You are on page 1of 10

PELAKSANAAN FUNGSI KOORDINASI OLEH KEPOLISIAN DENGAN DINAS

PERHUBUNGAN DALAM PENERTIBAN LALU LINTAS KOTA PEKANBARU


TAHUN 2015-2016
Maya Syafitri
Email : mayasyafitri22@gmail.com

Pembimbing : Drs. Erman,M.M.Si


Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Program Studi S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277
Abstract
Law No. 22 of 2009 on Traffic and Road Transport (LLAJ) expressly mandates POLRI as
the main stakeholder of LLAJ to take an active role in efforts to overcome traffic accidents in
accordance with the existing authority. With the enforcement of Law Number.22 of 2009 on Traffic
and Road Transport in lieu of Law No. 14 of 1992 on Traffic and Road Transport because in view
is not in accordance with conditions, environmental changes and the needs of the organizers of
traffic and road transport when It is expected that there will be better arrangements in traffic and
road transport issues.
In this research I will convey how the coordination between the Police and the
Department of Transportation related to the security of Traffic Order in accordance with Law No.
22 of 2009 which states that between the Police and the Department of Transportation have been
able to work together or coordinate in regulating and disciplining Traffic. This research method
using qualitative approach and using type of descriptive research method. Data collection
techniques in this study using in-depth interview techniques and relevant fact documentation.
Based on the results of interviews and data that researchers have got it can be concluded
that the Police and Transportation Department has coordinated well in carrying out the task of
controlling traffic in Pekanbaru City 2015-2016. This is evidenced by drawings and warrants that
researchers get from both agencies. With good coordination between the two agencies, it is
expected that the cooperation between agencies and the public to participate in traffic control on
the highway by obeying all regulations and traffic signs that have been set based on Law No. 22
of 2009.

Keyword: The Police and the Department of Transportation related to the security of Traffic
Order, Traffic Order in accordance

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 1


PENDAHULUAN pihak pihak yang berkompeten dalam
Dalam asas penyelenggaaan pasal 20 Undang mendukung penyelenggaraan pemerintahan
Undang Nomor 23 Tahun ³EDKZD sehingga terdapat istansi atau lembaga yang
dalam penyelenggaraan pemerintahan, di berikan wewenang penuh untuk
pemerintah menggunakan asas desentralisasi, mendukung penyelenggaraan pemerintahan.
tugas pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai Undang undang Nomor 22 tahun 2009
GHQJDQ SHUDWXUDQ SHUXQGDQJ XQGDQJDQ ´ tentang Lalu Lintas dan angkutan
Dalam penyelenggaraanpemerintahan Jalan(LLAJ) secara tegas mengamanahkan
daerah, pemerintah daerah menggunakan POLRI sebagai pemangku kepentingan
asas otonomi dan tugas pembantuan. utama LLAJ untuk berperan aktif dalam
Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan upaya upaya penanggulangan masalah
pemerintah daerah perlu ditingkatkan dengan kecelakaan lalu lintas sesuai kewenangan
lebih memperhatikan aspek aspek hubungan yang ada. Dengan di berlakukannya Undang
antar susunan pemerintahan atau pemerintah Undang Nomor.22 tahun 2009 tentang lalu
daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, Lintas dan Angkutan Jalan sebagai ganti
peluang dan tantangan persaingan global Undang Undang Nomor 14 tahun
dengan memberikan kewenangan yang 1992tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
seluas luasnya kepada daerah disertai dengan karena di pandang sudah tidak sesuai dengan
pemberian hak dan kewajiban kondisi, perubahan lingkungan dan
menyelenggrakan otonomi daerah dalam kebutuhan penyelenggara lalu lintas dan
kesatuan system penyelenggraan Pemerintah angkutan jalan saat ini, diharapkan adanya
Negara. pengaturan yang lebih baik dalam persoalan
Keamanan dalam negeri merupakan syarat lalu lintas dan angkutan jalan.
utama mendukung terwujudnya masyarakat Dalam penelitian ini saya penulis akan
madani yang adil, makmur dan beradab menyampaikan bagaimana koordinasi antara
berdasarkan pancasila dan Undang Undang pihak Kepolisian dengan Dinas Perhubungan
Dasar 1945. Pemeliharaan keamanan dalam berkaitan dengan pengamanan Ketertiban
negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi Berlalu Lintas sesuai dengan Undang
satuan Lalu Lintas yang meliputi Undang Nomor 22 tahun 2009 yang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban menuliskan bahwa antara Kepolisian dengan
masyarakat, penegakan hukum, Dinas Perhubungan telah dapat bekerja sama
perlindungan, pengayoman, dan pengamanan ataupun berkoordinasi dalam mengatur dan
yang dilakukan kepada masyarakat oleh menertibkan Lalu Lintas.
Kepolisian Republik Indonesia selaku alat Dewasa ini kita mengetahui bahwa setiap
negara dengan menjunjung tinggi hak azasi tahun kendaraan bertambah dengan cepat dan
manusia. drastis.Keadaan seperti ini yang membuat
masyarakat membutuhkan oknum ataupun
aparat dari pemerintah yang cukup untuk
. Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru sebagai mengatur dan mengamankan berlangsungnya
ibukota Provinsi Riau yang tengah Lalu Lintas di jalan raya agar berkurangnya
berkembang dengan pesatnya, memerlukan angka kemacetan dan angka kecelakaan lalu

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 2


lintas. Dengan demikian Kepolisian dan surat permintaan personil kepada pihak
Dinas perhubungan akan sama sama Kepolisian. Adapun tindakan Koordinasi
berkoordinasi untuk mengatur dan yang dilakukan adalah seperti Razia
memberikan rasa aman kepada masyarakat gabungan dimana dalam Razia ini setiap
dengan melakukan beberapa kegiatan seperti kendaraan bermotor akan memperlihatkan
berikut dari Dinas Perhubungan: Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis
kendaraannya, STNK, dan BPKB. Dimana
1. Rapat bersama Kepolisian akan menindak lanjuti pengguna
2. Razia gabungan kendaraan yang tidak melengkapi surat surat
3. Penertiban setiap simpang jalan kendaraan serta yang tidak mengenakan alat
4. Pengamanan kendaraan Pejabat pengaman kendaraan sesuai Standart
Negara Nasional, sedangkan Dinas Perhubungan
Dalam undang undang No.22 tahun 2009 akan menindak lanjuti kendaraan yang
tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal mengangkut barang lebih dari kapasitas yang
218 di sebutkan bahwa untuk mewujudkan telah di tentukan.
dan memelihara keamanan lalu intas dan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 80
angkutan jalan dilakukan beberapa kegiatan tahun 2012 pasal 3 tentang Tata Cara
salah satunya adalah melakukan sanksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor
administrative daik peringatanm tertulis, menyatakan bahwa pemeriksaan kendaraan
denda administrative, pembekuan izin, bermotor dijalan raya yakni meliputi:
pencabutan izin. Sanksi maupun peringatan
di atas di berikan kepada setiap pengguna 1. Surat uji Mengemudi, Surat Tanda
jalan yang melakukan pelanggaran rambu Kendaraan Bermotor, Surat Tanda
rambu lalu lintas dan tidak melengkapi surat Coba Kendaraan Bermotor,Tanda
surat kendaraan. Nama Kendaraan Bermotor, atau
Dengan adanya undang undang yang Tanda Coba Kendaraan Bermotor.
mengatur koordinasi antara pihak Kepolisian 2. Tanda bukti uji bagi kendaraan wajib
dengan Dinas Perhubungan dalam uji
melaksanakan penertiban lalu lintas maka 3. Fisik kendaraan bermotor
kedua pihak ini secara rutin melakukan rapat 4. Daya angkut barang
sebelum dan sesudah terjadinya kordinasi di 5. Izin penyelenggaraan angkutan
jalan raya. Dengan mengeluarkan Surat Adapun Tugas dan Wewenang Polisi lalu
Perintah Tugas dari pihak Kepolisian kepada Lintas dalam Penertiban Jalan raya adalah:
Dinas Perhubungan yang isinya pelaksanaan a. Menghentikan/ menyetop kendaraan
penertiban di beberapa titik jalan raya baik yang melanggar aturan lalu lintas
hanya sekedar pengamanan ataupun b. Memeriksa surat surat kendaraan dan
melakukn tindakan kepada kendaraan yang kelengkapan kendaraan di jalan raya
mematuhi rambu rambu atau aturan lalu seperti: SIM, STNK, dan tata cara
lintas. muatan, batas kecepatan, dll.
Sesuai dengan Undang Undang No.22 tahun c. Melakukan penindakan (tilang)
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap pengendara/pengemudi
setiap kali anggota Dinas Perhubungan kendaraan yang melanggar peraturan
melaksanakan penertiban angkutan umum perundang undangan yang berlaku (
dan barang di jalan raya harus didampingi UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu
oleh petugas Kepolisian dengan syarat Lintas dan Angkutan Jalan)
anggota Dinas Perhubungan mengajukan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 3


d. Melakukan penyitaan barang bukti f. Melakukan penindakan bagi
pelanggaran lalu Lintas seperti: SIM, pengendara roda 4 atau lebih apabila
STNK, dan Kendaraan Bermotor. muatan melebihi kapasitas
Adapun Tugas dan wewenang Dinas Dalam Undang Undang No.22 tahun 2009
Perhubungan dalam penertiban jalan raya dikatakan sebelum melakukan koordinasi
adalah: penertiban lalu lintas maka ada beberapa
a. Menyusun dan menetapkan rencana oknum yang tergabung untuk melakukan uji
umum transportasi jalan Petik dimana yang tergabung dalamnya ialah:
b. Menyelenggarakan manajemen dan Gakkum, PM, Provos, Korwas, PPNS polda
rekayasa lalu lintas di jalan raya Riau). Beberapa oknum di atas akan sama
c. Melaksanakan pengawasan dan sama melakukan razia gabungan di semua
pengendalian operasioanal terhadap lintasan Riau.
pengguna jalan Koordinasi yang dilakukan selama tahun
d. Menyusun jaringan trayek dan 2015-2016 baru terlaksana sebanyak 16 kali
penetapan kebutuhan kendaraan di 4 lintasan dimana seharusnya ada 24 kali
untuk kebutuhan angkutan razia dalam 2 tahun.berikut lintasan yang
e. Menimbang berat maksimal dan harus di lakukan razia gabungan oleh
minimal angkutan barang dan jasa kepolisian dan dinas perhubungan.
Tabel 1.1 Selain Razia gabungan, pihak kepolisian dan
Lintasan besar Razia gabungan oleh Polisi Dinas Perhubungan juga melakukan
Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan penertiban yang dinamakan Operasi Lilin di
No Lintas Timur Lintas Barat beberapa
Lintas Utaratitik Kota Pekanbaru.
Lintas selatan Semua tim di
dari pihak Dinas Perhubungan di turunkan
1 Pelelawan Pekanbaru dalam pelaksanaan
Pekanbaru penertiban ini, sedangkan
Pekanbaru
2 Rengat Kampar pihak
Siak kepolisian yang di turunkan sesuai
Taluk kuantan
3 - Pasirpangaraian dengan
Dumai personil- yang di tetapkan menurut
Surat Perintah Tugas dari Kasat Lantas Polda
4 - Dalu dalu -
Riau.
Sumber: Dinas Perhubungan Kota
Apabila dalam operasi lilin ini terdapat
Pekanbaru
kendaraan yang tidak memenuhi syarat
ataupun melanggar peraturan lalu lintas yang
Adapun hal hal yang akan di lakukan oleh
di tetapkan sesuai UU Nomor.22 Tahun
Kepolisian dengan Dinas Perhubungan
2009, maka akan di ambil tindakan
dalam melakukan razia gabungan di 4
penahanan kendaraan dan akan di ambil
lintasan ini sesuai dengan Surat Perintah
setelah sidang di pengadilan dengan syarat
yang peneliti dapatkan dari Polresta
membawa surat surat kendaraan dengan
Pekanbaru yakni:
lengkap dan membayar denda sesuai dengan
1. Pengawasan dan penertiban terhadap
peraturan yang di tetapkan.
angkutan penumpang umum dan
Fenomena yang di temukan sesuai dengan
barang
wawancara peneliti dengan beberapa
2. Penertiban terhadap kendaraan
masyarakat bahwa kedua instansi ini tidak
angkutan penumpang umum
secara rutin berdiri berdampingan di jalan
illegal(travel illegal)
raya untuk melaksanakan penertiban setiap
3. Penertiban terhadap kaca film
pagi sebagaimana yang tertulis dalam
angkutan/oplet
Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 pasal
4. Penertiban terhadap terminal bayangan
5 tentang Penertiban Lalu Lintas Angkutan
angkutan penumpang umum

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 4


Jalan yang mengharuskan kedua instansi ini
berdiri berdampingan untuk menertibkan
jalan raya mengingat padatnya jumlah Tabel 1.2
kendaraan bermotor. Data pelanggaran lalu lintas tahun 2014-
Penetapan tugas dan fungsi tersebut di 2016
harapkan mampu mengoperasinalkan
kebijakan Kepolisian dan Dinas Tahun Kesatuan Tilang Teguran
Perhubungan kususnya mengembangkan
masalah ketentraman dan ketertiban umum di 2014 Polresta Pekanbaru 27.400 6.713
lalu lintas jalan. Berikut Data pelanggaran 2015 Polresta Pekanbaru 21.493 11.403
lalu lintas dari tahun 2014-2016 :
2016 Polresta Pekanbaru 18.704 5.118

Sumber: Polresta Pekanbaru


Dengan adanya Data di atas yang
menyatakan masih tingginya angka teguran
di kota Pekanbaru yang menyebabkan
masyarakat mengharapkan efesiensi instansi
yang berwenang agar tertibnya baik dalam
surat surat kendaraan ataupun perilaku
pengendara sendiri di jalan raya.

Perumusan Masalah

Berdasarkan penjabaran latar Penelitian ini di harapkan kedepannya dapat


belakang di atas, maka penulis member bermanfaat sebagai:
rumusan masalah yang menjadi dasar dalam a. Manfaat Akademis
melakukan penelitian ini adalah 1. Hasil penelitian ini di harapkan dapat
³%DJDLPDQD SHODNVDQDDQ NRRUGLQDVL ROHK berguna terutama bagi penulis dan
pihak Kepolisian dengan Dinas pembaca dalam rangka pengembangan
Perhubungan dalam penertiban lalu lintas wawasan ilmu pengetahuan tentang
di kotaPekanbaru tahun 2015 -2016? bagaimana pelaksanaan koordinasi
antara Kepolisian dengan Dinas
Tujuan dan Manfaat Penelitian Perhubungan.
2. Bahan informasi atau refrensi bagi
Penelitian ini bertujuan: yang minat melakukan penelitian yang
1. Untuk mengetahui bentuk bentuk sama.
informasi yang di pertukarkan antara b. Kegunaan Praktis
Dinas Perhubungan dengan 1. Merangsang munculnya penelitian
Kepolisian yakni dalam bentuk: baru di bidang ini, sehingga studi
a. Media yang digunakan untuk koordinasi ilmu politik dapat selalu
berkoordinasi menyesuaikan diri dengan
b. Mekanisme yang dilakukan saat perkembangan dan kegunaan
berkoordinasi pengetahuan dari aspek koordinasi
c. Bagian wewenang saat antar instansi.
berkoordinasi

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 5


2. Sebagai syarat untuk memenuhi gelar tidak ingin di anggap sebagai sekumpulan
sarjana ilmu politik orang yang bekerja secara professional.
Dalam melaksanakan razia gabungan
kendaraan bermotor, pihak Kepolisian dan
Kerangka teori Dinas Perhubungan harus mampu
memainkan peranan birokrasi ideal yang
1. Teori Koordinasi bekerja secara lugas, responsive dan
inovatif.Terjadinya berbagai penyelesaian
Dalam kehidupan masyarakat madani yang kasus pelanggaran ketertiban lalu lintas yang
bercirikan demokrasi dan supremasi hukum, sering di selesaikan secara sepihak. Dengan
Kepolisan Negara Republik Indonesia harus melakukan pemahaman secara baik terhadap
mampu memberikan jaminan keamanan, paradigma ideal birokrasi, maka proses
ketertiban dan perlindungan hak asasi transformasi akan lebih mudah dan terarah.
manusia kepada masyarakat serta dapat Sebagai pihak yang berwenang menjaga
menunjukkan transparansi dalam setiap ketertiban umum yang di jalankan oleh pihak
tindakan penyelenggaraan tugas tugas kepolisian sebagai pihak yang melaksanakan
kepolisian baik dalam pemeliharaan fungsi pemerintahan, pihak kepolisian
keamanan dan ketertiban maupun penegakan hendaknya dapat melakukan kerja sama
hukum, dilakukan secara konvensional. dengan baik kepada dinas perhubungan agar
Polisi maupun Dinas Perhubungan cendrung penyelenggaraan razia gabungan dapat
melihat dirinya semata mata pemegang berjalan dengan maksimal.
otoritas dan di pandang seoalah olah alat Betapa pentingnya arti koordinasi dalam
negara sehingga tindakan refresif seringkali pemerintahan, telah dirasakan bila kita
mewarnai pelaksanaan tugas dan wewenang mendapat berbagai pengaruh yang berbeda
kepolisan dan Dinas Perhubungan. yang didapatkan dalam dinas-dinas umum,
Hal semacam itu juga di tandai antara lain dan berapa banyak organ-organ dinas itu
oleh pelaksana tugas yang bersifat otoriter, berbagi, dan sering kali kepentingan itu
kaku, keras, dan kurang peka terhadap terbagi dan membuat setiap instansi tersebut
keamanan masyarakat. Kepolisan dan Dinas menjadi bertentangan.
Perhubungan harus mampu memberikan rasa Tugas koordinasi ini sejak masa
aman dan mengayomi masyarakat yang pemerintahan Hindu-Budha dulu sudah
walaupun telah mendapat sanksi dikarenakan diletakkan dipundak kepala wilayah, yang
pelanggaran yang dilakukan.Dengan di tidak hanya bertugas mengkoordinasikan
tetapkannya Koordinasi Kepolisian dan antara instansi vertikal tetapi juga antara
Dinas Perhubungan di harapkan mampu instansi vertikal dan dinas daerah. Dalam
mengurangi kecelakaan hingga tindakan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
criminal yang terjadi di jalan raya. instansi vertikal, begitu juga antara instansi
Dinamika masyarakat akan terus vertikal dengan pemerintahan daerah.Kepala
berkembang mengikuti perkembangan daerah harus selalu memperhatikan dan tidak
zaman yang berubah secara cepat. Berbagai bertindak bertentangan dengan ketentuan-
gesekan dan masalah selalu saja timbul ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagai konsekwensi dari aktivitas yang yang berlaku. Berhubungan dengan
berbeda dan kepentingan yang sangat diberikannya tugas koordinasi kepada
mendominasi.Sikap tegas aparat untuk Kepolisian dengan Dinas Perhubungan untuk
menjalankan fungsinya harus di jalankan jika mengatur setiap wilayah yang telah
ditetapkan sesuai dengan uji petik maka

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 6


koordinasi berada dibawah tangan kepala c) Koordinasi Fungsional
Dinas Perhubungan untuk menentukan setiap Koordinasi Fungsional adalah koordinasi
wilayah-wilayah yang menjadi sasaran yang dilakukan atas penyelarasan kerja sama
penertiban lalu lintas dalam maupun luar harmonis dan singkron antar lembaga-
kota. lembaga yang memilki kesamaan fungsi
Menurut Ndraha (2003:290) secara dalam fungsi pekerjaan misalnya antara
normative koordinasi diartikan sebagai sesama para Kepala Bagian hubungan
kewenangan untuk menggerakkan, masyarakat.
menyerasikan, dan menyeimbangakan Berdasarkan teori diatas maka bentuk
kegiatan-kegiatan yang spesifik atau koordinasi yang dilakukan antara Kepolian
berbeda-beda agar semuanya terarah pada Lalu Lintas dengan Dinas Perhubungan
tujuan tertentu.Sedangkan secara fungsional, dalam pengaturan lalu lintas merupakan
koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi koordinasi fungsional.Hak ini diadasarkan
dampak negative spesialisasi dan atas kesamaan fungsi atau koordinasinya
mengefektifkan pembagian kerja. mempunyai fungsi tertentu.
Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua 3. Ciri ± Ciri Koordinasi
hal yang saling berkaitan, karena koordiansi Menurut Handayaningrat (1989:118)
yang baik itu dibuktikan dengan kerjasama menjelaskan cirri-ciri koordinasi adalah
yang baik dan efektif oleh kedua instantsi sebgai berikut:
yang saling bekerja sama. Hubungan kerja a. Tanggung jawab koordinasi terletak
adalah bentuk administratif tercapainya suatu pada pimpinan. Oleh karena itu
koordinasi, dimana koordinasi ini koordinasi adalah menjadi wewenang
dimaksudkan untuk menyatukan unit-unit dan tangung jawab daripada
organisasi ataupun satuan-satuan kerja dalam pimpinan. Dapat diartikan bahwa
mencapai tujuan yang baik dan efisien apabila pimpinan berhasil maka
2. Bentuk Koordinasi koordinasi secara langsung dikatakan
Menurut Inu Kencana dalam bukunya yang baik.
berjudul Manajemen Pemerintahan b. Koordinasi adalah suatu usaha kerja
(2011:35), bentuk koordinasi adalah: sama. Hal ini dikarenakan kerja sama
a) Koordinasi Horizontal merupakan syarat mutlak terjadinya
Koordinasi Horizontal adalah penyelarasan koordinasi dengan sebaik-baiknya.
kerja sama secara harmonis dan singkron c. Koordinasi adalah proses yang terus
antara lembaga-lembaga yang sederajat menerus, artinya suatu proses yang
misalnya antara Muspika Kecamatan (Camat, berkesinambungan dalam rangka
Kapolsek, Danramil) antara Muspida tercapainya tujuan organisasi.
Kabupaten (Bupati, Danramil, Kapolres) dan d. Adanya pengaturan usaha kelompok
Muspida Provinsi (Gubernur, Pangdam, secara teratur, hal ni disebabkan karena
Kapolda) koordinasi adalah konsep yang
b) Koordinasi Vertikal ditetapkan didalam kelompok, bukan
Koordinasi Vertikal adalah penyelarasan terhadap usaha individu tetapi sejumlah
kerja sama yang harmonis dan singkron individu yang bekerja sama didalam
antara lembaga yang sederajat lebih tinggi kelompok untuk mencapai tujuan
kepada lembaga-lembaga lain yang bersama.
derajatnya lebih rendah.Misalnya antara e. Konsep kesatuan tindakan adalah inti
Kepala Unit suatu instansi kepada Kepala dari pada koordianasi. Hal ini berarti
Sub Unit lain diluar mereka. bahwa pimpinan harus mengatur usaha-

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 7


usaha daripada setiap kegiatan individu kualitas usaha koordinasi yang
sehingga diperolehnya keselarasan dijalankan. Perlu peningkatan usaha
didalam kelompok yang sedang bekerja koordinasi yang bukan hanya semata
sama. masalah teknis tetapi juga tergantung
f. Tujuan koordinasi adalah tujuan sikap, tindakan, dan langkah pemegang
bersama, kesatuan usaha dan tindakan fungsi organik dari pemimpin.
yang meminta kesadaran serta e. Untuk melahirkan jaringan hubungan
pengertian kepada semua anggota agar kerja atau komunikasi.
ikut melaksankan tujuan bersama f. Sebagai usaha untuk menyelaraskan
sebagai kelopok dimana mereka bekerja. setiap tindakan, langkah dan sikap yang
terpadu dari para pejabat pengambil
4. Fungsi Koordinasi keputusan dan para pelaksana.
g. Untuk penataan spesialisasi dalam
Menurut Handayaningrat (1989:229) berbagai keanekaragaman tugas. Karena
menejelaskan fungsi koordinasi adalah timbulnya spesialisasi yang semakin
sebagai berikut: tajam merupakan konsekuensi logis dari
a. Sebagai salah satu fungsi manajemen, perkembangan ilmu pengetahuan dan
disamping adanya fungsi perencanaan, teknologi.
penyusunan kepegawaian, pembinaan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kerja, motivasi dan pengawasan. Dengan fungsi koordinasi adalah usaha untuk
kata lain koordinasi adalah fungsi meyelaraskan setiap tindakan, langkah dan
organik bagi pimpinan. sikap yang terpadu dari para pejabat
b. Untuk menjamin kelancaran mekanisme pengambil keputusan dan para pelaksana,
prosedur kerja dan berbagai komponen penetapan spesialisasi dalam berbagai
dalam organisasi. Kelancaran keanekaragaman tugas, melahirkan jaringan
mekanisme kerja harus dapat terjamin hubungan kerja/komunikasi atau dapat
dalam rangka pencapaian tujuan dikatakan sebagai salah satu fungsi
organisasi dengan menghindari seminal manajemen, disamping adanya fungsi
mungkin perselisihan yang timbul antara perencanaan, penyusunan pegawai,
sesama komponen organisasi dan pembinaan kerja, motivasi dan pengawasan
mengusahakan kerja sama antara untuk menjamin kelancaran mekanisme
komponen-komponen tersebut. prosedur kerja dari berbagai komponen
c. Sebagai usaha yang mengarahkan dan dalam organisasi.
menyatukan kegiatan yang mengandung 5. Masalah Koordinasi
makna adanya keterpaduan (integrasi) Sekalipun pada umumnya telah disadari
yang dilakukan secara serasih dan pentingnya koordinasi dalam proses
simultan/singkronisasi dari seluruh administrasi atau manajemen pemerintahan,
tindakan yang dijalankan oleh tetapi kenyataannya dalam praktek tidak
organisasi, sehingga organisasi berjalan jarang dilakukan berbagai masalah yang
sebagai suatu kesatuan yang bulat guna menyebabkan kurangnya efektifnya
melaksanakan seleruh fungsi tugas pelaksanaan koordinasi yang diperlukan,
organisasi yang diperlukan untuk sehingga pencapaian sasaran dan tujuan tidak
mencapai tujuannya. selalu berjalan sebagaimana yang
d. Sebagai faktor dominan dalam diharapkan.
kelangsungan hidup organisasi pada Menurut Handayaningrat (1989:129)
tingkat tertentu dan ditentukan oleh berbagai factor yang dapat menghambat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 8


tercapainya koordinasi itu adalah sebagai b. Para pejabat sering memandang
berikut: tugasnya sendiri sebagai tugas yang
a. Hambatan-hambatan dalam koordinasi paling penting disbanding tugas-tugas
vertikal, yang disebabkan perumusan lain.
tugas, wewenang dan tanggung jawab c. Adapun pembagian kerja/spesialisasi
tiap-tiap satuan kerja (unit kerja) kurang yang berlebihan dalam organisasi.
jelas. Disamping itu adanya hubungan d. Kurang jelasnya rumusan tugas atau
dan tata kerja serta prosedur kurang fungsi, wewenang dan tanggung jawab
dipahami oleh pihak-pihak yang masing-masing pejabat atau satuan
bersangkutan dan kadang timbul keragu- organisasi.
raguan diantara mereka. e. Adanya prosedur dan tata kerja yang
b. Hambatan-hambatan dalam koordinasi kurang jelas dan berbelit-belit tidak
fungsional adalah hambatan yang timbul diketahui oleh semua pihak yang
pada koordinasi fungsional baik yang bersangkutan dalam usaha kerja sama.
horizontal maupun diagonal yang f. Kurangnya kemampuan dari pimpinan
disebabkan karena antara yang untuk menjalankan koordinasi yang
mengkoordinasikan dengan yang disebabkan oleh kurangnya kecakapan,
dikoordinasikan tidak terdapat hubungan wewenang dan kewibawaan.
hirarkis (garis komando). Sedangkan g. Kurangnya forum komunikasi diantara
hubungan keduanya terjadi karena pejabat yang bersangkutan yang dapat
adanya kaitan bahkan interdepedensi dilakukan dengan saling tukar menukar
atau fungsi masing-masing. informasi dan diciptakan adanya saling
c. pengertian guna kelancaran pelaksanaan
Adapun hal hal yang menjadi hambatan kerja sama.
dalam pelaksanaan koordinasi:
a. Para pejabat sering kursng menyadari
bahwa tugas yang dilaksanakannya
hanyalah merupakan sebagian saja dari
keseluruhan tugas dalam organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut.
setiap badan atau bagian-bagian tertentu
KESIMPULAN DAN SARAN untuk mencapai suatu arah tujuan
Berdasarkan pembahasan atas permasalahan bersama.
yang dijumpai dalam penelitian yang Dari hasl observasi dan wawancara secara
dilakukan dilapangan, maka berikut ini dapat keseluruhan bahwa pelaksanaan koordinasi
dikemukakan beberapa kesimpulan, antara dalam penertiban lalu lintas yang ada dikota
lain: pekanbaru ini cukup baik artinya masing-
A. Kesimpulan masing instansi masih ada kerjasama dalam
1. Pada dasarnya suatu koordinasi setiap pelaksanaan penertiban lalu lintas.
sangatlah penting baik dalam kehidupan 2. Dalam melaksanakan koordinasi juga
bermasyarakat maupun dalam terdapat beberapa factor yang menjadi
organisasi, karena koordinasi merupakan kendala antara lain: kurangnya
hasil akhir daripada komunikasi hal ini keinginan dari pimpinan dalam
menjelaskan bahwa koordinasi melakukan koordinasi, kurangnya
merupaka masalah satu pengatur dari pembinaan semangat oleh pimpinan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 9


kepada bawahan, tidak ada keinginan Gibson James. L, 2007, Organisasi dan
dari aparat untuk tidak melaksanakan Manajemen, Jakarta. Erlamgga
pekerjaan sesuai dengan hasil Handoko,T.Hani. 2005. Pengendalian
pembagian tersebut dengan maksimal, operasional instasnsi
fungsi-fungsi lembaga pemerintahan daerah.Jakarta:PT.Gramedia
kurang berjalan dengan baik, tidak Handoko,T.Hani,.2003,Manajemen sumber
diadakannya pertemuan secara rutin dan daya manusia,jakarta:HajiMasagung
tidak adanya ketertiban dari aparat dalam Hasibuan S.P. Malayu , 2001, Manajemen
melakukan tugas. Dasar, Pengertian dan Masalah,
Jakarta, Bumi Aksara.
B. Saran-saran Nitisemito, Alex S, 2000, Koordinasi
1. dalam pelaksanaan koordinasi hendaknya Manager/pimpinan, Jakarta . Penerbit
memperhatikan apasaja aspek-aspek yang Ghalia Indonesia
dibutuhkan untuk hal tersebut seperti adanya Syaukani,dkk,2002,Otonomi Daerah dalam
kapasitas tugas yang jelas, adanya fasilitas negara kesatuan.Pustaka Pelajar
komunikasi dan adanya prosedur kegiatan, Sutarno.2006.Dasar-Dasar
sehingga pelaksaaan koordinasi dapat lebih Organisasi.Yogyakarta:Gajah Mada
tepat. University Press.
2. Dalam menciptakan koordinasi antara Syafiie,Inu Kencana.2011,Manaejemen
pimpinan dengan bawahan dan antar sesama Pemerintah,Cetakan
bawahan sebaiknya dilakukan komunikasi Pertama.Bandung:Pustaka Reka
secara terbuka kemudian perlunya diciptakan Cipta.
lingkungan prestasi kerja yang mendukung, Gibson James. L, 2007, Organisasi dan
adanya peningkatan fleksibilitas kerja aparat Manajemen, Jakarta. Erlamgga
serta meningkatkan semangat kerja aparat Kaloh Jahanis, 2007, Konsep Organisasi
untuk mencapai hasil pekerjaan yang dalam Proses Administrasi, Jakarta,
mksimal. Yayasan Karya Dharma IIP
3. Sebaiknya Kepolisian dengan Dinas Wilson, Bangun. 2009. Manajemen sumber
Perhubungan harus menertibkan anggotanya daya manusia. Jakarta: PT.Gramedia.
yang masih melakukan razia secara diam-
diam tanpa adanya surat kerja yang jelas.
Karena besarnya nilai kerugian dari razia
tersebut. berikut juga tidak tebang pilih
dalam menindak siapa-siapa yang terjaring
razia. Peraturan Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009


Daftar Pustaka Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan

Buku Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2009


Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan
Sunyoto Danang.2013,Manajemen sumber
daya manusia,CAP (Centre for Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun
Academic Publishing Service) 2012Tentang Tata Cara Pemeriksaan
Kendaraan Bermotor

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 Oktober 2017 Page 10

You might also like