Professional Documents
Culture Documents
MONSTREATION
Oleh : Rahmayani Indrasari
Pembimbing 1 : Dr. Firdaus, S.H., M.H
Pembimbing 2 :Ulfia Hsanah, S.H., M.Kn
Alamat : Jln. Kubang Raya, Kampar
Email :rahmayaniindrasari@gmail.com- Telepon : 085265927011
ABSTRACT
Online buying and selling deals are pecianities that bind the need to spend the same amount of
goods, and other parties acting as buyers tie in to buy something prices and transactions are made using the
internet network. Online shop Monstreation has unique products and jackets in the clothing business offered
on social media. One of them is Instagram. Surely an online shop has several provisions that must be obeyed
by the parties so that no loss occurs. Becase of its virtual nature that allows the parties not to face each
other, there will be several disputes.
This type of of research is sociological legal research, namely research in the form of empirical
studies to find theories about the process and the process of working the law in society. In this case the
author serves the implementation of an online sale and purchase greement (E-commerce). This research
was conducted at the Monstreation Online shop in the city of Pekanbaru. The population and sampe are
online shop Monstretation and the sampe is buyer at the online shop Monstreation.
From the results of the study the authors concluded that the implementation of an online buying and
selling agreement (E-commerce) between online shop Monstreation and buyers has not been carried out
properly, this is seen from: First, Default made by Monstreation online shop such as: production defects,
late production and shipping of goods. Second: defaults from other buyers, namely: transaction
cancellation, asking for compensation that incriminates the online shop. The author's suggestion, First, for
the online shop Monstreation to provide clearer information about products and improve the production
process of clothes and jackets, while for buyers to do not cancel the orders, for parties to obey their rights
and obligations. each party well. Second, in a relationship there needs to be good communication between
online buying and selling agreements, it is necessary for the parties to establish good communication so that
the agreement is implemented according to the expectations of the parties so that disputes in the
implementation of online buying and selling can be overcome.
E. Kerangka Konseptual
1. Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara terperinci, implementasi 7
http://digilib.unila.ac.id/4718/11/BAB%2011.pdf, diakses
tanggal 02 Agustus 2018.
8
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Perdata di
Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006.
9
http://jablogjubel.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-jual-
beli-online-dan.html?m=1, diakses tanggal 20 Desember
6
Yahya Harahap, Op.cit, hlm.40 2017.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 4
2. Lokasi Penelitian b.Undang-Undang Perlindungan
Peneliti melakukan penelitian di Konsumen Nomor 8 tahun 1999,
wilayah hukum kota Pekanbaru tepatnya Lembaran Negara Republik Indonesia
di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Rumbai, Kota Pekanbaru Lembaran Negara Republik Indonesia
3. Populasi dan Sampel Nomor 3821.
a. Populasi c. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
Populasi adalah keseluruhan atau Tentang Informasi dan Transaksi
himpunan objek dengan ciri-ciri yang Elektronik, Lembaran Negara Republik
sama, populasi dapat berupa orang, benda Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,
(hidup dan mati), kejadian, kasus-kasus, Tambahan Lembaran Negara Republik
waktu atau tempat dengan sifat dan ciri Indonesia Nomor 4843.
yang sama. 2. Bahan Hukum Sekunder
Adapun yang menjadi poulasi dalam Merupakan bahan-bahan hukum yang
penelitian ini adalah : memberikan penjelasan bahan hukum
1) Merchant/Penjual/Pelaku usaha online primer, terdiri dari buku yang berkaitan
shop Monstreation. dengan perjanjian jual beli online seperti
2) Customer/Pembeli jaket atau baju di literature atau hasil penulisan terhadap
online shop Monstreation. sarjana yang berupa buku yang berkaitan
b. Sampel dengan pokok permasalahan.
Sampel merupakan bagian dari 2. Bahan Hukum Tersier
populasi yang akan dijadikan sebagai Merupakan bahan hukum yang
objek penelitian. Dalam penerapan sampel, memberikan petunjuk atau penjelasan
penulis menggunakan Purposive terhadap bahan hukum primer dan
Sampling. sekunder, seperti Kamus Besar Bahasa
4. Sumber Data Indonesia dan Ensiklopedia.
Dalam penelitian ini penulis
membutuhkan data primer dan data 5. Teknik Pengumpulan Data
sekunder. Alat pengumpulan data yang penulis
a. Data Primer gunakan dalam penilitian adalah :
Data Primer adalah data yang a. Wawancara, yaitu suatu dialog atau
diperoleh dari masyarakat (lapangan) yang tanya jawab langsung kepada responden
sesuai dengan permasalahan. dan informan, penulis tujukan kepada
b. Data Sekunder Penjual online shop Monstreation dan
Data Sekunder adalah data yang diperoleh Pembeli.
melalui kepustakaan yang bersifat b. Kuisioner, yaitu pengumpulan data
mendukung data primer. Data sekunder dengan membuat daftar-daftar pertanyaan
diperoleh melalui penelitian perpustakaan yang memiliki relasi dengan permasalahan
atau berasal dari : yang diteliti. Peneliti membuat kuisioner
1. Bahan Hukum Primer terstruktur yang akan diberikan kepada
Bahan hukum primer yaitu bahan responden.
yang bersumber dari penelitian c. Studi kepustakaan, yaitu dengan
kepustakaan di peroleh dari Undang- cara pengambilan data dengan
Undang antara lain : mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. berkaitan dengan permasalahan yang
penulis teliti.
15
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan
Kontrak, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 13.
16
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perusahaan
14
Ahmadi Miru, Op.cit. hlm.3. Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm.86-88.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 7
tersebut ada hubungannya menurut 2. Hak dan kewajiban para pihak
hukum. dalam jual beli
c. Perjanjian bernama dan tidak bernama Setiap perjanjian jual beli akan
Perjanjian bernama adalah perjanjian menimbulkan kewajiban dan hak bagi
yang mempunyai nama sendiri, yang pihak-pihak yang mengadakan
dikelompokkan sebagai perjanjian- perjanjian itu yaitu:17
perjanjian khusus, karena jumlahnya a. Hak yang diberikan kepada penjual
terbatas, misalnya jual beli, sewa untuk mendesak pembeli
menyewa. Sedangkan perjanjian tidak membayar harga, tetapi penjual
bernama adalah perjanjian yang tidak juga berkewajiban menyerahkan
mempunyai nama tertentu dan barangnya kepada pembeli.
jumlahnya tidak terbatas. b. Hak yang diberikan kepada
d. Perjanjian kebendaan dan perjanjian pembeli untuk mendesak kepada
obligatoir. penjual untuk menyerahkan
Perjanjian kebendaan adalah perjanjian barangnya yang telah dibeli, tetapi
untuk memindahkan hak milik dalam pembeli juga berkewajiban
perjanjian jual beli. Perjanjian membayar harga pembelian
kebendaan ini sebagai pelaksanaan dari tersebut.
perjanjian obligatoir. Perjanjian 3. Obyek jual beli
obligatoir sendiri adalah perjanjian yang Obyek dari jual beli adalah
menimbulkan perikatan, artinya sejak prestasi, yaitu debitur berkenan atas
timbulnya hak dan kewajiban para suatu prestasi dan kreditur berhak atas
pihak. suatu prestasi. Wujud prestasi adalah
e. Perjanjian konsensual dan perjanjian memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan
real. tidak berbuat sesuatu (Pasal 1234
Perjanjian konsensual adalah perjanjian KUHPerdata)
yang timbul karena ada perjanjian 4. Terjadinya jual beli
kehendak antara para pihak. Sedangkan Proses terjadinya jual beli dalam
perjanjian real adalah perjanjian Pasal 1458 KUHPerdata, antara lain:18
disamping ada perjanjian kehendak juga a. Apabila kedua belah pihak telah
sekaligus harus ada penyerahan nyata sepakat mengenai harga dan
tas barang yang diperjanjikan. barang, walaupun barang tersebut
belum diserahkan dan harganyapun
belum dibayar, perjanjian jual beli
B. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli ini dianggap sudah jadi;
1. Pengertian Jual Beli b. Jual beli yang memakai masa
Istilah perjanjian jual beli berasal percobaan dianggap terjadi untuk
dari terjemahan contract of sale. sementara. Sejak disetujuinya
Perjanjian jual beli diatur dalam Pasal perjanjian jual beli secara
1457 sampai dengan Pasal 1450 demikian, penjual terus terikat,
KUHPerdata. Menurut Pasal 1457 sedang pembeli baru terikat kalau
KUHPerdata, jual beli adalah suatu jangka waktu percobaan itu telah
perjanjian, dengan mana pihak satu lewat dan telah dinyatakan setuju;
mengikatkan dirinya untuk c. Sejak diterima uang muka dalam
menyerahkan suatu kebendaan dari pembelian dengan pembayaran
pihak yang lain untuk membayar harga uang muka. Kedua belah pihak tak
yang telah dijanjikan. dapat membatalkan perjanjian jual
Menurut Kamus Besar Bahasa beli itu, meskipun pembeli
Indonesia, jual beli adalah persetujuan membiarkan uang muka tersebut
saling mengikat antara penjual, yakni
17
pihak yang menyerahkan barang dan CST. Kansil dan Christine S.T Kansil, Modul Hukum
pembeli sebagai pihak yang membayar Perdata (Termasuk Asas-asas Hukum Perdata), PT.
harga barang yang dijual. Pradnya Paramita, Jakarta, 2000, hlm.238.
18
Purwahid Patrik, Op.cit. hlm.3
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 8
pada penjual, atau penjual Dalam perkembangan ilmu teknologi sangat
membayar kembali uang muka itu berpengaruh dalam beberapa bidang di
kepada pembeli. antaranya dunia bisnis terutama yang
C. Tinjauan Umum tentang Jual Beli
bersangkutan dengan jual beli online.
Online( E-commerce)
1. Pengertian Jual Beli Online (E- Electronic commerce (E-commerce) lahir atas
commerce) tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang
E-commerce dapat diartikan serba cepat, mudah dan praktis.
sebagai perdagangan elektronik, Munculnya Undang – Undang Nomor 11
maksudnya perdagangan elektronik ini Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
adalah perdagangan yang dilakukan Elektronik (UU ITE) memberikan dua hal
secara elektronik menggunakan
penting yakni, pertama pengakuan transaksi
internet sebagai medianya. 19 Sama
halnya pada Pasal 1 ayat (2) Undang- elektronik dan dokumen elektronik dalam
Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang kerangka hukum perikatan dan hukum
Informasi dan Transaksi Elektronik pembuktian, sehingga kepastian hukum
untuk selanjutnya disebut UU ITE transaksi elektronik dapat terjamin dan yang
yaitu Transaksi Elektronik adalah kedua diklasifikasinnya tindakan-tindakan
perbuatan hukum yang dilakukan yang termasuk kualifikasi pelanggaran
dengan menggunakan Komputer,
hukum terkait penyalahgunaan teknologi
jaringan Komputer, dan/atau media
elektronik lainnya. Dalam informasi disertai dengan sanksi pidananya.
perkembangan praktik e-commerce Dengan adanya pengakuan terhadap transaksi
merupakan kegiatan yang meliputi elektronik dan dokumen elektronik maka
tukar menukar informasi, iklan dan setidaknya kegiatan e-commerce mempunyai
transaksi.20 basis legalnya.22.
E-commerce menurut World Trade
Proses pelaksanaan dalam perjanjian jual
Organization (WTO) meliputi bidang
produksi, distribusi, pemasaran, beli online dalam pelaksanaannya tergantung
penjualan dan pengiriman barang dan layanan yang digunakan dan kepercayaan
atau jasa melalui elektronik. masing- masing pihak. Jadi berdasarkan
Sedangkan OECD (Organization For pembahasan di atas dalam kaitannya dengan
Economic Coperation and konsep perjanjian jual beli yaitu dapat peneliti
Development) mendefinisi commerce simpulkan bahwa pelaksanaan perjanjian jual
yakni transaksi berdasarkan proses dan
beli online pada online shop Monstreation
transmisi data secara elektronik.21
pada dasarnya masih belum berjalan dengan
HASIL PENELITIAN DAN baik, selain proses transaksi tidak dilakukan
PEMBAHASAN secara bertatap muka yang memungkinkan
A. Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Online dapat terjadi permasalahan antara para pihak,
(E-commerce) Pada Online Shop lalu karena meskipun pengaturan terhadap
Monstreation perjanjian jual beli online menggunakan
aturan perjanjian yang berlaku secara umum
Pada zaman yang canggih ini penggunaan yaitu adanya suatu bentuk kesepakatan antara
teknologi sudah meluas sehingga kehadiran para pihak terhadap kontrak tersebut
teknologi tentunya akan dapat membantu menimbulkan keterikatan berupa memiliki
manusia dalam melaksanakan aktifitasnya. kesadaran dalam menjalankan hak dan
kewajibannya.
19
Heru Kuswanto, Op.cit. hlm.2.
20
Shinta Dewi, Cyber Law I : Perlindungan Privasi
atas Informasi Pribadi dalam E-commerce Menurut Hukum
22
Internasional, Widya Padjajaran, Bandung, 2004, hlm.54. Yahya Ahmad Zein, Op.cit, hlm. 41.
21
Dian Mega Erianti Renouw, Op.cit, hlm. 48.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 9
B. Upaya Untuk Menyelesaikan Wanprestasi barang yang bertentangan dengan peraturan
Yang Terjadi Dalam Perjanjian Jual Beli perundang-undangan, tidak rusak atau
Online mengandung cacat tersembunyi, sehingga
barang yang ditawarkan adalah barang yang
Transaksi jual beli melalui internet ini layak untuk diperjualbelikan. Sedangkan
dilakukan tanpa ada tatap muka antara para
pihaknya, mereka mendasarkan transaksi jual konsumen bertanggung jawab atas barang
beli tersebut atas rasa kepercayaan satu sama yang dipesan bahwa konsumen juga harus
lain, sehingga perjanjian jual beli yang terjadi memperhatikan haknya apabila ia menuntut
diantara para pihakpun dilakukan secara haknya dalam keadaan yang paling sulit bagi
elektronik pula baik melalui e-mail atau penjual maka konsumen tidak melakukan
media sosial lainnya, oleh karena itu tidak ada perjanjian jual beli dengan itikad baiknya
berkas perjanjian seperti pada transaksi jual
sehingga akan menyebabkan wanprestasi
beli konvensional/biasanya. Kemudian dalam
penyelenggaraan transaksi elektronik yang dalam perjanjian jual beli online.
dilakukan para pihak wajib memperhatikan: 23
BAB V
a. Itikad Baik;
PENUTUP
bPrinsip Kehati-hatian;
A. Kesimpulan
c. Transparansi Akuntabilitas; dan Berdasarkan dengan hasil wawancara dan
d. Kewajaran. keterangan pada bab sebelumnya, maka dapat
Proses jual beli yang dilakukan pada ditarik kesimpulan sebagai berikut:
online shop tentu akan menimbulkan suatu 1. Pelaksanaan perjanjian jual beli online
permasalahan antara penjual dan pembeli, (E-commerce) pada online shop
karena sifatnya yang maya yang tidak Monstreation belum berjalan dengan
sebagaimana mestinya, karena didalam
terdapat pertemuan secara langsung antara pelaksanaannya terdapat berbagai
penjual dan pembeli. Dalam prakteknya wanprestasi yang disebabkan oleh
transaksi yang terjadi dalam online shop masing-masing pihak,, ini di lihat dari
tersebut juga telah ada kesepakatan bersama adanya wanprestasi yang dilakukan
antara penjual dan pembeli atau suatu oleh online shop Monstreation seperti
perjanjian bersama oleh pengguna forum cacat produksi yang disebabkan oleh
kelalaian dari sistem produksi online
mengenai transaksi yang akan dilakukan.
shop tersebut, terlambat produksi yang
Pada dasarnya pihak-pihak dalam jual tidak sesuai dengan waktu yang
beli secara online tersebut, masing-masing diinformasikan kepada pembeli, dan
memiliki hak dan kewajiban, baik penjual, terlambat pengiriman barang oleh jasa
merchant/pelaku usaha merupakan pihak pengiriman yang digunakan oleh onlo,
yang menawarkan barang melalui internet, sedangkan wanprestasi yang dilakukan
oleh karena itu penjual bertanggung jawab oleh Pembeli seperti, pembatalan
transaksi atau pembayaran, meminta
memberikan secara benar dan jujur atas
ganti kerugian atas haknya yang
barang yang ditawarkan kepada pembeli atau memberatkan pihak online shop.
konsumen. Di samping itu, penjual juga harus 2. Upaya untuk mencegah terjadinya
menawarkan barang yang diperkenankan oleh wanprestasi dalam pelaksanaan
undang-undang, menurut Pasal 8 ayat (2) dan perjanjian jual beli online tersebut
(3) Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah memberi informasi selengkap-
barang yang ditawarkan tersebut bukan lengkapnya mengenai cara dan proses
pemesanan baju atau jaket oleh online
shop Monstreation, memperbaiki
23
Setia Putra, “Perlindungan hukum terhadap konsumen sistem produksi kain baju atau jaket
dalam transaksi jual beli melalui E-commerce”, Jurnal Ilmu untuk mencegah terjadinya cacat
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Vol. 4 No. 2 produksi, sedangkan untuk konsumen
Februari-Juli 2014, hlm. 202.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 10
atau pembeli agar dapat menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
itikad baiknya untuk melakukan
pemesanan dan mengikuti proses A. Buku
transaksi hingga penyelesaian produksi Barkatullah, Abdul Halim dan Teguh Prasetyo,
baju atau jaket. 2005, Bisnis E-commerce Studi Sistem
Keamanan dan Hukum Di Indonesia, Pustaka
B. Saran
Pelajar, Yogyakarta.
Dari hasil kesimpulan yang telah
penulis kemukakan diatas, maka saran Fuady, Munir, 2014 Konsep Hukum Perdata,
penulis adalah sebagai berikut : PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
1. Perjanjian jual beli online (E- Hakim, Mustolih, 2010, Langkah Awal Memulai
commerce) pada online shop Bisnis Online, Mediakom, Jakarta.
Monstreation ini merupakan
Harahap, Yahya, 1986, Segi-Segi Hukum
kesepakatan transaksi jual beli Perjanjian, PT. Alumni, Bandung.
yang terjadi menggunakan jaringan
internet atau perdagangan secara HS., Salim, 2006, Hukum Kontrak Teori dan
elektronik, karena tidak diatur di Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafik,
dalam KUHPerdata maka disebut Jakarta.
dengan perjanjian innominat yaitu
perjanjian tidak bernama, sehingga Indrajit, Ricardus Eko, 2002, Electronic
bagi para pihaknya perlu untuk Commerce Strategi dan konsep bisnis di
memahami proses dan ketentuan dunia Maya, Aptikom, Jakarta.
dalam melakukan transaksi secara
Kantaatmadja, Mieke Komar, 2010, Cyber Law
online untuk mencegah terjadinya
Suatu Pengantar, Bandung.
wanprestasi. Karena wanprestasi
akan mengakibatkan masing- M. Ramli, Ahmad, 2004, Cyber Law dan HAKI
masing pihaknya untuk melakukan dalam Sistem Hukum Indonesia, PT. Refika
ganti kerugian apabila tidak sesuai Aditama, Bandung.
dengan kesepakatan yang dibuat.
2. Dalam pelaksanaan perjanjian Mansur, Dikdik M. Arif dan Elisatris Gultom,
perlu adanya komunikasi yang baik 2005, Cyber Law ( Aspek Hukum Teknologi
dengan semua pihak. Jual beli tidak Informasi), PT. Refika Aditama, Bandung.
akan berjalan lancar tanpa adanya
itikad baik dari para pihak untuk Meliala, Djaja.S, 2012, “Penuntun Praktis Hukum
Perjanjian Khusus Jual-beli, Sewa-menyewa,
melaksanakannya. Para pihak harus
Pinjam-meminjam”, Nuansa Aulia, Bandung.
saling memperhatikan kepentingan
masing-masing, karena perjanjian Miru, Ahmadi dan Sakka Pati, 2008, Hukum
jual beli bukan hanya untuk Perikatan (Penjelasan makna Pasal 1233
memperoleh keuntungan bagi satu sampai 1456 BW), PT.Raja Grafindo
pihak tapi bagi semua pihak terkait. Persada, Jakarta.
Pihak online shop Monstreation
butuh konsumen untuk Muhammad, Abdul Kadir, 2000, Hukum
meningkatkan penghasilan dan Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya
mempromosikan produknya bagi Bakti, Jakarta.
masyarakat umum, sedangkan
Makarim, Edmon, 2004, Kompilasi Hukum
pembeli butuh online shop
Telematika, PT. Raja Grafindo Persada,
Monstreation untuk mendapatkan Jakarta.
baju atau jaket untuk
kepentingannya. bagi para pihak Muljadi, Kartini, 2010, Perikatan yang lahir dari
untuk mentaati hak dan kewajiban Perjanjian, PT.Raja Grafindo Persada,
masing-masing pihak dengan baik. Jakarta.
http://jurnalsdm.blogspot.co.id/2009/08/e-
commerce-definisi-jenis-tujuan.html, di akses
pada tanggal 28 Agustus 2018.
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1
/2014-2-01343-MC%20Bb1001.pdf. di akses
pada tanggal 21 Juli 2018
http://pekanbaru.go.id/p/hal/sejarah-pekanbaru,
di akses pada tanggal 20 Juli 2018.
https://raycarddestion.wordpress.com/20
12/06/21/e-commerce/, di akses pada
tanggal 28 Agustus 2018.
https://suwardi73.wordpress.com/2015/05/16/as
pek-hukum-e-contract-dalam-kegiatan-
e-commerce/, di akses pada tanggal, 12
Desember 2017.
https://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/tinj
auan-hukum-mengenai-perbuatan-
melawan-hukum-dalam-transaksi-jual-
beli-melalui-internet-e-commerce-
dihubungakan-dengan-buku-iii-kuh-
perdata/, diakses tanggal, 15 Desember
2017.
http://jablogjubel.blogspot.co.id/2013/10/penger
tian-jual-beli-online-dan.html?m=1, di
akses pada tanggal 20 Desember 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan
_elektronik, di akses pada tanggal, 20
Desember 2017.
http://www.legalakses.com/asas-asas-perjanjian/,
di akses pada tanggal 3 Mei 2018.