You are on page 1of 13

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI ONLINE (E-COMMERCE) PADA ONLINE SHOP

MONSTREATION
Oleh : Rahmayani Indrasari
Pembimbing 1 : Dr. Firdaus, S.H., M.H
Pembimbing 2 :Ulfia Hsanah, S.H., M.Kn
Alamat : Jln. Kubang Raya, Kampar
Email :rahmayaniindrasari@gmail.com- Telepon : 085265927011

ABSTRACT

Online buying and selling deals are pecianities that bind the need to spend the same amount of
goods, and other parties acting as buyers tie in to buy something prices and transactions are made using the
internet network. Online shop Monstreation has unique products and jackets in the clothing business offered
on social media. One of them is Instagram. Surely an online shop has several provisions that must be obeyed
by the parties so that no loss occurs. Becase of its virtual nature that allows the parties not to face each
other, there will be several disputes.
This type of of research is sociological legal research, namely research in the form of empirical
studies to find theories about the process and the process of working the law in society. In this case the
author serves the implementation of an online sale and purchase greement (E-commerce). This research
was conducted at the Monstreation Online shop in the city of Pekanbaru. The population and sampe are
online shop Monstretation and the sampe is buyer at the online shop Monstreation.
From the results of the study the authors concluded that the implementation of an online buying and
selling agreement (E-commerce) between online shop Monstreation and buyers has not been carried out
properly, this is seen from: First, Default made by Monstreation online shop such as: production defects,
late production and shipping of goods. Second: defaults from other buyers, namely: transaction
cancellation, asking for compensation that incriminates the online shop. The author's suggestion, First, for
the online shop Monstreation to provide clearer information about products and improve the production
process of clothes and jackets, while for buyers to do not cancel the orders, for parties to obey their rights
and obligations. each party well. Second, in a relationship there needs to be good communication between
online buying and selling agreements, it is necessary for the parties to establish good communication so that
the agreement is implemented according to the expectations of the parties so that disputes in the
implementation of online buying and selling can be overcome.

Keywords: Buying and selling agreement - Online Shop Monstreation - Default

JOM Fakultas Hukum Volume V Edisi 2 Juli-Desember 2018 1


BAB I perjanjian yang baru dengan perkembangan
PENDAHULUAN zaman, namun perjanjian yang timbul itu
A. Latar Belakang Masalah harus berpedoman dalam KUHPerdata,
Perdagangan dewasa ini sangat pesat perjanjian yang tidak tertera dalam Kitab
kemajuannya, perkembangan tersebut tidak Undang-Undang Hukum Perdata ini disebut
hanya pada apa yang diperdagangkan tetapi juga dengan perjanjian Innominaat (perjanjian
tidak bernama, karena tidak diatur dalam
juga pada tata cara dari perdagangan itu
KUHPerdata). Dalam e-commerce terdapat
sendiri. Pada awalnya perdagangan dilakukan sebuah proses yang dinamakan transaksi.
secara barter antara dua belah pihak yang Secara hukum transaksi adalah bagian
langsung bertemu dan bertatap muka yang kesepakatan perjanjian, sedangkan perjanjian
kemudian melakukan suatu kesepakatan adalah bagian dari perikatan. Yang dimaksud
mengenai apa yang akan dipertukarkan tanpa dengan perikatan dalam buku ke III
ada suatu perjanjian. Setelah ditemukannya KUHPerdata itu adalah suatu hubungan
hukum antara dua orang yang memberi hak
alat pembayaran, lambat laun barter berubah
pada yang satu untuk menuntut barang sesuatu
menjadi kegiatan jual beli sehingga dari yang lainnya.
menimbulkan perkembangan tata cara Pemanfaatan media e-commerce dalam
perdagangan.1 dunia perdagangan sangat membawa dampak
Sistem perdagangan dengan pada masyarakat Indonesia, hal ini terkait
memanfaatkan sarana internet, yang masalah hukum yang sangat penting.
selanjutnya disebut e-commerce telah Mengingat pentingnya hal tersebut maka
mengubah wajah bisnis di Indonesia. Selain Indonesia pada tahun 2008 mengeluarkan
disebabkan oleh adanya perkembangan peraturan khusus yang mengatur transaksi
teknologi informasi, e-commerce lahir atas melalui internet yaitu Undang-Undang Nomor
tuntutan masyarakat terhadap pelayanan serba 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
cepat, mudah dan praktis melalui internet Transaksi Elektronik yang untuk selanjutnya
masyarakat memiliki ruang gerak yang lebih disingkat UUITE.Dalam Pasal 1 butir 2
luas dalam memilih produk (barang dan jasa) UUITE, disebutkan bahwa transaksi elektronik
yang akan dipergunakan tentunya dengan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
berbagai kualitas dan kuantitas sesuai dengan dengan menggunakan komputer, jaringan
yang diinginkan.2 komputer atau media elektronik lainnya.
Electronic Commerce (e-commerce) Transaksi jual beli secara elektronik
merupakan transaksi perdagangan yang merupakan salah satu perwujudan ketentuan
melibatkan individu-individu, organisasi- tersebut.
organisasi atau badan, berdasarkan pada 3 Pra kontrak dalam transaksi bisnis yang
proses data digital termasuk teks, atau jaringan menggunakan e-commerce biasanya akan
3
terbuka. Dalam Undang-Undang didahului oleh penawaran jual, penawaran
KUHPerdata tidak ada peraturan tentang beli, sebelum itu dapat saja terjadi penawaran
perjanjian jual beli melalui internet ini, namun secara online, misalnya melalui website, situs
buku ke III KUHPerdata tidak menutup internet atau melalui posting di mailing list
adanya kemungkinan timbulnya perjanjian- dan news group atau melalui undangan para
customer melalui model business to business.
1 4
Heru Kuswanto. “Keabsahan Perjanjian Jual Beli Benda Dalam transaksi bisnis yang menggunakan e-
Bergerak melalui Internet (Tinjauan dari Buku III commerce khususnya jenis business to
KUHPerdata dan UU No. 11 Tahun 2008)”, Jurnal Ilmu customer yang melakukan penawaran adalah
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Narotama Surabaya,
Vol.20 April Tahun 2011, hlm 56
merchant atau produsen/penjual, para
2
Ahmad M. Ramli,Cyber Law dan HAKI dalam Sistem merchant atau penjual tersebut memanfaatkan
Hukum Indonesia, PT. Refika Aditama, Bandung, 2004,
hlm. 1.
3 4
Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E- Mariam Darus Badrulzaman,” E-commerce Tinjauan
Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di dari Hukum Kontrak Indonesia”, Jurnal Hukum Bisnis XII,
Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm. 1 Tahun 2001, hlm .33.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 2
website untuk menjalankan produk dan jasa yang terjadi dalam perjanjian jual beli
pelayanan.5 online pada online shop Monstreation ?
Proses jual beli yang dilakukan pada
online shop tersebut tentu akan menimbulkan C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
suatu permasalahan antara penjual dan
1. Tujuan Penelitian
pembeli, karena sifatnya yang maya yang
tidak terdapat pertemuan secara langsung a. Untuk mengetahui pemahaman para pihak
antara penjual dan pembeli. Dalam prakteknya terhadap itikad baik dalam perjanjian jual
transaksi yang terjadi dalam online shop
beli online pada online shop Monstreation.
tersebut juga telah ada kesepakatan bersama
antara penjual dan pembeli atau suatu b. Untuk mengetahui penerapan asas itikad
perjanjian bersama oleh pengguna forum
baik dalam perjanjian jual beli online pada
mengenai transaksi yang akan dilakukan.
Dalam perjanjian tersebut telah diatur online shop Monstreation.
bagaimana proses pengiriman barang, sistem c. Untuk mengetahui upaya yang harus
pembayaran, atau jumlah pemesanan yang dilakukan dalam menerapkan itikad baik
dapat dilakukan. Namun walaupun begitu dalam perjanjian jual beli onlineoleh
dalam prakteknya masih terdapat perselisihan penjual dan pembeli pada online shop
yang terjadi dalam forum tersebut. Monstreation.
Beberapa bentuk perselisihan tersebut
antara lain cacat produksi dan warna baju atau 2. Kegunaan Penelitian
jaket tidak sesuai pesanan pembeli. Adanya a. Untuk melengkapi persyaratan guna
wanprestasi tersebut menjadikan penjual memperoleh gelar Serjana Hukum pada
memiliki kewajiban untuk memenuhi Fakultas Hukum Universitas Riau.
tanggung jawabnya yaitu mengganti kerugian b. Merupakan informasi bagi
sesuai dengan peraturan yang berlaku. penulis/mahasiswa/dosen/praktisi hukum
Melakukan transaksi dengan toko online
dalam memahami penerapan itikad baik
akan mempertimbangkan ketidakpastian dan
resiko jika dibandingkan dengan transaksi jual dalam perjanjian jual-beli online.
beli secara tradisional. Faktor keamanan c. Menambah informasi bagi para pihak
transaksi masih menjadi kendala utama dalam memahami itikad baik dalam
mengapa penetrasi transaksi online masih perjanjian jual beli online.
sangat kecil di Indonesia. Tingkat kepercayaan d. Menambah ilmu pengetahuan bagi penulis
pembeli juga berpengaruh terhadap persepsi tentang penerapan itikad baik dalam
resiko transaksi.
perjanjian jual-beli online.
Berdasarkan dari permasalahan diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan D. Kerangka Teori
penelitian yuridis sosiologis yang berjudul
1. Konsep Perjanjian Jual Beli
“Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Online
(E-commerce) Pada Online Shop Secara umum ketentuan mengenai
Monstreation”.
perjanjian terdapat dalam kitab Undang-
B. Rumusan Masalah Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
1. Bagaimana Pelaksanaan Perjanjian Jual Buku III tentang Perikatan. Dalam Pasal
Beli Online (E-commerce) Pada Online 1313 KUHPerdata
Shop Monstreation ? disebutkan:“SuatuPerjanjian adalah suatu
2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh para perbuatan dengan mana satu orang atau
pihak dalam menyelesaikan wanprestasi
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih “. Dari perumusan Pasal
1313 KUHPerdata tersebut dapat
5
Mariam Darus Badrulzaman,” E-commerce Tinjauan dari disimpulkan bahwa suatu perjanjian dalam
Hukum Kontrak Indonesia”, Jurnal Hukum Bisnis XII,
Tahun 2001, hlm .33
pasal ini adalah perjanjian yang

JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 3


menciptakan perikatan, dengan kata lain biasanya dilakukan setelah perencanaan
perjanjian adalah sumber dari perikatan. dianggap siap.7
Perjanjian adalah suatu peristiwa di 2. Perjanjian (overeenkomst) atau kontrak,
mana seseorang berjanji kepada orang lain menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah
atau dua orang itu s aling berjanji untuk sesuatu perbuatan di mana seseorang atau
melaksanakan suatu hal. Dari peristiwa ini, beberapa orang mengikatkan dirinya kepada
timbullah hubungan hukum antara dua seorang atau beberapa orang lain.8
orang atau lebih berdasarkan kata sepakat 3. Jual Beli Online adalah aktifitas jual beli
untuk menimbulkan akibat hukum. berupa transaksi penawaran barang oleh
Pada Pasal 1457 KUHPerdata penjual dan permintaan barang oleh pembeli
mengenai kegiatan perjanjian jual beli, secara online dengan memanfaatkan teknologi
yaitu suatu perjanjian saling mengikat internet.9
antara penjual, yakni pihak yang 4. E-commerce atau bisa disebut
menyerahkan barang dan pembeli sebagai Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah
pihak yang membayar harga barang yang penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran
dijual. barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet atau televisi, www, atau
2. Teori Ganti Rugi Perdata jaringan komputer lainnya.
Ganti rugi dalam Pasal 1249
KUHPerdata, dicantumkan bahwa
F. Metode Penelitian
penggantian kerugian disebabkan karena
1. Jenis Penelitian
Perbuatan Melawan Hukum. Sedangkan Jenis penelitian yang digunakan dalam
menurut Yahya Harahap, Ganti rugi adalah penulisan hukum ini adalah penelitian
“kerugian nyata” atau “fietelijke nadeel” hukum sosiologis, dimana penelitian
yang ditimbulkan perbuatan wanprestasi- hukum sosiologis adalah penelitian yang
wansprestasi.6 didasarkan dan diarahkan pada suatu
Kerugian nyata ini ditentukan oleh penelitian yang membahas tentang
suatu perbandingan keadaan yang tidak berlakunya hukum positif terhadap
dilakukan oleh pihak debitur. kehidupan masyarakat, pengaruh faktor-
Ganti rugi yang muncul dari faktor non hukum terhadap terbentuknya
wanprestasi adalah jika ada pihak-pihak ketentuan-ketentuan hukum positif.
dalam perjanjian yang tidak melaksanakan Sedangkan sifat penelitian adalah
komitmennya yang sudah dituangkan deskriftif yang bertujuan memberikan
dalam perjanjian, maka menurut hukum gambaran secara rinci dan jelas tentang
dia dapat dimintakan tanggung jawabnya, penerapan asas itikad baik dalam
jika pihak lain dalam perjanjian tersebut perjanjian jual beli online (E-commerce)
menderita kerugian karenanya. pada online shop Monstreation.

E. Kerangka Konseptual
1. Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara terperinci, implementasi 7
http://digilib.unila.ac.id/4718/11/BAB%2011.pdf, diakses
tanggal 02 Agustus 2018.
8
Titik Triwulan Tutik, Pengantar Hukum Perdata di
Indonesia, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2006.
9
http://jablogjubel.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-jual-
beli-online-dan.html?m=1, diakses tanggal 20 Desember
6
Yahya Harahap, Op.cit, hlm.40 2017.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 4
2. Lokasi Penelitian b.Undang-Undang Perlindungan
Peneliti melakukan penelitian di Konsumen Nomor 8 tahun 1999,
wilayah hukum kota Pekanbaru tepatnya Lembaran Negara Republik Indonesia
di Kelurahan Limbungan, Kecamatan Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan
Rumbai, Kota Pekanbaru Lembaran Negara Republik Indonesia
3. Populasi dan Sampel Nomor 3821.
a. Populasi c. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008
Populasi adalah keseluruhan atau Tentang Informasi dan Transaksi
himpunan objek dengan ciri-ciri yang Elektronik, Lembaran Negara Republik
sama, populasi dapat berupa orang, benda Indonesia Tahun 2008 Nomor 58,
(hidup dan mati), kejadian, kasus-kasus, Tambahan Lembaran Negara Republik
waktu atau tempat dengan sifat dan ciri Indonesia Nomor 4843.
yang sama. 2. Bahan Hukum Sekunder
Adapun yang menjadi poulasi dalam Merupakan bahan-bahan hukum yang
penelitian ini adalah : memberikan penjelasan bahan hukum
1) Merchant/Penjual/Pelaku usaha online primer, terdiri dari buku yang berkaitan
shop Monstreation. dengan perjanjian jual beli online seperti
2) Customer/Pembeli jaket atau baju di literature atau hasil penulisan terhadap
online shop Monstreation. sarjana yang berupa buku yang berkaitan
b. Sampel dengan pokok permasalahan.
Sampel merupakan bagian dari 2. Bahan Hukum Tersier
populasi yang akan dijadikan sebagai Merupakan bahan hukum yang
objek penelitian. Dalam penerapan sampel, memberikan petunjuk atau penjelasan
penulis menggunakan Purposive terhadap bahan hukum primer dan
Sampling. sekunder, seperti Kamus Besar Bahasa
4. Sumber Data Indonesia dan Ensiklopedia.
Dalam penelitian ini penulis
membutuhkan data primer dan data 5. Teknik Pengumpulan Data
sekunder. Alat pengumpulan data yang penulis
a. Data Primer gunakan dalam penilitian adalah :
Data Primer adalah data yang a. Wawancara, yaitu suatu dialog atau
diperoleh dari masyarakat (lapangan) yang tanya jawab langsung kepada responden
sesuai dengan permasalahan. dan informan, penulis tujukan kepada
b. Data Sekunder Penjual online shop Monstreation dan
Data Sekunder adalah data yang diperoleh Pembeli.
melalui kepustakaan yang bersifat b. Kuisioner, yaitu pengumpulan data
mendukung data primer. Data sekunder dengan membuat daftar-daftar pertanyaan
diperoleh melalui penelitian perpustakaan yang memiliki relasi dengan permasalahan
atau berasal dari : yang diteliti. Peneliti membuat kuisioner
1. Bahan Hukum Primer terstruktur yang akan diberikan kepada
Bahan hukum primer yaitu bahan responden.
yang bersumber dari penelitian c. Studi kepustakaan, yaitu dengan
kepustakaan di peroleh dari Undang- cara pengambilan data dengan
Undang antara lain : mengumpulkan bahan-bahan tertulis yang
a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. berkaitan dengan permasalahan yang
penulis teliti.

JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 5


6. Analisis Data perjanjian itu menerbitkan perikatan.
Data dan bahan yang telah terkumpul Perjanjian adalah sumber perikatan,
dan diperoleh dari penelitian akan diolah, disampingnya sumber-sumber lain. Suatu
perjanjian juga dinamakan persetujuan,
disusun dan dianalisa secara kuantitatif,
karena dua pihak itu setuju melakukan
pengolahan data secara kuantitatif sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua
merupakan tata cara penelitian yang perkataan (perjanjian dan persetujuan) itu
menghasilkan penelitian data deskriptif, adalah sama artinya.12
yaitu apa yang dinyatakan responden 2. Unsur-unsur Perjanjian
secara tertulis atau lisan dan fakta-fakta
dilapangan dipelajari serta dituangkan Jika suatu perjanjian diamati dan
uraikan unsur-unsur yang ada di dalamnya,
pada hasil penelitian ini serta dengan
maka unsur-unsur yang ada di sana dapat
menggunakan metode deduktif dengan diklasifikasikan sebagai berikut:13
cara menganalisis dari permasalahan yang a. Unsur Esensialia
bersifat umum terhadap hal-hal yang Unsur Esensialia adalah unsur
bersifat khusus. perjanjian yang selalu harus ada di
dalam suatu perjanjian, unsur mutlak, di
BAB II mana tanpa adanya unsur tersebut,
TINJAUAN UMUM perjanjian tak mungkin ada. Misalnya
A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian dalam perjanjian yang riil, syarat
1. Pengertian Perjanjian penyerahan objek perjanjian merupakan
Pasal 1313 KUHPerdata mengatur esensialia, sama seperti bentuk tertentu
bahwa suatu perjanjian adalah suatu merupakan esensialia dari perjanjian
perbuatan dengan mana satu orang atau formil.
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu b. Unsur Naturalia
orang lainnya. Pasal ini menerangkan Unsur Naturalia adalah unsur
secara sederhana tentang pengertian perjanjian yang oleh undang-undang
perjanjian yang menggambarkan tentang diatur, tetapi oleh para pihak dapat
adanya dua pihak yang saling mengikatkan disingkirkan atau diganti. Di sini unsur
diri. Pengertian ini sebenarnya tidak begitu tersebut oleh undang-undang diatur
lengkap, tetapi dengan pengertian ini dengan hukum yang mengatur atau
sudah jelas bahwa dalam perjanjian itu menambah (regelend atau aanvullend
terdapat satu pihak mengikatkan dirinya recht). Misalnya kewajiban penjual
kepada pihak lain.10 untuk menanggung biaya penyerahan
Menurut Subekti, Perjanjian adalah (Pasal 1476) dan untuk
suatu peristiwa di mana seorang berjanji menjamin/vrijwaren (pasal 1491) dapat
kepada seorang lain atau di mana dua disimpangi atas kesepakatan kedua
orang itu saling berjanji untuk belah pihak.
melaksanakan sesuatu hal. Dari peristiwa c. Unsur Aksidentalia
ini timbulah suatu hubungan antara dua Unsur Aksidentalia adalah unsur
orang tersebut yang dinamakan perikatan. perjanjian yang ditambahkan oleh para
Perjanjian ini menimbulkan suatu pihak, Undang-undang sendiri tidak
perikatan antara dua orang yang mengatur tentang hal tersebut. Di dalam
membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian suatu perjanjian jual-beli, benda-benda
ini berupa suatu rangkaian perikatan yang pelengkap tertentu bisa dikecualikan.
mengandung janji-janji atau kesanggupan
yang diucapkan atau ditulis.11
Dengan demikian, hubungan antara
perikatan dan perjanjian adalah bahwa 12
Ibid, hlm. 22
13
J.Satrio, Hukum Perikatan, Perikatan yang lahir dari
10
Ahmadi Miru dan Sakka Pati, Op.cit, hlm. 63. Perjanjian, Pt. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm. 67-
11
R. Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, hlm. 1. 68.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 6
3. Asas-asas Perjanjian 4. Syarat Sah Perjanjian
Berikut asas-asas yang harus Syarat sahnya suatu perjanjian yang
terpenuhi dalam membuat perjanjian secara tegas menyebutkan, bahwa perjanjian
yaitu sebagai berikut :14 adalah sah jika:15
a. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom a. Dibuat berdasarkan kata sepakat dari
of Contract) para pihak, tanpa adanya paksaan,
Setiap orang dapat secara bebas kehilapan maupun tipuan.
membuat perjanjian selama memenuhi Dengan diperlakukannya kata sepakat
syarat sahnya perjanjian dan tidak mengadakan perjanjian, maka berarti bahwa
melanggar hukum, kesusilaan, serta kedua belah pihak haruslah mempunyai
ketertiban umum. Tapi kebebasan itu kebebasan kehendak. Para pihak tidak
tetap ada batasnya, yaitu selama mendapat sesuatu tekanan yang
kebebasan itu tetap berada dalam mengakibatkan adanya cacat bagi
batas-batas persyaratannya, serta tidak perwujudan kehendak tersebut. Kesepakatan
melanggar hukum. dalam perjanjian, pada dasarnya merupakan
b. Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt perwujudan dari kehendak dua pihak atau
Servanda) lebih dalam perjanjian tersebut, mengenai
Asas kepastian hukum adalah asas hal-hal yang mereka kehendaki untuk
yang berhubungan dengan akibat dilaksanakan, mengenai cara
perjanjian, maksudnya bahwa hakim melaksanakannya, mengenai saat
atau pihak ketiga harus menghormati pelaksanaanya dan mengenai para pihak
substansi kontrak yang dibuat oleh yang berkewajiban untuk melaksanakan dan
para pihak sebagaimana layaknya mengenai pihak yang berkewajiban untuk
sebuah undang-undang. melaksanakan hal-hal yang telah disepakati
c. Asas Konsensualisme (Concensualism) tersebut.
Asas Konsensualisme berarti 5. Jenis-jenis Perjanjian
kesepakatan(consensus), yaitu pada Secara garis besar KUHPerdata
dasarnya perjanjian sudah lahir sejak mengklasifikasikan jenis-jenis perjanjian
detik tercapainya kata sepakat. sebagai berikut:16
d. Asas Itikad Baik (Good Faith) a. Perjanjian timbal balik dan perjanjian
Itikad baik berarti keadaan batin sepihak
para pihak dalam membuat dan Perjanjian timbal balik adalah
melaksanakan perjanjian harus jujur, perjanjian yang membebani hak dan
terbuka dan saling percaya. Keadaan kewajiban kepada kedua belah pihak.
batin para pihak itu tidak boleh Sedangkan perjanjian sepihak adalah
dicemari oleh maksud-maksud untuk perjanjian yang memberikan kewajiban
melakukan tipu daya atau menutup- kepada satu pihak dan kepada pihak
nutupi keadaan sebenarnya. lainnya, misalnya hibah.
e. Asas Kepribadian (Personality) b. Perjanjian percuma dan perjanjian
Asas kepribadian berarti isi dengan alas hak membebani
perjanjian hanya mengikat para pihak Perjanjian percuma adalah perjanjian
secara personal, tidak mengikat pihak- yang hanya memberikan keuntungan
pihak lain yang tidak memberikan kepada satu pihak saja. Sedangkan
kesepakatannya. perjanjian dengan alas hak yang
membebani adalah perjanjian di mana
terhadap prestasi dari pihak yang satu
selalu terdapat kontra prestasi dari
pihak lainnya, sedangkan kedua prestasi

15
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan
Kontrak, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 13.
16
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perusahaan
14
Ahmadi Miru, Op.cit. hlm.3. Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm.86-88.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 7
tersebut ada hubungannya menurut 2. Hak dan kewajiban para pihak
hukum. dalam jual beli
c. Perjanjian bernama dan tidak bernama Setiap perjanjian jual beli akan
Perjanjian bernama adalah perjanjian menimbulkan kewajiban dan hak bagi
yang mempunyai nama sendiri, yang pihak-pihak yang mengadakan
dikelompokkan sebagai perjanjian- perjanjian itu yaitu:17
perjanjian khusus, karena jumlahnya a. Hak yang diberikan kepada penjual
terbatas, misalnya jual beli, sewa untuk mendesak pembeli
menyewa. Sedangkan perjanjian tidak membayar harga, tetapi penjual
bernama adalah perjanjian yang tidak juga berkewajiban menyerahkan
mempunyai nama tertentu dan barangnya kepada pembeli.
jumlahnya tidak terbatas. b. Hak yang diberikan kepada
d. Perjanjian kebendaan dan perjanjian pembeli untuk mendesak kepada
obligatoir. penjual untuk menyerahkan
Perjanjian kebendaan adalah perjanjian barangnya yang telah dibeli, tetapi
untuk memindahkan hak milik dalam pembeli juga berkewajiban
perjanjian jual beli. Perjanjian membayar harga pembelian
kebendaan ini sebagai pelaksanaan dari tersebut.
perjanjian obligatoir. Perjanjian 3. Obyek jual beli
obligatoir sendiri adalah perjanjian yang Obyek dari jual beli adalah
menimbulkan perikatan, artinya sejak prestasi, yaitu debitur berkenan atas
timbulnya hak dan kewajiban para suatu prestasi dan kreditur berhak atas
pihak. suatu prestasi. Wujud prestasi adalah
e. Perjanjian konsensual dan perjanjian memberi sesuatu, berbuat sesuatu dan
real. tidak berbuat sesuatu (Pasal 1234
Perjanjian konsensual adalah perjanjian KUHPerdata)
yang timbul karena ada perjanjian 4. Terjadinya jual beli
kehendak antara para pihak. Sedangkan Proses terjadinya jual beli dalam
perjanjian real adalah perjanjian Pasal 1458 KUHPerdata, antara lain:18
disamping ada perjanjian kehendak juga a. Apabila kedua belah pihak telah
sekaligus harus ada penyerahan nyata sepakat mengenai harga dan
tas barang yang diperjanjikan. barang, walaupun barang tersebut
belum diserahkan dan harganyapun
belum dibayar, perjanjian jual beli
B. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli ini dianggap sudah jadi;
1. Pengertian Jual Beli b. Jual beli yang memakai masa
Istilah perjanjian jual beli berasal percobaan dianggap terjadi untuk
dari terjemahan contract of sale. sementara. Sejak disetujuinya
Perjanjian jual beli diatur dalam Pasal perjanjian jual beli secara
1457 sampai dengan Pasal 1450 demikian, penjual terus terikat,
KUHPerdata. Menurut Pasal 1457 sedang pembeli baru terikat kalau
KUHPerdata, jual beli adalah suatu jangka waktu percobaan itu telah
perjanjian, dengan mana pihak satu lewat dan telah dinyatakan setuju;
mengikatkan dirinya untuk c. Sejak diterima uang muka dalam
menyerahkan suatu kebendaan dari pembelian dengan pembayaran
pihak yang lain untuk membayar harga uang muka. Kedua belah pihak tak
yang telah dijanjikan. dapat membatalkan perjanjian jual
Menurut Kamus Besar Bahasa beli itu, meskipun pembeli
Indonesia, jual beli adalah persetujuan membiarkan uang muka tersebut
saling mengikat antara penjual, yakni
17
pihak yang menyerahkan barang dan CST. Kansil dan Christine S.T Kansil, Modul Hukum
pembeli sebagai pihak yang membayar Perdata (Termasuk Asas-asas Hukum Perdata), PT.
harga barang yang dijual. Pradnya Paramita, Jakarta, 2000, hlm.238.
18
Purwahid Patrik, Op.cit. hlm.3
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 8
pada penjual, atau penjual Dalam perkembangan ilmu teknologi sangat
membayar kembali uang muka itu berpengaruh dalam beberapa bidang di
kepada pembeli. antaranya dunia bisnis terutama yang
C. Tinjauan Umum tentang Jual Beli
bersangkutan dengan jual beli online.
Online( E-commerce)
1. Pengertian Jual Beli Online (E- Electronic commerce (E-commerce) lahir atas
commerce) tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang
E-commerce dapat diartikan serba cepat, mudah dan praktis.
sebagai perdagangan elektronik, Munculnya Undang – Undang Nomor 11
maksudnya perdagangan elektronik ini Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
adalah perdagangan yang dilakukan Elektronik (UU ITE) memberikan dua hal
secara elektronik menggunakan
penting yakni, pertama pengakuan transaksi
internet sebagai medianya. 19 Sama
halnya pada Pasal 1 ayat (2) Undang- elektronik dan dokumen elektronik dalam
Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang kerangka hukum perikatan dan hukum
Informasi dan Transaksi Elektronik pembuktian, sehingga kepastian hukum
untuk selanjutnya disebut UU ITE transaksi elektronik dapat terjamin dan yang
yaitu Transaksi Elektronik adalah kedua diklasifikasinnya tindakan-tindakan
perbuatan hukum yang dilakukan yang termasuk kualifikasi pelanggaran
dengan menggunakan Komputer,
hukum terkait penyalahgunaan teknologi
jaringan Komputer, dan/atau media
elektronik lainnya. Dalam informasi disertai dengan sanksi pidananya.
perkembangan praktik e-commerce Dengan adanya pengakuan terhadap transaksi
merupakan kegiatan yang meliputi elektronik dan dokumen elektronik maka
tukar menukar informasi, iklan dan setidaknya kegiatan e-commerce mempunyai
transaksi.20 basis legalnya.22.
E-commerce menurut World Trade
Proses pelaksanaan dalam perjanjian jual
Organization (WTO) meliputi bidang
produksi, distribusi, pemasaran, beli online dalam pelaksanaannya tergantung
penjualan dan pengiriman barang dan layanan yang digunakan dan kepercayaan
atau jasa melalui elektronik. masing- masing pihak. Jadi berdasarkan
Sedangkan OECD (Organization For pembahasan di atas dalam kaitannya dengan
Economic Coperation and konsep perjanjian jual beli yaitu dapat peneliti
Development) mendefinisi commerce simpulkan bahwa pelaksanaan perjanjian jual
yakni transaksi berdasarkan proses dan
beli online pada online shop Monstreation
transmisi data secara elektronik.21
pada dasarnya masih belum berjalan dengan
HASIL PENELITIAN DAN baik, selain proses transaksi tidak dilakukan
PEMBAHASAN secara bertatap muka yang memungkinkan
A. Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Online dapat terjadi permasalahan antara para pihak,
(E-commerce) Pada Online Shop lalu karena meskipun pengaturan terhadap
Monstreation perjanjian jual beli online menggunakan
aturan perjanjian yang berlaku secara umum
Pada zaman yang canggih ini penggunaan yaitu adanya suatu bentuk kesepakatan antara
teknologi sudah meluas sehingga kehadiran para pihak terhadap kontrak tersebut
teknologi tentunya akan dapat membantu menimbulkan keterikatan berupa memiliki
manusia dalam melaksanakan aktifitasnya. kesadaran dalam menjalankan hak dan
kewajibannya.
19
Heru Kuswanto, Op.cit. hlm.2.
20
Shinta Dewi, Cyber Law I : Perlindungan Privasi
atas Informasi Pribadi dalam E-commerce Menurut Hukum
22
Internasional, Widya Padjajaran, Bandung, 2004, hlm.54. Yahya Ahmad Zein, Op.cit, hlm. 41.
21
Dian Mega Erianti Renouw, Op.cit, hlm. 48.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 9
B. Upaya Untuk Menyelesaikan Wanprestasi barang yang bertentangan dengan peraturan
Yang Terjadi Dalam Perjanjian Jual Beli perundang-undangan, tidak rusak atau
Online mengandung cacat tersembunyi, sehingga
barang yang ditawarkan adalah barang yang
Transaksi jual beli melalui internet ini layak untuk diperjualbelikan. Sedangkan
dilakukan tanpa ada tatap muka antara para
pihaknya, mereka mendasarkan transaksi jual konsumen bertanggung jawab atas barang
beli tersebut atas rasa kepercayaan satu sama yang dipesan bahwa konsumen juga harus
lain, sehingga perjanjian jual beli yang terjadi memperhatikan haknya apabila ia menuntut
diantara para pihakpun dilakukan secara haknya dalam keadaan yang paling sulit bagi
elektronik pula baik melalui e-mail atau penjual maka konsumen tidak melakukan
media sosial lainnya, oleh karena itu tidak ada perjanjian jual beli dengan itikad baiknya
berkas perjanjian seperti pada transaksi jual
sehingga akan menyebabkan wanprestasi
beli konvensional/biasanya. Kemudian dalam
penyelenggaraan transaksi elektronik yang dalam perjanjian jual beli online.
dilakukan para pihak wajib memperhatikan: 23
BAB V
a. Itikad Baik;
PENUTUP
bPrinsip Kehati-hatian;
A. Kesimpulan
c. Transparansi Akuntabilitas; dan Berdasarkan dengan hasil wawancara dan
d. Kewajaran. keterangan pada bab sebelumnya, maka dapat
Proses jual beli yang dilakukan pada ditarik kesimpulan sebagai berikut:
online shop tentu akan menimbulkan suatu 1. Pelaksanaan perjanjian jual beli online
permasalahan antara penjual dan pembeli, (E-commerce) pada online shop
karena sifatnya yang maya yang tidak Monstreation belum berjalan dengan
sebagaimana mestinya, karena didalam
terdapat pertemuan secara langsung antara pelaksanaannya terdapat berbagai
penjual dan pembeli. Dalam prakteknya wanprestasi yang disebabkan oleh
transaksi yang terjadi dalam online shop masing-masing pihak,, ini di lihat dari
tersebut juga telah ada kesepakatan bersama adanya wanprestasi yang dilakukan
antara penjual dan pembeli atau suatu oleh online shop Monstreation seperti
perjanjian bersama oleh pengguna forum cacat produksi yang disebabkan oleh
kelalaian dari sistem produksi online
mengenai transaksi yang akan dilakukan.
shop tersebut, terlambat produksi yang
Pada dasarnya pihak-pihak dalam jual tidak sesuai dengan waktu yang
beli secara online tersebut, masing-masing diinformasikan kepada pembeli, dan
memiliki hak dan kewajiban, baik penjual, terlambat pengiriman barang oleh jasa
merchant/pelaku usaha merupakan pihak pengiriman yang digunakan oleh onlo,
yang menawarkan barang melalui internet, sedangkan wanprestasi yang dilakukan
oleh karena itu penjual bertanggung jawab oleh Pembeli seperti, pembatalan
transaksi atau pembayaran, meminta
memberikan secara benar dan jujur atas
ganti kerugian atas haknya yang
barang yang ditawarkan kepada pembeli atau memberatkan pihak online shop.
konsumen. Di samping itu, penjual juga harus 2. Upaya untuk mencegah terjadinya
menawarkan barang yang diperkenankan oleh wanprestasi dalam pelaksanaan
undang-undang, menurut Pasal 8 ayat (2) dan perjanjian jual beli online tersebut
(3) Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah memberi informasi selengkap-
barang yang ditawarkan tersebut bukan lengkapnya mengenai cara dan proses
pemesanan baju atau jaket oleh online
shop Monstreation, memperbaiki
23
Setia Putra, “Perlindungan hukum terhadap konsumen sistem produksi kain baju atau jaket
dalam transaksi jual beli melalui E-commerce”, Jurnal Ilmu untuk mencegah terjadinya cacat
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Vol. 4 No. 2 produksi, sedangkan untuk konsumen
Februari-Juli 2014, hlm. 202.
JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 10
atau pembeli agar dapat menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
itikad baiknya untuk melakukan
pemesanan dan mengikuti proses A. Buku
transaksi hingga penyelesaian produksi Barkatullah, Abdul Halim dan Teguh Prasetyo,
baju atau jaket. 2005, Bisnis E-commerce Studi Sistem
Keamanan dan Hukum Di Indonesia, Pustaka
B. Saran
Pelajar, Yogyakarta.
Dari hasil kesimpulan yang telah
penulis kemukakan diatas, maka saran Fuady, Munir, 2014 Konsep Hukum Perdata,
penulis adalah sebagai berikut : PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

1. Perjanjian jual beli online (E- Hakim, Mustolih, 2010, Langkah Awal Memulai
commerce) pada online shop Bisnis Online, Mediakom, Jakarta.
Monstreation ini merupakan
Harahap, Yahya, 1986, Segi-Segi Hukum
kesepakatan transaksi jual beli Perjanjian, PT. Alumni, Bandung.
yang terjadi menggunakan jaringan
internet atau perdagangan secara HS., Salim, 2006, Hukum Kontrak Teori dan
elektronik, karena tidak diatur di Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafik,
dalam KUHPerdata maka disebut Jakarta.
dengan perjanjian innominat yaitu
perjanjian tidak bernama, sehingga Indrajit, Ricardus Eko, 2002, Electronic
bagi para pihaknya perlu untuk Commerce Strategi dan konsep bisnis di
memahami proses dan ketentuan dunia Maya, Aptikom, Jakarta.
dalam melakukan transaksi secara
Kantaatmadja, Mieke Komar, 2010, Cyber Law
online untuk mencegah terjadinya
Suatu Pengantar, Bandung.
wanprestasi. Karena wanprestasi
akan mengakibatkan masing- M. Ramli, Ahmad, 2004, Cyber Law dan HAKI
masing pihaknya untuk melakukan dalam Sistem Hukum Indonesia, PT. Refika
ganti kerugian apabila tidak sesuai Aditama, Bandung.
dengan kesepakatan yang dibuat.
2. Dalam pelaksanaan perjanjian Mansur, Dikdik M. Arif dan Elisatris Gultom,
perlu adanya komunikasi yang baik 2005, Cyber Law ( Aspek Hukum Teknologi
dengan semua pihak. Jual beli tidak Informasi), PT. Refika Aditama, Bandung.
akan berjalan lancar tanpa adanya
itikad baik dari para pihak untuk Meliala, Djaja.S, 2012, “Penuntun Praktis Hukum
Perjanjian Khusus Jual-beli, Sewa-menyewa,
melaksanakannya. Para pihak harus
Pinjam-meminjam”, Nuansa Aulia, Bandung.
saling memperhatikan kepentingan
masing-masing, karena perjanjian Miru, Ahmadi dan Sakka Pati, 2008, Hukum
jual beli bukan hanya untuk Perikatan (Penjelasan makna Pasal 1233
memperoleh keuntungan bagi satu sampai 1456 BW), PT.Raja Grafindo
pihak tapi bagi semua pihak terkait. Persada, Jakarta.
Pihak online shop Monstreation
butuh konsumen untuk Muhammad, Abdul Kadir, 2000, Hukum
meningkatkan penghasilan dan Perusahaan Indonesia, PT. Citra Aditya
mempromosikan produknya bagi Bakti, Jakarta.
masyarakat umum, sedangkan
Makarim, Edmon, 2004, Kompilasi Hukum
pembeli butuh online shop
Telematika, PT. Raja Grafindo Persada,
Monstreation untuk mendapatkan Jakarta.
baju atau jaket untuk
kepentingannya. bagi para pihak Muljadi, Kartini, 2010, Perikatan yang lahir dari
untuk mentaati hak dan kewajiban Perjanjian, PT.Raja Grafindo Persada,
masing-masing pihak dengan baik. Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 11


Prodjodikoro, Wirjono,2009, Hukum Perdata Fakultas Hukum Narotama Surabaya, Vol.
Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, 19, Oktober.
Sumur, Bandung.
Dallas Division,2007, “Visa International Service
Purwahid Patrik, 2004, Dasar-Dasar Hukum Association and Visa USA, Both D/B/A
Perikatan, Mandar Maju, Bandung. Visa, Journal of United States District Court,
N.D. Texas, Vol.3 September.
Raharjo, Satjibto, 2000, Ilmu Hukum, PT. Cipta
Aditya Bakti, Bandung. Watterson,2011, “United States Courts of Federal
Corps”, Journal of The United States,
Renouw, Dian Mega, 2017, Perlindungan Hukum Alaska, Vol.10 March.
E-commerce, Pramuka Grafika, Jakarta.
Arsyad, M. Sanusi, Transaksi Bisnis dalam
B. Jurnal/Skripsi Electronic Commerce (E-commerce), Tesis,
Badrulzaman, Mariam Darus, 2001 “E-commerce Magister Universitas Islam Indonesia,
Tinjauan dari Hukum Kontrak Indonesia”, Yogyakarta, 2000.
Jurnal Hukum Bisnis, Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro, Vol. 12. Liandisshanti, Andania Pengaruh Media Sosial
Instagram Sebagai Alat Promosi Terhadap
Kansil, CST dan Christine S.T Kansil, 2000, Brand Royalty Pakaian Wanita Gaudi (Studi
Modul Hukum Perdata (Termasuk Asas-asas kasus Gaudi Mall Taman Anggrek Periode
Hukum Perdata), PT. Pradnya Paramita, Mei 2015, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Jakarta, 2000 Komunikasi Universitas Bina Nusantara,
2015, hlm. 1.
Kuswanto, Heru, 2011, “Keabsahan Perjanjian
Jual-Beli Benda Bergerak Melalui Internet Kurnia, Ridwan, Pengaruh Sosial Media terhadap
(Tinjauan dari Buku III KUHPerdata dan UU Bisnis E-commerce di Indonesia, Skripsi,
No 11 tahun 2008)”, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu
Fakultas Hukum Universitas Narotama Buana Jakarta.
Surabaya, Vol.20, April.
C. Peraturan Perundang-Undangan
Perdana, Afrilian, Penyelesaian wanprestasi
dalam perjanjian jual beli melalui media Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
elektronik, Jurnal Ilmu Hukum, Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Februari 2014, vol Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
2, No. 1 Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,
Putra, Setia, “Perlindungan hukum terhadap Tambahan Lembaran Negara Republik
konsumen dalam transaksi jual beli melalui Indonesia Nomor 3821
E-commerce”, Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas
Hukum Universitas Riau, Vol. 4 No. 2 Undang- Undang Nomor 11 tahun 2008 Tentang
Februari-Juli 2014, hlm. 202. Informasi dan Transaksi Eletronik, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Soeyani dan Siti Ummu Adillah, 2003, Diktat Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Mata Kuliah Hukum Kontrak, Semarang, Republik Indonesia Nomor 4843.
Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum
Universitas Sultan Agung. D. Website
https://amp.kompas.com/tekno/read/2018/03/01/1
Tambunan, Santonius, Mekanisme dan 0340027/riset-ungkap-pola-pemakaian-
Keabsahan Transaksi Jual Beli E-Commerce medsos-orang-indonesia, di akses pada
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum tanggal 20 September 2018.
Perdata, Jurnal Hukum Badamai Vol. 1 April
2016. http://blog.daragang.com/apa-itu-reseller-
Tim Litbang Wahana Komputer, 2001, Apa dan dropship-dan-apa-rugi-dan-untungnya/, di
Bagaimana E-commerce, Yogyakarta. akses pada tanggal 28 Agustus 2018.

Retnowulan, Evi, 2010, “Tinjauan Hukum Jual http://digilib.unila.ac.id/4718/11/BAB%2011.pdf,


Beli Secara Online”, Jurnal Ilmu Hukum, di akses pada tanggal 02 Agustus 2018

JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 12


http://ekasriwahyuningsih.blogspot.co.id/2013/04/
saat-lahirnya-perjanjian-dalam-hukum.html
,di akses pada tanggal 28 Agustus 2018.

http://jurnalsdm.blogspot.co.id/2009/08/e-
commerce-definisi-jenis-tujuan.html, di akses
pada tanggal 28 Agustus 2018.

https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1
/2014-2-01343-MC%20Bb1001.pdf. di akses
pada tanggal 21 Juli 2018

http://pekanbaru.go.id/p/hal/sejarah-pekanbaru,
di akses pada tanggal 20 Juli 2018.
https://raycarddestion.wordpress.com/20
12/06/21/e-commerce/, di akses pada
tanggal 28 Agustus 2018.

https://suwardi73.wordpress.com/2015/05/16/as
pek-hukum-e-contract-dalam-kegiatan-
e-commerce/, di akses pada tanggal, 12
Desember 2017.

https://wonkdermayu.wordpress.com/artikel/tinj
auan-hukum-mengenai-perbuatan-
melawan-hukum-dalam-transaksi-jual-
beli-melalui-internet-e-commerce-
dihubungakan-dengan-buku-iii-kuh-
perdata/, diakses tanggal, 15 Desember
2017.

http://jablogjubel.blogspot.co.id/2013/10/penger
tian-jual-beli-online-dan.html?m=1, di
akses pada tanggal 20 Desember 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan
_elektronik, di akses pada tanggal, 20
Desember 2017.
http://www.legalakses.com/asas-asas-perjanjian/,
di akses pada tanggal 3 Mei 2018.

JOM Fakultas Hukum Universitas RiauVolume V Edisi 02 Juli-Desember 2018 13

You might also like