You are on page 1of 8

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th.

2018

PENGARUH LAMA INKUBASI DAN KADAR GARAM DALAM PEMBUATAN


HIDROLISAT PROTEIN IKAN KAKAP MERAH ( LUTJANUS CAMPHECANUS )
TERHADAP PROFIL ASAM AMINONYA

(Effect of Incubation Time and Salt Concentration in Red Snapper ( Lutjanus


camphecanus) Fish Protein Hydrolyzate Processing on the Amino Acid Profile)

Retnosyari Septiyani 1,3 , Suwedo Hadiwiyoto 2


1ProgStudi Bisnis Jasa Makanan, Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Pramuka, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta (Kampus 2 Unit B)
2 Prog Studi Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada
3)email : retnosyari.septiyani@culinary.uad.ac.id

Diterima tanggal : 22 November 2018 / Disetujui tanggal 22 Desember 2018

ABSTRACT
Protein hydrolyzate was define as a product hydrolysis of protein such as soybean, milk protein, meat or fish protein by proteases,
acid or alkaline solutions. The objective of this experiment was to study the effect or incubation time and salt concentration in red
snapper fish protein hydrolyzate processing on the chemical properties, including water, ash, total protein, soluble protein, salt
contents and amino acid profile. Red snapper fish protein hydrolyzate was produced by gutted fish fermentation in salted acidic
solution at room temperature (37 C ). The salt concentration for processing were 2,5%, 5%, 10%, and 20% w/w. The incubation
time was varied 0 to 28 days. The result showed that water, ash, total protein, soluble protein, and salt contents of red snapper
fish protein hydrolyzates product were increased with the increasing of incubation time. The addition of salt during processing also
increased ash and salt contents, but water, total protein, and soluble protein contents of red snapper fish protein hydrolyzates
were decreased. The amino acid such as aspartic acid, glutamic acid, serine, hystidine, glysine, threonine, arginine, alanine,
tyrosine, methionine, valine, phenilalanine, isoleusine, leusine, and lysine were detected in the red snapper fish protein hydrolyzed
produced from 20% salt addition. Treatments at 10% salt addition to the process produced highest value of each amino acid,
dominated by lysine (135,63 mg/g protein), arginine( 9,4 mg/g protein), and glutamic acid ( 90,19 mg/g protein)

Keywords: Amino Acid, Fish Protein Hydrolyzate, Incubation Time, Red Snapper, Salt Concentration

ABSTRAK
Hidrolisat Protein didefinisikan sebagai produk hasil pemecahan protein yang diperoleh dari hasil reaksi enzimatis, penambahan
asam atau penambahan alkali yang terbuat dari kedelai, daging atau ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
lama inkubasi dan kadar garam terhadap kadar air, kadar abu, kadar protein total, dan kadar protein terlarut serta kadar garam
hidrolisat protein ikan kakap merah ( Lutjanus camphecanus) serta profil asam aminonya. Hidrolisis protein dilakukan dengan cara
mencampur ikan dengan asam cuka komersial sebanyak 2/3 dari berat ikan dan garam. Pada proses pembuatan hidrolisat
protein ikan ini dilakukan variasi penambahan garam sebesar 2,5%, 5%,10%, dan 20% dari berat ikan serta variasi waktu
inkubasi selama 0 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari pada suhu 37oC . Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air, kadar
abu, kadar protein total, kadar protein terlarut dan kadar garam hidrolisat protein ikan kakap merah cenderung meningkat selama
inkubasi tetapi dengan semakin tingginya garam yang ditambahkan kecenderungannya akan menurunkan kadar air, kadar protein
dan kadar protein terlarut. Kadar abu dan kadar garam tetap cenderung meningkat dengan penambahan garam yang dilakukan.
Profil asam amino pada produk hidrolisat protein ikan kakap merah secara kualitatif paling banyak pada kadar garam 20% yaitu
asam amino aspartat, glutamat, serin, histidin, glisin, treonin, arginin, alanin, tirosin, metionin, valin, fenilalanin, isoleusin, leusin,
dan lisin. Secara kuantitatif kandungan asam-asam amino yang paling banyak jumlahnya pada kadar garam 10%, yaitu lisin
(135,63 g/g protein), arginin (9,45 mg/g protein) dan asam glutamat (90,19 mg/g protein).

Kata kunci : Asam Amino, Hidrolisat Protein Ikan, Ikan Kakap Merah, Kadar Garam, Lama Inkubasi

PENDAHULUAN alkali menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana


dan asam-asam amino (deMan, 1999).
Hidrolisat protein ikan adalah produk Selama ini telah banyak penelitian tentang
pemecahan protein yang dihasilkan dari hasil reaksi hidrolisat protein ikan terutama untuk memperbaiki
enzimatis, penambahan asam maupun penambahan proses pembuatan yang secara tradisional
memerlukan waktu berbulan-bulan. Salah satu usaha
yang dilakukan adalah mempersingkat waktu

519
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

hidrolisis pada pembuatan hidrolisat protein ikan Oleh karena itu dilakukan penelitian yang
antara lain dengan mengkaji teknik pembuatan bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi
hidrolisat protein ikan dengan asam, basa, atau dan kadar garam dalam proses pembuatan hidrolisat
enzim serta pemanfaatan beberapa jenis ikan dalam protein ikan kakap merah (Lutjanus camphecanus )
pembuatan hidrolisat ikan. Penelitian tersebut antara terhadap komponen proksimatnya yang meliputi
lain menggunakan enzim alkalase, neutrase, papain kadar air, kadar abu, kadar protein total, dan kadar
dan enzim endogen pada pembuatan hidrolisat ikan ( protein terlarut serta mengetahui profil asam
Gesualdo dan Li-Chan, 1999). Dari beberapa kajian aminonya sebagai bahan pertimbangan perbaikan
yang telah dilakukan belum banyak didapati kualitas hidrolisat ikan dengan nilai gizi yang tinggi.
informasi mengenai perubahan kimiawi pada
hidrolisat protein ikan selama proses pembuatan
hidrolisat protein ikan. Informasi mengenai
BAHAN DAN METODE
perubahan komposisi kimiawi pada ikan selama
proses pembuatan hidrolisat sangat penting untuk Bahan
mengetahui nilai nutrisi ikan maupun metode Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian
pengolahannya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian ini terdiri atas bahan baku dan bahan pembantu.
lebih lanjut untuk mengetahui perubahan sifat kimia Bahan baku yang digunakan adalah ikan kakap
pada hidrolisat ikan selama proses pebuatannya. merah ( Lutjanus camphecanus ) yang diperoleh dari
Selama proses pembuatan hidrolisat, protein Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Semarang.
ikan terpecah menjadi peptida-peptida dan asam Sedangkan bahan pembantu yang digunakan adalah
amino. Dari protein tersebut akan diperoleh asam garam dapur merk “GM” dan asam cuka komersial
amino esensial dan asam amino non esensial. Asam merk “Prima Sari” untuk proses pembuatan hidrolisat
amino esensial adalah asam amino yang sangat protein ikan serta bahan-bahan pembantu untuk
dibutuhkan oleh tubuh manusia dan harus diberikan analisis kimiawi.
dari luar karena tubuh manusia tidak mampu
Metode
mensintesisnya sedangkan asam amino non esensial
Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi
dapat disintesis dalam tubuh manusia (Sanceda
pembuatan hidrolisat protein ikan dan analisis
et.al, 1990). Asam-asam amino yang terbentuk
proksimat produk yang dihasilkan serta analisis
selama fermentasi tersebut juga mempengaruhi sifat
kandungan asam aminonya. Cara pembuatan
organoleptik dari hidrolisat protein yang dihasilkan.
hidrolisat protein ikan dan analisis yang dilakukan
dapat dilihat pada Gambar 1.

Garam Ikan Kakap Merah Asam Asetat

Penyiangan

Pengecilan ukuran ( dipotong-potong/dicacah )

Variasi garam:
0%; 2,5%; 5%; 10%; 20% pH 3 – 4 (asam asetat : ikan = 2 : 3 )

Pencampuran

Inkubasi suhu kamar

Hidrolisis Protein Ikan

Pemisahan padatan dan cairan (hidrolisat) pada hari ke-0; 7; 14; 21 dan 30

Analisis proksimat dan analisis profil asam amino dengan metode kromatografi kolom penukar kation dan
HPLC

Gambar 1. Proses Pembuatan Hidrolisat Protein Ikan Kakap Merah ( Lutjanus camphecanus )

520
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

Tahap pertama dalam pembuatan hidrolisat asam amino digunakan untuk mengetahui profil
protein ikan adalah ikan disiangi dan dicuci dengan asam amino secara kualitatif dengan
air bersih. Setelah itu dilakukan pengecilan ukuran membandingkan antara kromatog sampel dengan
dengan cara dipotong kecil-kecil menggunakan kromatog standar secara kuantitatif dengan
pisau. Fermentasi dilakukan dengan penambahan perhitungan luas area yang didapat dari masing-
asam cuka dalam jumlah 2/3 dari berat ikan dan masing sampel.
penambahan garam dengan konsentrasi tertentu (
0%, 2,5%, 5%, 10%, dan 20% ). Kemudian dilakukan
inkubasi suhu ruang ( 37⁰ C ). Supaya terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN
fermentsi maka waktu inkubasi divariasi selama 0
hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Pada akhir Analisis Proksimat Ikan Kakap Merah ( Lutjanus
inkubasi cairan dan padatan dipisahkan dengan cara comphecanus )
penyaringan menggunakan kain saring dan Hasil analisis proksimat ikan kakap merah
penyaring vakum. Cairan yang diperoleh inilah yang segar dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel
disebut hidrolisat protein ikan.Data yang diperoleh 1. dapat diketahui bahwa komponen yang paling
pada penelitian ini meliputi data hasil analisis banyak pada ikan kakap merah adalah air
proksimat ikan kakap merah segar dan analisis sebesarn77,31%. Ikan kakap merah juga mempunyai
proksimat serta analisis asam amino pada produk kandungan protein yang cukup tinggi yaitu sebesar
hidrolisat protein ikan yang meliputi kadar air, kadar 14,08% tetapi kadar lemaknya rendah hanya sekitar
abu, kadar protein total, kadar protein terlarut dan 1,69%. Dari hasil proksimat tersebut dapat diketahui
kandungan asam amino dengan metode HPLC. Data bahwa ikan kakap merah berpotensi sebagai sumber
analisis proksimat dianalisis dengan regresi linier protein dan dapat digolongkan dalam kelompok ikan
untuk mengetahui kecenderungan pengaruh garam kurus ( Lean fish ) yaitu ikan yang memiliki
yang ditambahkan dan lama inkubasi dalam kandungan air dan protein cukup tinggi dengan
pembuatan hidrolisat protein ikan. Data kandungan kandungan lemak yang rendah ( kurang dari 3% ).

Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Ikan Kakap Merah Segar


Kadar
No Komponen %wb %db
1. Air 77,31 ± 1,81 -
2. Abu 1,17 ± 0,07 1,51 ± 0.09
3. Protein total 14,08 ± 0,47 18,20 ± 0,63
4. Protein terlarut 5,20 ± 0,17 2,22 ± 0,18
5. Lemak 1,69 ± 0,10 2,22 ± 0,18

Analisis Proksimat Hidrolisat Protein Ikan terjadi selama proses hidrolisis karena konsentrasi
Kadar Air garam yang tinggi. Garam bersifat higroskopis
Hidrolisat protein ikan yang didapat berupa sehingga dalam proses salting out, semakin banyak
cairan sehingga akan memiliki kadar air yang tinggi garam yang ditambahkan akan semakin tinggi terjadi
dibandingkan dengan ikan segar. Hasil analisis kadar kompetisi pengikatan antara air dengan garam dan
air pada produk hidrolisat protein ikan kakap dapat protein sehingga kadar air menurun dengan semakin
dilihat pada Tabel 2. tingginya kadar garam (Fennema and Owen, 1985)
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa kadar air
hidrolisat protein pada perlakuan kadar garam 2,5% Kadar Abu
dan 5% menunjukan kenaikan selama inkubasi. Kadar abu dan komposisinya tergantung pada
Selama hidrolisis berlangsung terjadi pembebasan macam bahan dan cara pengabuan. Kadar abu pada
air dari jaringan ikan yang disebabkan menurunnya produk hidrolisat protein ikan dapat dilihat pada
kemampuan menahan air ( WHC ) karena terurainya Tabel 3. Dari Tabel 3. dapat diketahui bahwa kadar
jaringan otot oleh enzim proteolitik ( Sudarmadji, abu pada produk hidrolisat protein ikan
1989 ). Hal tersebut menyebabkan bertambahanya kecenderungannya meningkat dengan meningkatnya
cairan hidrolisat sehingga kadar air meningkat. kadar garam selama proses inkubasi. Menurut
Namun kadar air hidrolisat protein ikan pada Sumardji (1996), kadar abu dalam suatu bahan
perlakuan kadar garam 10% dan kadar garam 20% berhubungan dengan kandungan mineral pada
selama inkubasi mengalami penurunan. Hal tersebut bahan tersebut. Hal tersebut berarti bahwa
berarti bahwa kadar garam yang semakin tinggi akan penambahan garam berpengaruh terhadap kadar
berpengaruh terhadap penurunan kadar air dalam mineral pada produk hidrolisat protein ikan. Semakin
produk hidrolisat protein ikan. Penurunan kadar air tinggi kadar garam yang ditambahkan berarti
tersebut dipengaruhi adanya proses salting out yang semakin meningkati jumlah mineral pada produk.

521
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

Kenaikan kadara abu produk yang dihasilkan berasal yang ditambahkan.


dari mineral-mineral yang terkandung pada garam

Tabel 2. Kadar Air Hidrolisat Protein Ikan ( dalam % )


Inkubasi ( hari )
Perlakuan 0 7 14 21 28
Garam 2,5% 96,76±0,15 95,94±0,18 93,59±0,15 94,44±0,21 96,58±0,47
Garam 5% 94,89±0,03 91,22±0,12 92,80±0,34 93,07±0,48 93,94±0,18
Garam 10% 93,11±0,17 92,97±0,08 90,76±0,06 88,41±0,87 87,09±0,26
Garam 20% 85,76±0,18 85,24±0,20 84,92±0,50 84,49±0,35 84,28±0,03
Keterangan : angka di atas merupakan angka rata-rata

Tabel 3. Kadar Abu Hidrolisat Protein Ikan (dalam %)


Inkubasi ( hari )
Perlakuan 0 7 14 21 28
Garam 2,5% 2,47 ± 0,08 1,59 ± 0.11 2,38 ± 0,07 1,58 ± 0,16 1,94 ± 0,03
Garam 5% 4,21 ± 0,24 3,68 ± 0,29 3,17 ± 0,29 2,59 ± 0,26 3,26 ± 0,30
Garam 10% 6,11 ± 0,07 5,26 ± 0,10 6,33 ± 0,11 6,12 ± 0,17 6,90 ± 0,05
Garam 20% 13,38 ± 0,10 11,57 ± 0,04 12,25 ± 0,41 12,03 ± 0,04 11,63 ±0,22
Keterangan : angka di atas merupakan angka rata-rata

Kadar Protein Total yang mempunyai ukuran serta berat molekul yang
Kadar protein merupakan salah satu syarat lebih kecil sehingga lebih mudah terekstrak.
mutu dari produk hidrolisat protein ikan. Hasil analisis Sedangkan semakin tinggi kadar garam yang
kadar protein total dapat dilihat pada Tabel 4. Dari ditambahkan dalam proses pembuatan hidrolisat ikan
Tabel 4. dapat diketahui bahwa selama inkubasi menunjukan kecenderungan semakin menurunya
kadar protein total pada produk hidrolisat protein ikan kadar protein total pada produk hidrolisat ikan. Hal
mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat tersebut berarti garam berpengaruh terhadap
dikarenakan jumlah protein yang terekstrak penurunan kadar protein total yang terjadi yaitu
dipengaruhi oleh lamanya inkubasi yang dilakukan. garam akan mendenaturasi larutan koloidal protein
Semakin lama waktu inkubasi yang dilakukan akan dan mengakibatkan koagulasi. Menurut Rahayu
semakin banyak protein yang terekstrak karena (1997), garam yang masuk ke dalam jaringan ikan
semakin lama inkubasi berbagai macam proses akan menimbulkan berbagai perubahan kimiawi,
enzimatis dan mikrobiologis terjadi. Selain itu selama fisikawi, dan mikrobiologis yang mengakibatkan
proses inkubasi berlangsung terjadi degradasi perubahan komponen terutama protein dalam daging
protein yang menghasilkan peptida dan asam amino ikan.

Tabel 4.Kadar Protein Total Hidrolisat Protein Ikan ( dalam % )


Inkubasi ( hari )
Perlakuan 0 7 14 21 28
Garam 2,5% 0,61±0,10 4,22±0,07 5,36±0,29 3,90±0.08 6,22±0,21
Garam 5% 0,63±0,03 5,15±0,37 4,53±0,17 3,66±0,12 5,21±0,29
Garam 10% 0,64±0,07 2,68±0,13 3,44±0,19 5,11±0,07 6,10±0,29
Garam 20% 0,56±0,04 2,51±0,97 2,32±0,08 2,76±0,35 3,97±0,08
Keterangan : angka di atas merupakan angka rata-rata

Kadar Protein Terlarut yang ditambahkan maka kecenderungannya kadar


Hasil analisis kadar protein terlarut dapat dilihat protein terlarut semakin turun. Menurut Fennema dan
pada Tabel 5. Dari Tabel 5. dapat diketahui bahwa Owen (1985), salah satu sifat protein ikan yang
lama inkubasi dan kadar garam berpengaruh berubah karena denaturasi garam adalah
terhadap kelarutan protein pada hidrolisat protein kelarutannya. Dalam larutan garam, kelarutan
ikan. Semakin lama inkubasi, protein terlarut dalam meningkat ( salting in ) atau menurun ( salting out )
hidrolisat protein ikan kecenderungannya semakin tergantung pada konsentrasi garam.
meningkat. Sedangkan semakin tinggi kadar garam

522
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

Tabel 5. Kadar Protein Terlarut Hidrolisat Protein Ikan ( dalam % )


Inkubasi ( hari )
Perlakuan 0 7 14 21 28
Garam 2,5% 0,66±0,06 2,05±0,26 2,64±0,03 1,77±0,18 1,84±0,05
Garam 5% 0,49±0,06 1,83±0,19 3,23±0,24 2,34±0,27 1,93±0,02
Garam 10% 0,45±0,12 2,89±0,04 3,71±0,11 1,99±0,50 1,33±0,06
Garam 20% 0,50±0,16 1,18±0,04 2,33±0,14 2,00±0,02 1,27±0,02
Keterangan : angka di atas merupakan angka rata-rata

Kadar Garam yang dihasilkan, yaitu semakin tinggi garam yang


Penambahan garam dalam proses pembuatan ditambahkan maka kadar garam hidrolisat protein
hidrolisat protein ikan selain berpengaruh terhadap ikan juga semakin meningkat selama inkubasi.
sifat kimiawi produk juga berpengaruh terhadap Semakin tinggi garam yang ditambahkan pada
citarasa hidrolisat protein ikan yang dihasilkan. Kadar proses pembuatan hidrolisat protein ikan akan
garam produk hidrolisat ikan dapat dilihat pada Tabel dimungkinkan secara sensoris mempengaruhi rasa
6. Dari Tabel 6.dapat diketahui bahwa penambahan asin pada produk yang dihasilkan. Hal tersebut
garam dalam proses pembuatan berpengaruh berarti garam yang ditambahkan telah terpenetrasi
terhadap kadar garam produk hidrolisat protein ikan ke dalam jaringan ikan.

Tabel 6. Kadar Garam Hidrolisat ikan ( dalam % )


Inkubasi ( hari )
Perlakuan 0 7 14 21 28
Garam 2,5% 7,44±0,49 7,29±0,00 2.02±0,00 1.96±0,08 2,59±0,08
Garam 5% 6,38±0,16 8,92±0,29 3,59±0,14 3,19±0,16 4,22±0,08
Garam 10% 7,56±0,08 9,84±0,16 6,47±0,21 6,59±0,17 7,60±0,14
Garam 20% 7,78±0,63 18,69±0,74 14,13±0,16 16,92±0,67 15,11±0,65
Keterangan : angka di atas merupakan angka rata-rata

Analisis Asam Amino dengan HPLC kromatog sampel dengan kromatog asam amino
Evaluasi secara kualitatif standar baik berdasarkan pola kromatognya maupun
Penentuan jenis asam amino dalam hidrolisat waktu retensinya. Adapun kromatog asam amino
protein ikan dilakukan dengan mengocokkan standar dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Kromatog asam amino standar dengan menggunakan kromatografi metode HPLC sistem reverse phase

Asam amino standar dari sigma Co kode AA-S- dan sistem HPLC fase sungsang atau terbalik
18 dalam labelnya tertulis mengandung 17 jenis (Revesed Phase) maka puncak-puncak yang keluar
asam amino dan ammonium klorida.setelah lebih dahulu adalah asam-asam amino yang memiliki
dilakukan analisis kromatografi dengan HPLC, asam- polaritas terbesar dengan berat molekul yang
asam amino yang muncul sebagai puncak-puncak terkecil. Dengan demikian dapat disimpulkan jenis-
kromatog hanya 15 jenis dengan menggunakan jenis asam amino standar yang muncul pada
kolom ChromSpher 5 C18 yang bersifat non polar kromatog yaitu asam aspartate, asam glutamate,

523
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

serin, histidin, glisin, treonin, arginin, alanin, tirosin, protein dalam hidrolisat dan asam-asam amino
metionin, valin, fenilalanin, isoleusin, leusin, dan lisin. bebas bukan penyusun protein. Kromatog dari asam
Kromatog dari asam-asam amino standar tersebut amino pada hidrolisat protein ikan dapat dilihat pada
digunakan sebagai standar untuk mengetahui jenis- Gambar 3 .
jenis asam-asam amino yang terbentuk pada sampel Dari Gambar 3 dapat disimpulkan jenis-jenis
baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. asam amino standar yang muncul pada kromatog
Secara kualitatif dapat dilihat bahwa asam amino produk hidrolisat protein ikan dalam asam amino dari
sistein dan prolin tidak muncul dalam kromatog. Hal protein pada hidrolisat protein ikan pada kadar garam
tersebut dikarenakan asam amino sistin dan prolin 2,5% muncul Sembilan macam asam amino yaitu
tidak dapat bereaksi sempurna dengan larutan O- asam aspartat, asam glutamat, histidin, arginin,
phtalaldehide ( OPA ) dalam sistem HPLC. Dalam alanin, metionin, valin, leusin, dan lisin. Pada kadar
analisis asam amino dengan metode HPLC tidak garam 5% juga muncul sembilan macam asam
ditemukannya asam amino triptofan, sistin, prolin, amino asam aspartat, asam glutamat, arginin, alanin,
dan hidroksiprolin disebabkan karena pemisahan valin, phenilalanin, isoleusin, leusin, dan lisin. Pada
asam amino dengan metode HPLC yang kadar garam 10% muncul empat belas macam asam
menggunakan derivatisasi OPA dilakukan dengan amino yaitu asam aspartat, asam glutamat, serin,
cara pre kolom sehingga asam amino sekunder tidak histidin, glisin, threonin, arginin, alanin, metionin,
terdeteksi. valin, isoleusin, leusin, dan lisin dan pada kadar
Analisis kandungan asam-asam amino pada garam 20% muncul lima belas macam asam amino
produk hidrolisat protein ikan meliputi asam amino yaitu asam aspartat, asam glutamat, serin, histidin,
dari protein pada hidrolisat protein ikan dan asam glisin, threonin, arginin, alanin, tyrosin, metionin,
amino bebas pada hidrolisat protein ikan. Asam valin, isoleusin, leusin, dan lisin. Jenis asam amino
amino dari protein pada hidrolisat ikan adalah asam- ini didapat berdasarkan asam amino standar.
asam amino bebas yang berasal dari pemecahan

Gambar 3. Kromatog asam amino dari Hidrolisat protein ikan dengan metode HPLC sisten reversed phase

Evaluasi Secara Kuantitatif protein ikan menunjukkan munculnya asam amino


Kandungan asam amino secar kuantitatif yang semakin banyak dari protein pada hidrolisat
diperoleh dengan memasukkan data yang didapat protein ikan. Hal tersebut berarti bahwa garam
dari pengukuran luas area masing-masing asam sangat berpengaruh terhadap degradasi protein yang
amino pada sampel hidrolisat protein ikan kedalam menyebabkan munculnya asam-asam amino bebas
persamaan kurva standar masing-masing jenis asam sebagai pemecahan protein selama proses
amino. Kandungan asam amino dari hidrolisat protein pembuatan hidrolisat protein ikan.Dari hasil tersebut
ikan dapat diihat pada Tabel 7. Dari Tabel 7 dapat diatas juga terlihat bahwa semakin tinggi kadar
dilihat secara kuantitatif bahwa semakin tinggi kadar garam yang ditambahkan dalam pembuatan
garam yang ditambahkan dalam pembuat hidrolisat

524
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

hidrolisat protein ikan menunjukkan munculnya asam amino yang semakin banyak.

Tabel 7. Kandungan Asam Amino dari Hidrolisat Protein Ikan


Kadar asam amino
Jenis asam amino mg/ g bahan mg/ g protein
2,5% 5% 10% 20% 2,5% 5% 10% 20%
Asam aspartat 0,73 0,72 0,71 0,57 11,74 13,98 11,55 14,37
Asam glutamat 3,53 4,70 3,22 3,26 56,79 90,19 52,76 82,93
Serin - - 0,13 0,46 - - 2,06 11,46
Histidin Trace - 1,29 0,001 Trace - 21,08 0,23
Glisin - - 0,03 Trace - - 0,55 Trace
Threonine - - 2,09 0,79 - - 34,31 19,83
Arginin 0,59 0,90 0,11 Trace 9,45 7,34 1,83 Trace
Alanin 0,16 0,54 0,42 0,25 2,51 10,26 6,84 6,40
Tirosin - - - Trace - - - Trace
Methionine Trace - 1,32 0,09 Trace - 21,69 2,46
Valin 0,88 0,08 0,13 Trace 13,79 1,47 2,04 Trace
Phenylalanine - Trace 0,59 Trace - Trace 9,59 Trace
Isoleusin - 0,54 0,77 0,06 - 10,41 12,67 1,40
Leusin 0,002 0,02 0,73 1,87 0,03 0,42 11,94 47,06
Lisin 3,93 1,49 5,47 5,38 6,33 28,62 89,65 135,63

Asam-asam amino yang muncul dalam produk protein ikan cenderung menigkat selam inkubasi
hidrolisat protein ikan sebagai hasil pemecahan tetapi dengan semakin tingginya garam yang
protein selama proses pembuatannya merupakan ditambahkan kecenderungannya akan menurunkan
asam amino esensial dan asam amino non esensial. kadar air, kadar protein, dan kadar protein terlarut,.
Beberapa asam amino yang jumlahnya dominan dan Sedangkan kadar abu dan kadar garam tetap
penting pada produk hidrolisat protein ikan ini antara cenderung meningkat dengan penambahan garam
lain asam amino arginin dan lisin sebagai asam yang dilakukan.
amino esensial, asam amino metionin sebagai asam Profil asam amino pada produk hidrolisat
amino non esensial dan asam amino pembatas, protein ikan secara kualitatif paling banyak muncul
asam amino histidin sebagai asam amino pada bayi pada kadar garam 20% meliputi asam amino
serta asam amino glutamat sebagai pembentuk cita aspartate, glutamat, serin, histidin, glisin, treonin,
rasa. Menurut Hadiwiyoto (1993), jenis dan jumlah arginin, alanin, tirosin, metionin, valin, phenilalanin,
asam-asam amino pada daging ikan rata-rata sama isoleusin, leusin, dan lisin. Sedangkan secara
dengan yang terdapat pada daging sapi, tetpi daging kuantitatif kandungan asam-asam amino yang paling
ikan mempunyai kelebihan kandungan argininnya banyak jumlahnya terjadi pada kadar garam 10%.
yaitu lebih banyak sedangkan daging sapi Asam amino yang dominan dalam hidrolisat protein
mempunyai kandungan lisin dan histidin lebih ikan adalah lisin ( 135,63 mg/ g protein ), arginin (
banyak. Hidrolisat protein ikan merupakan sumber 9,45 mg/g protein ), dan asam glutamat ( 90,19 mg/g
protein yang tinggi kualitasnya dengan kelebihan protein )
tersedianya semua jenis asam amino esensial dan
kecukupannya menyediakan asam amino lisin,
metionin, dan histidin yang ketiganya merupakan
DAFTAR PUSTAKA
asam amino pembatas pada kebanyakan bahan
nabati (Hadiwiyoto, 1997) De Man, Jhon M, 1999. Principles of Food Chemistry
3rd Ed. Aspen Publisher. Inc. Gaithersburg.
Maryland
KESIMPULAN
Fennema and Owen, R, 1976. Food Chemistry.
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan Marceldekker Inc. New York
dapat disimpulkan bahwa lama inkubasi dan kadar
Gesualdo, A.M and Li-Chan,E.Y.C, 1999. Functional
garam dalam proses pembuatan hidrolisat protein
ikan berpengaruh terhadap komponen proksimat dan properties of Fish Protein Hydrolysates from
profil asam aminonya. Hering (Clupea harrengus). J.of Food Science
Kadar air, kadar abu, kadar protein total, kadar 64 (6): 1000-1004
protein terlarut, dan kadar garam produk hidrolisat

525
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.6 No.3 Th. 2018

Hadiwiyoto, S, 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Sanceda, N.T, Kurata and N.Arakawa, 1990. Overall
Perikanan Jilid I. penerbit Liberty. Yogyakarta Quality and Sensory Acceptance of Lysine-
Fortified Fish Sauce. Journal Food Science 55 :
Hadiwiyoto, S, 1997. Hasil Perikanan: Manfaat dan 983-988
Keamanannya serta Implikasinya pada
Kesehatan : Tinjauan dari Sisi Teknologi Sudarmadji, S, Haryono, B dan Suhardi. 1989.
Pengolahan dan Lingkungan. Agritech 17 (3): Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan
28-43 Pertanian. Penerbit Liberty. Yogyakarta

Rahayu, D.R.U.S, 1997. Pengaruh Cara Pemasakan Sudarmadji, S, 1996. Teknik Analisa Biokimiawi.
terhadap Karakteristik Protein Ikan Nila Merah ( Penerbit Liberty. Yogyakarta
Oreochromis sp). Tesis S-2 prog Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan. Jurusan Ilmu-ilmu Zaitsev, V., Kizewettar, I., Lagulov, I.,Makarova, T.,
Pertanian. Prog Pasca sarjana UGM. Minder, L. And Podsevalov, V., 1969. Fish
Yogyakarta Curing and Processing, Mir Publisher, Moskow

526

You might also like