You are on page 1of 18

1

BATAS KEWENANGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL


DAN KEPOLISIAN DALAM PENINDAKAN PELANGGARAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Oleh
Putu Yuni Riswanty
(Mahasiswa Magister Hukum Konsentrasi Hukum Pemerintahan)

ABSTRACT
The State of Indonesia is a state of the rule of law (rechtstaat) based on
Pancasila. As a state based on law, Traffic and Road Transportation under Law
No. 22/2009 is an integrated system consisting of Traffic, Road Transportation,
Traffic and Road Transportation Networks, Infrastructure of Traffic and Road
Transportation, Vehicles, Drivers, Road Users, as well as management thereof.
Motor Vehicle Inspection Authority on the Road by the Civil Servant Investigators
in the field of Traffic and Road Transportation and the Indonesian National
Police Investigators incidentally is an examination of the evidence of passed test
for vehicles compulsory tested, physical motor vehicles, haulage, method of
transporting goods and/or transport operating license.
In order to carry out its duties and functions, Civil Servant Investigators
should always coordinate with the Indonesian National Police as a coordinator
and supervisor of the Civil Servant Investigators. Investigators of the Indonesian
National Police, as the coordinator and supervisor, implement guidance and
supervision of the Civil Servant Investigators in the field of Traffic and Road
Transportation.
The research is classified into normative legal research using a statute
approach and conceptual approach.

Key words: Authority, Competency, Civil Servant Investigators, Traffic and Road
Transportation

I. PENDAHULUAN strategis sebagai sarana


1.1. Latar Belakang memperlancar arus transportasi
Penyelenggaraan tugas umum barang dan jasa. Asas efisien dan
pemerintahan dan pembangunan efektif adalah pelayanan dalam
serta penyediaan pelayanan jasa penyelenggaraan Lalu Lintas dan
perhubungan yang lebih efektif dan Angkutan Jalan yang dilakukan oleh
efisien, sistem lalu lintas dan setiap pembina pada jenjang
angkutan jalan memiliki peran pemerintahan secara berdaya guna
2

dan berhasil guna. Dalam hal ini Pancasila.1 Pancasila merupakan


efektif berarti selamat, nyaman, sumber dari segala sumber hukum
aksesibilitas tinggi, terpadu, negara, unsur negara hukum
kapasitas mencukupi, teratur, lancar Pancasila adalah sebagai berikut :2
dan cepat, mudah dicapai, tepat 1. Adanya jaminan hak asasi
waktu, aman, serta rendah polusi. manusia berdasarkan
Efisien berarti tarif terjangkau atau Ideologi;
murah beban publik rendah dan 2. Setiap tindakan pemerintah
utilitas tinggi dalam satu kesatuan bermuara kepada konstitusi
jaringan transportasi nasional. Lalu dan tindakan yang dilakukan
Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dengan undang-undang;
harus dikembangkan potensi dan 3. Adanya pembagian
perannya untuk mewujudkan kekuasaan menjadi cabang-
keamanan, kenyamanan, cabang pemerintahan yang
kesejahteraan, ketertiban berlalu sederajat dan mengandung
lintas dan angkutan jalan dalam unsur-unsur kedaulatan
rangka mendukung pembangunan rakyat;
ekonomi dan pengembangan ilmu 4. Kedudukan yang sama dalam
pengetahuan dan teknologi, otonomi hukum bagi setiap warga
daerah, serta akuntabilitas negara;
penyelenggaraan negara. 5. Adanya pengadilan yang
Indonesia adalah negara bebas dan merdeka;
hukum, berdasarkan Pasal 1 ayat (3) 6. Adanya kode moral yang
Undang-Undang Dasar Negara melahirkan karakteristik
Republik Indonesia Tahun 1945. bangsa yang berbudaya.
Untuk lebih mendalami Indonesia
1
sebagai negara hukum dipakai Sjachran, Basah, 1985, “Eksistensi
dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di
pendapat para ahli yang menyatakan Indonesia”, Alumni, Cet. III, Bandung, h. 11.

Negara Indonesia adalah negara 2


Ibrahim R, 2003, “Sistem Pengawasan
Konstitusional Antara Kekuasaan Legislatif dan
hukum (rechtstaat) berdasarkan Eksekutif Dalam Pembaruan UUD 1945”,
Disertasi Program Pascasarjana Universitas
Padjajaran, Bandung, h. 79.
3

Setiap tindakan pemerintah Lintas dan Angkutan Jalan, oleh


dalam menjalankan tugas dan kementerian negara yang
wewenangnya harus didasarkan bertanggungjawab di bidang
pada norma hukum yang berlaku, sarana dan Prasarana Lalu Lintas
baik yang tertulis maupun tidak dan Angkutan Jalan, urusan
tertulis. Lalu Lintas dan pemerintahan di bidang
Angkutan Jalan adalah satu pengembangan industri Lalu
kesatuan sistem yang terdiri atas Lintas dan Angkutan Jalan, oleh
Lalu Lintas, Angkutan Jalan, kementerian negara yang
Jaringan Lalu Lintas dan bertanggung jawab di bidang
Angkutan Jalan, Prasarana Lalu industri, urusan pemerintahan
Lintas dan Angkutan Jalan, di bidang pengembangan
Kendaraan, Pengemudi, teknologi Lalu Lintas dan
Pengguna Jalan, serta Angkutan Jalan, oleh
pengelolaannya. Terkait dengan kementerian negara yang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bertanggung jawab di bidang
sebagai satu kesatuan sistem, pengembangan teknologi dan
maka pengelolaan di bidang Lalu urusan pemerintahan di bidang
Lintas dan Angkutan Jalan Registrasi dan Identifikasi
merupakan pengelolaan yang Kendaraan Bermotor dan
bersifat koordinasi dan integrasi Pengemudi, Penegakan Hukum,
yang pembinaannya dilaksanakan Operasional Manajemen dan
secara bersama-sama oleh Rekayasa Lalu Lintas, serta
beberapa instansi terkait. Adapun pendidikan berlalu lintas, oleh
instansi terkait tersebut adalah Kepolisian Negara Republik
sebagai berikut urusan Indonesia. Pembagian
pemerintahan di bidang Jalan, kewenangan pembinaan tersebut
oleh kementerian negara yang dimaksudkan agar tugas dan
bertanggung jawab di bidang tanggung jawab setiap pembina
Jalan, urusan pemerintahan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan
bidang sarana dan Prasarana Lalu Jalan terlihat lebih jelas dan
4

transparan sehingga Negeri Sipil bidang


penyelenggaraan Lalu Lintas dan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dapat terlaksana Angkutan Jalan dapat
dengan selamat, aman, tertib, dilakukan oleh Penyidik
lancar, dan efisien, serta dapat Kepolisian Republik
dipertanggungjawabkan. Indonesia?
Berdasarkan hal tersebut 1.2.2. Penindakan
diatas, untuk mewujudkan hubungan Pelanggaran Lalu Lintas
fungsional yang proporsional antara dan Angkutan Jalan
kekuasaan - kekuasaan negara, di Jalan apakah yang
berkaitan dengan tugas dan dapat dilakukan oleh
wewenang PPNS bidang LLAJ, Penyidik Pegawai
dalam rangka melaksanakan tugas Negeri Sipil bidang
dan fungsinya, PPNS bidang LLAJ Lalu Lintas dan
selalu berkoordinasi dengan Angkutan Jalan?
Kepolisian Negara Republik 1.3. Tujuan Penelitian
Indonesia sebagai koordinator dan 1.3.1. Tujuan Umum
pengawas PPNS. Hal ini Secara umum, penelitian
dimaksudkan agar tidak terjadi atas beberapa permasalahan
tumpang tindih kewenangan serta yang telah dipaparkan diatas
adanya kepastian hukum dimaksudkan untuk memahami
sebagaimana telah diatur dalam Batas Kewenangan Penyidik
peraturan perundang-undangan, Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
antara lain KUHAP. dan Kepolisian dalam
1.2. Rumusan Masalah Penindakan Pelanggaran Lalu
Berdasarkan uraian latar Lintas dan Angkutan Jalan
belakang permasalahan tersebut (LLAJ).
di atas, dapat dirumuskan 1.3.2. Tujuan Khusus
permasalahan sebagai berikut : Secara khusus, tujuan
1.2.1. Apakah Kewenangan yang ingin dicapai dalam
Penyidik Pegawai penelitian ini antara lain :
5

1. Untuk mengkaji Kewenangan hukum yang terdiri dari


Penyidik Pegawai Negeri bahan hukum primer,
Sipil LLAJ yang dapat sekunder dan tertier.
dilakukan oleh Penyidik 2.2. Jenis Pendekatan
Kepolisian Republik Adapun pendekatan yang
Indonesia. dipergunakan dalam
2. Untuk mengkaji Penindakan penelitian ini adalah
Pelanggaran Lalu Lintas dan pendekatan Undang-
Angkutan Jalan di Jalan yang Undang (statute approach)
dapat dilakukan oleh dan pendekatan konseptual
Penyidik Pegawai Negeri (conceptual approach).
Sipil bidang LLAJ. 2.3. Sumber Bahan Hukum
II. METODE PENELITIAN Berdasarkan atas jenis
Untuk dapat menguraikan penelitian yang diambil,
serta menyelesaikan maka dalam penelitian ini
permasalahan yang ada, maka dipergunakan bahan-bahan
dalam penelitian ini digunakan hukum yang terdiri dari :
suatu metode penelitian, yang 1. Bahan hukum primer
diharapkan dapat (primary sources or
dipertanggungjawabkan authorithies) adalah
kebenarannya. Sehubungan bahan pustaka yang
dengan hal tersebut, metode berisikan pengetahuan
yang dipergunakan dalam ilmiah baru ataupun
penelitian ini adalah sebagai pengertian baru
berikut : tentang fakta yang
2.1. Jenis Penelitian diketahui mengenai
Jenis penelitian yang suatu gagasan/ide.3
digunakan adalah Dalam mengkaji
penelitian hukum permasalahan hukum
normatif, dengan
3
menggunakan bahan Bambang Waluyo, 2002, “Penelitian Hukum
Dalam Praktek”, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 30
6

ini, maka yang permasalahan yang


menjadi bahan hukum diangkat dalam
primer yakni Undang penelitian ini.
- Undang Nomor 8 3. Bahan hukum tertier
Tahun 1981, Undang adalah bahan yang
- Undang Nomor 22 memberikan petunjuk
Tahun 2009. dan penjelasan
2. Bahan hukum terhadap bahan
sekunder merupakan hukum primer dan
makalah dan buku- sekunder seperti
buku yang ditulis oleh kamus, ensiklopedia
para ahli, karangan dan lain sebagainya.5
berbagai panitia 2.4. Teknis Pengumpulan
pembentukan hukum Bahan Hukum
(Law Reform Teknik pengumpulan bahan
Organization), dll.4 hukum yang digunakan dalam
Adapun bahan hukum penelitian ini adalah menggunakan
sekunder yang sistem kartu (card system).
digunakan dalam Sistem kartu dapat dilakukan melalui
penelitian ini berupa dua jalan yaitu :
buku-buku atau a. Kartu kutipan, yang
literatur mengenai dipergunakan untuk mencatat
peraturan perundang- atau mengutip sumber bahan
undangan, hukum bacaan beserta darimana bahan
administrasi negara, tersebut diperoleh (nama
metode penelitian, pengarang/penulis, judul buku
serta artikel yang atau artikel, halaman, dan
berkaitan dengan sebagainya)

4
Sunaryati Hartono, C.F.G., 1986,
5
“Pengantar Penelitian Hukum di Indonesia Pada Soerjono Soekanto, 1986, “Pengantar
Akhir Abad ke-20”, Alumni, Bandung, h. 134 Penelitian Hukum”, UII Press, Jakarta, h. 251.
7

b. Kartu bibliografi, dipergunakan tetapi mempunyai perbedaan


untuk mencatat sumber bacaan karakter. Bevoegheid digunakan
yang dipergunakan. Kartu ini dalam Hukum Publik dan Hukum
sangat penting dan berguna pada Privat. Sedangkan wewenang selalu
waktu peneliti menyusun daftar digunakan dalam Hukum Publik.
kepustakaan sebagai bagian Dengan demikian, wewenang sejajar
penutup dari laporan penelitian dengan bevoegheid dalam Hukum
6
yang ditulisnya. Publik.8
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam Kamus Besar Bahasa
3.1 Kewenangan Penyidik Pegawai Indonesia, kewenangan diartikan
Negeri Sipil Lalu Lintas dan sebagai hak dan kekuasaan yang
Angkutan Jalan dimiliki untuk melakukan sesuatu,
Wewenang merupakan sedangkan wewenang diartikan
bagian yang sangat penting dan sebagai hak dan kekuasaan untuk
bagian awal dari hukum administrasi, bertindak9. Dalam arti yuridis,
karena pemerintahan (administrasi) pengertian wewenang adalah
baru dapat menjalankan fungsinya kemampuan yang diberikan oleh
atas dasar wewenang yang peraturan perundang-undangan untuk
diperolehnya, artinya keabsahan menimbulkan akibat-akibat hukum.10
tindak pemerintahan atas dasar Sehubungan dengan
wewenang yang diatur dalam kewenangan Philipus M. Hadjon
peraturan perundang-undangan mengemukakan ada dua sumber
(legalitiet beginselen).7 Philipus M.
Hadjon mengemukakan bahwa 8
Philipus M Hadjhon, 1997, “Tentang
Kewenangan”, artikel dalam Yuridika Nomor 5
istilah wewenang atau kewenangan dan 6 Tahun XII September – Desember,
Surabaya, h.12.
disejajarkan dengan bevoegheid,
9
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional, 2005, “Kamus Besar Bahasa
6
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta, h. 1272.
2010, “Penelitian Hukum Normatif suatu
10
Tinjauan Singkat”, Rajawali Pers, Jakarta h. 53 Indroharto, 1996, “Usaha Memahami
Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha
7
Sadjijono, 2008, “Memahami Negara Buku I Beberapa Pengertian Dasar
Beberapa Bab Pokok Hukum Administrasi”, Hukum Tata Usaha Negara”, Pustaka Sinar
Laksbang Pressindo, Yogyakarta, h. 49. Harapan, Jakarta, h. 68.
8

untuk memperoleh kewenangan yaitu berarti timbulnya kewenangan baru


atribusi dan delegasi. Namun yang sebelumnya kewenangan itu
dikatakan kadangkala, mandat tidak dimiliki oleh organ pemerintah
digunakan secara tersendiri dalam yang bersangkutan. Delegasi
memperoleh wewenang. Tetapi diartikan sebagai penyerahan
dalam kaitannya dengan wewenang wewenang untuk membuat besluit
pemerintah untuk membuat oleh pejabat pemerintahan kepada
keputusan, Philipus M. Hadjon pihak lain tersebut. Dengan kata
secara tegas mengatakan bahwa penyerahan, ini berarti adanya
hanya ada dua cara untuk perpindahan tanggung jawab dari
memperoleh kewenangan membuat yang memberi delegasi (delegans)
keputusan yaitu “atribusi dan kepada yang menerima delegasi
delegasi”.11 Atribusi merupakan (delegataris).
wewenang untuk membuat Untuk membahas Wewenang
keputusan (besluit) yang langsung PPNS bidang LLAJ terlebih dahulu
bersumber kepada undang-undang akan dibahas mengenai Penyidik
dalam arti material. Atribusi ini juga Kepolisian Negara Republik
dikatakan sebagai cara normal untuk Indonesia. Tugas penyelidikan dan
memperoleh wewenang penyidikan yang harus dilaksanakan
pemerintahan. oleh penyidik (Pejabat Polri atau
Dari pengertian tersebut jelas menurut istilah KUHAP “Pejabat
tampak bahwa kewenangan yang Polisi Negara Republik Indonesia)
didapat melalui atribusi oleh organ meliputi kegiatan :
pemerintah adalah kewenangan asli 1. Mencari dan menemukan
karena kewenangan itu diperoleh suatu peristiwa yang diduga
langsung dari peraturan perundang- sebagai tindak pidana;
undangan, dengan kata lain atribusi 2. Menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan
11
Philipus M Hadjhon, 2004, penyidikan;
“Pengantar Hukum Administrasi”, Yogyakarta,
UGM Press, h. 128-129. 3. Mencari serta mengumpulkan
barang bukti;
9

4. Membuat terang tentang Tabel 1.


tindak pidana yang terjadi; Sumber Kewenangan Penyidik
Polri dan PPNS bidang LLAJ
5. Menemukan tersangka pelaku
Berdasarkan UU No. 8 Tahun
tindak pidana. 1981 dan UU No. 22 Tahun 2009

Undang-Undang Nomor 8 UU No. 8 Tahun UU No. 22 Tahun


1981 2009
Tahun 1981 tentang Kitab Undang- (Pasal 6) (Pasal 259)

Undang Hukum Acara Pidana Penyidik adalah Penyidikan dan


a. Pejabat Polisi Penindakan
(KUHAP) memberikan peran utama Negara Republik Pelanggaran Lalu
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia Lintas dan
Angkutan Jalan
Indonesia untuk melaksanakan tugas b. Pejabat Pegawai dilakukan oleh:
Negeri Sipil a. Penyidik
penyelidikan dan penyidikan tindak tertentu yang Kepolisian
diberikan Negara
pidana (secara umum) tanpa batasan wewenang Republik
khusus oleh Indonesia; dan
lingkungan kuasa, sepanjang masih undang-undang
termasuk dalam lingkup hukum b. Penyidik
Pegawai
publik, sehingga pada dasarnya Negeri Sipil
tertentu yang
Kepolisian Negara Republik diberi
wewenang
Indonesia oleh KUHAP diberikan khusus
menurut UU
kewenangan untuk melaksanakan ini.
penyelidikan dan penyidikan Sumber : UU No. 8 Tahun 1981 dan
UU No. 22 Tahun 2009, diolah oleh Penulis.
terhadap semua tindak pidana.
Berdasarkan tabel diatas,
Namun demikian KUHAP masih
PPNS memiliki wewenang khusus
memberikan kewenangan kepada
sehingga Penyelidikan dan
PPNS tertentu untuk melakukan
penyidikan oleh PPNS tidak boleh
penyelidikan sesuai dengan
menyeberang ke wilayah yang bukan
kewenangan khusus yang diberikan
lingkup tugasnya. Inilah salah satu
oleh Undang-Undang yang menjadi
perbedaan utama Penyidik Polri
dasar hukumnya masing-masing
dengan PPNS. Kewenangan PPNS
(Penjelasan Pasal 7 ayat (2) Undang-
mengadakan penyidikan tindak
Undang Nomor 8 Tahun 1981).
pidana bidang LLAJ diatur dalam
Pasal 107 KUHAP, sehingga
10

konsekuensinya dalam melaksanakan pemilik muatan


Kendaraan dan/atau
kewenangan penyidikan, PPNS Bermotor, dimensi
dan/atau Kendaraan
tidaklah berdiri sendiri, melainkan Perusahaan Bermotor
Angkutan di tempat
sepenuhnya berada di bawah Umum; penimbangan
koordinasi dan pengawasan Penyidik yang dipasang
secara tetap
Polri.
d Melakukan Melarang atau
Tabel 2. penyitaan menunda
terhadap Surat pengoperasian
Kewenangan Penyidik Polri Izin Kendaraan
dan PPNS bidang LLAJ Mengemudi, Bermotor yang
berdasarkan Undang-Undang Kendaraan tidak
Nomor 22 Tahun 2009 Bermotor, memenuhi
muatan, Surat persyaratan
Tanda Nomor teknis dan laik
Ayat Penyidik Polri PPNS LLAJ Kendaraan jalan
(Pasal 260) (Pasal 262) Bermotor,
Surat Tanda
1 a. Memberhenti Melakukan Coba
kan, melarang, pemeriksaan Kendaraan
atau menunda atas Bermotor,
pengoperasian pelanggaran dan/atau tanda
dan menyita persyaratan lulus uji
sementara teknis dan laik sebagai barang
Kendaraan jalan bukti
Bermotor yang Kendaraan
patut diduga Bermotor yang e Melakukan Meminta
melanggar pembuktian penindakan keterangan
peraturan nya terhadap dari
berlalu lintas memerlukan tindak pidana Pengemudi,
atau keahlian dan pelanggaran pemilik
merupakan peralatan atau kejahatan Kendaraan
alat dan/atau khusus Lalu Lintas Bermotor, atau
hasil kejahatan menurut Perusahaan
ketentuan Angkutan
b Melakukan Melakukan peraturan Umum atas
pemeriksaan pemeriksaan perundang- pelanggaran
atas kebenaran atas undangan persyaratan
keterangan pelanggaran teknis dan laik
berkaitan perizinan jalan,
dengan angkutan pengujian
Penyidikan orang dan/atau Kendaraan
tindak pidana barang dengan Bermotor, dan
di bidang Lalu Kendaraan perizinan;
Lintas dan Bermotor dan/atau
Angkutan Umum
Jalan f Membuat dan Melakukan
menandatanga penyitaan surat
c Meminta Melakukan ni berita acara tanda lulus uji
keterangan pemeriksaan pemeriksaan dan/atau surat
dari atas izin
Pengemudi, pelanggaran penyelenggara
11

an angkutan harus
umum atas didampingi
pelanggaran oleh Petugas
sebagaimana Kepolisian
dimaksud pada Negara
huruf a, huruf Republik
b, dan huruf c Indonesia
dengan
membuat dan Sumber : UU No. 22 Tahun 2009, diolah
menandatanga oleh Penulis.
ni berita acara
pemeriksaan Dari uraian pada tabel
g Menghentikan tersebut dapat disimpulkan bahwa
penyidikan
jika tidak PPNS bidang LLAJ memperoleh
terdapat cukup
bukti kewenangannya yang langsung
bersumber dari Undang-Undang
h Melakukan
penahanan yaitu Undang-Undang Nomor 22
yang berkaitan
dengan tindak Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
pidana
kejahatan Lalu Angkutan Jalan yang dibuat oleh
Lintas;
dan/atau
Presiden dan disetujui DPR RI.
Pembentukan PPNS bidang LLAJ
i Melakukan
tindakan lain ini merupakan perintah/amanat dari
menurut
hukum secara Pasal 7 ayat (2) beserta Penjelasan
bertanggung
jawab Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2 Kewenangan
1981 sehingga sumber untuk
Penyidik
Pegawai memperoleh kewenangannya berupa
Negeri Sipil
dilaksanakan kewenangan asli yang langsung
di Terminal
dan/atau bersumber dari Undang-Undang atau
tempat alat
penimbangan disebut dengan kewenangan atribusi.
yang dipasang
Dalam hal kewenangan PPNS
secara tetap.
bidang LLAJ sebagaimana dimaksud
3 Dalam hal
kewenangan Pasal 262 ayat (1) dilaksanakan
dilaksanakan
di Jalan, di Jalan, PPNS bidang LLAJ wajib
Penyidik
Pegawai berkoordinasi dengan dan harus
Negeri Sipil
wajib
didampingi oleh Petugas Polri.
berkoordinasi Sehingga kewenangan PPNS bidang
dengan dan
12

LLAJ di Jalan dapat dilakukan oleh tertulis, dan harus tunduk kepada
Petugas Polri. Dan kewenangan hukum yang berlaku atau dengan
PPNS bidang LLAJ hanya dapat kata lain adanya asas legalitas.
dilaksanakan di Terminal dan/ atau Persyaratan berlakunya asas legalitas
tempat alat penimbangan yang dalam segala bentuknya (due process
dipasang secara tetap. of law), yaitu bahwa segala tindakan
Penyidik Kepolisian Negara pemerintahan harus didasarkan atas
Republik Indonesia, selaku peraturan perundang-undangan yang
koordinator dan pengawas, sah dan tertulis.13 Disamping itu
melaksanakan pembinaan dan hukum haruslah benar-benar
pengawasan terhadap PPNS bidang dihormati dan diterapkan
LLAJ. Dalam melaksanakan sebagaimana mestinya, agar
kewenangannya PPNS bidang LLAJ tercermin adanya kepastian hukum
wajib berkoordinasi dengan Penyidik atau diatur oleh hukum, sehingga
Polri. PPNS bidang LLAJ wajib antara kepentingan individu dan
menyerahkan berkas perkara hasil kepentingan masyarakat umum
penyidikan pelanggaran Lalu Lintas terdapat keseimbangan yang
dan Angkutan Jalan beserta barang harmoni, yang akhirnya dapat
bukti kepada pengadilan melalui tercipta kedamaian dan keamanan.
Penyidik Polri. 3.2. Penindakan Pelanggaran Lalu
Dalam hal ini, Negara tidak Lintas dan Angkutan Jalan
maha kuasa dan negara tidak dapat di Jalan
bertindak sewenang-wenang.12 Pemeriksaan kendaraan
Maksudnya adalah segala bermotor di jalan dilakukan oleh
kewenangan dan tindakan alat-alat Petugas Polri dan PPNS bidang
perlengkapan negara atau penguasa LLAJ meliputi pemeriksaan
diharuskan berdasarkan atas sebagaimana tabel berikut:
peraturan perundang-undangan

13
Jimly Asshiddiqie, 2004, “Konstitusi
12 dan Konstitutionalisme Indonesia”, Kerjasama
Sudargo Gautama, 1983, “Pengertian
Tentang Negara Hukum”, Alumni, Bandung, MK RI dan Pusat Studi Hukum Tata Negara,
h.10. Fakultas HUkum UI, Jakarta, h. 125.
13

Tabel 3 Petugas Polri terhadap pemeriksaan


Pemeriksaan Kendaraan
angka 1 sampai dengan angka 5
Bermotor di Jalan berdasarkan
UU No. 22 Tahun 2009 diatas, sedangkan wewenang
pemeriksaan PPNS bidang LLAJ
No. Petugas Polri PPNS LLAJ
hanya dilakukan pada angka 2
1 Surat Izin sampai dengan angka 5. Apabila
Mengemudi
(SIM), Surat dilihat dari wewenang pemeriksaan
Tanda Nomor
Kendaraan kendaraan bermotor di jalan,
Bermotor
(STNKB), Surat wewenang penuh berada pada
Tanda Coba
Kendaraan Petugas Polri termasuk di dalamnya
Bermotor wewenang yang dimiliki oleh PPNS
(STCKB),
Tanda Nomor bidang LLAJ. Sedangkan wewenang
Kendaraan
Bermotor, atau pemeriksaan kendaraan bermotor
Tanda Coba
Kendaraan di jalan dapat pula dilakukan secara
Bermotor
(TCKB) berkala atau insidental oleh PPNS
bidang LLAJ sesuai Pasal 265 ayat
2 Tanda bukti Tanda bukti
lulus uji bagi lulus uji bagi (1) huruf b sampai huruf e, dengan
kendaraan kendaraan
wajib uji wajib uji wajib didampingi oleh Petugas Polri.
Untuk melaksanakan
3 Fisik Fisik
Kendaraan Kendaraan pemeriksaan Kendaraan Bermotor
Bermotor Bermotor
4 Daya angkut Daya angkut sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dan/atau cara dan/atau
pengangkutan cara petugas Kepolisian Negara Republik
barang; dan/atau pengangkut Indonesia berwenang untuk:
an barang;
dan/atau a.menghentikan Kendaraan
5 Izin Izin
penyelenggaraa penyelengga
Bermotor;
n angkutan raan b.meminta keterangan kepada
angkutan
Sumber : Pasal 265 dan Pasal 266 Pengemudi; dan/atau
UU No. 22 tahun 2009, diolah oleh Penulis.
c.melakukan tindakan lain menurut
Wewenang pemeriksaan hukum secara bertanggung jawab.
kendaraan bermotor di jalan dapat Petugas Polri memiliki
dilaksanakan secara berkala atau wewenang penuh terkait dengan
insidental sesuai kebutuhan oleh
14

penerbitan SIM, STNKB, STCKB bermotor di jalan yang dilakukan


dan TCKB yang merupakan otoritas oleh Petugas Polri dan PPNS LLAJ
wewenangnya. Namun terkait harus didasarkan pada tugas
dengan aspek tanda bukti lulus uji kedinasan dalam bentuk Surat
bagi kendaraan wajib uji, fisik Perintah Tugas. Surat Perintah Tugas
kendaraan bermotor, daya angkut dimaksud dikeluarkan oleh Atasan
dan/atau cara pengangkutan barang, Petugas Polri maupun Atasan PPNS
dan/atau izin penyelenggaraan bidang LLAJ.
angkutan merupakan wewenang Setiap pelanggaran di bidang
yang dimiliki oleh PPNS bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
LLAJ. Hal ini berarti, wewenang diperiksa menurut acara pemeriksaan
pemeriksaan kendaraan bermotor cepat dapat dikenai pidana denda
di jalan harus memiliki keterkaitan berdasarkan penetapan pengadilan.
dengan wewenang sebelumnya Pelaksanaan acara pemeriksaan cepat
dalam melakukan tindakan dapat dilaksanakan tanpa kehadiran
pemerintahan. Hal ini diperlukan pelanggar. Pelanggar yang tidak
agar pemeriksaan kendaraan dapat hadir, dapat menitipkan denda
bermotor yang dilakukan memiliki kepada bank yang ditunjuk oleh
kepastian hukum. Kepastian hukum Pemerintah. Untuk jumlah denda
merupakan satu elemen dalam tujuan yang dititipkan kepada bank, sebesar
hukum yang memelihara denda maksimal yang dikenakan
keseimbangan antara elemen untuk setiap pelanggaran Lalu Lintas
keadilan dan kepastian hukum. dan Angkutan Jalan. Untuk bukti
Dengan demikian suatu kepastian penitipan uang denda wajib
hukum harus selalu berada dalam dilampirkan dalam berkas bukti
keseimbangan dengan kepastian.14 pelanggaran.
Wewenang pemeriksaan kendaraan

14
Achmad Ali, 2009, “Menguak Teori
Hukum (Legal Theory) & Teori Peradilan
(JudicialPrudence) Termasuk Interpretasi
Undang-Undang (Legisprudence)”, Vol. 1
Pemahaman Awal, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta h. 287.
15

IV. SIMPULAN DAN SARAN tanda bukti lulus uji bagi


1. Simpulan kendaraan wajib uji, fisik
Untuk mengakhiri tulisan Kendaraan Bermotor,
ini dapat dikemukakan beberapa daya angkut dan/atau cara
simpulan sehubungan dengan pengangkutan barang, dan/
permasalahan yang ada dalam atau izin penyelenggaraan
konteks Batas Kewenangan angkutan. Namun untuk
Penyidik Pegawai Negeri Sipil pemeriksaan SIM, STNKB,
(PPNS) dan Kepolisian dalam STCKB, TCKB hanya dapat
Penindakan Pelanggaran Lalu dilakukan oleh Petugas
Lintas dan Angkutan Jalan Polri.
yakni sebagai berikut : 2. Saran
a. Kewenangan PPNS bidang Sehubungan dengan
LLAJ dilaksanakan di uraian di atas maka disarankan
Terminal dan/atau tempat hal-hal sebagai berikut :
alat penimbangan yang a. Dalam melaksanakan
dipasang secara tetap. Kewenangan PPNS LLAJ
Kewenangan pemeriksaan di Terminal dan/atau tempat
kendaraan bermotor di jalan alat penimbangan yang
dapat dilakukan oleh PPNS dipasang secara tetap, harus
bidang LLAJ dengan wajib diatur secara tegas,
berkoordinasi dengan dan kewajiban mendirikan
harus didampingi oleh prasarana LLAJ berupa
Petugas Kepolisian Negara fasilitas gudang yang
Republik Indonesia. memadai untuk menyimpan
b. Penindakan Pelanggaran Lalu pelanggaran daya angkut/
Lintas dan Angkutan Jalan kelebihan muatan.
dapat dilakukan oleh PPNS b. Wewenang pemeriksaan
bidang LLAJ dengan wajib kendaraan bermotor di jalan
didampingi oleh Petugas dapat dilakukan secara
Polri meliputi pemeriksaan berkala atau insidental oleh
16

Petugas Polri berupa DAFTAR PUSTAKA


pemeriksaan tanda bukti 1. Buku
lulus uji bagi kendaraan Achmad Ali, 2009, “Menguak Teori
wajib uji, fisik Kendaraan Hukum (Legal Theory) & Teori
Bermotor, daya angkut Peradilan (Judicial Prudence)
dan/atau cara pengangkutan Termasuk Interpretasi Undang-
barang, dan/atau izin Undang (Legisprudence)”, Vol.
penyelenggaraan angkutan, 1 Pemahaman Awal, Kencana
hendaknya didampingi oleh Prenada Media Group, Jakarta.
PPNS bidang LLAJ, karena Bambang Waluyo, 2002, “Penelitian
yang memahami substansi Hukum Dalam Praktek”, Sinar
pemeriksaan tersebut adalah Grafika, Jakarta.
PPNS bidang LLAJ. Indroharto, 1996, “Usaha Memahami
Undang-Undang tentang
Peradilan Tata Usaha Negara
Buku I Beberapa Pengertian
Dasar Hukum Tata Usaha
Negara”, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Jimly Asshiddiqie, 2004, “Konstitusi
dan Konstitutionalisme
Indonesia, Kerjasama MK RI
dan Pusat Studi Hukum Tata
Negara”, Fakultas HUkum UI,
Jakarta.
Philipus M Hadjhon, 2004,
“Pengantar Hukum
Administrasi”, UGM Press,
Yogyakarta.
17

Sadjijono, 2008, “Memahami Disertasi Program Pascasarjana


Beberapa Bab Pokok Hukum Universitas Padjajaran,
Administrasi”, Laksbang Bandung, h. 79.
Pressindo, Yogyakarta. Philipus M Hadjhon, 1997, “Tentang
Sjachran, Basah, 1985, “Eksistensi Kewenangan”, artikel dalam
dan Tolok Ukur Badan Yuridika Nomor 5 dan 6 Tahun
Peradilan Administrasi di XII September – Desember,
Indonesia”, Alumni, Cet. III, Surabaya.
Bandung. 3. Kamus
Soerjono Soekanto, 1986, “Pengantar Pusat Bahasa Departemen
Penelitian Hukum”, UII Press, Pendidikan Nasional, 2005,
Jakarta. “Kamus Besar Bahasa
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Indonesia”, Balai Pustaka,
2010, “Penelitian Hukum Jakarta.
Normatif suatu Tinjauan 4. Peraturan Perundang-
Undangan
Singkat”, Rajawali Pers,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Jakarta.
1981 tentang Kitab Undang-
Sudargo Gautama, 1983, “Pengertian
Undang Hukum Acara Pidana
Tentang Negara Hukum”,
(Lembaran Negara Republik
Alumni, Bandung.
Indonesia Tahun 1981 No.76
Sunaryati Hartono, Sunaryati
Tambahan Lembaran Negara
Hartono, C.F.G., 1986,
Republik Indonesia Nomor
“Pengantar Penelitian Hukum
3209).
di Indonesia Pada Akhir Abad
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
ke-20”, Alumni, Bandung.
2009 tentang Lalu Lintas dan
2. Karya Ilmiah dan Artikel
Angkutan Jalan (Lembaran
Ibrahim R, 2003, “Sistem
Negara Republik Indonesia
Pengawasan Konstitusional
Tahun 2009 Nomor 96,
Antara Kekuasaan Legislatif
Tambahan Lembaran Negara
dan Eksekutif Dalam
Republik Indonesia Nomor
Pembaruan UUD 1945”,
5025).
1

BIODATA

Nama : Putu Yuni Riswanty, SH.

Alumni : Universitas Udayana Tahun 2004

Alamat : Jl. Tukad Melangit Gang IX No. 3

Denpasar Bali

Tempat Bekerja : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan


Informatika Kabupaten Badung

HP : 087 860 184729

Email : yriswanty@yahoo.com

You might also like