You are on page 1of 12

AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018.

Hlm 199-210

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli


E-Commerce

Yudha Sri Wulandari


Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong.
Email : yudha.sriwulandari80@gmail.com

Info Artikel:
| Diterima: 10 Agustus 2018 | Disetujui: 29 Desember 2018 | Dipublikasikan: 31 Desember 2018

Abstract
Behind the rapid advances in technology, especially the development of the Internet in Indonesia, there are a lot of
negative things being targeted and harassed people who like the Internet that we usually hear as Internet surfers. For
business and trade in the internet media is required understanding, seriousness, and the will of its own. In an
agreement is often one of the parties / stakeholders have to face difficult conditions and ultimately contact / agreement
that has been agreed can not walk / run well / as appropriate. Factors that make it difficult events that can occur due to
deliberate or accidental. Default is a condition / situation that can be done by one of the parties or the parties to an
engagement which can be generally described that the treaty was not executed properly and not in accordance with
what has been agreed from the beginning. Plunge into the business of buying and selling online / transact electronically
(e-commerce) is a rare move but it's a lifestyle and trend in this medern era, but must also watch out and be noticed.
Among the things that can later be referred to as a form of default. Default in the purchase agreement online can take
many forms and sometimes we experienced it and still not sensitized that this / these events can be called an act of
default. For example: late payment, no payment, send the goods but not in accordance with what was agreed, but too
late to send goods, which in turn raises certain legal consequences. Keywords: liability, breach of contract, buying and
selling online.
Keywords: liability, breach of contract, buying and selling online.

Abstrak
Dibalik pesatnya kemajuan tekhnologi khususnya perkembangan internet di Indonesia, ternyata terdapat banyak hal
negatif yang mengincar dan sedang mengganggu para orang yang menyukai internet yang biasa kita dengar dengan
sebutan peselancar internet. Untuk berbisnis dan bertransaksi dalam media internet diperlukan pemahaman, keseriusan,
dan kemauan tersendiri. Dalam suatu perjanjian seringkali salah satu pihak/para pihak harus menghadapi kondisi yang
sulit dan pada akhirnya kontak/perjanjian yang telah disepakati tidak bisa berjalan/dijalankan dengan baik sebagai mana
mestinya. Faktor-faktor yang membuat kejadian-kejadian sulit itu bisa terjadi karena kesengajaan maupun
ketidaksengajaan. Wanprestasi adalah suatu keadaan/situasi yang dapat dilakukan oleh salah satu pihak atau para pihak
dalam suatu perikatan yaitu secara umum dapat digambarkan bahwa isi perjanjian tersebut tidak dijalankan dengan baik
dan tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati dari awal. Terjun langsung kedalam bisnis jual beli secara
online/bertransaksi secara elektronik (e-commerce) merupakan suatu tindakan yang jarang dilakukan akan tetapi sudah
menjadi gaya hidup dan trend pada era modern ini, namun harus juga diwaspadai dan diperhatikan. Diantaranya hal-hal
yang nantinya dapat disebut sebagai bentuk wanprestasi. Wanprestasi dalam perjanjian jual beli secara online
mempunyai banyak bentuk dan terkadang kita mengalaminya namun masih belum peka bahwa hal/kejadian tersebut
dapat disebut suatu tindakan wanprestasi. Misalnya: keterlambatan membayar, tidakmelakukan pembayaran, mengirim
barang namun tidak sesuai dengan apa yang disepakati, mengirim barang namun terlambat, yang nantinya menimbulkan
akibat hukum tertentu.
Kata kunci: tanggunggugat, wanprestasi, jualbeli online.

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce 199
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

A. PENDAHULUAN pemanfaatan dari internet. Perkembangan


Pesatnya pertumbuhan teknologi yang paling mutakhir muncul sebuah model
informasi dan sistem transaksi secara atau sistem transaksi bisnis yang sangat
elektronik telah menjadikan industri teknologi inovatif dan kreatif mengikuti high tehc
informasi menjadi industri yang diunggulkan. improvement (kemajuan teknologi tinggi) di
Selain memberikan kemudahan dan efisiensi bidang komunikasi dan informasi.
waktu, teknologi informasi juga memberikan Canggihnya teknologi modern saat ini dan
keuntungan yang lainnya, yaitu untuk terbukannya jaringan informasi global yang
memperluas pangsa pasar ke seluruh dunia serba transparan. Hal ini ditandai dengan
tanpa harus pergi atau mengirim orang ke kemunculan internet, cybernet, atau word
negara-negara lain untuk memasarkannya. wide web (www) yakni sebuah teknologi yang
Dengan pemanfaatan teknologi memungkinkan adanya transformasi
tersebut telah banyak memberikan kemudahan informasi secara cepat keseluruh dunia maya.1
bagi manusia dalam melaksanakan pekerjaan Dengan teknologi internet semacam
sehari-hari. Sebagai contoh yaitu dalam dunia ini, human action (prilaku manusia), human
perdagangan, di dalam melakukan transaksi interaction (interaksi antar manusia) dan
bisnis seorang pembeli tidak mesti bertatapan human relation (hubungan manusia
langsung dengan penjual seperti layaknya mengalami perubahan yang cukup signifikan
dalam pasar tradisional melainkan hanya khususnya di dalam hubungan dagang atau
melalui suatu media elektronik yang bisnis). Bisnis teknologi informasi seperti ini
terhubung secara online, yang dikenal dengan dikenal dengan istilah Electronic commerce
internet. Sekarang ini di dunia bisnis dikenal atau electronic bussiness. E-commerce
ada dua model utama, yaitu bisnis (perniagaan teknologi), sebagai bagian dari e-
konvensional yang merujuk kepada nilai dan business (bisnis yang dilakukan dengan
tata cara yang tradisional, yang lazim dikenal menggunakan electronic transmission, oleh
dengan bisnis klasik atau konvensional, dan para ahli dan pelaku bisnis dicoba dirumuskan
bisnis modern yang bersifat kontemporer. definisinya dari terminologi e-commerce
Masing-masing model bisnis memiliki cara, (perniagaan elektronik). Secara umum e-
permasalahan, konsekuensi yuridis, dan solusi commerce dapat didefinisikan sebagai segala
yang berbeda. bentuk transaksi perdagangan/perniagaan
Salah satu hasil perkembangan barang atau jasa (trade of goods and service)
teknologi informasi adalah jual beli yang dengan menggunakan media elektronik.
dilakukan melalui media elektronik dan Kontrak jual beli secara elektronik ini
dikenal dengan kontrak jual beli secara cenderung menggunakan sistem hukum yang
elektronik. Berdasarkan sumber hukum di mengacu kepada norma atau kaidah yang
Indonesia, suatu kontrak jual beli harus berlaku pada suatu negara, termasuk di
memiliki beberapa klausula-klausula yang Indonesia. Berdasarkan ketentuan hukum jual
tekstual, yaitu berbentuk akta atau kontrak beli yang berlaku ada beberapa hal yang
secara tertulis, jelas, dan nyata, baik berupa bersifat essensial dalam proses jual beli, yaitu
akta otentik maupun akta dibawah tangan. mengenai hak dan kewajiban para pelakunya
Hal ini akan mempermudah pelaksanaan dalam melakukan kontrak jual beli yang
kontrak jual beli termasuk hak dan kewajiban ditegaskan pada saat adanya kesepakatan jual
dari para pelakunya.
Sistem hukum yang berlaku saat ini 1
Muhammad Arsyad Sanusi, Transaksi Bisnis dalam
yang belum mempertimbangkan pengaruh- E-comerce: Studi Tentang Permasalahan Hukum
pengaruh dari pemanfaatan internet. dan Solusinya, dalam Jurnal Hukum Ius Quia
Sedangkan bisnis modern yang bersifat Iustum, No. 16 Vol. 8 Maret 2001: 10-29, (Jakarta:
kontemporer sudah dipengaruhi oleh Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 2001).

200 Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

beli sebagai pendukung keabsahan (advantage) yang bisa diperoleh dari e-


pembuktian dari suatu perjanjian jual beli commerce ini, antara lain :
tersebut. 1. Penghematan waktu;
Ada beberapa keuntungan yang dapat 2. Mengurangi kemungkinan melakukan
diperoleh dengan menggunakan internet kesalahan dalam pengetikan dan
sebagai media perdagangan, yaitu: sebagainya karena sudah disiapkan
1) Keuntungan bagi pembeli: model standar yang tidak pernah
a) menurunkan harga jual produk; diketik ulang; dan
b) meningkatkan daya kompetisi penjual; 3. Karena waktu bisnis dapat digunakan
c) meningkatkan produktivitas pembeli; seefisien mungkin, maka sangat
d) manajemen informasi yang lebih baik; memungkinkan untuk mendapat lebih
e) mengurangi biaya dan waktu banyak informasi mengenai bisnisnya
pengadaan barang; sehingga menunjang efektivitas dan
f) kendali inventory yang lebih baik. efesiensi suatu perusahaan atau
2) Keuntungan bagi penjual: bisnis.4
a) identifikasi target pelanggan dan Terlepas dari keuntungan yang
definisi pasar yang lebih baik; ditawarkan oleh e-commerce tersebut di atas,
b) manajemen cash flow yang lebih baik; terdapat pula permasalahan-permasalahan
c) meningkatkan kesempatan hukum yang sangat krusial. Kalau dilihat dari
berpartisipasi dalam pengadaan barang proses dan mekanisme terjadinya transaksi
atau jasa (tender); dapat dikemukakan beberapa permasalahan
d) meningkatkan efisiensi; hukum sehubungan dengan masalah kontrak
e) kesempatan untuk melancarkan proses atau perjanjian antara lain sebagai berikut :
pembayaran pesanan barang; 1. Masalah kapan terjadinya atau lahirnya
f) mengurangi biaya pemasaran. kesepakatan dalam transaksi e-
Dengan sistem e-commerce ini commerce Permasalahan ini erat
seorang penjual (seller) tidak harus bertemu kaitannya dengan saat bertemunya
langsung (face to face) dengan pembeli permintaan dan penawaran melalui
(buyers/consumers), dalam suatu transaksi media maya tersebut;
dagang. Transaksi bisa terjadi hanya lewat 2. Masalah pilihan hukum dan masalah
surat menyurat melalui e-mail, telekopi dan pembuktian; dan
lain-lain. Pembayaran (payment) bisa 3. Masalah keabsahan digital signature
dilakukan juga melalui internet.2 Data dan data message.
message (pesan data) yang berisi aggrement Permasalahan di atas menunjukkan
(perjanjian dan kesepakatan kontrak) bisa bahwa dalam beberapa segi, transaksi dalam
disampaikan oleh salah seorang diantara e-commerce sangat riskan, penuh resiko,
pihak yang terkait (sebagai originator) kepada terlebih karena pihak konsumen memiliki
pihak lain (si penerima, addressee) secara kewajiban melakukan pembayaran terlebih
langsung atau melewati mediator dahulu (advance payment) sementara ia tidak
(intermediary) melalui jasa elektronik seperti bisa melihat kebenaran adanya barang yang
internet, ekstranet, email dan lainnya.3 dipesan ataupun kualitasnya. Pembayaran
Menurut Bajjaj dalam bukunya yang berjudul yang dilakukan secara elektronik baik melalui
E-commerce: The cutting edge of business
menyebutkan sejumlah keuntungan 4
Pramono, Nindyo, 2001, Revolusi Dunia Bisnis
Indonesia Melalui E-commerce dan E-Bussines:
Bagaimana solusi hukumnya, Artikel Dalam Jurnal
2
Riyeke Ustadiyanto, Framework E-Commerce, Hukum No. 16 Vol. 8/2001, Universitas Islam
Andi,Yogyakarta. 2001,Hal. 138 Indonesia, Jakarta.R.M. Suryodiningrat, 1979, Azas-
3
M. ArsyadSanusi, Op Cit, Hal. 30 Azas Hukum Perikatan, Tarsito, Bandung. Hal. 15

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce 201
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

transfer bank atau, lewat pengisian nomor gugat distributor dalam hal terjadi
kartu kredit di dalam internet sangat wanprestasi. Oleh karena itu, penelitian ini
membuka peluang terjadinya kecurangan menggunakan pendekatan yuridis normatif
perdata dan pidana, sementara belum ada yang mencoba menelaah hubungan antara
jaminan pasti (exact guaranteed) bahwa para pihak dalam bertransaksi elektronik
barang yang dipesan telah dikirimkan sesuai berkenaan dengan perselisihan wanprestasi.
dengan pesanan. Apakah yang menjadi alat
bukti ketika nantinya terdapat gugatan B. METODE PENELITIAN
hukum, dasar apakah yang digunakan untuk Untuk mendapatkan data yang
menilai keotentikan sebuah dokumen diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis
elektronik dalam e-commerce yang rata-rata menggunakan metode pengumpulan data,
tidak memiliki tanda-tangan (signature).5 yakni: Penelitian Kepustakaan (library
Kemudian, berdasarkan ketentuan Pasal 1 research). Sehubungan dengan permasalahan
Angka 10 Undang-Undang Nomor 11 Tahun dalam penelitian ini maka pengumpulan data
2008 tentang Informasi dan Transaksi akan dilakukan melalui Penelitian
Elektronik, disebutkan bahwa transaksi Kepustakaan, dikumpulkan melalui penelitian
elektronik adalah perbuatan hukum yang literatur, yakni dengan mempelajari ketentuan
dilakukan dengan menggunakan komputer, Perundang-undangan tentang Transaksi E-
jaringan komputer atau media elektronik commerce dan Peraturan Perundang-
lainnya. undangan lain yang relevan dengan materi
Pada transaksi jual beli secara penelitian.
elektronik, sama halnya dengan transaksi jual
beli biasa yang dilakukan di dunia nyata, C. KERANGKA KONSEPSIONAL
dilakukan oleh para pihak yang terkait, Berbisnis dan bertransaksi dalam
walaupun dalam jual beli secara elektronik ini media internet diperlukan pemahaman,
pihak-pihaknya tidak bertemu secara keseriusan, dan kemauan tersendiri. Kejelian
langsung satu sama lain, tetapi berhubungan dan kepekaan lebih dalam mengenai lawan
melalui internet.6 bisnis ataupun aplikasi atau situs yang kita
Dalam transaksi jual beli secara jumpai di internet, apakah lawan bisnis kita
elektronik, pihak-pihak yang terkait antara sehat? Dan apakah situs atau aplikasi yang
lain: kita pilih aman dan bukan bajakan? Karena
1. Penjual atau merchant sebagai apabila kita lengah atau kurang peka maka
pelaku usaha; bukan tidak mungkin kita akan menjadi
2. Pembeli atau konsumen korban dalam bisnis online baik berupa
3. Bank sebagai pihak penyalur dana Wanprestasi maupun bentuk penipuan yang
dari pembeli atau konsumen kepada berujung pada tindak pidana. Namun disisi
penjual atau pelaku usaha/merchant. lain banyak orang yang sudah mulai
4. Providersebagai penyedia jasa menggunakan internet bukan hanya sebagai
layanan akses internet. tempat untuk mencari berita atau informasi
Berdasarkan pada uraian diatas maka tentang hal apapun saja, akan tetapi
permasalahan yang akan dibahas dalam orangorang sudah mencari penghasilan.
penelitian ini yaitu hubungan hukum antara Dengan menjamurnya situs jual beli
pihak dalam transaksi jual beli barang melalui online maka baik secara langsung ataupun
e-commerce. Serta Bagaimana tanggung tidak langsung telah berdampak besar pada
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
5
M. ArsyadSanusi, Op Cit, Hal: 12 nasional. Namun adakalanya, baik pihak
6
Edmon Makarim,. 2000, Kompilasi Hukum penjual ataupun pihak pembeli kurang
Telematika, Grafindo Persada, Jakarta. Hal. 65 memahami tata cara berbisnis yang baik

202 Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

terutama melalui internet. Maksudnya, b. Menggunakan data elektronik


mereka terkadang kurang memahami sebagai media penyimpanan pesan
bagaimana arti serta apa yang harus dilakukan atau data sehingga dapat dilakukan
untuk mengatasinya? Seperti apa bentuknya? pengiriman dan penerimaan
Serta apa yang harus dilakukan untuk informasi secara mudah dan singkat,
mengatasinya? Karena memang tidak semua baik dalam bentuk data elektronik,
dari mereka berlatar belakang pendidikan dari analog, maupun digital.8
sekolah bisnis, hukum atau ekonomi dan tidak Berbeda dengan transaksi perdagangan
semua dari mereka mempunyai jenjang biasa, transaksi e-commerce memiliki
pendidikan yang sama. Untuk itu, pemerintah beberapa karakteri khusus yakni :
seyogyanya memberikan pengawasan dengan a. Transaksi tanpa batas
mewajibkan diadakannya suatu pendaftaran b. Transaksi anonim
terhadap segala kegiatan yang menyangkut c. Produk digital dan non digital
kepentingan umum. Termasuk di dalamnya, d. Produk yang tak berwujud
pendaftaran atas usaha-usaha elektronik (e- Sebagaimana yang terjadi dalam
business) yang berupa virtual perdagangan di dunia nyata, basis hukum
shops ataupun virtualservices lainnya.diharap utama untuk transaksi e-commerce adalah
kan dapat tercapai suatu kepastian hukum. kontrak. Kontrak di sini menyangkut bisnis ke
Namun kita pun harus menyadari, internet bisnis dan bisnis ke konsumen. Kontrak
sebagai suatu dunia maya yang online di dalam transaksi internet memiliki
bersifat borderless, tanpa adanya suatu beberapa variasi diantaranya adalah:9
pemegang otoritas tertinggi di dalamnya, a. Kontrak pengembangan dan pengaturan
tentu akan sangat sulit untuk diregulasi. jaringan elektronik (website desig and
development contract)
D. PEMBAHASAN b. Kontrak melalui chatting dan video
1. Hubungan Hukum Para Pihak conference
Dalam Transaksi Jual Beli Barang c. Kontrak pengadaan pembayaran dengan
melalui Electronic Commerce kartu kredit
Secara umum e-commerce dapat d. Kontrak melalui email.
didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi Praktek e-commerce yang berkembang
perdagangan / perniagaan barang atau jasa begitu cepat seperti yang kita rasakan
(trade of goods and service) dengan sekarang ini sayangnya tidak disertai dengan
menggunakan media elektronik yang pembangunan landasan hukum yang secara
terhubung secara online yang dikenal dengan khusus mengatur e-commerce sehingga bisa
internet, kegiatan perniagaan tersebut dijadikan pegangan demi terciptanya suatu
merupakan bagian dari kegiatan bisnis7. kepastian hukum. Terlepas dari hal di atas
Penggunaan internet dipilih oleh terdapat beberapa keuntungan e-commerce
kebanyakan orang sekarang ini karena bagi kepentingan organisasi, individu dan
kemudahan-kemudahan yang dimiliki masyarakat. Keuntungan untuk organisasi
jaringan internet : diantaranya yaitu dengan adanya e-commerce
a. Internet sebagai jaringan publik yang
sangat besar, layaknya yang dimiliki 8
Ridwan Khairandy,. 2003, Itikad Baik dalam
suatu jaringan publik elektronik, Kebebasan Berkontrak,Universitas Indonesia
yaitu murah, cepat dan kemudahan Fakultas Hukum Pasca Sarjana, Jakarta. Hal. 42
9
Nandang Sutrisno,. 2001, Cyberlaw: Problem dan
akses. Prospek Pengaturan Aktifitas Internet,dalam
Jurnal Hukum Ius Quies Justum,No. 16 Vol. 8
7
Munir Fuady,. 2001, Hukum Kontrak: Dari sudut Maret 2001:, Fakultas Hukum Universitas Islam
Pandang Hukum Bisnis, Buku Pertama,Citra Indonesia, Jakarta. Hal. 10-29
Aditya Bakti. Jakarta. Hal. 34

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce 203
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

dapat memperluas tempat pemasaran untuk memperhatikan dalam suatu syarat-syarat


pasar nasional dan internasional. perjanjian. Berdasarkan Pasal 1 UU No. 8
tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen,
2. Hak Dan Kewajiban Para Pihak Pembeli dianggap sebagai konsumen
Pada penjualan, kontrak dan sehingga berdasarkan Pasal 4 UU No. 8
kesepakatan terbatas pada hal-hal yang Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
berhubungan dengan penjualan barang-barang hak pembeli atau hak konsumen antara lain :
pada masa kini dan masa yang akan datang, 1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan
dan kontrak penjualan meliputi sebuah keselamatan dalam mengkonsumsi
transaksi penjualan pada saat ini serta kontrak barang dan/atau jasa ;
penjualan pada masa yang akan datang10. 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa
Dalam kontrak jual beli para pelaku serta mendapatkan barang dan/atau jasa
yang terkait didalamya mempunyai hak dan tersebut sesuai dengan nilai tukar dan
kewajiban yang berbeda, kewajiban penjual kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
dalam suatu perjanjian jual beli, sebagai Hak yang diberikan kepada konsumen
berikut : Menyerahkan hak millik atas barang (pembeli), harus diimbangkan dengan
yang diperjual-belikan.Kewajiban kewajiban yang diberikan kepada konsumen
menanggung kenikmatan tentram dan agar konsumen tidak sewenang-wenang
menanggung cacat-cacat tersembunyi dalam melakukan tindakannya, maka hak-hak
(vrijwaring, warranty). Hak penjual pada tersebut dibatasi.
umumnya menentukan harga pembayaran atas Kewajiban konsumen sebagaimana
penjualan barang dari konsumen. Hak diatur dalam Pasal 5 UU No. 8 tahun 1999
menerima pembayaran yang sesuai dengan tentang Perlindungan Konsumen, adalah :
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar Membaca atau mengikuti petunjuk informasi
barang dan/atau jasa yang dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
diperdagangkan.Hak untuk mendapatkan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan
perlindungan hukum dari tindakan konsumen keselamatan; Beritikad baik dalam melakukan
yang beritikad baik. Hak untuk melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa;
pembelaan diri sepatutnya di dalam Membayar sesuai dengan nilai tukar yang
penyelesaian hukum sengketa konsumen. Hak disepakati; Mengikuti upaya penyelesaian
untuk rehabilitasi nama baik apabila tidak hukum sengketa perlindungan konsumen
terbukti secara hukum bahwa kerugian secara patut.
konsumen tidak berakibat oleh barang Kewajiban konsumen untuk membaca
dan/atau jasa yang diperdagangkan. Hak-hak atau mengikuti petunjuk dalam menggunakan
yang diatur dalam ketentuan peraturan barang dan/atau jasa terkadang dilalaikan oleh
perundang-undangan lainnya. Hak pembeli konsumen, biasanya pelaku usaha telah
dalam suatu proses jual beli pada umumnya, mencantumkan petunjuk pemakaian di dalam
dibagi 2 (dua) macam, yaitu : produk yang dibuatnya. Dalam pelaksanaan
Pemindahan hak atas barang tertentu. kontrak jual beli, adanya itikad baik
Hak atas barang tertentu berpindah tergantung merupakan hal yang harus dimiliki oleh para
dari keinginan para pihak berdasarkan suatu pihak. Legalitas atau keabsahan dari suatu
perjanjian yang dibuat, dan untuk menentukan kontrak atau perjanjian khususnya dalam
maksud dari para pihak tersebut, dengan kontrak jual beli secara elektronik menjadi
sebuah fenomena yuridis yang relatif baru
10
M. ArsyadSanusi,TransaksiBisnisdalam E-comerce:
bagi hukum positif Indonesia pada umumnya.
StudiTentangPermasalahanHukum dan Solusinya, Hal ini perlu dikaji lebih lanjut terhadap aspek
dalamJurnalHukumIusQuiaIustum, No. 16 Vol. 8 hukum pembuktian pada khususnya.
Maret 2001: (Jakarta: FakultasHukumUniversitas
Islam Indonesia, 2001). Hal. 38.

204 Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

Proses pembuktian terhadap suatu dimaksudkan sebagai upaya untuk


peristiwa dapat dilakukan dengan beberapa memberikan perlindungan terhadap konsumen
cara. Menurut Paton dalam bukunya A dalam transaksi e-commerce.
Textbook Of Jurisprudence disebutkan bahwa, Masalah keamanan merupakan
alat bukti dapat bersifat oral, documentary, masalah penting dalam pemanfaatan media
atau materiil, alat bukti yang bersifat oral elektronik khususnya internet. Tanpa jaminan
merupakan kata-kata yang diucapkan seorang keamanan, maka para pelaku usaha akan
dalam pengadilan, artinya kesaksian tentang enggan untuk memanfaatkan media ini. Untuk
suatu peristiwa merupakan alat bukti yang jaminan keamanan ini, hal yang perlu
bersifat oral, alat bukti yang bersifat mendapatkan perhatian adalah masalah
documentary adalah alat bukti yang surat atau domisili perusahaan, sehingga apabila ada
alat bukti tertulis, sedang alat bukti yang sengketa hukum, dapat diketahui dengan pasti
bersifat materiil adalah alat bukti barang fisik kedudukan hukum dari perusahaan yang
yang tampak atau dapat dilihat selain menawarkan produknya melalui media
dokumen11. elektronik. Pada prinsipnya masalah
perizinan, pendirian dan pendaftaran
3. Perlindungan Hukum Para perusahaan sama dengan perusahaan pada
Konsumen umumnya, tunduk pada hukum di tempat di
Salah satu kelebihan atau keuntungan mana perusahaan didaftarkan.
dalam e-commerce adalah informasi yang Secara Nasional, pranata untuk
beragam dan mendetail yang dapat diperoleh memberikan perlindungan terhadap konsumen
konsumen dibandingkan dengan perdagangan adalah UU No. 8 Tahun 1999 tentang
konvensional tanpa harus bersusah payah Perlindungan Konsumen, namun UU
pergi ke banyak tempat. Namun demikian, e- perlindungan Konsumen ini secara khusus
commerce juga memiliki kelemahan. Metode belum mengantisipasi perkembangan
transaksi elektronik yang tidak teknologi informasi di dalam pengaturannya.
mempertemukan pelaku usaha dan konsumen Dalam tataran internasional, telah dibuat
secara langsung serta tidak dapatnya kesepakatan-kesepakatan internasional yang
konsumen melihat secara langsung barang secara khusus dapat digunakan untuk
yang dipesan berpotensi menimbulkan memberikan perlindungan terhadap konsumen
permasalahan yang merugikan konsumen. dalam transaksi e-commerce.
Beragam kasus yang muncul berkaitan Walaupun tidak secara khusus dibuat
dengan pelaksanaan transaksi terutama faktor untuk memberikan perlindungan terhadap
keamanan dalame-commerce ini tentu sangat konsumen dalam transaksi e-commerce,
merugikan konsumen. Padahal jaminan seperti telah disebutkan di atas, PBB tepatnya
keamanan transaksi e-commerce sangat komisi yang menangani Hukum Perdagangan
diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan Internasional telah menyetujui UNCITRAL
konsumen penggunanya.Pengabaian terhadap Model Law on Electronic Commerce dengan
hal tersebut akan mengakibatkan pergeseran resolusi 51/162 sebagai mandat untuk
terhadap falsafah efisiensi yang terkandung kemajuan terhadap harmonisasi dan unifikasi
dalam transaksi e-commerce menuju ke arah hukum perdagangan internasional demi
ketidakpastian yang nantinya akan kepentingan semua pihak, terutama pihak-
menghambat upaya pengembangan pranata e- pihak dalam negara-negara berkembang.
commerce. Beberapa negara di dunia telah
Permasalahan hukum serta pemecahan yang mengatur dalam perundang-undangan
sudah dijelaskan di atas, sebenarnya tidak lain nasionalnya transaksi e-commerce ini
diantaranya Filipina dengan Act No. 8792,
Masyarakat Uni Eropa dengan disetujuinya
11
SudiknoMertokusumo,LocCit, Hal. 119

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce 205
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

Directive 2000/31/EC on Certain legal Aspect telekomunikasi dan informatika telah


of Information Society Services, in Particular memperluas ruang gerak arus transaksi barang
Electronic Commerce, in Internal Market atau dan/atau jasa melintasi batas-batas wilayah
Directive on Electronic Commerce oleh The suatu negara, sehingga barang dan/atau jasa
European Parliament and The Council pada yang ditawarkan bervariasi baik produksi luar
tanggal 8 Juni 2000, juga Singapura dengan negeri maupun produksi dalam negeri.
Electronic Transaction Act 1998, Australia Tujuan perlindungan konsumen
dengan Electronic Transaction Bill 1999, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 2
serta Amerika juga Malaysia. Khusus Undang-Undang Perlindungan konsumen ini
Singapura dan Australia digunakan model adalah:
sejalan dengan apa yang direkomendasikan 1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan
dalam UNCITRAL Model Law on Electronic dan kemandirian konsumen untuk
Commerce.12 melindungi diri;
Walaupun UNCITRAL Model Law on 2. Mengangkat harkat dan martabat
Electronic Commerce serta peraturan konsumen dengan cara
perundang-undangan yang telah digunakan di menghindarkannya dari ekses negatif
beberapa negara tersebut memang tidak pemakaian barang dan/atau jasa;
secara khusus menyebutkan mengenai 3. Meningkatkan pemberdayaan
perlidungan hukum terhadap konsumen, konsumen dalam memilih,
substansi yang diatur dalam peraturan- menentukan, dan menuntut hak-
peraturan tersebut secara tidak langsung haknya sebagai konsumen;
memberikan perlindungan terhadap para 4. Menciptakan sistem perlindungan
pihak yang melakukan transaksi elektronik (e- konsumen yang mengandung unsur
commerce). Dengan ini berarti para konsumen kepastian hukum dan keterbukaan
yang menggunakan teknologi elektronik informasi serta akses untuk
dalam transaksi bisnisnya dapat berlindung mendapatkan informasi
pada peraturan-peraturan ini. 5. Menumbuhkan kesadaran pelaku
Pranata dan Perlindungan Hukum usaha mengenai pentingnya
terhadap Konsumen dalam Transaksi E- perlindungan konsumen sehingga
Commerce dalam tataran Nasional, Indonesia tumbuh sikap yang jujur dan
telah memiliki UU yang memberikan bertanggungjawab dalam berusaha;
perlindungan terhadap hak kekayaan 6. meningkatkan kualitas barang
intelektual seperti hak Cipta, Paten dan Merk dan/atau jasa yang menjamin
termasuk mengesahkan UU tentang kelangsungan usaha produksi barang
Perlindungan Konsumen.Dalam tataran dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan,
nasional usaha untuk memberikan keamanan, dan keselamatan
13
perlindungan terhadap konsumen memang konsumen .
dinyatakan dengan diberlakukannya Undang- Perlu pula ditegaskan bahwa faktor
undang No. 8 Tahun 1999 tentang utama yang menjadi kelemahan konsumen
Perlindungan Konsumen. adalah tingkat kesadaran konsumen akan
Selanjutnya dalam Penjelasan haknya masih rendah, yang terutama
Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa disebabkan oleh rendahnya pendidikan
fenomena globalisasi dan perdagangan bebas konsumen. Selain pengaturan dalam UU
yang didukung oleh kemajuan teknologi Perlindungan Konsumen, sebenarnya dalam
tataran tertentu untuk melindungi konsumen
12
E.S. Wiradipradja dan D. Budhijanto, 2002, dapat pula digunakan hukum pidana dalam
PerspektifHukumInternasionaltentang Cyber Law,
dalamKantaatmadja, et al, Cyberlaw 13
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
:SuatuPengantar, Elips 11.hal. 46 Perlindungan Konsumen.

206 Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

hal ini KUHP. Sebenarnya masih ada satu lagi menyelenggarakan Sistem Elektronik
pranata hukum yang dapat melindungi dan/atau menggunakan Teknologi
konsumen dalam transaksi e-commerce yakni Informasi yang menimbulkan
dengan asuransi. Dari apa yang telah kerugian”.Sedangkan dalam Pasal 45 ayat
dipaparkan di atas, maka sudah sangat jelas 1 UUPK disebutkan bahwa“Setiap
bahwa demi kebutuhan perlindungan terhadap konsumen yang dirugikan bisa
konsumen terutama konsumen yang menggugat pelaku usaha melalui lembaga
melakukan transaksi bisnis dengan yang bertugas menyelesaikan sengketa
menggunakan teknologi elektronik (e- antara konsumen dan pelaku usaha atau
commerce), maka urgensi untuk membuat melalui peradilan yang berada di
legislasi yang mengatur mengenai hal ini lingkungan peradilan umum”.
sudah sangat tinggi. Hal ini disebabkan b. Non Litigasi
karena peraturan perundang-undangan yang Penyelesaian sengketa konsumen diluar
ada terutama undang-undang yang mengatur pengadilan di selenggarakan untuk
mengenai perlindungan konsumen belum mencapai kesepakatan mengenai bentuk
mengakomodasi kebutuhan tersebut. dan besarnya ganti rugi dan/atau
Karakteristik yang berbeda dalam mengenai tindakan tertentu untuk
sistem perdagangan melalui teknologi menjamin tidak akan terjadinya kembali
elektronik tidak tercover dalam UU kerugian yang diderita oleh konsumen
Perlindungan Konsumen tersebut. Untuk itu (Pasal 47 UUPK)16.
perlu dibuat peraturan hukum mengenai Upaya hukum dalam hal transaksi e-
cyberlaw termasuk didalamnya tentang e- commerce bersifat Internasional
commerce agar hak-hak konsumen sebagai Masalah yang muncul dalam hal terjadi
pengguna teknologi elektronik dalam proses sengketa pada transaksi e-commerce yang
perdagangan khususnya dalam melakukan bersifat internasional adalah menentukan
transaksi e-commerce dapat terjamin. hukum/pengadilan mana yang digunakan
untuk menyelesaikan sengketa.Dalam
4. Tanggung Gugat Distributor dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi
Hal Terjadi Wanprestasi Elektronik (UUITE), pengaturan mengenai
Langkah pertama dalam hal terjadi transaksi e-commerce yang bersifat
wanprestasi yaitu melalui upaya hukum bagi internasional terdapat dalam Pasal 18.17
transaksi e-commerce yang terjadi di Permasalahan lebih lanjut muncul
Indonesia. Upaya konsumen untuk menuntut ketika tidak dicantumkannya pilihan hukum
ganti rugi akibat kerugian yang terjadi dalam dalam perjanjian e-commerce-nya, ada
transaksi e-commerce dapat dilakukan melalui beberapa teori yang berkembang untuk
cara: menentukan hukum mana yang
a. Litigasi digunakan/berlaku, diantaranya:
Dasar hukum untuk mengajukan gugatan 1) Mail box theory (Teori Kotak Pos).
di pengadilan terdapat dalam Pasal 38 Dalam hal transaksi e-commerce,
ayat 1 UU ITE dan Pasal 45 ayat 1 maka hukum yang berlaku adalah
UUPK14. Dalam Pasal 38 ayat 1 UU ITE hukum dimana pembeli mengirimkan
disebutkan bahwa 15:“Setiap orang dapat pesanan melalui komputernya yang
mengajukan gugatan terhadap pihak yang
16
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
14
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Perlindungan Konsumen.
17
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
15
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce 207
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

dapat berarti hukum si customer. menyelesaikan sengketa diantara


Untuk ini diperlukan konfirmasi dari mereka (Pasal 18 ayat 4 UUITE)19.
merchant. Jadi perjanjian atau kontrak Untuk menyelesaikan sengketa e-
terjadi pada saat jawaban yang commerce yang bersifat internasional,
berisikan penerimaan tawaran tersebut sebaiknya menggunakan mekanisme ADR
dimasukkan ke dalam kotak pos (mail (Alternative Dispute Resolution).Alasannya
box). adalah bahwa dengan menggunakan ADR
2) Acceptance theory (Teori maka para pihak tidak perlu dipusingkan
Penerimaan). Hukum yang berlaku dengan perbedaan sistem hukum, budaya dan
adalah hukum dimana pesan dari bahasa. Dasar hukum ADR di Indonesia
pihak yang menerima tawaran tersebut adalah Undang-undang No. 30 tahun 1999
disampaikan. Jadi hukumnya si tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
merchant. Sengketa. Pelaksanaan penyelesaian sengketa
3) Proper Law of Contract. Hukum yang e-commerce di Indonesia belum sepenuhnya
berlaku adalah hukum yang paling bersifat online, namun Undang-undang No.
sering dipergunakan pada saat 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan
pembuatan perjanjian. Misalnya, Alternatif Penyelesaian Sengketa memberikan
bahasa yang dipakai adalah bahasa kemungkinan penyelesaian sengketa secara
Indonesia, kemudian mata uang yang online dengan menggunakan e-mail.
dipakai dalam transaksinya Rupiah,
dan arbitrase yang dipakai Selalin upaya hukum yang dapat
menggunakan Badan Arbitrase dilakukan oleh para pihak, juga dapat melalui
Nasional Indonesia, maka yang prinsip tanggung gugat. Prinsip tanggung
menjadi pilihan hukumnya adalah jawab mutlak adalah prinsip yang berlaku
hukum Indonesia. dalam hal terjadinya wanprestasi. Lemahnya
4) The most characteristic connection. kedudukan konsumen dalam transaksi e-
Hukum yang dipakai adalah hukum commerce menjadikan tanggung jawab
pihak yang paling banyak melakukan sepenuhnya berada ditangan pelaku usaha.
prestasi. Teori ini menjelaskan bahwa Pelaku usaha akan bertanggungjawab penuh
untuk menentukan suatu pilihan atas kegiatan usaha yang dilakukannya dalam
hukum yang akan digunakan adalah transaksi e-commerce.
dengan mendasarkan terhadap Dengan demikian, dalam transaksi e-
prestasi, hal ini memberikan commerce, pihak yang bertanggung jawab
perlindungan terhadap pihak yang adalah pihak yang melakukan wanprestasi
memberikan prestasi yang paling yang dalam hal ini dilakukan oleh pelaku
banyak untuk mencegah timbulnya usaha. Bentuk tanggungjawab yang diberikan
kerugian terhadap pihak tersebut, oleh pelaku usaha adalah ganti rugi sesuai
sehingga hukum yang digunakan dengan besar kerugian yang diderita oleh
adalah hukum si pemberi prestasi konsumen. Apabila pelaku usaha tidak
terbanyak.18 bertanggungjawab dalam hal melakukan
Selain para pihak dapat menentukan wanprestasi pada transaksi e-commerce, maka
hukum yang berlaku, para pihak juga konsumen dapat menempuh jalur hukum
dapat secara langsung menunjuk sesuai yang diatur dalam pasal 38 dan 39 UU
forum pengadilan, arbitrase, dan
lembaga penyelesaian sengketa
lainnya yang berwenang untuk 19
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
18
http://hukumonline.com/klinik_detail.asp. tanggal 24
Februari 2016

208 Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

ITE tentang penyelesaian sengketa dan 1. Menyediakan berbagai macam varian


melaporkannyakepihak yang berwajib. barang yang diperjual belikan.
Adapun bentuk-bentuk wanprestasi 2. Mengadakan proses jual beli dengan
dalam perjanjian jual beli secara online perekrutan member dan lebih
adalah: mengutamakan member tetap dalam
1. Ditinjau dari sisi pembeli (buyers), antara prosesnya.
lain: 3. Mengadakan proses registrasi dalam
a. keterlambatan membayar Dalam hal melakukan transaksinya.
ini kerlambatan pembayaran biasanya 4. Memilih perbankan yang terpercaya dan
pihak yang sering melakukan hal profesional sebagai fasilitator
keterlambatan tersebut adalah pembeli pembayaran.
(buyers)20.
b. Tidak melakukan pembayaran Setiap E. KESIMPULAN
pembeli biasanya berbeda-beda, Undang-Undang Perlindungan Konsumen
artinya dalam melakukan transaksi (UUPK) dan Undang-Undang Informasi dan
secara online mereka mempunyai Transaksi Elektronik (UUITE) telah mampu
tujuan dan maksud sendiri-sendiri. memberikan perlindungan hukum yang
Pada kenyataannya ada sebagian dari memadai bagi konsumen dalam melakukan
pembeli yang tidak melakukan transaksi melalui e-commerce, perlindungan
kewajiban mereka secara baik. hukum tersebut terlihat dalam ketentuan-
c. Melakukan pembayaran namun tidak ketentuan UUPK dan UUITE dimana kedua
sesuai dengan apa yang diperjanjikan / peraturan tersebut telah mengatur mengenai
disepakati Hal ini jarang terjadi dalam penggunaan data pribadi konsumen, syarat
jual beli online. sahnya suatu transaksi e-commerce,
2. Ditinjau dari sisi penjual (sellers), antara penggunaan CA (Certification Authority), dan
lain: mengatur mengenai perbuatan yang dilarang
a. Mengirim barang, namun tidak sesuai bagi pelaku usaha dalam memasarkan dan
dengan apa yang telah disepakati. memproduksi barang dan jasa yang dapat
b. Mengirim barang namun terlambat. dijadikan acuan bagi obyek dalam transaksi e-
Adapun beberapa bentuk wanprestasi commerce.
dalam bisnis jual beli secara online. Melalui Upaya hukum bagi konsumen dalam
cyber space sesuai dengan bentuk-bentuk penyelesaian sengketa terdiri dari dua, yakni
wanprestasi sebagaimana yang dikemukakan upaya hukum dalam hal transaksi ecommerce
diatas, meliputi: bersifat internasional yang penyelesaiannya
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi menggunakan mekanisme ADR, dan upaya
akan dilakukannya. hukum dalam hal transaksi e-commerce yang
2. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, terjadi di Indonesia yang dapat diselesaikan
tetapi tidak sebagaimana diperjanjikan. melalui dua jalur yakni jalur non-litigasi
3. Melaksanakan apa yang diperjanjikan, melalui Lembaga Swadaya Masyarakat
tetapi terlambat.. (YLKI), Direktorat Perlindungan Konsumen
4. Melaksanakan sesuatu yang menurut Disperindag, Badan Penyelesaian Sengketa
perjanjian tidak boleh dilaksanakan Konsumen (BPSK) dan pelaku usaha.
Adapun tips-tips bagi penjual dalam Kemudian jalur kedua adalah melalui jalur
berbisnis jual beli secara online agar terhindar litigasi/ pengadilan.
dari bentuk wanprestasi, diantaranya: Wanprestasi dalam perjanjian jual beli secara
online mempunyai banyak bentuk dan
20
Zulfi Chairi, 2005, Aspek Hukum Perjanjian Jual terkadang kita mengalaminya namun masih
Beli Melalui Internet, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara, Medan.Hal. 34

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce 209
AJUDIKASI : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 2. Desember 2018. Hlm 199-210

belum peka bahwa hal/kejadian tersebut dapat Website:


disebut suatu tindakan wanprestasi http://hukumonline.com/klinik_detail.asp.
tanggal 24 Februari 2016
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Chairi, Zulfi. 2005, Aspek Hukum Perjanjian
Jual Beli Melalui Internet, Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara,
Medan.
E.S. Wiradipradja dan D. Budhijanto, 2002,
Perspektif Hukum Internasional tentang
Cyber Law, dalam Kantaatmadja, et al,
Cyberlaw :Suatu Pengantar.
Makarim, Edmon. 2000, Kompilasi Hukum
Telematika, Grafindo Persada, Jakarta.
R.M. Suryodiningrat, 1979, Azas-Azas Hukum
Perikatan, Tarsito, Bandung.
Khairandy, Ridwan. 2003, Itikad Baik dalam
Kebebasan Berkontrak. Universitas
Indonesia Fakultas Hukum Pasca
Sarjana, Jakarta.

Jurnal :
Pramono, Nindyo, 2001, Revolusi Dunia
Bisnis Indonesia Melalui E-commerce
dan E-Bussines: Bagaimana solusi
hukumnya, Artikel Dalam Jurnal
Hukum No. 16 Vol. 8/2001.
Sanusi, Muhammad Arsyad. Transaksi Bisnis
dalam E-comerce: Studi Tentang
Permasalahan Hukum dan Solusinya,
dalam Jurnal Hukum Ius Quia Iustum,
No. 16 Vol. 8 Maret 2001: 10-29,
Sutrisno, Nandang. 2001, Cyberlaw: Problem
dan Prospek Pengaturan Aktifitas
Internet,dalam Jurnal Hukum Ius Quies
Justum. No. 16 Vol. 8 Maret 2001:,
Fakultas Hukum Universitas Islam
Indonesia, Jogjakarta. Hal. 10-29

Perundang-Undangan :
Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen.
Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik

210 Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Transaksi Jual Beli E-Commerce

You might also like