dengan resiko hanya perbuatan seseorang atausekelompok orang
mendapat suatu keuntungan tetapi dapat disertai mengikatkan dirinya terhadap seseorang atau
kerugian maupun bahaya lainnya. lebih.Wujud perlindungan hukum terhadap
privasi masing-masing pihakdalam transaksi
Dalam melakukan transaksi jual beli secara online dapat dijabarkan dalam bentuk
online juga terjadi berbagai jenis kasus yang permasalahan diantaranya: a) Privasi. b)
merugikan konsumenmisalnya: 1) Otensitas objek hukum. c) Objek transaksi e-
Penyalahgunaan data pribadi dan informasi commerce.
penting pelanggan pada saat melakukan
transaksi bisnis sebagai suatu persyaratan yang Dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
wajib dipenuhi oleh perusahaan. 2) Terdapat 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
kasus kartu identitas diri yang berbeda atau (ITE) dijelaskan bahwa pelaku usaha
berlainandengan informasi data sebenarnya. 3) wajibmemberikandata yang benar dan lengkap
Dapat terjadinyasuatu kejahatan yang bermula yang terkait barang atau jasa yang ditawarkan,
dari pencurian data dan informasi seseorang Wanprestasi merupakan kelalaian berupa empat
dengan melakukan pencarian di internet. 4) jenis situasi antara lain Menyanggupi apa yang
Pelanggaran privasi atas data dan informasi menjadi kewajibannya tetapi tidak melakukan
seseorang (Dewi, 2009a). Dalam kasus ini apa yang telah disanggupinya tersebut dengan
sebelum melakukan transaksi online, antara semestinya, Menjanjikan untuk melakukan
penjual dan pembeli sepakat untuk melakukan sesuatu tetapi tidak melakukan apa yang telah
transaksi melalui media online. Selain dijanjikannya,Melaksanakan sesuatu yang telah
diberlakukannya transaksi melalui media di janjikan tetapi tidak tepat waktu,
online, COD (Cash on Delivery) merupakan Melaksanakan suatu hal yang dalam
salah satu bagian dari sistem transaksi.Setelah perjanjiannya dilarang untuk dilaksanakan
para pihak sepakat melakukan transaksi melalui (Satrio, 2014).
media online dalam pembelian barang tersebut
pembeli wajib mengisi ketentuan-ketentuan Dalam transaksi melalui media online baik
identitas didalamnya, seperti nama, alamat, itu jual beli atau sebagainyajika terjadi suatu
nomor Handpone, e-mail. Dalam kasus sengketa maupun tindak pidana penipuan
pelanggaran privasi jika informasi pribadi yang akansulit untuk dilakukan eksekusi.Apabila
secara sukarela diberikan untuk suatu penjual menggunakan identitas palsu maka
kepentingan tersebut disalahgunakan atau dapat dikenakan tindak pidana berdasarkan

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 3, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


358
Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggar Privasi Konsumen Dalam Jual Beli Online
pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 28 Negosiasi, 5) Penilaian ahli.
ayat 1 undang-undang informasi transaksi
elektronik.Sengketa merupakan suatu keadaan Untuk mendapat haknya kembali jika
dimana salah satu pihaktidak puas karena merasa dirugikan para pihak dapat melakukan
merasa dirugikan pihak lain, dimana pihak yang cara melalui: 1) Litigasi sejalan dalam pasal 38
merasa dirugikan lalu menyampaikan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
ketidakpuasan tersebut kepada pihak kedua Informasi Transaksi Elektronik (ITE). 2) Non
(Nurnaningsih, 2012). litigasi Dalam pasal 39 ayat (2) Undang-
Undang tentang Informasi dan Transaksi
Beberapa teori tentang sebab-sebab Elektronik (ITE).
timbulnya sengketa, diantaranya : 1) Teori
hubungan masyarakat, 2) Teori negoisasi Setelah digunakan Peraturan Pemerintah
prinsip, 3) Teori identitas, 4) Teori Nomor 59 tahun 2001 tentang Lembaga
kesalahpahaman antar budaya, 5) Teori Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat,
transformasi 6) Teori kebutuhan dan Pasal 2 dijelaskan yaitu : Pemerintah mengakui
kepentingan manusia (Takdir, 2010). Oleh lembaga yang memenuhi syarat yakni terdaftar
karena itu sebelum melakukan transaksi melalui pada pemerintah kabupaten atau kota dan
onlinepihak penjual dan pembeli setuju bergerak dibidang perlindungan konsumen
melakukan transaksi melalui mediaelektronik sebagai mana tercantum dalam anggaran
setelah penjual dan pembeli sepakat, maka dasarnya.
pembeli sebelumnya harus memahami Maksud dari pendaftaran tersebut hanya
ketentuan umum yang disyaratkan oleh pihak sebagai pencatatan bukan sebagai syarat
penjual. Lalu jika ketentuan-ketentuan yang perizinan. Adapun beberapa tugas dari
diberikan oleh pihak penjual tersebut disetujui Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya
pihak pembeli selanjutnyapara pihak melakukan Masayarakat (LPKSM) yaitu
kesepakatan jual beli dimana pada umumnya Menginformasikan masyarakat umum guna
yang dilakukan jika bertransaksi melalui meningkatkan kewaspadaan konsumen dalam
internet pihak pembelimelakukan klik pada mengkonsumsi barang maupun jasa serta
tombol send, hal tersebut dapat menjadi suatu memperhatikan kesadaran atas hak dan
tanda bahwa pihak pembeli setuju akan kewajibannya, menyampaikan solusi maupun
persyaratan perjanjian yang diberikan oleh nasehat kepada konsumen yang
pihak penjual. Penyelesaian sengketa melalui memerlukannya, melakukan kerja sama dengan
litigasi merupakan Alternatif hukum dalam instansi terkait guna mewujudkan perlindungan
penyelesaian sengketa melalui proses beracara konsumen di Indonesia.Badan penyelesaian
dipengadilan dimana dalam hal ini Hakim sengketa konsumen (BPSK) mempunyai tugas
memiliki kewenangan untuk mengatur dan wewenang untuk melindungi konsumen
memutuskannya suatu Perkara. Proses seperti misalnya menangani dan membantu
penyelesaian sengketa litigasi berakhir ditandai penyelesaian suatu sengketa konsumen melalui
dengan adanya hasil akhir berupa putusan win- jalur hukum mediasi maupun abitrase,
lose solution. memberikan sarana konsultasi perlindungan
konsumen, Menerima pengaduan dari
Penyelesaian Sengketa Dalam Pelanggaran konsumen baik berupa tulisan maupun tidak
Privasi Konsumen Jual Beli Online tertulis, mengenai indikasi terjadinya
pelanggaran terhadap konsumen dalam rangka
Dalam penyelesaian sengketa hukum perlindungan konsumen.
melalui litigasi penyelesaian hukumnya lebih
bersifatnya formal dan teknis, Hal ini 4. Simpulan
menyebabkan masyarakat umum mencari Berdasarkan hasil pembahasan pada
alternatif lain dalam menyelesaiakan penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik
permasalahan hukumya itu diluar peradilan beberapa kesimpulan bahwa Dalam transaksi
formal (Harahap, 2008). Dalam perspektif jual beli onlineterdapat perbedaan dengan
Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang transaksi jual beli secara konvensional yaitu
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian dengan digunakannya media elektronik atau
Sengketa,masing-masing pihak berdasarkan internet, melalui transaksi jualbeli online
kesepakan bersama ingin menyelesaikan terdiridaripenawaran dan penerimaan. Karena
sengketa di luar pengadilan ada alternatif lain suatu kesepakatan diiringi timbulnya suatu
selain penyelesaian sengketa melalui litigasi di penawaran oleh pihak penjual dan pihak
pengadilan. Beberapa alternatif dalam pembeli sebagai penerima. Perlindungan hukum
penyelesaian sengketa diantaranya: 1) terhadap konsumen seputar transaksi jual beli
Arbitrase, 2) Konsiliasi, 3) Mediasi,4)
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 3, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
359
Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggar Privasi Konsumen Dalam Jual Beli Online
online berbentuk, Privasi, otoritas subjek Harahap, M. Y. (2008). Hukum Acara Perdata.
hukum, dan objek transaksi e-commerce. Jika Jakarta: Sinar Grafika.
terdapat pelanggaran dalam transaksi jual beli
online maka para pihak yang dirugikan dapat Indriyani, M., Sari, N. A. K., & Unggul, S.
mengajukan gugatan dalam hal tersebut. (2017). Perlindungan Privasi Dan Data
Penyelesaian sengketa dalam bentuk Pribadi Konsumen Daring Pada Online
pelanggaran privasi konsumen dalam jual beli Marketplace System. Justitia Jurnal
online dilakukan dengan litigasi (pengadilan) Hukum, 1(2), 191–208. Retrieved from
dimana alat bukti elektronik telah diakui http://journal.um-surabaya.ac.id/
sebagai alat bukti sah seperti bukti pembayaran index.php/Justitia/article/view/1152
(transfer) , pesan melalui sms, maupun pesan Kansil. (1992). Pengantar Hukum Indonesia.
media sosial. Dan dengan melalui Non Litigasi Jakarta: Sinar Grafika.
para pihak yang dirugikan dapat menempuh
melalui Lembaga Swadaya Masyarakat, Nurnaningsih, A. (2012). Mediasi Alternatif
Direktorat Perlindungan Konsumen Penyelesaian Sengketa Perdata Di
Disperindag, Badan Penyelesaian Sengketa Peangadilan. Jakarta: PT Raja
Konsumen (BPSK), maupun penyelesaian Grafindo Persada.
sengketa secara kekeluargaan.
Rosadi, S. D. (2015). Cyber law : aspek data
Dalam pelaksanaan transaksi jual beli privasi menurut hukum internasional,
online yang berkaitan dengan regional dan nasional. Bandung: Refika
perkembangannya menghadapi teknologi dan Aditama. Retrieved from https://
masalah hukum. Adanya pendaftaran secara opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?
hukum, guna melindungi konsumen agar tidak id=1061306
terjadi pelanggarandalam transaksi. Selain
pendaftaran, dalam sebuah transaksi juga Satrio, J. (2014). W anprestasi Menurut
diperlukan sikap jujur agar tidak ada pihak yang KUHperdata, Doktrin, dan
dirugikan, kewaspadaan dalam diri dan sikap Yurisprudensi. Bandung: Citra Aditya
hati-hati serta teliti dalam memilih barang yang Bakti. Retrieved from https://
akan dibeli. Dari pihak produsen juga harus www.citraaditya.com/product/
melayani dengan baik para konsumen yang wanprestasi-menurut-kuhperdata-
ingin berbelanja. Seperti misalnya membalas doktrin-dan-yurisprudensi
setiap pesan dari konsumen yang ingin tahu Takdir, R. (2010). Mediasi Penyelesaian
masalah barang yang akan dibeli. Hal ini juga Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat.
bertujuan untuk menghindari terjadinya Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
pelanggaran privasi maupun identitas pribadi
baik itu identitas produsen ataupun konsumen. Wiranjaya, I. D. G. A., & Ariana, I. G. P.
Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan (2017). Perlindungan Hukum Terhadap
untuk bisnis online kedepannya agar menjadi Pelanggaran Privasi Konsumen Dalam
lebih baik, dan dibutuhkannya suatu undang- Bertransaksi Online. Kertha Semaya:
undang yang mengatur lebih terperinci Journal Ilmu Hukum, 6(1). Retrieved
mengenai e-commerce (bisnis online). from https://ojs.unud.ac.id/index.php/
kerthasemaya/article/view/21906
Daftar Pustaka
Dewi, S. (2009a). CyberLaw: Perlindungan
Privasi Atas Informasi Pribadi dalam E
-Commerce Menurut Hukum
Internasional. Bandung: Widya
Padjadjaran. Retrieved from https://
www.unpad.ac.id/buku/cyberlaw-
perlindungan-privasi-atas-informasi-
pribadi-dalam-e-commerce/
Dewi, S. (2009b). Cyberlaw 2 : praktik negara-
negara dalam mengatur privasi dalam
e-commerce. Bandung: Widya
Padjadjaran. Retrieved from https://
opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?
id=616674

Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 3, 2020. CC-BY-SA 4.0 License


360

You might also like