You are on page 1of 15

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE

DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH


KABUPATEN BLITAR

Zulfikar Bintang Palaguna Sumatri


Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang

Abstract

This research aims to clarify the application of the principle of Good Governance while
knowing the obstacles in the implementation of the principle of Good Governance in Blitar
District Government. The object of the research is the Government of the Regency of Blitar.
Data were collected using a interview, observasion and dokumentasion Data analysis using
interactive analysis. The results showed that the application of the principle of Good
Governance includes the principle of democracy that is by the way do the discussing the
development plan undertaken by Regional development agency. Whereas on the basis of the
transparency-oriented ease of access, although until now the difficult access to information
accessible to the public. On the principle of accountability can be seen in the regulation
Number 2016 year 69 Regent about the organizational structure of BPKAD. While on the basis
of cultural law that applied in reference to government regulation Number 53 of the year 2010
about the discipline of Civil Servants. In addition, the principle of fairness and equality, which
are oriented on service to the public in a way to protect and give priority to the rights of the
community. Restricting factors in the implementation of the principle of Good Governance in
local governance is the existence of Blitar Regency aspiration that has yet to be fulfilled
because of limited Budgets. In addition the Organization less concerned about the areas device
Good Governance, so that the implementation cannot program activities up to 100%.
Constraints that make the target cannot are met it as (1) Human Resources, does not have the
capability to fit his field. (2) The difficulty of employment contract there are some contract
work related to political expediency.
Keyword: The principles of Good Governance, the Regional Government

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penerapan prinsip Good Governance sekaligus
mengetahui hambatan-hambatan dalam penerapan prinsip Good Governance di Pemerintahan
Kabupaten Blitar. Obyek penelitian ini adalah Pemerintahan Kabupaten Blitar. Data
dikumpulkan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data
dengan menggunakan analisis interaktif Miles, Huberman. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan prinsip Good Governance mencakup asas demokrasi yaitu dengan cara
melakukan Musrenbang yang dilakukan oleh Bappeda. Asas transparansi berorientasi pada
kemudahan akses, walaupun akses informasi sampai sekarang sulit diakses oleh masyarakat.
Pada asas akuntabilitas dapat dilihat di Peraturan Bupati Nomor 69 tahun 2016 tentang Struktur
Organisasi BPKAD. Asas budaya hukum yang diterapkan mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS. Selain itu, asas kewajaran dan kesetaraan, yang
berorientasi pada pelayanan terhadap masyarakat dengan cara melindungi dan mengutamakan
hak-hak masyarakat. Faktor penghambat dalam penerapan prinsip Good Governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar adalah adanya aspirasi masyarakat
yang belum bisa terpenuhi karena keterbatasan APBD. Organisasi perangkat daerah kurang
memperhatikan masalah Good Governance, sehingga pelaksaanaan progam kegiatan tidak bisa
sampai 100 %. Kendala yang membuat target tidak bisa terpenuhi itu seperti (1) SDM, tidak
mempunyai kapabilitas sesuai bidangnnya. (2) Sulitnya dari kontrak kerja ada beberapa
kontrak kerja yang berhubungan dengan kepentingan politik.
Kata Kunci: Prinsip-prinsip Good Governance, pemerintahan Daerah
Pendahuluan Pelaksanaan sistem transparansi
Keterbukaan informasi pada anggaran berbasis online masih
masyarakat (public) di dalam era ditemui beberapa permasalahan. Hal
persaingan global sangatlah penting, ini dialami oleh pemerintah daerah
dimana tolak ukur dari keberhasilan Kabupaten Blitar bahwa di
suatu negara dapat dilihat dengan lingkungan pemerintah Kabupaten
bagaimana menciptakan tata kelola Blitar pengunjung situs tersebut tidak
yang baik di dalam pemerintahannya. mendapatkan informasi yang lengkap
Informasi juga menjadi salah satu tentang dinas maupun badan tesebut.
aspek penting dalam ketahanan Penerapan good governance sebagai
negara. Salah satu krakteristik good sarana untuk memberikan informasi
governance dalam mewujudkan dan menunjang adanya transparansi
reformasi birokrasi di Indonesia dan keterbukaan informasi publik
adalah transparansi, yakni guna mewujudkan good governance
keterbukaan yang dibangun atas dasar pada kenyataannya masih terdapat
kebebasan arus informasi. kekurangan pada beberapa sektor dan
Pelaporan informasi keuangan tidak sesuai dengan Permendagri.
melalui internet merupakan upaya Menurut peraturannya website
yang efektif dan efisien dalam rangka laporan keuangan harus transparan
mewujudkan Good Public dan lengkap yang harus diupload
Governance. Pengungkapan sukarela sehingga masyarakat bisa mengakses
laporan keuangan pemerintah daerah secara langsung.
di internet efektif untuk Walaupun demikian asas
meningkatkan pengendalian terhadap demokrasi telah diterapkan dengan
perangkat pemerintahan daerah dari baik, dimana Setiap orang memliki
tindakan korupsi serta dapat hak untuk menyampaikan pendapat
meningkatkan transparansi dan bersuara dalam proses perumusan
akuntabilitas pemerintahan daerah. kebijakan publik, baik secara
Praktek good governance juga langsung dan tidak langsung yaitu
mensyaratkan adanya transparansi dengan cara melakukan Musrenbang
dalam proses penyelenggaraan yang dilakukan oleh Bappeda.
pemerintahan secara keseluruhan. Asas akuntabilitas di Pemerintah
Transparansi merupakan konsep yang Daerah Kabupatena Blitar telah
sangat penting dan menjadi semakin diterapkan dengan baik dari segi
penting sejalan dengan semakin kejelasan fungsi dalam organisasi dan
kuatnya keinginan untuk cara mempertanggungjawabkannya
mengembangkan praktek good yang dapat dilihat di Peraturan Bupati
governance. Dengan memberikan Nomor 69 tahun 2016 tentang
kesempatan kepada masyarakat luas Struktur Organisasi BPKAD yang
untuk mengetahui berbagai informasi didalamnnya mengatur tentang
mengenai penyelenggaraan tupoksi yang berisi tugas-tugas yang
pemerintahan, maka dapat harus dilakukan mulai dari kepala
mempermudah upaya masyarakat dinas sampai kelompok jabatan
dalam menilai keberpihakan fungsional. Namun demikian akses
pemerintah terhadap kepentingan untuk mengetahui akuntabilitas di
publik. Pemerintah Daerah Kabupatena Blitar
masih sulit untuk diakses secara masyarakat belum terwujud dengan
keseluruhan oleh masyarakat. maksimal.
Selain itu, budaya hukum yang Alasan lain penelitian di
ada di Pemerintah Daerah Kabupaten Kabupaten Blitar adalah pelaksanaan
Blitar sudah dilakukan dengan baik, akuntabilitas penganggaran melalui
dimana perlakuan yang adil dan penerapan e-government pada
penegakan hukum secara tegas tanpa pemerintahan kabupaten Blitar masih
pandang bulu dan ketaatan terhadap kurang maksimal. Masyarakat masih
hukum oleh masyarakat berdasarkan belum bisa melihat dan mengakses
kesadaran. Perwujudan good beberapa dokumen pada saat
governance harus diimbangi dengan pembahasan APBD, seperti dokumen
komitmen pemerintah untuk Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
menegakkan hukum, dimana dan Prioritas Plafon Anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar Sementara (PPAS). Selain itu hasil
selalu melakukan sosialisai kepada dialog berupa hasil notulensi masih
pegawai, tentang pentingnya belum dipublikasi, hanya diberikan
kesadaran hukum bagi para aparatur kepada pihak yang berkepentingan
negara. (aksesibilitas terbatas).
Asas kewajaran dan kesetaraan Tujuan penelitian adalah untuk
ang ada di Pemerintah Daerah menjelaskan penerapan prinsip Good
Kabupatena Blitar telah Governance dalam penyelenggaraan
diimplementasikan dalam perlakuan pemerintahan daerah di Pemerintahan
dan pelayanan publik. Pemerintah Kabupaten Blitar dan Untuk
bersikap dan berprilaku adil dalam mengetahui hambatan-hambatan
memberikan pelayanan terhadap dalam penerapan prinsip Good
publik tanpa mengenal perbedaan Governance di Pemerintahan
kedudukan, keyakinan, suku, dan Kabupaten Blitar.
kelas sosial. Maka kebijakan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tinjauan Pustaka
Kabupaten Blitar adalah pengelolaan A. Good Public Governance
asset daerah dan keuangan dilakukan Good Public Governance (GPG)
secara professional. merupakan sistem atau aturan
Uraian di atas menjadi hal perilaku terkait dengan pengelolaan
penting untuk dijadikan alasan kewenangan oleh para penyelenggara
penelitian di Pemerintah Daerah negara dalam menjalankan tugasnya
Kabupaten Blitar, mengingat secara bertanggung-jawab dan
kesejahteraan masyarakat selama ini akuntabel. GPG pada dasarnya
belum mampu terwujud dengan mengatur pola hubungan antara
maksimal, karena terkendala prosedur penyelenggara negara dan masyarakat
tata kelola Pemerintahan yang kurang dan antara penyelenggara negara dan
transparan. Tata kelola Pemerintahan lembaga negara serta antar lembaga
yang transparan merupakan dasar negara. Penerapaan GPG mempunyai
mewujudkan kesejahteraan pengaruh yang sangat besar terhadap
masyarakat. Namun, kinerja perwujudan Good Corporate
Pemerintah selama ini hanya terfokus Governance oleh dunia usaha dan
urusan politik, sehingga kesejahteraan penyelenggara Negara. Sinergi
diantara diharapkan keduanya dapat karena itu, peningkatan pelaksanaan
menciptakan pemerintahan yang good public governance merupakan
bersih dan berwibawa, yang pada hal yang sangat penting.
gilirannya mampu meningkatkan Good Public Governance (GPG)
pertumbuhan ekonomi nasional dan diperlukan dalam rangka mencapai
kesejahteraan rakyat. Pelaksanaan tujuan nasional yaitu melindungi
GPG terutama sangat penting melalui segenap bangsa Indonesia dan seluruh
penegakan kepatuhan terhadap hukum tumpah darah Indonesia, dan untuk
sehingga dapat dicegah terjadinya memajukan kesejahteraan umum,
praktik suap, korupsi dan sejenisnya mencerdaskan kehidupan bangsa,
(Menteri Negara Pendayagunaan serta ikut memelihara ketertiban
Aparatur Negara Dan Reformasi dunia berlandaskan kedaulatan
Birokrasi Republik Indonesia, 2010). negara, perdamaian abadi dan
GPG harus dilaksanakan oleh keadilan sosial. Untuk mencapai
para penyelenggara negara di setiap tujuan tersebut harus diwujudkan
lembaga negara, baik di ranah negara berdaya-saing sehat dan tinggi
legislatif dan pengawasan, eksekutif yang mampu menciptakan nilai
maupun yudikatif, bahkan juga di tambah secara berkesinambungan
lembaga-lembaga non struktural. melalui pengelolaan sumberdaya
Untuk menciptakan sistem birokrasi secara bertanggung jawab sehingga
yang baik, pemerintah telah terbangun kredibilitas negara baik
mengambil langkah-langkah agar secara nasional maupun dalam
good governance diterapkan pergaulan internasional.
dilingkungan pegawai negeri sipil, GPG memiliki pengaruh yang
khususnya bagi mereka yang besar terhadap terwujudnya good
menyelenggarakan fungsi pelayanan governance secara menyeluruh, baik
publik. Upaya pemerintah tersebut dalam rangka penyelenggaraan negara
tentunya akan memperoleh hasil yang itu sendiri, maupun dalam berbagai
maksimal apabila didukung pula oleh aspek kehidupan masyarakat,
penerapan good governance di termasuk penerapan good corporate
lembaga-lembaga legislatif dan governance oleh dunia usaha. Di
pengawasan serta yudikatif. pihak lain dunia usaha dan
Daniri dalam sambutan masyarakat juga berkepentingan dan
“Pedoman Umum Good Public memiliki peran dalam mewujudkan
Governance Indonesia” (2008:5) GPG. Oleh karena itu, dalam rangka
menjelaskan good governance secara menciptakan situasi kondusif untuk
ringkas bisa diartikan sebagai rambu- melaksanakan GPG diperlukan tiga
rambu untuk menjalankan amanah- pilar, yaitu negara, dunia usaha dan
amanah secara jujur dan adil. Dalam masyarakat.
konteks korupsi, good governance Dalam Good Public Governance
diartikan sebagai penyelenggaraan terdapat lima asas yaitu :
negara yang bersih dari praktek 1. Demokrasi
korupsi. Sementara itu, penerapan Demokrasi mengandung tiga unsur
GPG merupakan salah satu prasyarat pokok yaitu partisipasi, pengakuan
dalam rangka meningkatkan daya adanya perbedaan pendapat dan
saing Indonesia secara global. Oleh perwujudan kepentingan umum.
Asas demokrasi harus diterapkan Tranparansi diperlukan agar
baik dalam proses memilih dan pengawasan oleh masyarakat dan
dipilih sebagai penyelenggara dunia usaha terhadap
negara maupun dalam proses penyelenggaraan negara dapat
penyelenggaraan negara. Setiap dilakukan secara obyektif. Untuk
orang atau warga masyarakat, laki- itu, diperlukan penyediaan
laki maupun perempuan memiliki informasi melalu sistem informasi
hak suara yang sama dalam proses dan dokumentasi yang dapat
pengambilan keputusan, baik diakses dengan mudah tentang
secara langsung, maupun melalui pola perumusan da nisi peraturan
lembaga perwakilan, sesuai dengan perundang-undangan dan
kepentingan dan aspirasinya kebijakan publik serta
masing-masing. Setiap orang pelaksanaanya oleh masing-masing
memliki hak untuk menyampaikan lembaga negara. Lembaga negara
pendapat bersuara dalam proses harus selalu menyediakan dan
perumusan kebijakan publik, baik mengumumkan informasi proses
secara langsung dan tidak penyusunan peraturan perundang-
langsung. Sedangkan yang menjadi undangan dan kebijakan publik
indikator demokrasi adalah: agar masyarakat dan stakeholder
a. Penghormatan terhadap sesama dapat memahami dan
b. Toleransi melaksanakannya. Hal ini
c. Penghargaan atas pendapat diperlukan agar masyarakat dan
orang lain stakeholder dapat mengawasi dan
d. Kesamaan sebagai warga dan berpartisipasi dalam proses
e. menolak adanya diskriminasi pembuatan kebijakan publik.
(Paul Suparno, 2004: 37). Transparansi memiliki beberapa
Dasar hukum demokrasi di negera dimensi. Dimensi transparansi
Indonesia bersumber dari menurut Mardiasmo (2009:19)
Pancasila dan UUD 1945 sehingga adalah sebagai berikut:
sering di sebut demokrasi a. Invormativeness (informatif)
Pancasila. Demokrasi Pancasila b. Disclosure (pengungkapan)
berintikan musyawarah untuk Sedangkan dasar hukum
mufakat, dengan berpangkal tolak transparansi adalah dengan
pada paham kekeluargaan dan mengacu pada Undang-Undang
Gotong royong yang ditujukan No. 14 tahun 2008,
kepada kesejateraan yang tentang Keterbukaan Informasi
mengandung unsur-unsur Publik adalah salah satu produk
berkesadaran religius berdasarkan hukum Indonesia yang dikeluarkan
kebenaran, kecintaan dan budi dalam tahun 2008 dan
pekerti luhur. diundangkan pada tanggal 30
2. Transparansi April 2008 dan mulai berlaku dua
Transparansi mengandung unsur tahun setelah diundangkan.
pengungkapan (disclosure) dan Undang-undang yang terdiri dari
penyediaan informasi yang 64 pasal ini pada intinya
memadai dan mudah diakses oleh memberikan kewajiban kepada
pemangku kepentingan. setiap Badan Publik untuk
membuka akses bagi setiap penyelenggaraan negara harus
pemohon informasi publik untuk dipertanggungjawabkan kepada
mendapatkan informasi publik, masyarakat atau rakyat sebagai
kecuali beberapa informasi pemegang kedaulatan tertinggi
tertentu. negara sesuai dengan ketentuan
3. Akuntabilitas peraturan perundang-undangan
Akuntabilitas mengandung unsur yang berlaku.
kejelasan fungsi dalam organisasi 4. Budaya Hukum
dan cara Budaya hukum mengandung unsur
mempertanggungjawabkannya. penegakan hukum secara tegas
Akuntabilitas diperlukan agar tanpa pandang bulu dan ketaatan
setiap lembaga negara dan terhadap hukum oleh masyarakat
penyelenggaraan negara berdasarkan kesadaran. Santosa
melaksanakan tugasnya secara (2001:87) menegaskan, bahwa
bertanggung jawab. Untuk itu, Perwujudan good governance
setiap penyelenggaraan negara harus di imbangi dengan komitmen
harus melaksanakan tugasnya pemerintah untuk menegakkan
secara jujur dan terukur sesuai hukum yang mengandung unsur-
dengan ketentuan perundang- unsur sebagai berikut :
undangan dan kebijakan publik a. Supremasi Hukum, yakni setiap
yang berlaku serta menghidari tindakan unsur-unsur kekuasaan
penyalahgunaan wewenang. negara dan peluang partisipasi
Akuntabilitas publik terdiri atas masyarakat dalam kehidupan
dua macam, yaitu (1) akuntabilitas berbangsa dan bernegara
vertikal (vertical accountability) didasarkan hukum peraturan
dan akuntabilitas horisontal yang jelas dan dijamin
(horizontal accountability) (Jones pelaksanaannya secara benar
dan Maurice, 1996; Haryanto, serta independen.
dkk., 2007). Indikator akuntabilitas b. Kepastian hukum, bahwa setiap
adalah: kehidupan berbangsa dan
a. Peran yang Jelas bernegara diatur oleh hukum
b. Harapan dan kinerja yang Jelas yang jelas dan pasti, tidak
c. Pelaporan kredibel duplikasi dan tidak
d. Ulasan wajar dan penyesuaian bertentangan antara satu dengan
(Akram Khan, 2012) . lainnya.
Sedangkan dasar hukum c. Hukum yang responsive, yakni
akuntabilitas adalah mengacu pasal aturan-aturan hukum disusun
3 UU No 28 tahun 1999 berdasarkan aspirasi masyarakat
menyatakan bahwa akuntabilitas luas, mampu mengakomodasi
merupakan salah satu bagian dari berbagai kebutuhan publik
asas umum penyelenggaraan secara adil.
negara. Asas akuntabilitas dalam d. Penegakan hukum yang
undang-undang tersebut bermakna konsisten dan nondiskriminatif,
bahwa akuntabilitas merupakan yakni penegakan hukum yang
asas yang menentukan bahwa berlaku untuk semua orang
setiap dan hasil akhir dari kegiatan tanpa pandang bulu jabatan
maupun status sosialnya sebagai terhadap publik tanpa mengenal
contoh aparat penegak hukum perbedaan kedudukan, keyakinan,
yang melanggar kedisiplinan suku, dan kelas sosial. Clean and
dan hukum wajib dikenakan good governance juga harus
sanksi. didukung dengan asas kesetaraan,
e. Independensi peradilan, yakni yakni kesamaan dalam perlakuan
peradilan yang independen dan pelayanan. Asas ini harus
bebas dari pengaruh penguasa diperhatikan secara sungguh-
atau pengaruh lainnya. sungguh oleh semua
Sayangnya, di negara kita penyelenggara pemerintahan di
independensi peradilan belum Indonesia karena kenyatan
begitu baik dan dinodai oleh sosiologis bangsa kita sebagai
aparat penegak hukum sendiri, bangsa yang majemuk, baik etnis,
sebagai contoh kecilnya yaitu agama, dan budaya. Indikator dari
kasus suap jaksa. Kewajaran dan Kesetaraan adalah:
Masih banyak contoh kasus a. Pemberian akses pelayanan
yang terjadi di republik ini yang kepada masyarakat yang seluas-
semua itu terjadi karena luasnya
rendahnya budaya hukum b. Pelayanan yang merata kepada
masyarakat. Sementara masyarakat tanpa membedakan
pengakuan bahwa Indonesia latar belakang suku, ras, agama,
adalah negara hukum dapat jenis kelamin, serta kemampuan
dilihat pada Pasal 1 ayat 3 atau status sosial-ekonomi.
Undang-Undang Dasar Negara Dasar hukumnya dari Kewajaran
Republik Indonesia Tahun dan Kesetaraan adalah Peraturan
1945. Status sebagai negara Menteri Negara BUMN Nomor
hukum ini tentunya menjadi PER-01/MBU/2011.
acuan untuk melakukan
pembangunan hukum nasional. B. Pemerintah Daerah
Setiap warga negara tentunya Definisi Pemerintahan Daerah
memiliki peran yang sangat berdasarkan UU No 32 Tahun 2004
besar di dalam menghidupi tentang pemerintahan daerah pasal 1
status sebagai negara hukum. ayat 2, adalah penyelenggaraan
5. Kewajaran dan Kesetaraan urusan pemerintahan oleh
Kewajaran dan Kesetaraan pemerintahan daerah dan DPRD
mengandung unsur keadilan dan menurut asas otonomi dan tugas
kejujuran sehingga dalam pembantuan dengan prinsip otonomi
pelaksanaanya dapat diwujudkan yang seluas-luasnya dalam sistem dan
perlakuan setara terhadap prinsip Negara Kesatuan Republik
pemangku kepentingan secara Indonesia sebagaimana dimaksud
bertanggung jawab. Asas dalam Undang-Undang Dasar Negara
kesetaraan dan keadilan adalah Republik Indonesia Tahun 1945.”
kesamaan dalam perlakuan dan (UU No 32 Tahun 2004 tentang
pelayanan publik. Pemerintah Pemerintahan Daerah).
harus bersikap dan berprilaku adil Melihat definisi pemerintahan
dalam memberikan pelayanan daerah seperti yang telah
dikemukakan di atas, maka yang Tahun 2014 yang menyebutkan
dimaksud pemerintahan daerah di sini bahwa pemerintahan daerah adalah
adalah penyelenggaraan daerah kepala daerah sebagai unsur
otonom oleh pemerintah daerah dan penyelenggara pemerintahan daerah
DPRD menurut asas desentralisasi yang memimpin pelaksanaan urusan
dan unsure penyelenggara pemerintah pemerintahan yang menjadi
daerah adalah Gubernur, Bupati atau kewenangan daerah otonom.
Walikota dan perangkat daerah. .
Fungsi pemerintah daerah Metode Penelitian
menurut Undang-undang Republik Jenis penelitian ini adalah
Indonesia No. 32 Tahun 2004 adalah: penelitian deskriptif dengan
a. Pemerintah daerah mengatur dan pendekatan kualitatif. Penelitian
mengurus sendiri urusan deskriptif merupakan penelitian yang
pemerintahan menurut asas dimaksudkan untuk mengumpulkan
otonomi dan tugas pembantuan; informasi mengenai status suatu
b. Menjalankan otonomi seluas- gejala yang ada, yaitu keadaan gejala
luasnya, kecuali urusan menurut apa adanya pada saat
pemerintahan yang menjadi urusan penelitian dilakukan (Arikunto,
pemerintahan dengan tujuan 2006:8). Dalam penelitian ini
meningkatkan kesejahteraan mendeskripsikan mengenai kondisi
masyarakat, pelayanan umum dan yang terdapat di Pemerintah
daya saing daerah; Kabupaten Blitar dalam hal ini
c. Pemerintah daerah dalam mengenai penerapan prinsip good
menyelenggarakan urusan governance dan faktor yang menjadi
pemerintahan memiliki hubungan pendukung dan penghambat
pemerintahan pusat dengan penerapan prinsip good governance
pemerintahan daerah. Dimana pemerintahan daerah Kabupaten
hubungan tersebut meliputi Blitar.
wewenang, keuangan, pelayanan Sumber data penelitian
umum, pemanfaatan sumber daya merupakan faktor penting yang
alam, dan sumber daya lainnya. menjadi pertimbangan dalam
Berdasarkan uraian di atas maka penentuan metode pengumpulan data.
dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Sumber data yang dimaksud dalam
Daerah merupakan pihak yang penelitian adalah dari mana data-data
menjalankan roda perekonomian, ataupun informasi itu diperoleh
pembangunan, dan pelayanan (Purwoko, 2008). Dengan demikian,
masyarakat yang dituntut untuk dapat jenis data yang diperlukan dalam
melaksanakan pemerintahan secara penelitian ini adalah:
transparan dan bertanggung jawab 1. Jenis Data Primer
terhadap pengelolaan keuangan agar Sumber untuk jenis data primer
tercipta pemerintahan yang bersih. diperoleh dari obyek penelitian
Pemerintah Daerah diatur berdasarkan secara langsung, obyek penelitian
Undang-Undang Nomer 23 Tahun meliputi observasi (pengamatan)
2014 sebagai penyempurna dari dan melalui wawancara mendalam
Undang-Undang No.12 Tahun 2008. (in depth interview) dengan pihak-
Menurut Undang-Undang Nomer 23 pihak yang terkait secara langsung
dengan penerapan prinsip good pemerintahan yang baik (good
governance dalam governance) dan demokratis
penyelenggaraan pemerintahan merupakan amanat konstitusional
daerah di Pemerintah Daerah Undang-Undang Dasar Negara
Kabupaten Blitar. Data primer Republik Indonesia Tahun 1945. Pada
diperoleh dari hasil wawancara aspek demokrasi terkait dengan
yang dilakukan kepada Pemerintah penerapan prinsip good governance
Daerah Kabupaten Blitar dan staff dalam penyelenggaraan pemerintahan
serta LSM Kabupaten Blitar. daerah di Sekretaris Daerah
2. Jenis Data Sekunder Kabupaten Blitar, yaitu dengan cara
Sumber-sumber sekunder terdiri melakukan Musrenbang yang
atas berbagai macam, dari surat- dilakukan oleh Bappeda. Diatur
surat pribadi, notula rapat dalam Undang-Undang Nomor 25
perkumpulan, sampai dokumen- Tahun 2004 serta anggota DPRD tiap
dokumen resmi dari berbagai komisi melakukan reses, dan setelah
instansi pemerintah (Nasution, itu diadakan rapat paripurna untuk
2007:143). Data sekunder ini juga membicarkan apa yang dibutuhkan
dapat diperoleh berdasarkan data oleh masyarakat dan DPRD
pendukung yang berasal dari berkomunikasi dengan dinas terkait.
dokumen, catatan, laporan serta Mengingat pelaksanaan GCG oleh
arsip yang berkaitan dengan fokus dunia usaha tidak mungkin dapat
penelitian yang ada di Pemerintah diwujudkan tanpa adanya good public
Daerah Kabupaten Blitar dan kasus governance dan partisipasi
yang terjadi di Kabupaten Blitar masyarakat.
terkait dengan penerapan prinsip Pelaksanaan good public
good governance. governance terutama sangat penting
Analisis data yang digunakan melalui penegakan kepatuhan
selanjutnya ialah analisis selama di terhadap hukum sehingga dapat
lapangan. Objek penelitian dalam dicegah terjadinya praktik suap,
penelitian ini yaitu Pemerintahan korupsi dan sejenisnya (Menteri
Daerah Kabupaten Blitar. Aktivitas Negara Pendayagunaan Aparatur
dalam analisis data kualitatif NegaraDan Reformasi Birokrasi
dilakukan secara interaktif dan Republik Indonesia, 2010). Oleh
berlangsung secara terus menerus karenanya Bappeda melaksanakan
sampai tuntas. musrenbang dengan cara melakukan
musyawarah pada tingkat desa
Hasil Penelitian (mengajak masyarakat desa
1. Prinsip Demokrasi. setempat), lalu tingkat kelurahan dan
Mengacu pada Peraturan Daerah kecamatan dan sampai tingkat
(Perda) Propinsi Jawa Timur kabupaten (Bottom up). Menurut
Nomor 11 Tahun 2005, bahwa LAN (Lembaga Administrasi Negara)
kewajiban Pemerintah sebagai dalam Sedarmayanti (2012:4)
penyelenggaran utama pelayanan menyimpulkan bahwa wujud good
publik untuk melayani kebutuhan governance adalah penyelenggaraan
publik yang lebih baik sesuai dengan pemerintahan yang solid dan
prinsip-prinsip tata kelola bertanggungjawab, serta efisien dan
efektif, dengan menjaga peraturan perundang-undangan dan
“kesinergisan” interaksi yang kebijakan publik agar masyarakat dan
konstruktif diantara domain negara, stakeholder dapat memahami dan
sektor swasta dan msyarakat. melaksanakannya. Hal ini diperlukan
Pemerintah Daerah Kabupaten agar masyarakat dan stakeholder
Blitar aktif melakukan evaluasi dapat mengawasi dan berpartisipasi
dengan menggunakan “Keputusan dalam proses pembuatan kebijakan
Menteri dalam Negeri NOMOR : publik (UNDP, 1997).
050-187/Kep/Bangda/2007” tentang Adanya website Pemerintah
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Daerah Kabupaten Blitar tersebut,
Pelaksanaan Penyelenggaraan menandakan Pemda Blitar sadar akan
Musyawarah Perencanaan kemajuan teknologi informasi saat ini.
Pembangunan (MUSRENBANG). Namun disamping itu masih
Hal tersebut senada dengan keinginan kurangnya pemanfaatan yang
masyarakat luas untuk memilik maksimal dari pengelolaan website
pemerintahan yang mempunyai tersebut. Menurut Zainal (2010) 7
pelayanan yang terbaik, jika hal kriteria yang menentukan website itu
tersebut tercapai rasa saling percaya baik atau buruk adalah salah satunya
antara pemerintah dan masyarakat konten yang bermanfaat. Seharusnya
luas akan terjadi. Mas Achmad Daniri banyak kemudahan informasi yang
dalam sambutan “Pedoman Umum dapat diberikan mengenai kinerja dan
Good Public Governance Indonesia” anggaran pemerintah daerah dalam
(2008:5) menjelaskan good website Pemda Blitar tersebut.
governance secara ringkas bisa Mengenai kejelasan prosedur
diartikan sebagai rambu-rambu untuk pengelolaan keuangan yang
menjalankan amanah-amanah secara ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
jujur dan adil. Dalam konteks Kabupaten Blitar bisa dilihat melalui
korupsi, good governance diartikan Peraturan Bupati Blitar Nomor 39
sebagai penyelenggaraan negara yang Tahun 2009 tentang Sistem dan
bersih dari praktek korupsi. Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah. Perbup ini merupakan
2. Asas Transparansi turunan dari Permendagri Nomor 13
Pada asas transparansi Sekretaris tahun 2006. Pengelolaan keuangan
Daerah Kabupaten Blitar berorientasi daerah ini dimulai dari perencanaan,
pada kemudahan akses informasi pelaksanaan, penatausahaan,
yang dibutuhkan dan bisa dipahami pelaporan, pertanggungjawaban, dan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan pengawasan keuangan daerah, dan
melalui www.blitarkab.go.id dan kebanyakan kita sudah menggunakan
www.BPKAD.blitar.go.id. khususnya aplikasi secara online, seperti SIMDA
mengenani masalah pengelolaan dalam melakukan pengeloaan
keuangan dan aset daerah. keuangan dan asset.
Transparansi harus dibangun dalam Sesuai dengan asas dalam Good
rangka kebebasan aliran informasi. Public Governance yang salah
Lembaga negara harus selalu satunya adalah asas transparansi yang
menyediakan dan mengumumkan mengandung unsur pengungkapan
informasi proses penyusunan (disclosure) dan penyediaan informasi
yang memadai dan mudah diakses danpemerintahan yang berfungsi ideal
oleh pemangku kepentingan. apabila melakukan upaya mencapai
Tranparansi diperlukan agar tujuan nasional secara efektif dan
pengawasan oleh masyarakat dan efisien. Hal ini terlihat pada adanya
dunia usaha terhadap perjanjian kinerja antara kepala dinas
penyelenggaraan negara dapat dan kepala bidang, serta bawahannya
dilakukan secara obyektif. Untuk itu, berdasarkan PERMENPAN 53 tahun
diperlukan penyediaan informasi 2014, jadi perjanjian kinerja itu
melalu sistem informasi dan seperti kontrak kerja yang harus
dokumentasi yang dapat diakses diselesaikan dan mempunyai
dengan mudah tentang pola indikator penilaian. Jika ada
perumusan dan isi peraturan pekerjaan yang tidak mencapai 100
perundang-undangan dan kebijakan %, akan ada teguran, tergantung
public serta pelaksanaanya oleh dibagian mana pekerjaan tersebut di
masing-masing lembaga negara. kerjakan. Proses akuntabilitas
merupakan prasayarat yang
3. Asas Akuntabilitas diperlukan untuk mencapai kinerja
Prinsip akuntabilitas yang berkesinambungan.
Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar
dapat dilihat di Peraturan Bupati 4. Asas Budaya Hukum
Nomor 69 tahun 2016 tentang Asas budaya hukum yang
Struktur Organisasi BPKAD yang diterapkan pada Badan Pengelolaan
didalamnnya mengatur tentang Keuangan dan Aset Daerah
tupoksi yang berisi tugas-tugas yang Kabupaten Blitar mengacu pada
harus dilakukan mulai dari kepala Peraturan Pemerintah Nomor 53
dinas sampai kelompok jabatan tahun 2010 tentang disiplin PNS.
fungsional. Akuntabilitas Pemberian sanksi sesuai hukum yang
mengandung unsur kejelasan fungsi berlaku, pegawai yang
dalam organisasi dan cara menyalahgunakan wewenang itu bisa
mempertanggungjawabkannya. dituntut dan diperkarakan secara
Akuntabilitas diperlukan agar setiap hukum adminitrasi negara serta bisa
lembaga negara dan penyelenggaraan dituntut secara hukum pidana dan
negara melaksanakan tugasnya secara perdata. Kemudian sanksi adminitrasi
bertanggung jawab. Untuk itu, setiap itu bisa yang dari tingkat rendah
penyelenggaraan negara harus seperti teguran lisan sampai yang
melaksanakan tugasnya secara jujur paling tinggi pemberhentian tidak
dan terukur sesuai dengan ketentuan terhormat, sesuai dengan tingkat
perundang-undangan dan kebijakan penyalahgunaan yang dilakukan.
publik yang berlaku serta Komite Nasional Kebijakan
menghindari penyalahgunaan Governance tahun 2008 menerbitkan
wewenang. “Pedoman Umum Good Public
Prinsip akuntabilitas sudah Governance Indonesia”. Pedoman ini
terkandung dalam nilai bertanggung diterbitkan untuk menyempurnakan
jawab. Orientasi ideal peraturan yang sudah ada dan
Good Governance diarahkan pada diharapkan dapat menjadi acuan
pencapaian tujuan nasional
dalam pelaksanaan good governance perundang-undangan. Penetapan
di sektor publik. persyaratan, baik teknis maupun
Salah satunya adalah budaya administratif harus seminimal
hukum mengandung unsur penegakan mungkin dan dikaji terlebih dahulu
hukum secara tegas tanpa pandang agar benar-benar sesuai atau relevan
bulu dan ketaatan terhadap hukum dengan jenis pelayanan yang akan
oleh masyarakat berdasarkan diberikan.
kesadaran. Oleh karena itu Dennis A. Rondinelli pernah
Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar mengingatkan bahwa penyebab
selalu melakukan sosialisai kepada kegagalan utama dalam melaksanakan
pegawai, tentang pentingnya orientasi pelayanan publik ini
kesadaran hukum bagi para aparatur (jelasnya, tugas desentralisasi) adalah:
negara. Kuatnya komitmen budaya politik
yang bernuansa sempit; kurangnya
5. Asas Kewajaran dan Kesetaraan tenaga-tenaga kerja yang terlatih dan
Asas terakhir dalam Good trampil dalam unit-unit lokal;
Public Governance adalah kewajaran kurangnya sumber-sumber dana untuk
dan kesetaraan, seperti yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung
dilihat pada Sekretaris Daerah jawab; adanya sikap keengganan
Kabupaten Blitar yang berorientasi untuk melakukan delegasi wewenang;
pada pelayanan terhadap masyarakat dan kurangnya infrastruktur teknologi
dengan cara melindungi dan dan infra struktur fisik dalam
mengutamakan hak-hak masyarakat. menunjang pelaksanaan tugas-tugas
Pelayanan kepada masyarakat ini juga pelayanan publik. Demikian juga
sudah berdasarkan dengan asas Malcolm Walters menambahkan
kewajaran yang diberikan oleh bahwa kegagalan daripada pelayanan
Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar. publik ini disebabkan aparat
Kewajaran dan Kesetaraan (birokrasi) tidak menyadari adanya
mengandung unsur keadilan dan perubahan yang terjadi dalam budaya
kejujuran sehingga dalam masyarakatnya dari budaya yang
pelaksanaanya dapat diwujudkan bersifat hirarkhis, budaya yang
perlakuan setara terhadap pemangku bersifat individual, budaya yang
kepentingan secara bertanggung bersifat fatalis, dan budaya yang
jawab. Oleh karena itu kebijakan bersifat egaliter Siagian, (Sondang P,
yang ditetapkan oleh Pemerintah 2000).
Daerah Kabupaten Blitar adalah
pengelolaan asset daerah dan Kesimpulan
keuangan dilakukakan secara Penerapan prinsip Good
professional. Governance dalam penyelenggaraan
Maka untuk memperoleh pemerintahan Daerah Kabupaten
pelayanan, masyarakat harus Blitar mencakup asas demokrasi yaitu
memenuhi persyaratan yang telah dengan cara melakukan Musrenbang
ditetapkan oleh pemberi pelayanan, yang dilakukan oleh Bappeda. Pada
baik berupa persyaratan teknis dan asas transparansi berorientasi pada
atau persyaratan administratif sesuai kemudahan akses informasi yang
dengan ketentuan peraturan dibutuhkan dan bisa dipahami oleh
pihak-pihak yang berkepentingan kerja harus dipenuhi, karena takut
melalui www.blitarkab.go.id dan dikriminalisasi karena tugasnya tidak
www.BPKAD.blitar.go.id. terpenuhi.
Pemerintah Kabupaten Blitar sudah Dan dari penyajian data tersebut
mengacu pada instruksi Menteri ada beberapa saran, yaitu:
Dalam Negeri Nomor 188.52/1797/SJ 1. Untuk DPRD dan Bappeda, dalam
tentang Peningkatan Transparansi pelaksanaan perencanaan program
Pengelolaan Anggaran Daerah untuk diharapkan keterlibatan
mendukung penerapan prinsip Good masyarakat semakin ditingkatkan.
Governance. Selain itu, program yang dipilih
Asas akuntabilitas dapat dilihat di diharapkan benar-benar sesuai
Peraturan Bupati Nomor 69 tahun dengan kebutuhan masyarakat.
2016 tentang Struktur Organisasi Pemerintah juga harus
BPKAD yang didalamnya mengatur mempertimbangkan laporan
tentang tupoksi yang berisi tugas- keuangan pada tahun anggaran
tugas yang harus dilakukan mulai dari sebelumnya sehingga dalam proses
kepala dinas sampai kelompok perencanaan program bisa
jabatan fungsional. Pada asas budaya memperbaiki program pada tahun
hukum yang diterapkan mengacu anggaran selanjutnya.
pada Peraturan Pemerintah Nomor 53 2. Diharapkan masyarakat ikut dalam
tahun 2010 tentang disiplin PNS. proses pertanggungjawaban. Peran
Selain itu, asas kewajaran dan DPRD menggantikan peran
kesetaraan, yang berorientasi pada masyarakat sudah maksimal cuma
pelayanan terhadap masyarakat lebih baiknya masyarakat juga ikut
dengan cara melindungi dan berpartisipasi secara aktif.
mengutamakan hak-hak masyarakat. 3. Untuk PPID dan SKPD pada
Factor penghambat dalam pemerintahan Kabupaten Blitar,
penerapan prinsip Good Governance penerapan prinsip Good
dalam penyelenggaraan pemerintahan Governance dalam
Daerah Kabupaten Blitar adalah penyelenggaraan pemerintahan
adanya aspirasi masyarakat yang daerah perlu dimaksimalkan.
belum bisa terpenuhi karena Kekurangan yang terjadi adalah
keterbatasan APBD. Selain itu kurangnya sumber daya manusia
Organisasi perangkat daerah yang yang ahli dalam teknologi
bersangkutan kurang memperhatikan informasi. Baik pada PPID
masalah Good Governance. maupun SKPD terkait masih
Pelaksaanaan progam kegiatan tidak belum memiliki orang yang tepat
bisa sampai 100 persen, dilihat dari dalam penerapan Good
program kegiatan. Kendala yang Governance.
membuat target tidak bisa terpenuhui 4. Pertanggungjawaban horisontal
itu seperti (1) SDM, tidak mempunyai kepada masyarakat harus
kapabilitas sesuai bidangnnya, salah dilaksanakan secara maksimal,
masuk. (2) Sulitnya dari kontrak kerja perlu adanya sistem yang jelas.
ada beberapa kontrak kerja yang Karena selama ini, pelaksanaan
berhubungan dengan kepentingan pertanggungjawaban mulai dari
politik. Artinya kebanyakan kontrak perencanaan sampai penganggaran
masih tumpang tindih. Perlunya untuk diakses mayarakat secara
koordinasi antara PPID dan SKPD umum.
terkait dalam penyelenggaraan 6. Untuk Bappeda, PPID dan
informai untuk BPKAD, perlu adanya sistem yang
pertanggungjawaban kepada dapat melihat seberapa banyak
masyarakat. pengunjung dan yang men-
5. Untuk BPKAD dan PPID, dalam download informasi anggaran. Hal
proses transparansi informasi ini dapat menjadi indikator, bahwa
anggaran sudah dilaksanakan webite transparansi.blitarkab.go.id
secara baik. Namun, perlu adanya dapat meningkatkan keterbukaan
sosialisasi kepada masyarakat informasi dan kesadaran
terkait website transparansi masyarakat dalam pengelolaan
anggaran. Karena informasi ini keuangan daerah.
hanya diketahui oleh pihak-pihak
yang berkepentingan namun sulit

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Danim, Sudarwan. 2000. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Effendi, Sofian. 2005. Membangun Budaya Birokrasi Untuk Good Governance.
Makalah Seminar Lokakarya Nasional Reformasi Birokrasi
Diselenggarakan Kantor Menteri Negara PAN 22 September 2005.
Gilpin. 2001. Global Political Economy: Understanding the International
Economic Order. New Jersey: Princeton University Press.
Handoko, H, 1998, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2,.
BBPE, Yokyakarta.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2003. Good Governance Dalam Pembangunan
Berkelanjutan Di Indonesia. Makalah Untuk Lokakarya Pembangunan
Hukum Nasional ke VIII di Bali, tanggal 15 Juli 2003.
Hunja, Robert. 2009. Overview of the Public Procurement Process. A Regional
Forum on Procurement Monitoring as a Social Accountability Tool
Advancing Citizen’s Engagement With Government. Ateneo School of
Government.
Mardiasmo. 2001. Perencanaan Keuangan Publik sebagai Tuntutan dalam
Pelaksanaan Pemerintahan Daerah yang Bersih dan Berwibawa. Jakarta.
Diskusi Panel Nasional
Mahmudi. 2015, Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Achmad Daniri 2008. Pedoman Umum Good Public Governance Indonesia.
Komite Nasional Kebijakan Governance
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur NegaraDan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia,
2010. Pedoman UmumGood Public Governance. Komite Nasional Kebijakan
Governace
Miles,M.B, Huberman,A.M, dan Saldana,J. 2014. Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan
Tjetjep Rohindi Rohidi, UI-Press.
Muluk, Khairul,2009. Peta Konsep dan Desentralisasi Pemerintahan Daerah”,,
ITS Press. Surabaya.
Nasution, 2007. Metode Research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara
Notodisoerjo, Soegondo, 2002. Hukum Notariat Di Indonesia, Rajawali : Jakarta
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru Dan
Angka Kreditnya.
Purwoko, Budi. 2008. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling.
Surabaya: Unesa University Press.
Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah : Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Santosa, 2001, Good Governance & Hukum Lingkungan, Jakarta: ICEL.
Sedarmayanti. 2012. Good Governance Kepemerintahan yang Baik. Bagian.
Kedua Edisi Revisi. CV Mandar Maju. Bandung.
Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:
CV. Mandar Maju.
Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
UNDP 2004, Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 2004, Menuju Konsensus
Baru Demokrasi dan pembangunan Manusia Di Indonesia, Bappenas,
BPS, UNDP. Jakarta
UNDP. 1997. “Governance for sustainable human development”
UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Wiratraman, Herlambang Perdana. 2007. Neo-Liberalisme, Good Governance,
dan Hak Asasi Manusia. Jurnal Hukum Jentera XV, Januari-Maret 2007
Zainal, Ali. 2010. Cepat dan Mudah Membuat Website keren. jakarta : Media
Kita.

You might also like