You are on page 1of 11

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENERTIBAN TRUK BERTONASE BERAT DI

KOTA PEKANBARU
Oleh:

Yola Yuanggraini. R
(yolayuanggraini93@gmail.com)
Pembimbing: Dr. H. Zaili Rusli SD, M.Si
Jurusan Ilmu Administrasi ± Prodi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus bina widya jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 288293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract
In this case the researchers behind on the phenomenon of the number of heavy tonnage
trucks passing in Pekanbaru city on a busy schedule of vehicles and the number of trucks that
are just passing not passing through a predefined path . The purpose of this study was to
determine how the effectiveness of the implementation of the control of heavy tonnage trucks
in Pekanbaru and the factors that influence the implementation of the demolition truck
tonnage in Pekanbaru with the aim of creating security , comfort in traffic .
The theory used in this research is the theory according to Gibson on measuring the
effectiveness of an activity. Informants in this study is the Department of Transportation,
Communication and Information Unit Pekanbaru and Pekanbaru Traffic Police. The method
used in this research is descriptive qualitative data collection techniques through
observation, interview and literature study.
The results showed that the effectiveness of the implementation of the demolition of
heavy tonnage trucks in Pekanbaru has not done well. In other words, there are still many
problems that arise in its implementation. Such as lack of equipment, careful planning,
special programs and surveillance systems. This causes the control does not run as expected.
The factors that affect the implementation of the control of heavy tonnage trucks, among
others, the lack of human resources, funds, and awareness of the driver. It has a very
important influence on the effectiveness of policing heavy tonnage trucks in Pekanbaru.

Keywords: Effectiveness, Implementation, Control.

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 1


PENDAHULUAN jalan dalam kota sebagai jalur lintas untuk
mendistribusikan barang ke kota lainnya.
Pekanbaru merupakan kota yang Larangan truk bertonase berat
tidak lepas dari segala bentuk melintas didalam kota Pekanbaru tidak
perkembangan dari berbagai aspek seperti hanya difokuskan terhadap truk bertonase
peningkatan pembangunan, pendidikan, berat yang dari luar kota menuju dalam
investasi dibidang industri, perdagangan, kota Pekanbaru. Melainkan truk yang
jasa dan fasilitas dan lainnya. Oleh karena berasal dari dalam kota sendiri juga
itu dikatakan sebagai kota metropolitan. ditetapkan larangan melintas sesuai dengan
Dimana penduduk sebagai penikmat aturan lalu lintas ataupun rambu-rambu
sarana dan prasarana yang telah disediakan yang telah ditetapkan dan dipasang.
dari berbagai jenis dan bentuk dari Meningkatnya truk bertonase besar
pembangunan. Semakin padatnya banyak memberikan dampak terhadap
penduduk maka akan semakin kompleks keselamatan dan kenyamanan dalam
pula kebutuhan yang digunakan untuk berlalu lintas. Bagian yang menyinggung
menunjang kehidupan. keselamatan adalah seperti banyak
Meningkatnya ekonomi kota maka timbulnya kecelakaan serta kenyamanan
akan meningkat pula lalu lintas distribusi dalam berlalu lintas seperti kerap
barang dan jasa. Akibatnya lalu lintas terjadinya kemacetan dijalan raya. Hal ini
dalam kota semakin padat dan rentan terjadi karena kurangnya tindakan dari
terhadap kecelakaan lalu lintas perkotaan. pihak terkait dalam melakukan penertiban
Persoalan tersebut sebenarnya lebih serta rendahnya kesadaran pengemudi
disebabkan oleh adanya pergerakan sistem untuk mematuhi peraturan menjadi faktor
primer, khususnya yang berkaitan dengan pendukung permasalahan. Pelanggaran
distribusi barang dari luar kota kedalam dapat terjadi karena sengaja melanggar,
kota, sehingga pergerakan sekunder ketidaktahuan terhadap aturan yang
(dalam kota) berbaur dengan pergerakan berlaku ataupun pura-pura tidak tahu akan
primer (antar kota). Oleh karena itu untuk ketentuan peruntukan jalan.
memperkecil persoalan lalu lintas dalam Penertiban merupakan salah suatu
kota ini, ruas jalan dalam kota harus bentuk tindakan yang dilakukan sebagai
dibebaskan dari pergerakan angkutan pengatur dalam suatu hal agar sesuai
barang dalam kota yang umumnya dengan yang diharapkan serta menciptakan
menggunakan truk besar. suatu keadaan yang tertib. Dalam
Truk bertonase berat adalah penertiban tidak hanya manusia saja yang
angkutan barang yang membawa hasil menjadi objek penertiban tetapi
industry seperti pertambangan, perkebunan infrastruktur seperti tersedianya rambu
dll. Truk merupakan sebuah kendaraan larangan yang dapat mendukung
transportasi yang juga termasuk kategori terlaksananya penertiban, serta personil-
alat berat. Truk adalah kendaraan angkutan personil yang menangani penertiban
jalan raya dengan spesifikasi tertentu yang tersebut agar berjalan sesuai dengan yang
digunakan untuk mengangkut barang diharapkan.
dalam jumlah yang besar. Pemerintah kota Pekanbaru
Truk besar tersebut tidak hanya menetapkan peraturan dimana truk
berasal dari luar kota Pekanbaru, bertonase tidak dibenarkan masuk kedalam
melainkan dari dalam kota Pekanbaru. kota. Adapun klasifikasi truk yang dilarang
Truk bertonase berat tersebut memiliki melintas masuk kedalam kota adalah truk
berbagai kepentingan seperti memiliki tonase melebihi 8 ton. Penetapan
mengantarkan atau mendisitribusikan angka tonase tersebut berdasarkan
barang dari luar ke dalam kota Pekanbaru. ketentuan kelas jalan. Dimana kelas jalan
Adapula yang hanya sekedar melintas dalam kota Pekanbaru merupakan kelas
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 2
jalan nomor II yang hanya mampu dilewati Berlakunya Undang-Undang Nomor
oleh truk bertonase 8 Ton. Sebagaimana 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
juga ditentukan dalam Pasal 19 Ayat 2 UU Daerah, memberikan wewenang
No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas pengaturan lalu lintas khususnya
dan Angkutan Jalan. dimasing-masing daerah. Kewenangan
untuk ntas angkutan jalan telah diatur
Ketika suatu peraturan telah dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
ditetapkan maka sebaiknya harus diikuti 2009 dan Perda Kota Pekanbaru Nomor 22
dengan tindakan. Dinas perhubungan Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
hubungan, Komunikasi, dan Informatika Angkutan Jalan. Mengenai aturan khusus
sebagai implementer kebijakan lalu lintas truk bertonase berat tidak dimiliki hanya
dan angkutan jalan raya dan dibantu oleh mengacu pada aturan diatas. Dengan
Satuan Polisi Lalu Lintas memiliki adanya peraturan tersebut saharusnya
tanggungjawab dalam menjalankan tugas semakin memperkuat posisi pemerintah
dan tertib berlalu lintas di Kota Pekanbaru. daerah dalam hal ini pemerintah
Kabupaten/Kota. Namun sangat
Adapun tugas dari kedua instansi ini
disayangkan Pemerintah Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut:
belum memaksimalkan kekuatan hukum
1. Dinas Perhubungan sebagai ini dalam penegakkan upaya penertiban
fasilitator dan pemberi keputusan lalu lintas angkutan jalan.
dimana mereka memiliki peran yang Ini merupakan pekerjaan rumah bagi
sangat penting dalam penertiban truk Dinas Perhubungan dan Satlantas untuk
bertonase berat melakukan penertiban truk bertonase berat
2. Satlantas sebagai penggerak atau agar lebih lagi dikarenakan para
implementor keputusan yang pengemudi tersebut sepertinya tidak
diberikan Dinas Perhubungan menghiraukan teguran yang diberikan
dimana mereka berkoordinasi untuk serta masih banyaknya kurangnya sarana
meminimalisir truk bertonase berat pendukung yang dipandang dari sudut
melintas didalam kota keefektivitasan suatu organisasi

Dinas Perhubungan, Komunikasi, TINJAUAN PUSTAKA


dan Informatika Kota Pekanbaru dibantu
Mahmudi (2005:92) mendefinisikan
oleh Kepolisian (Polresta) yang
(IHNWLYLWDV VHEDJDL EHULNXW ³(IHNWLYLWDV
bertanggung jawab dalam menciptakan
merupakan hubungan antara output dengan
ketertiban berlalu lintas di kota pekanbaru,
tujuan, semakin besar kontribusi output
sudah melakukan berbagai program guna
terhadap pencapaian tujuan, maka semakin
terciptanya ketertiban lalu lintas, namun
efektif orgasnisasi, program atau
hal tersebut belum dirasakan efektif dan
NHJLDWDQ´ %HUGDVDWNDQ SHQGDSDW WHUVHEXW
optimal. Pengendalian dan pengawasan
Mahmudi mengatakan bahwa Efektivitas
juga terasa belum maksimal. Beberapa
punya hubungan timbal balik antara output
titik rawan pelanggaran lalu lintas sering
dengan tujuan. Semakin besar kontribusi
kali tidak mendapatkan pengawasan.
output, maka semakin efketif suatu
Penyebab dari permasalahan diatas
program atau kegiatan. Efektivitas
dikarenakan kurangnya anggota dalam
berfokus pada outcome atau hasil dari
kegiatan penertiban dilokasi. Hal ini tentu
program atau kegiatan yang dinilai efektif
berpotensi terjadinya pelanggaran lalu
apabila output yang dihasilkan dapat
lintas bahkan terjadinya kecelakaan.
memenuhi tujuan yang diharapkan atau
dikatakan spending wisely. Untuk lebih

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 3


jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut 4. Perencanaan yang matang
mengenai hubungan arti Efektivitas. 5. Penyusunan program yang tepat
Gambar 6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja
Hubungan Efektivitas 7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien
8. Sistem pengawasan pengendalian yang
Outcome bersifat mendidik.
Menurut Winardi (2003:16),
Efektivitas =
mengungkapkan tentang defenisi
Output organisasi yaitu: sebuah organisasi
merupakan sistem yang terdiri dari
Sesuai dengan gambar diatas, element atau subsistem diantara dimana
Efektivitas mengambarkan seluruh siklus subsistem manusia mungkin merupakan
input proses, output yang mengacu pada subsistem terpenting dan dilihat dimana
hasil guna dari pda suatu organisasi, masing-masing subsistem saling
program atau kegiatan yang menyatakan berinteraksi dalam upaya pencapaian
sejauh mana tujuan yang (meliputi sasaran-sasaran atau tujuan organisasi
kualitas, kuantitas dan waktu) yang telah yang bersangkutan. Dari organisasi
tecapai, serta ukuran berhasil tidaknya tersebut, mengandung beberapa catatan
suatu organisasi mencapai tujuannya dan tambahan yakni:
mencapai target-targetnya. Hal ini
1. Sinergi atara subsistem-subsistem yang
menunjukkan bahwa Efektivitas semata-
antara dalam organisasi, akan
mata mementingkan tujuan atau hasil yang
menyebabkan pencapaian ujuan
dikehendaki.
organisasi lebih berhasil
Dikatakan efektif apabila hal tersebut
2. Apabila kita berada dalam ruang
sesuai dengan dengan yang dikehendaki.
prilaku keorganisasian, maka yang
Artinya pencapaian hal yang dimaksud
dimaksud adalah prilaku manusia
merupakan pencapaian tujuan
sebagai individu prilaku manusia
dilakukannya tindak-tindakan untuk
sebagai kelompok dan prilaku
mencapai hal tersebut. Efektifitas dapat
kelompok yang berinteraksi dengan
diartikan sebagai suatu proses pencapaian
kelompok lain didalam organisasi yang
suatu tujuan yang telah ditetapkan
bersangkutan.
sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan
dapat dikatakan efektif apabila usaha atau
Menurut Salim (2006:6) dalam
kegiatan tersebut telah mencapai
bukunya manajemen transportasi,
tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud
Pengertian Transportasi adalah kegiatan
adalah tujuan suatu instansi maka proses
memindahkan barang (muatan) dan
pencapaian tujuan tersebut merupakan
penumpang dari suatu tempat ketempat
keberhasilan dalam melaksanakan program
lain. Dalam transportasi terlihat ada dua
atau kegiatan menurut wewenang, tugas
unsur yang terpenting yaitu :
dan fungsi instansi tersebut.
Kembali lagi kepada pengukuran a. Pemindahan atau pergerakan
Efektivitas, menurut Gibson dalam b. Secara fisik mengubah tempat dari
Tangkilisan (2005) menyebutkan bahwa barang dan penumpang ke tempat
Efektivitas dapat diukur dari berbagai hal, lain
yaitu : 1. Pembagian Fungsi Transportasi
a. Angkutan penumpang yaitu untuk
1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai
pengangkutan penumpang
2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan
digunakan mobil/kendaraan
3. Proses analisis dan perumusan
pribadi dan alat angkut lainnya
kebijakan yang mantap
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 4
b. Selain mobil pribadi yang mempengaruhi jalannya kegiatan
digunakan untuk mengangkut perusahaan antara lain :
penumpang, digunakan pula
kendaraan untuk angkutan umum, a. UU/PP (Undang-
seperti bis, pesawat udara, kereta undang/Peraturan Pemerintah)
api, kapal laut, kapal UU dan kebijaksanaan
penyebrangan dan pelayanan pemerintah merupakan faktor
samudera luar negeri. yang dominan mempengaruhi
2. Sistem transportasi terhadap pengelolaan usaha
Sistem transportasi terdiri atas transportasi.
angkutan umum dan manajemen
b. Kebijaksanaan/pengaturan pihak
yang mengelola angkutan tersebut.
pemerintah pusat dan daerah
a. Angkutan Muatan
Kebijaksanaan pemerintah yang
Sistem yang digunakan untuk
ikut mempengaruhi atas usaha
mengangkut barang-barang
transportasi adalah kebijakan
denggan menggunakan alat
yang dikeluarkan oleh pemerintah
angkut tertentu dinamakan moda
mengenai pengadaan bis untuk
transportasi. Dalam pemanfaatan
umum (ada merk tertentu yang
transportasi ada tiga moda yang
ditentukan pemerintah yang bisa
dapat digunakan yaitu :
dipakai untuk umum) selain itu
a. Pengangkutan melalui laut
ada UU yang mengatur mengenai
b. Pengangkutan melalui darat
transportasi.
c. Pengangkutan melalui udara
Tiap moda transportasi mempunyai 4. Perencanaan Transportasi
sifat dan karakteristik yang berbeda Perencanaan transportasi yaitu
antara satu dengan yang lain. merencanakan secara menyeluruh
mengenai sistem transportasi terpadu yang
b. Manajemen
merupakan intermode
Manajemen sistem transportasi
transportationsystems. Perencanaan
terdiri dari dua kategori :
menyangkut angkutan jalan raya, angkutan
a. Manajemen pemasaran dan laut dan angkutan udara dan berbagai
penjualan jasa angkutan. moda transportasi yang ada pada urban
Manajemen ini bertanggung area (pinggiran kota). Adapun langkah-
jawab terhadap pengoperasian langkah pembuatan rencana :
dan pengusahaan di bidang
a. perencanaan dibuat atas dasar
pengangkutan.
kebutuhan akan jasa-jasa
b. Manajemen lalu lintas
angkutan
angkutan. Manajemen traffic
b. tujuan perencanaan. Dalam
bertanggung jawab untuk
perencanaan harus jelas tujuan
mengatur penyediaan jasa-jasa
dan sasaran yang hendak dicapai
angkutan yang mengangkut
untuk kepentingan nasional dan
dengan muatan, alat angkut
daerah.
dan biaya-biaya untuk operasi
c. Objektif. Objektif berarti bahwa
kendaraan.
tujuan dapat direalisir sehubungan
3. Faktor ektern yang mempengaruhi
dengan rencana yang telah dibuat
transportasi
untuk dilaksanakan
Untuk pengelolaan transportasi,
d. Survey permintaan. Untuk
banyak faktor-faktor ektern yang bisa
membuat perencaan perlu

JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 5


diadakan survey permintaan 2. Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas
terhadap jasa-jasa angkutan Polresta Pekanbaru
e. Analisir permintaan. Setelah 3. Kaur Bin Ops Polresta Pekanbaru
dilaksanakan survey atas 4. Staff
permintaan selanjutnya dijalankan 5. Pengemudi
analisis demand berhubungan
dengan kapasitas angkutan yang d. Teknikpengumpulan data
dibutuhkan,, akhirnya dibuat Observasi, waancara, dokumentasi
traffic forecast dengan
menggunakan proyeksi (Analisis e. Analisa data
Garis Regresi) Dalam penelitian inipenulis
f. Solusi dan Implementasi.. setelah menggunakan metode penelitian
dipertimbangan hal-hal yang kualitatif.
menyangkut, jaringan angkutan,
analisis biaya, pemilihan moda HASIL DAN PEMBAHASAN
transport faktor sosial dan
lingkungan maka perencanaan Terdapat beberapa aspek efektivitas
yang telah dibuat diputuskan penertiban yang merupakan hasil dari
untuk diimplementasi berdasar penelitian yang dilakukan :
desain yang telah disiapkan
sebelumnya. Siapa yang melakukan penertiban dan
siapa yang ditertibkan?
METODE PENELITIAN
Yang melakukan penertiban adalah
Metode analisa data yang dipakai Dinas Perhubungan Komunikasi dan
dalam penelitian ini adalah metode Informatika serta Satlantas Kota
kualitatif yaitu berusaha memaparkan data Pekanbaru.
yang ada dari berbagai sumber dan
1. Efektivitas
menghubungkan fenomena-fenomena
yang ada. Peneliti menggunakan efektivitsa
a. Lokasipenelitian didalam penelitian ini karena efektivitas
Penelitian dilakukan di Dinas merupakan salah satu cara mengukur
Perhubungan Komunikasi dan Informatika apakah kinerja pelaksanaan yang
serta Satlantas Kota Pekanbaru serta dilakukan telah sesuai dengan tujuan yang
penelitian dilakukan di jalanan Kota dibuat dari awal atau tidak.
Pekanbaru yang masih dilalui truk yang
bertonase berat. Adapun indikatornya meliputi:
b. Jenisdansumber data a. Kejelasan tujuan yang hendak
Data Primer dan Data Skunder dicapai
Hal ini dimaksudkan supaya
c. Informanpenelitian karyawan dalam pelaksanaan tugas
1. Bidang Bidang Pengawasan dan mencapai sasaran yang terarah dan tujuan
Pengendalian Dinas Perhubungan organisasi dapat tercapai.
Komunikasi dan Informatika Kota b. Kejelasan strategi pencapaian
Pekanbaru yang terdiri dari : tujuan
a) Seksi Pengawasan dan Telah diketahui bahwa strategi
Pengendalian Lalu Lintas DGDODK ³SDGD MDODQ´ \DQJ GLLNXWL GDODP
b) Seksi Manajemen Rekayasa melakukan berbagai upaya dalam
Lalu Lintas mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 6
agar para implementer tidak tersesat dalam h. Sistem pengawasan pengendalian
pencapaian tujuan organisasi yang bersifat mendidik.
c. Proses analisis dan perumusan
kebijakan yang mantap Mengingat sifat manusia yang tidak
Berkaitan dengan tujuan yang sempurna maka efektivitas organisasi
hendak dicapai dan strategi yang telah menuntut terdapatnya sistem pengawasan
ditetapkan artinya kebijakan harus mampu dan pengendalian.
menjembatani tujuan tujuan dengan usaha-
usaha pelaksanaan kegiatan operasional. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Sebelum dibentuknya suatu kebijakan Pelaksanaan Penertiban Truk
maka diperlukan suatu bentuk analisis agar Bertonase Berat di Kota Pekanbaru
kebijakan nantiknya yang akan diambil
mampu memberikan pemecahan 1. Sumberdayamanusia (SDM)
permasalahan yang sedang terjadi. Kedua
hal ini saling mengdukung agar apa yang Salah satu bentuk tindakan perbaikan
diharapkan tercapai. terhadap penyimpangan yang terjadi pada
penertiban truk bertonase berat di Kota
d. Perencanaan yang matang Pekanbaru adalah dengan menambah
jumlah petugas lapangan. Hal ini
Perencanaan merupakan suatu dimaksudkan agar kendala yang
rancangan yang dibuat berdasarkan kemungkinan terjadi dilapangan dapat di
kebutuhan dan tujuan dari sebuah atasi dengan baik. Dan agar dapat
kegiatan. Pada hakekatnya berarti mempermudah mendata seluruh lokasi
memutuskan sekarang apa yang dikerjakan yang sering terjadi penyimpangan serta
oleh organisasi dimasa depan. mendata berapa banyak jumlah
pelanggaran dan agar lebih optimalnya
e. Penyusunan program yang tepat penertiban.
Penyusunan program yang tepat
suatu rencana yang baik masih perlu Kualitas petugas adalah salahsatu
dijabarkan dalam program-program modal utama untuk melakukan penertiban
pelaksanaan yang tepat sebab apabila hal in imerupakan kuncikeberhasilan yang
tidak, para pelaksana akan kurang mana kualitas efektivitas yaitu mampu
memiliki pedoman bertindak dan bekerja. melakukan penertiban dengan baik, dan
f. Tersedianya sarana dan prasarana tahu benar standar yang telah ditetapkan
kerja dan tentunya berkompeten dalam bidang
Salah satu indikator efektivitas pengawasan.
organisasi adalah kemamapuan bekerja
secara produktif. Dengan sarana dan 2. Dana ataubiaya
prasarana yang tersedia dan mungkin
disediakan oleh organisasi. Dana merupakan faktor yang palingg
g. Pelaksanaan yang efektif dan penting dalam keberhasilan suatu kegiatan
efisien organisasi. Dalam hal ini baik pihak
Dishubkomnifo dan Satlantas Kota
Bagaimanapun baiknya suatu Pekanbaru tidak memiliki dana khusus
program apabila tidak dilaksanakan secara dalam penertiban. Selain itu permasalahan
efektif dan efisien maka organisasi dana merupakan bagian yang fatal bagi
tersebut tidak akan mencapai sasarannya, penertiban truk bertonase berat di kota
karena dengan pelaksanaan organisasi Pekanbaru. Karena dalam penertiban lalu
semakin didekatkan pada tujuannya. lintas tidak lepas yang namanya dari
perambuan yang mengatur lalu lints diluar
dari petugas yang menertibkan. Dalam
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 7
perambuan terkendala mengenai biaya. telah telah dijelaskan dan melarang
Hal ini jelas menghambat kegiatan bagi angkutan yang berkemungkinan
penertiban. Karena jika sarana kurang akan mengganggu arus lalu lintas dilarang
berkurang pula frekuensi terhadap melewati jalan yang bukan
penertiban. merupakan kapasitasnya. Dari tujuh
indikator yang dikemukakan oleh
3. Kesadaran Pengemudi Gibson Strategi dan kebijakan yang
ditetapkan sudah bejalan baik hanya
Dalam melakukan penertiban tidak saja kejelasan tujuannya tidak pada
hanya mengandalkan bagaimana strategi, pokok dasar yang kuat, bentuk
kesiapan petugas dalam bertindak, sarana perencanaan masih dirasakan belum
dan prasarana yang tersedia, melainkan optimal, tidak adanya program
juga tidak lepas dari dukungan lapisan khusus dalam menertibkan truk
masyarakat juga, seperti pengemudi. bertonase berat program hanya
mengikuti program program operasi
Sudah banyak dari pengemudi truk
lalu lintas secara umum. Hal ini
yang mengetahui akan aturan ini. Hanya
menyebabkan penertiban truk
saja masih ada pengemudi truk yang tidak
bertonase sering kali diabaikan.
mematuhi aturan. Mereka memiliki alasan
Tidak memiliki suatu program maka
melanggar aturan karena tidak ada petugas
penindakan tidak akan dapat fokus
yang menertibkan sehingga mereka tetap
dilakukan karena tidak ada ketentuan
masuk kota. Selain itu mereka berdalih
yang mengikat. Sementara kasus truk
bahwa jalanan arteri tersebut rusak dan
bertonase berat masuk salah satu
tidak bisa dilalui. Ini menggambarkan
permasalahan yang tidak dapat
bahwa personil yang bertugas, sarana dan
terselesaikan dari tahun ketahunnya.
kesadaran pengemudi sebagai penentu
Kurangnya sarana prasarana yang
keberhasilan penertiban.
mendukung dalam penertiban, serta
Adapun alasan lain yang pengawasan pengawasan masih
menyebabkan masih banyaknya belum berjalan dengan efektif
pengemudi yang tidak mematuhi aturan ini dalampenertiban truk bertonase berat
dikarenakan mempertimbangkan akan di Kota Pekanbaru. Tidak adanya
kebutuhan dan waktu bekerja pemberian sanksi tegas terhadap
pengemudi maupun perusahaan yang
SIMPULAN melanggar. Hal ini tidak
menimbulkan efek tidak jera
Berdasarkan hasil penelitian yang terhadap penertiban.
penulis lakukan tentang efektivitas 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan penertiban truk bertonase efektifitas penertiban truk bertonase
berat di kota Pekanbaru dapat di tarik berat di Kota Pekanbaru ada tiga
kesimpulan sebagai berikut : yaitu terbatasnya sumber daya
manusia, Dana dan Kesadaran
1. Pelaksanaan penertiban truk Pengemudi. Faktor yang menjadi
bertonase berat belum berjalan secara penghambat dari proses penertiban
efektif. Karena banyak pengemudi yang dilakukan oleh Satlantas
yang melakukan pelanggaran Polresta Pekanbaru bersama
terhadap aturan melintas maupun Dishubkominfo adalah sumber daya
jadwal melintas. Padahal didalam manusia yang tidak mencukupi untuk
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 melakukan pengawasan, sehingga
dan didukung oleh Peraturan Daerah penertiban sulit untuk dilakukan.
Kota Pekanbaru No. 2 Tahun 2009 Tidak adanya anggaran khusus dalam
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 8
melakukan penertiban, sehingga kebijakan ini agar para pengemudi
penertiban tidak berjalan optimal. maupun perusahaan tidak melanggar.
Serta kurangnya kesadaran
pengemudi terhadap aturan berlalu 2. Dishubkominfo dan Satlantas Polresta
lintas menjadi hambatan dalam kota Pekanbaru lebih banyak
mewujudkan kondisi tertib berlalu membentang personil yang mampu
lintas mengawasai dan dan berkopeten
dalam melaksanakan penertiban.
Karena jika terus-terusan pelanggaran
SARAN akan sering terjadi dan kinerja dari
Berdasarkan beberapa kesimpulan pihak patut dipertanyakan and dinilai
yang peneliti kemukakan, maka peneliti tidak serius. Selain itu perlu adanya
mengajukan dan memberikan saran yang penggunaan teknologi canggih seperti
sekiranya dianggap perlu untuk dapat cctv, agar proses pengawaasan dapat
dipertimbangkan sebagai bahan masukan berjalan dengan baik dan dapat
mengenai efektivitas penertiban truk dipantau langsung oleh pihak kantor.
bertonase berat di Kota Pekanbaru. Maka Begitu juga dengan sarana jalan,
saran yang diberikan peneliti yakni: sebaiknya lebih menekankan pihak
1. Diharapkan dalam pencapaian tujuan Dinas PU untuk segera menyelesaikan
dalam pelaksanaan adanya bentuk proses perbaikan jalan sebagai arus
kesepakatan bersama yang jalur lintasan truk bertonase berat
mendasari mengapa truk bertonase yang melintas. Pihak dari
berat dilarang masuk kota pada jam Dishubkominfo dan Satlantas Polresta
padat kendaraan. Lebih didudukkan Pekanbaru diharapkan lebih bisa
lagi permasalahan truk seperti apa melakukan bentuk sosialisasi dengan
yang boleh melintas dan tonase cara melakukan pendekatan terhadap
berapa yang diijinkan melintas, serta pengemudi dan perusahaan agar
manajemen waktunya. Adanya proses penyampaian informasi dan
bentuk perencanaan dan sistem tujuan dapat tercapai.
koordinasi yang lebih baik lagi
termasuk dengan pihak Dinas
Pekerjaan Umum yang merupakan
penyedia sarana berupa jalan yang
DAFTAR PUSTAKA
juga sebagai penentu keberhasilan
penertiban ini. Sebaiknya dibuat Adisasmita, Rahardjo. 2010. Dasar-dasar
program khusus dalam penertiban Ekonomi Transfortasi.
sehingga petugas juga dapat terarah Yogyakarta: Graha Ilmu.
untuk melaksanakan tugasnya karena
telah didasari oleh aturan mengikat Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen.
yang mengharuskan mereka untuk Bandung: Alfabet.
bekerja dengan optimal. Diharapkan
Dishubkominfo dan Satlantas Darwis. 2007. Dasar-Dasar Manajemen.
Polresta Kota Pekanbaru melakukan Pekanbaru. Yayasan Pusaka Riau.
pengawasan yang ketat dan Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu
pemberian sanksi yang tegas Komunikasi Teori dan Pratek.
terhadap setiap perusahaan yang Cetakan Kesembilanbelas.
melanggar aturan-aturan yang telah Bandung : PT Remaja
ditetapkan. Jika perlu dilakukan Rosdakarya.
revisi Peraturan Daerah yang Gibson, James L, dkk. 2005. Organisasi.
sifatnya lebih kuat mengatur Erlangga: Jakarta.
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 9
Grifin. 2005. manajemen kepegawaian Sarwoto, 2010, Dasar-Dasar Organisasi
edisi revisi. Mandar Maju. Bandung dan Manajemen, cetakan ke 16,
Bumi Aksara: Jakarta
Handoko, T, Hani. 2003. Manajemen Edisi
2. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas
Harahap, Syafri, Sofyan. 2004. Sistem Kerja. Mandar Maju: Bandung.
Pengawasan Manajemen.
Jakarta: Graha Ilmu Siagian, S P . 2006. Filsafat Administrasi ,
Jakarta : Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu, SP. 2008. Manajemen
Sumber Daya Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis
Manusia.Yogyakarta:BPFE Asas-Asas Manajemen.
Ivancevich M, Jhon (dkk).2006. Perilaku Bandung. Mandar Maju
dan Manajemen Organisasi. Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi.
Jakarta: Erlangga Jakarta: Kencana Perdana
Media Group.
Kamaluddin, Rustian. Ekonomi
Transfortasi Karakteristik, Teori Tangkilisan, Hessel, Nogi. 2005.
dan Kebijakan. Jakarta Manajemen Publik. Jakarta:
Gramedia Widiasarana
Kurniawan, Agung . 2005. Transformasi Indonesia.
Pelayanan Publik . Yogyakarta :
Pembaharuan Terry. R. George. 2003. Prinsip-prinsip
Manajemen. PT Bumi Aksara. Jakarta
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja
Sektor Publik. Akademi Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi
Manajemen Perusahaan: Konsep Dasar Dan Aplikasinya.
Yogyakarta Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Manullang, Drs, M. 2001. Dasar-Dasar
Manajemen. Yogyakarta. Winardi . 2000. Manajer dan Manajemen.
Gadjah Mada University Press. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Terry, G. R & Rue.W. Leslie. 2010.
Transportasi. Jakarta: Erlangga. Dasar-dasar Manajemen. Bumi
Aksara: Jakarta
Nasution, MN. 2004. Manajemen
Transportasi. Jakarta: Alfabeta Dokumen:
Ndraha, Talidizuhu .2005. Teori Budaya Undang-Undang No. 2 Tahun 2009
Organisasi . Jakarta : Rineka Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Cipta, hal 163
Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No. 22
Pasolong, Harbani.2010. Teori Tahun 2009 Tentang Lalu
Administrasi Publik. Bandung: LIntas dan Angkutan Jalan.
Alfabeta.
Pujawan. 2005. Manajemen Transportasi. Keputusan Walikota Kota Pekanbaru
Jakarta: Alfabeta Nomor 685 Tahun 2014 Tentang
Salim, Abbas. 2006. Manajemen Penetapan dan Penempatan
Transportasi. Jakarta: PT: Raja Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan
Grafindo Persada dan Alat Pemberi Isyarat Lalu
Lintas Di Kota Pekanbaru
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 10
JOM FISIP Vol. 2 No. 2 - Oktober 2015 Page | 11

You might also like